Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SHIFT SHARE 2012

Konsep dasar Shift Share berkaitan dengan kebijakan anggaran, Pemerintah Daerah
perlu untuk menentukan sektor-sektor prioritas agar kebijakan pengeluaran yang
dilakukan dapat berjalan sesuai rencana.
Namun demikian, pemerintah daerah sering dihadapkan pada kendala keterbatasan
data dan sumber daya manusia yang kurang memadai. Untuk mengakomodasi
kepentingan tersebut, analisis Shift-share dapat menjadi salah satu alternatif.
Analisis Shift-share dapat membantu para pengambil kebijakan (pemerintah daerah)
untuk membuat keputusan dengan mudah. Hal ini dikarenakan analisis Shift-share
memiliki metode yang sederhana dan mudah digunakan untuk menggambarkan
perubahan ekonomi suatu daerah. Selain itu, data yang dibutuhkan untuk
menganalisis juga relatif mudah didapatkan.
Analisis Shift-share merupakan suatu analisis dengan metode yang sederhana dan
sering dilakukan oleh praktisi dan pembuat keputusan baik lokal maupun regional di
seluruh dunia untuk menetapkan target industri/sektor dan menganalisis dampak
ekonomi. Analisis Shift-share memungkinkan pelaku analisis untuk dapat
mengidentifikasi keunggulan daerahnya dan menganalisis industri/sektor yang
menjadi dasar perekonomian daerah.
Analisis Shift-share juga merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui
perubahan dan pergeseran sektor atau industri pada perekonomian regional maupun
lokal.
Analisis Shift-share menggambarkan kinerja sektor-sektor di suatu daerah
dibandingkan dengan perekonomian wilayah yang lebih besar/Provinsi. Bila suatu
daerah memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian
Provinsi, maka akan dapat ditemukan adanya shift (pergeseran) hasil pembangunan
perekonomian daerah. Selain itu, laju pertumbuhan sektor-sektor di suatu wilayah
akan dibandingkan dengan laju pertumbuhan perekonomian Provinsi beserta sektorsektornya. Kemudian dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi sebagai
hasil dari perbandingan tersebut. Bila penyimpangan itu positif, hal itu disebut
keunggulan kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah tersebut (Soepono, 1993:44)
Analisis Shift-share dikembangkan oleh Daniel B. Creamer (1943). Analisis ini
digunakan untuk menganalisis perubahan ekonomi (misalnya pertumbuhan atau
perlambatan pertumbuhan) suatu variabel regional sektor/industri dalam suatu
daerah. Variabel atau data yang dapat digunakan dalam analisis adalah tenaga kerja
atau kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan, Pendapatan Regional Domestik
Bruto (PDRB), jumlah penduduk, dan variabel lain dalam kurun waktu tertentu.
Tabel 6.6

PDRB Sektoral Kota Bontang Tahun 2007dan 2012

Nilai PDRB Kota Bontang


Sektor Ekonomi

Perubahan

2007

2012

(Juta Rp)
Eij

(Juta Rp)

Absolut

Eij

(Juta Rp)

Persen

1. Pertanian

27.750,85

29.172,74

1.421,89

5,12

2. Pertambangan dan
Penggalian

55.233,91

53.160,46

-2.073,45

-3,75

22.751.337,6 17.468.536,3
7
6 5.282.801,31

-23,22

3. Industri Pengolahan
4. Listrik, gas, dan Air
Bersih

15.917,36

4.213,77

36,00

5. Konstruksi

862.467,79 1.094.284,43

231.816,64

26,88

6. Perdagangan

397.083,43

493.984,58

96.901,15

24,40

95.584,82

134.815,05

39.230,24

41,04

104.731,63

137.949,47

33.217,84

31,72

84.506,04

106.748,76

22.242,72

26,32

24.390.399,7 19.534.569,2
3
1 4.855.830,52

-19,91

7.
Angkutan
Komunikasi

dan

8. Keuangan dan Jasa


Perusahaan
9. Jasa-jasa
TOTAL

11.703,60

Tabel 6.7 PDRB Sektoral Propinsi Kalimantan Timur Tahun 2007 dan 2012

Nilai PDRB Propinsi Kalimantan Timur


Sektor Ekonomi

1. Pertanian

2007

2012

(Juta Rp)
Eij

(Juta Rp)

6.651.355

Eij
8.121.502

Perubahan
Absolut
1.470.147

Persen
22,10

2. Pertambangan dan
Penggalian

38.321.837

51.680.117

13.358.280

34,86

3.
Pengolahan

31.946.299

27.257.060

-4.689.239

-14,68

303.431

437.758

134.327

44,27

5. Konstruksi

3.339.516

5.416.402

2.076.886

62,19

6. Perdagangan

8.130.803

11.753.417

3.622.614

44,55

5.052.690

7.891.160

2.838.470

56,18

8. Keuangan dan
Jasa Perusahaan

2.741.785

4.693.671

1.951.886

71,19

9. Jasa-jasa

1.898.665

2.816.208

917.543

48,33

98.386.382

120.067.296

21.680.914

22,04

Industri

4. Listrik, gas, dan Air


Bersih

7.
Angkutan
Komunikasi

dan

TOTAL

Analisis Shift-share untuk perekonomian Kota Bontang dilakukan dengan


menggunakan variabel regional PDRB sektoral Kota Bontang dan PDRB sektoral
Provinsi Kalimantan Timur tahun 2007 dan 2012. Nilai PDRB sektoral Kota Bontang
tahun 2007 dan 2012 disajikan dalam Tabel 6.6. Pada Tabel 6.6, nilai PDRB sektoral
Kota Bontang dihitung perubahannya, yaitu selisih antara nilai PDRB tahun dasar
dengan tahun analisis. Hal yang sama dilakukan juga pada nilai PDRB Propinsi
Kalimantan Timur, disajikan pada Tabel 6.7. Berdasarkan data tersebut, nilai PDRB
sektoral Kota Bontang telah mengalami perubahan atau perkembangan. Nilai PDRB
tersebut mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 4,86 triliun rupiah atau turun
sebesar 19,91 persen. Sedangkan perekonomian provinsi Kalimantan Timur tumbuh
sebesar 21,68 triliun rupiah atau sebesar 22,04 persen.
Tabel 6.8
Laju Pertumbuhan Sektoral Perekonomian Bontang dan Kalimantan
Timur 2012 (dalam persen)

Laju Pertumbuhan
Sektor Ekonomi

sektor i di
Bontang
rij

sektor i di
Kalimantan
Timur
rin

Kalimantan
Timur
rn

1. Pertanian

0,05

0,22

2. Pertambangan dan Penggalian

-0,04

0,35

3. Industri Pengolahan

-0,23

-0,15

4. Listrik, gas, dan Air Bersih

0,36

0,44

5. Konstruksi

0,27

0,62

6. Perdagangan

0,24

0,45

7. Angkutan dan Komunikasi

0,41

0,56

8. Keuangan dan Jasa Perusahaan

0,32

0,71

9. Jasa-jasa

0,26

0,48

-0,20

0,22

JUMLAH

0,22

Analisis Shift-share mensyaratkan untuk menghitung laju pertumbuhan variabel


regional yang dianalisis (PDRB sektoral) baik dalam perekonomian daerah maupun
dalam perekonomian wilayah. Selain itu, dihitung juga laju pertumbuhan untuk
perekonomian tingkat wilayah. Tabel 6.8 menyajikan perhitungan tersebut.
Setelah rumus dasar yang diperlukan dalam analisis Shift-share dihitung, masingmasing komponen pembentuk rumus dapat dihitung.

Tabel 6.9.

Analisis Shift-share Klasik untuk Kota Bontang, 2007 dan 2012

Pergeseran
Struktur
Ekonomi

Komponen

Sektor Ekonomi

Pertumbuha
n
Kalimantan
Timur

Bauran
Industri
Mij

Keunggulan Pertumbuha
Kompetitif
n
Cij

Dij

Nij
1. Pertanian
2. Pertambangan dan
Penggalian

6.115,32

18,45

-4.711,87

1.421,90

12.171,62

7.081,89

-21.326,97

-2.073,46

3. Industri Pengolahan 5.013.598,33 -8.353.154,50 1.943.245,1 -5.282.801,31


4
4. Listrik, gas, dan Air
Bersih
5. Konstruksi

2.579,06
190.057,71

6. Perdagangan

2.602,05

-967,34

4.213,77

346.321,60 -304.562,67

231.816,64

87.503,29

89.414,05

-80.016,18

96.901,16

21.063,55

32.633,52

-14.466,83

39.230,24

8. Keuangan dan Jasa


Perusahaan

23.079,18

51.479,62

-41.340,96

33.217,84

9. Jasa-jasa

18.622,17

22.215,96

-18.595,41

22.242,72

7.
Angkutan
Komunikasi

dan

5.374.790,23 -7.801.387,37 2.429.233,3 -4.855.830,51


7

JUMLAH
Prosentase
Pertumbuhan Dij

Thd

-110,69

160,66

50,03

100,00

Hasil analisis Shift-share menunjukkan bahwa selama tahun 2007-2012, nilai PDRB
sektoral Kota Bontang telah mengalami perubahan atau perkembangan. Nilai PDRB
tersebut tumbuh menurun sebesar 4,86 triliun rupiah atau sebesar 19,91 persen.
Sedangkan perekonomian Kaltim tumbuh sebesar 18,6 triliun rupiah atau sebesar
22,04 persen. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan
wilayah (Nij), bauran industri (Mij), dan keunggulan kompetitif (Cij).
Menurut perhitungan komponen pertumbuhan wilayah, pertumbuhan ekonomi
wilayah Kalimantan Timur telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Bontang
sebesar 5,37 triliun rupiah. Namun disaat yang bersamaan pertumbuhan Bontang
turun 4,4 triliun. Kondisi ini mengindikasikan bahwa ada faktor lain yang
mempengaruhi pertumbuhan Bontang, yaitu bauran industri (proporsional shift) dan
regional
share
(differensial
shift).
Komponen bauran industri menunjukkan nilai penurunan sebesar 7,80 triliun yang
berarti secara agregat sektor-sektor di Bontang tumbuh lebih lambat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan agregat di Kalimantan Timur. Namun jika dilihat
per sektor, ternyata hanya industri pengolahan yang tumbuh lebih lambat
dibandingkan dengan pertumbuhan sektor di Kalimantan Timur. Kondisi ini wajar,
karena nilai tambah yang dihasilkan industri pengolahan merupakan sektor yang

paling dominan di Bontang. Sedangkan untuk sektor yang lain tumbuh lebih cepat
jika dibandingkan dengan sektor yang sama di level Kalimantan Timur. Untuk
regional share yang bernilai negatif mengindikasikan bahwa sektor-sektor di Bontang
tidak memiliki aktivitas yang kompetitif. Jika dilihat per sektor, hampir semua sektor
tidak memiliki daya saing yang kuat dibandingkan sektor yang sama di level
Kalimantan Timur.

Tabel 6.10.
Analisis Shift-share Modifikasi Esteban Marquillas untuk Kota
Bontang, 2007 dan 2012

Komponen
Regional
Shift Effect
(RSE)

Sektor Ekonomi

1. Pertanian

-279.969,65

Allocation
Effect (AE)

kompetitif

spesialis

275.257,78

-0,17 -1.621.148,17

2. Pertambangan dan
-3.668.204,44 3.646.877,48
Penggalian

-0,39 -9.444.911,47

3. Industri Pengolahan

-0,09

14.831.715,1
1

4. Listrik, gas, dan Air


Bersih

-676.433,55 -1.266.811,59
-6.217,33

5.249,99

-0,08

-63.518,23

5. Konstruksi

-292.348,75

-12.213,92

-0,35

34.587,66

6. Perdagangan

-406.175,23

326.159,05

-0,20 -1.618.577,00

-189.579,38

175.112,55

-0,15 -1.156.998,39

8. Keuangan dan Jasa


Perusahaan

-268.299,62

226.958,66

-0,39

-574.968,46

9. Jasa-jasa

-103.573,89

84.978,48

-0,22

-386.181,04

7.
Angkutan
Komunikasi

JUMLAH

dan

10.230.620,7 3.461.568,48
5

Untuk melihat lebih rinci digunakan analisis Shift-share Modifikasi Esteban


Marquilas. Dalam analisis ini regional share dibagi menjadi dua bagian yaitu
Regional Shift Effect (RSE) dan Allocation Effect (AE). RSE yang bernilai negatif
memberikan informasi bahwa sektor-sektor di Bontang memang tidak kompetitif jika
dibandingkan sektor-sektor yang sama di level Kalimantan Timur. Nilai AE yang
bernilai positif memberikan informasi bahwa sektor-sektor di Bontang memiliki
spesialisasi. Berdasarkan Tabel 6.10 ternyata hanya sektor industri pengolahan dan
konstruksi
memiliki
spesialisasi
di
Bontang.
Berdasarkan uraian analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa Kota Bontang
dalam menggerakkan roda perekonomiannya sangat bergantung kepada sektor
industri pengolahan dan konstruksi. Sehingga jika terjadi pergeseran nilai di sektor ini
akan berimbas signifikan terhadap perekonomian secara makro. Sektor-sektor lain
tumbuh positif, namun share-nya terhadap perekonomian masih kecil. Perlu dicari
solusi dan gagasan untuk memacu peningkatan pertumbuhan ekonomi sektor-sektor
diluar sektor industri pengolahan ataupun konstruksi, sehingga mengikis
ketergantungan Bontang terhadap sektor ini.

Analisis LQ dan Shift-Share.


Form Excel sederhana.
input PDRB/Tenaga Kerja manual.
tahun dasar di kanan dan tahun akhir di kiri.
tabel 1 untuk PDRB/Tenaga Kerja Kabupaten/Provinsi
tabel 2 untuk PDRB/Tenaga Kerja Provinsi/Nasional.

Anda mungkin juga menyukai