Konsep dasar Shift Share berkaitan dengan kebijakan anggaran, Pemerintah Daerah
perlu untuk menentukan sektor-sektor prioritas agar kebijakan pengeluaran yang
dilakukan dapat berjalan sesuai rencana.
Namun demikian, pemerintah daerah sering dihadapkan pada kendala keterbatasan
data dan sumber daya manusia yang kurang memadai. Untuk mengakomodasi
kepentingan tersebut, analisis Shift-share dapat menjadi salah satu alternatif.
Analisis Shift-share dapat membantu para pengambil kebijakan (pemerintah daerah)
untuk membuat keputusan dengan mudah. Hal ini dikarenakan analisis Shift-share
memiliki metode yang sederhana dan mudah digunakan untuk menggambarkan
perubahan ekonomi suatu daerah. Selain itu, data yang dibutuhkan untuk
menganalisis juga relatif mudah didapatkan.
Analisis Shift-share merupakan suatu analisis dengan metode yang sederhana dan
sering dilakukan oleh praktisi dan pembuat keputusan baik lokal maupun regional di
seluruh dunia untuk menetapkan target industri/sektor dan menganalisis dampak
ekonomi. Analisis Shift-share memungkinkan pelaku analisis untuk dapat
mengidentifikasi keunggulan daerahnya dan menganalisis industri/sektor yang
menjadi dasar perekonomian daerah.
Analisis Shift-share juga merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui
perubahan dan pergeseran sektor atau industri pada perekonomian regional maupun
lokal.
Analisis Shift-share menggambarkan kinerja sektor-sektor di suatu daerah
dibandingkan dengan perekonomian wilayah yang lebih besar/Provinsi. Bila suatu
daerah memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian
Provinsi, maka akan dapat ditemukan adanya shift (pergeseran) hasil pembangunan
perekonomian daerah. Selain itu, laju pertumbuhan sektor-sektor di suatu wilayah
akan dibandingkan dengan laju pertumbuhan perekonomian Provinsi beserta sektorsektornya. Kemudian dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi sebagai
hasil dari perbandingan tersebut. Bila penyimpangan itu positif, hal itu disebut
keunggulan kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah tersebut (Soepono, 1993:44)
Analisis Shift-share dikembangkan oleh Daniel B. Creamer (1943). Analisis ini
digunakan untuk menganalisis perubahan ekonomi (misalnya pertumbuhan atau
perlambatan pertumbuhan) suatu variabel regional sektor/industri dalam suatu
daerah. Variabel atau data yang dapat digunakan dalam analisis adalah tenaga kerja
atau kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan, Pendapatan Regional Domestik
Bruto (PDRB), jumlah penduduk, dan variabel lain dalam kurun waktu tertentu.
Tabel 6.6
Perubahan
2007
2012
(Juta Rp)
Eij
(Juta Rp)
Absolut
Eij
(Juta Rp)
Persen
1. Pertanian
27.750,85
29.172,74
1.421,89
5,12
2. Pertambangan dan
Penggalian
55.233,91
53.160,46
-2.073,45
-3,75
22.751.337,6 17.468.536,3
7
6 5.282.801,31
-23,22
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, gas, dan Air
Bersih
15.917,36
4.213,77
36,00
5. Konstruksi
862.467,79 1.094.284,43
231.816,64
26,88
6. Perdagangan
397.083,43
493.984,58
96.901,15
24,40
95.584,82
134.815,05
39.230,24
41,04
104.731,63
137.949,47
33.217,84
31,72
84.506,04
106.748,76
22.242,72
26,32
24.390.399,7 19.534.569,2
3
1 4.855.830,52
-19,91
7.
Angkutan
Komunikasi
dan
11.703,60
Tabel 6.7 PDRB Sektoral Propinsi Kalimantan Timur Tahun 2007 dan 2012
1. Pertanian
2007
2012
(Juta Rp)
Eij
(Juta Rp)
6.651.355
Eij
8.121.502
Perubahan
Absolut
1.470.147
Persen
22,10
2. Pertambangan dan
Penggalian
38.321.837
51.680.117
13.358.280
34,86
3.
Pengolahan
31.946.299
27.257.060
-4.689.239
-14,68
303.431
437.758
134.327
44,27
5. Konstruksi
3.339.516
5.416.402
2.076.886
62,19
6. Perdagangan
8.130.803
11.753.417
3.622.614
44,55
5.052.690
7.891.160
2.838.470
56,18
8. Keuangan dan
Jasa Perusahaan
2.741.785
4.693.671
1.951.886
71,19
9. Jasa-jasa
1.898.665
2.816.208
917.543
48,33
98.386.382
120.067.296
21.680.914
22,04
Industri
7.
Angkutan
Komunikasi
dan
TOTAL
Laju Pertumbuhan
Sektor Ekonomi
sektor i di
Bontang
rij
sektor i di
Kalimantan
Timur
rin
Kalimantan
Timur
rn
1. Pertanian
0,05
0,22
-0,04
0,35
3. Industri Pengolahan
-0,23
-0,15
0,36
0,44
5. Konstruksi
0,27
0,62
6. Perdagangan
0,24
0,45
0,41
0,56
0,32
0,71
9. Jasa-jasa
0,26
0,48
-0,20
0,22
JUMLAH
0,22
Tabel 6.9.
Pergeseran
Struktur
Ekonomi
Komponen
Sektor Ekonomi
Pertumbuha
n
Kalimantan
Timur
Bauran
Industri
Mij
Keunggulan Pertumbuha
Kompetitif
n
Cij
Dij
Nij
1. Pertanian
2. Pertambangan dan
Penggalian
6.115,32
18,45
-4.711,87
1.421,90
12.171,62
7.081,89
-21.326,97
-2.073,46
2.579,06
190.057,71
6. Perdagangan
2.602,05
-967,34
4.213,77
346.321,60 -304.562,67
231.816,64
87.503,29
89.414,05
-80.016,18
96.901,16
21.063,55
32.633,52
-14.466,83
39.230,24
23.079,18
51.479,62
-41.340,96
33.217,84
9. Jasa-jasa
18.622,17
22.215,96
-18.595,41
22.242,72
7.
Angkutan
Komunikasi
dan
JUMLAH
Prosentase
Pertumbuhan Dij
Thd
-110,69
160,66
50,03
100,00
Hasil analisis Shift-share menunjukkan bahwa selama tahun 2007-2012, nilai PDRB
sektoral Kota Bontang telah mengalami perubahan atau perkembangan. Nilai PDRB
tersebut tumbuh menurun sebesar 4,86 triliun rupiah atau sebesar 19,91 persen.
Sedangkan perekonomian Kaltim tumbuh sebesar 18,6 triliun rupiah atau sebesar
22,04 persen. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan
wilayah (Nij), bauran industri (Mij), dan keunggulan kompetitif (Cij).
Menurut perhitungan komponen pertumbuhan wilayah, pertumbuhan ekonomi
wilayah Kalimantan Timur telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Bontang
sebesar 5,37 triliun rupiah. Namun disaat yang bersamaan pertumbuhan Bontang
turun 4,4 triliun. Kondisi ini mengindikasikan bahwa ada faktor lain yang
mempengaruhi pertumbuhan Bontang, yaitu bauran industri (proporsional shift) dan
regional
share
(differensial
shift).
Komponen bauran industri menunjukkan nilai penurunan sebesar 7,80 triliun yang
berarti secara agregat sektor-sektor di Bontang tumbuh lebih lambat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan agregat di Kalimantan Timur. Namun jika dilihat
per sektor, ternyata hanya industri pengolahan yang tumbuh lebih lambat
dibandingkan dengan pertumbuhan sektor di Kalimantan Timur. Kondisi ini wajar,
karena nilai tambah yang dihasilkan industri pengolahan merupakan sektor yang
paling dominan di Bontang. Sedangkan untuk sektor yang lain tumbuh lebih cepat
jika dibandingkan dengan sektor yang sama di level Kalimantan Timur. Untuk
regional share yang bernilai negatif mengindikasikan bahwa sektor-sektor di Bontang
tidak memiliki aktivitas yang kompetitif. Jika dilihat per sektor, hampir semua sektor
tidak memiliki daya saing yang kuat dibandingkan sektor yang sama di level
Kalimantan Timur.
Tabel 6.10.
Analisis Shift-share Modifikasi Esteban Marquillas untuk Kota
Bontang, 2007 dan 2012
Komponen
Regional
Shift Effect
(RSE)
Sektor Ekonomi
1. Pertanian
-279.969,65
Allocation
Effect (AE)
kompetitif
spesialis
275.257,78
-0,17 -1.621.148,17
2. Pertambangan dan
-3.668.204,44 3.646.877,48
Penggalian
-0,39 -9.444.911,47
3. Industri Pengolahan
-0,09
14.831.715,1
1
-676.433,55 -1.266.811,59
-6.217,33
5.249,99
-0,08
-63.518,23
5. Konstruksi
-292.348,75
-12.213,92
-0,35
34.587,66
6. Perdagangan
-406.175,23
326.159,05
-0,20 -1.618.577,00
-189.579,38
175.112,55
-0,15 -1.156.998,39
-268.299,62
226.958,66
-0,39
-574.968,46
9. Jasa-jasa
-103.573,89
84.978,48
-0,22
-386.181,04
7.
Angkutan
Komunikasi
JUMLAH
dan
10.230.620,7 3.461.568,48
5