Anda di halaman 1dari 20

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA INFARK MIOKARD AKUT (AMI)

FRIDAYENTI

INFARK MIOKARD AKUT (AMI)


Kriteria
diagnosis
infark
miokard
(European Society of Cardiology (ESC) dan
the American College of Cardiology (ACC),
Minimal 2 dari 3 karakteristik berikut :
(1) Gejala iskemia akut (nyeri dada)
(2) Peningkatan dan penurunan cardiac
marker :
CKMB, troponin serum (T atau I)
(3) Q waves pada ECG

Sekarang ini pemeriksaan


cardiac
marker
berperanan penting dalam
evaluasi pasien dengan
nyeri dada

Marker biokimia kerusakan otot jatung


Marker sebelumnya
Aspartate transaminase
Lactate dehydrogenase and lactate dehydrogenase
isoenzymes
Markers terbaru dan panel tesnya
CK and CK-MB (dengan index relatif)
Troponin T
Troponin I
Myoglobin
Point-of-care myoglobin, CK-MB and troponin I panel
Marker yang potensial selanjutnya
CK-MB isoforms
High sensitivity CRP
B-type (formerly brain) natriuretic peptide

Syarat cardiac marker yang Ideal


1.
2.
3.
4.

Kadar yang tinggi pada miokardium


Tidak terdapat pada jaringan non miokard
Sensitivitas dan spesifisitas tinggi
Cepat dilepaskan kedalam darah segera setelah terjadi
kerusakan miokardial
5. Dapat dilakukan deteksi kinetika sindroma infark miokard
dan nekrosis miokard pada hari pasien masuk RS
6. Terdapat korelasi antara kadar cardiac marker dalam darah
dan luasnya kerusakan miokardial dan prognosis
7.
Tersedia kit pemeriksaan yang cepat, sederhana dan
otomatis
8. Telah terbukti dalam praktek dan penelitian klinis tentang
peranannya dalam diagnosis and management AMI

Creatine Kinase and CK-MB


Telah

lama digunakan
CK adalah enzim yang ditemukan pada berbagai
jaringan ( miokardium and otot skeletal )
Mempunyai 3 isoenzymes: MM, MB, and BB
CK-MB terdapat relatif tinggi pada miokardium
(20% dari total CK miokard )
Kadar CK-MM tinggi pada otot skeletal (98% dari
total CK otot, CK-MB 2%)
Meskipun kadar CK-MB 20% dari total CK pada
mikcard, perlu diingat bahwa CK-MM isoenzim CK
terbanyak pada otot jantung
Peningkatan kadar CK total bukan spesifik
kerusakan otot jantung, ditemukan juga pada
kerusakan otot rangka dan keadaan lain

Sampai

saat ini, CK-MB merupakan


pemeriksaan gold standard untuk AMI
Sewaktu terjadi AMI, CK-MB meningkat 4 9
jam setelah onset nyeri dada, mencapai
puncak setelah 24 jam dan kembali normal
pada 48 - 72 jam
Keuntungan CK-MB dibanding marker lain :
deteksi reinfark menggunakan CK-MB serial
Untuk membedakan kerusakan miokard dari
skeletal : kalkulasi persentase CK-MB dari
total CK
Hampir semua laboratorium : CK-MB lebih
dari 5% dari total CK diduga AMI

Kalkulasi Index relatif CK-MB :


CK-MB RI = CK-MB (ng/mL)
100
Total CK (U/L)

Peningkatan RI > 3.5% dicurigai


kerusakan myocardial

Mioglobin
Mioglobin

merupakan oxygen-binding protein,


konsentrasi tinggi di otot jantung dan skeletal
Merupakan protein dengan molekul kecil
Dilepaskan kedalam serum paling dini yaitu 1
jam setelah AMI, mencapai puncak 4 -12 ,
kemudian cepat hilang
mampu deteksi AMI dengan cepat
Cepat dilepaskan karena molekul kecil dan
terdapat pada sitoplasma
Mempunyai nilai negative predictive value yang
tinggi
Spesifisitas rendah yaitu 60%-90%, bermanfaat
untuk menyingkirkan AMI

Troponin T and Troponin I


Troponin

terdiri dari 3 subunit protein :


- Troponin C (calcium-binding component),
- TnT (the tropomyosin-binding component)
- TnI (the inhibitory component)
Terletak pada filamen tipis kontraktil otot jantung
cTnT and cTnI mempunyai kinetika penglepasan
yang mirip
dari miokardium yang rusak
Kedua troponins meningkat dalam serum 4 - 9 jam
setelah AMI, mencapai puncak pada 12 - 24 jam
dan tetap tinggi sampai 14 hari
Strategi : pemeriksaan saat serangan, 8 dan 16 jam
cara yang optimal untuk diagnosis nekrosis
miokard

Troponin T and Troponin I


Sensitivitas dan spesifisitas tinggi
Mempunyai sejumlah kelebihan dibanding cardiac
marker yang lain gold standard yang baru
untuk myonecrosis
cTnT and cTnI tidak ditemukan pada orang sehat
Pasien dengan troponin positif tetapi CK-MB
negatif dalam darah menunjukkan terjadinya
microinfarction
Tetapi klinisi juga harus hati hati bahwa troponin
yang positif dapat ditemukan pada berbagai
keadaan fisiologik dan patologik atau kesalahan
pemeriksaan di laboratorium / masalah analitik
(misal : interferensi antimouse antibody,
rheumatoid factor, heterophil antibodies).

