Askep Pneumonia+status Asmatikus
Askep Pneumonia+status Asmatikus
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN TN. IK DENGAN PNEUMONIA + STATUS ASMATIKUS
DI R. PARU LAKI, RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 4 7 FEBRUARI 2002
OLEH:
SUBHAN
NIM 010030170 B
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN TN. IK DENGAN PNEUMONIA + STATUS ASMATIKUS
DI RUANG PARU LAKI, RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 4 7 FEBRUARI 2002
08 FEBRUARI 2002
PEMBIMBING AKADEMIK,
PEMBIMBING
RUANGAN,
A.
KONSEP PENYAKIT
1.
STATUS ASMATIKUS
a.
Definisi
Status asmatikus adalah salah satu kedaruratan medis karena serangan asma
akut yang refraktori, keadaan ini tidak berespon terhadap terapi dengan adrenergik atau teofilin intravena.
b.
Etiologi
1)
Faktor genetik
2)
Faktor lingkungan
3)
Bahan alergen
4)
5)
Polusi udara
6)
Faktor makanan
alergen
2)
fisik
3)
bahan kimia
4)
infeksi
5)
faktor mekanik
6)
faktor psikis
c.
Manifestasi Klinis
1)
2)
3)
4)
d.
Patofisiologi
Asma
Pohon bronkial hiperaktif
Bronkospasme
Penyempitan jalan nafas
Peningkatan kerja pernafasan
Peningkatan kebutuhan O2
tampak
sebagai penguapan
ekshalasi
Takikardia
Takipnea
Plak mukosa
Gelisah
Atelektasis
Hipoksemia
e.
Penatalaksanaan
1)
2)
Terapi
farmakologi:
bronkodilator,
metilksantin,
amin
PNEUMONIA
a.
Definisi
Pneumonia adalah peradangan dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan
pengisisan rongga alveoli oleh eksudat.
b.
Tipe
Sindroma
tipikal
Etiologi
Faktor resiko
Farmakoterapi
Penyakit
sel,
Onset
mendadak
Obat terpilih:
pneumonia, tanpa
hipogamaglobulinemia
dingin,
menggigil,
Penisilin G procain, IM
penyulit.
sickle
Strekokus
, multiple myeloma.
demam
(39-40 C),
pleuritis,
aqueous
Strekokus
nyeri
pneumonia,denga
V.
Obat
penyulit
dada
cystalline
penisilin G, IV penisilin
efektif
lainnya:
(empyema
mungkin mengandung
eritromisin,
penyebaran
bercak
klindamisisn,
infeksi).
darahberkarat,
cephalosprin, penisilin
hidung
laintrimetropin
kemerahan,
retraksi
dan
sulfametoksazol.
interkostal,penggunaa
n
otot
aksesorius,
timbul sianosis.
Sindroma
atipikal
Haemophilus
Usia
tua,
COPD,
influenzae.
influenza terakhir.
Penisilin G, ampisil.
Obat
efektif
Stafilokokus
lainnya;kloramfenikol
aureus.
(cefamandole,
trimetroprim,
sulfametoksazol,
nafsilin).
Penyebab umum:
Anak-anak,
Mycoplasma
muda.
pneumonia,
dewasa
virus
patogen.
Obat
terpilih;eritromisisn.
kepala,
nyeri
Obat
tenggorokan,
batuk
tetrasiklin.
kering,
nyeri
efektif
lainnya:
dad
karena batuk.
Penyebab
tak
Seperti
di
atas
Obat
nyeri
eritromisin.
umum:
ditambah
Legionella
pneumophilia.
