GEOLOGI BATUBARA
Disusun Oleh :
VIKI FINTARU
111.130.012
Kelas A
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Nama
NIM
Kelas
: Viki Fintaru
: 111.130.012
:A
A. Geometri Batubara
Lapisan batubara umumnya dicirikan mempunyai koefisien variasi rendah
dengan geometri dan distribusi kadar sederhana, unsur-unsur utamanya mudah
dievaluasi, sedangkan unsur-unsur minor sulit dievaluasi, dilusi internal dan dilusi
tepi seringkali menimbulkan masalah.
Tetapi kenyataan di lapangan, selain ditemukan sebagai lapisan yang
melampar luas dengan ketebalan menerus dan dalam urutan yang teratur, juga
dijumpai lapisan batubara yang tersebar tidak teratur, tidak menerus, menebal,
menipis, terpisah dan melengkung dengan geometri yang bervariasi. Maka
geometri menjadi perlu dipelajari dan dipahami secara baik karena merupakan
salah satu aspek penting di dalam usaha mengembangkan industri pertambangan
batubara.
Adapun parameter geometri lapisan batubara harus dikatikan dengan
kondisi penambangannya, karena hasil pemetaan mengenai geometri lapisan
batubara akan menjadi dasar untuk tahap berikutnya, yaitu tahap penambangan.
Pembagian parameter geometri lapisan batubara, meliputi :
a. Ketebalan lapisan batubara : (a) sangat tipis, apabila tebalnya < 0,5 m, (b)
tipis 0,5 1,5 m, (c) sedang 1,5 3,5 m, (d) tebal 3,5 25 m dan (e)
sangat tebal apabila > 25m
b. Kemiringan lapisan batubara : (a) lapisan horisontal (b) lapisan landai, bila
kemiringannya kurang dari 25o (c) lapisan miring, kemiringannya berkisar
25o 45o (d) lapisan miring curam, kemiringannya berkisar 45 o 75o dan
(e) vertikal
c. Pola kedudukan lapisan batubara atau sebarannya : (a) teratur dan (b) tidak
teratur
d. Kemenerusan lapisan batubara : (a) ratusan meter (b) ribuan meter 5-10
km dan menerus sampai lebih dari 200 km
Selanjutnya agar geometri lapisan batubara menjadi berarti dan menunjang
untuk perhitungan cadangan, bahkan sampai pada tahap perencanaan tambang,
Nama
NIM
Kelas
: Viki Fintaru
: 111.130.012
:A
pengendal
terjadinya
kecenderungan
arah
perubahan
Nama
NIM
Kelas
: Viki Fintaru
: 111.130.012
:A
Roof
B. Kualitas Batubara
kualitas batubara ditentukan dari derajat batubara itu sendiri (Murchinson, 1968
dalam Oliver & Boyd, 1968), sedang Orheim (1979) memberikan penjelasan
Nama
NIM
Kelas
: Viki Fintaru
: 111.130.012
:A
bahwa kriteria untuk menilai kualitas batubara sangat tergantung dari kebutuhan
konsumen terhadap fungsi atau kegunaan dari batubara yang dimaksud.
Penentuan kualitas batubara di lapangan dapat dilihat di lapangan maupun analisa
di laboratorium.
1. Di Lapangan
Penentuan kualitas batubara di lapangan dapat dilakukan dengan melihat kondisi
fisik dari batubara, dengan memperhatikan beberapa parameter, yaitu :
-
Warna. Warna batubara bervariasi dari coklat hingga hitam legam. Warna
batubara yang hitam mengkilap penyusunnya terdirai dari vitrain (kaya
akan maseral vitrinite yang berasal dari kayu dan serat kayu) berupa
bituminous-antracite (high rank) dan clarain (kaya akan maserak vitrinite
dan lipnite berasal dari spora, kutikula, serbuk sari dan getah) berupa lignit
(low rank).
