PENDAHULUAN
Dengan adanya partisipasi karyawan dalam proses kegiatan organisasi, hal ini akan
meningkatkan kesadaran karyawan akan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya. Dengan adanya partisipasi, karyawan tahu benar mengenai apa yang harus
dikerjakan berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan.
Masalah kinerja bagi perusahaan adalah masalah yang sangat penting. Tanpa adanya
kinerja yang baik tidak mungkin perusahaan dapat menghasilkan produk yang kompetitif.
Peningkatan kinerja mempunyai implikasi yang positif bagi perusahaan itu sendiri, artinya
perusahaan dapat menghasilkan kuantitas dan kualitas produk yang optimal dengan harga
bersaing. Selain itu juga, mempunyai implikasi yang positif terhadap kualitas kehidupan
karyawan, karena memberikan sumbangan terhadap peningkatan kualitas hidup karyawan.
Kinerja karyawan akan meningkat bila didukung oleh penerapan sistem manajemen kinerja
dan sistem pengembangan karir yang baik dan efektif serta penerapan kerjasama tim dan
partisipasi karyawan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Partisipatif
Partisipasi bukanlah suatu pengetahuan yang eksak, tetapi merupakan suatu sistem.
Bilamana sistem ini dapat diterapkan dengan serasi maka akan diperoleh suatu hasil
partisipasi yang mendukung keberhasilan manajemen dalam usaha-usaha mencapai
tujuan. Upaya terciptanya partisipasi, secara terpadu dan aktif kearah peningkatan
poduktivitas diperlukan sistem manajemen yang tepat dapat melalui Pengendalian Mutu
Terpadu (PMT) yang dalam pelaksanaannya kendali mutu dilakukan oleh Gugus Kendali
Mutu (GKM). Partisipasi merupakan terlibatnya seseorang orang secara mental dan
emosional didalam satu kelompok yang merangsang mereka untuk berkontribusi kepada
tujuan kelompok dan berbagi tanggung jawab untuk apa yang dihasilkan (Manuaba,
1994).
Pertama adalah keberadaan manusia itu sendiri. Dalam literatur jawa disebutkan
diuwongke. Artinya betapapun rendahnya jabatan seseorang, mereka harus kita
TIM
Akuntabilitas individual
mendiskusikan, memutuskan,
mendelegasikan pekerjaan untuk para
individu
pekerjaan
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri atas 5 sampai 12 karyawan per jam dari
departemen yang sama yang dengan sukarela bertemu untuk mendiskusikan cara cara
peningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Tim pemecahan masalah biasanya
merupakan langkah pertama dalam langkah perusahaan menuju partisipasi karyawan yang
lebih besar. Seiring dengan bertambah dewasanya perusahaan, tim pemecahan masalah
berangsur angsur berkembang menjadi tim dengan kepemimpinan mandiri.
Kepemimpinan mandiri biasanya terdiri dari 5 sampai 20 pekerja dengan lebih dari
satu keterampilan yang menggilir pekerjaan untuk menghasilkan produk atau layanan yang
menyeluruh atau setidaknya satu aspek menyeluruh atau bagian dari sebuah produk atau
6
layanan. Ide pokoknya adalah bahwa tim tim itu sendiri, dan bukan para manajer atau
supervisor, bertanggung jawab atas pekerjaan mereka, membuat keputusan, mengawasi
kinerja mereka sendiri, dan mengubah perilaku kerja mereka seperti yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah, mencapai tujuan, dan menyusuaikan diri terhadap kondisi kondisi
yang berubah.
Tim dengan kepemimpinan mandiri merupakan tim permanen yang secara khusus meliputi
elemen elemen berikut ini :
Tim mencakup para karyawan yang memiliki beberapa keterampilan dan fungsi, dan
keterampilan keterampilan yang dikombinasikan sudah cukup untuk mengerjakan tugas
organisasional yang besar.
Tim diberi akses menuju sumber sumber daya seperti informasi, peralatan, mesin
dan persediaan yang dibutuhkan untuk mengerjakan seluruh tugas.
Tim diberi kekuasaan dengan otoritas pembuatan keputusan yang berarti bahwa para
anggota memiliki kebebasan untuk memilih anggota baru, memecahkan masalah,
menghabiskan uang, mengawasi hasil, dan merencanakan masa depan.
Memprakarsai ide
Memberikan opini
Mencari informasi
7
Meringkas
Memberi semangat
Mendorong
Berpadu
Mengurangi Ketegangan
Mengikuti
Berkompromi
kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak
mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi
menghadapi krisis yang serius. Kesan kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan
mengabaikan tanda tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada
pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan
visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan
negative dari suatu kebijakan operasional. Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya
bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu
diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian
diri, (d) kompetensi.