>40 C,
distres
pernafasan.
terpilih:
Obat
efektif
lainnya:rifampisin,
gentamisin.
pneumocystic
Transplantasi
Gagal
ginjal,
carinii.
ginjal,penyakit
hiponatremia,
otoimun,defisit
hipofosfatemia,
imunologi,debilitas.
kreatinin
Trimetroprim,
pentamidine.
fosfokinase/onset
bertahap
dengan
peningkatan
dispneu,
Aspirasi:
gram
basil
negatif,
Alkoholisme debilitas,
Anaerob
Terapi
perawatan
campuran:mulanya
tergantung
onset
penyebab infeksi.
(misal
klebsiela,
infeksi
nosokomial),
pseudomonas,
gangguan kesadaran.
perlahan,
serratia,
sputum
produksi/bau
enteribacter,
busuk,
escherichia
dada:jaringan
positif.
tergantung
foto
bagian
antibiotika
pada
Stafilokokus,
aspirasi
parunya.
asam
Infeksi
lambung.
gram
positif/negatif.
Gambaran
klinik
klasik,
distres
respirasi
mendadak,
dispneu
diikuti
tanda-tanda
infeksi
Hematoge
skunder.
Gejala pulmonal timbul
Obat
infeksi,
minimal
IV,ampisiln
makanan.
Terjadi
penyalahgunaan obat,
dibandingkan
bila
kuman
klindamisin
patogen menyebar
pyonefrosis, empyema
produktif
gentamisisn/tobramisin.
ke
kandung kemih.
melalui
paru-paru
aliran
endokarditis,
pada
jika
dan
emboli
darah;
merupakan
stafilokokus, E.coli,
tersering.
anaerob enterik.
gejala
nyeri
paru
keluhan
terpilih:
nafcilin
IV
gentamisisn/tobramisin,
IV,
c.
Patofisiologi
Asma
Pohon bronkial hiperaktif
Bronkospasme
Penyempitan jalan nafas
Resiko kekurangan
volume cairan
Peningkatan kerja pernafasan
Peningkatan kebutuhan O2
tampak
sebagai penguapan
ekshalasi
Bakteri/virus/zat alergen
Takikardia
Takipnea
Plak mukosa
Gelisah
Atelektasis
Hipoksemia
Kerusakan
pertukaran gas
Inhalasi butiran-butiran dahak halus (droplet)
Saluran darah dari sumber infeksi yangberada diluar paru (hematogen)
kebutuhan
tubuh
Perubahan
kenyamanan:
Nyeri dada pleuritik dan
demam
Intolerans aktifitas
d.
Penatalaksanaan
1)
2)
Tirah baring.
3)
Obat-obat
simptomatis
seperti:
parasetamol
(pada
5)
Pemilihan
obat-obat
anti
infeksi:
tergantung
kuman
penyebab.
B.
PENGKAJIAN
a.
2)
Perokok berat.
3)
4)
5)
Obat-obatan
imunosupresif
(kemoterapi,kortikosteroid),
mengisap.
6)
7)
8)
9)
10)
b.
2)
3)
4)
Rales.
5)
6)
Kelemahan danmalaise.
7)
8)
9)
mikoplasma.
c.
d.
Pemeriksaan diagnostik:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Bronkoskopi.
e.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
3.
RENCANA INTERVENSI
a.
Rasional
Pantau:status pernafasan @ 8
Me
ngidentifikasi
penyimpangan
analisa
diharapkan.
gas
darah,
foto
kemajuan
dari
atau
hasil
yang
Berikan
ekspektoran
sesuai
Eks
pektoran
membantu
mengencerkan
keefektifannya.
Me
hari.
Pe
nghisapan membersihkan jalan nafas.
Lkaukan
pasien
penghisapan
menderita
jika
kongesti
kesadaran.
Nik
otin dapat menyebabkan penyempitan.
merokok.
Po
paru
semi fowler.
lebih
penuh
dengan
cara
Berikan
sesuai
oksigen
tambahan
dnegna
anjuran,
Pe
mberian
oksigen
menyediakan
dengan
untuk
darah.
analisa
gas
dapat
tambhan
dikirim
lebih
ke
bnayak
sel,
oksigen
walaupun
namun
hal
tersebut
seringkali
Ikuit
prosedur
secara
pencegahan
umum
pencegahan
Me
ncegah penyebaran penyakit.
atau
khusus
penularan
melalui
pernafasan,
menangani
sekresi
tubuh/darah).
