Anda di halaman 1dari 2

I PUTU ARYA MULYAWAN / 05 / 1491662024

The Impact of Cultural Differences on the Convergence of

International Accounting Codes of Ethics


Curtis E. Clements John D. Neill O. Scott Stovall
Journal of Business Ethic

Area of Interest
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengimplementasian kode etik akuntansi
internasional pada setiap daerah yang memiliki berbagai macam latar belakang budaya.
Peneliti ingin menguji apakah terdapat perbedaan antara satu wilayah yang memiliki budaya
dengan tingkat individualism yang tinggi daripada wilayah dengan rasa social yang tinggi,
dimana rasa bermasyarakat dan saling membantu antar sesama masih kental terjadi. Selain
itu, dalam penelitian ini pula diuji bagaimana pengaruh jarak kekuasaan (power distance) dan
maskulinitas dari para anggota organisasi akuntan terhadap pengadopsian IFAC code yang
ada. Serta peneliti ingin menguji bagaimana konvergesi yang dilakukan pada wilayah dengan
masyarakat yang lebih menghindari risiko yang dapat terjadi daripada masyarakat yang lebih
menyukai risiko. Dimana masyarakat dalam hal ini adalah para akuntan yang menjadi
anggota disebuah organisasi akuntan di Negara atau wilayahnya tersebut.
Phenomena
Penelitian ini dilakukan atas dasar pengeluaran kode etik akuntansi internasional oleh
The International Federation of Accountants (IFAC) yang diberinama IFAC Code. IFAC
Code dikeluarkan dengan maksud memberikan satu standar atau pedoman tentang model
kode etik yang harus diterapkan disetiap organisasi akuntansi yang ada di sebuah Negara atau
wilayah tertentu. Konvergensi yang dilakukan disetiap Negara memang sudah dilakukan oleh
para anggota dari organisasi akuntansi secara keseluruhan. Dari penelitian sebelumnya
dinyatakan bahwa sekitar 50% dari anggota IFAC yang berada diseluruh dunia telah
melakukan adopsi terhadap IFAC Code yang baru ini. Namun terdapat perbedaan cara
pengadobsian yang dilakukan pada Negara-negara yang memiliki tingkat individualism yang
tinggi, Negara dengan jarak kekyasaan (power distance) yang besar dan tingkat maskulinitas
para anggota organisasi akuntan serta pada Negara yang memiliki sifat untuk menghindari
suatu risiko.
Theoretical Foundation
Penelitian ini menggunakan teori motivasi (agency theory) sebagai grand teorinya.
Serta dukung dengan beberapa kajian teori seperti The IFAC Code of Ethics, power distance,
individualism, masculinity dan penghidaran risiko.
Methodology
Studi ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Data and Method
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari situd Hfstade tahun
2008 yang dikelompokan berdasarkan empat dimensi budaya yang dikaji dalam penelitian ini
yaitu power distance, individualism, masculinity dan penghidaran risiko. Sampel yang
dipergunakan adalah sebanyak 104 organsisasi yang tercatat sebagai anggota IFAC dari total
sebanyak 158 anggota secara keseluruhan. Setelah data yang dibutuhkan untuk menguji
keempat dimensi budaya tersebut terhadap pengadopsian IFAC code sudah lengkap,
dilanjutkan dengan tabulasi data dan dilakukan uji statistic deskriptif lalu dilakukan uji
korelasi diteruskan dengan regresi binomial logistic dan uji hipotesis untuk membuktikan
kebenaran dari hipoetsis yang telah dibentuk.
Findings
Hasil pengujian regresi dan uji hipotesis yang dilakukan menyatakan bahwa dua dari
empat hipotesis yang dibentuk secara signifikan berpengaruh terhadap pengadopsian IFAC
code yang ada. Variable individualisme dan tingkat penghindaran risiko yang dimiliki oleh
para akuntan disebuat Negara cenderung lebih memiliki melakukan adopsi terhadap standard

I PUTU ARYA MULYAWAN / 05 / 1491662024


IFAC code secara keseluruhan. Sedangkan untuk variable power distande dan maskulinitas
tidak berpengaruh terhadap tingkat pengadopsian IFAC Code yang ada.
Conclusions
Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa Negara dengan masyarakat yang
memiliki tingkat individualisme yang tinggi dan penghindaran risiko yang tinggi pula lebih
cenderung untuk melakukan pengadopsian standar atau kode etik akuntansi yang sudah
dibentuk oleh sebuah organisasi internasional, dalam hal ini adalah IFAC. Ini dapat dikatakan
pula, Negara dengan organisasi akuntansi yang anggotanya memiliki tingkat individualisme
dan penghindaran risiko yang tinggi lebih cenderung untuk menyerahkan pembentukan atau
penyusunan standard etika yang diterapkan di Negara atau wilayahnya kepada organisasi
dunia dalam hal ini adalah IFAC.
Recommendations
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan. Kelebihannya adalah
penelitian ini membantu memberikan pemahaman dasar mengenai perbedaan budaya antara
setiap Negara yang menjadi anggota IFAC dan efeknya pada bagaimana cara dan keinginan
mereka dalam mengadopsi kode etik internasiola yang ada. Sedangkan kelemahannya,
dikarenakan hanya 4 dimensi yang digunakan dalam mengukur dimensi budaya di setiap
Negara, hasilnya juga tidak dapat digeneralisasi.
Further Researches
Bagi peneliti yang tertarik untuk mengambil penelitian ini untuk dikembangkan
disarankan untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai dimensi budaya yang ada.
Selain itu, untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk mengambil objek penelitian pada
akuntan masa depan (para mahasiswa jurusan akuntansi) dan para praktisi akademik (dosen)
apakah persepsi yang mereka miliki sama dengan hasil penelitian ini atau berbeda.

Anda mungkin juga menyukai