BAB III
PEMBAHASAN MANAJEMEN PARTISIPATIF DAN PENGARUH KERJASAMA
TIM TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Orang bisa mencapai sukses jika didukung dan mendukung orang lain. Intinya, sukses bisa
diraih melalui kerja sama tim. Siapa pun yang telah mencapai sukses pasti menyadari hal ini.
Tetapi, tentu saja tim yang dimaksud di sini bukanlah sembarang tim, tetapi tim yang efektif.
Kerjasama tim seperti kemampuan yang harus terus diasah. Tidak ada artinya karyawan
berkemampuan tinggi tetapi tidak bisa bekerja sama dalam tim. Dua hal tersebut seperti satu
paket.
11
dihindari. Konflik yang tidak ditangani secara langsung akan menjadi seperti kanker yang
menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan.
f.
Shared power.
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri, atau
sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka pasti ada
ketidakberesan dalam tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi,
tiap anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin, menunjukkan
kekuasaannya di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masingmasing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya
tujuan bersama.
g. Keahlian.
Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu jenis suara saja: sopran saja,
tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan akan monoton. Bandingkan
dengan paduan suara yang memiliki anggota dengan berbagai jenis suara yang berbeda
(sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang dihasilkan pasti akan lebih harmonis.
Demikian pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan berbagai
keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai
keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih
mudah dan lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa
saling memperluas perspektif and memperkaya keahlian masing-masing Apresiasi. Tiap
anggota yang telah berhasil melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik,
atau telah memberikan kontribusi positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi.
Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa
menambah semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus berprestasi. Apresiasi tidak
harus diberikan dalam bentuk uang. Saya sangat menghargai ketulusan Anda membantu
12
pelanggan memilih produk kita yang paling tepat untuknya, merupakan satu bentuk apresiasi
sederhana berupa kata-kata tulus.
Banyak bentuk apresiasi lain yang bisa diberikan, misalnya: promosi, bonus dalam
berbagai bentuk (wisata keluarga yang dengan menggunakan fasilitas transportasi dan vila
perusahaan, beasiswa bagi anak). Sikap dan pikiran positif. Dengan menggunakan kacamata
hitam, dunia yang Anda lihat akan lebih redup. Dengan menggunakan kacamata kehijauan,
dunia pun terlihat bernuansa hijau. Demikian pula dengan kacamata sikap dan pikiran yang
positif, dunia di sekitar Anda akan terlihat positif. Kesulitan pun akan terlihat lebih mudah
diatasi, karena kesulitan bukanlah masalah yang harus dihindari, tetapi tantangan yang harus
ditangani. Sikap dan pikiran yang positif merupakan modal utama sebuah tim.
h. Evaluasi.
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka dari tujuan, jika mereka
tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara
periodik selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi
lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi juga bisa
dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang lebih baik. Evaluasi
bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset pelanggan, riset karyawan, interview,
evaluasi diri, evaluasi keluhan pelanggan yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada
saat meeting. Ingin sukses? Jangan lupa membantu anggota tim Anda untuk sukses. Jika
mereka sukses, maka mereka pun akan menjadi tim sukses yang mendukung Anda
B. Manajemen Peran Serta (Partisipative Management)
Partisipasi dalam organisasi merupakan keterlibatan yang meliputi pemberian
pendapat, pertimbangan dan usulan dari bawahan kepada pimpinan dalam mempersiapkan
dan merevisi tujuan organisasi. Partisipasi dalam proses peningkatan kinerja karyawan
13
merupakan suatu proses kerjasama dalam pembuatan keputusan yang melibatkan dua
kelompok atau lebih yang berpengaruh pada pembuatan keputusan di masa yang akan datang.
Manfaat Penerapan partisipasi dalam peningkatan kinerja karyawan adalah :
Partisipasi akan menaikkan rasa kebersamaan dalam kelompok, yang akibatnya akan
menaikkan kerjasama anggota kelompok di dalam penetapan sasaran.
Meskipun partisipasi mempunyai banyak manfaat bukan berarti partisipasi tidak mempunyai
keterbatasan dan masalah yang berkaitan dengan partisipasi.
a. Masalah Partisipasi
Sedangkan menurut (Siegel & Marcaroni, 1989 : 140 dalam Abriani, 1998), masalah yang
berkaitan dengan partisipasi ada 3 hal.
Masalah pertama adalah adanya kemungkinan manajer membentuk budget slack, slack
merupakan perbedaan (selisih) sumber daya yang sebenarnya diperlukan dalam proses yang
efisien, dengan jumlah yang lebih besar yang ditambahkan pada kegiatan tersebut.
Masalah kedua adalah Pseudoparticipation (partisipasi semu), yakni tampak berpartisipasi
tapi dalam kenyataannya tidak, artinya para manajer ini (sebagai bawahan) ikut
berpartisipasi, tetapi tidak diberi wewenang atau pendapat untuk menentukan atau
menetapkan tujuan organisasi.
Masalah ketiga adalah status dan pengaruh di dalam organisasi mengurangi efektifitas
partisipasi. Hal ini disebabkan biasanya orang yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
akan mempunyai pengaruh yang lebih besar didalam proses penetapan sasaran.
14
Dengan adanya partisipasi akan terjadi mekanisme pertukaran informasi, yang dalam hal ini
masing-masing manajer akan memperoleh informasi tentang kerja. Informasi ini
memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang tugas yang akan mereka lakukan.
Tersedianya informasi yang berhubungan dengan tugas akan meningkatkan perencanaan
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Individu yang memiliki informasi yang berhubungan
dengan tugas akan lebih keras dalam berusaha dan jauh lebih bersemangat dalam
mengerjakan tugas dibandingkan individu yang tidak memiliki informasi yang berhubungan
dengan tugas.
Manajemen kinerja adalah proses komunikasi yang dilakukan secara terus menerus dalam
kemitraan antara karyawan dengan atasan langsungnya. Proses komunikasi ini meliputi
kegiatan membangun harapan yang jelas pemahaman mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan.
Manajemen peran serta (partisipative management) adalah suatu pendekatan manajemen
yang melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Untuk dapat menetapkan pendekatan manajemen peran serta ini, para manajer harus:
harus mampu membuat kekuatan masing-masing anak buahnya sebagai modal dan
menghilangkan kelemahannya
harus mampu mengkompromikan harapan-harapan dan kepentingan dari kelompokkelompok dan organisasi sedemikian rupa sehingga dapat dipertemukan
15
menciptakan hubungan yang damai dan serasi antara manajer dengan bawahannya
dan serikat pekerja
16
Tim efektif sangat dipengaruhi adanya dukungna dan kepercayaan antar seluruh anggota tim
dengan baik. Pemimpin tidak akan dapat menyelesaikan program dan kegiatan sendiri.
Dukungan dan kepercayaan anggota tim sangat diperlukan.
4. Kerjasama, Komunikasi dan Konflik
Tim efektif sangat dipengaruhi adanya kerjasama, komunikasi dan konflik. Komunikasi
adalah link antar sesama anggota kelompok, sehingga keberadaanya sangat penting.
Kemampuan menggunakan komunikasi yang efektif dengan memanfaatkan sarana
komunikasi yang ada. Harus mampu membuat konflik yang tidak merusak keutuhan tim.
Konflik yang terjadi dapat diselesaikan dengan jalan konsensus, bersifat konstruktif, dan
menerapkan pendekatan menang-menang (win-win approach).
5. Prosedur kerja dan keputusan yang layak
Tim akan efektif mencapai tujuan, ketika anggota selalu mendukung keputusan serta
menjalankan prosedur dan pengawasan yang dibuat bersama-sama. Dalam tim diperlukan
pemahaman peran, tanggung jawab, dan keterbatasan otoritas masing-masing.
6. Kepemimpinan yang layak
Kepemimpinan diri (personal leadership) adalah yang lebih utama, dibanding menuntut
pemimpin formal yang qualified dalam kelompok. Tim perlu menyediakan pemimpin yang
dilandasi prinsip yang kuat dan mencukupi kebutuhan.
7. Review Kerja dan Program secara Reguler.
Tim yang efektif harus selalu mengevaluasi fungsi dan proses yang sudah dilakukan secara
reguler. Tim efektif mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat
keputusan dengan baik.
8. Pengembangan Individu.
Tim akan bekerja efektif jika selalu mengelola peningkatan penghargaan individu. Kegiatan
tim tidak hanya fokus pada hasil tetapi juga pada proses dan isi.
18
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan dalam melaksanakan
keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Kinerja para karyawan akan
meningkat apabila mereka terlibat secara aktif dan ikut berpartisipasi dan menjadi bagian tim
dalam proses kegiatan pada unit organisasi dimana mereka bekerja.
2. Evaluasi kinerja berfungsi untuk : (a) mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan
kinerja suatu organisasi; dan (b) memberikan masukan untuk mengatasi permasalahan yang
ada.
Melalui evaluasi kinerja dapat diketahui apakah pencapaian hasil, kemajuan dan
kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan misi dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan
pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang.
3. Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga komponen.
Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang orang dalam sebuah tim memiliki
interaksi regular. Ketiga, orang orang dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang sama.
20
4. Ada sepuluh karakteristik yang diperlukan tim dalam menghasilkan kinerja secara luar
biasa dan cepat mencapai tujuan yang diharapkan.
Pengembangan Individu.
21
DAFTAR PUSTAKA
22