PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar
penilaian pendidikan dikatakan bahwa penilaian pendidikan adalah
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik.
Tes, sebagai alat ukur, perlu dirancang secara khusus sesuai
dengan tujuan peruntukannya, dan perlu dipersiapkan dengan
sebaik-baiknya, sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunannya.Tes
yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar harus benar-benar
didesain sesuai dengan kegunaannya. Tes yang digunakan untuk
penentuan penempatan siswa dalam suatu jenjang atau jenis
pendidikan tertentu akan berbeda dengan desain tes formatif yang
digunakan untuk mencari umpan balik guna memperbaiki proses
pembelajaran, baik bagi guru maupun bagi siswa. Penggunaan
bentuk tes tertulis, sangat tergantung pada perilaku/kompetensi
yang akan diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat diukur /
ditanyakan dengan mempergunakan tes tertulis dalam bentuk tes
objektif. Ada pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan
mempergunakan tes essay atau uraian. Jenis tes objektif memang
baik dan efektif jika digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam tingkat pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis.Akan
tetapi
tes
objektif
tidak
tepat
digunakan
untuk
mengukur
baik
digunakan
untuk
1
menarik
hubungan
antara
penulis
menyusun
makalah
yang
berjudul
Penyusunan
dan
dan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes Essay
Tes essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan
terstruktur
dan
siswa
menyususn,
mengoragnisasikan
bahasa sendiri.
Secara ontologis tes essay adalah salah satu bentuk tes
tertulis, yang susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang
masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban
siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan
berpikir siswa (Sukardi, 2008). Senada dengan itu, menurut Oemar
Hamalik (2001) tes essay adalah salah satu bentuk tes yang terdiri
dari satu atau beberapa pertanyaan essay, yakni pertanyaan yang
menuntut jawaban tertentu oleh siswa secara individu berdasarkan
pendapatnya
sendiri.Setiap
siswa
memiliki
kesempatan
essay
juga
dapat
disebut
sebagai
tes
dengan
adalah
terstruktur
tes
dan
yang
siswa
disusun
menyusun,
dalam
bentuk
pertanyaan
mengorganisasikan
sendiri
jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini
sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam
menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa
sendiri.
Secara umum ada dua macam fungsi tes yaitu:
1.
telah
menempuh
dicapai
proses
oleh
peserta
didik
belajar-mengajar
setelah
dalam
merekea
jangka
waktu
tertentu.
2.
Tes
sebagai
alat
pengukur
keberhasilan
program
yang
relevan,
merumuskan
hipotesis,membuat
macam
gerak
tropisme,
berdasarkan
jenis
Mengapa
cahaya
mempengaruhi
arah
gerak
tumbuhan?
3. Uraian berstruktur
Bentuk antara soal uraian dansoal objektif, merupakan
serangkaian soal jawaban singkat bersifat terbuka dan bebas
menjawabnya. Unsur-unsur pada soal berstruktur:
a. Pengantar soal
b. Seperangkat data
c. Serangkaian subsoal
Contoh:
Pada tanaman tomat (solanum lycopersicum) dikenal gen-gen
sbb:
O = buah bulat
o = buah oval
menjadi
antara
soal
non-objektif terletak
bentuk
pada
uraian
kepastian
objektif
dengan
pemberian
skor.
lebih
pasti
(diuraikan
secara
jelas
hal-
pada
soal
uraian
non-objektif
banyak
akan
pemberi
skor.
dilakukan
dengan
dipengaruhi
Untuk mengurangi
cara
membuat
oleh
unsur
subjektifitas
subjektif
ini,
si
dapat
uraian
objektif
adalah
bentuk
tes
uraian
yang
kunci
(1996)
mengatakan
dipergunakan
bahwa
untuk
tes
mengevaluasi
essay
hasil
J.
Nitko
terbatas
tepat
belajar
kompleks
kemampuan
siswa
untuk
melengkapi
jawabannya.
2. Tes Uraian Non-Objektif
Tes uraian non-objektif adalah bentuk tes uraian yang
butir soalnya memiliki sehimpunan jawaban dengan rumusan
jawaban
mengorganisasikan
gagasan-gagasan
dipelajarinya
mengekspresikan
dengan
gagasan
(menguraikan
hal-hal
yang
cara mengemukakan
atau
tersebut
atau
dan
dalam
bentuk
uraian
Hindarkan
formulasikan,
penggunaan
dan
kata
lain
tanya
tidak
2.
3.
4.
yang lain?
Beri skor pada setiap butir, kata kunci, atau konsep yang
harus muncul pada jawaban tersebut.
5.
Butir, kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi
skor lebih dari yang lain.Tes yang baik adalah tes yang dapat
mengukur
hasil
belajar
siswa
dengan
tepat.
