4.1
Gambar 4.1 Denah TPA Supit Urang dan lintasan survei lapangan (Hakim et all, 2014)
27
air lindi). Sampel tanah dari 4 titik pengambilan sampel kemudian dicampur dan
diaduk secara rata menggunakan wadah. Sampel tanah yang sudah tercampur
dan belum segera digunakan kemudian diawetkan dengan suhu 40C. Suhu
terbaik penyimpanan contoh tanah adalah 2-40C, yakni untuk penyimpanan
sampai 4 minggu (Husein, 2007). Penyimpanan sampel tanah yang masih akan
digunakan dalam jangka panjang biasanya disimpan pada suhu -200C.
Sampel tanah yang akan digunakan untuk proses isolasi disimpan pada
suhu 40C sebanyak 100 gr. Sampel tanah yang diperoleh selain digunakan pada
proses isolasi mikroba juga digunakan untuk pengujian kandungan logam timbal
pada tanah. Tujuannya untuk mengetahui besarnya konsentrasi logam timbal
tanah tercemar lindi. Hasil yang diperoleh untuk menentukan besarnya
pencemaran logam tanah di TPA Supit Urang. Sampel tanah yang akan di uji
dikering anginkan terlebih dahulu selama 3 hari untuk mengurangi kadar air
tanah sehingga mempermudah pada proses pengabuan (ash). Pengujian sampel
awal tanah dilakukan di laboratorium pengujian mutu dan keamanan pangan
(laboratorium teknologi hasil pertanian). Berikut ini merupakan Tabel yang
menunjukkan hasil pengujian tanah TPA Supit urang bulan desember 2015.
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Logam dalam Tanah
Parameter
Timbal (Pb)
28
Proses pemurnian isolat bakteri yang diperoleh dari koloni bakteri saat
proses kultivasi dilakukan dengan metode gores. Berdasarkan gambar 4.2, pada
bagian I, II, dan bagian III koloni digores secara horizontal dan ujung pada tiap
bagian goresan saling terhubung sebagai track/jalur. Sedangkan pada bagian IV
koloni bakteri yang akan dimurnikan digores secara zigzag. Isolat bakteri akan
tumbuh sesuai dengan track yang dibentuk. Sampel tanah digunakan untuk
memperoleh isolat bakteri yang mampu menurunkan konsentrasi logam timbal.
Tinggi konsentrasi logam timbal pada tanah di lahan TPA Supit Urang
29
Isolat 1
Isolat 3
Isolat 2
30
Isolat 4
Isolat 5
Isolat 6
Isolat 7
Isolat 8
Isolat 4
Isolat 9
Gambar 4.3 Isolat Bakteri Setelah Proses Pemurnian dari Koloni Bakteri
31
padat NA dalam cawan petri untuk memastikan bahwa tidak ada isolat lain yang
tumbuh. Teknik pemurnian menggunakan teknik streak plate. Isolat koloni yang
berhasil bertahan di isolasi pada media agar secara four way streak. Four way
streak merupakan metode untuk mengisolasi bakteri dengan membagi media
padat menjadi 4 ruang (Gambar 4.2). Setiap goresan koloni pada tiap ruang
menyambung satu sama lain dan pada ruang 4 digores secara zig-zag. Proses
penggoresan koloni bakteri dilakukan secara aseptis dalam laminar air flow dan
menggunakan pembakar bunsen untuk menghindari terjadinya kontaminasi.
Gambar 4.3 merupakan hasil dari proses pemurnian dari 10 isolat bakteri yang
mampu bertahan. Setelah terlihat pertumbuhan bakteri dan tidak ditemukan
pertumbuhan bakteri dengan bentuk berbeda, dilanjutkan dengan uji resistensi.
