isusun Oleh :
Chichi Prameta
Finolia
Reni Khairani
2010 / 2011
S1 KEPERAWATAN
STIKES MITRA BUNDA PERSADA BATAM
Genetik,
gaya hidup,
makanan yang
mengandung
bahan pengawet dan
STIKES
MITRA
BUNDA
PERSADA
pertumbuhan tulang yang terlalu cepat
Malaise
Nyeri
Volume cairan
Gg aktifitas fisik
edema
Gg keseimbangan cairan
1. Definisi
Adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-sel tersebut tidak
pernah menjadi dewasa. Dengan istilah lain yang sering digunakan Tumor Tulang, yaitu
pertumbuhan abnormal pada tulang yang bisa jinak atau ganas.
2. Macam-macam bentuk neoplasma pada system musculoskeletal:
a.
b.
c.
d.
e.
Tumor osteogenik
Konrogenik
Fibrogenik
Rabdomiogenik
Tumor saraf
3) Sarkoma Ewing
4) Fibrosarkoma
Sarcoma jaringan lunak
5) Lipo sarcoma
6) Fibro sarcoma jaringan lunak
7) Rabdomiosarkoma
c. Kanker tulang metastatik
Tumor yang muncul dari jaringan tubuh mana saja mengatasi tulang dan
menyebabkan destruksi tulang local. Tumor yang bermetastatis ketulang paling sering
adalah karsinoma ginjal, prostate, paru, payudara, ovarium, dan tiroid. Dan sering
menyerang kranium, vertebra, velvis, vemur dan humerus.
Pada kanker tulang metastatis ke payudara, paru dan ginjal terjadi hiperkalsemia
dengan gejala kelemahan otot, keletihan, anorexia, mual, muntah, poliuria, disritmia
jantung, kejang dan koma.
4. Patofisiologi
Adanya tumor di tulang -- reaksi tulang normal dengan respon osteolitik (destruksi
tulang) atau respon osteoblastik (pembentukan tulang).
Keganasan sel pada mulanya berlokasi pada sumsum tulang (myeloma) dari
jaringan sel tulang (sarkoma) atau tumor tulang (carsinomas). Pada tahap selanjutnya selsel tulang akan berada pada nodul-nodul limpa, hati limfe dan ginjal. Akibat adanya
pengaruh aktivitas hematopoetik sumsum tulang yang cepat pada tulang, sel-sel plasma
yang belum matang / tidak matang akan terus membelah. Akhirnya terjadi penambahan
jumlah sel yang tidak terkontrol lagi.
Osteogeniksarcoma sering terdapat pada pria usia 10-25 tahun, terutama pada
pasien yang menderita penyakit pagets. hal ini dimanifestasikan dengan nyeri bengkak,
terbatasnya pergerakan serta menurunnya berat badan. Gejala nyeri pada punggung bawah
merupakan gejala yang khas, hal ini disebabkan karena adanya penekanan pada vertebra
oleh fraktur tulang patologik. Anemia dapat terjadi akibat adanya penempatan sel-sel
neoplasma. Pada sumsum tulang hal ini menyebabkan terjadinya hiperkalsemia,
hiperkalsuria dan hiperurisemia selama adanya kerusakan tulang. Sel-sel plasma ganas
akan membentuk sejumlah immunoglobulin / bence jones protein abnormal. Hal ini dapat
dideteksi dalam serum urin dengan teknik immunoelektrophoesis.
Gejala gagal ginjal dapat terjadi selama presitipasi immunoglobulin dalam tubulus
(pada pyelonephritis), hiperkalsemia, peningkatan asam urat, infiltrasi ginjal oleh plasma
sel (myeloma ginjal) dan thrombosis pada pena ginjal.
Nyeri
Kecacatan
Kehilangan BB
Malaise
Demam
6. Evaluasi diagnostic
Pemeriksaan fisik, CT, pemindaian tulang, mielogram, arteriografi, MRI, biopsy,
dan essai biokimia darah dan urine, dan foto sinar-x (untuk menentukan adanya metastatis
paru).
7. Penatalaksanaan
a. Eksisi bedah
Komplikasi yang mungkin muncul dari eksisi bedah termasuk infeksi, dislokasi
prostesis, non union allograft, fraktur, devetalisasi kulit dan jaringan lunak, fibrosis
sendi dan kekambuhan tumor.
b. Radiasi
8. Proses keperawatan
a. Pengkajian
1) Catat pemahaman pasien mengenai proses penyakit
2) Tanyakan pada pasien dan keluarga bagaimana cara mengatasi masalah
3) Tanyakan pada pasien bagaimana mengatasi nyeri
b. Pemeriksaan fisik
1) Palpasi ukuran dan pembengkakan jaringan lunak
2) Kaji nyeri tekan
3) Kaji status neurovascular
4) Kaji mobilitas dan kemampuan melakukan activities
c. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri b/d proses patologik
2) Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit
3) Resiko terhadap cedera fraktur patologik b/d tumor
4) Koping tidak efektif b/d rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses
Penyakit dan system pendukung yang tidak adekuat
5) gg. harga diri b/d hilangnya bagian tubuh/perubahan kinerja peran