Pa
pleura
dan atelektasis.
(nyeri
pleuritik)
Naf
as
Doorng
paisen
untuk
dalam
alveolus
dapat
dan
mengembangkan
mencegah
atelektasis.
Spirometer insentif
jam
meningkatkan
nafa
sdalam
memungkinkan
ukuran
yang
seklai
dengan
menggunakan
insentif
spirometer
dan
catat
dapat membantu
dan
objektif
perkembangannya.
b.
Rasional
Men
gidentifikasi
penyimpangan
hari,
diharapkan.
hasil
pemeriksaan
kemajuan
dari
sasaran
atau
yang
kondisi
kulit
dan
Sel
dosis
pemeliharaan
dan
tindakan-tindakan
pencegahan.
cairan
akan
meningkat,
jika
demam
membaik;
digunakan
oleh
tubuh
untuk
mengeluarkan panas.
Berikan
caran
per
oral
Cair
sekurang-kurangnya tiap 2
an
dalam
menurunkan
bening
membnatu
mencairkan
mambantu
mennaggulangi
dan
mengandung
kalori.
membantu
distribusi
obat-obatan
serta
membantu
tubuh,
demam.
Cairan
mukus,
bening
kalori
kehilangan
BB.
kekurangan
menetap
atau
cairan
merupakan
bertambah
cairan
berat.
c.
Ini
yang
tanda-tanda
meningkat
kebuuthan
atau
mulai
timbulnya komplikasi.
Intolerans aktifitas b/d kerusakan pertukaran gas sekunder
terhadap pneumonia.
Batasan karakteristik: menyatakan sesak nafas dan lelah dengan aktifitas
minimal, diafoersis, takipnea dan takikardia pada katifitas minimal.
Hasil pasien: mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktifitas.
Kriteria evaluasi: pasien dapat melakukan AKS, dapat berjalan lenih jauh tanpa
mengalami nafas cepat, sesak nafas dan kelelahan.
Intervensi
Rasional
Monitor
frekuensi
nadi
dan
Me
nidentifikasi kemajuan atau penyimpangan
sesudah aktifitas.
Gej
dan
frekuensi
ala-gejala
nafas
adanya
tersebut
intoleransi
merupakan
aktifitas.
tanda
Komsumsi
dan
kelelahan,
katifitas
tingkatkan
secara
untuk
bertahap
meningkatkan
toleransi.
Me
nyimpan energi.
Bnatu
paisen
dalam
melaksanakan AKS
sesuai
istirahat
tanpa
Akti
fitas fisik meningkatkan kebuuthan oksigen
dan
Pertahankan
selama
sistem
tubnuh
terapi
oksigen
menyesuaikannya.
aktifitas,
lakukan
berlangsung
dalam
akan
berusaha
Keseluruhan
tempo
sistem
yang
lebih
tindakan
pencegahan
terhadap
komplikasi akibat
imobilisasi,
jika
paisen
dapat
memininmalkan
komplikasi
dari
imobilisasi.
Hal
d.
Rasional
SDP,
Me
ngidentifikasi
hasil
penyimpanagn
kultur sputum.
kemajuan
dari
atau
sasaran
yang
diharapkan.
untuk
mengatasi
An
algetik
membantu
mengontrol
nyeri
evaluasi
keefektifannya.
memerlukan
tidak
efektif
dalam
mnegontrol nyeri.
anlgetik
narkotik
utnuk
memerlukan
penyelidikan
Berikan
antibiotika
dnegan
anjuran
evaluasi
adanya komplikasi.
sesuai
dan
keefektifannya.
Ant
ibiotika
diperlukan
untuk
mengatasi
obatan
Untuk
yang
diberikan.
menghindari
efek
yang konsisiten.
atau kedua-duanya.
reaksi
yang
tidak
Ta
nda-tanda tersebut merupakan gejala
diinginkan
(kemerahan,gangguan
saluran
pencernaan,
menurunnya
fungsi
pendengaran, meningkatnya
kelelahan).
Berikan
tindakan
untuk
Tin
dakan
tersebut
akan
meningkatkan
Pelembab
membantu
relaksasi.
seperti
bagian
pasien,
mengelap
punggung
setelah
memberi
diaforesis,
minum
hangat,
yang
tenang
lingkungan
sedatif
ringan
dianjurkan
jika
serta
Ma
ndi dnegan air dingin dan selimut yang
tidak
Lakukan
tindakan-tindakan
terlalu
terjadinya
tebal
pelepasan
memungkinkan
panas
secara
tebal
suhu
(mempertahankan
selimut
cukup
untuk
di
hipotalamus.
Cairan
dapat
mencegah
kedinginan/menggigil),
beri
lebih banyak.
Hal
etrsebut
merupakan
tanda
berkembangnya komplikasi.
tetap
ada
atau
makin memburuk.
e.
Rasional
Pantau:
persentase
jumlah
Me
ngidentifikasi
kemajuan
penyimpanagn
diharapkan.
BB
tipa
pemeriksaan
hari,
hasil
protein
total,
dari
sasaran
atau
yang
jika
spuutm
busuk.
berbau
Bau
yang
Pertahankan
tidak
menyenangkan
dapat
kesegaran ruangan.
Ahli
yang
dapat
kebutuhan
memenuhi
nutrisi
selama
sakit panas.
kalori
dan
kebutuhan
nutrisi
sesuai
Dorong
pasien
mengkomsumsi
dan Bbnya.
untuk
makanan
Pen
ingkatan
suhu
metabolisme,
tubuh
masukan
meningkatkan
protein
yang
sedikit
tapi
sering
mudah
dikunyah
jika
antibodi.
yang
ada
Ma
kanan
porsi
sedikit
tapi
sering
DAFTAR PUSTAKA
1. Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Jilid I,
Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
2. Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan, The C.V Mosby Company St. Louis, USA.
3. Hudak & Gallo (1997), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik Volume I, Penerbit
Buku Kedoketran EGC, Jakarta.
4. Jan Tambayonmg (2000), Patofisiologi Unutk Keperawatan, Penerbit Buku
Kedoketran EGC, Jakarta.
5. Marylin E. Doenges (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3, Penerbit Buku
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN TN. IK. DENGAN PNEUMONIA + STATUS ASMATIKUS
DI RUANG PENYAKIT PARU LAKI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 4 7 FEBRUARI 2002
1. PENGKAJIAN
Pengakajian dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2002 pada pukul 10.00 WIB.
1. Identitas
Nama
: Tn. Ik.
Tgl MRS
: 31 1 - 2002
Umur
: 78 tahun
Register
Jenis kelamin
: Laki-laki
Diagnose
Pneumonia
Status
asmatikus
Suku Bangsa
: Jawa
Agama
: Islam
Pekerjaan
Pendidikan
: SMP
Alamat
Keluhan utama
: sesak nafas.
sebelumnya
Klien datang dengan keluhan sesak nafas hilang timbul sejak 2 bulan yll dan
sesak meningkat sejak 5 hari yll. Sesak dirasakan bila habis berjalan jauh. Riwayat
asma (+) sejak lk. 10 tahun yll. Keluhan istirahat tidur sulit, klien dapat tidur dengan
berbaring pada 2 bantal. Batuk (+), dahak (+) putih kental. Sebelum dirawat di Ruang
Paru Laki, klien dirawat di ruang interne karena gastritis yang diderita kambuh,
setelah dinyatakan sembuh dari gastritis, sesak klien bertambah parah dan mulai batubatuk berdahak sehingga klien dipindah rawat ke ruang Paru Laki.
