Anda di halaman 1dari 2

NUTRITIONAL

ASSESMENT
By DR.Zainal Arifin Nang Agus
Tujuan dari nutritional assessment adalah:
1. Menetapkan daya nutrisi
2. Menetapkan status gizi
3. Monitoring terapi

Nutritional Assesment dilakukan melalui pengukuran:


1. Antropometrik
Pengukuran antropometrik ini dilakukan karena mudah dilakukan dan menggunakan metode yang sederhana
dan non invasive, sehingga mudah dilakukan pada masyarakat. Pengukuran antropometrik meliputi:
- Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
peningkatan tinggi badan dan berat badan yang optimal mengindikasikan kebutuhan gizinya terpenuhi
secara adequate (terutama pada anak-anak). Kekurangan nutrisi pada anak bermanifestasi pada
pengurangan berat badan. Bahkan jika kekurangan nutrisi ini berlangsung dalam waktu relatif lama, maka
akan dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi badan.
- Pengukuran Tebal Lipatan Kulit (Skinfold Thickness)
2. Laboratorik (Biochemical indices)
Pengukuran ini dengan menggunakan pemeriksaan laboratorik. Dengan cara mengambil sampel darah,
namun cara ini agak sulit dilakukan pada anak-anak. Pengukuran yang termasuk pemeriksaan laboratorik antara
lain adalah: pemeriksaan hemoglobin (Hb), hematokrit (Hct), kadar kolesterol, kadar albumin, globulin, protein
plasma, analisis mineral dalam darah dan lain-lain. Pengukuran laboratorik masih sulit dilakukan di daerah
pedesaan karena belum adanya sarana yang memadai. Pengukuran hematokrit dan hemoglobin adalah
indikator yang bagus bagi evaluasi kadar sebagian besar nutrisi. Hal ini karena produksi normal sel darah merah
membutuhkan beberapa nutrient (zat besi, asam folat, tembaga, nikel, cobalt, vitamin C, vitamin B12, dan
piridoksin). Apabila ada kelainan misalnya anemia dengan menganalisis darah dapat ditentukan apakah anemia
ini termasuk defisiensi besi atau bukan.
3. Analisis diet (kalo dalam buku physical development disebut: dietary for social information)

Secara sistematik, kebutuhan gizi itu dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Kebutuhan Gizi Umum
Kebutuhan gizi umum adalah kebutuhan gizi yang dibutuhkan pada saat kondisi tubuh normal atau dalam
keadaan sehat.
2. Kebutuhan Gizi Sakit
Pada keadaan sakit kebutuhan gizi meningkat untuk membantu proses penyembuhan dan meningkatkan
daya tahan tubuh.
3. Kebutuhan Gizi Khusus
Misalnya pada anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, ibu hamil, dan menyusui. Kondisi-kondisi
tersebut memerlukan asupan gizi khusus yang sedikit berbeda secara kualitas dan kuantitas daripada
kebutuhan gizi umum.
Semua jenis kebutuhan gizi diatas tentu saja harus memenuhi Recommended Dietary Allowance (RDA) yang sudah
ditetapkan.
Respon Dietary Intake dipengaruhi oleh factor-faktor berikut:
1. Faktor gizi, meliputi:
a.) Kecukupan cadangan atau depot gizi.
b.) Keparahan kondisi akibat dari intake makanan yang kurang.
c.) Defisiensi gizi yang mutlak

HSC 2002 - GIZI KEDOKTERAN edisi 5

2. Kondisi patologis, meliputi:


a.) Pada keadaan demam, infeksi, dan trauma. Pada kondisi2 tersebut terjadi peningkatan
katabolisme.
b.) Maldigesti dan malabsorbsi
c.) Kehilangan banyak zat gizi, misalnya pada sindroma nefrotik, protein lissing, enteropathi
d.) Kondisi metabolik
3. Kondisi fisiologis khusus
a.) Kondisi hamil-menyusui
b.) Masa pertumbuhan dan perkembangan ( bayi-anak-remaja-dewasa)
c.) Masa premenopause-menopause
MALNUTRISI ENERGI PROTEIN
Malnutrisi energi protein merupakan kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan mengambil energi dan protein.
Malnutrisi ini biasanya terjadi melalui respon adaptif yang singkat dan terbatas, sebab tidak ada simpanan protein.
Proses adaptif ini ditandai dengan:
1. Adanya proses transaminasi-deaminasi-aminasi
2. Siklus suksinat-glisin meningkat
3. siklus ornitin dan glisin eningkat
4. siklus krebs dan siklus cori meningkat ( inget kan ada di edisi satu nih)
Respon adaptif malnutrisi energi protein ini misalnya saja terdapat pada infeksi dan cacingan. Jika penyakit cacingan
dan infeksi telah diobati maka intake energi, glokusa, dan lipid meningkat sehingga homeostasis dan control
keseimbangan nitrogen (nitrogen balance) dipertahankan, dan tekanan fisik dapat dikurangi. Jika BMR ( Basal
Metabolic Rate ) dikurangi dengan cara beristirahat maka malnutrisi energi protein dapat diatasi. Hal ini tentu saja jika
penyakit infeksi segera diobati dan diimbangi makan dengan makanan yang mengandung protein dan energi yang
cukup tinggi
PENILAIAN STATUS GIZI
Penilaian status gizi praktis berdasarka berat badan. Jika terjadi penurunan berat badan sampai lebih dari
10%, maka dapat diprediksi bahwa telah terjadi penurunan status gizi pada diri seseorang. Selainitu penilaian staus
gizi seseorang juga didasarkan pada:
1. tebal lipatan bawah kulit (pada daerah ekstremitas dan wajah)
2. KAdar albumin serum, jumlah limfosit, hiposensitivitas kulit, protein serum, transferin, pre albumin, RBP.
3. Indeks kreatinin urin dan urea urin.
Baca duong
HSC gizi ini berdasar pada handout yang Cuma 2 lembar, trus sedikit banget ditambah dari
buku physical development, dan tentu sajaaa dari hsc 2001 ( 80 %). Pesen konseptor+typist
please rajin2 baca hsc biokim n kimia dasar yang kira2 berhubungan dengan kuliah gizi
ini.Kenapa???soale dosen kita yang satu ini kulnya melebar kemana-mana trus soal
ujiannyajuga susah ditebak yang mana yang bakal keluar. Oia gizi tuh susah dapet nilai bagus,
so. Berusaha dan berdoalah dengan sungguh2 yach.
Rien_na mo kasih salam2:
B: cairo
U: u still my best friend walaupun kamu jauuuuuuuh banget disana
B: coordku ( hayo sapa ya??)
U: sibuk ni yeee, selamat jadi orang sibuk deh. ihsiapa lagi yang marah. Kamu suka nggaya sih.
Jadi alergi nih liat orang nggaya ^_^
B: layouter
D: trimakasih dah bikin hsc gizi yang garing ini jd lebih hidup
B: keluarga besar yang bahagia dan sejahtera
U: bentar lagi ada yang ultah lo

HSC 2002 - GIZI KEDOKTERAN edisi 5

Anda mungkin juga menyukai