Kelompok3
(Kelas B)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Arvin Afriansyah
AldhilaLiantika M
Endaryani
Indah Puspitaningrum
Ira Pracinasari
Novia Andrisiyani
Rizky Finaldia P
Wachid Nur Mualim
(R.0012010)
(R.0012004)
(R.0012030)
(R.0012046)
(R.0012048)
(R.0012066)
(R.0012084)
(R.0012100)
Kelompok 3
Telah disahkan pada tanggal:
Pembimbing Praktikum
Praktikan
Betiana
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................... 2
C. Manfaat .................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita menggunakan peralatan
untuk beraktivitas. Begitu juga dengan menggunakan peralatan bermotor.
Dalam penggunaannya pasti menimbulkan getaran-getaran yang dirasakan
oleh tubuh kita. Intensitas getaran mekanis adalah bentuk dari energi
mekanis yang dihasilkan oleh mesin atau alat-alat mekanis yang
digerakkan oleh motor dan getaran mekanis adalah merupakan salah satu
faktor bahaya di tempat kerja yang disebabkan oleh peralatan atau mesin
yang sedang dioperasikan. Getaran yang ditimbulkan oleh peralatan mesin
BAB II
LANDASAN TEORI
A Tinjauan Pustaka
1
Getaran
Getaran
ialah
gerakan
ossilasi
disekitar
sebuah
titik
Tempat Kerja
Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimanatenaga kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.
Pengukuran Getaran
a
bearing
tersebut
gaya
getaran
dari
mesin
getaran
dari
berbagai
arah.
Pengalaman
Standar
Dalam membicarakan getaran kita harus mengetahui batasan
batasan level getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin,
apakah mesin tersebut masih baik (layak beroperasi) ataukah
mesin tersebut sudah mengalami suatu masalah sehingga
memerlukan perbaikan. Dalam sub bab ini disajikan beberapa
macam standard mengenai batasan-batasan level getaran yang
umum digunakan.
B Perundang-Undangan
1 Undang-Undang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970
2 Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003
3 Permenakertrans No.13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas
4
BAB III
HASIL
Gambar Alat
Vibration Meter
Nama Alat
Merk
Model
Buatan
: Vibration Meter
: Rion
: Riovibro VM 63
: Jepang
2.
3.
4.
5.
b. Sepeda Motor
Cara Kerja
Vibration Meter
Setelah itu alat dapat dilepas dari sumber pengukuran dan catat
angka yang muncul pada display.
Cm/s
m/s2
1,00
0,68
1,5
2,3
7,3
10,4
BAB IV
PEMBAHASAN
ambang batas getaran untuk pemajanan lengan dan tangan dengan pemajanan 8
jam/hari mempunyai nilai percepatan pada frekuensi dominan adalah sebesar 4
m/s2, maka nilai percepatan untuk masing-masing titik pengukuran pada bagian
stang kanan dan pijakan kaki tersebut melebihi standar ketentuan umum dalam
batas normal karena nilai percepatannya untuk masing-masing titik pengukuran
diatas 4 m/s2. Sedangkan pada bagian dudukan motor memenuhi standar dengan
nilai percepatan dibawah 4 m/s2. Dengan nilai percepatan diatas Nilai Ambang
Batas sebesar 4 m/s2, maka dapat diketahui bahwa intensitas getaran mekanis
yang dihasilkan cukup tinggi sehingga mungkin dapat menimbulkan gangguan
kesehatan dan kelelahan yang berlebih untuk pemakaian selama 8 jam/hari. Hal
ini tentunya tidak mendukung kinerja karena melakukan kerja secara tidak aman
dan tidak nyaman sehingga dapat menurunkan kegairahan kerja, angka
produktivitas kerja dan efisiensi kerja.
Hasil Pengukuran mio 2004
Titik pengukuran
Sadel depan
Stang
Pijakan kaki
Cm/s
1,00
0,68
1,5
m/s2
2,3
7,3
10,4
getaran pada stang kanan melebihi NAB. Namun bila paparan per hari
kerja 1 jam dan kurang dari 2 jam adalah tidak melebihi NAB.
C Getaran pada Pijakan
Pada pijakan kaki kanan adalah sebesar 10,4 m/s 2. Berdasarkan regulasi
tersebut, getaran pada pijakan kanan tidak sesuai atau melebihi NAB getaran.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan
Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan getaran mekanis
pada motor matic mio 2004, dapat disimpulkan bahwa getaran pada
seluruh titik pengukuran pada motor adalah melebihi NAB getaran.
B Saran
a Bagi semua pengguna motor mio 2004 Agar lebih memperhatikan
penggunaan kendaraan tersebut sesuai dengan waktu yang benar
b
DAFTAR PUSTAKA
Harrington & F.S Gill. 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja. Edisi 3.
Penerbit EGC Cetakan I. Jakarta.
Suma.mur, PK. 1993. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. CV.
Haji Masagung. Jakarta.
Anies. 2005. Penyakit Akibat Kerja. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Sumamur, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(HIPERKES), -: Sagung Seto.
http://vibrasi.wordpress.com/2009/03/13/bab-iv-pengukurangetaran/