Untuk
baik
sebagai
alat
pengukur
harus
memilki
pada
pelajaran,
ketepatan
menjawab
menekankan
ketetapan
pada
sistem
dimaksud
ekonomis
disini
ialah
bahwa
merencanakan
tes
kita
harus
mengetahui
Relevansi
Tes
harus
mengukur
hasil
yang
merefleksikan
2.
item
tes
harus
merefleksikan
hasil
Kondisi standar
Jika pengguna tes tidak menggunakan tes dibawah
kondisi yang sama (waktu yang diberikan sama, tingkat
kesukaran dan content sama dsb), perbedaan faktor akan
mempengaruhi performance sehingga skor mereka tidak
dapat langsung dibandingkan.
4.
item
didefinisikan
sebagai
persentase
Konsistensi
Konsistensi atau reliability adalah hal penting dalam
tes karena jika tes tidak mengukur secar konsisten skor
individu akanbervariasi dari waktu ke waktu.
6.
Hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
membuat
merencanakan
suatu
tes
terdapat
tiga
dan
proses
kognitif
(dimensi
skill).
Jika
kita
akan
yang
Educational
diberikan
Objectives
menggunakan
:Cognitive
Domain
Taxonomy
dari
Bloom
of
:
ke
II
adalah
sampling
objectif
yang
mengukur
pendekatan
kombinasi
dengan
mengembangkan
Bentuk tes
2.
Waktu pelaksanaan
12
3.
Format item
Tes diberikan untuk beberapa alasan berbeda.Hal ini untuk
mencapai
beberapa
tujuan
perlu
berhati-hati
dalam
diinstruksikan
secara
objektif
atau
ke
dalam
tabel
tes,
tetapi
banyak
dari
tes
ditentukan
oleh
13
sehingga
dapat
dianggap
mewakili
seluruh
berbentuk
essay
test
yang
jawabannya
hanya
Demikian
pula
untuk
mengukur
kemampuan
menganalisis suatu prinsip, tidak cocok jika digunakan butirbutir soal yang berbentuk essay test yang jawabannya hanya
menguraikan dan bukan melakukan atau mempraktekkan
sesuatu.
Demikian
pula
untuk
mengukur
kemampuan
menganalisis suatu prinsip, tidak cocok jika digunakan butirbutir soal yang berbentuk objective test yang pada dasarnya
hanya mengungkap daya ingat peserta didik.
4. Tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya
untuk memperoleh hasil yang diinginkan pernyataan tersebut
mengandung makna, bahwa desain tes hasil belajar harus
disusun relevan dengan kegunaan yang dimiliki oleh masingmasing jenis tes. Desain dari placement test (yaitu tes yang
digunakan untuk penentuan penempatan siswa dalam suatu
jenjang atau jenis program pendidikan tertentu). Sudah barang
tentu akan berbeda dengan desain dari formative test (yaitu
14
tes
yang
digunakan
untuk
mencari
umpan
balik
guna
bahan
untuk
pelajaran
yang
menentukan
telah
diajarkan
dan
kenaikan
tingkat
atau
memiliki
reabilitas
yang
dapat
keberhasilan
belajar
siswa,
juga
harus
dapat
atau
yelah
diperintahkan
kepada
testee
untuk
diusahakan
agar
susunan
kalimat
soal
dibuat
tester
sebagai
mengandung
jawaban
makna,
yang
bahwa
betul.Pernyataan
segera
setelah
tersebut
selesainya
betulnya,
dilengkapi
pula
dengan
pedoman
cara
demikian
maka
faktor
subyektivtas
yang
agar
pertanyaan-pertanyaanya
atau
perintah-
17
oleh
testee,
hendaknya
dikemukakan
pedoman
F. Pengadministrasian Test
Petunjuk-petunjuk berikut harus diperhatikan sungguhsungguh dalam pengadministrasian tes:
1. Dalam memberikan tes jangan sampai menyimpang dan
prosedur yang telah digariskan. Penyimpangan sedikit saja
dapat mempengaruhi nilai ilmiah tes itu
2. Usahakanlah untuk memegang teguh
pada
kata-kata
Dalam
memperkenalkan
tes
dan
menjelaskan
halaman atau soal-soal latihan, jangan menggunakan katakata dan/atau kalimat-kalimat lain, kecuali seperti apa yang
ditulis dalam huruf besar itu.
18
tidak
akan
ada
jawaban
terhadap
pertanyaan-
dengan
teliti
waktu
mulai
danberakhirnya
tes
itu
adalah
cukup
pendek,
sehingga
dalam
bagi
testee
yang
tidak
memahami
butir-butir
testee
dalam
memahami
materi
yang
yang
telah
diberikan
kepada
testee,
yang
yang
amat
terbatas.Akan
tetapi
dalam
skor
hasil
ter
uraian,
terdapat
faktor
yang
dapat
mendorong
tester
untuk
21
merupakan
panduan
penilaian
yang
daftar
ditunjukkan
panduan
karakteristik
dalam
untuk
suatu
yang
diinginkan
pekerjaan
mengevaluasi
yang
siswadisertai
masing-masing
perlu
dengan
karakteristik
tersebut.
