Hormat kami,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............. i
DAFTAR ISI............... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............ 1
1.2 Rumusan Masalah............... 2
1.3 Tujuan.........2
1.4 Manfaat.......... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Rentang Usia Anak Sekolah Dasar .......... 3
2.2 Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar ......... 3
2.2.1 Perkembangan Kognitif ............ 4
2.2.2 Perkembangan Psikososial ........ 9
2.2.3 Perkembangan Moral ....... 14
2.3 Pembelajaran Anak di Sekolah Dasar ..... 17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......... 21
3.2 Saran ....... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anak adalah titipan tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia menjadi manusia yang
berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum anak mempunyai hak dan kesempatan
untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam bidang pendidikan.
Setiap anak dilahirkan bersamaan dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Tak ada satu
pun yang luput dari Pengawasan dan Kepedulian-Nya. Hal ini merupakan tugas orang tua dan
guru untuk dapat menemukan potensi tersebut. Syaratnya adalah penerimaan yang utuh terhadap
keadaan anak.
Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam
pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan Pemahaman mengenai karakteristik anak
sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses
belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual,
emosional dan sosial.
Masa usia Sekolah Dasar merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak
untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak
untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulans terhadap
perkembangan aspek kepribadian, kognitif, psikososial, maupun moralnya.
Untuk itu pendidikan anak untuk usia Sekolah Dasar dalam bentuk pemberian rangsanganrangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan
kemampuan anak.
Pembentukan kemampuan siswa di sekolah dipengaruhi oleh proses belajar yang
ditempuhnya. Proses belajar akan terbentuk berdasarkan pandangan dan pemahaman guru
tentang karakteristik siswa dan juga hakikat pembelajaran.
Dengan demikian, proses belajar perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan pemahaman para guru mengenairentang usia,
karakteristik perkembangan dalam aspek kognitif, psikososial dan moral serta proses
pembelajaran yang efektif untuk siswa Sekolah Dasar.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1)
Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran.
2)
Mengetahui rentang usia anak Sekolah Dasar dan karakteristik yang dimilikinya serta peran
guru dalam pembelajaran anak usia Sekolah Dasar.
3)
Mengetahui karakteristik perkembangan usia Sekolah Dasar, berdasarkan : Teori
Perkembangan Kognitif, Teori Perkembangan Psikososial, dan Teori Perkembangan Moral.
4)
Mengetahui Pembelajaran Anak di Sekolah Dasar.
1.4 Manfaat
1)
2)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Rentang Usia Anak Sekolah Dasar
Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam
tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama siswa sekolah
dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan
bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa,
perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak.
Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kelas rendah dan
kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas-kelas tinggi
terdiri dari kelas empat, lima, dan enam (Supandi, dalam Anitah, dkk., 2008). Di Indonesia,
rentang usia siswa SD, yaitu antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada kelompok
kelas rendah, yaitu 6 atau 7 sampai 8 atau 9 tahun. Siswa yang berada pada kelompok ini
termasuk dalam rentangan anak usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi
sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang
dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
2.2 Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Siswa Sekolah Dasar merupakan individu unik yang memiliki karakteristik tertentuyang
bersifat khas dan spesifik. Pada dasarnya setiap siswa adalah individu yang berkembang.
Perkembangan siswa akan dinamis sepanjang hayat mulai dari kelahiran sampai akhir hayat,
Dalam hal ini pendidikan maupun pembelajaran sangat dominan memberikan konstribusi
untukek membantu dan mengarahkan perkembangan siswa supaya menjadi positif dan optimal.
Setiap siswa memiliki irama dan kecepatan perkembangan yang berbeda beda dan bersifat
individual.
Perkembangan siswa merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam proses
belajar. Seluruh aktifitas proses belajar harus berpusat pada kebutuhan siswa (child centered) dan
pada aspek tuntutan masyarakat (society centered). Fase fase perkembangan yang dialami
siswa harus dipahami oleh guru supaya dalam pembelajaran tidak mengalami hambatan
psikologis yang mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.
