Anda di halaman 1dari 2

INTERCEPTION 3G DAN 4G DI INDONESIA

Oleh Putra Effendi, Kelas Agen A, 26


Interception merupakan suatu bentuk ancaman terhadap secrecy, di mana
pihak yang tidak berhak berhasil mendapat hak akses untuk membaca suatu data/
informasi dari suatu sistem komputer. Tindakan yang dilakukan biasanya melalui
penyadapan data yang ditransmisikan lewat jalur publik/umum. Tindakan seperti ini
biasa dikenal dengan istilah wiretapping dalam wired networking (jaringan yang
menggunakan kabel sebagai media transmisi data).
Seorang peneliti keamanan komputer telah membangun perangkat menyadap
seluruh pembicaraan melalui telepon seluler. Alat ciptaan Chris Paget ini sengaja
dibuat untuk menggambarkan kelemahan dalam jaringan GSM, teknologi yang
paling banyak digunakan di dunia komunikasi selular. Ia menunjukkan, bagaimana
cara mencegat beberapa lusin panggilan yang dibuat oleh sesama peretas atau
hacker. Namun ia menjelaskan bahwa para penjahat bisa melakukan hal yang sama
untuk tujuan berbahaya, dan konsumen memiliki beberapa pilihan untuk melindungi
diri mereka sendiri.
Paget berharap penelitiannya membantu mendorong penerapan standar
komunikasi baru yang lebih aman. ''GSM dapat dibobol dengan mudah,'' katanya. Ia
pun mengembangkan alat yang dapat dibeli dengan harga 1.500 dolar AS. Bahkan
telepon selular generasi 3g dan 4g pun menurut dia tak aman dari pembobolan
penyadapan dan serangan. Alat yang diciptakannya Paget 'menipu' ponsel yang ada
didekatnya untuk membaca bahwa telepon tetangga itu menara telepon seluler yang
sah dan panggilan mereka akan dilakukan melalui telepon tersebut.
Ahli keamanan, Nicholas De Petrillo, mengatakan pada masa pembuatannya
terdapat berbagai aturan yang berbeda yang berpengaruh pada sistem seluler. Saat
ini ada lebih dari 3 miliar pengguna GSM dan teknologi itu digunakan oleh hampir
tiga perempat dari pasar telepon seluler dunia.
Temuan Chris yang dinamakan IMSI (International Mobile Subscriber)
Catcher tersebut bekerja dengan mengenali terlebih dahulu identitas tiap-tiap
telepon yang melakukan panggilan. Di saat telepon mengirimkan sinyal ke menara
pemancar operator terdekat, barulah IMSI Catcher bekerja. "Untuk membuatnya
tidak sulit karena bahan-bahannya dijual bebas di internet," akunya. Tujuan Chris
adalah membuktikan lemahnya sistem GSM (Global System for Mobile
Communications) pada telepon genggam yang digunakan hampir di seluruh dunia.
"Sistem GSM terbukti rapuh. Benar-benar rapuh," ungkap Chris.
Cara mendemonstrasikannya, Chris menyadap beberapa percakapan telpon
yang sengaja dilakukan oleh sesama peretas di sebuah acara konferensi bernama
DefCon. Dengan peragaan tersebut, diharapkan publik tersadarkan bahwa para
kriminal dapat melakukan hal yang sama untuk tujuan berbahaya. Chris berharap
penelitiannya dapat mendorong dikembangkannya penerapan standar komunikasi
baru yang lebih aman dibanding GSM sebagai sistem generasi kedua sistem telepon
genggam yang juga dikenal sebagai sistem 2G. "Pengguna telepon genggam pun
sebetulnya memiliki beberapa pilihan untuk melindungi diri mereka sendiri dari

penyadapan. Misalnya saja dengan menggunakan telepon 3G ataupun 4G seperti


pada iPhone yang di layarnya menunjukkan indikator 3G saat Anda melakukan
panggilan," tegasnya. "Blackberry juga merupakan telepon yang dipastikan aman
karena menerapkan enkripsi di panggilannya," tambah Chris.

Anda mungkin juga menyukai