1. Tujuan Penyusunan Rubrik
Tujuan dari penilaian rubrik yaitu siswa diharapkan
secara jelas memahami dasar penilaian yang akan digunakan
untuk mengukur suatu kinerja siswa. Kedua pihak (guru dan
siswa)
akan
mempunyai
pedoman
bersama
yang
jelas
22
2. Isi Rubrik
Dalam setiap komponen terdiri dari satu atau beberapa
dimensi. Secara singkat scoring rubrik terdiri dari beberapa
elemen, yaitu :
a. Dimensi, yang akan dijadikan dasar menilai kinerja anak
didik.
b. Definisi dan contoh, yang merupakan penjelasan mengenai
setiap dimensi
c. Skala yang akan digunakan untuk menilai dimensi
d. Standar untuk setiap kategori kinerja.
Rubrik yang bersifat menyeluruh dapat disajikan dalam
bentuk holistic rubric. Rubrik holistik adalah pedoman untuk
menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi semua
kriteria. Serta dapat pula dalam bentuk analytic rubric, rubrik
analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa
kriteria yang ditentukan. dengan menggunakan rubrik ini dapat
dianalisis kelemahan atau kelebihan siswa.
3. Macam-Macam Penilaian Rubrik
Jangkar Penampilan: Konsisten dan fokus
Menyokong Feed back yang detail dan formatif
Dengan rubrik kita bisa melakukan pekerjaan lebih
cepat karena tidak perlu menuliskan catatan-catatan ekstensif
pada
setiap
makalah
tugas.
Karena
hanya
dengan
menuliskan
satu
atau
dua
kata
pada
rubrik
panduan
penilaian.
Kunci dari penilaian rubrik adalah cek, lingkaran dan
kata-kata terpilih, memudahkan dan mempercepat proses
penilaian sambil tetap memberikan feedback yang detail dan
formatif. Pilihan pilihan itu tergantung jenis rubrik yang
dipakai, seperti :
a. Rubrik tiga sampai lima level menggunakan kotak untuk
dicenteng
b. Rubrik tiga sampai lima level menggunakan lingkaran pada
teks (lingkaran)
c. Rubrik panduan penilaian untuk feedback naratif.
Menampilkan feedback sumatif : Menetapkan Nilai.
4. Pemberian Skor
Pada hakikatnya pemberian skor (scoring) adalah
proses pengubahan jawaban instrumen menjadi angka-angka
yang merupakan nilai kuantitatif dari suatu jawaban terhadap
item
dalam
instrumen.
Angka-angka
hasil
penilaian
pekerjaan
menyekor
(memberikan
angka)
yang
untuk
semua
24
nomor
soal.
bobot
nilai
tanpa
mempertimbangkan
skala
(weight) yang
diberikan pada
setiap
butir
soal,
= Tingkat kesukaran
25
X
B
Skor = ( Bi x bi )
St
Bi = banyaknya butir soal yang dijawab benar peserta tes
bi = bobot setiap butir soal
St = skor teoritis (skor bila menjawab benar semua butir soal)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Teknik perencanaan test essay terdiri dari :
a. Relevansi
b. Pengambilan sampel yang tepat
c. Kondisi standar
d. Kesukaran yang sesuai
e. Konsistensi
f. Skor yang penuh arti
2.
Prinsip dasar yang perlu dicermati di dalam
menyusun tes hasil belajar yaitu:
26
a. Kejelasan
mengenai
dikehendaki
akan
pengukuran
hasil
belajar
memudahkan
bagi
guru
yang
dalam
harus
didesain
sesuai
dengan
kegunaannya.
e. Tes hasil belajar harus memiliki reabilitas yang dapat
diandalkan.
f. Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat
pengukur keberhasilan belajar siswa.
Pengadministrasian test
3.
Dalam
memberikan
tes
jangan
kata-kata
dan/atau
kalimat-kalirnat
yang
sudah
Jagalah,
jangan
sampai
testee
27
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta. PT. Remaja Rosda Karya
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi. Jakarta:
Bumi
Aksara
Depdiknas. 2009. Penulisan dan Analisis Butir Soal. PPT. Depdiknas.
Asep.
2009.
Evaluasi
Pembelajaran.Yogyakarta:
Pressindo
28
Multi
Anonim a. 2013.
https://www.google.com/search?
q=indikator+dalam+perencanaan+tes+essay&ie=utf8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:enUS:official&client=firef
oxaDiakses tanggal 16 Maret 2013
Anonim b. 2013 http://tiameifharahap.blogspot.com/2012/12/tehnikmenskor.html Diakses tanggal 16 Maret 2013
Anonim,
c.
2013
pjjpgsd.dikti.go.id/file.../assessmen_pembelajaran_6.pdf.
Diakses tanggal 25 Maret 2013
29