Isolat bakteri murni yang tumbuh kemudian diuji resistensinya dengan media
padat NA yang diperkaya Pb(NO3)2 sebesar 5 mg/l. Penambahan Pb(NO3)2 pada
media agar sebanyak 3 ml ke dalam 7 ml NA. Inkubasi pada inkubator dengan
suhu 370C selama 1 x 24 jam. Tujuannya untuk skrining bakteri yang mampu
bertahan dengan kondisi penambahan timbal pada medianya. Pada tahap ini
semua isolat yang di isolasi pada media padat NA yang diperkaya Pb(NO3)2
mampu bertahan dan tumbuh sesuai dengan metode yang digunakan (Lampiran
7). Berdasarkan isolat bakteri yang diperoleh berdasarkan pemurnian
menggunkan metode streak plate, sepuluh isolat diuji ketahanan terhadap
lingkungan yang mengandung logam timbal. Hasilnya sepuluh isolat yang
diperoleh resisten dan mampu hidup walaupun kondisi lingkungan (media)
diperkaya dengan Pb(NO3)2 5 mg/l. Gambar isolat yang resisten terhadap logam
pb seperti pada gambar 4.3.
4.3
Identifikasi Morfologi
Identifikasi secara morfologi merupakan bagian dari karakterisasi bakteri
32
Berikut ini merupakan gambar hasil pemurnian isolat pada media padat yang
diperkaya Pb.
Isolat 1
Isolat 2
Isolat 3
Isolat 4
Isolat 5
Isolat 6
Isolat 7
Isolat 8
Isolat 9
Isolat 10
Gambar 4.4 Isolat Bakteri pada Media yang Diperkaya Pb(NO3)2
33
Gambar diatas merupakan sepuluh isolat bakteri dalam media cair nutrient
broth. Proses pemindahan isolat menggunakan jarum ose steril. Isolat
dipindahkan sebanyak satu ose penuh (loopfull) dalam 7 ml NB. Kemudian
34
35
pembanding, apabila warna dasar tidak tercuci maka warna pembanding tidak
akan terlihat. Pewarnaan dinding sel bakteri untuk identifikasi morfologi bakteri
secara mikroskopik. Selain itu, identifikasi morfologi juga meliputi identifikasi
secara makroskopik pada koloni bakteri yang diperoleh dari proses isolasi.
Berikut merupakan Tabel pengamatan morfologi isolat bakteri secara
makroskopik yang dilakukan pada koloni bakteri.
Tabel 4.2 Pengamatan Morfologi Secara Makroskopik
Nama
Isolat
Isolat 1
Isolat 2
Isolat 3
Isolat 4
Isolat 5
Isolat 6
Isolat 7
Isolat 8
Isolat 9
Bentuk
Koloni
Round
Round
Bulat Oval
Round
Bulat Lonjong
Round
Round
Round
Irregular
Warna Koloni
Tepi Koloni
Elevasi
Putih
Kuning Mentega
Putih
Biru
Putih
Kuning mentega
Putih
Putih Suram
Putih
Isolat10
Irregular
Putih
Smooth
Smooth
Smooth
Smooth
Smooth
Smooth
Wavy
Smooth
Ciliate
Irregular
(Erose)
Flat
Raised
Raised
Flat
Raised
Flat
Convex
Raised
Raised
In growing
into medium
Mengkilap/
Suram
Vague
Glossy
Vague
Glossy
Glossy
Vague
Glossy
Vague
Vague
Vague
36
Bentuk Bakteri
Basil/ Diplobasil
Basil/Monobasil
Coccus
Basil/Diplobasil
Basil/Streptobasil
Basil/Monobasil
Basil/Monobasil
Basil/Monobasil
Coccus
Basil/Monobasil
Gram
(+) Positive
(-) Negative
(+) Positive
(+) Positive
(+) Positive
(+) Positive
(-) Negative
(+) Positive
(+) Positive
(+) Positive
37
sehingga menghasilkan bakteri dengan gram positif. Bakteri dengan gram negatif
karena pewarnaan dinding sel oleh safranin.
Dinding sel sendiri merupakan struktur lapisan terluar. Dinding sel
merupakan struktur kaku yang berfungsi menahan tekanan turgor atau tekanan
air pada membran sel. Pada bakteri gram negatif dinding sel terdiri dari beberapa
lapis peptidoglikan sedangkan pada bakteri gram positif terdiri dari berlapis-lapis
peptidoglikan. Perbedaan bakteri gram positif dan negatif terletak pada lapisan
dinding sel yang mempertahankan warna yang diberikan. Bagian terluar dinding
sel bakteri gram negatif adalah membran luar, maka pewarnaan gram yang
mewarnai membran luar menghasilkan warna pink. Gram positif yang bagian
terluarnya adalah peptidoglikan, hasil pewarnaan gram, menghasilkan warna biru
keunguan. Warna berasal dari kristal violet yang mewarnai peptidoglikan.
