Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau
rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip bersifat
jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker.
Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi yang menyebabkan
peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-
Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi lemak dan
sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena kanker
colorectal.
Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih tua. Lebih
dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas.
c) gejala klinis
Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit/konstipasi)
Usus besar terasa tidak kosong seluruhnya
Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran
Kotoran lebih sempit dari biasanya
Sering kembung atau keram perut, atau merasa kekenyangan
Kehilangan berat badan tanpa alasan
Selalu merasa sangat letih
Mual atau muntah-muntah.
d) faktor resiko
Kanker yang ditemukan pada kolon dan rektum 16 % di antaranya menyerang recti terutama
terjadi di negara-negara maju dan lebih tinggi pada laki-laki daripada wanita. Beberapa faktor
risiko telah diidentifikasi sebagai berikut:
Kebiasaan diet rendah serat.
Mengkonsumsi diet tinggi lemak dan rendah serat.
Menahan tinja / defekasi yang sering.
Faktor genetik.
e) klasifikasi
Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau
rektum. Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker colorectal
Stadium 0.
Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum. Tumor belum tumbuh
menembus dinding.
Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding kolon atau
rektum. Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan di sekitarnya,
tapi sel-
Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, tapi belum
menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain, misalnya hati atau paruparu.
f)
patofisiologi
Brunner dan Suddart (2002), menjelaskan patofisiologi terjadinya karsinoma rektum
sebagai berikut :
Polip jinak pada kolon atau rectum
|
menjadi ganas
|
menyusup serta merusak jaringan normal kolon
|
meluas ke dalam struktur sekitarnya
|
bermetastatis dan dapat terlepas dari tumor primer
g)
pemeriksaan diagnostik
Dengan "RECTAL TOUCHER"
Tonus sfingterani keras/lembek.
Mukosa kasar,kaku biasanya tidak dapat digeser.
Ampula rektum kolaps/kembung terisi feses atau tumor yang dapat teraba ataupun tidak.
h) komplikasi
Komplikasi karsinoma rektum menurut Schrock (1991) adalah:
Pengkajian
Riwayat kesehatan diambil untuk mendapatkan informasi tentang :
a) Perasaan lelah
b) Nyeri abdomen atau rectal dan karakternya ( lokasi, frekuensi, durasi, berhubungan dengan
makan atau defekasi )
c) Pola eliminasi terdahulu dan saat ini
d) Deskripsi tentang warna, bau dan konsistensi feses, mencakup adanya darah atau mucus.
e) Riwayat penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolorektal
f)
Riwayat keluarga dari penyakit kolorektal dan terapi obat saat ini
Kebiasaan diet ( masukan lemak, serat & konsumsi alcohol ) juga riwayat
g) penurunan BB.
Pengkajian objekif meliputi :
a) Auskultasi abdomen terhadap bising usus
b) Palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi, dan massa padat
Inspeksi specimen terhadap karakter dan adanya darah
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama yang mencakup, adalah
sebagai berikut :
a) Konstipasi b/d lesi obstruksi
b) Nyeri b/d kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi
c) Keletihan b/d anemia dan anoreksia
d) Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan anoreksia
Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah dan dehidrasi
Ansietas b/d rencana pembedahan dan diagnosis kanker
Kurang pengetahuan mengenai diagnosa, prosedur pembedahan, dan perawatan diri setelah
pulang
e) Kerusakan integritas kulit b/d insisi bedah ( abdominoperineal ), pembentukan stoma, dan
kontaminasi fekal terhadap kulit periostomal
f)
Tujuan
Tujuan utama dapat mencakup eliminasi produk sisa tubuh yang adekuat; reduksi / penghilangan
nyeri; peningkatan toleransi aktivitas; mendapatkan tingkat nutrisi optimal; mempertahankan
keseimbangan cairan & elektrolit; penurunan ansietas; memahami tentang diagnosis, prosedur
pembedahan dan perawatan diri setelah pulang; mempertahankan penyembuhan jaringan
optimal; perlindungan kulit periostomal yang adekuat; penggalian dan pengungkapan perasaan
dan masalah tentang kolostomi dan pengaruhnya pada diri sendiri;
Intervensi Keperawatan PraOperatif
1.Mempertahankan eliminasi
Frekuensi dan konsistensi defekasi dipantau
Laksatif dan enema diberikan sesuai resep
Pasien yang menunjukkan tanda perkembangan ke arah obstruksi total disiapkan untuk mejalani
pembedahan.
