Disusun oleh:
Nurul Kusumawardani, S. Farm.
(158 115109)
(158 115122)
(128115144)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Swamedikasi
menjadi
alternatif
yang
diambil
masyarakat
untuk
obat
yang
tidak
sesuai
dengan
aturan,
selain
dapat
Cukup
Baik
khususnya apoteker, dapat membantu dalam pemilihan pengobatan yang tepat untuk
mengatasi batuk sesuai dengan gejala yang dialami pasien sehingga terapi dapat
dilakukan dengan tepat.
B. Pengertian dan Klasifikasi Batuk berdasarkan Gejala
Batuk merupakan mekanisme pertahanan alami dari saluran pernapasan. Hal
tersebut juga dapat menjadi tanda dari beberapa penyakit pernapasan dan nonpernapasan. Batuk akut, dapat berkaitan dengan infeksi saluran napas atas dan dapat
sembuh sendiri dalam waktu 3 minggu. Sedangkan batuk kronik dapat bertahan lebih
dari delapan minggu. Kebanyakan pasien dengan batuk kronik ditunjukkan dengan
batuk kering atau batuk dengan produktivitas minimal.
Batuk merupakan refleks yang terangsang oleh iritasi paru-paru atau saluran
pernapasan. Bila terdapat benda asing selain udara yang masuk atau merangsang
saluran pernapasan, otomatis akan batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkan
benda tersebut. Batuk biasanya merupakan gejala infeksi saluran pernapasan atas
(misalnya batuk-pilek, flu) dimana sekresi hidung dan dahak merangsang saluran
pernapasan. Batuk juga merupakan cara untuk menjaga jalan pernapasan tetap bersih.
Ada dua jenis batuk yaitu batuk berdahak dan batuk kering. Batuk berdahak adalah
batuk yang disertai dengan keluarnya dahak dari batang tenggorokan. Batuk kering
adalah batuk yang tidak disertai keluarnya dahak (DepKes RI, 2007).
Gejala dari batuk, antara lain :
Pengeluaran udara dari saluran pernapasan secara kuat, yang mungkin disertai dengan
pengeluaran dahak
Tenggorokan sakit dan gatal (DepKes RI, 2007).
Untuk mengobati batuk tergantung dari jenis batuk yang diderita. Pada
makalah ini, penulis akan membahas tentang pemilihan obat untuk swamedikasi
batuk berdahak.
C. Etiologi / Penyebab Batuk
Penyakit infeksi : bakteri atau virus misalnya tuberkulosa, influenza, campak,
batuk rejan. Adanya infeksi virus. Batuk kering dapat muncul setelah seseorang
3
terkena flu. Batuk kering dapat terjadi selama beberapa hari atau beberapa
minggu. Batuk kering dirasakan semakin berat ketika malam hari sehingga
mengganggu tidur dikarenakan tenggorokan yang terasa gatal.
Bukan infeksi
misalnya
debu, asma,
alergi,
makanan
yang
D. Patofisiologi Batuk
Batuk merupakan suatu rangkaian refleks yang terdiri dari reseptor batuk saraf
aferen, pusat batuk, saraf eferen,dan efektor . Refleks batuk tidak akan sempurna
apabila salah satu unsurnya tidak terpenuhi. Adanya rangsangan pada reseptor batuk
akan dibawa oleh saraf aferen ke pusat batuk yaitu medula untuk diteruskan ke
efektor melalui saraf eferen. Reseptor batuk terdapat pada farings, larings, trakea,
bronkus, hidung (sinus paranasal), telinga, lambung, dan perikardium sedangkan
efektor batuk dapat berupa otot farings, larings, diafragma, interkostal, dan lain-lain
(Supriyanto, 2010).
Proses batuk terjadi didahului inspirasi maksimal, penutupan glotis,
peningkatan tekanan intra toraks lalu glotis terbuka dan dibatukkan secara eksplosif
untuk mengeluarkan benda asing yang ada pada saluran respiratorik. Inspirasi
diperlukan untuk mendapatkan volume udara sebanyak-banyaknya sehingga terjadi
peningkatan tekanan intratorakal. Selanjutnya terjadi penutupan glotis yang bertujuan
mempertahankan volume paru pada saat tekanan intratorakal besar . Pada fase ini
terjadi kontraksi otot ekspirasi karena pemendekan otot ekspirasi sehingga selain
tekanan intratorakal tinggi tekanan intraabdomen pun tinggi. Setelah tekanan
4
mengganggu aktivitas sehari-hari. Obat batuk dapat digunakan bila dirasakan gejala
sudah mengganggu.
Ekspektoran
Ekspektoran berfungsi untuk memperbanyak produksi dahak (yang encer) dan
dengan demikian mengurangi kekentalannya, sehingga mempermudah pengeluarnnya
dengan batuk. Mekanisme kerjanya adalah merangsang reseptor-reseptor di mukosa
lambung yang kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar sekresi dari saluran
lambung usus dan sebagai refleks memperbanyak sekresi dari kelenjar yang berada di
saluran napas.
Mukolitik
Mukolitik bekerja dengan mengencerkan dahak yang kental. Cara kerja
liquiritae, yang jika diproses akan berwarna cokelat kehitaman. Sejak dahulu
tanaman ini dikenal dapat mengatasi batuk, membantu pengeluaran dahak,
dan menyembuhkan peradangan.Saat ini banyak OBH dikombinasikan
dengan bahan kimia, seperti CTM, difenhidramin (antialergi), atau
dekongestan (obat yang membantu melegakan hidung tersumbat) untk
mengatasi batuk yang menyertai flu. Saat memilih OBH, periksalah
kandungan apa saja yang ada di dalamnya, dan sesuaikan dengan kebutuhan
penderita.
Dosis :
Dewasa : 1 sendok makan (15 ml) 4 x sehari (setiap 6 jam)
Anak : 1 sendok teh (5 ml) 4 x sehari (setiap 6 jam)
(DepKes RI, 2007).
G. Swamedikasi dan Pemilihan Obat Batuk yang Tepat
Pengobatan sendiri dalam pengertian umum adalah upaya yang dilakukan
untuk mengobati diri sendiri menggunakan obat, obat tra disional, atau cara lain tanpa
nasihat tenaga kesehatan.Tujuan pengobatan sendiri adalah untuk peningkatan
kesehatan, pengobatan sakit ringan, dan pengobatan rutin penyakit kronis setelah
perawatan dokter.
Pengobatan sendiri hanya boleh menggunakan obat yang termasuk golongan
obat bebas dan obat bebas terbatas (SK Menkes No.2380/1983). Semua obat yang
termasuk golongan obat bebas dan obat bebas terbatas wajib mencantumkan
keterangan pada setiap kemasannya tentang kandungan zat berkhasiat, kegunaan,
aturan pakai, dan pernyataan lain yang diperlukan (SK Menkes No.917/1993)
(Supardi, dan Notosiswoyo, 2005).
Keuntungan pengobatan sendiri adalah aman apabila digunakan sesuai dengan
petunjuk (efek samping dapat diperkirakan), efektif untuk menghilangkan keluhan
karena 80% sakit bersifat self-limiting, yaitu sembuh sendiri tanpa intervensi tenaga
kesehatan, biaya pembelian obat relatif lebih murah daripada biaya pelayanan
kesehatan, hemat waktu karena tidak perlu mengunjungi fasilitas/profesi kesehatan,
kepuasan karena ikut berperan aktif dalam pengambilan keputusan terapi, berperan
serta dalam sistem pelayanan kesehatan, menghindari rasa malu atau stress apabila
harus menampakkan bagian tubuh tertentu di hadapan tenaga kesehatan, dan
membantu pemerintah untuk mengatasi keterbatasan jumlah tenaga kesehatan pada
masyarakat (Supardi, dan Notosiswoyo, 2005).
Kekurangan dari pengobatan sendiri adalah obat dapat membahayakan
kesehatan apabila tidak digunakan sesuai dengan aturan, pemborosan biaya dan
waktu apabila salah menggunakan obat, kemungkinan kecil dapat timbul reaksi obat
yang tidak diinginkan, misalnya sensitivitas, efek samping atau resistensi,
penggunaan obat yang salah akibat informasi yang kurang lengkap dari iklan obat,
tidak efektif akibat salah diagnosis dan pemilihan obat, dan sulit bertindak objektif
karena pemilihan obat dipengaruhi oleh pengalaman menggunakan obat di masa lalu
dan lingkungan sosialnya (Supardi, dan Notosiswoyo, 2005).