Upaya yang telah dilakukan : Berobat ke klinik swasta tidak ada
perubahan.
Therapi/operasi yang pernah dilakukan
dinyatakan sembuh.
II Riwayat Keperawatan
2.1 Riwayat penyakit sebelumnya: Sesak sejak 10 tahun yll hilang timbul, HT
Keterangan:
= laki-laki
= meninggal
= perempuan
= klien Tn. Ik
rumah.
Menurut
keluarga,
lingkunagn
rumah
cukup bersih karena kebiasaan keluarga dan masyarakat sekitar membersihkan rumah dan
lingkunagn sekitar setiap minggu sekali.
2.5 Riwayat kesehatan lainnya
: taa
: ya
Kaca mata
:--
Pendengaran :taa
Lain-lain
:taa
2. Tanda vital
3. Body System
3.1 Pernafasan
Hidung
Trachea
: taa
Dada
- Bentuk
: simetris
- Gerakan
: hidung
Batuk
: ya, sering
Sputum
: Ya , putih kental
Cyanosis
: taa
Frekwensi nafas
: 24 x/mnt.
3.2 Kardiovaskuler
Nyeri dada
: taa
Pusing
Kram kaki
:--
Sakit kepala
: --
Palpitasi
: --
Clubing finger
:--
Suara jantung
: S1 S2 tunggal.
Edema
: taa
Kapilari refill
: 2 dtk.
Lainnya
: --
3.3 Persarafan
Kesadaran
: CM
GCS
: E4V5M6
: dbn
Mata
Sklera
: putih
Konjunctiva
: merah muda.
Pupil
: isokor
Leher
: DVJ (-).
Reflek fisiologis
: dbn
Reflek patologis
: taa
Pendengaran
: dbn
Penciuman
: dbn
Pengecapan
: dbn
Penglihatan
: dbn
Perabaan
: dbn
Lainnya
: --
keluarga.
Warna urine
: kuning pekat.
: taa.
Lainnya
: --
: bersih, gigi sdh tidak lengkap (klien pakai gigi palsu), mukosa bibir
lembab.
Tenggorokan
Abdomen
Rectum
: dbn
Bab
: --
Obat pencahar
: --
Lavement
: --
Lain-lain
: --
Extremitas
- Atas
- Bawah
- Tulang belakang:dbn
Kulit:
- Warna kulit
- Akral
- Turgor
: baik
: --
4.0 Psikososial
Konsep diri: -Citra diri:
-
Identitas:
-
Status klien dalam keluarga: ayah, seorang kakek, kepala rumah tangga
Peran:
-
Ideal diri/harapan:
-
= Tugas/pekerjaan:taa.
-
Harga diri:
-
Sosial/interaksi:
-
3.11 Spiritual:
-
Sumber kekuatan/harapan saat sakit: Allah SWT, tenaga dokter dan perawat serta
dukungan keluarga.
Ritual agama yg berarti/diharapkan saat ini: dapat melaksanakan sholat dengan baik
(selama dirawat klien sholat di TT).
Pemeriksaan penunjang:
1.
Tanggal 31 1- 2002
a.
Pemeriksaan DL:
Hb: 13,3 g/dl; leko: 21,7x 109 g/dl; trombo: 181x109g/dl; PCV: 0,39.
1)
b.
Pemeriksaan radiologi:
Terdapat gambaran infiltrat pada bagian lobus bawah paru kanan.
c.
Pemeriksaan AGD:
PH: 7,342; PCO2: 44,0 mmHg; PO2: 71,2 mmHg; HCO3: 23,3mmol/l; BE: - 2,4
mmol/l dengan O2 saturasi: 93,4%.
Kesimpulan:asidosis respiratorik dengan kompensasi.
2.
Tanggal 1 2 - 2002
a.
b.
Terapi:
Tanggal 4 Februari 2002:
Diet TKTP, O2 2lt/mnt, IFVD RL:D5% (1:1) + Aminopilin 1 amp 14 tts/mnt; Cefo. inj 3x1 gr;
ciprofloxacin 2x500 mg; nebulizer: bisolvon 20 tts + ventolin 1 amp tiap 8 jam.
Analisa Data:
S:
Data
Klien
mengeluh
nafas rterasa sesak,
Etiologi
Pneumonia
Patofisiologi
Proses peradangan pada
Masalah
Kerusakan
parenkhim paru
pertukaran gas
terutama
pada
malam
dan
bila
hari
klien
berubah posisi.
Terjadi pemadatan/konsolidasi
paru
TD:
110/70,
(+),
krekels
minimal,
mengii
Sesak nafas
pemeriksaan
radiologi:Terdapat
gambaran
infiltrat
asidosis
respiratorik
dengan
kompensasi
S:Klien
mengeluh
Ketidakseimbang
an suplay O2
dengan
kebutuhan
dnegan demand
berkurang
posisi
dalam
setengah
duduk,
klein
mengatakan
sulit
Defisit
pemenuhan ADL
tubuh.
Usaha peningkatan nafas
berjalan sendiri ke
kamar mandi.
O: TD: 110/70; RR:24;
Metabolisme menurun
tampak lemah.
Kelemahan fisik
klien
berubah
Ketidakseimbang
Resiko gangguan
an suplay O2
parenkhim paru
perfusi jaringan
dengan demand.
Meluas hingga satu lobus
lemah.
O: TD: 110/70; RR: 24;
N: 80, nafas klien
tampak
tersengal-
sengal,
keadaan
umum
tampak
lemah,
ronchi
(+),
Terjadi pemadatan/konsolidasi
paru
Penurunan pengembangan paru
Suplay O2 menurun, demand O2
meningkat
g/dl,
Pemeriksaan
radiologi:Terdapat
Sesak nafas
gambaran
infiltrat
O2 jaringan menurun
asidosis
respiratorik
dengan
kompensasi
Kerusakan
pertukaran
gas
b/d
pneumonia.
Data penunjang:
S: Klien mengeluh nafas rterasa sesak, badan lemah, sesak dirasa terutama pada malam
hari dan bila klien berubah posisi.
O: S: 36,8; N: 80; RR: 24; TD: 110/70, nafas klien tampak tersengal-sengal, batuk, sputum
(+) putih kental, ronchi kasar (+), krekels minimal, mengii (+).leko: 21,7x 10 9 g/dl,
pemeriksaan radiologi:Terdapat gambaran infiltrat pada bagian lobus bawah paru
kanan, AGD: asidosis respiratorik dengan kompensasi
Tujuan jangka pendek: klien dapat mengontrol sesak dan memilih alternatif mengurangi
sesak.
Tujuan jangka penjang: Setelah diberikan askep selama 3 hari, sesak berkurang.
Kriterai hasil: Klien mengatakan sesak berkurang, klien tidak tersengal-sengal, N: 60-80
x/mnt; RR: 16-20 x/mnt; batuk berkurang, sputum berkurang, pemeriksaan AGD
membaik ke normal, suara-suara nafa stambahan (ronchi, krekels, mengi) berkurang.
Rencana intervensi:
a. Pantau:status pernafasan @ 8 jam, tanda vital@4 jam, hasil analisa gas darah, foto
rontgen, pemeriksaan fungsi paru-paru.
b. Berikan ekspektoran sesuai dnegan anjuran dan evaluasi keefektifannya.
c.
Doorng pasien untuk minum minimal 2-3 liter cairan per hari.
d. Lkaukan penghisapan jika pasien menderita kongesti paru tetapi refleks batuk tidak
baik atau terjadi penurunan kesadaran.
e. Doorng pasien untuk berhenti merokok.
f.
Pertahankan kontrol nyeri yang adekuat, jika pasien secara verbal menyatakan sakit
pada pleura (nyeri pleuritik) khususnya sebelum latihan tarik nafas dalam.
j. Doorng paisen untuk melakukan nafas dalam tiap 2 jam seklai dengan menggunakan
spirometer
2.
3.
Defisit
pemenuhan
ADL
b/d
Implementasi keperawatan:
Dilaksanakan mulai tgl 4 s/d 7 Februari 2002.
Tgl/jam
4-2-2002
08.00
No Dx.
Implementasi
Memperkenalkan
08.30
08.45
Evaluasi
diri
pada
TD: 110/70; S: 36,8; N: 80; RR:
09.00
putih kental.
10.00
Ventolin
10.10
bisolvon 20 tts.
11.00
sekret
amp
dan
(+)
banyak,
mengerti
dan
berjajnji
untuk
Mengobservais klien.
Meningkatkan
intake
12.30
Menghabiskan
asupan
yang
makanan
diberikan
dari
dapur.
-
Perlunya
membatasi
pengunjung.
Merapikan
tt
dan
dan bersih.
08.30
lingkungan apsien.
08.45
36,4.
09.00
(-).
09.15
x/mnt.
09.30
Memberi
12.30
13.30
14.00
obat
inhalasi:
amp.
masuk.
Cipro sudah masuk.
Mengobservasi klien.
6-2-2002
14.30
15.00
Mengobservasi klien.
(-).
15.30
84.
16.00
Memberi
16,30
obat
inhalasi:
amp.
17.00
18.00
19.00
Kleuarga maklum.
Menjelaskan
lingkungan
pentingnya
yang
tenang
bagi klien.
19.30
Pengunjung maklum.
Klien rapi.
Infus netes lancar 14 tts/mnt.
+ 1 amp Aminopilin 14
tts/mnt.
Menanaykan
08.00
keadaan
istirahat
tidur
klien
semalam.
08.15
bersih.
08.30
Klien
mau
mnegikuti
petunjuk
mencoba
melatih
petugas.
09.00
dan
gerakkan
menggerak-
kaki
sesering
mungkin.
09.15
10.00
11.00
12.00
Klien
aktif
Memberi
obat
inhalasi:
minimal,
menggi
(+),
krekels
minimal,
sputum
(++)
Membantu
klien
merubah
posisi.
Mengobservais klien.
Evaluasi keperawatan:
Diagnosa keperawatan
Tanggal 7-2-2002, pk. 11.00 WIB.
Evaluasi
S: Klien mengatakan sesak berkurang, nafas sudah
1.
Kerusakan
pertukaran
gas
b/d
pneumonia.
Data penunjang:
badan
lemah,
tampak
tenag,
duduk
di
tepi
tt
sambil
sesak
hari dan
bila
klien
berubah
posisi.
A: masalah teratasi.
nafas
klien
tampak
g/dl,
pemeriksaan
radiologi:Terdapat
gambaran
infiltrat
pada
bagian
lobus
bawah
paru
kanan,
AGD:
asidosis
Tanggal 7-2-2002, pk. 11.30 WIB.
2.
Data penunjang:
1 buah pisang.
dirasa
bila
klien
keadaan
lemah,
umum
ronchi
(+),
109
21,7x
g/dl,
Pemeriksaan
radiologi:Terdapat
gambaran
infiltrat
pada
bagian
lobus
bawah
paru
kanan,
AGD:
3.
Defisit
pemenuhan
ADL
b/d
ketidakseimbangan suplay O2
berkurang.
O: TD: 110/70; RR; 20; N: 84; klien dapat ma/mi
dengan demand.
Data penunjang:
S:Klien
mengeluh
sesak
bila
pucat (-).
A: Masalh teratasi
berkurang
dalam
posisi
setengah
duduk,
klein
mengatakan
sulit
berjalan
pulang.