Kilap. Kilap batubara yang kusam umumnya berderajat rendah (low rank),
Nama
NIM
Kelas
: Viki Fintaru
: 111.130.012
:A
Total Moisture
Volatile Matter
Ash Content
Fixed Carbon
Calorific Carbon
Total Sulphur
C. Syn Depositional
Merupakan proses-proses geologi yang terjadi sebelum hingga yang terjadi
bersamaan dengan pengendapan batubara pada suatu cekungan. Proses syn
depositional diantaranya adalah :
1. Perbedaan kecepatan sedimentasi
lingkungan pembentukan batubara terdapat pada lingkungan yang tenang
yang memungkinkan terjadi pembusukan oleh mikroba secara perlahan dan tidak
terganggu oleh material lain yang dapat diendapkan bersamaan proses
pengendapan batubara. Hal ini dikarenakan material lempung atau pasir yang
Nama
NIM
Kelas
: Viki Fintaru
: 111.130.012
:A
berlebih dapat meningkatkan kadar abu pada batubara yang dapat mengurangi
kualitas batubara. Hasil dari perbedaan kecepatan sedimentasi antara lain seperti:
a) Bands
Merupakan lapisan yang terdiri dari material yang bukan batubara, terjadi
karena suplai akumulasi sedimen klastik telah melebihi akumulasi gambut.
Sedimen klastik ini mungkin menunjukkan endapan over bank atau dataran
banjir yang berasal dari sungai yang terdekat atau dari debu vulkanik yang
berasal dari sumber di luar lingkungan rawa.
b) Splits
dua
lapisan
batubara
yang
terpisah
dan
disebut
Nama
NIM
Kelas
: Viki Fintaru
: 111.130.012
:A
Proggresif splitting, merupakan split yang apabila terdiri dari beberapa lensa,
D. Post Depositional
Merupakan proses-proses geologi yang terjadi setelah pengendapan
batubara pada suatu cekungan. Proses post depositional diantaranya adalah :
1. Washout
Washout merupakan tubuh lentikuler sedimen, biasanya batupasir, yang
menonjol ke bawah dan menggantikan sebagian atau seluruh lapisan batubara
yang ada. Umumnya memanjang atau berbelok-belok, dan menggambarkan
struktur scour and fill dibentuk oleh aktivitas channel berasosiasi dengan
akumulasi gambut.
Washout dan roof rolls merupakan masalah utama dalam operasi
penambangan. Ketebalan lapisan dan ketidakmenerusan lapisan batubara akibat
terisi channel, sehingga itu tentu memerlukan kebijaksanaan. Demikian juga
dengan peralatan yang digunakan untuk menggali batubara sering menemui
Nama
NIM
Kelas
: Viki Fintaru
: 111.130.012
:A
kekar,
sesar, dan lipatan. Kehadiran mineral presipitasi seperti gypsum juga merupakan
hasil post-depositional.
a. Sesar
Nama
NIM
Kelas
: Viki Fintaru
: 111.130.012
:A
10
Bidang cleat sering diisi oleh unsure mineral atau karbonat, lempung, jenis
sulfida, atau sulfat dapat secara umum nampak pada permukaan batubara yang
mengelupas yang dapat mengurangi kualitas batubara karena meningkatnya kadar
abu. Orientasi face cleat merupakan salah satu faktor penting di dalam
pengontrolan perencanaan penambangan bawah tanah. Demikian juga untuk
operasi penambangan yang menggunakan alat bajak atau hidrolik, maka arah
penbambangan dan hubunganny adengan pola cleat sangat mempengaruhi dalam
kemudahan penggalian batubara.
b. Lipatan
: Viki Fintaru
: 111.130.012
:A
11
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan bahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses Syn dan Post
Depositional sangat mempengaruhi kualitas dan geometri suatu lapisan batubara.
Pada proses Syn Depositional, peristiwa yang dapat mempengaruhi diantaranya
adalah :
Washout
Lingkungan pengendapan setelah batubara terbentuk
Struktur geologi (Sesar, Kekar, Lipatan, Intrusi)
Nama
NIM
Kelas
12
DAFTAR PUSTAKA
Rita, 2006, Skripsi Geologi dan Kualitas Batubara Seam C Berdasarkan Analisis
Abu, Kelembaban, Sulfur dan Nilai Kalori Daerah Blok Gabus Kecamatan
Bengalon Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur, Yogyakarta : UPN
Veteran Yogyakarta
Orheim, 1979, The Chemistry and Technology of Coal, UK : BloodWell Inc.
Kuncoro Bambang, 1996, Perencanaan Eksplorasi Batubara, Bandung : Institut
Teknologi Bandung
Badan Standardisasi Nasional Indonesia
Murchinson, 1968 dalam Oliver & Boyd, 1968
Ward, C.R., 1984, Coal Geology and Coal Technology, Singapore : Blackwell Inc.
Nama
NIM
Kelas
: Viki Fintaru
: 111.130.012
:A
13