Troponin T and Troponin I


Prediksi outcomes ACS
Peningkatan cTnT atau cTnI merupkan
faktor prognosis yang independen
disamping klinis, ECG dan lainnya
Terdapat hubungan kuantitatif antara
kuantiti troponin kardiak dalam darah
dan risiko kematian pada pasien ACS
Menilai respon terapi pada terapi
spesifik seperti terapi antitrombotik
yang agresif atau kateterisasi and
revaskularisasi

Perbandingan Cardiac Markers dalam mendeteksi nekrosis


miokardial

Marker
Kerugian

Tipe sekresi

Myoglobin
muncul 1 h, puncak 4-12 h
spesifisias rendah
normal kembali 24 h
CK/CK-MB
muncul 4-9 h, puncak 24 ,
spesifik terhadap
normal dalam 2-3 hari
dibanding

Keuntungan
marker AMI dini
marker AMI rutin,

kurang

deteksi reperfusi

kardiak
tropinin ;

secara
bertahap

digantikan
troponin t

atau I

Troponins T
muncul 4-9 h, puncak 12-24 h, marker yang paling Kurang
efektif dibanding
dan I
kembali normal 7-14 d
cardiospecific ,
CKMB
dalam mendeteksi

Marker yang baru muncul


CK-MB Isoforms
Isoenzym

CK-MB dapat dipisahkan dengan electrophoresis


tegangan tinggi menjadi 2 isoforms: CK-MB 1 and CKMB 2
CK-MB 1 asal plasma merupakan hasil pemecahan lysine
terminal dari peptide M.
CK-MB 2 asal jaringan dilepaskan dari miokardium yang
rusak
Isoform CK-MB 2 mulai meningkat 2 jam setelah AMI,
mencapai puncak pada 4 to 6 jam.
Pengukuran isoform CK-MB dapat emningkatkan diagnosis
dini dari of AMI pada beberapa keadaan
False-positive dilaporkan pada keadaan penyakit otot
tertentu, congestive heart failure, dan edema pulmoner
Teknik pemeriksaan yang sulit

High-Sensitivity C-Reactive Protein


C-reactive

protein (CRP) merupakan reaktan fase


akut yang digunakan sebagai marker inflamasi
Bebrapa penelitian : mengukur kadar CRP saat
pasien masuk RS berguna sebagai prediktor yang
independen dari masalah coroner termasuk AMI ,
kematian pada pasien penyakit jantung iskemik
CRP yang negatif dan kadar rendah dihubungkan
dengan risiko kematian
1% pada hari ke 14
dibanding 9% pada kadar CRP >15 mg/L.
CRP juga berguna sebagai indikator prognostik
pasien AMI dengan elevasi segmen ST dan
sebagai marker prognostik pada pasien angina
stabli

B-Type Natriuretic Peptide


B-type

(formerly brain) natriuretic peptide (BNP)


marker baru dari gagal jantung kongestif
AMI
juga
dihubungkan
dengan
aktivasi
neurohormon
Kadar BNP plasma berkorelasi dengan kematian
kardiovaskuler jangka panjang pada pasien AMI dan
prediktor independen ejeksi fraksi ventricular kiri
dan gagal jantung paad pasien ini
Kadar BNP berkorelasi dengan sejumlah disfungsi
ventricular yang timbul setelah AMI dan mungkin
pada masa depan berguna sebagai pemeriksaan
skrining untuk mengidentifikasi pasien
denganrisiko
tertinggi terhadap morbiditas and mortalitas

Cardiac Marker baru


Fatty

acid binding protein [FABP],


Ischemia-modified albumin [IMA],
Lipoprotein (a) [Lp(a)]
Remnant lipoprotein-cholesterol
[RLP-C])

Specimen pilihan adalah serum

Tipe dan pengambilan specimen dan methodology tes


mempengaruhi pengukuran cardiac markers
Penyimpan yang lama (hari) pada suhu kamar
menyebabkan kerusakan CK-MB
Plasma heparin dapat digunakan untuk pemeriksaan
CK-MB tapi tidak untuk troponin

CK-MB dan troponin terpengaruh oleh hemolisis


ringan sampai berat, kekeruhan, unconjugated
hyperbilirubinaemia
dan
conjugated
hyperbilirubinaemia,
sementara
myoglobin
dipengaruhi hanya oleh
unconjugated hyperbilirubinaemia berat dan
conjugated
hyperbilirubinaemia
pada sampel dengan
konsentrasi lebih tinggi

dari nilai rujukan menyebabkan kadar yang lebih


rendah dari

terima kasih

Anda mungkin juga menyukai