Anda di halaman 1dari 10

PENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY WORO DAN PENGARUHNYA

TERHADAP KEBIJAKAN GEOSTRATEGI

Disusun Oleh :

Afdillah Septian Djati

(21030115130148)

Bintang Perjuangan B

(21030115120019)

Daniel Ageng Satrio

(21030115140196)

Dhyeta Ulzana Zizi R

(21030115130203)

Galih Sukma Sejati

(21030115120096)

Ita Pratiwi

(21030115120082)

Virgitha Rizqia Ayu H (21030115140207)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT karena atas Rahmat
dan RidhoNya kami dapat menyelesikan paper ini dengan judul Pengolahan Limbah Laundry
Woro dan Pengaruhnya terhadap Kebijakan Geostrategi.
Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam paper ini membahas tentang permasalahan pengolahan limbah laundry,kebijakan yang
berlaku,pihak yang terkait,pengertian geostrategi dan hubungan relevansi masalah dengan
geostrategi.
Akhirnya kami sampaikan terimakasih atas perhatiannya terhadap paper ini, dan kami selaku
penulis berharap semoga paper ini bermanfaat bagi pembaca. Tak ada gading yang tak retak,
begitulah adanya paper ini.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan
dari para pembaca guna peningkatan pembuatan paper pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Semarang, 8 Mei 2016

Penyusun

BAB I
DESKRIPSI KASUS

Daerah kampus selalu menjadi tempat yang tepat dan strategis untuk berbagai peluang
bisnis. Banyaknya kebutuhan mahasiswa seperti sandang pangan adalah hal yang tidak bisa
dipisahkan, diiringi dengan sibuknya aktivitas membuat mahasiswa memerlukan barang dan jasa
tanpa perlu menghabiskan waktu. Mulai dari rumah makan cepat saji, jasa penyewaan,
minimarket, ojek, dan sebagainya, semuanya dapat ditemukan di daerah padat mahasiswa. Tidak
terkecuali dengan jasa laundry. Mahasiswa seringkali tidak memiliki waktu untuk mencuci atau
menyetrika pakaian mereka, sehingga untuk mencuci atau menyetrika pakaiannya mahasiswa
sering menyewa jasa laundry.
Tingginya jumlah mahasiswa di Universitas Diponegoro membuat banyak peluangpeluang bisnis yang dapat menarik minat para pengusaha tidak terkecuali usaha laundry yang
juga marak di kawasan Universitas Diponegoro, banyaknya jumlah laundry di Universitas
Diponegoro sendiri hadir dari kebutuhan mahasiswa yang membludak terkait kebutuhan akan
kebersihan pakaian di tengah sibuknya jadwal. Semakin ramai suatu jasa tentu akan
menimbulkan dampak tersendiri. Jika dalam jasa ojek misalnya, jika terlalu banyak supir ojek
akan menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Namun berbeda dengan laundry, laundry selalu
identik dengan kata mencuci, sehingga ada limbah yang diproduksi setelah mencuci, sehingga
seringkali ditemukan limbah dengan kapasitas yang sangat banyak dan melampaui batas
maksimal. Dari limbah laundry ini, kami ingin menyelidiki apakah limbah yang dibuang di salah
satu laundry di kawasan Tembalang telah memenuhi aturan pemerintah untuk mewujudkan dan
sesuai dengan keadaan lingkungan (geostrategic).
Laundry yang kami pilih adalah Laundry Woro yang bertepat di Jalan Timoho Timur 1 no
6 Tembalang. Kami mulai menyelidiki dari 23 maret 2016 hingga 2 mei 2016 dan pada akhirnya
menemukan kesimpulan yang akan dibahas di bab selanjutnya.
Dalam studi kasus ini kami memilih jasa laundry karena keterkaitannya dengan bidang
tenik kimia. Sebagai sarjana teknik kimia nantinya kami diharapkan dapat memajukan negara.
Tidak mesti muluk-muluk dengan maju sebagai politisi atau sebagainya, cukup dengan menaati
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, yang dalam hal ini adalah peraturan tentang
pengolahan limbah.

