sferis
seperti ditunjukkan oleh Gb. 6.1. Hubungan antara peubah
koordinat Cartesian dan koordinat sferis dinyatakan sbb
(208)
(209)
Selanjutnya,
Hubungan ini dapat diperoleh dari persamaan 6.1; demikian pula sajian untuk
peubah dan . Dengan cara ini, operator momentum sudut dapat dimnyatakan
dalam peubah sudut sebagai
(210)
dimana
(212)
(213)
(214)
dan
. Komponen
; dan minimum
jika
. Nilai
. Secara
klasik dapat bernilai sembarang antara dua ekstrim tersebut, bergantung pada
orientasi terhadap . Hasil mekanika kuantum secara kualitatif sama, bedanya
karena adanya nilai diskret, yakni bilangan bulat antara
dan
Secara klasik, hal ini dilukiskan dalam diagram vektor Gbr. 6.3, dimana nilainilai yang mungkin ditunjukkan sebagai orientasi momentum sudut. Kendati
secara kuantum momentum sudut memiliki harga tertentu, tetapi tetap terdapat
ketidakpastian secara kuantum, yakni berlaku bagi peubah yang komplementer.
Apabila suatu partikel bergerak dalam potensial terpusat sekitar titik asal
koordinat, distribusi kebolehjadian dari orientasi momentum sudut dinyatakan oleh
kuadrat modulus dari keadaan eigen momentum sudut, yang dapat dituliskan
sebagai
. Fungsi ini dikenal sebagai Harmonik Sferis, yang bentuk
normalisasinya dinyatakan sebagai
(249)
Untuk
(251)
dan
memiliki
adalah
(252)
Tabel 6.1: Keadaan eigen dari momentum sudut untuk gelombang S dan P.
- , dan total vektor momentum sudut yang paling mungkin adalah yang
dan
dan
dapat diabaikan, demikian juga beda antara spektrum kontinu
dan spektrum diskret yang dibolehkan bagi nilai .
Hasil translate
Sebelum mempertimbangkan momentum sudut elektron mengorbit, akan sangat membantu
untuk
mengulas bagaimana momentum sudut mempengaruhi orbit klasik, seperti orang-orang dari
planet
atau komet tentang Sun. Klasik, momentum sudut dari partikel adalah
diwakili oleh vektor? L =? r ? p, di mana? r adalah vektor posisi yang menempatkan
partikel dan? p adalah momentum linear. Arah? L tegak lurus
terhadap bidang orbit. Seiring dengan energi, momentum sudut tetap
konstan sebagai orbit planet. Energi total dari gerak orbital menentukan jarak rata-rata
planet dari Matahari Untuk total energi yang diberikan, banyak orbit yang berbeda yang
mungkin,
dari orbit hampir bundar dari Bumi dengan orbit elips yang sangat memanjang
dari komet. Orbit ini berbeda dalam mereka momentum L sudut, yang merupakan terbesar
untuk orbit melingkar dan terkecil untuk elips memanjang. Gambar 7.2 menunjukkan
berbagai orbit planet memiliki total energi yang sama tetapi berbeda sudut
momentum. Spesifikasi lengkap orbit mengharuskan kita tidak memberi
hanya besarnya vektor momentum sudut tetapi juga arahnya; ini
arah mengidentifikasi bidang orbit. Untuk benar-benar menggambarkan sudut
vektor momentum membutuhkan tiga angka; Misalnya, kita mungkin memberikan tiga
komponen? L (Lx, Ly, Lz). Ekuivalen, kami mungkin memberikan besarnya L dari
vektor dan dua koordinat angular yang memberikan arahnya (mirip dengan lintang dan
bujur pada bola).
Momentum sudut adalah sebuah besaran fisika yang penting, khususnya untuk masalah-masalah
pada tingkat energi dan spektra atom dan molekul. Dalam bagian ini, momentum sudut akan
didefinisikan dan sifat-sifatnya akan dijelaskan.
