PENDAHULAN
b.
c.
d.
1.3.Tujuan
a.
b.
c.
d.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kepribadian seseorang menurut Holland merupakan hasil dari keturunan dan pengaruh
lingkungan (Osipow, 1983: 84). Winkel & Hastuti (2005: 634-635) menjelaskan bahwa
pandangan Holland mencakup tiga ide dasar, yaitu :
1.
Semua orang dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh mereka
mendekati salah satu di antara enam tipe kepribadian, yaitu : Tipe Realistik (The Realistik
Type), Tipe Peneliti/Pengusut (The Investigative Type), Tipe Seniman (The Artistic Type),
Tipe Sosial (The Social Type), Tipe Pengusaha (The Enterprising Type), dan Tipe
Konvensional (Conventional Type). Semakin mirip seseorang dengan salah satu di antara
enam tipe itu, makin tampaklah padanya ciri-ciri dan corak perilaku yang khas untuk tipe
bersangkutan. Setiap tipe kepribadian adalah suatu tipe teoritis atau tipe ideal, yang
merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor internal dan eksternal. Berdasarkan
interaksi itu manusia muda belajar lebih menyukai kegiatan/aktivitas tertentu, yang kemudian
melahirkan suatu minat kuat yang pada gilirannya menumbuhkan kemampuan dan
keterampilan tertentu. Kombinasi dari minat dan kemampuan itu menciptakan suatu disposisi
yang bersifat sangat pribadi untuk menafsirkan, bersikap, berpikir, dan bertindak dengan
cara-cara tertentu. Profil total dari keseluruhan kemiripan dalam urutan pertama ke bawah,
menampakkan pola kepribadian seseorang (the individuals personality pattern ). Usaha untuk
menentukan profil total itu dapat digunakan berbagai metode seperti testing psikologis dan
analisis sejarah hidup sehubungan dengan aspirasi okupasi.
2.
Berbagai lingkungan yang di dalamnya orang hidup dan bekerja, dapat digolongkan
menurut patokan sampai berapa jauh suatu lingkungan tertentu mendekati salah satu model
lingkungan (a model environment),
3.
Perpaduan antara tipe kepribadian tertentu dan model lingkungan yang sesuai
menghasilkan keselarasan dan kecocokan okupasional (occupational homogenity), sehingga
seseorang dapat mengembangkan diri dalam lingkungan okupasi tertentu dan merasa puas.
Perpaduan dan pencocokan antara tiap tipe kepribadian dan suatu model lingkungan
Konsistensi
Pada diri seseorang atau lingkungan, beberapa pasangan tipe lebih dekat hubungannya dari
pada yang lainnya. Misalnya, tipe-tipe realistik dan investigatif lebih banyak persamaannya
daripada tipe-tipe konvensional dan artistik. Konsistensi adalah tingkat hubungan antara tipetipe kepribadian atau antara model-model lingkungan. Taraf-taraf konsistensi atau
keterhubungan diasumsikan mempengaruhi preferensi vokasional. Misalnya, orang yang
paling menyerupai tipe realistik dan paling menyerupai berikutnya dengan tipe investigatif
(orang yang realistik-investigatif) seharusnya lebih dapat diramalkan daripada orang yang
realistik-sosial.
2.
Diferensiasi
Beberapa orang atau lingkungan lebih dibatasi secara jelas daripada yang lainnya. Misalnya,
seseorang mungkin sangat menyerupai suatu tipe dan menunjukkan sedikit kesamaan dengan
tipe- tipe lainnya, atau suatu lingkungan mungkin sebagian besar didominasi oleh suatu tipe
tunggal. Sebaliknya, orang yang menyerupai banyak tipe atau suatu lingkungan yang
bercirikan kira-kira sama dengan keenam tipe tersebut tidak terdiferensiasi atau kurang
terdefinisikan. Taraf di mana seseorang atau suatu lingkungan terdefinisikan dengan baik
adalah taraf diferensiasinya.
3.
Kongruensi
Berbagai tipe memerlukan berbagai lingkungan. Misalnya, tipe-tipe realistik tumbuh dengan
subur dalam lingkungan-lingkungan realistik karena lingkungan seperti itu memberikan
kesempatan-kesempatan dan menghargai kebutuhan-kebutuhan tipe realistik.
