Anda di halaman 1dari 98

Metodologi Penelitian

Keperawatan
BAB I
Pendahuluan Penelitian Kuantitatif
A. Memilih Judul Penelitian.
Judul penelitian sangat menentukan langkah-langkah berikut bahkan
sampai ke metode dan analisis penelitian , oleh karena itu perlu
mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengusulkan Judul diantaranya :
1. Waktu
Pertimbangan waktu disini peneliti harus mempertimbangkan kalau
judul tersebut dalam pelaksanaanya perlu eksperimen atau percobaan dalam
waktu yang cukup lama, berbulan bulan atau jangka waktu yang lama, maka
akan kesulitan bagi Peneliti yang hanya dibatasi dengan waktu tertentu.
2. Minat
Seorang peneliti dalam mengajukan hal yang akan diteliti sebaiknya
sesuai dengan yang diminati, sehingga pada saat melakukan kegiatan tidak
terkesan memaksakan diri.
3. Dana
Bagi peneliti dengan penyediaan dana yang terbatas juga perlu
diperhatikan sehingga tidak terdapat kesulitan dalam pelaksanaan penelitian
secara tehnis maupun penelusuran literatur.
4. Penelusuran judul
Penelusuran judul penting untuk mencegah penelitian yang akan
dilakukan sudah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain.
5. Literatur.
Literatur hendaknya dipertimbangkan sehingga pada saat dibutuhkan
akan muda didapatkan terutama peneliti yang dibatasi waktu secara ekstrim
seprti Mahasiswa yang terbatas baik secara finansial maupun waktu, sehingga
tidak menyulitkan.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Masalah lain masih cukup banyak tetapi penulis tidak mencantumkan
secara detail, salah satu Judul Penelitian yaitu : Hubungan antara sikap dan
Motivasi terhadap kualitas Asuhan Keperawatan Komunitas di Puskesmas X
judul ini bisa dimasukkan non-eksperimen sehingga peneliti hanya
menggunakan kuesioner atau ceklist secara serentak atau dalam jangka waktu
singkat, akan berbeda dengan peneliti mengambil judul Tingkat efektifitas
Senam Ibu Hamil yang teratur melakukan ANC di Puskesmas X. disini
peneliti akan melakukan suatu eksperimen atau percobaan dengan memberikan
kesempatan kepada Ibu Hamil yang menjalani ANC untuk melakukan senam
dan diikuti perkembanganya dalam waktu beberapa bulan bahkan dalam jangka
waktu yang lebih lama serta ditinjau dari pembiayaan juga sangat mahal
dibandingkan dengan judul pertama diatas.
Contoh Judul Penelitian Eksperimen :
a. Pengaruh Garam beridoum Pada Ibu Hamil
b. Hubungan pola makan dengan IQ pada Anak.
c. Pengaruh aktifitas olahraga terhadap imunitas.
Contoh Judul Penelitian yang Non-eksperimen:
a. Persepsi anak jalanan terhadap Kesehatan Reproduksi
b. Persepsi Mahasiswa Kedokteran terhadap Pendidikan tinggi
Keperawatan.
c. Pola sikap dan pengetahuan penderita TB Paru terhadap pengobatan
fase pendek.
B. Studi Pendahuluan
Setelah penentuan judul, langkah selanjutnya adalah melakukan studi
pendahuluan, yang penting dalam studi pendahuluan adalah melakukan
penelusuran literatur atau studi kepustakaan yang berhubungan dengan
penelitian yang akan dilakukan serta studi lapangan dengan tujuan agar peneliti
bisa mengetahui permasalahan yang akan diteliti, bagaimana faktanya, apakah
ada hal yang ekstrim atau tidak, sesuai dengan studi lapangan atau studi literatur

Metodologi Penelitian
Keperawatan
tersebut. Salah satu contoh Peneliti ingin mengetahui Persepsi Staf Dinas
Kesehatan terhadap Kinerja Perawat di Puskesmas, maka dalam studi literatur
peneliti harus mengetahui hal ektrim yang berhubungan dengan Kinerja Perawat
di Puskesmas, sehingga penelitian yang sebelumnya yang akan berhubungan
dengan penelitian yang akan dilakukan, kemudian studi lapangan, misalnya
kenyataan disalah satu Rumah Sakit atau puskesmas peneliti menemukan belum
ada kinerja perawat sebagai profesi yang mandiri di Puskesmas atau pelaksana
kegiatan administrasi puskesmas
C. Latar Belakang.
Latar belakang dalam suatu penelitian biasanya mengawali atau
sebagai pembuka dalam penyusunan . Sedikit sudah digambarkan pada studi
pendahuluan akan dicantumkan sebagai latarbelakang pada penelitian yang akan
dilakukan sehingga mendukung mengapa peneliti ingin melakukan penelitian
dengan judul tersebut. Dalam penulisan kalimat dalam latarbelakang hendaknya
dimulai dari wacana yang umum ke yang khusus sampai ke yang spesifik
tentang hal yang hendak diteliti, salah satu contoh latar belakang dari Judul :
Persepsi Mahasiswa Kedokteran terhadap Kemitraan dengan Perawat.
Latar belakang.
Menurut SKN 2003 tenaga Kesehatan yang perlu diberdayakan yang terdiri
dari Kedokteran, Keperawatan, Nutrisionis serta tenaga Kesehatan lain. Secara
umum ada 3 Asuhan yang lazimnya dalam pemberian pelayanan kepada Pasien
yaitu Asuhan Medis, Asuhan Keperawatan dan Asuhan Gizi. Dengan adanya
Asuhan ini maka diantara Profesional yaitu Dokter, Perawat dan Ahli Gizi serta
tenaga Kesehatan lain perlu ada kerjasama dalam bentuk Kemitraan. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Ahmad. 2004.mengemukakan bahwa dalam
penyelesaian masalah pasien lewat Kerjasama tim hanya 20 % serta 80 %
penyelesaian masalah pasien dilakukan masing-masing profesi tanpa kerjasama,
kemudian salah satu kasus penyelesaian masalah pasien oleh Dokter di Rumah

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Sakit X, didapatkan bahwa Dokter menyelesaikan masalah Pasien kurang
koordinasi dengan tim Kesehatan termasuk Perawat dan tim Kesehatan lain.
Beberapa gambaran diatas dapat disimpulkan latar belakang yang
terdiri hal yang ektrim dan dimulai dari wacana yang umum dari studi literatur,
maupun studi lapangan di Rumah sakit X menuju pada wacana yang lebih
spesifik.

D. Rumusan Masalah
Menentukan rumusan masalah ada versi yang mengatakan agar supaya
tidak sama dengan pertanyaan penelitian atau hipotesis
yang nanti akan dibahas pada bab berikut, maka bisa digambarkan beberapa
contoh jika peneliti mengadakan penelitian dengan judul Persepsi Anak
Jalanan terhadap Kesehatan Resproduksi maka masalah yang dapat
dirumuskan berdasarkan latar belakang adalah bagaimana persepsi Anak
Jalanan terhadap Kesehatan Reproduksi sehingga dengan pertanyaan pada
rumusan masalah dapat dikembangkan secara rinci pada pertanyaan penelitian.
Secara ringkas dapat dijelaskan bagaimana mendapatkan suatu problem atau
permasalahan penelitian yaitu seperti digambarkan dua contoh berikut :
a. Seorang Perawat selalu melihat Pasienya makan makanan yang
dibawah dari rumah secara bebas sedangkan sipasien tersebut
mendapat diet khusus.
b. Seorang Kepala Bidang Dinas Kesehatan menjumpai Stafnya yang
selalu tidur dan duduk malas pada saat jam kerja.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Dua contoh tersebut diatas menjelaskan bagaimana sebuah masalah
penelitian diperoleh. Masalah harus menarik perhatian peneliti dan secara
singkat masalah berasal dari perumusan judul.
Jenis Permasalahan

a.

b.

c.

Masalah atau problem dalam penelitian secara umum ada 3 jenis :


Masalah untuk mengetahui status dan menggambarkan suatu kejadian
yang termasuk survei, penelitian historis dan filososfis. Contohnya
apabila peneliti ingin mengetahui bagaimana Persepsi Kepala Dinas
Kesehatan terhadap kemampuan katrampilan Perawat di Lapangan.
Juga penelitian dengan survei lewat pengumpulan data dasar dari
sampel yang cukup luas dan sifatnya lebih mendalam.
Problem untuk membandingkan dua fenomena atau lebih ( masalah
Komparasi ) contohnya : peneliti ingin membandingkan tingginya
penyakit malaria di Puskesmas A dengan Puskesmas B.
Problem untuk mencari hubungan antara dua fenomena (Masalah
Korelasi). Pada masalah ini ada hubungan sejajar dengan hubungan
sebab akibat. Penelitian hubungan lebih dikenal dengan penelitian
korelasi. Contohnya hubungan antara sikap dan pengetahuan
terhadap ketrampilan Merawat Pasien Kanker .

E. Menentukan Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian secara umum terdapat 2 tujuan yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus, apabila peneliti tidak menjelaskan secara rinci tujuan khusus
maka bisa digunakan satu tujuan. Suatu penelitian khususnya penelitian didalam
ilmu
pengetahuan empiris umumnya bertujuan untuk
menemukan,
mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Menemukan
berarti berusaha mengisi kekosongan atau kekurangan. Mengembangkan berarti
memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada. Sedangkan menguji

Metodologi Penelitian
Keperawatan
kebenaran dilakukan bila apa yang sudah ada diragukan kebenaranya.
Peneletian yang bertujuan menemukan masalah baru disebut penelitian
Ekpsloratif. Penelitian mengambangkan pengetahuan yang sudah ada disebut
Penelitian Pengembangan ( Developmental research ). Sedangkan penelitian
untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut Penelitian verifikatif.
Secara umum hanya dua hal yang dikaji yaitu secara deskriptif atau
menggambarkan atau inferensial dengan perhitungan
statistik mulai dari yang sederhana sampai yang sangat rumit.
F. Keaslian Penelitian.
Dalam menyusun suatu Penelitian sebagai awal yaitu pada bab
pendahuluan selain latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian juga
termasuk keaslian Penelitian disini digambarkan apakah penelitian yang
dilakukan sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya yang sudah
mendapatkan hasilnya yang sama seperti peneliti ingin dapatkan. Karena itu
sebelum memulai peneliti melakukan penelusuran jurnal atau artikel untuk
mencantumkan penelitian yang berhubungan, sehingga mempertegas bahwa
penelitian yang dilakukan benar-banar belum dilakukan hanya penelitian yang
berhubungan seperti dijelaskan dalam keaslian penelitian. Ringkasnya dalam
keaslian penelitian peneliti mencantumkan nama peneliti, tahun serta judul
penelitian yang berhubungan tersebut serta hasilnya dan perbedaanya dengan
penelitian yang hendak peneliti lakukan.

B A B II
Tinjauan Kepustakaan
Pada bab ini pembahasan hanya disekitar teori yang akan berhubungan
dengan penelitian yang akan dilakukan serta sumbernya, kerangka konsep teori,

Metodologi Penelitian
Keperawatan
kerangka konsep penelitian serta pertanyaan penelitian, yang lazimnya ada pada
bab dua penyusunan skripsi.
Penyusunan teoritis misalnya peneliti ingin menjelaskan penelitian
yang berjudul Persepsi Kepala Keperawatan terhadap derajat Pendidikan
Tenaga Keperawatan unti kerjanya. Sehingga yang perlu didefinisikan dalam
tinjauan teori adalah apa itu persepsi, Pendidikan tenaga keperawatan dan unit
kerja, bisa disertai dengan skema, grafik, gambar dan lain lain yang perlu,
selanjutnya dari teori diatas digambarkan dalam satu kerangka teori Penelitian
dengan tujuan pembaca dapat dengan cepat memahami area teori yang
dijelaskan oleh Peneliti.
A. Landasan Teori

Penyusunan landasan teori biasanya ditempatkan pada


bab dua, hanya menggambarkan kesimpulan dari teori teori yang
sudah dicantumkan pada tinjauan teori kemudian dihubungkan
dengan hal ektrim yang akan ditatap atau menjadi variabel dalam
penelitian.

B. Kerangka Teori Penelitian


Persepsi

Kepala Keperawatan

Unit Kerja

Pendidikan tenaga
keperawatan

Metodologi Penelitian
Keperawatan

Setelah kerangka teori Penelitian yang menggambarkan secara ringkas


teori-teori yang berhubungan, langkah selanjutnya adalah menjelaskan kerangka
konsep penelitian. Maksud dari kerangka konsep penelitian adalah agar
pembaca dengan mudah memahami area yang akan ditatap atau diukur, hal ini
ada kaitanya dengan tujuan yang ingin didapatkan, dan variabel penelitian yang
akan dijelaskan pada bab-bab berikut.

C. Kerangka Konsep Penelitian


Contoh: Kerangka Konsep Penelitian

Persepsi

Yang diteliti

Kepala
Keperawatan

Pendidikan
Tenaga
Keperawatan
Di Unit Kerja

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Dari kerangka konsep Penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa ada
empat hal yang merupakan satu kesatuan yang akan ditatap atau diukur sehingga
keterkaitan keempat hal tersbut ini yang diukur secara bersama. Hal tersebut
ada kaitanya dengan variabel penelitian yang akan dibahas pada bab metodologi
penelitian. Akan tetapi kebanyakan peneliti langsung menggunakan Kerangka
Konsep Penelitian tanpa Kerangka Teori Penelitian. Hal ini tergantung tim ahli
peneliti atau konsultan dalam penelitianS

D. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian


Dalam penentuan apakah pertanyaan penelitan atau Hipotesis yang di
pakai, ini tergantung penelitian yang dilakukan, jika penelitian secara kuantitatif
atau yang berhubungan dengan angka-angka maka sebaiknya menggunakan
Hipotesis sedangkan secara kualitatif yakni pembahasanya dalam bentuk narasi
tidak ada hubunganya dengan angka-angka maka sebaiknya peneliti
menggunakan pertanyaan penelitian. Akan tetapi ahli lain berpendapat
pertanyaan penelitian wajib digunakan baik penelitian secara kuantitatif maupun
secara kualitatif.
Contoh Pertanyaan penelitian yang berhubungan dengan judul diatas adalah
sebagai berikut: Bagaimana Persepsi Kepala Keperawatan terhadap derajat
Pendidikan tenaga Keperawatan di unit kerja. Atau bisa menggunakan
Hipotesis penelitian contohnya : Terdapat Persepsi yang cukup baik dari
kepala keperawatan terhadap derajat Pendidikan tenagai keperawatan.
Hipotesis ini adalah Hipotesis deskriptif . untuk jelasnya penulis menjelaskan
tentang hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap hasil penelitian
yang akan dilakuakan. Secara umum menurut Sugiyono, 2003, terdapat tiga
bentuk rumusan hipotesis yaitu :

Metodologi Penelitian
Keperawatan
1. Hipotesis Deskriptif.
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri,
tidak membuat perbandingan atau hubungan . beberapa contoh hipotesis
deskriptif adalah :
a. Terdapat Persepsi yang cukup baik dari Mahasiswa DIV Kebidanan
terhadap pendidikan tinggi Keperawatan.
b. Daya tahan mesin cuci merek A adalah 1 tahun.
c. Cara mengajar dosen Poltekes X telah mencapai lebih dari 30 % dari
yang diharapkan.
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukan dugaan nilai
dalam suatu variabel atau lebih.contoh :
a. Ada perbedaan antara dosen Keperawatan lulusan S1 Keperawatan Plus
S2 Keperawatan dengan S1 Keperawatan Plus S2 Kesehatan lain.
b. Ada perbedaan cara mengajar antara tim dosen Keperawatan Jiwa dengan
Tim Dosen Keperawatan Medical Bedah.
3. Hipotesis
Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukan dugaan
tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh jika rumusan
masalahnya adalah Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dengan
efektifitas kerja maka hipotesisnya nolnya adalah tidak ada hubungan antara
gaya kepemimpinan dengan efektifitas kerja atau hipotesis alternatifnya
adalah : Ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektifitas kerja.

