Anda di halaman 1dari 16

PROVINSI

BANGKA BELITUNG

I. KONDISI UMUM
A. Kondisi fisik daerah
1. KeadaanGeografis
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
secara geografis terletak pada
10450 sampai 10930 Bujur Timur
dan 050 sampai 410 Lintang
Selatan.Batas-batas wilayah Provinsi
Kep. Bangka Belitung, sebelah Barat
dengan Selat Bangka, sebelah Timur
dengan Selat Karimata, sebelah
Utara dengan Laut Natuna, dan
sebelah Selatan dengan Laut Jawa.

2. Iklim
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki Iklim Tropis yang dipengaruhi angin
musim yang mengalami bulan basah dan kering. Pada tahun 2011 musim penghujan
dan musim kemarau tidak mengikuti pola umum yang biasanya terjadi dalam
setahun, sepanjang tahun 2011 bulan kering hanya terjadi selama 3 (tiga) bulan,
yaitu bulan Juli, Agustus dan September yang ditandai dengan curah hujan di bawah
200 mm. Sedangkan bulan basah terjadi pada bulan Januari hingga Juni kemudian
berlanjut bulan Oktober sampai Desember dengan curah hujan 228,5 hingga 356,2
mm per bulan. Kelembaban udara berkisar antara 61,7 persen sampai dengan 94,2
persen dengan rata-rata per bulan mencapai 81,5 persen dengan curah hujan antara
43,6 mm sampai dengan 356,2 mm dan tekanan udara mencapai 1.009,2 MBS. Ratarata suhu udara mencapai 26,3 C dengan suhu udara tertinggi 31,0 C terjadi pada
bulan September dan suhu udara terendah 24,0 C terjadi pada bulan Pebruari.
3. Topografi
Keadaan topografi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar merupakan
dataran rendah, lembah (96 persen) dan sebagian kecil pegunungan dan perbukitan
(4persen). Ketinggian dataran rendah sekitar 0-50 meter di atas permukaan laut dan
ketinggian daerah pegunungan sekitar 300-700 meter antara lain untuk gunung

157

Maras di Kabupaten Bangka mencapai 699 meter, gunung Tajam di Kabupaten


Belitung Timur kurang lebih 500 meter, bukit Menumbing di Kabupaten Bangka Barat
mencapai 445 meter dan bukit Mangkol di Kabupaten Bangka Tengah dengan
ketinggian mencapai 395 meter di atas permukaan laut.
4. Luas wilayah
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi menjadi wilayah daratan dan
wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai 81.725,23 km, terdiri dari luas
daratan lebih kurang 16.424,23km atau 20 persen dari total wilayah dan luas laut
lebih kurang 65.301,00km atau 80 persen dari total wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Luas wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung adalah : 1. Kabupaten Bangka 2.950,69km, 2. Kabupaten Belitung
2.293,69km, 3. Kota Pangkalpinang 118,80 km, 4. Kabupaten Bangka Selatan
3.607,08 km, 5. Kabupaten Bangka Tengah 2.126,36 km, 6. Kabupaten Bangka Barat
2.820,61 km, 7. Kabupaten Belitung Timur 2.507,00 km.
5. Pulau dan sungai
Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari gugusan dua pulau besar yaitu Pulau Bangka
dan Pulau Belitung yang sekitarnya dikelilingi oleh pulau-pulau kecil dimana jumlah
keseluruhan mencapai 950 pulau (2 pulau besar dan 948 pulau kecil). Total pulau
yang telah bernama berjumlah 470 buah dan sisanya 480 buah belum bernama,
sedangkan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Beberapa Sungai besar yang terdapat
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, untuk di Pulau Bangka adalah S. Baturusa, S.
Kotawaringin, S. Mancang, S. Menduk, S. Selan, S. Kurau, S. Kepoh, S. Bangka Kota, S.
Balar dan S. Rangkui, sedangkan Sungai di Pulau Belitung diantaranya S. Cerucuk, S.
Linggang, S. Balok dan S. Manggar.