Kriteria yang dipakai untuk memilih sumber pengobatan menurut Young
(1980) adalah pengetahuan tentang sakit dan pengobatannya, keyakinan terhadap
obat/ pengobatan, keparahan sakit, dan keterjangkauan biaya, dan jarak ke sumber
pengobatan. Dari empat kriteria tersebut, keparahan sakit merupakan faktor yang
dominan (Supardi, dan Notosiswoyo, 2005).
H. Terapi Non-Farmakologi (Non-Obat)
Pada umumnya batuk dapat dikurangi dengan cara sebagai berikut :
1. Minum banyak cairan (air atau sari buah) akan menolong membersihkan
tenggorokan, jangan minum soda atau kopi.
2. Hentikan kebiasaan merokok
3. Hindari makanan yang merangsang tenggorokan (makanan dingin atau
berminyak) dan udara malam.
4. Madu dan tablet hisap pelega tenggorokan dapat menolong meringankan
iritasi tenggorokan dan dapat membantu mencegah batuk kalau tenggorokan
anda kering atau pedih.
5. Hirup uap air panas (dari semangkuk air panas) untuk mencairkan sekresi
hidung yang kental supaya mudah dikeluarkan. Dapat juga ditambahkan
sesendok teh balsam/minyak atsiri untuk membuka sumbatan saluran
pernapasan.
KOMPOSISI
DOSIS
2. OBH Combi Batuk Berdahak
Dewasa : 1 - 4 kali sehari 1 sendok makan.
Anak usia 6 - 12 tahun : 1 - 4 kali sehari 1 sendok teh.
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak
PENYIMPANAN
Simpan di bawah suhu 30 derajat celcius.
KEMASAN
Tersedia dalam kemasan : OBH Combi Batuk Berdahak rasa menthol, 1 botol @
100 mL.
PRODUKSI
Combiphar.
HARGA : Rp. 8.053
10
KANDUNGAN
Bromheksin HCl atau Bromhexine HCl.. 4 mg
INDIKASI
Mucohexin digunakan untuk batuk yang memerlukan pengencer dahak (sebagai ekspektoran),
seperti batuk pada pasien yang juga mengalami influenza dan batuk karena radang pada saluran
pernafasan.
FARMAKOLOGI
Bromhexine HCl adalah senyawa sinteti turunan vasicine, suatu zat berkhasiat yang terkandung
dalam Adhatoda vasica. Bromhexine mengencerkan secret saluran pernafasan dengan cara
mengurangi atau menghilangkan serat-serat mukoprotein dan mukopolisakarida. Hal ini akan
menjadikan dahak lebih encer dan kekentalannya berkurang sehingga lebih mudah dikeluarkan
ketika batuk sehingga volume dahak akan berkurang dan viskositasnya tetap rendah.
KONTRAINDIKASI
Hipersensitivitas terhadap bromheksine.
PERHATIAN
Hati-hati bila diberikan kepada penderita dengan tukak lambung dan wanita hamil terutama pada
3. Mucohexin Elixir
kehamilan tiga bulan pertama.
EFEK SAMPING
Gangguan saluran pencernaan, peningkatan nilai aminotransferase dalam serum yang bersifat
sementara, mual dan diare.
DOSIS
Dewasa dan anak-anak usia > 10 tahun
Anak-anak berusia 5-10 tahun
Anak-anak berusia 2-5 tahun
Bayi berusia < 2 tahun
KEMASAN
Eliksir 4 mg/5mL x 120 mL
PENYIMPANAN
Simpan di tempat sejuk (150-250C)
KOCOK DAHULU SEBELUM DIPAKAI
HARGA
Rp. 12.760 (120ml)
11
SANBE
KOMPOSISI
Bromhexine HCl
INDIKASI
Mucohexin Tablet
HARGA
Tablet 8 mg x 25 x 4 (Rp. 36.000)
4. Bisolvon
13
14
Zat Aktif
Bromhexine HCl
Harga
Rp 27.000 (60 mL)
Rp 1.800 per tablet (8mg)
15
5. Siladex
16
Harga
Rp 6.325 (30 mL)
Rp 10.120 (60 mL)
17
18
6. Mosavon
19
Harga
Rp 22.000 (per Dus 25 strip @4 tablet)
Rp 450.000 (per Dus 50 botol @100 mL)
20
7. Nufadipect
Harga
Rp 77.250(Tablet 10 strip @ 10 tablet)
Rp 21.780(Sirup 60 mL)
21
Harga
Deskripsi
mg /
Indikasi
bronchitis,
atau emfisema
Kontraindikasi: Penggunaan produk ini harus mendapat perhatian khusus
pada penderita gangguan pencernaan, wanita hamil, dan
menyusui
Efek Samping : Gangguan gastrointestinal, mual, dan muntah
Kemasan
: Sirup 50 mL, 60 mL, dan 100 mL
Dosis
: Dewasa dan anak berusia lebih dari 12 tahun : 3x sehari
10 mL
Anak berusia 6-12 tahun : 3x sehari 5 mL
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan
Pabrik
: Kalbe Farma
22
9. Ethisolvan
Harga
: Rp 27.500,- (per strip) & Rp 11.500,- (per botol 60 ml)
Deskripsi
: Bromheksin HCl
Indikasi
: Batuk produktif atau bronchitis akut/kronik
Kontraindikasi: Efek Samping : Gangguan gastrointestinal, sakit kepala, vertigo, ruam,
kringat
Kemasan
Dosis
Pabrik
23
10. Hexon
Harga
Deskripsi
Indikasi
Pabrik
24
ANALISIS OBAT
Tabel. P-Med Obat Batuk Berdahak
No
Merk Dagang
Kriteria Obat
Safety
Suitabilit
y
++
+
Efficacy
1
3
4
5
6
7
8
9
10
OBH IKA
(Succus liquiritiae, ammon Cl,
SASA)
OBH Combi Batuk Berdahak
(Succus liquiritiae, ammonium Cl,
anise oil)
Bisolvon
(Bromhexine HCl)
WOODS Peppermint Expectorant
(Bromhexine HCl, Guaifenesin)
Siladex
(Bromhexine HCl, Guaifenesin)
Hexon
(Bromhexine HCl)
Mosavon
(Bromhexine HCl)
Mucohexin
(Bromhexine HCl)
Nufadipect
(Bromhexin HCl)
Ethisolvan
(Bromhexine HCl)
Index
Cost
50++
3.25
++
80++
3.25
450-
2.5
++
158+
3.0
++
168+
3.0
111+
3.0
++
90++
3.5
++
106
3.0
363-
2.5
191+
3.0
Keterangan :
++
(4)
(3)
(2)
(1)
Hasil analisis : Tiga peringkat obat batuk teratas berdasarkan hasil analisis terkait
efikasi, safety, suitability, dan cost adalah Mosavon (Bromhexine HCl), OBH Combi
25
Batuk Berdahak, (Succus liquiritiae, ammonium Cl, anise oil), dan OBH IKA (Succus
liquiritiae, ammon Cl, SASA).
KESIMPULAN
Dari hasil analisis yang telah kami lakukan berdasarkan efficacy, safety,
suitability dan cost, didapatkan tiga merek dagang obat batuk berdahak terbaik yaitu
Mosavon, OBH IKA dan OBH Combi Batuk Berdahak.
26
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2007, Pedoman Pengunaan Obat Bebas dan Bebas
Terbatas, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, hal. 23-25.
Djunarko, I., dan Hendrawati, Y. D., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar, PT.
Citra Aji Pratama, Yogyakarta.
Meriati, N.W.E., Geonawi, L.R., dan Wiyono, W., 2013, Dampak Penyuluhan pada
Pengetahuan Masyarakat terhadap Pemilihan dan Penggunaan Obat Batuk
Swamedikasi di Kecamatan Malalayang, Jurnal Ilmiah Farmasi,
PHARMACON,2(03), hal. 100-103.
Roringpandey,
M.B.,
Wullur,
A.C.,
dan
Citraningtyas,
G.,
2013,
Profil
27