Anda di halaman 1dari 11

Penelitian Sosiologi Pertambangan

Wawancara Singkat Dengan Masyarakat Sekitar Pertambangan

Disusun Oleh:
Hery Akbar Herman (015 312 024)
Fitriani Bustanil
(015 312 009)
Putu Ari Gunawan
(015 312 011)

Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Pejuang Republik Indonesia
Angkatan 2015

Penelitian di lakukan;
1. Hari/Tanggal
2. Tempat
3. Perusahaan sekitar

: Sabtu, 30 April 2016


: Desa Mangilu, Kecamatan Bungoro, Kabupaten
Pangkep
: PT. Semen Tonasa, PT. Citata, PT Batara, PT
Daya Cahyo, PT. Aneka Tama (Di ambil alih

oleh
Karang Taruna), PT. Galesong
Beberapa kumpulan pertanyaan yang kami siapkan dan kami kembangkan:
1. Kapan pertambangan pertama kali masuk atau sudah mulai beroprasi di
wilayah ini?
Masyarakat beragam menjawab pertanyaan ini karena faktor lupa
dan hanya mengira-ngira sekitar kurang lebih dari 20 tahun yang lalu
tetapi sebenarnya pertambangan sudah masuk di daerah ini sekitar tahun
1960 sampai sekarang, 20 tahun terakhir memang menjadi puncak
pertambangan di daerah ini. Mulai banyaknya perusahaan perusahaan
yang bekerja sama dengan PT. Tonasa yang mengakibatkan
membludaknya dunia pertambangan di sekitaran Pangkep ini, terutama di
desa Mangilu karena yang di informasikan desa ini adalah salah satu
akses fital pengangkutan material ke PT. Semen Tonasa atau pun
pengangkutan ke luar wilayah pangkep dan sekitarnya.
2. Apa pandangan masyarakat mengenai pertambangan yang ada di sekitar
sini?
Rata-rata jawaban masyarakat ada yang pro dan kontra:
Masyarakat yang pro mengenai pertambangan ini sangat
menguntungkan hanya dari segi pekerjaan, jadi hanya ada beberapa warga
yang memiliki sekolah atau ilmu yang bisa bekerja sedangkan yang tidak
memiliki keahlian dalam bidang pertambangan tersingkirkan.
Masyarakat yang kontra sangat mengeluhkan setelah adanya
pertambangan karena dampak yang di timbulkan sangat beragam dari
mula konstruksi jalanan yang mulai rusak, debu, sampai lahan yang di
ambil alih oleh pertambangan.

3. Mengapa bisa anda kata seperti itu?

Teknik Pertambangan UPRI 015

Rata-rata jawaban masyarakat ada yang pro dan kontra:


Masyarakat yang pro menjawab, dengan adanya pertambangan ini
kami sudah tidak usah mencari jauh-jauh pekerjaan atau tidak perlu
merantau, kemudahan yang di berikan oleh pihak pertambangan yaitu
sumber daya alam yang sudah tidak di pakai oleh pertambangan di berikan
kepada usaha pertambangan masyarakat yang ada di sana. Bisa di bilang
angka pengangguran otomatis semakin berkurang. Tetapi, ini hanya di
untungkan bagi beberapa masyarakat yang memiliki keahlian tertentu.
Masyarakat yang kontra menjawab, dengan adanya pertambangan
ini kami sangat terganggu bahkan membebani karena kami mendapatkan
penderitaan yang belum ada solusinya, karena konstruksi jalanan yang
rusak mengakibatkan akses jalan yang agak sulit dan jarak tempuh
semakin lama, belum lagi dengan adanya debu di sekitaran rumah warga
tiap hari warga harus membersihkan debu di halaman dan di dedaunan
yang ada. Belum lagi di bagian pertanian atau perkebunan, hal ini sangat
mengganggu karena tanaman atau buah yang di hasilkan kurang baik
bahkan buruk.
4. Siapa saja yang di untungkan?
Sudah jelas yang di untungkan adalah pihak pertambangan yang ada
di sekitaran desa, atau segelintiran orang yang memanfaatkan kesempatan
yang ada. Tetapi bagi masyarakat atau warga itu sendiri kurang
mendapatkan keuntungan, bahkan bisa di bilang hanya mendapatkan
kerugian dari segi ekonomi, karena kita tahu waktu adalah uang jadi
sangatlah terbuang waktu mereka di jalan ketika melewati jalan-jalan yang
berlubang bahkan rusak parah. Dari segi perdagangan, banyak pedagang
yang rata-rata berdagang di daerah keluar masuknya alat berat
mengeluhkan karena barang dagangan yang berdebu dan tidak higenis,
bahkan kesehatan yang terganggu karena polusi dari pertambangan itu
sendiri terhirup oleh udara dan makanan yang di makan kurang bersih atau
tidak di cuci sebelum di makan seperti sayuran dan buah-buahan.
5. Di daerah mana dampak terburuk yang di temukan?
Desa yang di informasikan dan dampak terburuk yang kami lihat
ada di Kecamatan Bungoro karena kita tahu juga bahwa kecamatan ini
yang menjadi akses fital keluar masuknya alat angkut seperti truck dan
alat besar lainnya yang di gunakan dalam pertambangan. Apa lagi
kendaraan yang keluar masuk hampir 24 jam non stop.
6. Apakah tidak ada tindak lanjut dari kepala desa atau warga setempat?

Teknik Pertambangan UPRI 015

Sudah ada tindak lanjut dari pihak kepala desa atau masyarakat
mengenai keluar masuknya kendaraan proyek, seperti rapat bahkan demo
untuk turun kejalan dan menutup akses fital tersebut. Setelah adanya
negosiasi antara pihak perusahaan maka di buatlah peraturan jam kerja.
7. Jadi, berapa jam waktu yang telah di sepakati?
Telah di sepakati bahwa pekerjaan penambangan atau keluar
masuknya kendaraan proyek mulai dari pukul 07.30 sampai pukul 17.00,
jadi waktu kerja sekitar 10 jam kerja, itu pun setiap melewati cekpoint
setiap kendaraan yang membawa material mau itu tanah atau bahan
galian industri di berikan pajak tergantung bahan galiannya.
8. Berapa banyak pajak yang di berikan perusahaan atau per/ret?
Tergantung dari pengamambilan material, kalau hanya timbunan
tanah di berikan bayaran sekitar Rp. 10.000/ret dan untuk pengambilan
marmer dan sebagainya sekitar Rp. 1.000.000/bulan.
9. Akan di kemanakan dana ini setelah pengambilan pajak?
Kata bapak yang di bagian cekpoint, dana ini diberikan atau di
salurkan kepada dispenda lalu di salurkan ke desa untuk biaya
mebangunan, intinya di kembalikan kepada masyarakat, katan bapak itu!
10. Pertanyaan terakhir yang kami tanyakan, apakah anda sudah sejahtera?
Rata-rata menjawab belum, karena penghasilan produksi alam
sangat melimpah berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada di
lapangan bahwa masyarakat desa sendiri merasa sangat kekurangan
bahkan hanya mendapatkan kerugian dari pertambangan itu sendiri

Teknik Pertambangan UPRI 015

Kesimpulan
Bisa kita simpulkan bahwa garis kesengsaraan di Desa Mangilu,
Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep masih bisa di katakan di bawah
garis sejahtera bahkan belum bisa di katakan makmur karena fakta
menyatakan bahwa dalam segi akses yang di lalu saja sudah sangat
mencerminkan perbedaan yang sangat berbeda seperti yang ada di foto yang
saya lampirkan, perbedaan ini bisa kita lihat di jalan masuk PT. Semen
Tonasa dan Kecamatan Bungoro tepatnya di desa Mangilu karena yang kita
tau desa Mangilu merupakan akses utama dari pengambilan bahan galian
sampai ke PT. Semen Tonasa atau akses utama menuju luar daerah, kita bisa
lihat perbandingan di foto 1.1 (a dan b)

a.

Kawasan PT. Semen


Tonasa

b. Kawasan Desa Mangilu

Perbedaan yang bisa kita lihat jauh sangat berbeda karena kita tahu
perbaikan belum ada di berikan
entah itu dari pihak pemerintah atau
pihak pertambangan itu sendiri.
Perbaikan sudah lama tidak di
rampungkan, sudah banyak yang
lubang kembali ataupun sudah rusak
parah seperti gambar di samping ini.
1.3. Kedalaman sekitar 2-5 meter
Teknik Pertambangan UPRI 015

Dari segi kualitas dedaunan juga bisa menggambarkan sehat tidaknya


lingkungan sekitar bisa kita lihat di gamba 1.2 (a dan b)

a. Pepohonan yang ada di sekitaran PT. Tonasa


b. Pepohonan yang ada di Desa Mangilu

Makin jelaslah perbedaan yang kami teliti, masih jauh di katakan


seimbang kalau hanya mementingkan kepentingan pribadi tanpa memikiran
orang asli pribumi yang menetap lama di daerah itu. Sangat memprihatinkan
ketika melihat gambaran yang di cerminkan dari jalan masuk PT. Semen Tonasa
dan Desa Mangilu.

Teknik Pertambangan UPRI 015

Lampiran Foto atau Hasil Bukti Wawancara

Teknik Pertambangan UPRI 015

Teknik Pertambangan UPRI 015

Teknik Pertambangan UPRI 015

Teknik Pertambangan UPRI 015

Teknik Pertambangan UPRI 015

Anda mungkin juga menyukai