Metodologi Penelitian
Keperawatan

B A B III
Metodologi Penelitian Kuanititatif
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Secara umum Jenis Penelitian terdiri dari dua jenis yaitu Penelitian
Non-eksperimen dan Penelitian eksperimen. Kebanyakan digunakan oleh
Peneliti Pemula dalam menyelesaikan risetnya adalah Non-eksperimen karena
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Untuk penelitian Non eksperimen,
ragamnya yang lazim digunakan seperti deskriptif dan obervasional. Deskriptif
yaitu dengan mendeskripsikan hasil yang akan dicapai sedangkan observasional
disini secara luas lewat observasi langsung maupun dengan bantuan observer
pendamping, ataupun observasi fenomena

Metodologi Penelitian
Keperawatan
lewat kuesioner atau ceklist yang diberikan ke responden. Untuk ragamnya
Penelitian, penulis sedikit menjelaskan beberapa ragam penelitian sebagai
berikut :
1. Ditinjau dari tujuan
Seorang peneliti ingin mengetahui secara luas tentang sebab atau halhal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Contoh: untuk kesempurnaan
kurikulum Poltekes X maka pengelolah mengadakan percobaan kurikulum
baru serta mengadakan penyempurnaan, ini disebut sebagai Penelitian
Developmental atau penelitian pengembangan. Kemudian Pengelolah
Poltekes X mencoba meningkatkan mutu pendidikan dari skala yang kecil
dan hasilnya ternyata lebih baik kemudian dikembangkan ini disebut
Penelitian Research and Development. Jenis penelitian berikut yang ditinjau
dari tujuan adalah Penelitian verifikatif contohnya: Mahasiswa Bidan A
angkatan 2003 mengadakan penelitian tentang penggunaan internet oleh
mahasiswa Kebidanan. Dan pada tahun 2004 Mahasiswa angakatan 2004
mengadakan penelitian kembali untuk mengecek kebenaran penelitian
sebelumnya.
2. Ditinjau dari Pendekatan.
Peneliti ingin mengetahui perkembangan ketrampilan Mahasiswa
Akper A semester satu sampai semester enam maka dilakukan dua
cara pendekatan Yaitu :
a. Pendekatan bujur atau Longitudional.
Dengan pendekatan ini maka peneliti mencatat perkembangan
ketrampilan sejak mahasiswa duduk disemester satu sampai yang
bersangkutan duduk disemester enam, sehingga memerlukan waktu
kurang lebih 3 tahun dalam penelitian ini.
b. Pendekatan Silang atau Cross-sectional
Pada pendekatan ini peneliti secara serentak mengukur perkembangan
ketrampilan mahasiswa Akper A mulai dari semester satu sampai
enam.
3. Ditinjau dari bidang ilmu

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Bidang ilmu sesuai dengan interes atau spesialisasi, mislnya penelitian
terhadap pendidikan lebih spesifik lagi pendidikan kesehatan dan lain lain.
4. ditinjau dari tempatnya.
Contohnya penelitian laboratorium , penelitian perpustakaan dengan analisis
isi buku (content analysis), tata tulis, ilustrasi dan sebagainya.
5. Ditinjau dari hadirnya Variabel.
Secara singkat variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian yang bisa
diukur atau ditatap. Misalnya Usia, tingkat kecerdasan, kekayaan, diantara
satu dengan lainya terdapat variasi atau perbedaan. Secara ringkas pada Jenis
dan rancangan penelitian bisa dicantumkan narasinya seperti contoh berikut
ini : Jenis Penelitian ini adalah Non eksperimen dengan pendekatan Crosssectional , karena dilakukan secara serentak dan dalam waktu yang tidak
lama.
B. Populasi dan Sampel
Perlu diperhatikan istilah populasi dan sampel dipakai pada saat
peneliti baru menyusun Usulan penelitian, setelah memasuki penyusunan hasil
skripsi maka digunakan subyek penelitian. Pada populasi dan sampel peneliti
menjelaskan populasi yang menjadi sasaran peneliti yang termasuk dalam
kriteria penelitian yang terdiri dari kriteria inklusi (kriteria secara internal dari
populasi) dan kriteria eksklusi (kriteria secara eksternal dari Populasi)
contohnya peneliti ingin mengetahui Persepsi Mahasiswa Kedokteran terhadap
Pendidikan Tinggi Keperawatan, maka kriteria inklusinya: Mahasiswa yang
resmi terdaftar dan kriteria eksklusinya adalah Mahasiswa yang melakukan cuti
akademik yang peneliti bisa menjangkauya. Selanjutnya dari populasi
mahasiswa Kedokteran yang ingin diteliti dilakukan sampling misalnya jumlah
mahasiswa kedokteran semester satu sampai delapan adalah 800 orang maka
perlu dilakukan sampling agar tidak terjadi pemborosan waktu dan dana.
Diharapkan dalam penentuan sampling ini bisa mewakili Populasi yang ada.
Dalam penentuan besarnya sampel ini ada beberapa cara tetapi penulis

Metodologi Penelitian
Keperawatan
mencontohkan salah satu penentuan sampel menurut Notoatmodjo, 2002
sebagai berikut :

N
1 N( d 2 )

Keterangan :
n = Besarnya Sampel
N = Jumlah Populasi
d 2 =Tingkat Kesalahan yang diinginkan misalnya peneliti ingin memakai tingkat
keselahan 5 % berarti kebenaranya 95 %. Atau signifikasi 0,05 (5/100).
Contoh Peneliti melakukan penelitian Pada 800 Mahasiswa Kedokteran
maka penentuan Jumlah sampel adalah:

800
1 800(0,05 2 )
800

1 800 x 2,5 03

800
1 800x0,05x0,05

800 800

267.
1 2 3

Sehingga sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut


yang terdiri dari 800 mahasiswa adalah kurang lebih 267 mahasiswa yang
dianggap respresentatif atau mewakili seluruh mahasiswa kedokteran. selain
penentuan Jumlah sampel, langkah selanjutnya adalah cara atau tehnik
malakukan sampling, ada beberapa cara atau tehnik seperti dijelaskan berikut :
1. Probabilitas Sampling ( Rendom Sampling)
Probabilitas sampling adalah tehnik sampling yang memberikan
peluang atau kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel yang terbagi atas :
a.

Simple Rendom Sampling.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Simple karena cara pengambilan sampel dari semua anggota Populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
anggota populasi
tersebut. Cara ini dilakukan bila anggota Populasi Homogen atau tidak
berbeda strata.
b. Proportionat Stratified Rendom Sampling.
Apabila populasi tidak homogen dan berstrata misalnya Mahasiswa
Kedokteran ada kelas internasional dan kelas lokal. Pemilihan
beberapa orang mahasiswa kelas internasional dan beberapa orang
mahasiswa dari kelas lokal.
c. Disproportionat Random Sampling.
Tehnik ini apabila Populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
Misalnya Peneliti dengan populasi 50 orang Dosen Akper yang terdiri
dari 40 Orang S1 Keperawatan, 5 Orang S2 Keperawatan dan 5 Orang
S3 Keperawatan, maka dalam Penentuan sampel Dosen S2 dan S3
digabung karena Populasinya sangat sedikit dibandingkan dengan
Dosen S1.
d. Cluster sampling
Tehnik ini dipakai apabila populasi tersebar dalam daerah yang luas
misalnya populasi Penduduk Negara Indonesia yang terdiri dari 34
Propinsi maka dipilih 15 Propinsi untuk dijadikan daerah sampel.
2. Non Probability Sampling ( Non-rendom Sampling)
a. Sampling Quota
Cara ini dengan membuat Quota contohnya dari 100 orang karyawan
Dinas Kesehatan, yang diteliti khusus Pegawai golongan III sebanyak
45 orang, peneliti terdiri 3 orang maka dibuat Quota satu peneliti 15
orang sampel khusus golongan III.
b. Sampling Aksidental
Tehnik ini berdasarkan kebetulan, siapa saja yang kebetulan bertemu
dengan peneliti dan memenuhi kriteria maka diambil sebagai sampel.
c. Purposive sampling

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Tehnik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Misalnya penelitian
tentang disiplin pegawai maka orang yang dipilih adalah orang yang
ahli dibidang kepegawaian saja.
d. Sampling Sistematis
Tehnik ini berdasarkan urutan dari populasi yang di beri nomor urut,
contohnya 100 populasi, setelah diberi nomor kemudian yang dipilih
nomor yang ganjil sebagai sampel atau yang nomor urut yang genap.

e. Sampling Jenuh
Tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel.
f. Snowball Sampling
Tehnik yang semula mengambil beberapa sampel kemudian sampel
tersebut dianjurkan untuk memilih temanya sehingga menjadi kelipatan
duakali, tigakali dan seterusnya. Ringkasannya. Populasi adalah semua
obyek yang menjadi sasaran penelitian sedangkan sampel adalah
sebagian populasi yang mewakili populasi untuk diteliti.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,
atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
konsep pengertian tertentu ( Notoatmodjo, 2002). Secara singkatnya Variabel
penelitian adalah sesuatu yang bisa diukur atau ditatap. Contohnya penelitian
dengan judul Hubungan antara Sikap, Pengetahuan dan Motivasi Perawat
terhadap Penerapan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit X dari Judul
tersebut yang bisa diukur adalah Sikap,Pengetahuan dan Motivasi serta
Penerapan asuhan keperawatan, sehingga disimpulkan ada dua variabel yaitu
variabel bebas dan terikat. Variabel bebas atau yang mempengaruhi atau

Metodologi Penelitian
Keperawatan
independen adalah sikap, pengetahuan dan motivasi sedangkan variabel terikat
atau yang dipengaruhi atau dependen adalah penerapan asuhan keperawatan.
Untuk kejelasan tentang variabel maka penulis menjelaskan secara ringkas
Macam macam variabel sebagai berikut :

1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel perangsang (stimulus),
Predictor, Antecedent atau variabel bebas yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel terikat (Dependen)
2. Variabel Dependen.
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel ouput, kriterium,
konsekuen atau variabel terikat, yang merupakan variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
3. Variabel Moderator
Variabel yang mempengaruhi yakni memperkuat dan memperlemah
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, yang disebut
juga sebagai variabel independen kedua.

4. Variabel intervening
Variabel yang bisa memperlemah dan memperkuat variabel bebas dan terikat
tetapi tidak bisa diukur.
5. Variebel Kontrol.
Variabel yang dikendalikan, dibuat konstan sehingga peneliti dapat
melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Kebanyakan peneliti pemula menggunakan dua variabel bahkan ada
yang hanya satu variabel dan kebanyakan variabel bebas dan terikat, sehingga
penulis tidak memberikan contoh satu persatu variabel yang lain.
D. Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian
I. Skala Pengukuran
Skala pengukuran adalah aturan yang
mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel.

diperlukan

untuk

a. Skala Ordinal.
Skala ordinal adalah skala yang berjenjang dan berkategori sehingga
data yang didapat bersifat ordinal artinya jarak antara satu data dengan
data yang lain tidak sama. Contoh : peneliti melihat kategori baik
apabila jawaban responden 75 %. Cukup baik apabila jawaban
responden 60-74,99 %, Kategori kurang baik apabila jawaban
responden 50-59,99% serta tidak baik apabila jawaban responden < 50
% . Disini nampak bahwa jarak antara 0 % -50 % dan 75 %-100 %
tidak sama.
b. Skala Nominal
Skala ini hanya ada kategori, memberi nama dan menghitung fakta dari
objek yang diteliti contoh : Peneliti dapat mengkategorikan Pria dan
wanita, suku sunda dan suku ambon, dan sebagainya.
c. Skala Interval
Hampir mirip dengan skala ordinal akan tetapi data yang diperoleh pada
skala interval mempunyai jarak yang sama. Contohnya : Skala pada
thermometer
walaupun ada angka nol (00//nol derajat celcius
mislnya)tidak berarti nol tidak ada nilainya. Begitu juga suhu es o
derajat celcius merupakan suatu nilai.
d. Skala Ratio

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Skala ratio adalah data antara interval satu dengan yang lain mempunyai
jarak yang sama tetapi mempunyai nol obsalut, contoh : Pengukuran
terhadap besarnya gaji para pegawai lingkungan Poltekes DepKes DIY,
BB, IQ, Misalnya gaji nol rupiah artinya pegawai tersebut tidak
menerima sedikitpun gaji atau kehabisan kredit. Panjang 0 meter berarti
tidak ada panjang.
Setelah melihat skala pengukuran maka lebih rincinya penulis
menjelaskna berbagai Type dari skala pengukuran tersebut. Dalam ilmu
ilmu sosial termasuk dalam ilmu Keperawatan banyak Peneliti berminat
menggunakan skala sikap dalam penentuan kategori untuk menghasilkan
suatu hasil penelitian. Skala sikap yang sering digunakan adalah :
1). Skala Likert.
Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
kelompok tentang fenomena sosial yang ditetapkan peneliti yang
selanjutnya disebut variabel Penelitian. Dengan skala Likert maka variabel
bisa diukur dijabarkan lagi menjadi sub-variabel dan dijabarkan lagi
menjadi komponan komponen yang dijadikan titik tolak untuk menyusun
pertanyaan atau pernyataan yang dijawab responden. Instrumen skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dapat berupa
kata kata antara lain :
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Ragu ragu
4. Tidak Setuju
5. Sangat tidak setuju atau:
1. Baik sekali
2. Cukup baik
3. Kurang baik
4. Sangat tidak baik
Untuk keperluan analisis maka jawaban tersebut diberi skor contohnya :

Metodologi Penelitian
Keperawatan
1. Sangat setuju/ baik sekali/sangat Positif diber skor=5
2. Sering/setuju/cukup baik/Positif diberi skor=4.
3. Ragu/kadang-kadang/ netral diberi skor=3.
4. Tidak Setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor=2.
5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif diberi skor=1.
Contoh instrumen bentuk kuesioner atau ceklist :
Beri tanda sesuai pendapat anda apabila SS(sangat Setuju) S ( Setuju) RG (
Ragu-Ragu) TS ( Tidak Setuju) dan STS ( Sangat tidak setuju).
Mengetahui tingkat persetujuan mahasiswa Akper B terhadap kebijakan Ujian
pada Praktek laboratorium Kimia

N
o

Pertanyaan

Cara inhal yang baru


akan segeran diterapkan
di angkatan anda

SS

Selanjutnya jumlah mahasiswa sebanyak 80 orang


- SS diberi skor = 5
S diberi skor = 4
- RG diberi skor = 3
- TS diberi Skor = 2
- STS diberi skor = 1
- 50 orang menjawab sangat setuju (SS)
- 5 Orang menjawab setuju (S)

Jawaban
RG TS

S
T
S

Metodologi Penelitian
Keperawatan
- 5 Orang menjawab ragu-ragu (RG)
- 10 Orang menjawab tidak setuju (TS)
- 10 Orang menjawab sangat tidak setuju (STS)
Langkah selanjutnya adalah menjumlahkan jumlah responden dengan skor
masing masing :
- 50 x 5 = 250
- 5 x 4 = 20
- 5 x 3 = 15
- 10 x 2 = 20
- 10 x 1 = 10
Total
= 315
- Skor tertinggi adalah 5 x 80 responden = 400
- Skor terendah adalah 1 x 80 responden = 80
Berdasarkan data tersebut maka tingkat persetjuan Mahasiswa Akper
terhadap Kebijakan ujian pada praktek Laboratorium Kimia sebasar: 315 :
400 x 100 % = 78,75 %.
2). Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, didapat jawaban yang tegas seperti
ya dan tidak, benar dan salah, positif dan negatif dan sebagainya. Kebanyakan
data diperoleh interval atau ratio (Dikhotomi) dua alternatif, sehingga instrumen
bisa dalam bentuk pilihan ganda atau bentuk ceklist contoh :
1. Pernahkah anda Remediasi pada praktek laboratorium Biokimia?

Pernah.

Tidak Pernah

Metodologi Penelitian
Keperawatan

2. Posisi di tempat kerja bisa berpengaruh dengan IP (Indeks Komulatif) yang


Mahasiswa miliki .
a. Benar
b. Salah.
Cara analisis bisa dilakukan seperti analisis pada skala likert.
3) Semantik Defferensial
Skala pengukuran bentuk ini di kembangkan oleh Osgood juga untuk
mengukur sikap dalam bentuk ceklist, bisanya mengukur sifat dan karakteristik
tertentu yang dimiliki seseorang. Contoh :

Beri Nilai Sifat


Teman
anda
4
3
2

Tidak Baik

Baik

Tepat Janji

Lupa Janji

Sabar

Tidak Sabar

Responden yang memberi nilai 4 berarti memberikan penilaian


terhadap sifat temanya cukup baik demikian juga sebaliknya .
4) Rating Scale.
Dari ketiga skala pengukuran diatas data yang diperoleh adalah data
kualitatif kemudian dikuantitatifkan, tetapi pada rating scale data diperoleh
adalah dalam bentuk angka lansung kemudian ditafsirkan dalam pengertian

Metodologi Penelitian
Keperawatan
kualitatif. Kebanyakan peneliti dalam penyusunan skripsi mempergunakan skala
Likert dan Guttman dengan memperhatikan tingkat kemudahan dan
efektifitasnya.
II. Instrumen Penelitian.
Prinsip penelitian adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
sosial atau alam sehingga harus mempunyai alat ukur yang baik yang dinamakan
instrumen penelitian. Kebanyakan instrumen dalam penelitian sosial sudah teruji
validitas dan reliabilitasnya contoh instrumen untuk mengukur IQ, sikap, bakat
dan sebagainya. Jumlah instrumen penelitian tergantung pada variabel
penelitian contoh : Instrumen untuk mengukur Peranan Kepemimpinan
dan iklim kerja lembaga terhadap prduktifitas Pegawai maka ada tiga
instrumen yang perlu dibuat.
1. Instrumen untuk mengukur Kepemimpinan
2. Instrumen untuk mengukur iklim kerja
3. Instrumen untuk mengukur Produktifitas Kerja Pegawai. (Contoh
diambil dari Sugiyono, 2002)
a. Cara menyusun instrumen
Titik tolak penyusunan instrumen adalah variabel- variabel penelitian
yang telah ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel tersebut ditentukan indikator
yang akan diteliti. Kemudian dari indikator tersebut dijadikan butir pertanyaan
atau pernyataan. Contoh : Variebel penelitian kekayaan maka indikatornya :
Kendaraan, rumah, Tempat belanja, Pendidikan anak, jenis makanan yang
sering dimakan dan sebagainya. Contoh dari indikator rumah muncul pertanyaan
sebagai berikut : 1. Berapa jumlah rumah. 2. dimana letak rumah. 3. Berapa
luas masing masing rumah dan sebagainya. Untuk itu sebelum menentukan
variabel yang akan diteliti perlu pemahaman yang luas.
b. Membuat kisi kisi instrumen
Setelah instrumen disusun, agar mudah dipahami serta dalam
konsultasi ke tim ahli lebih jelas dan muda maka dibuat kisi kisi Kuesioner,
contoh kisi kisi kuesioner sebagai berikut : ( Khusus satu variabel )