Menurut Purwoko (2009), dinding sel bakteri gram positif dan negatif
tersusun oleh komponen kimia diantaranya;
1. Komposisi kimia dinding sel bakteri gram positif
Terdiri dari peptidoglikan dan non peptidoglikan. Senyawa non peptidoglikan
menyusun sampai 50% berat kering dinding sel. Senyawa nonpeptidoglikan
tersebut adalah asam teikoat, asam teikuronat, polisakarida, asam lipotekoat,
dan asam mikolat. Permukaan sel bakteri gram positif; membran sel (MS) terdiri
atas fosfolipid (FL), dan protein membran sel (Pt & Ptb). Dinding sel terdiri atas
polimer peptidoglikan (Pep), asam lipotekoat (LTA), protein dinding sel (S),
polisakarida (Ps), asam teikoat (Tei), dan asam teikorunat (Te).
2. Komposisi kimia dinding sel bakteri gram negatif
Dinding sel bakteri gram negatif lebih kompleks, karena terdapat membran
luar yang melindungi peptidoglikan. Struktur membran luar tersebut mirip dengan
membran sel. Hal yang membedakan kedua membran tersebut adalah membran
terdiri atas fosfolipid (lapisan dalam) dan lipopolisakarida (lapisan luar),
sementara pada membran sel terdiri atas dwilapis fosfolipid. Permukaan sel
bakteri gram negatif ; membran sel terdiri atas fosfolipid (FL), protein terbenam
(Ptb), dan protein tepi (Pt). ruang periplasmik (Per) terdiri atas protein
periplasmik (Pp) dan peptidoglikan (Pep). Membran luar (ML) terdiri atas
fosfolipid (FL), lipoprotein murein (LPM), porin (Por), dan lipopolisakarida (LPS)
yang terdiri atas lipid-A (A), core (C), dan antigen O(O)
Berdasarkan pengamatan secara mikroskopis bentuk sel dan jenis gram
pada masing masing isolat dapat diamati pada mikroskop. Umumnya isolat
38
bakteri yang ditemukan memiliki bentuk sel basil/batang kecuali pada isolat 3 dan
isolat 9 yang memiliki b entuk kokus/bulat. Hasil pewarnaan gram menunjukkan
bahwa sebagian besar isolat memiliki gram positif kecuali pada isolat 2 dan isolat
7. Pengamatan mikroskopik penting untuk mengetahui bentuk dan gram bakteri
yang resisten terhadap logam timbal sesuai literatur maupun penelitian
sebelumnya. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Isa (2013),
bakteri dengan genus Bacillus merupakan bakteri yang toleran terhadap
toksisitas logam berat serta mampu menghilangkan logam berat di lingkungan
dengan kemampuan menyerap logam tinggi. Bakteri Bacillus digolongkan ke
dalam bakteri gram positif, berbentuk batang, aerobik dan aerobik fakultatif, dan
umumnya dijumpai ditanah. Berdasarkan pengamatan mikroskopis isolat bakteri
yang diperoleh umumnya berbentuk basil dan memiliki gram positif sesuai
dengan pengamatan dibawah mikroskop dengan perbesaran 1000 x (Lampiran
10). Berdasarkan pengamatan mikroskopik yang dilakukan ciri-ciri dari isolat
yang ditemukan mengarah pada ciri-ciri bakteri bacillus. Akan tetapi, untuk
mengklasifikasikan isolat bakteri ke genus Bacillus memerlukan uji lanjutan
seperti uji biokimia dan uji molekuler.
4.4
lebih tahan pada kondisi lingkungan yang tercemar logam timbal. Proses
screening dilakukan dengan metode kekeruhan dan uji reduksi. Metode
kekeruhan digunakan untuk mengetahui tingkat kepadatan mikroba pada media
setelah proses inkubasi. Sedangkan uji reduksi dilakukan setelah menentukan
jenis isolat yang memiliki nilai OD yang tinggi untuk mengetahui daya reduksi
isolat bakteri terhadap logam.
4.4.1 Metode Turbidimetri
Uji ketahanan terhadap logam pada media cair untuk proses skrining isolat
bakteri berdasarkan nilai optical density atau nilai kepadatan bakteri. Nilai optical
density (OD) merupakan metode turbidimetri yang dapat dilakukan untuk
mengetahui jumlah koloni baik yang masih hidup maupun yang sudah mati.
Semakin keruh suatu kultur maka semakin banyak jumlah selnya. Prinsip dasar
metode turbidimetri adalah, jika cahaya mengenai sel, maka sebagian cahaya
diserap dan sebagian cahaya diteruskan (Purwoko, 2009). Jumlah cahaya yang
diserap berbanding lurus dengan jumlah sel bakteri. Semakin banyak jumlah sel
39
40
Isolat 3
Isolat 4
Isolat 5
Isolat 6
Isolat 7
Isolat 8
Isolat 9
Isolat 10
Konsentrasi Logam
Timbal
10 ppm
30 ppm
50 ppm
10 ppm
30 ppm
50 ppm
10 ppm
30 ppm
50 ppm
10 ppm
30 ppm
50 ppm
10 ppm
30 ppm
50 ppm
10 ppm
30 ppm
50 ppm
10 ppm
30 ppm
50 ppm
10 ppm
30 ppm
50 ppm
10 ppm
30 ppm
50 ppm
10 ppm
30 ppm
50 ppm
%T
(Absorbansi)
0.594
0.588
0.568
0.535
0.531
0.506
0.533
0.542
0.572
0.383
0.389
0.405
0.369
0.144
0.134
0.157
0.131
0.118
0.697
0.630
0.620
0.570
0.704
0.730
0.617
0.738
0.628
0.692
0.463
0.450
OD
(-Log(%T))
0,226
0,231
0,246
0,272
0,275
0,296
0,273
0,266
0,243
0,417
0,410
0,393
0,433
0,842
0,873
0,804
0,883
0,928
0,157
0,201
0,208
0,244
0,152
0,137
0,210
0,132
0,202
0,160
0,334
0,347
42
Isolat 2
Isolat 3
Isolat 4
Isolat 5
Isolat 6
Isolat 7
Isolat 8
Isolat 9
Isolat 10
konsentrasi logam
10
30
50
10
30
50
10
30
50
10
30
50
10
30
Rata-rata %T
OD
0.554
0.562
0.524
0.602
0.474
0.568
0.795
0.538
0.589
0.236
0.264
0.245
0.525
0.570
0.517
0.221
0.127
0.155
0.616
0.608
0.582
0.731
0.779
0.747
0.657
0.582
0.619
0.603
0.562
0.5667
0.257
0.250
0.280
0.220
0.324
0.246
0.100
0.269
0.230
0.627
0.579
0.611
0.280
0.244
0.287
0.656
0.897
0.811
0.210
0.216
0.235
0.136
0.109
0.127
0.183
0.235
0.208
0.220
0.251
0.247
50
10
30
50
10
30
50
10
30
50
10
30
50
10
30
50
43
44
45
standar mengacu pada Inayah (2010), Larutan baku Pb 100 mg/L di pipet 10 ml,
kemudian dilarutkan dengan air suling dalam labu ukur 100 ml, dihomogenkan.
Sedangkan untuk pembuatan larutan kerja yang digunakan yaitu 10, 30 dan 50
diperoleh berdasarkan rumus pengenceran dimana :
V1.N1 = V2. N2 .. (1)
Keterangan :
V1 = volume total media dalam labu ukur (100 ml)
V2 = Volume larutan Hg yang akan digunakan (ml)
N1 = Konsentrasi logam Hg yang ditentukan (mg/l)
N2 = Konsentrasi logam Hg yang digunakan (100 mg/l)
1. Perlakuan 1 (Logam 10 mg/l)
V1.N1
= V2.N2
100.10 = V2.100
V2
= 1000/100
= 10 ml larutan logam standar 100 mg/l
2. Perlakuan 2 (Logam 30 mg/l)
V1.N1
= V2.N2
100.30
= V2.100
V2
= 3000/100
= 30 ml larutan logam standar 100 mg/l
3. Perlakuan 3 (Logam 50 mg/l)
V1.N1
= V2.N2
100.50
= V2.100
V2
= 5000/100
= 50 ml larutan logam standar 100 mg/l
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh konsentrasi awal logam Pb yaitu 10, 30,
dan 50 ppm. Sedangkan nilai Pb setelah perlakuan pada masing-masing isolat
bakteri menggunakan metode pengukuran menggunakan AAS. Metode yang
digunakan seperti terlampir pada hasil pengujian menggunakan metode analisa
APHA.3111 B-2005. Berdasarkan hasil pengujian nilai konsentrasi logam
mengalami penurunan. Pada isolat bakteri Isolat 6 konsentrasi logam 10, 30, dan
50 ppm mengalami penurunan konsentrasi logam menjadi 0,912 , 3,003 , dan 6,
098 mg/l (Lampiran 15). Isolat bakteri Isolat 5 dengan konsentrasi awal yang
sama konsentrasi logam setelah perlakuan menjadi 1,588 , 3, 929, dan 6, 583
mg/l (Lampiran 16). Sedangkan pada Isolat 4 penurunan cukup signifikan pada
kondisi awal konsentrasi logam sama menjadi <0,0044, 0,025 , dan 0,266 mg/l
(Lampiran 16). Berikut merupakan hasil daya reduksi logam Pb oleh isolat 4, 5,
dan 6.
46
Konsentrasi awal
(ppm, mg/l)
10
30
50
10
30
50
10
30
50
Konsentrasi akhir
(ppm, mg/l)
<0,0044
0,026
0,266
1,558
3,929
6,583
0,912
3,003
6,098
Total reduksi
(ppm,mg/l)
9,996
29,974
49,734
8,442
26,071
43,417
9,088
26,997
43,902
Penurunan logam
(%)
99,96
99,913
99,468
84.42
86,903
86,834
90,88
89.99
87,804
1 : 20, volume media cair NB yang digunakan 100 ml, logam pb 50 ml, dan kultur
bakteri 10 ml. Kultur bakteri diperoleh dari penanaman isolat sebanyak satu ose
penuh dalam 50 ml NB. Inkubasi dilakukan menggunakan incubator shaker
dengan kecepatan 120 rpm, suhu 370C selama 24 jam. Besarnya daya reduksi
logam dapat diketahui berdasarkan rumus yang dijelaskan pada bab 3.
Pada tahap skrining, diperoleh 3 isolat bakteri yang mampu bertahan pada
konsentrasi 10, 30, dan 50 dengan nilai OD memiliki 2 kecenderungan. Nilai OD
yang naik tiap konsentrasi serta nilai OD yang turun seiring meningkatnya
konsentrasi logam yang diberikan. Selain itu, bakteri diuji tingkat reduksinya
terhadap Pb yaitu 10, 30, dan 50 ppm. Penentuan konsentrasi jauh diatas
konsentrasi Pb di tanah TPA Supit Urang yaitu 0,57 mg/l (ppm), agar
memungkinkan untuk mengurangi pencemaran Pb ditanah TPA serta wilayah
lainnya. Berikut merupakan hasil kultivasi dari ketiga isolat bakteri.
48
49
awalnya. Hasil pengujian konsentrasi logam hanya 0.204 ppm. Hal ini
disebabkan karena adanya perubahan logam akibat kesalahan pada
penyimpanan larutan induk Pb(NO3)2. Logam yang diperoleh dari larutan induk
yang dibuat bulan November 2015. Perbandingan volume media tumbuh, logam
dan suspensi bakteri menggunakan perbandingan yang sama berdasarkan
pengujian awal. Gambar berikut adalah penurunan logam pb oleh logam.
0.4
0.35
0.3
0.14
0.07
0.12
0.25
Penurunan logam
0.2
0.15
Konsentrasi awal
0.24
0.24
0.24
Isolat 4
Isolat 5
Isolat 6
0.1
0.05
0
Konsentrasi awal
Konsentrasi akhir
Penurunan logam
isolat
(mg/l)
(mg/l)
(%)
Isolat 4
0.132 a
35.294
Isolat 5
0.204
0.063 a
69.120
Isolat 6
0.08 a
60.784
Keterangan : nilai yang memiliki notasi berbeda adalah signifikan/berbeda nyata
50
51
52
53