Momentum sudut dari sebuah partikel didefinisikan sebagai sebuah produk luar (produk vektor) r
x p dari posisi vektor r yang menyatakan posisi (x, y, z) dan momentum
= ( x,
y,
z).
(1.96)
Persamaan ini dapat ditulis ulang dengan komponen-komponen berikut.
(1.97)
Momentum sudut yang diperkenalkan di sini disebut sebagai momentum sudut orbital karena ini
berkaitan dengan gerak orbital klasik dari partikel.
Contoh 1.12 Dapatkan momentum sudut orbital l dari sebuah partikel dengan masa m yang
melingkar pada bidang x-y dengan kecepatan yang konstan v dan pada radius r. Kemudian tulis
lagi kondisi Bohr untuk kuantisasi pada persamaan (1.21) untuk batasan dari besaran momentum
sudut |l|.
(Jawaban) Karena z = 0, pz = 0 untuk gerak melingkar di sekitar titik pusat O dalam bidang x-y
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, maka komponen x dan y dari momentum sudut l,
keduanya akan menghilang.
Dengan mengambil sudut dan arah dari kecepatan v sebagaimana dalam gambar, kita akan
mendapatkan persamaan-persamaan berikut.
Dengan demikian, tiga komponen dari momentum sudut orbital I diekspresikan dengan
Dengan catatan bahwa |l| = mvr dalam persamaan di atas maka kita mendapatkan
Dengan demikian, kondisi Bohr untuk kuantisasi menunjukkan bahwa besaran momentum sudut
orbital dari gerak melingkar dikuantisasi menjadi perkalian bilangan bulat dengan h.
Operator = (x, y, z) berhubungan dengan l yang dapat diperoleh dengan menggunakan
persamaan (1.53) yang digunakan juga untuk menurunkan operator Hamiltonian dengan
menggunakan koordinat polar (r, , ) kita akan mendapatkan persamaan berikut.
(1.98)
Persamaan-persamaan ini akan menuju pada sebuah ekspresi yang sangat berguna untuk
momentum sudut kuadrat l2 = lx2 + ly2 + lz2 . Sehingga 2 akan sebanding dengan operator Legendre
.
(1.99)
Sifat karakteristik dari operator telah dipelajari dengan baik dalam kaitannya dengan harmonik
sudut Yl,m. Beberapa contoh untuk Yl,m ditunjukkan dalam tabel 1.3. Hubungan berikut ini adalah
sangat penting.
(1.100)
atau
(1.101)
Ini adalah persamaan eigen untuk 2 ; Yl,m adalah fungsi eigen dan l(l + 1)h2 adalah nilai
eigen. ladalah bilangan kuantum yang menentukan besarnya momentum sudut orbital. Ini adalah
bilangan kuantum untuk kuadrat dari l dan dibatasi pada nilai l = 0,1,2,3, .
Hubungan berikut untuk kompnen z dari momentum sudut z dan dapat dikonfirmasi pada tabel
1.3.
(1.102)
Ini adalah persamaan eigen untuk z ; Yl,m adalah fungsi eigen dan mh adalah nilai eigen. m adalah
bilangan kuantum untuk komponen z dari momentum sudut orbital dan memiliki 2l + 1 nilai yang
mungkin yang berkaitan dengan bilangan kuantum l dalam daerah dari l hingga +l. Sebagai
contoh untuk l = 1, maka nilai yang mungkin adalah m = -1, 0, 1. Karakteristik yang seperti itu
untuk l dan m adalah berkaitan dengan perilaku elektron dalam atom. Sebuah hubungan yang
sama dan juga penting dalam menjelaskan keadaan rotasional dari molekul. Sebagaimana telah
dipelajari dalam kasus rotor yang kaku dari sebuah molekul diatomik, operator Hamiltonian adalah
sebanding dengan operator Legendre dalam persamaan (1.100), fungsi gelombang untuk rotasi
molekul akan menjadi fungsi harmonik sperikal Y l,m.
Tabel 1.3. Harmonik sperikal Yl,m (, )