Metodologi Penelitian
Keperawatan

Variabel Kekayaan
Variabel
Penelitian
1.Kekayaan

Indikator
Yang
diukur
1.
Rumah

2. Kend
araan
3.Luas
rumah

No Item instrumen
Favorable
1,3,5

Unfavorable

Keter
angan

2,4

5,9

6,7

8,10,13

11,12

Contoh tersebut diatas dapat digambarkan bahwa Variabel Kekayaan


dengan sub variabel atau indikator rumah terdiri dari 5 pertanyaan atau
pernyataan yaitu pertanyaan atau pernyataan Favorable atau Positif berada pada
Nomor item 1,3 dan 5 serta pertanyaan atau pernyataan Unfavorable atau
Negatif nomor 2 dan 4. salah satu contoh pertanyaan atau pernyataan favorable
adalah seorang Perawat perlu standar untuk menjadi Profesional kunci
jawabanya seharusnya yah, atau benar atau satuju dan contoh pernyataan
unfavorable adalah Untuk menjadi Profesional Perawat tidak perlu standar
kunci jawabanya seharusnya : tidak setuju atau salah, tidak dan sebagainya.
Bentuk instrumen mana yang digunakan tergantung beberapa faktor,
diantaranya adalah tehnik pengumpulan data yang digunakan misalnya
menggunakan angket maka bentuk pilihan ganda lebih komonikatif tetapi tidak
hemat kertas dan instrumen menjadi tebal sehingga responden menjadi malas
untuk menjawab. Bentuk checklist dan ratingscale dapat digunakan sebagai
pedomen observasi maupun wawancara.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
1. Angkat : Digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca
dengan baik dan dapat mengungkapkan hal hal yang sifatnya rahasia.
2. Observasi : Digunakan bila obyek penelitian bersifat perilku manusia,
Proses kerja, Gejala alam, responden kecil.
3. Wawanacara : digunakan bila ingin mengetahui hal hal dari responden
secara lebih lengkap, akurat, dan konsisten. Wawancara bisa dilakukan
secara langsung
4. terstruktur maupun tidak terstruktur dengan memberikan pertanyaan
terbuka atau dengan diskusi kelompok terarah ( Focus Group
Discussions/FGD)
5. Gabungan ketiganya bila ingin mendapatkan data yang lebih akurat,
lebih lengkap, konsisten akan tetapi harus mempertimbangkan waktu,
Finansial, efektifitas serta seberapa manfaat hal tersebut dilakukan
dibandingkan dengan tidak dilakukan.
E. Uji Instrumen
Uji instrumen disini adalah uji validitas dan Reliabilitas, sebelumnya
perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliable dengan
instrumen penelitian yang valid dan reliable. Hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
yang ada di obyek yang diteliti. Dan hasil penelitian yang reliable bila terdapat
kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau obyek kemarin berwrna putih
hari ini harus berwrna putih.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur
apa yang hendak diukur. Contoh meteran yang valid apabila digunakan untuk
mengukur panjang dengan teliti dan meteran tidak valid apabila digunakan
untuk mengukur Berat Badan. Instrumen yang reliable berarti instrumen yang
apabila digunakan beberapakali untuk mengukur obyek yang sama akan
menhasilkan data yang sama. Contoh : Meteran dari bahan karet dalam 10 kali

Metodologi Penelitian
Keperawatan
mengukur panjang akan menghasilkan 10 banyak hasil yang berbeda tergantung
seberapa besar tarikan karet tersebut.
a. Uji Validitas
1. Pengujian Validitas Konstruksi ( Conctruct Validity)
Uji validitas konstruksi ini setelah disusun instrumen perlu konsul
ahli dan selanjutnya diuji cobakan ke responden Jumlah minimal
responden 20 atau 30 orang lebih, setelah itu data ditabulasi, dianalisis
faktor dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen, untuk
keperluan ini agar mudahnya perlu bantuan komputer misalnya dengan
Statiscal Product Service Sollution ( SPSS) dari berbagai macam versi.
2. Pengujian Validitas isi ( Content Validty)
Untuk instrumen berbentuk test, maka pengujian validitas isi dapat
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi
pelajaran yang telah diajarkan. Analisis item disini dapat dikorelasikan antar
skor butir instrumen dengan skor total.
3. Pengujian Validitas Eksternal.
Pengujian ini dengan cara membandingkan (untuk mencari
kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta
empiris yang terjadi dilapangan. Contoh instrumen untuk mengukur kinerja
pegawai maka kinerja pegawai tersebut dibandingkan dengan catatan
dilapangan tentang kinerja pegawai yang baik. Bila terdapat kesamaan maka
instrumen tersebut mempunyai validitas ekternal yang tinggi.
b. Uji Reliabilitas.
Uji ini dapat dilakukan secara internal maupun eksternal . uji eksternal
dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya.
Dan secara internal dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang
ada pada instrumen dengan tehnik tertentu.
1). Test-Retest
Cara ini dengan mencobakan pada responden beberapa kali. Dalam
hal ini instrumen yang sama dengan responden yang sama dengan waktu

Metodologi Penelitian
Keperawatan
yang berbeda-beda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara
percobaan pertama dengan berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan
signifikan maka instrumen tersebut dkatakan reliable yang bisa disebut
juga stability.
2). Membuat dua instrumen yang ekuivalen
Cara ini instrumen dibuat dalam bahasa yang berbeda tetapi
maksudnya sama . dan cukup dilakukan satu kali tetapi instrumenya dua
pada responden yang sama dan dalam waktu yang sama. Kemudian data
yang ada dikorelasikan antara instrumen yang satu dengan instrumen
ekuivalen. Apabilakorelasi positif dan signifikan, maka instrumen
dinyatakan reliable.
3). Internal Consistency.
Uji ini hanya diujicobakan sekali saja, kemudian dianalisis dengan
Spearman Brown ( Split half) maupun dengan Alfa.
c. Latihan Uji Validitas
Sembilan Pertanyaan tentang Persepsi Mahasiswa Keperawatan
terhadap penerapan Asuhan Keperawatan di klinik diujicobakan pada 10 orang
Mahasiswa PSIK-B FK-UGM, pada tebel ini jumlah serta nomor item
pertanyaan berada pada area horisontal atas dan nomor responden berada pada
area vertikal kiri. Dengan menggunakan kategori SS(sangat setuju) Skor 4.
S(Setuju)Skor 3. TS(Tidak setuju)Skor 2 dan STS(sangat tidak setuju diberi
skor 1. untuk pertanyaan Positif (Favorable) dan jika Pertnyaan Unfavorable
maka sebaliknya.
No

Item Pertnyaan

Res

Jumlah

20

15

Metodologi Penelitian
Keperawatan
3

22

21

23

20

19

25

19

10

20

jlh

21

24

23

23

23

22

24

21

23

204

Setelah masing masing responden dan item pertanyaan diberi skor


seperti pada tabel diatas maka selanjutnya mencari korelasi atau hubungan salah
satu contoh mengkorelasikan pertenyaan atau item nomor satu dengan total item
untuk mengetahui valid atau tidak pertanyaan nomor satu tersebut, sebelumnya
dibuat tabel sebagai acuan sebelum dimasukkan kedalam rumus. Dalam tabel
terdapat nomor responden yang vertikal kiri, X= skor pertanyaan nomor satu .
Y= skor total. X2= skor pertanyaan dikudratkan. Y2=Skor total dikuadratkan
sedangkan XY= skor pertanyaan nomor satu dikalikan dengan skor total, dan
N= Jumlah Responden seperti pada tabel berikut :

Nomor
Responden
1
2
3
4
5

X2

Y2

XY

2
1
3
2
4

20
15
22
21
23

4
1
9
4
16

400
225
484
441
529

40
15
66
42
92

Metodologi Penelitian
Keperawatan
6
7

2
1

20
19

4
1

400
361

40
19

8
9
10
N=10

2
1
3
21

25
19
20
204

4
1
9
53

625
361
400
4226

50
19
60
443

Untuk Pertanyaan nomor satu tersebut kita ujikan dengan menggunkan


Rumus Korelasi Prduct moment dari Notoatmodjo, 2002 sebagai berikut :

N (XY ) (XY)

NX

(X ) 2 NY 2 (Y 2
(10 x 443) 21x 204)
2
)4284
(10 x534430
) (21
(10x 4226) (204)2
530 441x 42260 41616

146
89x 644

146
57316

146
0,611
239

Dengan membandingkan nilai yang didapat dengan 9 responden atau


N=9 dengan memakai tingkat keslahan 5 % atau 0,05 maka nilai yang butuhkan
agar valid adalah 0,666. dengan demikian untuk pertanyaan tersebut belum
valid karena 0,611 berada dibawa 0,666. seandainya jumlah respondenya yang
dipakai pada uji adalah 20 atau N=20 maka nilai yang dibutuhkan untuk
kevalidan adalah 0,444. dan kalau N=30 maka 0,361 sudah dianggap instrumen
tersebut valid. Sehingga semakin banyak reponden yang dipakai pada saat uji
maka membutuhkan nilai

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Dari perhitungan pertanyaan nomor satu didapatkan koefisien korelasi
( r ) = 0,611. untuk menentukan valid atau idak kita rujuk ke tebel nilai r
Product Moment sebagian digambarkan pada lampiran.
Semakin kecil untuk valid. Akan tetapi secara umum menurut
sugiyono , 2002. Pada Administrasi penelitian hal 106 dijelaskan apabila nilai r
= 0,300 maka sudah dianggap valid. Dan apabila kurang dari 0,300 maka
dianggap tidak valid dan instrumen tersebut harus didrop atau dibuang.
d. Latihan Uji Reliabilitas
Seperti pada penjelasan reabilitas instrumen sebelumnya maka berikut
penulis memberikan contoh serta latihan yang praktis untuk mudah dipahami :
Berikut adalah contoh skor jawaban responden yang terdiri dari 5 pertanyaan
yang dijawab oleh 10 reponden.

No
1

Item Pertanyaan
4

xt

Xt2

16

13

169

16

13

256

16

16

16

225

Metodologi Penelitian
Keperawatan
4

16

15

256

16

16

16

169

16

13

81

169

16

13

81

144

10

16

12

1719

25

25
71

625

29
77

625

22
91

841

28
56

484

129
84

379

784

3359

Rumus mencari reliabilitas 5 pertanyaan tersebut diatas yang dijawab


oleh 10 reponden menggunakan Alfa Cronbach dari Sugiyono, 2003 sebagai
berikut :

ri

2
k s i
1

2
(k 1)
st

Keterangan :

k = mean kuadrat antara subyek


Responden
si2
=
Mean
Kuadrat
Item.
st 2 = Varians total

Jumlah

Keselahan/Varians

Langkah pertama adalah mengetahui varians total dengan rumus :

Metodologi Penelitian
Keperawatan
2

x t
(x t ) 2

n
n2
1719 (129)2
16641
2
St

172
172 166 6
2
10
10
100
St 2

Langkah kedua adalah mencari Varians item dengan rumus :


2

Si

JKi JKs
2
n
n

Keterangan :

Jki = Jumlah kuadrat seluruh skor item.


JKs = Jumlah Kuadrat Subyek.
2

Si

379 3359

38 34 4
10
10 2

Setelah dua langkah ini selesai langkah selanjutnya adalah


memasukkan kedua nilai tersebut kedalam Rumus alfa tersebut diatas yaitu
sebagai berikut:
2
k s i
ri
1 2
(k 1)
st

ri

10 4
1 1,111x1 0,666 1,111x0,334 0,371
10 1 6

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Nilai hitung yang didapat adalah 0,371 kemudian dikonsultasikan
kedalam tabel r Product moment dengan jumlah responden atau N=10 dengan
tingkat kesalahan 5 % maka angka yang dibutuhkan untuk dikatakan reliabel
adalah ,632, sehingga dapat disimpulkan instrumen yang terdiri dari 5
pertanyaan yang dijawab oleh 10 responden tersebut tidak reliabel. Karena nilai
hitung 0,371 lebih kecil dari nilai tabel yaitu 0, 632. perhatikan tabel r product
moment sebelumnya .
Demikianlah sedikit gambaran tentang uji intrumen dengan latihan
latihan yang praktis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatu alat ukur
dengan beberapa perhitungan yang sederhana, sebab dalam perhitungan untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas suatu instrumen banyak cara perhitungan
tergantung kepentingan peneliti dan tingkat penguasaan metodologi serta
statistik yang dimiliki oleh peneliti.
F. Pengolahan dan analisa data
Metodologi Penelitian yang sangat berperan adalah bagaimana data
diperoleh, diolah dan dianalisa baik secara manual maupun dengan bantuan
SPSS, dalam analisa data juga dapat di pahami oleh pembaca bahwa maksud
dari peneliti membuat formulasi data sehingga secara rasional memberikan arti
atau kemaknaan dari hasil yang akan disampaikan sebagai output Penelitian.
Pengolahan dan anlisa data juga peneliti memberikan gambaran bahwa hasil
dari penelitian akan ditampilkan dalam bentuk apa? Misalnya bentuk tabel,
diagram atau narasi dan sebagainya. Salah satu gambaran pada pengolahan data
dan cara analisis sebagai berikut :
Penelitian tentang Persepsi Mahasiswa Keperawatan terhadap Penerapan
Asuhan Keperawatan di Klinik. Disini peneliti menggambarkan persepsi
mahasiswa dalam bentuk kategori mulai dari kategori Sangat baik, baik, kurang
baik dan sangat tidak baik. Untuk mendapatkan kategori ini indikator apa yang
digunakan misalnya dengan melihat nilai mean atau rata rata dari masing masing
responden.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Nilai mean 3,26-4,00 masuk kategori sangat baik
Nilai mean 2,51-3,25 masuk kategori baik
Nilai mean 1,76-2,50 masuk kategori kurang baik
Nilai mean 1,00-1,75 masuk kategori sangat tidak baik.
Sebelumnya untuk mendapatkan nilai rata rata atau mean dengan jalan jumlah
skor item pertanyaan tiap responden dibagi dengan jumlah item pertanyaan.
Seperti contoh berikut ini:

No
Resp

Item Pertanyaan
1

Total

mean

20

2,222

23

2,555

21

2,333

21

2,333

32

3,555

Dari nilai rata pada tabel diatas misalnya responden kelima dengan
nilai mean atau rata rata 3,555 dari 32/9=3,555 dapat disimpulkan bahwa

Metodologi Penelitian
Keperawatan
persepsi Mahasiswa tersebut dalam kategori sangat baik karena berada diantara
3,26-4,00. ini adalah cara manual kalau dengan bantuan komputer kita hanya
membaca output dari hasil olahan data komputer dengan melihat nilai mean
secara langsung dan menginterpretasikan masuk dalam kategori apa dan masih
banyak lagi cara mengkategorikan hanya penulis mencontohkan sebagian saja
agar mudah dipahami.
Cara yang lain dalam bentuk persentasi misalnya penliti menggunakan
dua skor yaitu 1 atau 0 dari jawaban benar, salah atau ya dengan tidak , sehingga
dalam 10 item pertanyaan yang diberi skor 1 yang langsung dihitung contoh
jawaban responden pertama yang ada skor 1 hanya 6 pertanyaan dari 10
pertanyaan maka 6/10 = 0,6 x 100 % = 60 %. Sehingga persepsi responden
pertama tersebut apabila kita masukkan dalam kategori menurut Suharsimi,
2002 masuk dalam kategori cukup baik. Dengan berpedoman pada kategori
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

76 100 % kategori baik


56 75,99 % kategori cukup baik
40 55,99 % kategori kurang baik
< 40
% kategori tidak baik.

Hal tersebut kalau peneliti ingin mendapatkan pendapat atau persepsi dari
responden dengan menggunakan skala sikap dari likert seperti dijelaskan
didepan. Perlu diperhatikan contoh diatas adalah pembagian dengan kategori
kategori yang disertai dengan jenjang yang jarak tiap jenjang tidak sama
sehingga data yang diberikan dalam bentuk data dengan skala ordinal karena
selain mempunyai kategori, juga mempunyai jenjang. Selain itu masih banyak
contoh analisa data dari berbagai macam bentuk tergantung skala yang dipakai,
akan tetapi bentuk analisa data secara umum tidak jauh berbeda. Untuk analisa
agar melihat ada atau tidak ada hubungan akan dijelaskan pada bab berikut
tentang cara hitungan serta membaca output dari analisa data lewat komputer
yaitu : Statiscal Product Service Solutions (SPSS).

