Anda di halaman 1dari 12

Soal 5-2.

Jumlah insiden kebocoran hendak ditentukan dari sebuah sistem


pencucian toluena. Jumlah ini ditentukan dengan mengacu pada
tabel 4-6 buku Chemical Process Safety 3rd Edition karangan Daniel
A. Crowl. Dalam tabel ini terdapat petunjuk untuk menentukan
kemungkinan terjadinya kebocoran dari sebuah sistem proses. Hasil
analisis kemungkinan kebocoran dari sistem pencucian toluena
disajikan pada Gambar 1; angka-angka berwarna merah
menunjukkan daerah yang rentan bocor.

Gambar 1. Proses pencucian toluena beserta lokasi kemungkinan


terjadi kebocorannya (ditandai dengan angka merah).
Pada prinsipnya, kemungkinan bocor paling besar berada pada
bagian antara sambungan peralatan dengan pipa. Tabel 1 berikut
merupakan narasi singkat dari angka-angka yang terdapat pada
Gambar 1.
Tabel 1. Penjabaran lokasi kebocoran pada Gambar 1.
1 dan 2
Kemungkinan bocor pada
sambungan pipa masuk dan
keluar dari valve
3
Kemungkinan bocor pada lubang
tempat masuknya pendeteksi
tekanan
4, 5, 6, dan 7
Kemungkinan bocor pada

8, 9, dan 12

10 dan 11

sambungan pipa-pipa yang


masuk dan keluar ekstraktor
Kemungkinan bocor pada
sambungan pipa dan tangki
penampung
Kemungkinan bocor pada
sambungan pipa keluar dan
masuk pompa

Kedua belas kemungkinan bocor ini adalah kasus yang paling sering
terjadi. Pada kasus yang lebih buruk, kemungkinan bocor lebih dari
dua belas. Dalam kasus yang lebih buruk, kemungkinan bocor dapat
terjadi pada
(1)sistem perpipaan, tetapi bukan di sambungan. Bisa saja di
tengah-tengah pipa terdapat retakan atau sobek yang
diakibatkan oleh guncangan, benturan, pengikisan, atau
senyawa yang korosif;
(2)ekstraktor. Mungkin saja terdapat retak/pecah di di peralatan.
(3)pompa. Sambungan-sambungan internal dalam pompa
mungkin mengalami retak/bocor;
(4)tangki-tangki penampung, seperti sambungan antara alas
dengan selimut tabung, pada lekukan yang berkarat karena
lapisan antikorosi terkelupas, atau bocor halus seukuran
jarum.
Kesimpulan: kemungkinan bocor yang paling sering terjadi
berjumlah 12 titik. Namun, pada kasus yang lebih buruk,
kemungkinan bocor lebih dari 12 titik.

Soal 5-7
Pada persoalan ini, terdapat tangki penyimpanan akrolein yang
memiliki nilai ERPG-1 = 0,05 ppm dan berlokasi pada jarak 1500m
dari wilayah permukiman ditunjukkan pada ilustrasi berikut :

Penyelesaian soal menggunakan beberapa informasi tambahan


seperti :
a. Lokasi yang digunakan yaitu pabrik penghasil akrolein di
Cilegon, Jawa Barat yaitu : PT. Krakatau Tirta Industri
b. Kondisi lingkungan yang digunakan yaitu temperature udara =
30oC dan tekanan = 1 atm.
c. Area lokasi sekitar tangki penyimpanan akrolein yang terkena
dampak merupakan daerah perkotaan.
d. Kejadian terjadi pada saat malam hari dan kondisi cuaca
mendung (kondisi kestabilan atmosferik = F) disebabkan nilai
konsentrasi tertinggi berada pada kondisi tersebut dan
pemilihan dilakukan karena data yang tidak lengkap sehingga
diambil kemungkinan kondisi terburuk.
e. Kecepatan udara adalah 2-3 m/s (pemilihan didasarkan pada
pertimbangan yang sama dengan poin d).
Kasus yang terjadi merupakan kondisi puff disebabkan pada soal
diberitahu bahwa kondisi pelepasan secara instantaneously.
Kebocoran terjadi pada ground level disebabkan tidak diketahui
data ketinggian dari kebocoran sehingga dianggap kebocoran
terjadi pada dasar tangki penyimpanan dengan kecepatan udara
dan gas yang konstan. Konsentrasi tertinggi jika pelepasan
terjadi pada ground level berada pada titik tengah dari kepulan
gas bocor. Berdasarkan hal tersebut pada penyelesaian dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan :

C ( ut , 0, 0 )=

Qm

2 3 /2 x y z

nilai konsentrasi dikonversi melalui nilai ERPG-1 akrolein dari


ppm ke mg/m3.
0.5 ppm=

Vm
mg
Mr akrolein m3

Vm = nilai standar molar volum pada gas ideal dengan kondisi T


=273,15 K dan P= 1 bar
sehingga diperlukan perhitungan nilai Vm sebagai nilai pada
kondisi lingkungan di daerah kebocoran.
Vm ' T ' x P
=
Vm T X P '
Vm ' 303,15 x 1
=
22,7 273,15 X 1
V m' =25,19 L/mol
0.5 ppm x 56,06 g /mol mg
= 3
maka
25,19
m
konsentrasi dalam mg / m3 adalah 1,11 mg/m3
nilai koefisien dispersi Pasquil-Gifford didapatkan dengan
menggunakan rumus yang terdapat pada tabel 5-3.
z=0.05 x 0.61
0.89

y = x =0.02 x
maka koefisien dispersi didapatkan untuk nilai x = 1500m yaitu
y = x = 13,42 m dan z = 4,33 m.
sehingga
Qm C ( ut , 0,0 ) x 2 3 /2 x y z
3

Q m1,11 x 2 2( 13,42 ) (13,42 )(4,33)


Qm=6811,42 mg
Jumlah akrolein yang bocor untuk menghasilkan kondisi batas
konsentrasi di udara yaitu 0,05 ppm adalah 6811,42 mg.
Nilai yang didapatkan pada berbagai kondisi kestabilan
atmosferik disajikan pada tabel di bawah ini.
Kondi
si
A
B
C
D
E
F

Qm* (mg)
2857623
9.05
1319225
1.6
3730302.
715
550678.3
552
113193.0
25
6809.583

561

Berdasarkan pada tabel tersebut maka benar bahwa kondisi F


merupakan kondisi yang hanya membutuhkan pengeluaran gas
bocor dalam jumlah yang sedikit dengan akibat yang sama
dengan jumlah zat yang dihasilkan pada kondisi yang lain.

SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN ALOHA


SITE DATA:
Location: KRAKATAU INDAH, CILEGON, INDONESIA
Building Air Exchanges Per Hour: 0.50 (unsheltered single
storied)
Time: February 24, 2016 0154 hours ST (using computer's
clock)
CHEMICAL DATA:
Chemical Name: ACROLEIN
CAS Number: 107-2-8
Molecular Weight: 56.06
g/mol
AEGL-1 (60 min): 0.03 ppm AEGL-2 (60 min): 0.1 ppm AEGL3 (60 min): 1.4 ppm
IDLH: 2 ppm
LEL: 28000 ppm
UEL: 310000 ppm
Ambient Boiling Point: 126.8 F
Vapor Pressure at Ambient Temperature: 0.11 atm
Ambient Saturation Concentration: 110,618 ppm or 11.1%
ATMOSPHERIC DATA: (MANUAL INPUT OF DATA)
Wind: 2 meters/second from 330 true at 10 meters
Ground Roughness: urban or forest
Cloud Cover: 5 tenths
Air Temperature: 30 F
Stability Class: F
No Inversion Height
Relative Humidity: 85%
SOURCE STRENGTH:
Direct Source: 0.0068 kilograms
Source Height: 0
Release Duration: 1 minute
Release Rate: 2.5e-04 pounds/sec
Total Amount Released: 0.015 pounds

THREAT ZONE:
Model Run: Heavy Gas
Red : 432 yards --- (0.05 ppm = ERPG-1)
Orange: 274 yards --- (0.15 ppm = ERPG-2)
Yellow: 90 yards --- (1.5 ppm = ERPG-3)

THREAT AT POINT:
Concentration Estimates at the point:
Downwind: 209 yards
Off Centerline: 8.70 yards

Max Concentration:
Outdoor: 0.132 ppm
Indoor: 0.00126 ppm
Peninjauan dilakukan pada titik x = 1500 m dengan nilai y = 0
menghasilkan pernyataan seperti pada gambar di bawah ini.

Perbandingan hasil perhitungan dengan hasil simulasi :


Masih bingung coba lihat di toxic threat zone, tapi intinya di titik
1500m sudah tidak terdeteksi lagi nilai gas bocor itu mungkin
karena pada titik itu nilainya sudah terlalu kecil.
Terus gimana munculin gini ya , cara ngezoom di toxic threat
zone :

Soal 5-15.
a) jfskjkdsfa kalau ngerjain ditinjau dari nilai ERPG sih ebih bahaya
si h2so4 soalnya nilai ERPG nya lebih kecil, berarti dengan
konsentrasi yang kecil dia udah bisa membahayakan kan? , tapi
kalau di kunci jawaban lebih bahaya hcl karena dia lebih
gampang untuk menguap dalam bentuk apapun.
b) Kondisi penyelesaian masalah yang diambil yaitu kebocoran
terjadi secara instantaneously dan kebocoran terjadi pada
ground level sehingga dapat digunakan persamaan :
Q m
C ( ut , 0, 0 )=
2 3 /2 x y z

x 2 z=

100lbm454
3
2

g
lbm

ppm36,37

2 (3
22,7

L
mol

g
mol

x 2 z=1200349 m3
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat maka nilai koefisien
dispersi dapat menggunakan rumus pada tabel 5-3 dengan
mencari nilai x menggunakan goal seek pada Microsoft Excel.
Rumus koefisien dispersi yang digunakan menggunakan kondisi
F (paling stabil) untuk mendapatkan nilai konsentrasi terbesar.
Rumus yang digunakan adalah :

z=0.05 x

0.61

y = x =0.02 x 0.89
Nilai kebocoran gas pada jarak (downwind) maksimum yang
masih terkena dampak yaitu : 32340m atau 32,3 km dari
kebocoran gas.
TAPI CARA INI ITU MASIH RAGU SOALNYA NILAI KEBOCORAN
SELAMA 10 MENIT GAK GUNA PAK.
c) Lokasi yang terdampak bila terjadi kebocoran adalah tempattempat yang segaris dengan tiupan arah angin. Bagunan yang
terkena dampak kebocoran antara lain city hall dan mega
shopping center. Adapun bangunan yang mungkin berkontribusi
pada buruknya insiden adalah mega refinery yang letaknya
berdekatan dengan lokasi pabrik ABC. Mega refinery terdapat
flare yang dapat menyulut ledakan bila terkena gas HCl atau
H2SO4 yang pekat. Di samping itu, bila terjadi kebocoran di mega
refinery, dampaknya dapat memperparah kebocoran oleh pabrik
ABC. Untuk lebih jelasnya, lokasi yang berdampak bila terjadi
insiden kobocoran pada pabrik ABC ditandai dengan daerah
merah pada Gambar 2.

Gambar 2. Daerah merah menunjukkan area yang terdampak


akibat kebocoran pada pabrik ABC.

d) Rute transportasi yang dapat digunakan untuk membawa bahan


berbahaya ditandai dengan garis merah pada Gambar 3. Ruterute ini dipilih dengan pertimbangan bahwa jalur tersebut jauh
dari bangunan atau lokasi apa pun. Rute sebaiknya jauh dari
bangunan atau keramaian agar dampak dapat minimum jika
terjadi kebocoran atau kecelakaan ketika transportasi bahan
berbahaya. Bila melewati south road atau rel kereta ke arah
timur, jalur akan sangat berdekatan dengan Smallville School.
Demikian juga dengan jalur-jalur lainnya, pasti akan melewati
bangunan tempat banyak orang berkumpul. Dengan demikian,
rute bergaris merah merupakan yang terbaik untuk transportasi
bahan berbahaya.
Kemungkinan
kecelakaan
pastilah
lebih
tinggi
pada
persimpangan ketimbang pada jalan biasa. Persimpangan jalan
raya dengan rel kereta (pelintasan kereta api) lebih berisiko
untuk terjadi kecelakaan. Persimpangan ditandai dengan titik
biru pada Gambar 3.

Gambar 3. Rute terbaik untuk transportasi bahan berbahaya


(garis merah) dan persimpangan yang berisiko tinggi untuk
terjadi kecelakaan (titik biru).
e) Daerah yang rentan sepanjang rute transportasi bahan
berbahaya adalah sejauh 0,5 mil pada masing-masing sisi kiri
dan kanan jalan. Daerah tersebut dilukiskan dengan warna
oranye pada Gambar 4.

Gambar 4. Daerah berwarna oranye merupakan daerah yang


rentan sepanjang jalur transportasi.
f) Pada daerah yang rentan di sepanjang jalur transportasi bahan
berbahaya (Gambar 4), tidak terdapat bangunan/keramaian
yang perlu mendapat perhatian khusus. Memang pada mulanya
jalur transportasi tersebut dipilih sedemikian rupa sehingga jauh
dari bangunan/keramaian.
g) Evakuasi ke arah barat daya kalo anginnya bertiup ke timur laut
(kondisi sekarang). Namun, arah evakuasi bisa kemana saja ikuti
jalan, menjauhi pabrik. Butuh beberapa tempat berkumpul
(assembly point)

Anda mungkin juga menyukai