BAB II
IDENTIFIKASI FAKTOR

Tempat laundry yang dijadikan target studi adalah sekitar kawasan Tembalang karena
sasaran target adalah kawasan perkampusan dan lokasinya tidak terlalu jauh dengan kampus
Universitas Diponegoro. Setelah itu, kawasan dipersempit dengan hanya memilih laundry yang
berada dekat dengan pemukiman. Hal ini disebabkan untuk memperoleh info terkait limbah
secara maksimal. Selain itu, laundry juga harus mempunyai aliran air yang jelas agar mengetahui
pengolahan limbahnya seperti apa.
Metode dalam memperoleh data yang digunakan adalah wawancara ke pemilik laundry
dan melakukan kerja lapangan untuk melihat dampak yang dihasilkan oleh limbah laundry
tersebut. Adapun pertanyaan yang ditanyakan terkait kapan usaha dibangun, berapa besar
kebutuhan bahan kimia, dan besar keuntungan juga termasuk dalam metode memperoleh data
primer. Sedangkan dalam memperoleh data sekunder kami mencari dan menganalisa kebijakankebijakan pemerintah dari UU terkait masalah usaha dagang dan pengolahan limbah.

BAB III
FAKTA DAN DATA EMPIRIS
Dari hasil wawancara dengan pemilik laundry, didapati beberapa fakta dan data terkait usaha dan
pengolahan limbah dari pemilik laundry. Pemilik menuturkan bahwa modal awal dalam membuka
usahanya adalah mesin cuci, hanger, setrika, plastik, timbangan, detergen, dan pewangi. Selain itu
alasannya memilih usaha laundry ketimbang usaha lain adalah produknya yang tidak harus habis seperti
usaha kuliner dan dari sisi peluang bisnis cukup tinggi. Dekatnya dngan tempat tinggal mahasiswa dan
warga sekitar juga menjadi salah satu pemilik membuka usahanya.
Keterangan

Jumlah

Modal awal

Rp 7.000.000

Penggunaan listrik

Rp 100.000 hingga Rp 150.000

Jumlah pakaian laundry


Harga pewangi
Harga detergen

Lebih 25 Kg per hari


Rp 25.000 per 1,5 liter
Rp 65.000

Berikut adalah modal-modal yang disampaikan oleh pemilik laundry. Adapun izin usaha yang
dilakukan oleh pemilik laundry adalah dengan izin ke pihak RT dan RW dan sedangkan untuk izin resmi
dari pemerintah tidak ada data ini kami dapatkan dari hasil wawancara ke pemilik laundry tersebut.
Pemilik usaha hanya cukup memberi uang kas seikhlasnya kepada RT setempat. Untuk air yang
digunakan, pemilik memilih air PAM untuk mencuci pakaian, sedangkan sistem pembuangan limbah
dilakukan secara langsung (idak mengalami proses pengolahan limbah) menuju gorong-gorong yang
akhirnya bermuara ke aliran sungai di daerah sigar bencah.

BAB IV
ANALISIS TERHADAP FAKTA DAN DATA

Woro Laundry merupakan sebuah usaha yang berdiri sejak dua tahun lalu didaerah
Timoho Timur 1 no 6, kecamatan Tembalang, Kabupaten Semarang. Keberadaan usaha ini,
secara umum memang tidak terlalu berpengaruh dalam kehidupan masyarakat sekitar
dikarenakan laundry di daerah Timoho juga ada yang lain selain woro laundry. Namun, apabila
dilihat dari aspek lingkungan, tentu sangat berpengaruh bagi ekosistem yang ada terlebih lagi
limbah yang dihasilkan sangat banyak jumlahnya karena terdapat tempat laundry lain di Timoho.
Menurut data yang ada, woro laundry membuka usaha dilatar belakangi oleh faktor
finansial, tempat yang strategis karena dibangun didekat kawasan perkuliahan, dan
kemudahannya dibandingkan usaha lain. Namun, kemudahan ini tidak seiring dengan
pertimbangan lain. Usaha ini tidak memiliki surat ijin pendirian seperti yang seharusnya.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 107 Tahun 2015 Tentang Izin Usaha
Industri pasal 2 menjelaskan bahwa Izin Usaha Industri yang selanjutnya disingkat dengan IUI
adalah izin yang diberikan setiap orang untuk melakukan kegiatan usaha industri. Dan pasal 8
yang menjelaskan bahwa IUI berlaku selama perusahaan industri yang bersangkutan melakukan
kegiatan usaha industri sebagai mana yang dimaksud dalam pasal 2 (ayat 1) sesuai dengan IUI
yang dimiliki.
Selain itu, diketahui usaha woro laundry menggunakan detergen dan bahan bahan
pewangi yang aliran pembuangan langsung pada selokan, dan setelah ditelusuri, arah aliran
sungai tersebut menuju pada sungai tembalang yang bermuara di kawasan Segar Bencah.
Limbah detergen dan bahan bahan pewangi menjadi permasalahan utama dalam kasus ini.
Diketahui jenis detergen dan pewangi yang digunakan dalam usaha ini yaitu bermerek momo
dan air yang digunakan yaitu air PAM. Detergen merupakan suatu bahan yang terbuat dari
campuran senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa anorganik mengandung logamlogam yang mencemari lingkungan. Dan pada usaha ini, tidak ada pengolahan limbah terlebih
dahulu sebelum dibuang ke sungai. Hal ini dapat melanggar Peraturan Mentri Lingkungan Hidup
Repulik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
Jika ditinjau dari pendapatan kotor rata-rata dalam satu bulan yang hanya berkisar antara
900 ribu, dengan modal awal sebesar 7 juta untuk pembelian peralatan utama (belum termasuk
hanger,setrika,timbangan,dll) belum lagi dengan biaya listrik dan biaya pembeliaan bahan-bahan
laundry yang mencangkup pembelian detergen seharga 65 ribu setiap lima liter, sedangkan harga
parfum 25 ribu setiap 1,5 liter. Tentu saja tidak tersedianya modal untuk pembangunan bak
pengolahan limbah dikarenakan biaya pembuatannya yang tergolong tinggi dan faktor tempat
yang sudah penuh dan hampir.

BAB V
RELEVANSI TEMA DENGAN KASUS

1. Pengertian Geostrategi
Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi,dan strategi diartikan sebagai
usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik SDM maupun
SDA untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan . Dalam kaitannya dengan
kehidupan suatu negara, geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan
tentang bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputuusan yang terukur dan
terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik,lebih aman dan bermartabat.
Bagi bangsa Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan
cita-cita proklamasi,sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,melalui proses
pembangunan nasional. Oleh karena itu geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau
metode dalam memanfaatkan segenap konstelasi geografi negara Indonesia dalam
menentukan kebijakan,arahan serta sarana-sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa
dengan berdasar asas kemanusiaan dan keadilan sosial.
2. Hubungan Geostrategi dengan Pemecahan Kasus
Dalam rangka pengelolaan sumber daya nasional untuk kepentingan
pembangunan nasional, Pemerintah Indonesia melibatkan departemen/instansi
perdagangan wajib memiliki progam untuk menjaga dan menciptakan kondisi yang baik
dalam sistem perdagangan sebagai penunjang sistem perekonomian nasional. Salah satu
progam dari departemen perdagangan yaitu adanya peraturan ijin pendirian usaha dagang
milik sendiri yang bertujuan untuk mengatur dan mendata bentuk usaha yang berdiri serta
menjaga
kesetabilan
perputaran
uang
sebagai
fungsi
perekonomian.
Namun,kenyataannya masih banyak bentuk usaha yang berdiri tanpa memiliki ijin resmi
dari pihak berwajib. Salah satunya,kasus berdirinya usaha Woro Laundry.
Usaha woro laundry yang berada di Jalan Timoho, kecamatan
Tembalang,Kabupaten Semarang bergerak di bidang jasa pencucian,dari hasil
penyelidikan diketahui usaha ini menggunakan bahan detergen yang memiliki kadar
logam yang tidak dapat diuraikan secara organik. Akibatnya limbah yang dihasilkan
memiliki kandungan logam tinggi dibandingkan kadar logam normal pada sungai, apalagi
diketahui jika limbah buangan usaha ini langsung dibuang ke selokan didekatnya tanpa
ada pengolahan terlebih dahulu. Hal ini menjadi bukti bahwa pendirian usaha woro
laundry tidak diawasi oleh pemerintah khususnya departemen/instansi terkait, karena
peraturan ijin pendirian usaha telah mengatur bagaimana usaha berdiri dan berjalan
sesuai dan tidak merugikan masyarakat sekitar serta pencemaran lingkungan. Usaha woro
laundry terbukti telah mencemari lingkungan sekitar dengan pembuangan limbah ke
lingkungan tampa pengolahan lebih lanjut dan merusak kualitas air sungai sehingga
masyarakat sekitar tidak dapat menggunakannya sebagai penunujang kehidupan seperti
mandi dan mencuci.