Metodologi Penelitian
Keperawatan
G. Definisi Operasional.
Definisi operasional adalah penjabaran dari variabel Penelitian yang
dioperasionalkan sehingga dalam bahasa peneliti terkesan operasional tetapi
tidak keluar dari variabel Penelitian. Contoh peneliti mengambil judul
Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sehat
(MTBS) maka ada dua hal pokok yaitu operasional Pengetahuan sebagai
variabel bebas dan yang kedua adalah MTBS sebagai variabel terikat.
H. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam menulis metodologi penelitian juga hal yang penting juga
peneliti mencantumkan lokasi penelitian misalnya di Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, atau di Rumah Sakit X dan sebagainya . kemudian
waktu penelitian misalnya penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli sampai
oktober 2005.
I. Pelaksanaan Penelitian
Pada uraian tentang pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa
tahap pertama tahap persiapan. Pada tahap ini peneliti menjelaskan pengurusan
ijin keinstitusi yang memberi ijin maupun tempat penelitian, pengurusan dana
penelitian dan sebagainya . tahap kedua adalah pelaksanaan Penelitian, disini
peneliti memberikan gambaran bagaimana jalanya penelitian mulai dari
memberikan kuesioner kepada responden untuk dijawab serta penjelasan atau
dengan wawancara atau dengan diskusi kelompok terarah atau focus group
discussions (FGD) dengan tehnis pelaksanaanya.
J. Hambatan dan Kelemahan Penelitian
Hambatan dan kelemahan Penelitian perlu dijelaskan secara singkat
dan jelas misalnya hambatan adalah Peneliti tidak bisa memberikan penjelasan
secara rinci karena peserta diskusi kelompok banyak yang tidak bisa berbahasa

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Indonesia dengan baik. Kemudian kelemahan penelitian misalnya peneliti hanya
memakai kuesioner dalam penelitian sehingga tidak bisa mengeksplorasi atau
mengkaji lebih jauh dari persepsi atau tanggapan responden.

BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A. Karakterisitik Responden
Penulisan ini, penulis sengaja
membuat urutan seperti
padapPenyusunan Karya Tulis Ilmiah atau Skripsi dengan tujuan agar pembaca
mudah memahami dalam mengaplikasikan dengan penulisan Karya Tulis Ilmiah
yang sesungguhnya. Pada bab ini akan menjelaskan bagaimana menampilkan
hasil serta pembahasanya. Namun pada sebelum Peneliti menampilkan
karakteristik responden secara umum atau rinci sesuai dengan tuntutan hasil dan
pembahasan dalam penelitian tersebut . secara umum adalah : Jumlah
responden , yang terbagi atas responden dengan jenis kelamin Wanita maupun
Pria, dan karakteristik lain yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
Suatu Ilustrasi jika jumlah responden dalam penelitian pada
sekelompok Mahasiswa maka jumlah Mahasiswa yang menjadi subjek
penelitian dijelaskan pada bab Tiga, sedangkan secara kenyataan didapatkan
misalnya setelah jalanya penelitian dalam responden tersebut ada sekian

Metodologi Penelitian
Keperawatan
responden berjenis Laki-laki dan sekian responde yang berjenis kelamin
Perempuan.

B. Hasil
Hasil penelitian adalah apapun yang didapat secara empiris bisa
menjawab pertanyaan penelitian atau hipotesis penelitian. Hasil ini ditampilkan
bisa dalam bentuk tabel, grafik ataupun narasi, akan tetapi dalam penelitian
kuantitatif kebanyakan peneliti mencantumkan hasil dalam bentuk tabel atau
grafik. Berikut Penulis mencoba memberikan beberapa contoh menampilkan
hasil dalam bentuk tabel :
Tabel 1 : Hubungan antara pengetahuan dengan
Ketrampilan
No

Faktor/ Sub Variabel

Nilai r

Nilai

Pengetahuan dengan
Ketrampilan

0,455

0,002

Tabel 2 : Persepsi Mahasiswa terhadap Penerapan Praktek Klinik Fisiologi


Keperawatan.
No

Kategori

Sangat baik

70

Cukup baik

10

Metodologi Penelitian
Keperawatan
3 Kurang baik
4

Sangat tidak baik

10

10

Dua contoh diatas menggambarkan penampilan hasil dalam bentuk


tabel, selain itu juga hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk grafik seperti
contoh berikut :
Pe rs e ps i Mahas is wa
Te rhadap Prakte k Fis iologi
Ke pe rawatan
Sangat Baik

Baik

Kurang Baik

Sangat T idak Baik

10%

10%

10%
70%

Contoh persepsi dalam grafik diatas dapat kita simpulkan bahwa


kategori sangat baik berada pada area yang paling besar yaitu 70 % serta ketiga
kategori yang lain seperti kategori baik, kurang baik dan sangat tidak baik samasama mendapat porsi 10 %.
C. Pembahasan
Pembahasan dalam menyusun suatu Karya Tulis Ilmiah selain
menjelaskan hasil yang diperoleh yang ditampilkan dalam tabel atau grafik
seperti contoh diatas juga menjelaskan teori teori terkait yang mendukung atau
sebaliknya, seperti hasil yang didapat dari Persepsi Mahasiswa terhadap
Penerapan Praktek Fisiologi Keperawatan 70 % berada dalam kategori sangat
baik , ternyata didapatkan literatur lain yang menjelaskan disalah satu perguruan
lain baik negeri maupun swasta dengan pelaksanaan praktek Fisiologi pada
Fakultas Kedokteran dengan PSIK sudah mulai baik dengan sarana dan

Metodologi Penelitian
Keperawatan
prasarana yang ada. Hal ini mendukung penelitian yang didapatkan bahwa 70 %
perenrapan praktek sudah berada dalam kategori sangat baik. Contoh yang lain
kalau peneliti melihat hubungan antara pengetahuan dan ketrampilan ternyata
didapatkan nilai koefisien korelasi atau r= 0,455 dan sig (Rho/)=0,002
langsung diterjermahkan dan dijelaskan bahwa ternyata ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dan ketrampilan dengan tingkat hubungan yang
moderat atau sedang. Untuk jelasnya penulis akan menjelaskan dalam cara
membaca SPSS pada lampiran.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
Pada Penelitian Kuantitatif
Pada bab ini adalah bab terakhir khusunya dalam menyusun skripsi
sehingga apapun hasilnya serta pembahasanya akan disimpulkan dalam
beberapa kalimat yang sederhana sehingga pembaca akan mudah memahami
dan menyimpulkan apa yang didapat lewat Penelitian yang dilakukan.
A. Kesimpulan
Hasil seperti contoh hasil pada bab sebelumnya dapat disimpulkan :
Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan
ketrampilan dengan tingkat hubungan yang moderat atau sedang.
Kemudian contoh berikut :
2. Persepsi Mahasiswa terhadap Penerapan Praktek Fsiologi
Keperawatan sebagian besar dalam kategori sangat baik yaitu 70 %.
Yang penting hendaknya menulis kesimpulan disesuaikan dengan tujuan
terutama tujuan khusus jika peneliti menggunakan tujuan khusus pada bab satu
atau pertanyaan serta hipotesis penelitian yang dicantumkan pada bab dua,
1.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
sehingga terdapat kesamaan antara tujuan yang diinginkan , Pertanyaan
Penelitian dan kesimpulan.

B. Saran
Saran dalam penelitian hendaknya terfokus pada area yang diteliti
misalnya penelitian tentang Persepsi Mahasiswa Keperawatan terhadap Praktek
Fisiologi, hendaknya saran yang ditujukan kepada pengelolah Laboratorium
Fisiologi maupun pengelola Fakultas serta Mahasiswa yang bersangkutan .

Metodologi Penelitian
Keperawatan

BAB VI
Pendahuluan Penelitian Kualitatif
A. Pengembangan Penelitian Kualitatif.
Mengawali gambaran analisa hasil penelitian secara kualitatif,
sebelumnya perlu mengetahui apa penelitian kualitatif serta perkembangan.
penelitian kualitatif merupakan metode yang relatif baru penerapannya di bidang
kesehatan. penggunaan metode penelitian kualitatif, bahkan tidak dianjurkan
Karya Tulis Ilmiah yang menggunakan metode penelitian kualitatif saja. Saat ini
terjadi hal yang sebaliknya, dengan trend peningkatan penggunaan metode
kualitatif yang dikombinasi dengan metode kuantitatif. Kecenderungan serupa
terjadi di berbagai bidang kesehatan, sebagai contoh penelitian di bidang
keperawatan. Terdapat beberapa ciri penelitian kualitatif yang dapat dengan
mudah kita tangkap. dari bentuk data dan penyajiannya, penelitian kualitatif
berbicara mengenai kualitas. Data yang dihasilkan (dan disajikan) berbentuk
kata-kata, ungkapan, narasi yang dikemukakan oleh subyek penelitian. Di lain
pihak, penelitian kuantitatif dengan berbagai rancangan penelitiannya selalu
bergelut dengan angka-angka. Penyajiannya didominasi dengan angka dan
kadang berbagai uji statistik apabila penelitian bertujuan untuk menguji
hipotesis.
B. Paradigma Penelitian Kualitatif.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Penelitian kuantitatif dan kualitatif mempunyai cara pandang yang
berbeda. Ibaratnya, seseorang menggunakan kacamata yang berbeda untuk
memandang suatu obyek. Penelitian kuantitatif menganut cara pandang
positivistik, sedangkan penelitian kualitatif mengacu kepada paradigma
naturalistik. Secara awam, istilah naturalistik dapat diinterpretasi dengan
berbagai cara. Naturalistik dapat berarti berusaha memahami suatu fenomena
atau kejadian secara alamiah (peneliti tidak memanipulasi kejadian tersebut),
dan mengamati suatu kejadian yang terjadi secara alamiah (munculnya kejadian
tersebut bukan oleh karena manipulasi peneliti) (Patton, 1990). Sebagai contoh
untuk mengamati proses pelayanan
di Unit Gawat Darurat suatu rumah sakit, peneliti akan mempunyai preferensi
untuk menerapkan observasi tidak terstruktur dengan cara melakukan
pengamatan di unit ini selama beberapa waktu atau mengikuti tim ambulans
rumah sakit. Dengan demikian, peneliti dapat secara langsung memotret (bukan
dalam arti mengambil dokumentasi foto!) proses pelayanan terhadap kasus
kegawatdaruratan pada saat kejadian tersebut berlangsung. Dari segi peneliti,
naturalistik juga berarti peneliti tidak memiliki kategori atau variabel yang telah
ditetapkan sebelumnya untuk mengamati suatu kejadian (pre-determined
categories), sehingga lebih bersifat menemukan (discovering) hal-hal yang
dapat diamati (Guba, 1978 dalam Patton, 1990). Interpretasi yang lain adalah
bahwa peneliti juga menggunakan cara pengumpulan data yang natural, yaitu
cara-cara yang digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi dengan orang
lain (berbicara dengan orang lain, mendiskusikan sesuatu hal dalam kelompok,
mengamati sesuatu). Perbedaan antara cara pandang positivistik dan
naturalistik.

Metodologi Penelitian
Keperawatan

BAB VII
Diskusi Kelompok Terfokus
(Focus Group Discussions)
A. Pengertian.
Diskusi Kelompok Terfokus (DKT) atau Focus Group Discussions (FGD)
adalah salah satu teknik dalam mengumpulkan data kualitatif dimana
sekelompok orang berdiskusi dengan pengarahan dari seorang
moderator atau fasilitator mengenai suatu topik. Diskusi demikian
dirancang untuk menggali persepsi tentang suatu hal dalam suasana
yang permisif dan tidak mengancam (Prabandari. 2003)
DKT banyak digunakan dalam penelitian kualitatif karena beberapa
keuntungan:
1. Interaksi kelompok. Adanya interaksi di dalam kelompok memungkinkan
munculnya respons yang lebih kaya dan juga memungkinkan timbulnya
pemikiran-pemikiran baru yang berharga.
2. Observasi. Peneliti akan dapat langsung mengamati diskusi serta
mendapatkan insight mengenai perilaku, sikap, bahasa, dan perasaan
responden.
3. Biaya dan waktu. DKT dapat diselesaikan lebih cepat dan biasanya lebih
mudah dibanding wawancara mendalam (depth interview).
B. Karakterisitik FGD/DKT.
1. Jumlah peserta.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Peserta terdiri dari 6-12 orang. Kelompok tersebut harus cukup
kecil sehingga memungkinkan setiap individu untuk mendapat
kesempatan mengeluarkan pendapatnya tetapi juga cukup memperoleh
pandangan anggota kelompok yang bervariasi. Apabila kelompok lebih
dari 12 orang, timbul kecenderungan peserta diskusi ingin mengeluarkan
pendapatnya tetapi tidak mendapat kesempatan. Sebaliknya kelompok
yang dihadiri oleh 4-6 orang memberi kesempatan yang lebih banyak bagi
peserta untuk berdiskusi tetapi ide-ide yang diperoleh lebih terbatas.
2. Waktu
DKT harus dilakukan dalam waktu yang tepat, sehingga rasa
bosan/jenuh para peserta yang dapat mengganggu hasil DKT dapat
dihindari. Sebagai patokan, lamanya antara satu hingga dua jam. Kadang
kadang bila DKT dipakai untuk mendapatkan respon yang sangat
khusus seperti reaksi terhadap suatu iklan cukup dikerjakan dalam 45
menit saja. Biasanya DKT yang pertama kali lebih lama jika dibandingkan
dengan DKT selanjutnya, karena pada DKT yang pertama semua
informasinya baru. Jumlah DKT yang harus dilakukan untuk suatu studi
bergantung kepada kebutuhan, sumber dan informasi baru yang harus
dicari. Sebaiknya selenggarakan dua kali untuk group yang setara, bila
tidak didapatkan informasi baru yang menarik tidak perlu mengadakan
DKT yang ke tiga. Sebaliknya bila ternyata dari kelompok kedua
didapatkan informasiinformasi baru, kemungkinan perlu dilakukan DKT
yang ke tiga, demikian seterusnya.
3. Posisi Diskusi.
Biasanya DKT dilakukan di meja konferensi suatu ruangan. Beberapa
pedoman berikut perlu diperhatikan:
- Hindari pengaturan kursi yang tidak seragam.
- Kursi harus diatur dalam posisi yang memungkinkan semua partisipan
dapat saling melihat/kontak mata.
- Jarak masingmasing kursi harus sama, jangan memberikan jarak
antara responden dengan moderator.

Metodologi Penelitian
Keperawatan

C. Persiapan.
1. Mempersiapkan Fasilitator/Moderator
Beberapa persiapan yang perlu dilakukan adalah:
a. Fasilitator menggunakan petunjuk diskusi agar supaya diskusi terfokus.
Petunjuk diskusi ini berupa pertanyaan yang open ended atau terbuka.
b. Peranan fasilitator adalah sebagai berikut:
1). Menjelaskan tentang topik diskusi
Seorang fasilitator tidak perlu seorang yang ahli yang berkaitan
dengan topik diskusi untuk dapat menguasai pertanyaannya.
Disamping itu mampu melakukan pendekatan kepada peserta
DKT sehingga mereka terdorong untuk mengeluarkan pendapatpendapatnya. Fasilitator yang mempunyai rasa humor akan lebih
berhasil dalam DKT tersebut.
2). Mengarahkan
kelompok,
bukan
diarahkan
oleh
kelompok.Fasilitator bertugas mengajukan pertanyaan dan harus
netral terhadap jawaban peserta. Tekankan bahwa tidak ada
jawaban yang benar atau salah. Tidak boleh memberikan
persetujuan atau tidak setuju terhadap jawaban yang akan
mempengaruhi pendapat peserta.
3). Amati peserta dan tanggap terhadap reaksi mereka.
Mendorong semua peserta untuk berpartisipasi dan jangan
biarkan sejumlah individu memonopoli diskusi.
4). Ciptakan hubungan baik dengan peserta sehingga dapat
menggali jawaban dan komentar yang lebih dalam.
5). Fleksibel dan terbuka terhadap saran-saran, perubahanperubahan dan lain-lain.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
6). Amati komunikasi non verbal antar peserta dan tanggap
terhadap hal tersebut.
7). Hati-hati terhadap nada suara dalam mengajukan
pertanyaan.
Peserta akan merasa tidak senang apabila nada fasilitator
memperlihatkan ketidaksabaran dan tidak bersahabat.
2. Mempersiapkan Pencatat
Pencatat berlaku sebagai pengamat selama DKT berlangsung dan
bertugas mencatat hasil diskusi. Yang perlu dicatat adalah sebagai
berikut:
a. Tanggal pertemuan DKT dan waktu mulai dan selesai.
b. Nama masyarakat dan catat secara singkat mengenai masyarakat
tersebut serta informasi lainnya yang mungkin dapat mempengaruhi
aktivitas peserta. Misalnya jarak dari desa ke kota dan sebagainya.
c. Tempat pertemuan DKT, catat ringkas mengenai tempat dan sejauh
mana tempat tersebut mempengaruhi peserta. Misalnya apakah
tempatnya cukup luas, menyenangkan peserta dan lain-lain.
d. Jumlah peserta dan beberapa uraiannya yang meliputi:
jenis kelamin, umur, pendidikan dan lain-lain.
e. Deskripsi umum mengenai dinamika kelompok misalnya derajat
partisipasi peserta, apakah ada peserta yang dominan, peserta yang
merasa bosan, peserta yang selalu diam dan lain-lain.
f. Pencatat harus menuliskan kata-kata yang diucapkan dalam bahasa
lokal oleh peserta.
g. Pencatat memperingatkan kepada fasilitator kalau ada pertanyaan yang
terlupakan atau juga mengusulkan pertanyaan yang baru.
h. Pencatat dapat meminta peserta untuk mengulangi lagi komentarnya
kalau fasilitator tidak mendengarkan komentar peserta tersebut karena
sedang mendengarkan komentar peserta lain.
D. Pelaksanaan Diskusi.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
1. Tahap Persiapan dan Pembukaan
Fasilitator dan pencatat harus datang tepat pada waktunya sebelum
peserta diskusi datang. Mereka sebaiknya bercakap-cakap secara informal
dengan peserta. Ambillah kesempatan ini untuk mengenal nama peserta
dan hal-hal yang menjadi perhatian mereka. Fasilitator harus
mempersiapkan tempat duduk peserta sedemikian rupa sehingga para
peserta terdorong untuk mau berbicara. Sebaiknya peserta duduk dalam
satu lingkaran bersama-sama dengan fasilitator. Pencatat biasanya duduk
di luar lingkaran tersebut. Fasilitator harus mengusahakan tidak ada
interupsi dari luar pada waktu DKT berjalan. Semua perlengkapan DKT
harus disiapkan misalnya: kaset, baterai dan petunjuk diskusi.
Pada waktu membuka diskusi, fasilitator perlu memperhatikan hal-hal
sbb:
a. Jelaskan tujuan diadakan DKT serta perkenalkan nama fasilitator
serta pencatat dan peranannya masing-masing.
b. Minta peserta memperkenalkan diri dan fasilitator harus cepat
mengingat nama peserta dan menggunakannya pada waktu berbicara
dengan peserta.
c. Jelaskan bahwa pertemuan tersebut tidak bertujuan untuk memberikan
ceramah tetapi untuk mengumpulkan pendapat dari peserta. Tekankan
bahwa fasilitator ingin belajar dari para peserta.
d. Tekankan bahwa pendapat dari semua peserta sangat penting sehingga
diharapkan semua peserta bebas mengeluarkan pendapat.
e. Jelaskan bahwa pada waktu fasilitator mengajukan pertanyaan jangan
berebutan menjawabnya pada waktu yang sama.
f. Mulailah pertemuan dengan mengajukan pertanyaan yang sifatnya
umum yang tidak berkaitan dengan topik diskusi.
g. Mendorong beda pendapat. Responden harus diberi tahu bahwa
didalam kelompok tidak ada jawaban salah atau benar sehingga
dibenarkan untuk memiliki perasaan /pendapat yang berlainan dengan