B. Keadaan sosial ekonomi


1. Pemerintahan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari 7 daerah kabupaten dan kota,
dengan rincian, 6 daerah kabupaten dan 1 daerah kota. Dari 7 daerah ini terbagi lagi
atas 46 daerah kecamatan, 67 kelurahan, dan 271 desa.
2. Pendidikan
Berdasarkan hasil SP2010, penduduk Provinsi Kep. Bangka Belitung usia 5 tahun ke
atas yang tamat SM/sederajat sebesar 17,32 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 2,02
persen, tamat DIV/S1 sebesar 2,10 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,11 persen.
3. Tenaga Kerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun
2011 sebesar 68,43 persen artinya sebesar 68 persen penduduk usia kerja aktif
secara ekonomi. Adapun tingkat pengangguran terbuka sebesar 3,61 persen, artinya

158

dari 100 penduduk yang termasuk angkatan kerja, secara rata-rata 3-4 orang
diantaranya adalah pencari kerja. Penduduk usia kerja yang bekerja dilihat dari
lapangan kerja terlihat bahwa 25,93 persen terserap di sektor pertanian, 18,89
persen di sektor perdagangan, hotel dan restoran dan 15,51 persen terserap di
sektor jasa kemasyarakatan.
4. Penduduk
Jumlah penduduk Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
hasil
estimasi
Sensus
Penduduk pada tahun 2011
sebesar
1.261.737
jiwa
bertambah 3.14 persen dari
tahun 2010 yang berjumlah
sebesar 1.223.296 jiwa (hasil
Sensus Penduduk tahun 2010).
Pada tahun 2011 jumlah
penduduk laki-laki sebanyak
655.051 jiwa dan perempuan
sebanyak 606.686 jiwa.

5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan 2000 laju pertumbuhan
ekonomi tahun 2011 dengan migas adalah sebesar 6,40 % dan pertumbuhan
ekonomi tanpa migas adalah sebesar 6,47 %. Kontribusi terbesar perekonomian
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berasal dari sektor tersier dengan kontribusi
sebesar 35,85 %, meliputi sektor perdagangan, hotel dan restoran (19,18 %), sektor
pengangkutan dan komunikasi (3,27 %), sektor keuangan, real estate dan jasa
perusahaan (2,61 %), sektor jasa jasa (10,79 %).Penopang kedua adalah sektor
primer dengan kontribusi 35,14 %, meliputi pertanian (termasuk kehutanan) dan
pertambangan (18,91 %) dan penggalian (16,73 %). Sedangkan kontribusi terkecil
adalah dari sektor sekunder dengan kontribusi sebesar 29,01 %, terdiri sektor
pengolahan (20,56 %), sektor listrik, gas dan air bersih (0,67 %) dan sektor konstruksi
(7,78 %).
6. Budaya dan Nilai
Penduduk Pulau Bangka dan Pulau Belitung yang semula dihuni orang-orang suku
laut, dalam perjalanan sejarah yang panjang membentuk proses kulturisasi dan
akulturasi. Orang-orang laut itu sendiri berasal dari berbagai pulau. Orang laut dari
Belitung berlayar dan menghuni pantai-pantai di Malaka. Sementara mereka yang

159

sudah berasimilasi menyebar ke seluruh Tanah Semenanjung dan pulau-pulau di


Riau. Kemudian kembali dan menempati lagi Pulau Bangka dan Belitung. Sedangkan
mereka yang tinggal di Riau Kepulauan berlayar ke Bangka. Datang juga kelompokkelompok Orang Laut dari Pulau Sulawesi dan Kalimantan. Pada gelombang
berikutnya, ketika mulai dikenal adanya Suku Bugis, mereka datang dan menetap di
Bangka, Belitung dan Riau. Lalu datang pula orang dari Johor, Siantan yang Melayu,
campuran Melayu-Cina, dan juga asli Cina, berbaur dalam proses akulturasi dan
kulturisasi. Kemudian datang pula orang-orang Minangkabau, Jawa, Banjar,
Kepulauan Bawean, Aceh dan beberapa suku lain yang sudah lebih dulu melebur.
Lalu jadilah suatu generasi baru : Orang Melayu Bangka Belitung.
Terdapat nilai yang baik berkembang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
berkaitan dengan kelestarian alam, yaitu Budaya Kelekak (berkebun tanaman buahbuahan). Kelekak berasal dari istilah kelak=nanti, ikak=kamu, jadi dapat diartikan
kelekak=kelak untuk ikak artinya nanti (kebun ini dan hasilnya) untuk kamu, kelakak
adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh penduduk waktu dulu berupa menanam
kembali bekas lahan garapan yang akan ditinggalkan dengan tanaman tahunan,
biasanya yang ditanam adalah tanaman buah-buahan. Tujuan utama menanam
tanaman buah-buahan adalah, kelak (nanti) hasil panennya dapat diambil oleh anakanaknya.