Perkembangan siswa sekolah dasar usia 6-12 tahun yang termasuk pada perkembangan masa
pertengahan (middle childhood) memiliki fase-fase yang unik dalam perkembangannya yang
menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang bersangkutan. Tahap perkembangan siswa
dapat dilihat dari aspek Kognitif, Psikososial, dan Moral.
2.2.1 Teori Perkembangan Kognitif
Dalam praktek pembelajaran, teori kognitif antara lain tampak dalam rumusan-rumusan
seperti: Tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh J. Piaget, Advance organizer oleh
Ausubel, Pemahaman konsep oleh Bruner, Hirarki belajar oleh Gagne, Webteaching oleh
Norman, dan sebagainya. Berikut akan diuraikan lebih rinci beberapa pandangan mereka.
Jean Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang
berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia :
1. Tahapan sensorimotor (usia 02 tahun)
2.
3.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di
saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
secara individual maupun dalam kelompok. Guru juga dituntut untuk harus menjadi
model/teladan yang baik bagi siswa serta guru harus berhati hati dalam bersikap, berbicara, dan
berbuat karenaa akan sangat bepengaruh terhadap kepribadian peserta didik.
belajar untuk mengontrol fungsi tubuh seseorang akan membawa kepada perasaan
mengendalikan dan kemandirian.
Kejadian-kejadian penting lain meliputi pemerolehan pengendalian lebih yakni atas pemilihan
makanan, mainan yang disukai, dan juga pemilihan pakaian.
Anak yang berhasil melewati tingkat ini akan merasa aman dan percaya diri, sementara yang tidak
berhasil akan merasa tidak cukup dan ragu-ragu terhadap diri sendiri.
Anak dihadapkan dengan penemuan siapa mereka, bagaimana mereka nantinya, dan kemana
mereka menuju dalam kehidupannya (menuju tahap kedewasaan).
Anak dihadapkan memiliki banyak peran baru dan status sebagai orang dewasa pekerjaan dan
romantisme, misalnya, orangtua harus mengizinkan remaja menjelajahi banyak peran dan jalan
yang berbeda dalam suatu peran khusus.
Jika remaja menjajaki peran-peran semacam itu dengan cara yang sehat dan positif untuk diikuti
dalam kehidupan, identitas positif akan dicapai.
Jika suatu identitas remaja ditolak oleh orangtua, jika remaja tidak secara memadai menjajaki
banyak peran, jika jalan masa depan positif tidak dijelaskan, maka kebingungan identitas
merajalela.
Namun bagi mereka yang menerima dukungan memadai maka eksplorasi personal, kepekaan diri,
perasaan mandiri dan control dirinya akan muncul dalam tahap ini.
Bagi mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan diri dan hasratnya, akan muncul rasa tidak
aman dan bingung terhadap diri dan masa depannya.
Tahap 6. Intimacy vs isolation (keintiman vs keterkucilan)
Terjadi selama masa dewasa awal (20an s/d 30an tahun)
Erikson percaya tahap ini penting, yaitu tahap seseorang membangun hubungan yang dekat dan
siap berkomitmen dengan orang lain.
Mereka yang berhasil di tahap ini, akan mengembangkan hubungan yang komit dan aman.
Erikson percaya bahwa identitas personal yang kuat penting untuk mengembangkan hubungan
yang intim. Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang memiliki sedikit kepakaan diri
cenderung memiliki kekurangan komitemen dalam menjalin suatu hubungan dan lebih sering
terisolasi secara emosional, kesendirian dan depresi.
Jika mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan dan jarak dalam interaksi dengan
orang.
Tahap 7. Generativity vs Stagnation (Bangkit vs Stagnan)
Terjadi selama masa pertengahan dewasa (40an s/d 50an tahun).
Selama masa ini, mereka melanjutkan membangun hidupnya berfokus terhadap karir dan
keluarga.
Mereka yang berhasil dalam tahap ini, maka akan merasa bahwa mereka berkontribusi terhadap
dunia dengan partisipasinya di dalam rumah serta komunitas.
Mereka yang gagal melalui tahap ini, akan merasa tidak produktif dan tidak terlibat di dunia ini.
Tahap 8. Integrity vs depair (integritas vs putus asa)
Terjadi selama masa akhir dewasa (60an tahun)
Selama fase ini cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu.
Mereka yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa bahwa hidupnyapercuma dan mengalami
banyak penyesalan.
Individu akan merasa kepahitan hidup dan putus asa
Mereka yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat mencerminkan keberhasilan dan
kegagalan yang pernah dialami.
Individu ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat menghadapi kematian.
Hal
tersebut
berkaitan
dengan
perkembangan
dan
perubahan
emosi
individu.J.Havighurst mengemukakan bahwa setiap perkembangan individu harus sejalan
dengan perkembangan aspek lain seperti di antaranya adalah aspek psikis, moral dan sosial.
Menjelang masuk SD, anak telah Mengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan
pengruh sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada
dasarnyaegosentris (berpusat pada diri sendiri) dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan
taman kanakkanaknya.
Selama duduk di kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi juga sering rendah diri.
Pada tahap ini mereka mulai mencoba membuktikan bahwa mereka "dewasa". Mereka merasa
"saya dapat mengerjakan sendiri tugas itu, karenanya tahap ini disebut tahap "I can do it my self".
Mereka sudah mampu untuk diberikan suatu tugas.
Daya konsentrasi anak tumbuh pada kelas kelas besar SD. Mereka dapat meluangkan lebih
banyak waktu untuk tugas tugas pilihan mereka, dan seringkali mereka dengan senang hati
menyelesaikannya. Tahap ini juga termasuk tumbuhnya tindakan mandiri, kerjasama dengan
kelompok dan bertindak menurut cara cara yang dapat diterima lingkungan mereka. Mereka juga
mulai peduli pada permainan yang jujur.
Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri dengan
membandingkannya dengan orang lain. Anak anak yang lebih mudah menggunakan
perbandingan sosial (social comparison) terutama untuk normanorma sosial dan kesesuaian
jenisjenis tingkah laku tertentu. Pada saat anakanak tumbuh semakin lanjut, mereka cenderung
menggunakan perbandingan sosial untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan kemampuan
mereka sendiri.
Sebagai akibat dari perubahan struktur fisik dan kognitif mereka, anak pada kelas besar di
SD berupaya untuk tampak lebih dewasa. Mereka ingin diperlakukan sebagai orang
dewasa.Terjadi perubahan perubahan yang berarti dalam kehidupan sosial dan emosional
mereka. Di kelas besar SD anak lakilaki dan perempuan menganggap keikutsertaan dalam
kelompok menumbuhkan perasaan bahwa dirinya berharga. Tidak diterima dalam kelompok
dapat membawa pada masalah emosional yang serius Temanteman mereka menjadi lebih
penting daripada sebelumnya. Kebutuhan untuk diterima oleh teman sebaya sangat tinggi.
Remaja sering berpakaian serupa. Mereka menyatakan kesetiakawanan mereka dengan anggota
kelompok teman sebaya melalui pakaian atau perilaku.
Hubungan antara anak dan guru juga seringkali berubah. Pada saat di SD kelas rendah,
anak dengan mudah menerima dan bergantung kepada guru. Di awal awal tahun kelas besar SD
hubungan ini menjadi lebih kompleks. Ada siswa yang menceritakan informasi pribadi kepada
guru, tetapi tidak mereka ceritakan kepada orang tua mereka. Beberapa anak pra remaja memilih
guru mereka sebagai model.
Sementara itu, ada beberapa anak membantah guru dengan cara cara yang tidak mereka
bayangkan beberapa tahun sebelumnya. Malahan, beberapa anak mungkin secara terbuka
menentang gurunya.
Salah satu tanda mulai munculnya perkembangan identitas remaja adalah reflektivitas yaitu
kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang sedang berkecamuk dalam benak mereka sendiri
dan mengkaji diri sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara apa yang
mereka pikirkan dan mereka rasakan serta bagaimana mereka berperilaku.
Tahap 6 Orientasi Prinsip Etika Universal: Orientasi pada keputusan suara hati dan pada
prinsip-prinsip etis yang dipilih sendiri, yang mengacu pada pemaham logis, menyeluruh,
universalitas dan konsistensi. Prinsip-prinsip ini bersifat abstrak dan etis (kaidah emas, kategoris
imperatif). Prinsip-prinsip itu adalah prinsip-prinsip universal mengenai keadilan, timbal-balik,
dan persamaan hak asasi manusia, serta rasa hormat terhadap martabat manusia sebai person
individual.
Adapun peranan guru dalam pembelajaran moral di Sekolah Dasar, antara lain :
Guru hendaknya mengajarkan nilai dan moral setahap demi setahap melalui pendekatan Kisah
Teladan, Dilema Moral, dan Keteladanan.
Guru harus memberikan stimulus agar peserta didiknya terdorong untuk bersikap dan
berperilaku sesuai dengan nilai, moral dan norma yang ada.
Pemberian pjian atau hukuman secara spontan pada setiap perilaku siswaa yang kurang baik
atau yang baik sangat diperlukan untuk merangsang perkembangan moral siswa.
4.
5.
6.
7.
8.
kecil misalnya 3-4 anak agar lebih mudah mengkoordinir karena terdapat banyak
perbedaan pendapat dan sifat dari anak - anak tersebut dan mengurangi pertengkaran antar
anak dalam satu kelompok. Kemudian anak tersebut diberikan tugas untuk
mengerjakannya bersama, disini anak harus bertukarpendapat anak menjadi lebih
menghargai pendapat orang lain juga.
Anak usia SD Senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional
konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep
konsep baru dengan konsep-konsep lama. Jadi dalam pemahaman anak SD semua materiatau
pengetahuan yang diperoleh harus dibuktikan dan dilaksanakan sendiri agar mereka bisa paham
dengan konsep awal yang diberikan. Berdasarkan pengalaman ini, siswa membentuk konsepkonsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan
sebagainya. Peranan guru SD hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami
tentang arah mata angin, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian
menunjuk langsung setiap arah angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui
secara persis dari arah mana angin saat itu bertiup.
Anak usia SD Anak cengeng
Pada umur anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin
diperhatikan dan dituruti semua keinginannya mereka masih belum mandiri dan harusselalu
dibimbing. Peranan guru SD yaitu membuat metode pembelajaran tutorial atau metode
bimbingan agar kita dapat selalu membimbing dan mengarahkan anak, membentuk mental anak
agar tidak cengeng.
Anak usia SD Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain
Pada pendidikan dasar yaitu SD, anak susah dalam memahami apa yang
diberikanguru. Peranan guru SD harus dapat membuat atau menggunakan metode yang tepat
misalnya dengan cara metode ekperimen agar anak dapat memahami pelajaran yang
diberikan dengan menemukan sendiri inti dari pelajaran yang diberikan sedangkan
denganceramah yang dimana guru Cuma berbicara didepan membuat anak malah tidak
memahami isi dari apa yang dibicarakan oleh gurunya.
Anak usia SD Senang diperhatikan
Di dalam suatu interaksi social anak biasanya mencari perhatian teman atau
gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan berbagai cara
dilakukan agar orang memperhatikannya. Peran guru SD untuk mengarahkan perasaan anak
tersebut dengan menggunakan metode tanya jawab misalnya, anak yang ingin diperhikan akan
berusaha menjawab atau bertanya dengan guru agar anak lain beserta guru memperhatikannya.
Anak usia SD Senang meniru
Dalam kehidupan sehari hari anak mencari suatu figur yang sering dia lihat
dan dia temui. Mereka kemudian menirukan apa yang dilakukan dan dikenakan orangyang ingin
dia tiru tersebut. Dalam kehidupan nyata banyak anak yang terpengaruh acara televisi dan
menirukan adegan yang dilakukan disitu, misalkan acara smack down yang dulu ditayangkan
sekarang sudah ditiadakan karena ada berita anak yang melakukan gerakan dalam smack down
pada temannya, yang akhirnya membuat temannya terluka. Namun sekarang acara televisi sudah
dipilah-pilah utuk siapa acara itu ditonton sebagai calon guru kita hanya dapat mengarahkan
orang tua agar selalu mengawasi anaknya saat dirumah. Contoh lain yang biasanya ditiru adalah
seorang guru yang menjadi pusat perhatian dari anak didiknya. Peranan guru SD harus menjaga
tindakan, sikap, perkataan, penampilan yang bagus dan rapi agar dapat memberikan contoh yang
baik untuk anak didik kita.
Dilihat dari karakeristik Perkembangan Kognitif, pembelajaran untuk siswa di SD harus
diarahkan pada konsep konsep yang bersifat konkret dan menyangkut dunia keseharian siswa
dan jangan mengajarkan siswa dengan contoh contoh yang abstrak. Pembelajaran untuk siswa
di SD harus ditekankan pada penanaman nilai nilai oleh guru kepada siswa dilakukan melalui
keteladanan. Siswa membutuhkan contoh keteladanan melalui sikap yang ditunjukkan oleh
guru/pendidik dan bukan contoh yang berupa kata kata maupun konsep yang abstrak. Adapun
peranan guru dalam Pembelajaran anak di SD yaitu dalam pembelajaran hendaknya sekonkret
mungkin baik dalam menjelaskan maupun memberikan contoh dan sebanyak mungkin
melibatkan pengalaman pengalaman fisik siswa.
Dilihat dari karakteristik Perkembangan Psikososial, pembelajaran seharusnya membentuk
rasa kepercayaan diri peserta didik pada usia SD/MI karena mulai mengembangkan kemampuan
berfikir dan konsep dirinya. Apabila pada tahap ini anak gagal membentuk kepercayaan dirinya
maka anak tersebut akan memiliki konsep diri negative atau rendah diri. Dalam pembelajaran
interaksi siswa dengan teman sebaya menjadi sangat penting, sebab jika anak mampu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan, dapat membawa siswa kearah pengembangan rasa
mampu ( percaya diri ).Penanaman nilai nilai moral seperti kerjasama, kasih sayang, toleransi,
tanggung jawab, penghargaan, kedermawanan dan lain sebagainya dapat membantu siswa
melewati fase kritis, sebab lingkungan sosial yang terbentuk dapat memberikan kesempatan yang
luas bagi siswa untuk mengembangkan sikap positifnya. Guru/pendidik hendaknya membekali
peserta didik dengan nilai nilai moral yang akan membentuk karakter siwa menuju sikap positif
siswa. Nilai-nilai moral ini haarus ditanamkan agar siswa memiliki kepekaan sosial yang tinggi
sehingga lingkungan sosial yang positif juga dapat terbentuk. Hal ini dapat membantu rasa
percaya dirinya yang kuat dan karakter yang positif.
Dilihat dari karakteristik Perkembangan Moral, pembelajaran dengan menumbuhkan
penalaran moral pada siswa SD dengan mengaitkan kisah- kisah tauladan seorang tokoh dalam
suatu materi pelajaran. Guru hendaknya mengajarkan nilai dasar setahap demi setahap melalui
pendekatan kisah teladan, dilema moral, dan keteladanan. Guru harus memberikan stimulasi agar
peserta didiknya terdorong untuk bersikap dan berprilaku sesuai dengan nilai, moral dan norma
yang ada. Pemberian pujian atau hukuman secara spontan pada setiap perilaku siswa yang
kurang baik atau yang baik sangat diperlukan untuk merangsang perkembangan moral siswa.
BAB III
PENUTUP
1.
2.
3.
4.
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran di SD hendaknya:
Menyesuaikan karakteristik yang dimiliki oleh anak usia SD
Mengaitkan hal-hal yang bersifat konkret pada setiap pembelajaran dengan tidak melibatkan
hal-hal yang abstrak yang dapat membingungkan anak SD
Menumbuhkan rasa percaya diri sedini mungkin sehingga meminimalisir timbulnya rasa
rendah diri pada siswa SD
Memberikan contoh kisah keteladanan para tokoh yang diterapkan langsung oleh guru SD
dalam setiap pembelajaran
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan pembelajaran anak di Sekolah Dasar dengan
menyesuaikan krakteristik yang dimiliki oleh siswa SD.