Metodologi Penelitian
Keperawatan
anggota lain. Mereka didorong untuk bebas mengemukakan
pendapatnya secara terus terang dan jujur.
h. Moderator harus bersikap netral. Moderator harus meyakinkan
responden bahwa dia tidak berkaitan dengan kepentingan isi dan hasil
diskusi sehingga apapun yang dikatakan responden tidak akan
membuat dia merasa enak/tidak enak.
i. Aturan kelompok diberikan. Responden diminta berbicara bergantian
dan berinteraksi dengan yang lain tapi tidak saling memotong
pembicaraan.
2. Tahap Isi
Pada bagian ini kelompok mulai menyentuh topik-topik yang khusus.
Biasanya ada perubahan topik dari topik kongkrit menuju isu yang
abstrak; dari diskusi fakta menuju diskusi mengenai sikap, perasaan dan
kepercayaan yang dalam beberapa hal mungkin sensitif.
Moderator perlu memancing beberapa konsep atau isu khusus kepada
kelompok untuk mendapatkan respon yang khusus. Tujuan tahap ini
adalah mendapatkan pemahaman mengenai suatu topik, menggali
dinamika sikap yang berkaitan dengan perilaku dan mengamati bahasa
dan emosi responden terhadap suatu topik. Moderator harus memiliki
ketrampilan berikut:
a. Memakai teknik probing untuk menjelaskan dan memahami respon
yang diberikan oleh kelompok. Contoh:
- Diam; membiarkan responden mencerna yang dikatakan.
- Memakai teknik refleksi; mengatakan kembali yang telah
diungkap responden.
- Mengulang kata-kata responden dalam bentuk pertanyaan;
Bagus?
- Menanyai responden untuk memperjelas posisinya.
Saya agak bingung, tadi saya bilang x, sekarang y.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
- Menggunakan teknik orang ketiga. Anda nampak sangat keras
mengenai hal ini. Menurut anda bagaimana perasaan orang lain
mengenai hal ini?
- Tolong dijelaskan lebih lanjut.
- Bagaimana tentang hal itu.
- Apa yang anda maksud demikian?
3. Pendekatan DKT.
Ada dua aspek penting dalam pendekatan . Pertama teknik bertanya bisa
direktif atau tidak direktif, kedua alur DKT bisa terstruktur atau tidak
terstruktur.
a. Teknik Bertanya
Pendekatan direktif menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sangat
mengarahkam dan secara khusus membatasi respon yang timbul.
Teknik bertanya demikian hanya digunakan bila tujuan DKT telah
ditetapkan sangat spesifik. Pendekatan yang tidak direktif
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang terbuka dan tidak bias.
Teknik bertanya ini memungkinkan timbulnya ungkapan-ungkapan
jujur responden, mengurangi pengaruh moderator dan membantu
menghilangkan kesulitan dalam menyimpulkan hasil DKT. Pendekatan
ini merupakan pendekatan terbaik bila melakukan DKT.

b. Alur DKT
Dalam DKT terstruktur moderator mengikuti pedoman diskusi yang
telah disiapkan. Pedoman tersebut berisi isu-isu yang akan ditanyakan
juga area-area yang perlu probing (penggalian informasi). Dengan
menggunakan pedoman DKT dapat dipastikan bahwa tujuan riset yang
relevan telah dicakup. Selain itu bentuk terstruktur lebih mudah
dibandingkan dengan DKT paralel lainnya. DKT tidak terstruktur
dikerjakan dengan memakai pedoman diskusi kasar. Peserta DKT yang

Metodologi Penelitian
Keperawatan
kemudian menetapkan isi dan alur diskusi. Pendekatan ini dipakai
dengan alasan mengurangi pertimbangan moderator terhadap isu-isu
penting. Bentuk ini jarang dikerjakan karena kehilangan beberapa
informasi penting sering terjadi, sehingga alur ini tepat digunakan pada
riset awal suatu program yang masih awam atau pada riset tanpa
hipotesis. DKT paling baik dikerjakan secara tidak direktif dan
terstruktur. Dalam prakteknya DKT yang paling efektif sebenarnya
bersifat semi terstruktur, moderator cukup terampil mencakup semua
isu dalam pedoman diskusi dan terampil menjaga alur percakapan
yang luwes.

4. Masalah Dalam DKT.


Ada beberapa masalah yang sering timbul berkaitan
dengan
responden DKT.
a. Responden dominan
Orang ini berusaha memulai diskusi , mempertahankan posisinya, dan
mencoba mempengaruhi orang lain.
Strategi :
Hindari kontak mata atau jangan berhadapan langsung dengan
orang tersebut. Mintalah anggota lain untuk berbicara. Bila perlu,
beritahu secara sopan bahwa pendapatnya cukup menarik tetapi
anda ingin mendengar pendapat responden yang lain juga. Atau
cara lain, anda meminta responden yang demikian tersebut untuk
meninggalkan kelompok dengan mengatakan "karena anda tahu
terlalu banyak tentang . , kami minta anda mengisi kuesioner
yang lebih rinci". Berilah
responden tersebut kuesioner wawancara mendalam.
b. Responden pemalu

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Orang ini selalu ragu-ragu untuk berbicara, dan pada umumnya malu
atau tegang terhadap situasi kelompok atau takut pendapatnya tidak
didengarkan.
Strategi :
Gunakan kontak mata untuk menarik responden pemalu ke dalam
diskusi. Amati saat orang ini siap untuk berbicara. Bila perlu, berikan
pertanyaan mudah dan mintalah orang ini untuk memberikan respon.
Lakukan ini secara bergantian dengan responden lain, jangan
terfokus pada responden pemalu saja.
c. Responden ahli
Ini adalah jenis responden yang khusus yang sebenarnya juga
mendominasi kelompok. Bahkan meskipun orang tersebut tidak
menginginkan untuk memimpin kelompok, tetapi anggota lain tetap
meminta pendapat dia sehingga diskusi kelompok menjadi tumpul.
Strategi :
Hindari kontak mata atau jangan berhadapan langsung dengannya.
Bila
responden orang yang benar - benar ahli, ingatkanlah bahwa semua
komentar adalah penting dan anggota lain boleh meminta
komentarnya bila semua komentar anggota telah didengar. Bila
responden orang yang agak ahli, mintalah anggota lain untuk
memberikan komentar terhadap pendapatnya.

d. Responden verbose
Orang ini adalah si tukang bicara bahkan kadang - kadang tanpa arah
dan akhir - mungkin sejenis gangguan bicara kompulsif atau terlalu
tegang.
Strategi :
Anda harus bersikap direktif, gunakan probing untuk meminta
rincian dan realisasi pembicaraan. Arahkan responden kembali pada

Metodologi Penelitian
Keperawatan
topik atau potonglah pembicaraannya. Berikan penjelasan bahwa
topik yang harus dibicarakan masih banyak dalam waktu yang
terbatas, hati-hatilah jangan sampai memojokkan responden.
e. Responden tidak relevan
Orang demikian memberikan komentar yang tidak relevan dengan topik
dan dapat mengganggu diskusi. Dia mungkin tidak sadar melakukannya,
tegang atau pendengar yang buruk.
Strategi :
Cobalah mengulang pertanyaan atau parafrase Responden tidak
lengkap. Orang ini memberikan respon sepotong-sepotong atau tidak
sama sekali seperti "Saya tidak tahu". Biasanya mereka tergolong
responden yang frustasi bisa karena kurangnya kepercayaan diri atau
kecemasan yang sangat.
f. Responden bingung
Orang ini tampak bingung atau merasa terbebani selama diskusi.
Strategi :
Pahamilah situasinya ("Anda nampak bingung "), cobalah
mengulang pertanyaan atau memberikan contoh.
g. Responden yang terlalu positif
Orang yang demikian terlalu positif dalam memberikan respon, mungkin
dia ingin menyenangkan anda.
Strategi :Ingatkan responden bahwa anda ingin mendengar sisi negatif
dan positif. Cobalah dengan pura-pura mendengar ("Saya dengar
beberapa orang mengatakan sebaliknya, L3 ") atau dengan
perumpamaan orang ketiga
("Bagaimana dengan orang lain yang anda kenal ? Menurut anda
bagaimana perasaan mereka ?").
h. Responden negatif
Orang ini selalu negatif responnya.
Strategi :

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Hati - hati, hindari sikap bertahan. Cobalah untuk menularkan perasaan
ini pada anggota yang lain ("Anda nampak marah tentang hal ini, tidak
apa-apa karena saya ingin mengetahui perasaan anda sebenarnya ").
Atau seperti diatas dengan pura-pura mendengar atau perumpamaan
orang ketiga .
i. Responden agresif
Orang ini menyerang moderator secara pribadi.
Strategi :
Sekali lagi, hati-hati jangan terbawa untuk mempertahankan diri.
Pahami situasinya dan berikan fokus pada responden untuk menjelaskan
alasan menyerang moderator.
j. Responden pengganggu
Orang ini selalu mengganggu diskusi - dia mungkin mengatakan ide
orang lain salah atau pertanyaan moderator benar-benar tolol.
Strategi :
Usahakan untuk menenangkan diskusi secepatnya. Mintalah anggota
yang lain untuk menanggapi pernyataan responden pengganggu. Atau
berikan sudut pandang yang lain : "Itu menarik, tetapi saya
mendengar beberapa orang merasa bahwa ", ini memberikan
kesempatan anggota lain untuk berbicara dan meneruskan diskusi.
k. Responden penanya
Orang ini selalu menanyakan pada moderator tentang perasaan /
pendapatnya.
Strategi :
Katakan bahwa anda bukan ahli atau berpengalaman tentang subjek
pembicaraan. Bila tidak cukup, pahami situasi ("Seperti yang lainnya,
tentu saja saya mempunyai pendapat tentang hal ini, tetapi tujuan kita
hari ini adalah untuk mengetahui yang anda rasakan ").
5. Laporan DKT.
Karena sifat DKT yang subjektif dan banyak digunakan insight dan
intuisi, maka penulisan laporan menjadi langkah yang perlu diperhatikan

Metodologi Penelitian
Keperawatan
oleh peneliti. Beberapa pedoman berikut ini dapat digunakan sebagai
upaya menyamakan format hasil DKT.
a. Penulis laporan adalah moderator dan peneliti / dan orang yang
memahami tentang permasalahan lanjut usia. Bila moderator
merangkap sebagai peneliti, maka perlu dibantu oleh seorang
pengamat/observer.
b. Format laporan :
1). Executive summary
2). Latar belakang
3). Tujuan penelitian
4). Metodologi
5). Keterbatasan penelitian
6). Persiapan DKT (tempat, responden, moderator)
7). Pelaksanaan DKT
8). Rincian hasil DKT menurut topik dalam panduan
9). Kesimpulan dan saran
10).Lampiran :

DKT

~ panduan DKT
~ kuesioner
~ materi tambahan
c. Analisis isi . Orang yang akan menganalisis DKT
(moderator/peneliti/observer) melakukan langkah-langkah :
1). Mendengarkan rekaman kaset secepat mungkin setelah DKT
berakhir agar beberapa gambaran/kesan yang didapat selama
DKT tidak terlupa.
2). Mengelompokkan hasil DKT sesuai topik dalam panduan DKT.
Pisahkan hasil DKT keluarga urban, keluarga rural, tokoh
masyarakat dan pengelola program. Hal ini dilakukan agar mudah
mencari/menelusur perbandingan antar kelompok responden.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
3) Identifikasi beberapa dimensi atau posisi yang berbeda antar
kelompok DKT sesuai topik dalam panduan DKT.
4). Simpulkan perbedaan posisi tersebut untuk masingmasing
kelompok DKT.
d. Sintesis umum
1). Bacalah kembali tujuan penelitian dan hasil yang
diharapkan
dari penelitian ini.
2). Berdasarkan ringkasan isi tiap kelompok, buatlah saran
- saran
yang sesuai atau informasi lanjut yang
diperlukan.
Beberapa kesalahan umum dalam membuat laporan :
a. Mencoba mengkuantifikasi hasil DKT.
b. Menterjemahkan komentar responden secara laterlek, dan tidak
melihat isi dibalik komentar tersebut.
c. Gagal mensintesis dan mengkonsepkan hasil DKT.
E. Analisis Hasil DKT.
1. Persiapan
Pada saat pengumpulan data dengan diskusi kelompok terarah (DKT),
mulai mempersiapkan analisis data. Kegagalan pertama dalam analisis
data adalah tidak lengkapnya data yang dikumpulkan. Oleh karenanya
kelengkapan data inilah yang akan kita diskusikan. Ketika kita
mengamati peneliti kualitatif beraksi di lapangan, seringkali kita melihat
mereka membawa catatan kecil
yang dapat dimasukkan dalam saku. Catatan harian (field notes) ini
berguna untuk mencatat data yang diperoleh di lapangan, baik berupa
ungkapan verbal, non-verbal, ataupun perilaku yang dicatat dalam
bentuk tulisan, rekaman, video, foto atau bentuk lainnya. Catatan harian
ini mempunyai sifat yang sama, yaitu merupakan data kasar yang tidak
dapat dipahami oleh orang lain, kecuali yang menyusun catatan harian
tersebut. Sebagai contoh, bandingkan catatan kuliah anda dengan teman

Metodologi Penelitian
Keperawatan
anda. Pada umumnya anda memerlukan penjelasan-penjelasan tambahan
untuk memahami catatan kuliah teman ada.
Apakah catatan harian dapat dianalisis? Jawabannya adalah tidak.
Catatan harian ini belum dapat dianalisis, sebelum dilengkapi menjadi
apa yang disebut dengan transkrip (atau catatan lengkap). Ciri-ciri
catatan lengkap adalah catatan tersebut dapat dibaca oleh siapa saja,
dapat dipahami oleh yang membaca, dapat diedit untuk akurasi datanya,
dapat diberi komentar oleh orang lain, dan akhirnya dapat dianalisis.
Oleh karenanya transkrip yang merupakan bukti pengumpulan data ini
dapat berfungsi untuk meningkatkan komunikasi dengan peneliti lain
atau pembimbing, dan juga sebagai salah satu alat untuk menjaga mutu
penelitian (terutama oleh pembimbing!). Meskipun wawancara
mendalam yang kita lakukan sudah direkam, rekaman tersebut tetap
harus diubah menjadi bentuk transkrip, dengan cara menuliskan semua
pembicaraan dalam rekaman tersebut sesuai aslinya atau apa adanya.
(Waspada terhadap transkrip yang bahasanya tampak seperti bahasa
penulisan, bukan bahasa percakapan).
2. Isi transkrip
Transkrip berisi informasi deskriptif mengenai data yang diperoleh,
yang ditulis menurut apa yang dikatakan oleh orang yang diwawancarai
(perspektif emik). Bahasa transkrip adalah bahasa asli yang digunakan
oleh responden kita. Apabila wawancara dilakukan dalam bahasa
daerah, maka transkrip juga idealnya ditulis dalam bahasa aslinya, yaitu
bahasa daerah tersebut. Perlu dicatat bahwa apabila wawancara
dilakukan dalam bahasa daerah, maka peneliti harus menyusun pedoman
pengumpulan data dalam dua bahasa.
Bagaimana halnya dengan kesan atau reaksi peneliti? Perasaan, reaksi,
refleksi peneliti juga dapat dimasukkan dalam transkrip. Sebagai contoh,
apabila kita menanyakan suatu kejadian yang menyedihkan, sementara
responden menceritakan kejadian tersebut

Metodologi Penelitian
Keperawatan
dengan ekspresi wajah yang gembira. Hal ini tentunya memancing
reaksi dan reaksi tersebut tidak perlu disembunyikan (oleh karena
mungkin kita berpendapat bahwa hal ini akan menimbulkan bias).
Reaksi tersebut justru harus dideskripsikan dengan cara mencantumkan
dalam transkrip. Demikian pula interpretasi awal peneliti, hipotesis
kerja, bahkan analisis awal juga dapat dituliskan dalam transkrip. Yang
harus diperhatikan adalah pembaca harus dapat membedakan antara
ucapan responden dengan perasaan, reaksi atau refleksi peneliti. Cara
yang sering digunakan adalah dibedakan hurufnya (font, dicetak tebal,
dicetak miring) ataupun dalam tanda kurung. Cara ini harus digunakan
secara konsisten dalam seluruh penulisan transkrip.
Data non-verbal dapat pula dicantumkan dalam transkrip. Data nonverbal misalnya ekspresi responden, cara responden menyatakan pendapatnya
(misalnya sama-sama berkata "tidak", tetapi cara mengungkapkannya berbeda),
ataupun gerakan-gerakan tubuh yang mungkin mempunyai makna. Sebagai
contoh, ketika saya mengikuti kursus kualitatif di Umea University, Swedia
tahun 1997, saya diwawancara mengenai bagaimana memelihara komunikasi
dengan keluarga ketika kita berada jauh dari mereka, secara tidak sengaja posisi
tubuh saya berubah dari duduk tegak menjadi bersandar dengan pandangan
mata yang menerawang jauh. Data non-verbal ini memberikan makna yang
penting bagi pewawancara, oleh karenanya dapat dimasukkan dalam transkrip.
Apabila transkrip telah selesai disusun, maka pada bagian akhir dari setiap
transkrip terdapat tiga jenis komentar sebagai alat bantu untuk memanfaatkan
transkrip untuk meningkatkan mutu pengumpulan data berikutnya (dan juga
merenungkan
esensi proses dan isi pengumpulan data yang baru saja kita lakukan). Ketiga
komentar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Komentar substantif
2. Komentar metodologis
3. Komentar analitik

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Komentar substantif. Komentar substantif merupakan komentar yang
berkaitan dengan substansi atau hasil pengumpulan data (misalnya isi
wawancara, diskusi kelompok terarah dan sebagainya). Komentar ini dapat
berbentuk substansi yang berhasil dicakup ataupun belum berhasil dicakup
dalam pengumpulan data, atau ringkasan topik-topik yang dibicarakan dalam
pengumpulan data. Contoh komentar substantif dalam penelitian mengenai
proses pengambilan PUS dalam memilih alat kontrasepsi yang sesuai.
Komentar substantif: Wawancara mendalam ini dapat mencakup
proses pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi yang
sesuai, bagaimana cara memperoleh alat kontrasepsi tersebut dan efek alat
kontrasepsi yang dirasakan oleh responden.
Komentar metodologis. Komentar metodologis berkaitan dengan
metode (cara) pengumpulan data termasuk alat pengumpulan datanya.
Komentar dapat berisi masalah, kesulitan, kesan dan perasaan yang berkaitan
dengan situasi atau cara pengumpulan data, dan juga proses ataup rosedur
pengumpulan data (atau penelitian secara umum) beserta peran penelitinya.
Contoh:
Komentar metodologis: Saat dilakukan diskusi kelompok terarah
terdapat dua peserta yang gugur atau menolak mengikuti diskusi ini karena
kesibukan kerja sehari-hari dan mengurus anak di rumah. Pada saat diskusi
kelompok yang dilakukan bersamaan dengan hari kunjungan KB di Puskesmas,
peserta diskusi datang satu per satu, sehingga mengganggu jalannya diskusi
terakhir. Misalnya ketika sudah sampai pada diskusi mengenai efek samping
alat kontrasepsi, tiba-tiba datang peserta lainnya sehingga mau tidak mau harus
dilakukan perkenalan lagi. Hal ini mengganggu kelancaran diskusi kelompok.
Komentar analitik. Komentar analitik merupakan komentar yang
berkaitan dengan analisis awal dari hasil pengumpulan data tersebut.
Komentarnya dapat berupa pertanyaan baru yang muncul berdasarkan hasil
pengumpulan data tersebut, kemungkinan-kemungkinan hipotesis yang dapat
dikembangkan, tema/konsep yang muncul, koding, ataupun pemikiran yang
berkaitan dengan proses analisis selanjutnya. Contoh:

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Komentar analitik: Meskipun wawancara ini bertujuan untuk
mengungkap proess pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat
kontrasepsi, namun pertanyaan beserta jawabannya terkesan lebih
menggambarkan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengambilan keputusan
tersebut, bukan proses pengambilan keputusannya sendiri. Pedoman wawancara
perlu ditinjau kembali agar lebih mencerminkan proses pengambilan keputusan.
F. Contoh Bentuk Transkrip DKT.
Contoh bentuk transkrip dari DKT ujicoba dalam penelitian Persepsi
dan Sikap Perawat terhadap KEPMENKES 1239/MENKES/SK/2001 Tentang
Registrasi dan Peaktek Keperawatan di RS X, tanpa disertai dengan komentar
substansi, metodologis, dan analitik. Catatan: Dalam DKT ini digunakan
Pembacaan SK sebagai stimulus diskusi dan ice-breaking. DKT ini merupakan
DKT seri pertama pada suatu kelompok. Hasil DKT ini digunakan sebagai
bahan diskusi antara peneliti dengan fasilitator DKT untuk menyempurnakan
DKT dalam penelitian yang sesungguhnya.
Berikut adalah contoh Transkrip FGD yang apabila tidak semua
peserta memberikan jawaban dalam tiap pertanyaan (General Analysis).
Apabila semua peserta memberikan jawaban tiap pertanyaan maka dalam
analisis transkrip mirip dengan wawancara terstruktur .
G. TRANSKRIP FGD.
Tanggal : 29 Oktober 2004
Jam
: 16.00 17.30
Acara
: FGD Perawat
Sumber
: Recorded FGD
Tempat
: Ruang . RSU.
Jumlah Peserta :
Fasilitator
: A (putri)

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Note-taker
: R (putra)
Pentranskrip
: AU
Catatan
:
- M = fasilitator/Moderator.
- P = peserta diskusi
- yang Miring berarti komentar peneliti
M : Kita ucapkan syukur kepada allah yang pada siang hari ini telah hadir
diruangan ini, untuk berbincang bincang serta meminta sumbangan
pikiran dan pendapat tentang Kep Menkes no 1239/2001 tentang
registrasi dan praktek keperawatan, yang sekarang sedang disosialisasikan
oleh PPNI. Untuk itu bapak dan ibu diharapkan komentarnya, sebelumnya
kita perkenalan
P : Perkenalan Peserta.
M : Permaslahan pertama mengenai maksud dari SIP, SIK dan SIPP, kita
mohon pendapat bapak bapak dan ibu ibu tentang bagaimana dengan
maksud SIP, SIK dan SIPP, silahkan, monggo.
P : Menurut pendapat saya e adanya surat keputusan sangat baik sekali, jadi
e.. keberadaan semua tenaga keperawatan yang ada ini mungkin seluruh
indonesia e.. terdaftar seluruhnya, juga bisa apa.. e.. kalau mungkin perlu
koordinasi antar apa.. ee. Antar tenaga keperawatan itu perlu
dilaksanakan dan selaian itu saya sangat setuju sekali , sehingga apa ..
surat praktek keperawatan itu lebih terorganisir, dan mempunya e ..
semacam landasan hukum untuk melaksanakanya, itu juga saling
berhubungan antara tindakan medis dan keperawatan , surat ijin kerja ya ..
e.. semacam perijinan perawat itu bisa bekerja dalam suatu organisasi ,
untuk SIP itu e.. surat ijin bahwa seseorang itu terdaftar sebagai perawat ..
SIPP itu e. surat ijin untuk melakukan praktek keperawatan.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
M : Ok kalau tidak ada tambahan lagi kita lanjutkan ke permasalahan berikutnya
yaitu tentang sebenarnya siapasih yang berhak untuk mendapatkan SIP,
SIK, dan SIPP, nah ini mohon silahkan pendapatnya .
P : Untuk semua Perawat ya
P : ya. Mungkin bisa dari ahli Madya Keperawatan , mungkin juga dari SPK,
tetapi dengan kriteria tertentu gitu lho, SIK untuk semua perawat, SIP
untuk semua perawat dan SIPP itu mungkin ee dari Ahli Madya
Perawat, S1, S2 keperawatan , bisa juga dari SPK tapi dengan catatan itu
tadi dengan kriteria atau hal yang perlu, misale. Pelatihan , terus
mungkin e penglaman kerja.
P : untuk surat ijin praktek perorangan itu tidak harus dengan pendidikan
akedemi ya.. mungkin begitu , tapi bisa dari SPK asal mempunyai
e pengalaman seperti tadi misalnya dengan pelatihan ee dalam beberapa jam ,
terus itu kita telah tahu ya kondisi saat ini kta telah melihat bahwa skill
lebih penting .. skil keperawatan yang saya maksud , lebih penting dari
jenjang pendidikan , mungkin begitu terimakasih.
M : Ada Pendapat lain kalau nggak da kita teruskan, sekarang ini kan kita
tahu bahwa teman teman kita yang melakukan praktek keperawatan
dirumah, nah kira kira menurt rekan rekan tentang perawat yang
melakukan praktek dirumah itu bagaiman .
P : Boleh aja .. hehe..
P : Sebenarnya nggak apa apa ya apabila dalam keadaan darurat yang perlu
bantuan.
P : Menurut saya dalam jangka waktu pendek atau panjang kita tidak tahu
proses pendataan atau proses pengambilan surat ijin tersebut, selama
itu belum dapat terlaksana baik keseluruhanya, mungkin boleh ya
mungkin teman teman kita yang praktek karena keadaan masyarakat yang
menghendaki, pengalaman ya.. dengan keadaan minta tolong kepada kita
masih minta tolong begini aja tidak mau yah kita juga mempunyai
perasaan yang bagaimana nantinya tentang masalah itu.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
M : Kira-kira menurut rekan-rekan perawat yang bagaimana yang melakukan
praktek dirumah.
P : Tidak ada yang menyampaikan pendapatnya .
M : Sekarang kalau kita diperbolahkan melakukan praktek keperawatan di
rumah, tindakan apa saja yang dapat dilakukan.
P : Menurut saya e.. sebatas e.. kewenangan dari perawat itu yah .. agar semua
tindakan itu dapat terlindungi.
P : Memberikan analgesik.
P : Mungkin sebatas tindakan emergency, jadi pemberian mislnya antibiotik,
akrena untuk antibiotik kan misalnya terjadi alergi.
P : saya sependapat dengan ibu no 4 ..
M : Nah.. menurut rekan rekan apakah SIP, SIK, SIPP ini sudah memenuhi
kepentingan untuk semua perawat yang kita tahu bahwa perawat itu ada
yang pendidikan SPK, D3, S1, silahkan.
P : kalau peraturanya begitu kita belum terwakili , kalau bisa semua asal dia
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan praktek, maksud saya kemampuan
itu , ia memang pernah punya pengalaman dan memberika praktek dirumah dan
hasilnyapun kebanyakan tidak mempunyai efek yang tidak diinginkan.
P : Sama aja he he
M : Dalam peraturan itu mengatakan bahwa perawat yang mempunyai SIK itu
hanya dapat melakukan praktek disarana pelayanan kesehatan saja,
misalnya dipuskesmas, rumah sakit, balai kesehatan, .
P : Menurut saya setuju agar praktek terkendali ha ha..
P : Setuju.
P : Sama Setuju.
M : Mungkin kita masuk ke permasalahan berikutnya, kemudian untuk SIPP
surat ijin praktek perawat, ini kalau perawat yang sudah memiliki SIPP ia
boleh melakukan praktek dirumah secara perorangan atau kelompok
termasuk perawatan dirumah.
P : Kalau bisa tidak membedakan jenjang pendidikan jadi SPK pun boleh
P : Iya

Metodologi Penelitian
Keperawatan
M : Masih ada dua permaslahan, yang pertama persyaratan mendapatkan SIPP
awalnya harus nelampirkan rekomendasi, dimana untuk memperoleh
rekomendasi itu harus membayar administrasi Rp 100.000. nah tentang
biaya ini bagaimana pendapatnya .
P : Tidak setuju karena terlalu mahal
P : Kalau bisa tidak usah mbayar.
P : Kalau mendapatkan surat ini, saya rasa nggak apa apa kan bayarnya hanya
sekali untuk jangka waktu yang panjang.
M : Sekarang , dokter praktek itukan pasang papan nama, dalam aturan ini
perawat dilarang pasang papan nama, boleh memasang tapi didalam
ruangan, menurut pendapat rekan rekan bagaiman
P : Saya tidak setuju kalau begini, kita Cuma repot macam macam akhirnya
cuman begini.
P : lha percuma saja dipasang didalam , iya kan tidak ada yang tahu ha ha
M : ada yang mau manmbahkan lagi.
M : Kalau nggak ada kita akhiri diskusi , terimakasih wasalamualaikum
warahmatullah wabarakatuh.
Dari Transkrip FGD diatas maka dapat dibuat analisis transkrip sebagai berikut
:

Persepsi Perawat Terhadap SIP


Open Coding

Categories

Core Categories

Metodologi Penelitian
Keperawatan
- Terdaftar
Sebagai
Perawat
- Semua
Pera
wat

- Maksud
- Sasaran

- Persepsi Fokus pada


Maksud dan sasaran.

Persepsi Perawat Terhadap SIK


Open Coding
- Ijin Kerja di
institusi
Untuk
Kontrol Kerja
Semua
Perawat

Categories
- Maksud
- Kontrol
- Sasaran

Core Catagories
- Persepsi fokus pada
maksud, sasaran dan funsih
kontrol.

Persepsi Perawat Terhadap SIPP


Open Coding

Categories

Core Categories

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Ijin
Melakukan
Praktek
- Spk Bisa dengan
Kriteria tertentu
- Sebatas kewenangan
memberikan tindakan
emergency
dan
sebagainya.

- Maksud
- sasaran
- Wewenang

- Persepsi
Fokus
pada
Maksud,
sasaran
dan
wewenang

Sikap Perawat terhadap SIP, SIK, dan SIPP


Open Coding
- Setuju sebagai
landasan hukum
- Setuju agar
terkendali.
- Tidak membedakan
jenjang pendidikan
- Biaya terlalu mahal
- Setuju dibayar
- setuju pemasangan
papan nama praktek .

Categories

Core categories

- Maksud
- Biaya
-Identitas praktek

- Sikap Perawat
yaitu
pada
maksud, biaya dan
identitas praktek.

Dari analisis transkrip diatas dapat di masukkan dalam BAB IV pada


Sub Pokok Bahasan Hasil dan di bahas dalam Sub Pokok bahasan
Pembahasan . Seperti Contoh berikut .

Metodologi Penelitian
Keperawatan
1. untuk Persepsi terhadap SIP seperti contoh diatas dimasukkan kedalam Sub
Pokok Bahasan Hasil pada BAB IV di tunjang dengan Kutipan dari salah
satu atau beberapa responden dengan ketentuan kutipan dengan cara berikut
:
a. Kuotasi
Kuotasi atau menyajikan data sesuai dengan pernyataan asli responden
adalah cara yang paling banyak digunakan. Cara ini membantu pembaca
untuk memasuki situasi dan pemikiran subjek penelitian secara langsung,
dan mengkaitkannya dengan interpretasi penulis. Kuotasi digunakan untuk
memberikan ilustrasi atau suplemen terhadap pernyataan yang dibuat oleh
peneliti, oleh karenanya pernyataan peneliti harus dituliskan terlebih
dahulu (Morse & Field, 1995). Dengan demikian pembaca dapat menilai
interpretasi peneliti berdasarkan ilustrasi kuotasinya. Beberapa pedoman
untuk mencantumkan kuotasi adalah sebagai berikut: Perbandingan antara
kuotasi dan teks berkisar antara 25% kuotasi atau maksimal kurang dari
50% teks. Alasan utama menggunakan kuotasi adalah bahwa kuotasi
tersebut dapat mengilustrasikan suatu pernyataan secara lebih baik
dibanding dengan penjelasan peneliti (Morse & Field, 1995). Tidak
seluruh ungkapan responden penting disajikan dalam bentuk kuotasi.
Seringkali peneliti merasa bahwa hampir semua data penelitiannya
penting, oleh karenanya memerlukan kuotasi yang berlebihan.
(Pengalaman menunjukkan bahwa apabila dalam suatu laporan penelitian
atau tesis terkesan terlalu banyak menggunakan kuotasi, barangkali ini
merupakan suatu dugaan awal bahwa peneliti belum memahami data yang
dikumpulkannya sendiri. Hal ini dapat disebabkan oleh karena proses
analisis yang belum "selesai", sehingga sulit mengidentifikasi mana
1. Cara menuliskan kuotasi
Kuotasi tidak harus diambil seluruhnya, namun dapat dipilih pernyataanpernyataan yang dianggap penting sehingga kuotasi tidak terlalu panjang.
Apabila kuotasi terdiri dari kurang dari 40 kata, maka tidak perlu dituliskan

Metodologi Penelitian
Keperawatan
dalam paragraf terpisah, melainkan cukup menjadi bagian dari teks
sebelumnya dengan tanda " pada akhir dan awal kuotasi. Apabila kuotasi
lebih dari 40 kata, maka kuotasi tersebut harus dituliskan dalam paragraf
terpisah tanpa tanda ". Kuotasi harus diindent
5 ketuk dari margin kiri tulisan. Apabila kuotasi terdiri dari beberapa
paragraf, maka kalimat pertama pada paragraf 2 dan selanjutnya harus
diketik 5 ketukan masuk dari margin kiri kuotasi (APA, 1994). Berikut
adalah simbol yang sering digunakan (APA, 1994; Morse & Field, 1995):
. . . Tanda tiga titik dengan 1 spasi diantaranya ini menunjukkan ada katakata yang dihilangkan dalam satu kalimat.
....

Tanda titik pada akhir kalimat diikuti dengan tiga titik dengan 1 spasi
diantaranya ini menunjukkan bahwa ada
bagian-bagian yang
dihilangkan diantara dua kalimat

Tanda
ini
respons responden.

menunjukkan

bahwa

terdapat

jeda

dalam

Contoh seperti pada tabel diatas yaitu tentang Persepsi Perawat


terhadap SIP yaitu surat ijin bahwa seseorang itu terdaftar sebagai perawat ini
yang dimaksudkan oleh perawat serta sasaranya SIP itu adalah semua perawat
seperti diungkapkan oleh responden sebagai berikut :
SIP. . . itu. . . Surat ijin bahwa seseorang itu
terdaftar sebagai perawat.

memang

telah

Contoh : Persepsi Perawat terhadap SIK sesuai tabel diatas pada dasarnya sama
yakni maksudnya adalah yang berhubungan dengan ijin kerja dan sasaranya
adalah diinstitusi dalam hal ini institusi pelayanan kesehatan dan juga sebagai
fungsih kontrol dalam kerja perawat seperti yang telah diungkapkan oleh
responden sebagai berikut :

Metodologi Penelitian
Keperawatan
surat ijin kerja ya. . . e. . . semacam perijinan perawat itu bisa bekerja
dalam suatu organisasi
Menurut saya setuju agar praktek terkendali ha
ha. . .
Contoh : Persepsi Perawat Terhadap SIPP sesuai dengan tebel diatas adalah
fokus pada maksud yaitu ijin melakukan Praktek, sasaranya adalah berlaku
semua perawat termasuk Perawat Lulusan SPK dengan Kriteria tertentu yang
masih sesuai dengan Kewenanganya seperti ungkapan responden sebagai
berikut :
Kalau bisa tidak membedakan jenjang pendidikan jadi SPk pun
boleh.
Contoh Sikap Perawat terhadap SIK, SIP dan SIPP adalah mengarah
pada maksud yaitu setuju sebagai kendali atau kontrol atau landasan hukum
dalam bekerja serta biaya pengurusan yang kontradiktif juga identitas Penerapan
Praktek yang lebih transparan seperti diungkapkan oleh responden sebagai
berikut :
Tidak setuju karena terlalu mahal. . .
Kalau mendapatkan surat ini, saya rasa nggak apa apa.
bayarnya hanya sekali untuk jangka waktu yang
panjang

kan

Selanjutnya masih banyak contoh koatasi yang lain, sehingga peneliti


hanya menjadikan ini sebagai acuan dalam menyusun penelitian secara
kualitatif. Contoh diatas dicantumkan dalam Sub Pokok Bahasan Hasil dalam
pokok Bahasan BAB IV dalam penuyusunan Karya Tulis Ilmiah. Kemudian dari
hasil tersebut di bahas dalam Sub Pembahasan yang didukung oleh literatur
atau jurnal yang bisa diakses terbaru .

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Untuk Contoh apabila semua peserta diskusi memberikan jawaban
yang agak berbeda maka cara analisis transkripnya sama atau mirip dengan
analisis transkrip pada Depth Interviu atau wawancara perorangan, seperti pada
contoh cara analisis indepth interviu pada penjelasan selanjutnya.

TRANSKRIP F G D PERSEPSI MAHASISWA GIZI


TERHADAP PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN

Topik

: Pelaksanaan Asuhan Keperawatan


secara umum

Pertanyaan : bagaimana pendapat anda tentang


pelaksanaan asuhan Keperawatan secara umum
yang dilakukan oleh Perawat

Keterangan :
R 1 : Adalah Responden 1 R2 : Responden 2 .. dst.
OP : Open Coding .
R1 : Persoalan Asuhan Keperawatan kadang dengan Dokter, perawat itu setiap
saat di samping pasien walaupun belum idealnya, eh dalam arti mereka
sudah melakukan asuhan keperawatan sudah jalan oleh perawat.
OP : Sudah dilaksanakan

Metodologi Penelitian
Keperawatan
R2 : Rumah Sakit saya, eh perawat itu kalau nggak sibuk yah, sering ke pasien
dan ee selalu konfirmasi dengan gizi tentang Asuhan keperawatan
terhadap pasien gitu
OP : Konfirmasi dalam asuhan
R3 : saya lihat itu perawat sudah menjalankan asuhanya walaupun kita belum
terlalu mengetahui secara detail tapi miriplah dengan asuhan gizi dalam
menjalankan asuhan ini kebanyakan perawat di samping pasien mungkin
saya rasa begitu.
OP : Perawat banyak ke pasien
R4 : Yah saya khususnya di lokasi kerja saya , perawat ,saya kira selalu yah ke
pasien , walaupun dalam memberikan asuhan keperawatan masih
kadang koordinasi dengan Dokter, kemudian ya kalau ada yang kurang
dipahami nanya langsung ke Ahli Gizi terutama untuk yang menyangkut
nutrisi pasien.
OP : Dalam asuhan koordinasi dengan Medis.
R5 : Kelihatanya perawat ini setiap saat di pasien diantara ketiga asuhan ini ,
medis, gizi dan Asuhan keperawatan yang dominan ini Asuhan
Keperawatan dan itu yah sudah jalan saya kira.
OP : Askep dominan dalam TIM
R6 : Seorang perawat biasanya dengan banyak yah menjalankan asuhanya dan
itu saya lihat udah dijalankan walaupun belum maksimal ok.
OP : Dilaksanakan minimal.
R7 : Ok ya saya rasa itu sama ya dengan teman tadi , gini untuk asuhan oleh
perawat mirip dengan gizi juga yah seperti terapis gizi atau asuhan gizi
ini. Dan untuk keperawatan saya lihat di ruangan itu sudah jalan cuman
ada poin point tertentu saja yang kadang belum dijalankan.
OP : Dilaksanakan belum maksimal.
R8 : Eeh karena memang pemberian asuhan perawatan ini sudah berjalan
walaupun kita cenderung mengikuti dokter tapi yah selama ini saya rasa
ee itu sudah diusahakan oleh perawat
OP : Dilaksanakan cenderung kedokter

Metodologi Penelitian
Keperawatan
R9 : Ee yang saya lihat perawat dengan asuhanya itu sudah dilaksanakan . dan
perawat sendiri kayaknya sudah berusaha untuk menampilkan yang
terbaik kalaupun selama ini banyak di monopoli oleh dokter , saya kira itu
mirip kita dengan dari gizi.
OP : Monopoli medis dalam asuhan keperawatan
R10: Untuk rumah sakit saya itu perawat sudah menjalankan tugas sebagai
pengelolah asuhan Keperawatan walaupun kadang kadang ada intervensi oleh
TIM lain misalnya dengan dokter dan lain lain.
OP : Asuhan Keperawatan dengan order dokter

Contoh Analisis Transkrip


No
1

Open Coding

Categories

-Sudah dilaksanakan
-Konfirmasi Tim
-Perawat lebih dominan

Pelaksanaa
n minimum
- Atas
order
Medis

kepasien
-Order Medis
-Pelaksanaan minim

Core
Categories
- Pelaksa
naan Batas
Minimal

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Dari kesimpulan dalam tabel dapat dijelaskan bahwa Pelaksanaan
ASKEP oleh perawat sudah ada pelaksanaanya ditatanan pelayanan kesehatan
akan tetapi masih dalam batas minimal atau belum idealnya ( ini dimasukkan
dalam Sub Pokok Nahasan Hasil dan diambil salah satu respon responden
untuk dikoatasikan yang lebih dominan Contoh :
Persoalan Asuhan Keperawatan kadang dengan Dokter, perawat
itu setiap saat di samping pasien walaupun belum idealnya, eh
dalam arti mereka sudah melakukan asuhan keperawatan sudah
jalan oleh perawa.
Koatasi dimasukkan bersama dalam sub Hasil pada BAB IV dan
akan dibahas dalam sub Pembahasan pada BABIV.
Contoh Lain :
Contoh ini : untuk mengetahui Peran apakah yang dimiliki Dokter
Penanggungjawab didalam penyelenggaraan dan operasional Balai
Pengobatan
Keterangan :
R1 : Responden satu dan seterusnya .
OP: Open Coding.
R1 : Ruang lingkup Bp Swasta ini kan lebih kecil, sehingga saya lebih muda
untuk mengelolahnya, tatapi tanggungjawabnya yangbesar mas,
ibaratnya selain menjadi seorang manajer, juga seorang tenaga medis.
OP : Manajemen Pelaksana Medis.
R2 : Adminstrasi, Keadaan-keadaan pasien dari keadaan diagnosa sampai
dengan obatnya.
OP : Adminstrator, Melakukan Pekerjaan Medis.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
R3 : Mungkin Pera dia harus bagaimana memberikan terapi, bagaimana
menangani pasien, terutama peran manajerial karena ya pemilik.
OP : Manajerial, Melakukan pekerjaan medis.
R4 : Utama memepertanggungjawabkan secara tehnis medis, dalam arti
memberikan pengawasan dan pembinaan, selain itu ya. . .
manajerialnya, dimana tehnisnya itu dengan adanya kesepakatan , SOP
yang bisa didelegasikan kepada perawat senior .
OP : Penanggungjawab tehnis Medis, Pengawasan , Pembinaan manajerial dan
pembuatan SOP.
R5 : Pertama manajerial, selain itu juga peran medis karena kebetulan saya
merangkap sebagai pelaksana.
OP : Manajerial pelaksana Medis .
R6 : Ya itu, bertanggungjawab terhadap pelaksana pelayanan dibalai
pengobatan .
OP : Penaggungjawab Tehnis Medis.
R7 : Tergantung kesepakatan menurut saya, kalau di BP perawat yang ada
adalah perawat senior jadi saya tinggal membuat protap, perawat yang
melaksanakan.
OP : Membuat Protap
R8 : Melihat kepada struktur Organisasi yang ada, saya adalah sebagai
pimpinan dalam hal ini sebagai direktur, jadi segala sesuatu saya yang
menej, dilihat dari SOT itu, disamping itu saya terlibat dalam penanganan
pasien setiap harinya, tentunya setelah selesai dinas ya.
OP : Manajerial, melakukan pekerjaan medis.

Metodologi Penelitian
Keperawatan

Analisis Transkrip
Open Coding

Categories

Core Categories

- Manajer
- Adminstrator
- Pelaksana Medis

-Management

- Pimpinan/Top
Manager
BP.Swasta.

Dari contoh diatas untuk mengetahui Peran apakah yang dimiliki Dokter
Penanggungjawab didalam penyelenggaraan dan operasional Balai Pengobatan,
maka jawabanya sesuai hasil dalam tabel maka Peran sebagai Pimpinan ( Top
Manager) balai Pengobatan Swasta.
Dengan salah satu respon responden untuk dikoatasikan sebagai berikut :
Melihat kepada struktur Organisasi yang ada, saya adalah sebagai
pimpinan dalam hal ini sebagai direktur, jadi segala sesuatu saya
yang menej, dilihat dari SOT itu, disamping itu saya terlibat dalam
penanganan pasien setiap harinya, tentunya setelah selesai dinas
ya.
Dari tiga contoh tersebut diatas terdiri dari satu cara analisis secara
general dan dua analisis secara terperinci tiap responden akan tetapi kebanyakan
dipakai pada FGD adalah general analisis dengan pertimbangan bahwa pada
FGD kemungkinan tidak semua responden memberikan jawaban pada tiap
pertanyaan, akan tetapi seandainya semua responden memberikan jawaban pada
tiap item pertanyaan maka baiknya
dianalisis secara terperinci ini hampir sama dengan bentuk analisis pada indepth
interviu.

Metodologi Penelitian
Keperawatan

BAB VIII

Penutup
Penulisan ini berdasarkan kesulitan dan kemudahan peneliti dalam
menyelesaikan penelitian, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sehingga
lebih beroreantasi pada aplikasi.
Khususnya Contoh contoh Kualitatif diatas penyusun yakin pasti ada
yang membingungkan akan tetapi dengan kebingungan kita pasti menemukan
jalan pemecahan yang lebih ilmiah, karena bagaimanapun penyusun tidak bisa
merubah hasil karya orang lain yang diambil sebagai contoh tersebut diatas
sebagai penghargaan hasil karya orang lain.
Termikasih atas atensinya semua Wassalam

Hormat Saya

Penyusun

Metodologi Penelitian
Keperawatan
LAMPIRAN
I. MEMBACA OUTPUT SPSS.
A. Cara Membaca Korelasi pada Uji Validitas dan

Reliabilitas.

Menguji instrumen lewat bantuan Komputer yang biasanya


menggunkan SPSS dari berbagai versi mulai dari versi 6 sampai 2000, yang
prinsip pengolahan serta hasilnya tidak jauh berbeda. Berikut ini contoh output
atau hasil yang ditampilkan dalam uji instrumen untuk melihat validitas dan
reliabilitas dari instrumen atau pertanyaan atau pernyataan yang dibuat sebagai
berikut :

TOTAL
TOTAL Pearson Correlation

P1

Sig. (2-tailed)

Pearson Correlation

,000

Sig. (2-tailed)

1,000

N
P2

Pearson Correlation

,000

Sig. (2-tailed)

1,000

N
P3

Pearson Correlation

-,645

Sig. (2-tailed)

,239

Metodologi Penelitian
Keperawatan
P4
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P5

Pearson Correlation

,699
,189
5
1,000

Sig. (2-tailed)

** Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


Contoh output dari korelasi Pearson Correlation atau biasa menggunakan
rumus korelasi product moment pada P1 dengan Pearson correlation , 000
artinya 0,000 atau r= 0,000 dengan demikian pertanyaan nomor satu yang
disingkat P1 adalah tidak valid karena ukuran valid adalah minimal 0,300.
contoh pertanyaan empat atau disingkat P4 dengan Pearson correlation adalah ,
699 artinya 0,699. dengan demikian pertanyaan empat tersebut valid karena
melebihi angka 0,300, ini untuk kepentingan melihat item pertanyaan tersebut
valid atau tidak sedangkan pada output juga tampil Sig ( 2-tailed) ini hanya
untuk kepentingan analisis data bukan untuk uji validitas sehingga akan
dijelaskan pada lampiran uji analisis data, dan N = 5 artinya jumlah
respondenya adalah 5 responden. Contoh reliabilitas adalah sebagai berikut :
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Reliability Coefficients
N of Cases = 5,0 N of Items = 5

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Alpha = -15,0000
Yang terpenting dari gambaran output SPSS untuk reliabilitas ini
adalah nilai alpha yaitu ternyata didapatkan nilai sebesar 15, 000. sehingga
instrumen yang terdiri 5 pertanyaan tersebut tidak reliable karena angka tidak
positif sedangkan angka yang dibutuhkan untuk reliabilitas adalah
Positif minimal 0,444 jika jumlah responden yang dipakai adalah 20 responden
atau
B. Membaca analisis data serta Kaidah Hipotesis ditolak atau
output SPSS.

diterima dari

Data diserahkan kepada pengolah data selanjutnya peneliti minimalnya


mengetahui cara membaca serta menentukan dari data tersebut hipotesis ditolak
ataupun diterima.
Salah satu contoh output SPSS dari uji kendall,s tau-b.

Kendall's
tau_b Pengeta Correlation
huan
Coefficient
Sig. (1-tailed)
N
Ketrampil Correlation
an
Coefficient
Sig. (1-tailed)
N

Pengetah Ketrampila
uan
n
1,000

,431

,
10
,431

,109
10
1,000

,109
10

,
10

Dalam mengambil keputusan untuk melihat ada hubungan atau tidak


yang perlu ditatap adalah kata Sig pada output diatas ternyata nilai sig atau

Metodologi Penelitian
Keperawatan
signifikasi yang didapat adalah , 109 atau 0,109 sehingga lebih besar dari nilai
signifikasi yang dipakai misalnya peneliti memakai tingkat keselahan 5 % atau
ertinya signifikasinya adalah 5/100 = 0,05. 0,109 > 0,05 maka dinyatakan tidak
ada hubungan antara pengetahuan dan ketrampilan. Atau jika menggunakan
hipotesis alternatif ada hubungan antara Pengetahuan dan ketrampilan maka
hipotesis alternatif tersebut ditolak. Inilah kaidah kaidah dalam pengambilan
keputusan dalam menentukan ada atau tidak hubungan serta ditolak atau
diterima hipotesis yang dibuat oleh peneliti.
II. Penentuan Macam Statistik, data dan Skala serta
jenis Hipotesis.
Secara umum statistik dalam penelitian terbagi atas statistik deskriptif
dan inferensial, selanjutnya statistik inferensial terbagi lagi menjadi Parametris
dan Non parametris. seperti digambarkan sebagai berikut:
Deskriptif

Statistik

Parametris
Inferensial

Untuk gambaran macam data dengan jenisNon


penelitian sampai dengan skala apa
yang akan digunakan, lihat diagram berikutParametris
ini :

Kualitatif

Deskrit

Macam
Data

Ordinal
Kuantitatif
Kontinum

Interval

Metodologi Penelitian
Keperawatan

Tabel Penggunaan Statistik Parametris dan Non Parametris untuk Menguji


Hipotesis
Maca
m

Deskri

Bentuk Hipotesis
Komparatif
Komparatif

Asosiati

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Data

ptif
satu
Variab
el
Binom
ial
X2 one
Sampl
e

(2 sampel)
Rela Indepen
ted
den

(> 2 Sampel)
Relat Indepen
ed
den

f
(Hubun
gan)

Mc
Nem
ar

-X2 for
k
Sample

-Conti
ngency
coeffici
ent C

Ordin
al

-Run
Test

Sign
Test
wilc
o
xon
matc
hed
pairs

-X2
for k
Samp
le
Coch
ran Q
-Fried
man
twoWay
anov
a.