Rumah Adat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Wisma Menumbing

160

II. ASPEK KAWASAN


1. Luas Kawasan Hutan
Luas Kawasan Hutan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sesuai Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : SK.357/Menhut-II/2004 tanggal 1 Oktober 2004 tentang
Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seluas
657.510 ha atau 40,03 % dari luas daratan sebesar 1.642.214 hektar, terdiri dari 1.
Kawasan Hutan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam/Konservasi 34.690 ha (2,11%),
2. Hutan Lindung (HL) 156.730 ha (9,54%), 3. Hutan Produksi (HP) 466.090 ha
(28,38%).
Dalam rangka revisi RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Gubernur Kepulauan
Bangka Belitung melalui Surat Nomor : 050/295/BPD&S/2009 tanggal 3 Juli 2009,
Nomor : 522/439/Dishut/2010 tanggal 13 Desember 2010, Nomor : 522/345/Dishut/
2011 tanggal 21 Oktober 2011, Nomor : 522/Dishut/2011 tanggal 30 Desember 2011,
Nomor : 522/260/ Dishut/VI/2012 tanggal 19 Juni 2012 dan Nomor : 522/049/Dishut/
2012 tanggal 5 September 2012, mengusulkan perubahan peruntukan dan fungsi
kawasan hutan dalam rangka RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kepada
Menteri Kehutanan.
Selanjutnya ditetapkan Keputusan Menteri KehutananNomor : SK.798/MenhutII/2012 tanggal 27 Desember 2012 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan
Menjadi Bukan Kawasan Hutan Seluas +19.131 (Sembilan Belas Ribu Seratus Tiga
Puluh Satu) Hektar, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Seluas +10.878 (Sepuluh Ribu
Delapan Ratus Tujuh Puluh Delapan) Hektar Dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan
Menjadi Kawasan Hutan Seluas +3.120 (Tiga Ribu Seratus Dua Puluh) Hektar di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Luas Kawasan Hutan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sesuai Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : SK.798/Menhut-II/2012 adalah 659,013.52 hektar, terdiri dari :
1.
2.
3.
4.

Hutan Konservasi 35.472,19 hektar (2,16% dari luas daratan).


Hutan Lindung 189.965,24 hektar (11,57% dari luas daratan).
Hutan Produksi 432.883,50 hektar (26,36% dari luas daratan).
Hutan Produksi Konversi 692,59 hektar (0,04% dari luas daratan).

161

Htn Produksi
65,69%
Htn Produksi
Konversi
0,11%

Htn
Konservasi
5,38%

Htn Lindung
28,83%

Luas Kawasan Hutan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


2. Luas Penutupan Lahan
Luas penutupan lahan dalam dan luar kawasan hutan di Provinsi Bangka Belitung
berdasarkan penafsiran citra Landasat 7 ETM+2009/2010, sebagai berikut :
Tabel 68. Luas Penutupan Lahan Dalam Dan Luar Kawasan Hutan Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
Penutupan
Lahan
A. Hutan

KSA-KPA
10,9

KAWASAN HUTAN
HUTAN TETAP
HL
HPT
HP
71,3

114,6

HPK
-

TOTAL

APL

Jumlah

Jumlah

196,8

71,0

267,8

%
16,1

-Hutan Primer

1,7

17,2

15,2

34,0

6,3

40,3

2,4

-Hutan Sekunder

9,2

54,2

99,4

162,8

64,6

227,4

13,7

-Hutan Tanaman

23,8

85,4

351,5

460,7

936,2

1.396,9

83,9

34,7
156,7
466,1
Total
Sumber : Statistik Kementerian Kehutanan Tahun 2011

657,5

1.007,2

1.664,7

100,0

B. Non Hutan
C. Tidak ada data

3. Posisi kawasan hutan dalam DAS


Beberapa kawasan hutan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada dalam 6
(enam) Satuan Wilayah Pengelolaan DAS yaitu SWP DAS Mancang, SWP DAS Ajang
Mabat, SWP DAS Bangka Kota, SWP DAS Kepu DS, SWP DAS Cerucuk dan SWP DAS
Linggang. Posisi kawasan hutan dalam DAS di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 69. Posisi Beberapa Kawasan Hutan Dalam DAS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
No
1
1