2.Menghilangkan Nyeri
Analgesic diberikan sesuai resep
Lingkungan dibuat kondusif untuk relaksasi dengan meredupkan lampu, mematikan TV atau
radio, dan membatasi pengunjung dan telepon bila diinginkan oleh pasien
Tindakan kenyamanan tambahan ditawarkan : perubahan posisi, gosokan punggung, dan teknik
relaksasi.
3.Meningkatkan Toleransi Aktivitas
Kaji tingkat toleransi aktivitas pasien
Ubah dan jadwalkan aktivitas untuk memungkinkan periode tirah baring yang adekuat dalam
upaya untuk menurunkan keletihn pasien.
Terapi komponendarah diberikan sesuai resep bila pasien menderita anemia berat.
Apabila transfusi darah diberikan, pedoman keamanan umum dan kebijakan institusi mengenai
tindakan pengamanan harus diikuti.
Aktivitas post op ditingkatkan dan toleransi dipantau.
Penderita stoma lain dapat diminta untuk berkunjung bila pasien mengungkapkan minat untuk
berbicara dengan mereka.
Untuk meningkatkan kenyamanan pasien, perawat harus mengutamakan relaksasi dan perilaku
empati.
Jawab pertanyaan pasien dengan jujur dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Setiap informasi dari dokter harus dijelaskan, bila perlu. Kadang kadang kecemasan berkurang,
bila pasien mengetahui persiapan fisik yang diperlukan selama periode pra op dan mengetahui
kemungkinan post op. beberapa pasien akan lebih senang jika diperbolehkan untuk melihat hasil
pemeriksaan, sementara yang lain memilih untuk tidak mengetahuinya.
7.Mencegah Infeksi
Berikan antibiotic seperti kanamisin sulfat ( Kantrex ), eritromisin (Erythromycin), dan
Neomisin Sulfat sesuai resep, untuk mengurangi bakteri usus dalam rangka persiapan
pembedahan usus. Preparat diberikan per oral untuk mengurangi kandungan bakteri kolon dan
melunakkan serta menurunkan bulk dari isi kolon.
Selian itu, usus juga dapat dibersihkan dengan enema, atau irigasi kolon.
8.Pendidikan Pasien Pra Operatif
Kaji tingkat kebutuhan pasien tentang diagnosis, prognosis, prosedur bedah, dan tingkat fungsi
yang diinginkan pasca op.
Informasi yang diperlukan pasien tentang persiapan fisik untuk pembedahan, penampilan dan
perawatan yang diharapkan dari luka pasca op, teknik perawatan kolostomi, pembatasan diet,
control nyeri, dan penatalaksanaan obat dimsukkan ke dalam materi penyuluhan.
Intervensi Keperawatan Pasca Operatif
1.Perawatan Luka
Luka abdomen diperiksa dngan sering dalam 24 jam pertama, untuk meyakinkan bahwa luka
akan sembuh tanpa komplikasi ( infeksi, dehidens, emoragik, edema berlebihan ).
Ganti balutan sesuai kebutuhan untuk mencegah infeksi.
Bantu pasien untuk membebat insisi abdomen selama batuk dan napas dalam untuk mengurangi
tegangan pada tepi insisi.
Beneficence berarti melakukan yang baik. Perawat memiliki kewajiban untuk melakukan dengan
baik, yaitu, mengimplemtasikan tindakan yang mengutungkan klien dan keluarga.