-median
ektensio
n
-kruskal
wallis
one
way
anova

-Spea
rman
Rank
correlati
on.
Kendall
tau-b

Interv
al &
Rasio

-t-test*

-ttest
of
relat
ed

-one
way
anov
a
-two
way
anov
a

-One
way
anova
-Two
Way
Anova.

-Pears
on
Product
Momen
t.
-Partial
correlati
on
-

Nomi
nal

-Fisher
Exact
Probabi
lity
-X2
Two
Sample
-median
test
mannw
hitney
U test
Kolmog
rav
smirnov
-wald
woldfo
wittz
-t-test
indepen
den

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Multipl
e
correlati
on.

Statistik dalam arti sederhana dapat diartikan sebagai data, tetapi dalam arti luas
dapat diartikan sebagai alat. Dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Statistik Deskriptif
2. Statistik Inferensial.
Selanjutnya statistik inferensial dapat dibagi lagi :
1. Statistik parametrik
2. Statistik Non Parametrik
Statistik deskriptif adalah statistik yang dunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas. Penelitian yang tidak menggunakan
sampel analisisnya akan menggunakan analisis deskriptif. Demikian juga
dengan sampel tetapi peneliti tidak bermaksud membuat kesimpulan untuk
populasi darimana sampel diambil. Juga menggunakan statistik deskriptif.
Statistik inferensial adalah Statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel. Dan hasilnya akan diinferensikan atau digeneralisasikan. Yang terbagi
atas dua yaitu : Parametris adalah statistik dalam analisis memperhatikan
parameter parameter tertentu misalnya analisis data pada skala interval dan
rasio yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan non
parametris adalah analisis data dengan tidak memperhatikan parameter
parameter tertentu contohnya data analisis pada skala nominal dan ordinal.
Demikian juga tehnik korelasi dan regresi juga dalam statistik inferensial.
III. Acuan Kerangka Penulisan Skripsi.
i. LEMBAR JUDUL.
lembar Judul Berisikan Judul Penelitian , Kata Skripsi , Logo, Nama
peneliti, Nim, asal instansi seperti contoh pada lampiran berikut .

Metodologi Penelitian
Keperawatan
ii. HALAMAN PENGESAHAN
iii. KATA PENGANTAR
iv. DAFTAR ISI.
v. DAFTAR TABEL.
vi. DAFTAR GAMBAR.
vii. DAFTAR LAMPIRAN.
viii. INTISARI ATAU ABSTRACT.
1. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
II. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.
A. Pengertian
1 dan seterusnya sesuai dengan teori yang dibutuhkan.
B. Landasan Teori atau Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep Penelitian.
D. Hipotesis atau Pertanyaan penelitian.
III. METODA PENELITIAN
A. Cara Penelitian
B. Populasi dan Sampel atau Suyek Penelitian
C. Variabel Penelitian
D. Instrumen Penelitian
E. Uji Validitas instrumen
F. Rencana analisa data atau Analisa Data
G. Lokasi dan Waktu Penelitian
H. Definisi Operasional.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
I. Rencana Pelaksanaan Atau Pelaksanaan.
J. Hambatan dan Kelemahan Penelitian.
IV. B A B IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakterisitik Responden
B. Hasil
C. Pembahasan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kasimpulan
B. Saran
.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Keterangan untuk lembaran awal denagn huruf kapital seperti contoh
diatas. Untuk pupulasi dan sampel apabila pada saat proposal dan Subyek
Penelitian untuk Penyusunan Hasil. Kemudian kalimat rencana analisa data
apabila masih proposal dan analisa data jika dalam penyusunan hasil penelitian,
begitu juga rencana pelaksanaan dan pelaksanaan.

IV. CONTOH LEMBAR JUDUL


Analisa Lama Rata Rata Rawat Inap dan Sistem
Kategori Pasien Jiwa pada Pasien yang di rawat
di Bangsal Itik RSUD Sangapuru.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian syarat
Memperoleh Sarjana .
Universitas ..
LOGO UNIVERSITAS
DI SUSUN OLEH :
Kurniawan
03/18989/EIK/00900
PROGRAM STUDI ..
FAKULTAS .. UNIVERSITAS .
Y O G Y A K A R T A
2 0 0 4

V. CONTOH LEMBAR PENGESAHAN


LEMBAR PENGESAHAN
Usulan Skripsi
Persepsi Mahasiswa terhadap Penerapan .. di .
Dalam hubungan Kemitraan di
Diajukan oleh :
Sutikno
NIM:

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Telah di seminarkan dan disetujui untuk dilakukan
Penelitian pada tanggal : 14 Sep 2005
Penguji I

Penguji II

Penguji III

Tomas Edisalah, DPR. Albert Eintoke, BKK Soeharti Prwt.


NIP: 140
NIP: 132 NIP: 140
Mengetahui
Dekan
U.b. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas .. Universitas .
Yogyakarta
Prof. Dr. Hendro Hartanto
NIP: ..

VI. CONTOH PENULISAN INTISARI /ABSTRACT


Hubungan Sikap dan Pengetahuan Terhadap
Penerapan Asuhan Keperawatan
Di RSU X.
Ronaldi1 , Hengki2 , Rugaya3
INTISARI/ABSTRACT
Latar Belakang/ background
Tujuan/Objectives
Metode/ Method.
Hasil/ Results.....
Kesimpulan/ Conclussions..

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Kata Kunci/Keywords

Mahasiswa Program Studi .. Fakultas .


Program Studi . Fakultas .
3
Program Studi .. Fakultas
2

VII. Gambaran Kata Pengantar atau Perface


Sebelumnya kata pengantar umumnya bersisi. 1)Rasa syukur atas
selesainya skripsi, 2) Maksud dilaksanakan Penelitian, 3) Uraian singkat
mengenai latar belakang, 4) Ruang Lingkup Penelitian, 5) Tujuan, 6) Sifat
Penelitian, 7)Harapan yang berangkat dari hasil penelitian tersebut, 8) Ucapan
terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam penelitian. Kata Pengantar ditik
pada halaman baru Perkataan KATA PENGANTAR atau PREFACE
seluruhnya ditik dengan huruf kapital, tanpa garis bawah, tanpa titik dan koma.
Lay-out dari KATA PENGANTAR tersebut harus centered/ditengah,
dibawah isi dari kata pengantar dicantumkan kota dan tahun karya itu
diterbitkan, dengan jarak 4 single space dari akhir isi kata pengantar, kemudian
jarak dua single space dibawah kota dan tahun ditulis penyusun atau penulis dan
jarak single space di tulis nama penyusun. Halaman pada kata pengantar dicetak
pada halaman sendiri dan dianggap penuh, tidak menyatu dengan yang lain.

Metodologi Penelitian
Keperawatan

VIII. Contoh : Daftar Isi


Daftar isi atau table of Content merupakan penyajian sistematik secara
rinci dari karya ilmiah, yang berfungsih untuk mempermudah para pembaca
mencari sub-sub atau bagian yang ingin dibaca, sehingga bagian-bagianya harus
ditulis halamanya. Daftar isi dicetak pada halaman baru, penulisan daftar isi
sama dengan menulis sebuah out-line karangan, daftar isi memuat semua unsur
mulai dari awal sampai akhir.
Penulisan daftar isi pada awal menggunakan angka romawi sedangkan
masuk kebagian isi menggunakan numerik biasa. Perkataan DAFTAR ISI
ditik dengan huruf kapital dan lay-outnya harus centered atau ditengah. Contoh
kerangka singkat dari daftar isi sebagi berikut :
DAFTAR ISI
I. .
A. .
1.
a.
(1)..
(2)..
(3)..
b. ..
(1).
(2).
B.
1.
a. ..
(1)
(2) ..

Metodologi Penelitian
Keperawatan
(3) .. dst.

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENULIS ... i
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISI. iii
BAB I Pendahuluan Penelitian Kuantitatif....
A. Memilih Judul Penelitian....
B. Studi Pendahuluan..
C. Latar Belakang...
D. Rumusan Masalah..
E. Menentukan Tujuan Penelitian...
F. Keaslian Penelitian.
BAB II Tinajauan Kepustakaan..
A. Landasan Teori.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
B. Kerangka Teori Penelitian.
C. Kerangka Konsep Penelitian..
D. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian....
BAB III Metodologi Penelitian...
A. Jenis dan Rancangan Penelitian..
B. Populasi dan Sampel..
C. Variabel Penelitian..
D. Skala Pengukuran dan Instrumen
Penelitiaan..
E. Uji Instrumen..
F. Pengolahan dan analisa Data..
G. Definisi Operasional..
H. Lokasi dan Waktu Penelitian..
I. Pelaksanaan Penelitian...
J. Hambatan dan Kelemahan Penelitian.

BAB IV Hasil dan Pembahasan....


A. Karakterisitik Responden...
B. Hasil...
B. Pembahasan.
BAB V Kesimpulan dan Saran.
A. Kesimpulan.
B. Saran
BAB VI Pendahuluan ...
A. Pengembangan Penelitian
Kualitatif
B. Paradifma Penelitian
Kualitatif...
BAB VII Diskusi Kelompok Terfokus.............
A. Pengertian..
B. Karakteristik FGD....
C. Persiapan FGD..

Metodologi Penelitian
Keperawatan
D. Pelaksanaan Diskusi.
E. Analisis Hasil Diskusi...
1. Persiapan...............
2. Isi Transkrip.
F. Contoh Bentuk Transkrip FGD..
BAN VIII Penutup.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 - 2 : Cara membaca korelasi pada uji validitas dan
reliabilitas.
Lampiran
3 : Cara membaca hasil analisis serta
kaidahkaidah penentuan hipotesis ditolak atau diterima dari
output SPSS.
Lampiran 4 : Penentuan macam Statistik, data
dan skala serta jenis
Hipotesis.
Lampiran 5 6 : Tabel Penggunaan Statistik Parametrik dan NonParametrik untuk menguji Hipotesis.
Lampiran 7 8 : Acuan Kerangka Penulisan Skripsi.
Lampiran 9 : Contoh Lembar Judul.
Lampiran 10 : Contoh Lembar Pengesahan.
Lampiran 11 : Contoh Penulisan Intisari/Abstract.
Lampiran 12 : Gambaran Kata Pengantar
Lampiran 13 : Contoh Daftar Isi
Lampiran 14 - 15: Cara Penulisan Daftar Pustaka.

KATA PENGANTAR

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Ucapan syukur kepada Allah SWT, karena berkat nikmat dan rahmatNya Penulis dapat menyusun buku ini pedoman dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah bagi yang merasa kesulitan terutama sebagai Peneliti pemula. Sebagai
suatu wujud kepedulian terhadap pengembangan Research untuk bidang
Keperawatan, maka dengan buku ini sebagai langkah awal dalam
mengembangkan Keperawatan kedepan yang lebih ilmiah lewat langkahlangkah pengembangan dalam penelitian atau nursing of research.
Ucapan terima kasih kepada tim editor dan small group PSIK-B
angkatan 2003 yang telah membantu dalam menyempurnakan buku ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan
dari buku ini, oleh karena itu saran dan kritik dari komunitas Keperawatan
sebagai pembaca buku ini akan disambut dengan tangan terbuka untuk
kesempurnaan.
Yogja, November 2013
Hormat
Penulis

IX. Cara Penulisan Daftar Pustaka.


1. Jika Sumbernya adalah Jurnal :
Contoh :
Munir, Sulhaji and Aso. 2004. Persepsi Anak jalanan terhadap
Resproduksi. Vol. 1, 1-45.
2. Jika sumbernya dari Buku :
contoh :
Jika buku ditulis oleh satu orang maka :

Kesehatan

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Munir. 2004. Pedoman Skripsi. edisi pertama. swaloka
Yogyakarta.
Jika buku ditulis oleh dua orang maka :
Munir dan Sulhaji. 2004. Masterpiece guidance write erudite.
edition. Swaloka press, Yogyakarta.

Press,

.third

3. Jika Sumbernya dari skripsi atau tesis :


Contoh :
Aso. 2004. Persepsi Mahasiswa Kedokteran terhadap Penerapan Asuhan
Keperawatan. Skripsi. Program S1 Keperawatan FK-UGM Yogyakarta
3. Sumbernya dari Hasil Publikasi Organisasi :
Contoh :
Departemen Kesehatan RI. 2003. Kurikulum Penyesuaian S1 Keperawatan. UI
Ofset, Jakarta.
4. Sumber dari makalah :
Contoh :
Sulhaji. 2003. Upaya peningkatan mutu Asuhan Keperawatan. Makalah pada
Seminar Nasional Keperawatan 2003. Unhalu Kendari.
5. Sumber dari Surat Kabar :
Contoh :
Sapri. 2004. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam asupan cairan
padaPpenderita Hemodialisis. Lampung Post. 15 November 2004.
Hartono. 2004. Korelasi hubungan interpersonal dengan stres kerja Perawat.
Solo post. 20 November 2004.
6. Jika Sumbernya dari internet.
Contoh :

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Hartono, Sul, Aso, Sapri. 2004. Upaya membrantas perselingkuhan dikalangan
mahasiswa tugas belajar. Artikel, publikasi. http:\www.munir1.blogspot.com. 20 November 2004.
Jika sumbernya dari kumpulan seseorang dari beberapa teori atau hasil karya
tulis orang lain maka :
Munir. 2004. Pedoman Skripsi. Dalam Aso dan Tono. 2003. Penyusunan
Penelitian Kuantitatif. Hasil publikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Cytrym. 2002. Method of Health Research. http:\www.healt
hlinks.Washington.edu/nwephp/wph2000/pdf. 2
Oktober 2004.
Djuharie. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi. Cetakan 1.
Yrama Widya, Bandung.
Hadi. 2004. Metodologi Research untuk penulisan laporan, Skripsi, Tesis dan
Disertasi jilid 1, 2 dan 3. Andi, Yogyakarta.
Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi kedua. Rineka
Cipta, Jakarta.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan kedelapan. Alfa
beta, Bandung.
Sugiyono. 2003. Statistik untuk Penelitian. Cetakan kelima. Alfabeta, Bandung.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Cetakan
keduabelas. Rineka Cipta, Jakarta.
Sulaiman. 2002. Jalan Pintas Menguasai SPSS 10. Andi, Yogyakarta.
Sulaiman. 2003. Statistik Non-Parametrik contoh kasus dan pemecahanya
dengan SPSS. Andi, Yogyakarta.
Pusat
Pendayagunaan
Tenaga
Kesehatan.
2002.
Pendayagunaan Tenaga Kesehatan. http:\www.depkes.go.id/downloads/strat
egi%20 PPTK .pdf. 20 Oktober 2004.
Wilson. 2000. Perception: A General Deffinition. http:\wwwciadvertising.or
g/studentaccount/fall00/edu382/derelwilson perception html. 10 oktober
2004
Djuharie. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi Tesis Disertasi.
Widya, Bandung.

Yrama

Munir. 2004. Persepsi Mahasiswa Gizi dan Keperawatan Terhadap


Penerapan Asuhan Keperawatan dan Asuhan Gizi di Rumah Sakit
dalam Hubungan Kemitraan Gizi dan Perawat. Skripsi Program S1
Keperawatan FK-UGM Yogyakarta.
Prabandari dan Utarini. 2002. Panduan Penelitian Kualitatif. Publikasi Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Pasca Sarjana FK-UGM Yogyakarta.
Sakiyan. 2004. Studi Kasus Peran Dokter penanggungjawab dan Perawat
dibalai Pengobatan Swasta di Kabupaten Cilacap. Skripsi
Program S1 Keperawatan FK-UGM Yogyakarta.

Metodologi Penelitian
Keperawatan
Rahmatullah. 2002. Persepsi dan Sikap Perawat terhadap KEPMENKES
nomor 1239 /MENKES/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktek
Keperawatan. Skripsi Program S1 Keperawatan FK-UGM

X. Tabel Rujuk r Prodact Moment Oleh Suharsimi. 2002


N
3

Taraf Signifikasi
5%
1%
0,997
999

N
23

Taraf Signifikasi
5%
1%
0,413
526

0,950

990

24

0,404

515

0,878

959

25

0,396

505

0,811

917

26

0,388

496

0,754

874

27

0,381

487

0,707

834

28

0,374

478

0,666

798

29

0,367

470

10

0,632

765

30

0,361

463

11

0,602

735

31

0,355

456

12

0,576

708

32

0,349

449

13

0,553

684

33

0,344

442

14

0,532

661

34

0,339

436

15

0,514

641

35

0,334

430

16

0,497

623

36

0,329

424

17

0,482

606

37

0,325

418

18

0,468

590

38

0,320

413

19

0,456

575

20

0,444

561

21

0,433

549

Metodologi Penelitian
Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai