D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
1. Meilan Seviana Hulu
120902047
120902070
3. Elmira Claudia
130902018
4. Nikmah Pertiwi
130902021
5. Dewi Utami
130902035
A. MODEL RESIDUAL
Malaysia
Sistem pembiayaan kesehatan di Negara Malaysia berkembang lebih awal dan lebih
maju dibandingkan dengan negara Indonesia karena negara Malaysia merupakan negara
persemakmuran Inggris. Dimulai pada tahun 1951 dengan mewajibkan pegawai untuk
memulai tabungan wajib pegawai yang digunakan sebagai tabungan hari tua. Warga yang
tidak diwajibkan untuk mengikuti tabungan wajib hari tua difasilitasi oleh lembaga EPF
(Employee Provident Fund). Selain itu negara juga menjamin warga yang mendapat
kecelakaan kerja atau pensiunan cacat dengan difasilitasi oleh lembaga SOSCO (Social
SecurityOrganitation).
Sistem pembiyaan kesehatan di Malaysia terbagi menjadi dua yaitu kesehatan publik
dan kesehatan privat. Untuk kesehatan publik sumber dana berasal dari beberapa sumber
yaitu pajak masyarakat yang dibayarkan langsung kepada pemerintah federal, anggaran
pendapatan negara tahunan, dan dari lembaga SOSCO dan EPF. Dana ini kemudian
dialokasikan untuk program preventif dan promotif seperti kesehatan lingkungan, izin
fasilitas kesehatan, Inspeksi Bangunan, kontrol terhadap vektor kebersihan, kontrol terhadap
kualitas makanan, kontrol terhadap penyakit menular, kontrol terhadap kebersihan air, dan
perencanaan pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk program kuratif dan rehabilitatif,
Pemerintah Malaysia menetapkan Universal Coverage yaitu semua warga dijamin atas
pelayanan kesehatan yang diterima dengan hanya iur bayar 1 RM (Ringit Malaysia) untuk
berobat pada dokter umum serta 5 RM untuk berobat pada dokter spesialis. Namun beberapa
penyakit berat dengan harga pengobatan yang mahal tidak tercakup dalam sistem pembiayaan
kesehatan ini. Selain untuk program preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif, Dana
kesehatan juga digunakan untuk pembiayaan pendidikan calon tenaga kesehatan seperti
dokter,perawat,bidan,apoteker.
Biaya pengobatan yang di keluarkan warga untuk berobat relatif murah (1 RM 5
RM) maka antrian pengobatan di rumah sakit pemerintah tergolong panjang (untuk penyakit
kritis akan didahulukan) sehingga bagi warga yang tidak sabar untuk mendapatkan layanan
pengobatan akan memilih berobat di sektor swasta dengan uang sendiri (out of pocket). Atau
mereka mengikuti asuransi kesehatan yang disediakan lembaga swasta dengan penyakit
tertentu yang tidak tercover oleh pembiayaan kesehatan dari pemerintah.
B. MODEL UNIVERSAL
Swedia
Seperti halnya yang terjadi di negara-negara maju pada umumnya, sebagai penyedia
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat, Puskesmas telah difasilitasi dengan sistem
pelayanan yang baik, sesuai standar internasional dan peralatan medis yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan. Apa yang membuat saya
terkesan terhadap puskesmas di Swedia? Pelayanan puskesmas di daerah perkotaan besar dan
daerah perdesaan memiliki standar yang sama. Bagaimana kondisi fisik puskesmas?
Bangunannya kokoh, modern minimalis, bersih, mudah diakses oleh transportasi umum,
didalamnya tersedia WC dan lift khusus untuk orang berkebutuhan khusus, orang lansia dan
mereka yang membawa anak didalam kereta bayi.
Di Swedia, pelayanan kesehatan masyarakat dijalankan dengan menggunakan sistem
desentralisasi yang dikoordinasi oleh pemerintah pusat, dewan kota (county council) dan
pemerintah kotamadya (municipal government/Sveriges kommuner). Pemerintah pusat
bertanggungjawab dalam menentukan prinsip dasar dan panduan umum serta menetapkan
kebijakan politik di bidang kesehatan dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari
dewan kota dan pemerintah kotamadya. Sementara itu, dewan kota dan pemerintah
kotamadya sendiri bertanggungjawab dalam menyediakan pelayanan kesehatan langsung ke
masyarakat dengan kualitas yang baik, termasuk didalamnya perawatan gigi gratis kepada
anak-anak sampai mereka berusia 20 tahun. Sistem pelayanan kesehatan masyarakat ini
utamanya didanai dari pajak nasional dan pajak daerah (lebih dari 80%).
C. MODEL INSTITUSIONAL
Jerman
Jerman merupakan negara yang menganut faham rezim kesejahteraan konservatif.
Rezim ini sangat dipengaruhi oleh karakter korporatisme gereja katolik yang menekankan
prinsip familialism (peran aktif keluarga sebagai penyedia kesejahteraan). Konsep ini ditandai
dengan dikotomi antara laki-laki (pencari nafkah/ sektor publik) dan perempuan sebagai
penyedia jasa sosial dalam keluarga (sektor domestik). Basis dukungan politik kanan tengah
yang didominasi oleh partai-partai kristen demokrat sangat mempengaruhi rezim
kesejahteraan Jerman. Hal inilah yang menyebabkan rezim kesejahteraan konservatif lebih
bersifat korporatis -segregatif .
Ciri ciri rezim ini adalah tingkat pengeluaran publik sangat besar untuk mentransfer
kesejahteraan, terutama jaminan pensiun. Keterbatasan kesempatan kerja mendorong proses
pergiliran kerja melalui skema pensiun dini dan tunjangan pengangguran yang komprehensif.
Kebijak-kebijakan implisit dan eksplisit yang diskriminatif dan mempersulit partisipasi
perempuan dalam pasar tenaga kerja serta jaminan sosial dan pensiun yang sangat
tersegregasi antar jenis pekerjaan.
Skema pembiayaan retirees ini diambil dari para majikan dan kontribusi karyawan
dihitung sebagai persentase upah bruto, melalui model the pay-as-you-go. Sistem ini
memberikan manfaat pensiun yang saat ini, mencapai rata-rata sekitar 70 persen dari upah
sebelumnya. Sistem ini tetap terus berjalan dengan baik hingga awal 1970-an, bahkan terus
meningkat. Hal ini tercermin dalam fakta bahwa pada tahun 1970, total sosial kontribusinya
sekitar 26 persen dari gaji kotor. Dua puluh tahun kemudian, mereka mendekati 40 persen .
Model negara kesejahteraan Jerman ini sering diterjemahkan sebagai ekonomi pasar sosial,
dengan prinsip-prinsip: pertama, pembangunan ekonomi merupakan cara terbaik untuk
mencapai kesejahteraan sosial. Struktur pelayanan sosial harus merefleksikan prioritas ini.
Prinsip ini terlihat jelas dalam pemberian pelayanan kepada setiap warga negara dalam pasar
tenaga kerja. Kedua, ekonomi Jerman, dan sistem kesejahteraan dikembangkan melalui
struktur korporasi. Prinsip ini dikembangkan oleh Bismarck atas dasar asosiasi yang saling
membantu, dan tetap menjadi dasar bagi perlindungan sosial selanjutnya. Asuransi sosial,
yang mencakup biaya kesehatan, beberapa perawatan sosial dan sistem pemeliharaan
penghasilan, dikelola dengan sistem dana independen. Ketiga, ada penekanan kuat pada
prinsip subsidiaritas.
D. MODEL MINIMAL
Portugis
Anggaran negara untuk program sosial sangat kecil, di bawah 10 persen dari total
pengeluaran negara. Dengan catatan, kecilnya anggaran kesejahteraan sosial untuk negaranegara Asia Tenggara dan Selatan nampaknya terkait erat dengan keterbatasan anggaran
negara secara keseluruhan. Jaminan sosial pada pemerintah di berikan secara temporer dan
minimal pada umumnya diberikan kepada pegawai negeri dan swasta.
Hal ini disebabkan oleh sistem kesejahteraan yang diterapkan oleh pemerintahan
kolonial, akan mempengaruhi kapasitas negara tersebut dalam pengembangan sistem sosial
mereka pasca kemerdekaan mereka. Faktor yang mempersulit menurut Gourh adalah
persoalan demokrasi dan masyarakat sipil, iklim dunia usaha yang terbuka bagi masyarakat
asing, kekuatan tenaga lemah dan terpecah pecah, peran sektor yang kuat serta melemahkan
integrasi sosial kelas pekerja, peran negara, legistimasi.
Tabel perbandingan sistem pelayanan kesehatan dan sosial menurut 4 model negara
kesejahteraan
Model
negara
Negara
Anggar
an
kesejahter
aan
Universal
Swedia
Adanya program
pelayanan kesehatan
difasilitasi
Pajak
kesehatan yang
masyarakat
dengan
nasional
diberikan dan
dijalankan dengan
sistem
dan
pendidikan dalam
menggunakan
pelayanan
pajak
sistem desentralisasi
yang baik,
yang dikoordinasi
sesuai
oleh pemerintah
standar
internasiona
l dan
pemerintah
peralatan
kotamadya
medis yang
(municipal
memadai
government/Sverige
untuk
s kommuner).
memenuhi
bidang ilmu
kedokteran,
beasiswa dari
pemerintah .
daerah
(lebih
dari
80%)
kebutuhan
dasar
masyarakat
di bidang
kesehatan
Institusion
al
Jerman
Kontribusi
Menyiapkan
Tergolong
Pelayan
terhadap jaminan
jaminan sosial
mempunya
an
yang diberikan
i fasilitas
sosial
3 pihak :
masyarakat,
pelayanan
diberika
pemerintah, dunia
n kpd
usaha, pekerja
sistem korporasi
terbaik
yangsud
rawat
ah
welfare state.
jalan/inap .
dipatok
dalam
APBD
Residual
Malaysi
a
1. program
preventif
Klinik/RS
Sistem
Pajak
pemerintah
pembiayaa
dan iur
n RS lebih
masyara
maju,
kat
dan
promotif
2. program
adanya
kuratif dan
program
rehabilitatif
preventif
dan
Minimal
Portugis
Program
Negara menjamin
promotif.
Adanya
pendidikan,
keberadaan dan
keterbatasa
APBD
jaminan yang
pengoprasian
n fasilitas
negara
diberikan oleh
pemerintah
televisi.
Melalui