Justice (perlakuan adil)
Perawat sering mengambil keputusan dengan menggunakan rasa keadilan.
Fidelity (setia)
Fidelity berarti setia terhadap kesepakatan dan tanggung jawab yang dimikili oleh seseorang.
Veracity (kebenaran)
Veracity mengacu pada mengatakan kebenaran. Sebagian besar anak-anak diajarkan untuk selalu
berkata jujur, tetapi bagi orang dewasa, pilihannya sering kali kurang jelas.
16.
PENDKES
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Tema
Sasaran
: Ny. E
Tempat
Hari/Tanggal
Waktu
: 20 Menit
C.
1.
2.
3.
4.
5.
Materi
Pengertian carsinoma rektum
Patofisiologi penyakit carsinoma rektum
Faktor penyebab dari carsinoma rektum
Tanda/gejala penyakit carsinoma rektum
Penatalaksanaan penyakit carsinoma rektum
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Kegiatan Penyuluhan
No
Kegiatan
Penyuluh
1.
Pembukaan
Salam pembuka
Menyampaikan tujuan
Peserta
penyuluhan
Waktu
Menjawab salam
Menyimak,
Mendengarkan, menjawab 5 Menit
pertanyaan
2.
Kerja/ isi
Penjelasan pengertian,
Mendengarkan dengan
penuh perhatian
Menanyakan hal-hal yang
belum jelas
Memperhatikan jawaban
dari penceramah
Menjawab pertanyaan
penyebab, gejala,
penatalaksanaan dan
patofisiologi penyakit
carsinoma rektum
Memberi kesempatan
peserta untuk bertanya
Menjawab pertanyaan
Evaluasi
3.
Penutup
Menyimpulkan
Salam penutup
F. Media
1. Leaflet : Tentang penyakit carsinoma rektum
Mendengarkan
Menjawab salam
10 menit
5 Menit
Sumber/Referensi
Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3. EGC : Jakarta.
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta.
FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI : Jakarta.
Griffith. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Arcan : Jakarta.
H. Evaluasi
Formatif
Sumatif
:
Klien dapat memahami penyakit carsinoma rektum
Pembimbing
Penyuluh
DAFTAR PUSTAKA:
a) Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G., Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta, 2002.
b) Gale, Danielle & Charette, Jane, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, EGC, Jakarta, 2000.
c) Price, Sylvia A., & Wilson, Lorraine M., Patofisiologi ; Konsep Klinis ProsesProses Penyakit
Vol. 1, Edisi 4, EGC, Jakarta, 1995.
d) Schrock, Theodore R. MD. 1999. Ilmu Bedah ( Hand Book of Surgery ) Edisi 7. Penerbit : EGC,
Jakarta.
e) Doengoes, Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan . Edisi 3. Penerbit : EGC, Jakarta.
f)
http://www.scribd.com/doc/56979340/karsinoma-rektum
g) Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6, EGC, Jakarta
h) Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta
i)
Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC, Jakarta
j)
Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, BP FKUI, Jakarta.
http://prasetya92metro.blogspot.com/2011/11/makalah-individu-sistem-pencernaan_29.html
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFINISI
Ca. Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum.
Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di usus besar) atau jaringan
rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus). Sebagian besar kanker colorectal
adalah adenocarcinoma (kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir
dan cairan lainnya).
( Parkwaycancercentre.com )
B. ETIOLOGI
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko telah
teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat penyakit usus
inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat.
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1123 ).
Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau
rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip bersifat
jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker.
Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan
pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki
risiko yang lebih besar
Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena
kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung telur,
uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena
kanker colorectal.
Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat kanker colorectal pada
keluarga, maka kemungkinan Anda terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika saudara
Anda terkena kanker pada usia muda.
Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi lemak dan
sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena kanker
colorectal.
Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih tua. Lebih dari
90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas
C. JENIS KLASIFIKASI
Dokter membagi kanker rektum berdasarkan stadium berikut:
a. Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau rektum. Carcinoma
in situ adalah nama lain untuk kanker colorectal Stadium 0.
b. Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum. Tumor belum tumbuh
menembus dinding.
c. Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding kolon atau rektum.
Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan di sekitarnya, tapi sel-sel kanker belum menyebar
ke kelenjar getah bening,
d. Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, tapi belum
menyebar ke bagian tubuh yang lain.
e. Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain, misalnya hati atau paru-paru.
f. Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh kembali setelah
periode tertentu, karena kanker itu tidak terdeteksi. Penyakit ini dapat kambuh kembali dalam
Jika didapati pasien dengan obstruksi usus dan terjadi perdarahan yang cukup berarti.
Terapi komponen darah (Endoskopi, Ultrasonografi, Laparoskopi)
Dilakukan pada periode pre operatif.
Terapi ajufan
1. Kemoterapi
2. Terapi radiasi
3. Imunotropi
Dilakukan/dapat digunakan pada periode pre operatif,intraoperatif dan post operatif.
Alat radiasi intrakovitas
Digunakan pasca operasi untuk mengurangi resiko kekambuhan tumor dengan cara
diimplantasikan.
Metode pentahapan yang sering digunakan secara luas adalah klasifikasi duke :
Kelas A : Tumor dibatasi mukosa dan submukosa.
Kelas B : Penetrasi atau penyebaran melalui dinding usus.
Kelas C : Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional.
Kelas D : Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1126 ).
Penatalaksanaan bedah :
Kolonoskopi
Untuk kanker yang terbatas pada satu sisi.
Polipektomi
Metode dalam kolostomi laparoskopik agar dapat meminimalkan area pembedahan pada
beberapa usus.
Laser Nd:YAG
Efektif untuk lesi A,B dan C
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan besarnya tumor. Pemilihan prosedur pembedahan
tumor sebagai berikut (menurut Duoghty & Jackson,1993)
1. Reseksi segmental : anastomosis ( pengngkatan tumor dan porsi usus pada sisi
pertumbuhan,pembuluh darah dan nodus limfatik.
2. Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan tumor dan
persi sigmoid dan semua rektum dan sfingter anal).
3. Kolostomi sementara dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosis lanjut
dari kolostomi (memungkinkan dekompresi usus awal dan persiapan usus sebelum reseksi).
4. Kolostmi permanen atau ileostomi (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat
direseksi).
(Brunner & suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah ed.8,hal. 1127).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Z DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
AKIBAT CA REKTUM DIRUANG X RSUD GUNUNG JATI CIREBON
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien.
Nama : Tn.Z
Umur : 52 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : islam
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : blok kisen ds. Cangkring kec. Plered
Cirebon
Tanggal masuk : 25-september-2011
Tanggal pengkajian : 25-september-2011
No. medrec : 105053
Dx medic : ca rektum
2. Identitas penanggung jawab.
Nama : Ny.Z
Umur : 48 tahun
Pendidikan : SMP
Agama : islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : blok kisen ds. Cangkring kec. Plered
cirebon
Hub dgn klien : istri
B. KELUHAN UTAMA
Nyeri abdomen / rektum.
Konsultasi feses terdapat darah merah segar.
Konsultasi adanya kecemasan kehilangan anggota tubuh dan perubahan fungsi tubuh.
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Klien mengatakan nyeri (skala 3, 0-10) pada daerah rectum saat BAB seperti di tusuk jarum,
disertai darah segar dan klien mengatakan ada benjolan di daerah rectum. Klien juga mengatakan
cemas karena ketidaktahuan tentang penyakitnya. Klien juga mengatakan tidak nafsu makan
D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Klien tidak memiliki riwayat penyakit apapun
E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa.
F. KEBUTUHAN DASAR
1. Aktivitas/istirahat:
Gejala:
- Kelemahan, kelelahan/keletihan
- Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam hari.
- Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.
2. Sirkulasi:
Gejala:
- Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas
Tanda:
- Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.
3. Integritas ego:
Gejala:
- Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (merokok,
minum alkohol, menunda pengobatan, keyakinan religius/spiritual)
- Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan)
- Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa
bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda:
ditolak/frustasi.
M. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Tn. Z
No medrec : 105053
Diagnose medis : ca rektum
Tanggal masuk : 25 september 2011
Tgl pengkajian : 25 september 2011
No. TGL/JAM DX IMPLEMENTASI EVALUASI
1 25 September 2011
09.00 I T1 : mengkaji tingkat nyeri.
R1 : skala 3 (0-10)
T2 : memberikan tehnik distraksi (mendengarkan music/lagu yang disukai klien : tarling) dan
relaksasi (ganti alat temun : seprai)
R2 : klien merasa berkurang rasa nyerinya dan nyaman
T3 : memberikan lingkungan yang nyaman (menjauhkan dari kebisingan) pada klien.
R3 : klien mengatakan merasa lebih nyaman
T4 : memberikan analgetik (Fentanyl) sesuai prosedur/instruksi dokter.
R4 : nama obt Fentanyl, dberikan secra IM,
Tgl : 26-09-2011
Jam : 10.00
S : klien mengatakan nyeri berkurang (skala 1, 0-10), klien mengatakan benjolan pada
rektumnya masih ada
O : klien tidk meringis kesakitan, klien tampak tidak lemah, TTV
TD : 120/75 mmhg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 36,60C
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan tindakan
memberikan tehnik distraksi dan relaksasi
memberikan lingkungan yang nyaman pada klien
memberikan analgetik sesuai prosedur/instruksi dokter.
2 26 september 2011
07.00 II T1 : mengkaji klien/orang terdekat terhadap cemas yang dialami. Jelaskan sesuai
kebutuhan tentang penyakit yang di derita klien.
R1 : klien mengatakan kini mengerti tentang penyakitnya
T2 : memperkirakan syok awal dan ketidak yakinan setelah diagnosis kanker dan/atau prosedur
yang menimbulkan trauma.
R2 : T3 : mendiskusikan informasi (tentang penyakit yang di derita klien) yang diperlukan dengan
klien
R3 : klien mau mendiskusikan masalah penyakitnya
T4 : mendorong pengungkapan pikiran/masalah dan penerimaan ekspresi kesedihan/marah/
penolakan
R4 : klien mau mengungkapkan perasaannya (kesedihan tentang penyakit yang di deritanya)
Tgl : 26-09-2011
Jam : 09.00
S : klien mengatakan bsa lbih tenang dan tidak tkt lagi, klien mengatakan sudah tidak cemas lagi
tentang penyakitnya
O : klien tidak gelisah, klien tampak tenang dan sedikit ceria, klien tidak cemas lagi
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan tindakan
mengkaji klien/orang terdekat terhadap cemas yang dialami. Jelaskan sesuai kebutuhan
mendiskusikan informasi yang diperlukan dengan klien
mendorong pengungkapan pikiran/masalah dan penerimaan ekspresi kesedihan,marah dan
penolakan
3 26 september 2011
17.00 III T1 : memantau asupan makanan tiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian
tentang makanan sesuai indikasi.
R1 : T2 : mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan
adekuat dan dorong penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit dibagi-bagi selama 3X
sehari.
R2 : klien mau mengikuti diit tersebut
T3 : menciptakan suasana makan yang menyenangkan. Dorong pasien untuk berbagi makanan
dengan keluarga/teman.
R3 : klien makan dengan wajah berseri
T4 : mendorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia klien.
R4 : klien mau mengungkapkan knp klien tdk nafsu makan
Tgl : 27-09-2011
Jam : 18.30
S : klien mengatakan tidak lemas lagi, klien mengatakan masih tidak nafsu makan
O : klien tdk anoreksia, klien tdk pucat dan tidak lemas, BB klien masih tetap 66 kg
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan tindakan
memantau masukan makanan tiap hari
mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat
dan dorong penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit dibagi-bagi selama sehari.
menciptakan suasana makan malam yang menyenangkan
N. DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Potter, Patricia A Perry, Anne Griffin. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Doenges, Marlynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Ramali, Ahmad. 2003. Kamus Kedokteran : Arti dan keterangan Istilah. Jakarta : EGC.
www.google.com//kanker rectum/PCC (Parkway Cancer Centre).
http://teguhnasrulkederkenangaskep.wordpress.com/2011/10/18/askep-ca-rektum/
A.
Keluhan Utama
BAB mengandung lendir dan darah
B.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan BAB mengandung lendir dan darah sejak 1 tahun yang lalu, frekwensi BAB 5-6x
Pasien mengaku sejak 1 tahun lalu merasakan nyeri pada daerah lubang pantat tiap BAB.
Pasien mengaku tidak pernah meraba ada benjolan keluar dari lubang pantat.
Nyeri pada bagian perut (-). Perut terasa kembung(-). Mual-muntah (-). Benjolan pada perut (-)
BAK (+) lancar.
Pasien mengeluh tubuh terasa cepat lelah dan kepala sering terasa pusing berputar sejak sekitar 6 bulan lalu. Na
C.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat menderita gejala serupa sebelumnya (-). Riwayat menderita polip rektum sebelumnya (-). Riwayat kenc
D.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga menderita gejala serupa (-). Riwayat keluarga menderita karsinoma rektal/polip rektum (-).
E.
Riwayat Alergi
Riwayat alergi makanan (-), riwayat alergi obat (-).
III. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Bentuk kepala simetris
Mata : konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/Telinga : otorrhea -/-
Hidung : bentuk simetris, rhinorrhea -/Mulut : faring hiperemis (-). Tonsil : ukuran eutrofi, hiperemis-/-
Leher
Pembesaran kelenjar getah bening leher (-)
Toraks
Inspeksi : gerakan nafas dinding dada kiri-kanan simetris, iktus kordis tidak tampak, massa (-)
Palpasi : gerakan nafas dinding dada kiri-kanan simetris, iktus kordis teraba pada linea midklavikularis ICS 5 kir
Perkusi : sonor di kedua lapang paru, batas kiri jantung pada linea midklavikularis ICS 5 kiri, batas kanan jantun
Auskultasi : Paru : vesikuler +/+, rhonkhi -/-, wheezing -/-.
Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : distensi (-), warna kulit dalam batas normal, massa (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, defans muskuler (-), nyeri tekan (-),massa (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, pemeriksaan b
Perkusi : timpani di keempat kuadran abdomen
Inguinal
Inguinal kiri : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Inguinal kanan : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Uro-genital
Ginjal : tidak teraba
Anal-perianal
Rectal Toucher :
Teraba massa pada mukosa rektum, arah pukul 4-6, konsistensi padat, permukaan berdungkul-dungkul, terfiksir.
Ekstremitas
Edema ektremitas (-). Akral hangat (+). Pembesaran kelenjar getah bening aksila (-).
Pemeriksaan Fisik Status Lokalis (Anorektal) :
Rectal Toucher :
Teraba massa pada mukosa rektum, arah pukul 4-6, konsistensi padat, permukaan berdungkul-dungkul, terfiksir.
Perempuan, 46 tahun, datang dengan keluhan BAB mengandung lendir dan darah sejak 1 tahun yang lalu, 5-6x s
Tubuh terasa cepat lelah dan pusing berputar sejak sekitar 6 bulan lalu. Nafsu makan dirasakan menurun, dan tub
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran/GCS : Composmentis/ E4V5M6
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit, reguler, kuat angkat
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36.9 C
Rectal Toucher :
Teraba massa pada mukosa rektum, arah pukul 4-6, konsistensi padat, permukaan berdungkul-dungkul, terfiksir.