3. Dampak Kasus yang Terjadi terhadap Geostrategi


Pada permasalahan kasus usaha Woro Laundry banyak ditemukan
penyelewengan yang tidak sesuai dengan peraturan yang di buat pemerintah. Hal ini
menyebabkan fungsi dan tujuan adanya geostrategi Indonesia bergerak dengan tidak
maksimal. Berdasarkan analisis data dari usaha woro laundry diketahui melanggar
peraturan pemerintah yaitu Peraturan Mentri Lingkungan Hidup Repulik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah pasal 1 ayat 32 dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia no 107 Tahun 2015 Tentang Izin Usaha Industri. Namun
permasalahan ini juga dikarenakan kurangnya pemantauan dan pembinaan dari
pemerintah khususnya instansi yang terkait. Dalam hal ini instansi yang terkait meliputi
bupati atau walikota dan gubernur yang mendapat kewenangan dari pemerintah pusat
untuk mengatur usaha/industri yang berdiri di daerah kabupaten atau kota. Hal ini tertera
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 107 Tahun 2015 Tentang Izin Usaha
Industri pasal 12, 13 dan 14. Selain itu, Mentri Lingkungan Hidup juga bertanggung
jawab atas permasalahan limbah yang dihasilkan karena tidak dilakukannya pengecekan
kadar limbah dilingkungan sekitar tempat usaha/ industry khususnya usaha woro laundry.
Peran pemerintah dalam pemecahan kasus yang terjadi dalam usaha woro laundry
sangat erat hubungannya. Pemerintah sebagai pihak yang mengeluarkan kebijakan
seharusnya melakukan pemeriksaan,pembinaan dan pemantauan kepada pihak yang
mendirikan usaha/industry seperti usaha woro laundry. Dengan pihak pemerintah
menjalankan tugasnya dengan baik maka tidak akan ada kasus seperti woro laundry. Oleh
karena itu pemerintah sebagai pengatur atau pengendali geostrategi diharapkan dapat
menjalankan tugas dan fungsinya secara maksimal.

BAB VI
SOLUSI

Dari kasus yang terjadi terhadap usaha woro laundry kami dapat memberil solusi dari
permasalahan tersebut yaitu :
1) Pemerintah sebagai pembuat dan pengatur kebijakan harus lebih melakukan
pemantauan dan pembinaan atas pembangunan usaha-usaha di permukiman warga
sebagai salah satu pelaksanaan tata aturan negara. Hal ini dilakukan agar tidak ada
penyelewengan aturan atau kebijakan yang dikeluarkan pemerintah seperti usaha
woro laundry dimana pemerintah selalu melakukan pemeriksaan dan pendataan
rutin terhadap usaha yang berdiri. Selain itu diperlukan adanya pendanaan dari
pemerintah untuk usaha kecil dan menengah,salahsatu contoh usaha woro laundry
sehingga dapat membangun tempat pengolahan limbah dari usaha yang
dijalankannya.
2) Pemilik usaha diharapkan dapat menyadari pentingnya mengikuti kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah. Sebagai warga negara yang cinta tanah air,wajib
hukumnya untuk menaati segala peraturan yang telah dibuat dan disahkan oleh
instansi terkait, dan siap menerima konsekensi sesuai pelanggaran yang
dilakukan. Karena pada dasarnya peraturan dibuat untuk membuat keseragaman
dan kenyamanan bersama.

REFERENSI

Peraturan Mentri Lingkungan Hidup Repulik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku

Mutu Air Limbah


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 107 Tahun 2015 Tentang Izin Usaha Industri
Haris.2011.Pengertian Geostrategi Indonesia.
https://www.academia.edu/5155696/geostrategi_indonesia

Anda mungkin juga menyukai