Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Embalming (pengawetan jenazah) adalah suatu tindakan medis melakukan

pemberian bahan kimia tertentu pada jenazah untuk menghambat pembusukan


serta menjaga penampilan luar jenazah supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu
hidup. Pengawetan ini diperlukan karena zat-zat kimia yang digunakan bersifat
desinfektan dan dapat menurunkan risiko penularan penyakit setelah tubuh
menjadi mayat. Selain itu, pengawetan juga diperlukan dalam proses industri dan
kepentingan edukasi pada mahasiswa kedokteran dalam mempelajari anatomi
manusia.1
Embalming telah lazim dilakukan di banyak kebudayaan untuk berbagai
alasan seperti adanya kepercayaan bahwa pengawetan mayat dapat menjaga jiwa
setelah kematian. Pengawetan jenazah sudah mulai dilakukan sejak 3200 SM dan
dimulai di Mesir. Pada 3200 SM tersebut, pengawetan jenazah terutama dilakukan
karena sesuai dengan kepercayaan dan agama mereka; dilakukan oleh semacam
orang suci pada jaman itu. Pengawetan jenazah saat itu dilakukan secara alamiah,
yaitu dengan mengeringkan atau mendinginkan jenazah. Sejak saat jaman itu,
teknik pengawetan jenazah terus berkembang, mulai dengan ditambahkan
wewangian, tanaman-tanaman herbal tertentu seperti camphor, minyak lavender,
vermillion, rosin, balsam, minyak chamomile dan lain-lain sesuai dengan
kepercayaan negara masing-masing.2 Pengawetan jenazah mulai terkenal di
Amerika setelah perang sipil di Amerika karena kesulitan untuk mengirimkan
jenazah tentara ke tempat tinggal mereka. Dr. Thomas Holmes berusaha
mengawetkan jenazah dengan menggunakan arsen karena efektif dalam
membunuh mikroorganisme yang menyebabkan dekomposisi (pembusukan),
namun cara ini telah dilarang karena membahayakan kesehatan pada awal 1900.3
Seiring dengan berkembangnya zaman dan adanya kebutuhan untuk
mempertahankan keadaan jenazah tetap menyerupai keadaan sewaktu hidup
diperlukan proses embalming. Proses embalming yang dilakukan disesuaikan

dengan kebutuhan atau kewajiban keluarga terhadap jenazah, seperti tetap


mempertahankan kesegaran jenazah, jenazah tidak berbau busuk, lentur dan tidak
kaku.4 Untuk memenuhi kebutuhan tesebut diperlukan suatu proses embalming
dengan metode tertentu yang menghilangkan hal-hal yang tidak diinginkan dan
memberikan keadaan jenazah yang menyerupai keadaannya sewaktu hidup,
metode tersebut dapat diperoleh dari embalming modern, untuk itu

perlu

dipahami tentang embalming modern.1, 4


Alasan melakukan embalming bermacam macam. Misalnya apabila
seseorang meninggal di suatu tempat dan atas keinginan keluarga atau wasiat
almarhum ingin dimakamkan di daerah asalnya sedangkan butuh waktu beberapa
hari untuk mencapai tujuan, maka embalming dilakukan untuk mencegah
pembusukan saat dipindahkan. Selain itu embalming juga dilakukan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan baik untuk penelitian maupun pendidikan. Adapun
embalming juga dilakukan untuk adat, kebiasaan, atau agama. Menurut hukum
yang berlaku di Indonesia, pengawetan jenazah dapat dilakukan langsung pada
kematian wajar, akan tetapi pada kematian tidak wajar pengawetan jenazah baru
boleh dilakukan setelah pemeriksaan jenazah atau autopsi selesai dilakukan. 4,5
Oleh karena itu, perlu dipelajari bagaimana metode-metode embalming modern
beserta perkembangannya dan bagaimana embalming ditinjau dari berbagai aspek.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dasar dari pengawetan jenazah ?
2. Apa saja larutan yang dapat digunakan dalam pengawetan jenazah dan
bagaimana prosedur standar pelaksanaan pengawetan jenazah ?
3. Bagaimana embalming ditinjau dari sudut pandang agama serta
kebudayaan masyarakat Indonesia?
4. Bagaimana aspek hukum dan etika yang mengatur embalming di luar
negeri dan Indonesia?

1.3

Tujuan
1

Mengetahui teori dasar pengawetan jenazah secara keseluruhan, mulai


dari definisi, tujuan, jenis, indikasi, kontraindikasi, prosedur dan teknik
pelaksanaannya.

Mengetahui indikasi dan prosedur embalming.

Mengetahui sudut pandang agama dan kebudayaan masyarakat


Indonesia terhadap embalming.

Mengetahui aspek hukum dan etika tentang embalming di luar negeri


dan Indonesia.

1.4

Manfaat
1. Referat ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
mahasiswa kedokteran agar dapat mengetahui pentingnya proses
pengawetan jenazah.
2. Manfaat untuk ilmu pengetahuan: Menambah khasanah pengetahuan
tentang embalming.
3. Manfaat untuk masyarakat: Memberi informasi mengenai pengawetan
jenazah serta tinjauannya dari berbagai aspek.
4. Manfaat untuk pelayanan kesehatan: Memberikan informasi tentang
kewaspadaan dalam penanganan jenazah dan penularan penyakit dari
jenazah.

Daftar Pustaka
1. Bajracharya S, Magar A. Embalming: An art of preserving human body.
Kathmandu University Medical Journal, 2006; (4): 554-557.
2. Buckley SA, Evershed RP. Organic Chemistry of embalming agentsin
Pharaohnic and Graceo Roman Mummies. Nature, 2001; (413): 837-841
3. Chiapelli JD. Drinking Grandma: The Problem of Embalming. Journal of
Environmental Health, 2008; 1-28

4. DS Atmadja. Tatacara dan Pelayanan Pemeriksaan Serta Pengawetan Jenazah


Pada Kematian Wajar. Cited On 29 April 2016. Available from:
http://tatacaraembalming.blogspot.com/
5. DS Atmadja. Pengawetan jenazah dan aspek medikolegal. Majalah
Kedokteran Indonesia. 2002. Cited On 29 April 2016. Available from:
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/

Anda mungkin juga menyukai