Anda di halaman 1dari 3

1.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
CNG (Compressed Natural Gas) merupakan gas alam yang telah melalui proses
pengeringan dan kompresi multitahap sehingga dihasilkan bahan bakar gas yang disimpan
dalam tangki bertekanan tinggi. Proses pengolahan gas alam dilakukan di mother station.
Selanjutnya, CNG dari mother station ditransportasikan menuju daughter station atau
Stasiun Pengisian bahan Bakar Gas (SPBG) dengan prime over truck. Aktivitas-aktivitas
yang terjadi di SPBG dapat menimbulkan potensi bahaya dan dampak yang besar terhadap
manusia dan lingkungan. Hal ini mengingat SPBG umumnya terletak di dekat permukiman
penduduk. Berbeda dengan mother station yang berdekatan dengan sumber gas alam yang
umumnya berada di kawasan yang jauh dari permukiman penduduk. Terlebih jika terjadi
failure pada peralatan proses seperti kebocoran tangki, kebocoran pipa, atau rupture pada
pipa, maka dapat terjadi rilis CNG ke lingkungan. CNG sangat berbahaya karena
mengandung gas alam yang bersifat flammable dan dapat menimbulkan konsekuensi
berupa jet fire, vapor cloud explosion, flash fire, dan lain-lain. Oleh karena itu, di dalam
makalah ini dilakukan safety study yang meliputi identifikasi hazard serta Quantitative Risk
Assessment (QRA) untuk mengetahui nodes yang berbahaya serta melakukan upaya
mitigasi terhadap failure.
1.3. Ruang Lingkup
Secara garis besar, kegiatan yang dilakukan di dalam SPBG meliputi pengisian CNG ke
dalam tangki SPBG dan pengisian bahan bakar gas ke dalam kendaraan. Dengan demikian,
peralatan yang ditinjau dalam safety study ini meliputi tangki CNG, pipa penyalur CNG, dan
dispenser. Adapun poin-poin dalam safety study ini meliputi:
a. Identifikasi nodes dan identifikasi hazard
b. Analisis risiko kuantitatif dengan F-N curve
c. Mitigasi

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. CNG dan Potensi Bahayanya
CNG (Compressed Natural Gas) merupakan gas alam yang dikompresi hingga tekanan 200
bar agar didapatkan bahan bakar gas dengan densitas energi yang tinggi. CNG memiliki titik
leleh sebesar -182oC, titik didih -161oC, dan autoignition temperature sebesar 595oC.
Sementara itu, flammability range berada pada rentang 4,4%-vol 15%-vol. Adapun
kandungan senyawa dan komposisi tipikal CNG ditampilkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Komposisi CNG
Senyawa
Metana
Butana
Karbon dioksida
Etana
Nitrogen
Pentana
Propana

Komposisi (%-b)
60 100
1-5
15
15
15
15
15

CNG dengan komposisi utamanya berupa gas metana memiliki sifat sangat mudah terbakar.
CNG dapat menimbulkan ledakan jika berada dalam kondisi temperatur tinggi. Selain itu,
CNG disimpan pada tekanan tinggi sehingga membutuhkan penanganan yang ketat. Rilis
CNG ke lingkungan dapat menimbulkan iritasi mata dan kulit. Selain itu, rilis CNG dapat
menimbulkan konsekuensi-konsekuensi sebagai berikut:
a. Flash Fire
Flash fire terjadi ketika CNG yang rilis ke lingkungan mengalami ignisi dengan laju
pembakaran yang konstan sehingga terjadi deflagrasi tanpa dihasilkannya efek
overpressure (CCPS, 1994). Bahaya yang ditimbulkan oleh flash fire diantaranya adalah
radiasi dan kontak langsung dengan api (American Chemistry Council, 2004).
b. Vapor Cloud Explosion (VCE)
VCE merupakan ledakan yang ditimbulkan oleh ignisi awan gas atau uap dari suatu
senyawa yang flammable. VCE menimbulkan efek overpressure (CCPS, 1994). Pada kasus
ini, VCE dapat terjadi jika terjadi rilis CNG dalam jumlah besar dari tangki penyimpanan.
Apabila uap dengan ukuran, temperatur, dan tekanan yang cukup terignisi, maka akan
terbentuk deflagrasi. Pada VCE, deflagrasi selalu dibarengi dengan turbulensi yang
meningkatkan laju pembakaran sehingga mengakibatkan ledakan dengan efek
overpressure.
c. Jet fire
Jet fire adalah nyala api yang terbentuk karena pembakaran gas bertekanan yang rilis akibat
terjadinya kebocoran pada pipa. Api yang terbentuk pada jet fire berupa semburan seperti
exhaust roket. Besarnya nyala api dipengaruhi oleh laju alir gas sehingga pengendaliannya
dapat dilakukan dengan pengaturan laju alir gas.
2.2. Tinjauan Lokasi (Peta Lokasi, Kepadatan Penduduk)
3. Metodologi

4. Hasil dan Pembahasan


4.1. Identifikasi nodes dan identifikasi hazard
Dalam study safety ini, initiating event yang dievaluasi adalah kebocoran (leakage) pada
pipa serta rupture pada tangki dan pipa. Adapun nodes yang dapat menyebabkan terjadinya
initiating event beserta identifikasi hazard nya ditampilkan pada Tabel x.x.
Tabel x.x. Nodes dan identifikasi hazard
Node

Alat

Penyebab

Konsekuensi

Tindakan

Node 1

CNG storage
tank

Terjadinya external fire


yang mengenai tangki

Terjadinya kebocoran
tangki

Node 2

Dispenser pipe

Terjadinya kebocoran
pipa

Terjadinya patah
(rupture) pipa

4.2. Analisis risiko kuantitatif dengan F-N curve


4.3. Mitigasi
5. Kesimpulan

Overpressure

Rilis CNG ke
lingkungan:
-Jet fire
-VCE
Flash fire
Rilis CNG ke
lingkungan:
-Jet fire
-VCE
-Flash fire
Rilis CNG ke
lingkungan:
-Jet fire
-VCE
Flash fire

Penihilan
sumber api di
sekitar tangki;
instalasi sistem
pemadaman api
yang tepercaya

Anda mungkin juga menyukai