162

SWP
2
MANCANG

Kabupaten/Kota
3
Bangka Barat

DAS
4
DAS Air Putih
DAS Antan
DAS Daeng
DAS Kotawaringin

Kawasan Hutan
5
HK G Menumbing
HP Jebus Antan
HK G Menumbing
HP Kota Waringin,

No
1

SWP
2

Kabupaten/Kota
3

Bangka
2

AJANG MABAT

Bangka Barat

Bangka

DAS
4
DAS Mancang
DAS Muntok
DAS Rambat
DAS Teritip
DAS Kotawaringin
DAS Menduk
DAS Antan
DAS Jebus
DAS Teluk Kelabat
DAS Baturusa
DAS Bubus
DAS Kotawaringin
DAS Mapur
DAS Sekah

BANGKA KOTA

Pangkalpinang
Bangka

DAS Kotawaringin
DAS Baturusa

KEPU DS

Bangka Tengah
Bangka Selatan
Pangkalpinang
Bangka Tengah

DAS Bangkakota
DAS Bangkakota
DAS Airbara
DAS Kurau
DAS Perlang
DAS Selan

Bangka Selatan

DAS Airbara
DAS Balar
DAS Bangkakota
DAS Bikang
DAS Gumba
DAS Kepoh
DAS Kurau
DAS Nyireh

CERUCUK

Pangkalpinang
Belitung

Belitung Timur

DAS Banten
DAS Buding
DAS Cerucuk
DAS Kubing
DAS Raja
DAS Samak
DAS Sijuk
DAS Cerucuk

LINGGANG

Belitung
Belitung Timur

HP/HP Kota Waringin


HP Air Limau, HP
Merawang Lama
HP S Balar
HP S Balar
HP S Nibung
HP S Kurau
HL Lubuk Besar (daratan)
HL/HP S Sembulan , HL S
Nyirih
HP S Nibung
HP S Balar
HP S Balar
HP Lelap Bikang
HP S Balar
HP Lubuk Besar, HP
Payung Komplek
HP S Kurau
HL/HP S Nyireh

DAS Nayo

HL G Bantan
HL G Buding
HL Cerucuk
HL G Kubing
HL G Lalang
HL Samak, HL Ambang
HL Sijuk
HL Cerucuk
HL/HP Senusur Sembulu,
HL/HP G Duren
HL Bukit Nayo

DAS Buding
DAS Tanjung Batu Itam

HP/HL Buding
HP Batu Itam Air Gelarak

DAS Linggang
6

Kawasan Hutan
5
HL Kota Waringin
HP Jering Menduyung
HK G Menumbing
HP S Rambat
HP Air Nyatoh
HP Kota Waringin
HP Kota Waringin
HP Jebus Antan
HP S Jebus Bembang
HK G Maras
HP Baturusa (Merawang
Lama)
HL Belinyu Bubus I, II
HL Kota Waringin
HP S Liat Mapur
HP Sekah Tengkalat

Sumber :Review Lahan Kritis oleh BPDAS Baturusa Cerucuk Tahun 2010

163

4. Penggunaan dan tukar menukar kawasan hutan


Kehutanan memiliki peran yang sangat
strategis dalam pertumbuhan ekonomi.
Selain kontribusi langsung dari sumberdaya
yang ada, juga dukungan tidak langsung
sektor lain yang melaksanakan kegiatan
dalam kawasan hutan untuk kegiatan
diluar kehutanan. Untuk kepentingan non
kehutanan penggunaan kawasan hutan
dilakukan melalui mekanisme pelepasan
kawasan hutan (perubahan peruntukan)
untuk perkebunan dan transmigrasi serta
melalui mekanisme izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH).Luas IUPHHK HT (HTI)
284.077ha, IPPKH 11.465,35ha, Pencadangan Hutan Desa (HD) 1.646 ha,
Pencadangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) 2.876 ha, dan Pencadangan Hutan
Tanaman Rakyat (HTR) 34.819ha.

Sungai Cerucuk

164

III. ASPEK SUMBERDAYA HUTAN


A. Potensi kayu atau non kayu
Potensi kayu yang berada di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung adalah jenis Nyatoh, Belangeran,
Seru, Kempas (Manggeris) dan beberapa jenis
kayu lainnya yang saat ini sudah semakin banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan
perumahan pertukangan. IUIPPHK HTI yang ada
saat ini juga mengembangkan jenis tanaman
tersebut, selain tanaman lainnya yaitu karet.
Karet selain menghasilkan getah juga berpotensi
menghasilkan kayu di akhir daur.
B. Produksi kayu atau non kayu
Produksi kayu dan non kayu di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih mengandalkan
hasil dari hutan alam, karena budidaya kayu dan non kayu yang dilaksanakan belum
memperlihatkan hasil yang baik. Produksi kayu bulat kecil tahun 2011 adalah 100,07 SM
atau 138,66 m, kayu bulat (KB) mencapai 1.098,95m dan untuk kayu olahan (KO)
mencapai 1.050,99m. Untuk hasil hutan non kayu terdapat produksi namun tidak
dilaporkan, jenis yang diusahakan adalah Madu, Jamur Pelawan, Rotan.
C. Flora dan fauna
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 522.53-958 Tahun 2010 tanggal
24 November 2010 tentang Penetapan Flora dan Fauna Identitas Daerah Provinsi, telah
ditetapkan Nyatoh Terong (Palaquium rostratum (Mig.) Burk) dan Tarsius
Belitung/Mentilin (Tarsius bancanussaltator Elliot) sebagai flora dan fauna identitas
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
1. Flora
Di Kepulauan Bangka Belitung tumbuh bermacam-macam
jenis kayu berkualitas yang diperdagangkan ke luar
daerah seperti: Kayu Meranti, Ramin, Mambalong,
Mandaru, Bulin dan Rengas, meskipun saat ini
keberadaannya semakin berkurang. Tanaman hutan
lainnya adalah: Jelutung, Pulai, Gelam, Meranti rawa,
Mentagor, Mahang, Bakau dan lain-lain. Hasil hutan
lainnya merupakan hasil ikutan terutama madu alam dan
rotan.Madu Kepulauan Bangka Belitung terkenal dengan
madu pahit.
Pohon Nyatoh Terong

165

2. Fauna
Fauna di Kepulauan Bangka Belitung lebih memiliki
kesamaan dengan fauna di Kepulauan Riau dan
semenanjung Malaysia daripada dengan daerah
Sumatera. Beberapa jenis hewan yang dapat ditemui di
Kepulauan Bangka Belitung antara lain : Mentilin, Rusa,
Beruk, Monyet, Lutung, Babi Hutan, Tringgiling, Musang,
Elang, Ayam Hutan, Pelanduk Kancil, beberapa jenis Ular
dan Biawak.

Mentilin Belitung

D. Jasa lingkungan
Pengembangan jasa lingkungan di dalam kawasan hutan
pada beberapa tempat telah diusahakan sejak lama,
seperti Wisma Menumbing yang berada dalam areal HK
Gunung Menumbing di Kabupaten Bangka Barat, Wisata
Air Terjun di HK Gunung Maras Kabupaten Bangka,
Sumber Air di HK Gunung Mangkol Kabupaten Bangka
Tengah untuk PDAM Kota Pangkalpinang, Sumber air
untuk sumber air minum dan tenaga listrik mikro hidro
di HL Gunung Perlang Kabupaten Bangka Tengah.

Air Terjung Gunung Maras

E. Lahan kritis
Luas lahan kritis pada tahun 2007 di provinsi Bangka Belitung sebesar 576.456 ha
dengan kategori kritis 261.615 ha kategori sangat kritis 314.843 ha), pada tahun 2011
luas lahan kritis mengalami penurunan yaitu sebesar 114.836 ha (kritis 88.212 ha dan
sangat kritis 26.624 ha). Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan lahan
kritis adalah dengan melaksanakan kegiatan reboisasi, memastikan pemegang ijin IPPKH
melaksanakan reklamasi dan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan
hutan melalui program-program Kementerian Kehutanan seperti Hutan Tanaman
Rakyat (HTR), Hutan Desa (HD) dan Hutan Kemasyarakatan (HKm) serta dalam skala
besar melalui Hutan Tanaman Industri (HTI).
rehabilitasi lahan yang dilakukan Sejak tahun 2003 s.d. 2008 telah tertanam seluas 5.850
ha, dimana seluas 4.470 haberada dalam kawasan hutan dan seluas 1.380 ha berada di
luar kawasan hutan.Melalui kegiatan penanaman satu miliar pohon pada tahun 2010
telah tertanam 4.936.050 batang dan pada tahun 2011 tertanam sebanyak 5.635.306
batang.

166

IV. ASPEK KELEMBAGAAN


A. Model pengelolaan
Kawasan hutan sebelum terjadinya pemekaran Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah
tertata rapi dalam bentuk register-register yang berjumlah 53 register dengan
peruntukan sebagai hutan produksi dan hutan lindung yang dikelola dalam bentuk
Kesatuan Pengelolaan Hutan dan penataan batas luar telah dilaksanakan (temu gelang)
pada keseluruhan register. Seiring dengan perkembangan reformasi politik dan
berkembangnya pengelolaan pemerintah daerah sebagai daerah otonomi, struktur
pengelolaan kawasan hutan dilebur menjadi kewenangan pemerintah daerah
(selanjutnya kewenangan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007),
dan bentuk pengelolaan kawasan hutan oleh KPH dihapuskan. Karena pengelolaan hutan
dalam bentuk KPHdihapuskan, kawasan yang seolah tidak ada mengelola/mengurus
menyebabkan kawasan hutan yang open akses menjadi seperti harta karun yang
diperebutkan oleh berbagai pihak yang ingin memanfaatkan.
Sedangkan untuk model pengelolaan atau pemanfaatan hutan dilakukan melalui skema :
1. IUPHHK (HA, HT)
Jumlah HPH/IUPHHK Hutan Alam Provinsi Bangka Belitung tidak ada, sedangkan
IUPHHK Hutan Tanaman Industri terdapat 4 (empat) unit seluas 121.148 ha, yaitu:
Tabel 70. Daftar IUPHHK Hutan Tanaman di Provinsi Bangka Belitung

2. IUPHHK-HTR

Areal pencadangan Hutan Tanaman Rakyat di Provinsi Bangka Belitung seluas 12.780
ha, terletak di tiga kabupaten yaitu Bangka Barat, Belitung Timur dan Belitung.
Luasan secara rinci areal pencadangan HTR sebagai berikut:
Tabel 71 Daftar Areal pencadangan Hutan Tanaman Rakyat di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung

167

B. Sumber Daya Manusia (SDM)


SDM merupakan unsur yang sangat penting dalam menunjang suatu kegiatan
pengelolaan. Untuk meningkatkan pengelolaan kawasan hutan diperlukan SDM yang
cukup, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Data SDM pengelola kawasan hutan di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disajikan pada tabel sebagai berikut
Tabel 72. SDM Pengelola Kawasan Hutan Lingkup Provinsi Kep. Bangka Belitung
No

Instansi

BPDAS Baturusa Cerucuk

Jumlah SDM Menurut Golongan


III
II
I
P
L
P
L
P
L
P
12
4
9
1
-

2
3

BPKH Wil. XIII Pangkalpinang


Dishutbun Babel

1
-

10
-

IV
L

3
-

9
-

8
-

Jumlah

L
22

P
5

Tot
27

20
34

11
17

31
51

Sumber : Statistik Kemenhut 2012 (diolah)

C. Sarana dan prasarana


Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya didukung oleh sarana dan prasarana yang masih memerlukan
penambahan, namun kondisi saat ini dipandang sudah cukup memadai. Sarana dan
Prasarana yang dimiliki adalah bangunan, kendaraan operasional dan penunjang lainnya.
Tabel 73. Sarana dan Prasarana Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
No
Uraian
Jumlah
Keterangan
1

1
2
3
4

Bangunan Gedung Kantor


1 (satu) unit
Kendaraan Roda Empat
4 (empat) unit
Kendaraan Roda Dua
20 (duapuluh) unit
Alat Ukur
Teodolit
1 (satu) unit
GPS
5 (lima) unit
Kompas
5
Komputer
PC
9 (sembilan) unit
Laptop
5 (lima) unit
6
Printer
12 (duabelas) unit
Alat cetak peta/plotter
1 (satu) unit
Sumber :Dinas Kehutanan Provinsi Bangka Belitung

Renovasi tahun 2001


Tahun 2008, 2009, 2011
Tahun 2006, 2008, 2012
Tahun 2009
Tahun 2009
Tahun 2009
Tahun 2002, 2008, 2009
Tahun 2009
Tahun 2002, 2012
Tahun 2008

D. Prospek pengelolaan hutan


Dalam rangka pengelolaan hutan yang lebih efektif, selanjutnya hutan dikelola pada
tingkat tapak yang dilaksanakan dalam bentuk lembaga Kesatuan Pengelolaan Hutan
(KPH). Pembangunan KPH dilaksanakan berdasarkan Permenhut Nomor : P.6/MenhutII/2009 tentang Pembentukan Wilayah KPH dan Permenhut Nomor : P.6/Menhut-II/2010
tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Pengelolaan Hutan pada Kesatuan

168

Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP).
Sedangkan untuk kelembagaan KPHP dan KPHL telah diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja KPHP dan KPHL.
Wilayah KPHL dan KPHP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.797/Menhut-II/2009 tanggal 7 Desember
2009 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, seluas
641.801ha terdiri dari 2 unit KPHL seluas 93.632ha dan 11 unit KPHP seluas
548.3169ha. KPH akan berdiri sebagai UPTD di Kabupaten atau berkembang sebagai
lembaga yang lebih besar lagi. Hingga tahun 2012 baru ada 1 (satu) unit KPHP Model
yang terdapat di Kabupaten Bangka Tengah, KPHP (Model) Sungai Sembulan yang secara
kelembagaan dan sarana dan prasarana telah terpenuhi, ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.329/Menhut-II/2010 tanggal 25 Mei 2010
tentang Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Sungai Sembulan
seluas 15.724,50ha yang terdiri dari Hutan Produksi 34.228ha, Hutan Lindung :
5.185ha.
E. Daftar UPT, LSM dan lembaga terkait di Provinsi
1. Dinas Provinsi dan Kabupaten /Kota
No.

Dinas

Dinas Kehutanan Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung

Dinas Pertanian dan Kehutanan


Kabupaten Bangka
Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kabupaten Belitung
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Bangka Barat

3
4

Dinas Pertanian dan Kehutanan


Kabupaten Bangka Selatan

Dinas Perkebunan dan Kehutanan


Kabupaten Bangka Tengah

Dinas Pertanian dan Kehutanan


Kabupaten Belitung Timur

Dinas Tata Kota, Lingkungan Hidup


dan Pertamanan
Kotamadya Pangkalpinang

Alamat
Jl. Mentok No. 205 Kelurahan Pintu Air Atas,
Pangkalpinang 33133
Telp/fax : (0717)439065
Jl. Dionegoro No. 15 Kab. Bangka 33215
Tlp/fax : (0717)92447
Jl. A. Yani No. 90 Tanjungpandan
Tlp/fax : (0719)21046/23831
Komp. Perkantoran Pemda Kab. Jl. Raya Muntok
Pangkal Pinang, Ds. Daya Baru Pal IV Muntok
Tlp/fax : (0716)7323074
Komp. Perkantoran Terpadu Pemkab. Bangka
Selatan
Tlp/fax : (0718)42030
Komp. Perkantoran Pemkab. Bangka Tengah
Jl. By Pass Kota
Tlp/fax : (0718)7362079/7362080
Komp. Perkantoran Terpadu Jl. Raya Gantung Dsn.
Mangarawan, Ds. Padang, Kec. Manggar Belitung
Timur
Jl. Rosa Kunda
Tlp/fax : (0717)422073/422375

169

2. UPT Kementerian kehutanan


No

Nama UPT

BP DAS Baturusa Cerucuk,


Pangkalpinang

2
3

BPKH Wilayah XIII, Pangkalpinang


BP2HP Wilayah V, Palembang

4
5

BKSDA Wilayah, Sumatera


Selatan
BPTH Wilayah, Sumatera

BPHM Wilayah II, Medan

Alamat
Jalan Pulau Bangka Nomor 1, Kompleks Perkantoran
Terpadu Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
Air Itam, Bukit Intan, Kota Pangkalpinang.
Jalan Pasir Padi, Air Itam, Bukit Intan, Kota Pangkalpinang.
Jl. Kol. H. Barlian Km, 6,5 PO Box. 168
Puntikayu, Palembang
Tlp. (0711) 410545
Jl. Kol. H. Burlian Km. 6 No. 79, Puntikayu, Palembang
30153Tlp/Fax. (0711) 410948
Alamat :JL. Kolonel H. Burlian, Punti Kayu KM
6,5PALEMBANG Telpon/Fax : (0711) - 417140
Sisingamangaraja KM 5,5 No. 14, Medan, Sumut

3. Daftar LSM dan Lembaga Terkait di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


No

Nama LSM

Badan Lingkungan Hidup Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung
ED WALHI Kepulauan Bangka
Belitung

170

Yayasan Ikebana

Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung,Air Itam-Pangkalpinang 33148
Jalan Belanak Raya No. 64 RT.02 RW.02 Kel. Air Salemba,
Kec. Pangkalbalam, Pangkalpinang, 33111. Telp.
0717438160, Email : ed.walhibabel@gmail.com
Jl. Karang Panjang KelurahanKenanga,Sungailiat Bangka
Belitung

V. POTENSI UNGGULAN PROVINSI


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki beberapa potensi HHBK yang dapat
dikembangkan lebih luas dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan daerah lain,
diantaranya Madu dan Gaharu.
a. Madu
Madu dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
memiliki ciri khas rasanya yang cenderung pahit,
pahitnya rasa madu ini karena mengandung
alkaloid, yang berasal dari lebah liar jenis Apis
Dorsata yang menghisap sari bunga pohon
Pelawan (salah satu jenis pohon langka) yang
banyak ditemukan di Bangka Belitung. Alkaloid
merupakan bahan obat yang berfungsi sebagai
anti infeksi, oleh karena itu orang yang memiliki
sakit berkaitan dengan infeksi, sangat baik
mengkonsumsi madu pahit ini. Lebah madu di Bangka tidak diternakkan melainkan
langsung diambil dari hutan-hutan yang ada di sekitar perkampungan penduduk,
makanan lebah yang alami membuat madu pahit Bangka Belitung berbeda dengan madu
daerah lain.
b. Gaharu
Gaharu Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung telah ditetapkan sebagai
Klaster Nasional pengambangan
Gaharu, disamping 4 (empat) jenis
lain yang dikembangkan didaerah
lain.Dasar ditetapkannya Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung sebagai
klaster
pengembangan
Gaharu
adalah 1.Peraturan Pemerintah
Nomor 111 Tahun 2007 tentang
Daftar Usaha Tertutup Dan Terbuka
Bidang Penanaman Modal (diantaranya 11 komoditi HHBK :persuteraan alam,
perlebahan, rotan, bambu, gaharu, seedlak, sagu, getah pinus, damar, getah-getahan,
minyak atsiri). 2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 19 tahun 2009 tentang Strategi
Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu Nasional. 3. Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor 21 tahun 2009 tentang Kriteria dan Indikator Penetapan Jenis Hasil Hutan Bukan
Kayu Unggulan. 4. Keputusan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor :
188.44/37/Dishut/2009 tentang Penetapan Jenis Tanaman Unggulan Lokal (TUL),
menetapkan Gaharu (Aquilaria malaccensis sebagai Tanaman Unggulan Lokal.

171

Upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam rangka pengembangan klaster gaharu


adalah dengan membentuk kelompok kerja pengambangan gaharu yang ditetapkan
melalui
Keputusan
Gubernur
Kepulauan
Bangka
Belitung
Nomor
188.44/829.E/Dishut/2010 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Pengembangan
Gaharu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain sosialisasi, juga dilaksanakan
pemberian bantuan bibit kepada petani oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah,
Kabupaten Bangka Selatan juga pembagian inokulan oleh Dinas Kehutanan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dan Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka
Tengah.
Jumlah tanaman penghasil gaharu (Aquilaria malacensis) yang ditanam oleh masyarakat
(swadaya maupun bantuan bibit dari pemerintah) sejak tahun 2008 sudah mencapai +
1,5 juta batang dan berdasarkan ketersediaan bibit diperkirakan akan mampu menanam
500 ribu batang setiap tahunnya. Dalam rangka mempercepat terbentuknya gaharu,
upaya yang dilaksanakan adalah dengan pemberian inokulan kepada batang yang sudah
siap pada tanaman yang tumbuh alami (pada lahan masyarakat) maupun hasil
penanaman. Untuk menjaga ketersediaan inokulan, dilaksanakan kegiatan pengadaan
inokulan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bekerjasama dengan
Litbang Kementerian Kehutanan. Selain itu, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Bangka Tengah telah memiliki formulasi inokulan yang telah dipatenkan namun belum
mendapatkan sertifikasi dari Balitbang Kementerian Kehutanan.

Pemberian Inokulan pada


pohon penghasil gaharu

Pohon penghasil gaharu hasil


penanaman petani

Kegiatan Pascapanen

172

Anda mungkin juga menyukai