Ketidakharmonisan (incongruence) terjadi bila suatu tipe hidup dalam suatu lingkungan yang
menyediakan kesempatan-kesempatan dan penghargaan-penghargaan yang asing bagi
preferensi-preferensi ah8tau kemampuan-kemampuan orang itu misalnya, tipe realistik dalam
suatu lingkungan sosial.
C.
Pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland menjelaskan bahwa suatu pemilihan
pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara factor hereditas (keturunan)
dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, dan orang dewasa yang dianggap
memiliki peranan yang penting. Selain itu John L. Holland juga merumuskan tipe-tipe
(golongan) kepribadian dalam pemilihan pekerjaan berdasarkan atas inventori kepribadian
yang disusun atas dasar minat.
Dan setiap tipe-tipe kepribadian itu dijabarkan ke dalam suatu model teori yang
disebut model orientasi (the model orientation). Model orientasi ini merupakan suatu rumpun
perilaku- perilaku penyesuaian yang khas. Setiap orang memiliki urutan orientasi yang
berbeda-beda, dan hal inilah yang menyebabkan mengapa setiap orang itu mempunyai corak
hidup yang berbeda-beda.
Holland dalam Teori Tipologi Karir mengenai Perilaku Vokasional berpendapat bahwa
penting membangun keterkaitan atau kecocokan antara tipe kepribadian individu dan
pemilihan karir tertentu. Intinya pemilihan dan penyesuaian karir merupakan gambaran dari
kepribadian seseorang. Beberapa hal yang mempengaruhi Teori Holland antara lain usia,
gender, kelas sosial, inteligensi dan pendidikan.
Adapun model orientasi yang dijabarkan oleh John L. Holland adalah:
1.
Realistis
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja yang berorientasi
kepada penerapan. Ciri-cirinya yaitu; mengutamakan kejantanan, kekuatan otot, ketrampilan
fisik, mempunyai kecakapan, dan koordinasi motorik yang kuat, kurang memiliki kecakapan
verbal, konkrit, bekerja praktis, kurang memiliki ketrampilan social, serta kurang peka dalam
hubungan dengan orang lain.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah operator mesin/radio, supir truk,
petani, penerbang, pengawas bangunan, ahli listrik, dan pekerjaan lain yang sejenis.
Dalam proses konseling, konseli tipe ini lebih menyukai saran dan sugesti yang spesifik
untuk menangani masalah karir dan solusi masalah praktek.
2.
Investigatif
Tipe kepribadian Investigatif ini ditandai dengan adanya suatu tugas-tugas yang memerlukan
kemampuan bersifat abstrak dan kreatif, didalam lingkungan ini individu lebih menyukai
metode yang menggunakan berfikir secara logis untuk menangani permasalahanpermasalahan yang dihadapinya. Individu yang memiliki tipe kepribadian ini akan lebih
tertarik pada permasalahan yang belum bisa terselesaikan dan akan mencari solusinya secara
rasional.
3.
Sosial
Lingkungan sosial adalah tempat dimana seseorang berhubungan dengan orang lain, dimana
hal itu diperlukan kemampuan untuk menginterpretasikan dan mengubah perilaku untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan pekerjaan yang bersifat
membantu orang lain. Ciri-ciri dari tipe model ini adalah pandai bergaul dan berbicara,
bersifat responsive, bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat religius, membutuhkan
perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antar pribadi, kegiatan-kegiatan rapi dan
teratur, menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, dan lebih berorientasi
pada perasaan.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah guru, pekerja sosial, konselor,
misionari, psikolog klinik, terapis, dan pekerjaan lain yang sejenis. Di dalam proses
konseling, orang tipe ini mengekspresikan dirinya dengan menolong sesama atau kegiatan
sosial yang lain.
4.
Konvensional
Tipe model ini pada umumnya memiliki kecenderungan terhadap kegiatan verbal, ia
menyenangi bahasa yang tersusun baik, numerical (angka) yang teratur, menghindari situasi
yang kabur, senang mengabdi, mengidentifikasikan diri dengan kekuasaaan, memberi nilai
yang tinggi terhadap status dan kenyataan materi, dan mencapai tujuan dengan
mengadaptasikan dirinya ketergantungan pada atasan.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah kasir, statistika, pemegang buku,
pegawai arsip, pegawai bank, dan pekerjaan lain yang sejenis.