1)
Pro transfusi PRC 4 kolf
2)
Infus RL 30 tetes/menit
3)
Injeksi Cefotaxime 1 gram/12 jam
4)
Pro reseksi anterior
IX. Prognosis
Dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
Karsinoma kolorektal merupakan penyakit keganasan dengan insidensi yang cukup tinggi di berbagai negara, ter
Rektum terletak di anterior sakrum and koksigis, panjangnya kira kira 15 cm. Rectosigmoid junction terleta
Kanalis analis dan kulit sekitarnya kaya akan persarafan sensoris somatik dan peka terhadap rangsangan nyeri, se
EPIDEMIOLOGI
Insidensi karsinoma kolorektal sedikit lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan, dengan rasio sebesar
ETIOLOGI
Etiologi karsinoma kolorektal belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan bahwa karsinoma kolorektal m
Hereditary Nonpolyposis Colorectal Cancer (HNPCC) sebesar 4-7% dari keseluruhan kasus dan Fami
KLASIFIKASI TUMOR
Derajat keganasan karsinoma kolorektal berdasarkan gambaran histopatologik dibagi menurut Klasifikasi Dukes
Dukes
Dalamnya Infiltrasi
C1
C2
Metastase jauh
Karsinoma kolorektal mulai berkembang pada mukosa dan bertumbuh sambil menembus dinding dan meluas sec
GAMBARAN KLINIS
Gejala dan tanda dini karsinoma kolorektal tidak ada. Karsinoma kolon kiri dan rektum menyebabkan perubahan
Nyeri pada kolon kiri lebih nyata daripada kolon kanan. Tempat yang dirasakan sakit berbeda karena asal embrio
PEMERIKSAAN
Tumor kecil pada tahap dini tidak teraba pada palpasi perut. Bila teraba menunjukkan keadaan sudah lanjut. Mas
Diagnosis karsinoma kolorektal ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan colok dubur, dan rekt
PENATALAKSANAAN
Satu-satunya kemungkinan terapi kuratif adalah tindakan bedah. Tujuan utama tindakan bedah adalah memperla
Pada karsinoma rektum, tehnik pembedahan yang dipilih tergantung dari letaknya, khususnya jarak bawah kars
dipertanggungjawabkan. Pada pembedahan abdominoperineal menurut Quenu-Miles, rektum dan sigmoid denga
PROGNOSIS
Prognosis tergantung ada tidaknya metastasis jauh, yaitu klasifikasi penyebaran tumor dan tingkat keganasan sel
Dukes
Dalamnya Infiltrasi
5 Year Survival
Rate
97%
80%
65%
C1
35%
C2
<5%
Metastase jauh
DAFTAR PUSTAKA
Cagir, Burt
Warren J. & Sabiston, David C., 1994. Sabiston Buku Ajar Bedah. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Meyerhard
t, Jeffrey A., 1994. Systemic Therapy for Colorectal Cancer. Retrieved from : http://content.nejm.org/cgi/content
Pfeninger,
John & Zainea, Georgia, 2001. Common Anorectal Conditions . Retrieved from : http://www.aafp.org/afp/2001/0
Thomas E. & Kodner, Iraj, 2009. Colorectal cancer : Risk Factor and Recomendations for Early Detection. Retri
David D. & Zdon, Michael, 2000. Update on Colorectal Cancer. Retrieved from : http://www.aafp.org/afp/20000
Sjamsuhid
ajat, R. & de Jong, Wim, 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://bedah-mataram.org/index.php?option=com_content&view=article&id=152:karsinoma-rektal-um&catid=3
Arikel lain
A. Pengertian
Karsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum yang khusus menyerang bagian R
B .Insidens dan Faktor Risiko
Kanker yang ditemukan pada kolon dan rektum 16 % di antaranya menyerang Recti terutama terjadi di negara
1.Kebiasaan diet rendah serat.
2.Polyposis familial
3.Ulcerasi colitis
4.Deversi colitis
C. Patofisiologi
Penyebab kanker pada saluran cerna bagian bawah tidak diketahui secara pasti. Polip dan ulserasi colitis kronis d
Tumor-tumor pada Recti dan kolon asendens merupakan lesi yang pada umumnya berkembang dari polip yang m
Menurut P. Deyle perkembangan karsinoma kolorektal dibagi atas 3 fase. Fase pertama ialah fase karsinogen yan
D.Gambaran Klinis
Semua karsinoma kolorektal dapat menyebabkan ulserasi, perdarahan, obstruksi bila membesar atau invasi men
Tumor pada Recti dan kolon asendens dapat tumbuh sampai besar sebelum menimbulkan tanda-tanda obstruksi
E.Diagnosis Banding
1.Kolitis ulserosa
2.Penyakit Chron
3.Kolitis karena amuba atau shigella
4.Kolitis iskemik pada lansia
5.Divertikel kolon
F.Prosedur Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosa yang tepat diperlukan:
1.Anamnesis yang teliti, meliputi:
?Perubahan pola/kebiasaan defekasi baik berupa diare maupun konstipasi (change of bowel habit)
?Perdarahan per anum
?Penurunan berat badan
?Faktor predisposisi:
o Riwayat kanker dalam keluarga
o Riwayat polip usus
o Riwayat kolitis ulserosa
o Riwayat kanker pada organ lain (payudara/ovarium)
o Uretero-sigmoidostomi
o Kebiasaan makan (tinggi lemak rendah serat)
2.Pemeriksaan fisik dengan perhatian pada:
? Status gizi
? Anemia
? Benjolan/massa di abdomen
? Nyeri tekan
? Pembesaran kelenjar limfe
? Pembesaran hati/limpa
? Colok rektum(rectal toucher)
3.Pemeriksaan laboratorium
4.Pemeriksaan radiologis
5.Endoskopi dan biopsi
6.Ultrasonografi
Uraian tentang prosedur diagostik dijelaskan lebih lanjut dalam fokus pengkajian keperawatan.
G.Pengobatan
Pengobatan pada stadium dini memberikan hasil yang baik.
1.Pilihan utama adalah pembedahan
2.Radiasi pasca bedah diberikan jika:
a.sel karsinoma telah menembus tunika muskularis propria
b.ada metastasis ke kelenjar limfe regional
c.masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal tetapi belum ada metastasis jauh.
(Radiasi pra bedah hanya diberikan pada karsinoma rektum).
3.Obat sitostatika diberikan bila:
a.inoperabel
b.operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah menembus tunika muskularis propria atau telah
Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah adalah:
1.Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut-turut. Pemberian berikutnya pada hari ke-36
2.Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan
3.Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)
Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus operabel hanya lamanya pemberian tidak ter
II.FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN (ASUHAN KEPERAWATAN)
A.Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:
Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah:
1.Aktivitas/istirahat:
Gejala:
- Kelemahan, kelelahan/keletihan
- Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansie
- Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.
2.Sirkulasi:
Gejala:
- Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas
Tanda:
- Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.
3.Integritas ego:
Gejala:
- Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menu
- Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan)
- Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilan
Tanda:
- Menyangkal, menarik diri, marah.
4.Eliminasi:
Gejala:
- Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi
Tanda:
- Perubahan bising usus, distensi abdomen
- Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah
5.Makanan/cairan:
Gejala:
- Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat aditif dan bahan pengawet)
- Anoreksia, mual, muntah
- Intoleransi makanan
Tanda:
- Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot
6.Nyeri/ketidaknyamanan:
Gejala:
- Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung proses penyakit
7.Keamanan:
Gejala:
- Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.
Tanda:
- Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia
8.Interaksi sosial
Gejala:
- Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)
- Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
9.Penyuluhan/pembelajaran:
- Riwayat kanker dalam keluarga
- Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya
- Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.
- Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari
http://asuhan-keperawatan.com/asuhan-keperawatan-kanker-kolon-dan-rektum-carcinoma-recti.html