MODUL IX
OKSIGEN TERLARUT
Disusun oleh :
Andiasti Nada Alifah
1406532242
Danastri P
1406605004
William Y M B
1406605055
Asisten Praktikum
: Ayik Abdillah
Tanggal Praktikum
: 2-11-2015
Tanggal Disetujui
Nilai
Paraf Asisten
Dissolved Oksigen
1.
Tujuan
Menghitung nilai oksigen terlarut ( DO ) pada air sampel.
2.
Dasar Teori
menentukan
kadar
oksigen
terlarut.
Prinsipnya
dengan
Persamaan reaksi
Mn2+ + 2OH- Mn(OH)2 (s)
(persamaan 1)
(persamaan 2)
(persamaaan 4)
Metoda elektrokimia.
Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah
cara langsung untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter.
Prinsip kerjanya adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari
katoda dan anoda yang direndam dalarn larutan elektrolit. Pada alat DO
meter, probe ini biasanya menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda
timbal (Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran
plastik yang bersifat semi permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia
yang akan terjadi adalah :
Katoda : O2 + 2 H2O + 4- 4 HO- (persamaan 5)
Anoda : Pb + 2 HO-PbO + H2O + 2e- (persamaan 6)
Aliran reaksi yang terjadi tersebut tergantung dari aliran oksigen pada
katoda. Difusi oksigen dari sampel ke elektroda berbanding lurus
terhadap konsentrasi oksigen terlarut. Penentuan oksigen terlarut (DO)
dengan cara titrasi berdasarkan metoda winkler lebih analitis apabila
dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang perlu diperhatikan
larutan
tiosulfat
dan
pembuatan
larutan
standar
karena
keberadaan
fitoplankton
yang
melakukan
3.
4.
5.
(Sumber
http://www.dkpp.mesujikab.go.id/artikel/44-
Satuan
Kelas I
Kelas II
DO
mg/L
Keterangan :
Kelas 1 : air yang dapat digunakan untuk bahan baku air minum atau
peruntukan lainnya mempersyaratkan mutu air yang sama. Batas
minimum DO yaitu 6 mg/L.
Kelas 2 : air yang dapat digunakan untuk prasarana/ sarana rekreasi air,
budidaya ikan air tawar, peternakan, dan pertanian. Batas minimum DO
yaitu 4 mg/L.
Kelas 3 : air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar,
peternakan dan pertanian. Batas minimum DO yaitu 3 mg/L.
2.
Apabila nilai COD suatu air tinggi, maka nilai DO akan menjadi rendah.
Hal ini dikarenakan terdapat oksigen terlarut yang dinakan organisme untuk
menguraikan bahan-bahan undegradable
3.
4.
Cara Kerja
Menuangkan
sampel ke gelas
ukur
Menuangkan
sampel ke botol
winkler
Memasukkan
MnSO4 1ml dan
Alkali Azida 1
Masukkan H2SO4
Biarkan
mengendap
Homogenkan
1 ml
Teteskan Amilum
sampai larutan
berwarna biru
Pipet 50 ml
larutan dari
Winkler ke gelas
Erlenmeyer
5.
Titrasi dengan
Sodium thiosulfat
hingga tepat bening
Data Pengamatan
Setelah dilakukan praktikum maka didapatkanalah data sebagai berikut
Tabel 1. Tabel Pengamatan Volume Titrasi Na2S2O3
6.
Larutan
Vo Na2S2O3
Vt Na2S2O3
Sampel
1,0 ml
1,1 ml
Perubahan Warna
Biru
Pengolahan Data
V winkler
V winkler V Alkali Azida V Mangansulfat
300ml
F faktor
V N 8000 F
ml sampel titrasi
0,1ml 0,096 8000 1,0067
50ml
1,546 mg / L
DO (mg/L)
Keterangan :
V = Volume Na2S2O3 (ml)
bening
Analisis
(persamaan 1)
Putih
Mn2+ + 2OH- + O2 MnO2 (s) + H2O
(persamaan 2)
Cokelat
Setelah endapan terbentuk, praktikan menambahkan H2SO4 1 ml.
Penambahan H2SO4 dilakukan dengan menyentuhkan ujung pipet volume
dengan dinding vertikal botol winkler dan membentuk sudut 450. H2SO4
akan mereduksi Mn4+ kembali ke Mn2+ dan akan terbentuk I2. Dimana
nilainya sebanding dengan jumlah oksigen terlarut yang terdapat di air
sampel. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut
MnO2(s) + 2I- + 4H+ Mn2+ + I2 + 2H2O (persamaan 7)
Kemudian praktikan menghomogenkan larutan. Setelah itu praktikan
melakukan pemipetan 50 ml air dari winkler ke dalam erlenmeyer 250 ml.
Pemipetan 50 ml air ini juga harus dilakukan dengan menempelkan ujung
pipet ke bagian dinding vertikal erlenmeyer membentuk sudut 450 agar
terhindar dari turbulensi.
Lalu praktikan menambahkan amilum. Amilum berfungsi sebagai
indikator oksigen pada air dengan warna biru yang timbul pada air.
Perbedaan warna yang terjadi dapat dilihat pada gambar 1 dan 2
I3 - + Amilum I2-Amilum (persamaan 8)
Kemudian Iodium dan amilum akan membentuk kompleks amilumiodium yang ditandai dengan terbentuknya warna biru. Berikut adalah
persamaan reaksi yang terjadi
I2 + 2 e - 2 I (persamaan 9)
gambar 1.
gambar 2.
(persamaan 4)
oleh
praktikan
sebesar
1,546
mg/l.
Nilai
ini
dapat
diklasifikasikan ke dalam kelas tiga dimana air dengan DO pada kelas ini
dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar. Misalnya ikan Guppy,Ikan
Plastis, Ikan Molly, dan Ikan Cupang. Selain itu, air yang mempunyia DO
dengan kelas ini juga dapat digunakan untuk peternakan dan pertanian.
Batas minimum DO kelas tiga yaitu 3 mg/L. Nilai DO yang rendah ini
disebakan sampel dari percobaan kali ini diambil dari inlet Danau Mahoni.
Suplai Danau Mahoni yang berasal dari Danau Aghatis.
8.
Kesimpulan
Air sampel yang berasal dari inlet Danau Mahoni adalah 1,546 mg/l
dan tergolong kelas tiga.
Air inlet Danau Mahoni dapat digunakan untuk budidaya ikan air
tawar, peternakan dan pertanian.
Daftar Pustaka
Edahwati,Luluk dan Suprihatin. Kombinasi Proses Aerasi,Adsorpsi, dan Filtrasi
Pada Pengolahan Air Limbah Industri Perikanan. Surabaya: UPN Veteran
Salmin. Oksigen Terlarut (DO) Dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai
Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Bogor:IPB
Sawyer, McParty, and Parkin. (2002). Chemistry for Environment Engineering
and Science, 5th ed. Colombus: McGraw Hill.
Kementerian PU. (n.d.). Mutu Air. Diunduh pada Kamis, 5 November 2015,
20.30 WIB
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-13835-2407030053-Chapter1.pdf.
Diunduh pada Kamis, 5 November 2015, 19.00 WIB
http://bisakimia.com/2012/11/14/ukuran-kualitas-air/. Diunduh pada Kamis, 5
November 2015, 19.33 WIB
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/2001/82TAHUN2001PPLamp.pdf.
Diunduh pada Kamis, 5 November 2015, 21.00 WIB
http://www.dkpp.mesujikab.go.id/artikel/44-pentingnya-memperhatikan-oksigenterlarut-dalam-proses-budidaya-ikan,
November 2015, 20.00 WIB
Diunduh
pada
Kamis,
Lampiran
Bagan Benar
Bagan Salah
Mind Map