PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang berasal dari
sumber hayati, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan
sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambah
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan dan minuman. Oleh karena
itu, pengadaan pangan yang dimulai dari tahap produksi sampai ketahap konsumsi
dan harus ditangani sampai tuntas agar mutu kehidupan manusia terus meningkat
(Winarno, 1991).
Salah satu bahan tambah pangan (BTP) yang dilarang penggunaannya oleh
pemerintah yang diatur pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor. 722/Menkes/Per/IX/88 adalah natrium tetraborat (boraks). Akhir-akhir ini
produsen makanan sering menggunakan boraks sebagai bahan pengawet,
khususnya pada bakso, kerupuk, pempek, pisang molen, pangsit, tahu, dan bakmi.
Hal ini bisa terjadi terutama minimnya pengetahuan, lemahnya pengawasan dari
lembaga, dan alasan ekonomi masyarakat itu sendiri.
Gula kelapa yang dikenal juga dengan nama gula jawa atau gula merah
adalah salah satu bahan pemanis untuk pangan yang berasal dari pengolahan nira
kelapa. Gula kelapa kebanyakan diperdagangkan dalam bentuk bongkahan padat
dengan bangun geometri yang bervariasi tergantung tempat mencetak yang
digunakan pada saat pembuatannya. Gula kelapa bisa dikonsumsi sebagai bahan
pemanis untuk makanan ataupun minuman sebagaimana bahan pemanis yang lain
seperti gula pasir, gula aren, gula siwalan, dan sebagainya. Namun juga digunakan
sebagai bahan baku pada beberapa industri pangan antara lain kecap dan minuman
instan.(sanatoso,1993)
Dibandingkan dengan beberapa jenis gula yang lain gula kelapa memiliki
kelebihan maupun kekurangan. Kekuranga gula kelapa antara lain adalah pada
mutunya yang terlalu bervariasi disebabkan sifatnya yang merupakan industri
rakyat. Selain itu sebagian gula kelapa yang beredar di pasaran mengandung zat
pengawet yang berbahaya bagi kesehatan.(sanatoso,1993)
2.Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan boraks?
b. Apakah fungsi boraks sebenarnya?
c. Apa saja penyalahgunaan boraks sebagai pengawet pada makanan?
d. Bagaimana efek boraks terhadap kesehatan?
e. Bagaimana cara menganalisis boraks pada makanan?
3.Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui definisi boraks.
b. Untuk mengetahui fungsi boraks sebenarnya
c. Untuk mengetahui penyalahgunaan boraks sebagai pengawet padamakanan.
d. Untuk mengetahui efek boraks terhadap kesehatan.
e. Untuk mengetahui cara menganalisis boraks pada makanan.
4.Manfaat penelitian
a. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas
b. Untuk memberikan pengetahuan kepada penulis
c. Untuk informasi kepada seluruh mahasiswa AAK yayasan fajar pekanbaru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BORAKS
Boraks atau dalam nama ilmiahnya dikenal sebagai sodium tetraborate
decahydrate merupakan bahan pengawet yang dikenal masyarakat awam untuk
mengawetkan kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa. Tampilan fisik boraks
adalah berbentuk serbuk kristal putih. Boraks tidak memiliki bau jika dihirup
menggunakan indera pencium serta tidak larut dalam alkohol.Indeks keasaman
dari boraks diuji dengan kertas lakmus adalah 9,5, ini menunjukkan tingkat
keasaman boraks cukup tinggi (Bambang, 2008).
Asam borat atau boraks,boric acid merupakan zat pengawet berbahaya
yang tidak diizinkan digunakan sebagai campuran bahan makanan. Boraks adalah
senyawa kimia dengan rumus Na2BO710H2O berbentuk kristal putih,tidak
berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Dalam air, boraks berubah
menjadi natrium hidroksida dan asam borat (Syah, 2005).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/IX/1988, asam
borat dan senyawanya merupakan salah satu dari jenis bahan tambahan makanan
yang dilarang digunakan dalam produk makanan.Karena asam borat dan
senyawanya
merupakan
senyawa
kimia
yang
mempunyai
sifat
pengawet
menghambat,memperlambat,
berarti
setiap
menutupi
atau
bahan
menahan
yang
proses
dapat
fermentasi,
pangan
tidak
membolehkan
boraks
untuk
digunakan
dalam
1) Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks. Bila digigit akan kembalike bentuk
semula.
2) Tahan lama atau awet beberapa hari.7
3)Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abusegar merata
di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah.
4)Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul
5)Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.
b. Gula Merah
1)Sangat keras dan susah dibelah.
2)Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam
c. Lontong
1)Tahan lama
2)Tekstur kenyal
3)Warna putih bersih
4)Rasanya getir
2.4 Pengaruh Boraks terhadap Kesehatan
Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap organ
tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar
tertinggi tercapai pada waktu diekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling
terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis tertinggi yaitu10-20
gr/kg berat badan orang dewasa dan 5 gr/kg berat badan anak-anak akan
menyebabkan keracunan bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah yaitu
dibawah 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan kurang dari 5 gr/kg berat
badan anak-anak (Saparinto dan Hidayati, 2006).
Efek negatif dari penggunaan boraks dalam pemanfaatannya yang salah
pada kehidupan dapat berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia.Boraks
memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem metabolism manusia
sebagai halnya zat-zat tambahan makanan lain yang merusak kesehatan
manusia.Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat
buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalamorgan
hati, otak dan testis.Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga
dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil
akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat.
Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga
menganggu alat reproduksi pria (Artika, 2009).Sering mengkonsumsi makanan
berboraks akan menyebabkan gangguanotak, hati, lemak dan ginjal.
Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak
terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi,
apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan bahkan kematian
(Widyaningsih dan Murtini, 2006).
Keracunan kronis dapat disebabkan oleh absorpsi dalam waktu lama.Akibat
yang timbul diantaranya anoreksia, berat badan turun, muntah,diare, ruam kulit,
alposia, anemia dan konvulsi.Penggunaan boraks apabila dikonsumsi secara terusmenerus dapat mengganggu gerak pencernaan usus,kelainan pada susunan saraf,
depresi dan kekacauan mental.Dalam jumlahserta dosis tertentu, boraks bisa
mengakibatkan degradasi mental, sertaru saknya saluran pencernaan, ginjal, hati
dankulit karena boraks cepat diabsorbsi oleh saluran pernapasan dan pencernaan,
kulit yang luka atau membran mukosa (Saparinto dan Hidayati, 2006).
Gejala awal keracunan boraks bisa berlangsung beberapa jam hingga
seminggu setelah mengonsumsi atau kontak dalam dosis toksis. Gejala
kliniskeracunan boraks biasanya ditandai dengan hal-hal berikut (Saparinto dan
Hidayati, 2006):
6
Sulfat
Pekat
dan
Alkohol
(uji
nyala
api)
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
3.1 Jenis penelitian
Secara deskriptif dengan metode kualitatif yaitu menggunakan uji nyala api dan
uji kertas kunyit (kurkumin).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analis Kesehatan Universitas Abdurrab
pekanbaru Indonesia. Waktu penelitian dimulai bulan Maret s/d juni 2016.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi diambil dari seluruh pedagang gula merah yang diperjual belikan
disekitar pasar kodim Pekanbaru.
3.3.2 Sampel
Jumlah sampel yang diperiksa sebanyak 8 sampel yang diambil secara acak dari
seluruh pedagang gula merah yang berbeda-beda disekitar pasar kodim
Pekanbaru.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan cara yaitu:
1.
2.
10
11
No Reagensia
Rumus Kimia
H2O
Boraks
Na2B4O710H2O
Methanol
CH3OH
12
2.
Lalu encerkan sedikit demi sedikit dengan aquades hingga volume 100 ml.
3.
3.8.3
1.
Pembuatan HCl 2N
Ambil 16,7 ml HCl (p) 37% masukkan ke dalam gelas ukur yang bervolume
100 ml.
2.
Lalu encerkan sedikit demi sedikit dengan aquades hingga volume 100 ml.
3.
3.8.4
1.
2.
3.
13