1. HARI 1
1.1. MACAN TUTUL
LOKASI : Kawasan Asia
HEWAN : Macan tutul dengan nama latin . Penyebarannya di
daerah Jawa dan
Afrika.
MORFOLOGI
Macan tutul memiliki pola spotted tabby dengan corak tabby
yang berwarna hitam dan coklat. Secara umum morfologi macam
tutul hampir sama dengan macan atau harimau. Beda macam tutul
dengan harimau selain pola rambutnya adalah dapat dilihat dari
bentuk kepala. Kepala dan tubuh macan tutul lebih kecil di
bandingkan harimau. Untuk membedakan macan tutul jantan dan
betina dapat dilihat dari bentuk kepalanya. Kepala dan besar tubuh
macan tutul jantan lebih besar dibandingkan betina. Kumis jantan
lebih panjang dibandingkan betina.
BEHAVIOR
Di pagi hari sekitar pukul 6 pagi macan tutul suka berjemur
sampai siang hari. Dan aktif kembali pukul 3 sore dan akan menjadi
sangat aktif saat merasa lapar, suka menjilati tubuhnya (grooming),
dapat melompat dan memanjat. Macan tutul merupakan hewan
yang cerdik, dapat dilihat ketika mendapatkan makanan, macan
tutul akan memanjat pohon dan makan diatas pohon, hal tersebut
bertujuan untuk menghindari predator atau macan tutul yang lain.
Macan tutul suka berkelahi dengan macan yang lain. Dan yang kuat
akan menjadi penguasa atau pemimpin dalam kelompok macan
tutul.. Saat birahi betina menjadi gelisah, berjalan mondar-mandir,
ekor naik, mengaung, mengulung-gulungkan badan, menggarukan
badannya ke tembok. Ketika kawin, betina dan jantan tidak risih
ketika ada orang yang melihatnya. Betina bunting sekitar 90 sampai
120 hari, dan melahirkan anak 1 atau 2 ekor setiap tahunnya.
PAKAN
Pakan macam tutul adalah daging ayam dengan prosentase 1
ekor dengan berat antara 1 sampai 1 setengah kg atau daging
kambing dengan prosentase 1 sampai 1 setengah kg yang diberikan
1kali dalam sehari pada saat sore hari. Pemberian pakan tidak boleh
banyak-banyak karena dapat menyebabkan obesitas. Pemberian
1 lekukan sama dengan 1 tahun umur rusa dan. Umur rusa yang
baru tumbuh tanduknya adalah sekitar 6-7bulan.
BEHAVIOR
Rusa hidup berkelompok dan sering berkelahi. Mempunyai
pemimpin dalam kelompok. Pemimpin harus mengawini semua
betina dalam kelompok dan bagi jantan yang ingin mengawini
betina, biasanya akan berkelahi dengan pemimpin rusa tersebut.
Jantan birahi akan mendekati betina. Betina birahi menjadi diam.
Ketika betina akan melahirkan, mereka akan menyendiri dan
puttingnya menjadi turun. Untuk tanda-tanda waspada, rusa
biasnya mengepalkan kakinya pada tanah. Kulit dan bulu rusa
berfungsi sebagai pengatur atau penyeimbangan suhu tubuh
terhadap suhu lingkungan. Bayi rusa biasanya bersembunyi di
semak-semak, karena merasa takut karena belum beradaptasi.
PAKAN
CARA PERAWATAN
Rusa tidak memiliki kandang tetap. Perawatan dilakukan dengan
pemantauan setiap hari. Pemberian obat cacing diberikan 2-3 bulan
sekali. Pembersihan dilakukan dijalan utama kendaraan lewat.
PERKANDANGAN
Rusa tidak mempunyai kandang tetap. Mereka hidup bebas. Dan
jika hujan, rusa akan berteduh di daerah yang ada penutupnya.
PENYAKIT
Penyakit yang sering menyerang adalah diare dan cacingan. Dan
juga luka yang disebabkan karena perkelahian antar rusa.
1.3. KOMODO
LOKASI : Kawasan Asia
HEWAN : Komodo dengan daerah penyebaran di pulau Komodo.
MORFOLOGI
Mempunyai tubuh yang besar. Ukuran jantan lebih besar
dibandingkan betina. Lidah yang menjulur. Kulit mengelupas setiap
tahunnya. Menyukai daerah panas berpasir.
BEHAVIOR
Komodo sering berjemur dan juga dapat berenang, memanjat.
Air liurnya banyak mengandung bakteri. Komodo bunting 1 kali
MORFOLOGI
Bentuk tubuh mirip dengan banteng atau sapi, memiliki tanduk
yang melintir, rambut pada bagian depan muka dan punggung,
memiliki gelambir pada leher, rambut yang panjang dari leher
sampai kaki depan. Pada bagaian belakang kaki depan, ada bagian
kulit yang bulunya berwarna hitam. Ujung ekor berwarna hitam.
Memiliki 4 putting susu.
BEHAVIOR
Merupakan hewan liar yang berkelompok, tidak memiliki
kandang sehingga hidupnya bebas, suka menjilati tanah. Ketika
akan kawin betina akan memilih dahulu pejantannya, jika tidak
cocok, maka betina tidak mau dikawini. Betina bunting selama 8
bulan, dan melahirkan 1 ekor anak. Jantan birahi , maka mereka
akan mengikuti betina dari belakang. Betina birahi ditandai dengan
vulva bengkak, merah dan hangat jika dipegang. Dalam keadaan
tidak aman, Elland akan mengembang kempiskan hidungnya.
Betina ingin kawin dengan member tanda kepada jantan, dengan
kencing agar jantan dapat mencium bau kencing dari betina.
Maksimal umurnya 25 tahun, paling tua umurnya 15 tahun.
PAKAN
Makanan
utamanya
adalah
tambahannya adalah pisang.
rumput
gajah,
makanan
CARA PERAWATAN
Karena Elland adalah hewan liar, maka perawatan dilakukan
dengan pemantaun dilapangan. Pemberian obat cacing setiap 2
atau 3 bulan sekali, pemerikasaan feses dilakukan setiap 1 bulan
sekali. Obat yang sering digunakan yaitu Interdoxin, arcomox,
pretnizon, senson, danocrom sebagai anelgesik. Armovit sebagai
multivitamin diberikan setiap seminggu sekali, matovit diberikan
pada hewan yang katarak matanya diberikan 2 tablet dalam sehari.
Drontal digunakan untuk obat cacingan. Interdoxin diberikan pada
Elland yang penisnya myasis. Matovit diberikan pada Elland yang
katarak.
PERKANDANGAN
Tidak ada kandang tertutup, kandang terbuka atau kandang
pamer hanya ada tempat pakan dengan atap, dan kolam kecil
sebagai tempat minum.
PENYAKIT
Karena tanduknya yang runcing, tubuh Elland sering terluka
karena tanduk Elland lain, luka tersebut akan memicu timbulnya
Myasis. Penyakit yang lain yang sering menyerang adalah cacingan,
bentol-bentol yang bisa disebabkan karena gigitan nyamuk.
4. HARI 4
4.1. HIPPO
LOKASI : Kawasan Afrika
HEWAN : Kuda Nil Hipopotamus amphibious
MORFOLOGI
Hewan berbadan besar, berkulit tebal, kepala dan telinga besar
dengan bulu, telinga kecil, kelopak mata besar, kaki dan ekor
pendek, bentuk badannya lebih besar betina, gigi taring jantan lebih
panjang dari betina.
BEHAVIOR
Betina defekasi di air, jantan di sembarang tempat.
PAKAN
CARA PERAWATAN
PERKANDANGAN
PENYAKIT
4.2. ONTA ATAS
LOKASI
HEWAN
MORFOLOGI
BEHAVIOR
PAKAN
CARA PERAWATAN
PERKANDANGAN
PENYAKIT
4.3. LECHWEE
LOKASI
HEWAN
MORFOLOGI
BEHAVIOR
PAKAN
CARA PERAWATAN
PERKANDANGAN
PENYAKIT
4.4.
MARABOO
LOKASI
HEWAN
MORFOLOGI
BEHAVIOR
PAKAN
CARA PERAWATAN
PERKANDANGAN
PENYAKIT
5. HARI 5
5.1. JERAPAH
LOKASI
HEWAN
MORFOLOGI
BEHAVIOR
PAKAN
CARA PERAWATAN
PERKANDANGAN
PENYAKIT
5.2. OSTRICH
LOKASI
HEWAN
MORFOLOGI
BEHAVIOR
PAKAN
CARA PERAWATAN
PERKANDANGAN
PENYAKIT
5.3. ORYX
LOKASI
HEWAN
MORFOLOGI
BEHAVIOR
PAKAN
CARA PERAWATAN
PERKANDANGAN
PENYAKIT
5.4. WATTUSI
LOKASI
HEWAN
MORFOLOGI
BEHAVIOR
PAKAN
CARA PERAWATAN
PERKANDANGAN
PENYAKIT
5.5. SABLE ANTELPO
LOKASI
HEWAN
MORFOLOGI
BEHAVIOR
PAKAN
CARA PERAWATAN
PERKANDANGAN
PENYAKIT