DAFTAR PUSTAKA
Mujtahidin,S.Pd., M.Pd. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bangkalan: Universiitas
Trunojoyo Madura.
Sri Anitah, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Udin S. Winataputra, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/ciri-kecenderungan-belajar-dan-cara-belajaranak-sd-dan-mi/
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022ERNAWULAN_SYAODIH/PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pdf
http://zhuldyn.wordpress.com/materii-lain/perkembangan-peserta-didik/karekteristikperkembangan-kognitif-anak-sd/
http://belajarbarengkiddos.blogspot.com/2012/11/penerapan-disiplin-untuk-anak-usia.html
http://zhuldyn.wordpress.com/materii-lain/perkembangan-peserta-didik/perkembangan-berpikiranak-sd/
http://www.scribd.com/doc/45176852/Karakteristik-Anak-Usia-Sekolah
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/16/pembelajaran-anak-sd/
http://animenekoi.blogspot.com/2012/01/strategi-pendekatan-dan-teknik.html
http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-perkembangan-kognitif-jean-piaget-danimplementasinya-dalam-pendidikan/
http://zulfikarnasution.wordpress.com/2011/09/17/teori-perkembangan-kognitif-jean-piaget/
http://nadhirin.blogspot.com/2010/04/teori-perkembangan-kognitif-jean-piaget.html
http://www.slideshare.net/sabri071/teori-perkembangan-jean-piaget
http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-perkembangan-kognitif-jean-piaget-danimplementasinya-dalam-pendidikan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif
http://kongkoh.blogspot.com/2010/01/teori-perkembangan-psikososial-erik.html
http://utak-atik-psikologi.blogspot.com/2012/03/teori-perkembangan-psiko-sosial-erik.html
http://sukma-h-p-fpsi10.web.unair.ac.id/artikel_detail-43573-Psikologi%20Umum%201-LIFE
%20SPAN%20DEVELOPMENT%20DAN%20TEORI%20PERKEMBANGAN
%20KOGNITIF%20PIAGET%20&%20TEORI%20PSIKOSOSIAL%20ERIKSON.html
http://www.stt-kharisma.org/index.php?option=com_content&view=article&id=58:teoripsikososial-erik-erikson-&catid=5:artikel-pendidikan&Itemid=16
http://orthevie.wordpress.com/2010/05/29/teori-perkembangan-moral-menurut-kohlberg/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tahap_perkembangan_moral_Kohlberg
http://www.psikologizone.com/teori-perkembangan-moral-kohlberg/06511736
http://iwansukmanuricht.blogspot.com/2012/03/14.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Perkemb%20moral-Kul%20PPD.pdf
http://www.scribd.com/doc/31326503/Teori-Perkembangan-Moral-Lawrence-Kohlberg
http://aridlowi.blogspot.com/2009/03/pendidikan-dan-moralitas.html
http://www.pergerakankebangsaan.org/?p=718
http://ihyayusriati.blogspot.com/2012/09/perkembangan-moral-pada-anak-usia-sd.html
http://lisayulista.blogspot.com/2012/01/pendidikan-kepribadian-dan-moral-anak.html
http://arsip.uii.ac.id/files//2012/08/05.2-bab-223.pdf
http://kiyakabelajardanpembelajaran.blogspot.com/
http://www.sekolahdasar.net/2009/10/konsep-dasar-pembelajaran-terpadu-di.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/agus-triyanto-mpd/02-kesulitan-belajar-anaksekolah-dasar.pdf
http://arkhominanda17.wordpress.com/2012/11/07/peran-guru-dalam-pembelajaran/
http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/21/peran-guru-sd-dalam-manajemen-kelas/
http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/21/peranan-guru-dalam-belajar-mengajar/
http://www.gurukelas.com/2012/01/peranan-guru-sd-dalam-pendidikan.html
http://misscounseling.blogspot.com/2011/03/peran-guru-di-sekolah-dasar.html
http://www.sekolahdasar.net/2011/07/peran-guru-dalam-pembelajaran-pakem.html