5.
Artistik
Tipe model orientasi ini memiliki kecenderungan berhubungan dengan orang lain secara tidak
langsung, bersifat sosial dan sukar menyesuaikan diri.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah ahli musik, ahli kartun, ahli drama,
pencipta lagu, penyair, dan pekerjaan lain yang sejenis.
Holland mengusulkan bahwa tipe kepribadian dapat diatur dalam sistem kode modal
orientasinya seperti R (pendudukan realistis), I (investigasi), A (artistik), S (sosial), E
(enterpresing), dan C (konvensional). Dengan cara ini, jenis kepribadian dapat diatur sesuai
dengan kombinasi dominan.
Holland juga berefleksi tentang jaringan hubungan antara tipe-tipe kepribadian dan antara
model-model lingkungan, yang dituangkan dalam bagan yang disebut Hexagonal Model.
Model ini menggambarkan aneka jarak psikologis antara tipe-tipe kepribadian dan modelmodel lingkungan. Makin pendek jarak (menurut garis-garis dalam model) antara dua tipe
kepribadian, makin dekat kedua tipe itu dalam makna psikologisnya, sedangkan makin
panjang jarak (menurut garis-garis dalam model), makin jauh kedua tipe itu dalam makna
psikologisnya. Adapun bagan hexagonal model itu adalah
Realistik Investigate Artistic Conventional Enterprising Social
D.
Lingkungan kerja tipe realistik menuntut kegunaan fisik pada individu. Tipe Realistik yang
preferensinya pada aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi eksplisit, teratur, atau
sistematik terhadap obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang. Tidak
menyukai aktivitas-aktivitas pemberian bantuan atau pendidikan. Preferensi-preferensi
membawa kepada pengembangan kompetensi-kompetensi dalam bekerja dengan bendabenda, binatang-binatang, alat-alat dan perlengkapan teknik, dan mengabaikan kompetensikompetensi sosial dan pendidikan.
2.
Orang model orientasi intelektual dalam lingkungan nyatanya mencari solusi dari persoalan
yang berkenaan dengan keterampilan dan minat keilmuan. Dalam beberapa situasi orang
dengan tipe ini menggunakan pemikiran kompleks dan abstrak untuk memecahkan masalah
secara kreatif, Dalam beberapa lingkungan ini ketelitian dan berpikir kritis sangatlah bernilai.
Orang dengan tipe investigasi sering menggunakan logika dan pemikiran metodikal yang
sangat teliti untuk mencari solusi masalah dalam pekerjaannya. Pekerjaan tersebut
mensyaratkan orang untuk menggunakan kemampuan intelektualnya secara bebas untuk
memecahkan masalah-masalah. Pekerjaan tersebut tidak mensyaratkan atau mengharuskan
kemampuan hubungan manusia untuk memecahkan masalah, tidak perlu juga menggunakan
mesin.
3.
Lingkungan artistik adalah lingkungan bebas dan terbuka yang mendukung kreativitas dan
ekspresi personal. Lingkungan ini menawarkan kebebasan yang cukup banyak dalam
pengembangan produk dan jawaban. Beberapa seting membolehkan individu untuk
berdekatan seperti apa yang mereka suka. Lingkungan pekerjaan ini mendukung personal dan
ekspresi emosi dibandingkan ekspresi logika.
4.
Lingkungan tipe sosial mendukung orang yang fleksibel dan memahami satu sama lain,
dimana orang dapat bekerja dengan orang lain dengan cara membantu memecahkan masalah
pribadi, masalah karir, mengajar orang lain mempengaruhi spiritualitas orang lain dan
bertanggung jawab secara sosial. Lingkungan tipe sosial menitikberatkan nilai-nilai manusia
seperti idealistis, baik, bersahabat dan baik hati. Hal ini secara ideal lebih banyak muncul
dalam pendidikan, layanan sosial, dan profesi kesehatan mental.
5.
Lingkungan orang dengan tipe enterprising adalah dimana orang mengatur dan membujuk
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau personal. Lingkungan ini merupakan situasi
dimana isu finansial dan isu ekonomi memiliki peran utama yang sangat penting dan resiko
mungkin di ambil untuk menerima reward. Dalam beberapa lingkungan orang diharuskan
untuk memiliki kepercayaan diri sosiabilitas dan asertif. Semua lingkungan ini menyediakan
peluang dalam kekuatan status dan kekayaan.
6.
karier merupakan ekspresi atau perluasan kepribadian ke dalam dunia kerja yang diikuti
dengan pengidentifikasian terhadap stereotip okupasional tertentu. Perbandingan antara self
dengan persepsi tentang suatu okupasi dan penerimaan atau penolakannya merupakan faktor
penentu utama dalam pilihan karier. Harmoni antara pandangan seseorang terhadap dirinya
dengan okupasi yang disukainya membentuk modal personal style.
kesenangan pribadi (modal personal orientation) merupakan proses perkembangan yang
terbentuk melalui hereditas dan pengalaman hidup individu dalam bereaksi terhadap tuntutan
lingkungannya. Sentral bagi teori Holland adalah konsep bahwa individu memilih sebuah
karier untuk memuaskan orientasi kesenangan pribadinya. Jika individu telah
mengembangkan suatu orientasi yang dominan, maka akan lebih besar kemungkinan baginya
mendapatkan kepuasan dalam lingkungan okupasi yang sesuai. Akan tetapi, jika dia belum
dapat menentukan pilihan, maka kemungkinan mendapat kepuasan itu akan hilang. Orientasi
kesenangan pribadi yang didukung oleh lingkungan kerja yang sesuai akan menentukan
pilihan gaya hidup individu.
Berdasarkan konsep tersebut, Holland mengemukakan enam jenis lingkungan okupasional
yang disenangi (modal occupational environments) dan enam orientasi kesenangan pribadi
yang cocok dengan enam lingkungan tersebut, yang dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel: Gaya Kesenangan Pribadi dan Lingkungan Okupasional dari Holland
Gaya Pribadi
Agresif, lebih menyukai
tugas-tugas pekerjaan
konkret daripada abstrak,
pada dasarnya kurang
dapat bergaul, interaksi
interpersonal buruk
Tema
Realistic
Intelektual, abstrak,
analitik, mandiri, kadangkadang radikal dan terlalu
berorientasi pada tugas
Investigative
Imaginatif, menghargai
estetika, lebih menyukai
ekspresi diri melalui seni,
agak mandiri dan extrovert
Artistic
Social
Lingkungan Okupasional
- Pekerja terampil
seperti tukang pipa,
tukang listrik, dan
operator mesin.
- Keterampilan teknisi
seperti juru mesin
pesawat terbang, juru
foto, juru draft dan
pekerjaan servis tertentu.
- Ilmiah seperti ahli
kimia, ahli fisika, dan ahli
matematik.
- Teknisi seperti teknisi
lab, programmer
komputer, dan pekerja
elektronik.
- Artistik seperti
pematung, pelukis, dan
desainer.
- Musikal seperti guru
musik, pemimpin
orkestra, dan musisi.
Sastrais seperti editor,
penulis, dan kritikus.
- Edukasional seperti
Enterprising
guru, administrator
pendidikan, dan profesor.
- Kesejahteraan sosial
seperti pekerja sosial,
sosiolog, konselor
rehabilitasi, dan perawat
profesional.
- Managerial seperti
menejer personalia,
produksi, dan menejer
pemasaran.
- Berbagai posisi
pemasaran seperti
salesperson asuransi, real
estate, dan mobil.
- Pekerja kantor dan
administrasi seperti
penjaga waktu, petugas
file, teller, akuntan,
operator, sekretaris,
petugas pembukuan,
resepsionis, dan menejer
kredit.
Sistem holland merupakan sistem yang cocok digunakan oleh konseli karena dapat
membantu menyatukan informasi karir ke dalam proses konseling.Untuk seorang
konselor, teori Holland merupakan cara atau bantuan untuk memberikan informasi dalam
kegiatan kelompok yang tidak hanya dapat digunakan untuk mengklasifikasi kegiatan
okupasional, tetapi juga dapat digunakan untuk mengklasifikasi pengalaman konseli dengan
lingkungannya.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA