Anda di halaman 1dari 4

Nama : aghni ziyan

1602011001
Bab 1 Sistem Filsafat
A. Filsafat : sebuah perkenalan awal

Apakah filsafat itu ?


Secara etimologis (asal-usuk kata),istilah filsafat berasal dari
kata Yunani philia (=love,cinta) dan
Sophia(=wisdom,kebijaksanaan) jadi filsafat berarti cinta pada
kebijaksanaan.

Jenis-jenis filsafat
Peter Kostenbaum (1968) mengatakan terdapat 3 jenis filsafat
yaitu :
1. filsafat sebagai analisis,merupakan suatu analisis terhadap
masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari.
2. filsafat sebagai sintesis adalah upaya untuk
mensistensiskan pengalaman dan pengetahuan ke dalam
suatu visi atau pandangan mengenai realitas
3. filsafat sebagai upaya mencari makna hidup atau biasa
disebut dengan filsafat hidup karena mencoba mencari
jawaban mengenai pertanyaan-pertanyaan tentang makna
hidup
akan tetapi,pembedaan 3 jenis filsafat tersebut pada
kenyataannya tidak setajam yg dikemukakan oleh
Koestenbum dan tidak dapat digeneralisasikan pada semua
pemikiran filsafat.

Metode dan kebenaran filsafat


Karena persoalan filsafat sangat luas,tidak dibatasi oleh
populasi dan sampel,maka satu-satunya alat atau metode
yang digunakan oleh filsafat adalah kemampuan dan
ketajaman berpikir,disertai oleh kemampuan berfikir logis dan
rasional
Secara tradisional,terdapat 3 jenis kebenaran yang menjadi
tolok ukur untuk mengetahui kebenaran pengetahuan
manusia,yakni:
1. koherensi yaitu jenis kebenaran suatu pengetahuan tsb
tidak saling bertentangan melainkan saling bertautan
secara logis
2. korespondensi yaitu jenis kebenaran suatu engetahuan
dimana pernyataan-pernyataan yang menopang
pengetahuan tsb memiliki acuan pada kenyataan
3. pragmatis adalah jenis kebenaran suatu pengetahuan
dengan cara mengukur kegunaan dari pengetahuan itu.

Cabang-cabang Filsafat

Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan


Kedudukan filsafat dan hubungannya dengan ilmu pengetahuan dapat digambarkan
sebagai berikut

Tujuan filsafat untuk memahami hakikat dari sesuatu objek yang menjadi
kajiannya tetap di pertahankan, tetapi informasi atau pengetahuan yang
menunjangnya harus bisa dipertanggungjawabkan bukan hanya secara rasional

tetapi juga factual.


Tujuan filsafat untuk mempersoalkan nilai dari suatu objek (aksiologi) tetap

dipertahankan.
Filsafat pun melakukan kajian dan kritik terhadap persoalan-persoalan
metodologi ilmu pengetahuan

Beda antara Filsafat dengan ilmu pengetahuan


Filsafat bukan ilmu pengetahuan. Filsafat berbeda dari ilmu pengetahuan dalam
beberapa hal, yaitu :

Filsafat mengajukan pertanyaan yang intinya dimaksudkan untuk mengetahui


apa(esensi atau sifat dasar) dari suatu masalah, kejadian, atau objek, Hasil
pemikiran filsafat berupa pemikiran-pemikiran filsafat yang isinya atau ruang

lingkupnya relative luas, kritis, intensif, atau dalam.


Ilmu pengetahuan mengajukan pertanyaan mengenai kuantitas, baik dari
jumlah objek maupun signifikasi pengaruh tau hubungan. Sebaliknya ilmu
pengetahuan berupa teori-teori ilmu pengetahuan yang sisnya relative lebih
detail di bandingkan pemikiran filsafat, tetapi relative terbatas pada fakta-fakta
empiris, atau gejala yg dianggap termasuk ke dalam populasi objek yang di
teliti oleh imu pengetahuan.

B. Epistemologi

Pengertian Epistemologi

Asal kata istilah epistemology adalah dari Bahasa Yunani yakni episteme
(pengetahuan) dan logos (teori). Epistemologi adalah suatu kajian atau teori filsafat
mengenai (esensi) pengetahuan. Secara spesifik epistemology berusaha menguji

masalah-masalah yang kompleks seperti: hubungan antara pengetahuan dan


kepercayaan pribadi, status pengetahuan yang melampaui pancaindera, status
ontologis dari teori-teori ilmiah, hubungan antara konsep-konsep atau kata-kata yang
bersifat umum dengan objek-objek yang ditunjuk oleh konsep-konsep atau kata-kata
tersebut, dan analisis atas tindakan mengetahui itu seandiri.

Epistemologi dan Psikologi


Pemdekatan kedua disiplin ilmu ini berbeda karena yang satu psikologi
menggunakan pendekatan ilmiah sedangkan epistemologis menggunakan filosofis.
Ruang lingkup Epistemologis
Menurut J.F.Ferrier (dalam Koestenbaum, 1968) epistemologis pada dasarnya
berkenaan dengan pengujian filsafat terhadap batas-batas, sumber-sumber,

struktur-struktur, metode-metode dan validitas


Batas-batas pengetahuan

Para ahli filsafat sseperti John Locke, David Hume, dan Immanuel Kant sering
mengajukan pertanyaan seperti ini Apakah pengetahuan terutama pengetahuan yang
benar, meungkin tercapai oleh manusia?. Ada sejumlah jawaban yang diajukan
filsafat untuk menjawab pertanyaan ini diantaranya : skeptisisme, realisme naif,
skpetisisme Descartes, realisme krisis, kritisisme Immanuel kant, dan positivisme
logis.

Sumber dan struktur pengetahuan

Rasionalisme dan empirisme


Menurut rasionalisme,pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari
pemikiran

logis

Sebaliknya,menurut

dan

deduktif

melalui

empirisme,pengetahuan

rasio

manusia.

diperoleh

dari

pengalaman inderawi manusia. Jadi empiris menekankan karakter


eksperimental

dan

perseptual

dari

pengetahuan,sedangkan

rasionalisme pada karakter kekuatan logika dan matematika.

Persoalan metodologi

Persoala metodologi sangat berhubungan era dengan persoalan


sumber pengetahuan. Metode ilmu pengetahuan khususnya
pengetahuan alam,pada dasarnya merupakan gabungan antara

emirisme dan rasionalisme,antara observasi empiris dan analisis


logis serta matematik
Persoalan validitas (kebenaran) pengetahuan
Secara tradisional,terdapat 3 teori tentang kebenaran,yaitu:
1. Teori korespondensi : jika ada kesesuaian antara bentukbentuk simbolik bahasa seperti kalimat,kata,gagasan atau
pikiran dengan keadaan nyata objeknya yang berada diluar
kita
2. Teori koherensi :terjadi jika suatu system proposisi secara
internal koheren(runtut) satu sama lainnya.
3. Teori pragmatic : kebenaran menguhubungkan makna
kebenaran dengan proses konfirmasi,pengujian atau
verifikasi. Kebenaran bukan suatu keadaan melainkan
tindakan.
4. Teori performatif : suatu pernyataan disebut benar jika
diputuskan atau dikemukakan oleh orang-orang atau tokohtokoh yang neniliki otoritas tertentu
5. Teori consensus: kriteria kebenaran suatu pernyataan tidak
terletak pada pernyataan itu sendiri atau pada konsekuensi
praktis dari pernyataan itu atau pada otoritas orang atau
tokoh yanmengemukakan melainkan pada pengakuan
suatu komunitas yang mendukung pernyataan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai