Anda di halaman 1dari 9

Prof. Dr.Ing.

Johannes Tarigan

Bab1: Pendahuluan

1.1 Pengenalan Torsi

Dalam analisa struktur selain Momen, Gaya Lintang dan Normal, maka Torsi akan
menjadi salah satu yang menentukan dalam disain struktur bangunan.

Dalam buku ini akan dibahas khusus hanya Torsi saja, dimana akan dipaparkan
bagaimana perletakan Torsi, Bidang torsi, sudut puntir akibat torsi dan tegangan torsi.

Tegangan torsi secara umum dibagi 3 yakni sbb:

1. Tampang tebal, seperti tampang Lingkaran, persegi, segitiga, seperti pada


gambar 1.1

Gambar 1.1 : Tampang tebal

2. Tampang tipis terbuka, seperti profil I, WF, canal, dll, seperti pada gambar 1.2

Gambar 1.2 : Tampang tipis terbuka

3. Tampang tipis tertutup, sepertitampang hollow, box, dll, seperti pada gambar
1.3.

Gambar 1.3: Tampang tipis tertutup

Dalam buku ini akan dibahas tentang tegangan torsi untuk ketiga jenis tampang ini.

Torsi Page 1
Prof. Dr.Ing.Johannes Tarigan

1.2 Sistem Koordinat

Dalam perhitungan di buku ini system koordinat searah sumbu batang secara umum
dinamakan sumbu z sedangkan kearah lainnya adalah sumbu x dan y, lihat gambar 1.4
a. Sedangkan untuk perpindahan (displacement) searah sumbu x adalah u, kearah
sumbu y adalah v dan searah sumbu z adalah w, lihat gambar 1.4 b.Untuk perputaran
sudut dengan sumbu putar x, y dan z adalah φ, ψ dan υ, lihat gambar 1.4 c. Khusus
torsi putaran sudut yang diakibatkan Torsi disebut juga sudut puntir (twist) υ.

X
u φ

Y Z
v w
ψ υ
.
a) b) c)

Gambar 1.4: system koordinat

1.3 Perletakan Torsi

Pada jenis perletakan tanpa torsi dikenal dengan sendi, jepit dan rol seperti pada
gambar lihat gambar 1.5. Sendi jika , sedangkan jepit
dan rol jika Y  0 .

Gambar1.5 : jenis perletakan pada batang

Khusus pada torsi maka diadakan simbol perletakan seperti pada gambar 1.6 a yang
mana pada perletakan jepit torsi ataupun sudut puntir   0 dan pada gambar 1.6 b
adalah perletakan yang bebas torsi.

Torsi Page 2
Prof. Dr.Ing.Johannes Tarigan

Y Y

Z Z

a) b)

Gambar1.6 :perletakan Torsi

Dengan demikian maka dapat dilakukan kombinasi antara perletakan gambar 1.5 dan
1.6 menjadi gambar 1.6.1, dimana pada perletakan sendi yang ada torsinya gambar
1.6.1 a, reaksi pada perletakan ada 3 yakni V, H dan MT, sedangkan jika jepit gambar
1.6.1 b reaksi pada perletakan ada V, H, M dan MT, pada roll gambar 1.6.1 c yang
terjadi V dan MT. Sedangkan perletakan 1.6.1 d, 1.6.1 d dan 1.6.1 e, perletakan yang
bebas torsi.

H
H

𝑀𝑇
V d) V
a)

H H

𝑀𝑇
V e) V
b)

𝑀𝑇

c) f)
V V

Gambar 1.6.1 : Perletakan yang ada torsi

Torsi Page 3
Prof. Dr.Ing.Johannes Tarigan

I.3. Penggambaran bidang Torsi

Momen torsi terpusat Mt dapat dibuat dengan simbol seperti pada gambar 6, yakni
Momen Torsi dengan dua tanda panah dapat dibuat dengan seperti 1 tanda panah
dengan rotasi 90 derajat dengan menambah 1 garis ditengah tanda panah tersebut.
Sedangkan untuk momen Torsi terbagi rata mt dapat dibuat seperti gambar 7.

Mt
Mt

Mt

Gambar 6: Torsi terpusat Gambar 7 Torsi terbagi rata

Dalam penggambaran bidang torsi dapat dilakukan sama seperti menggambarkan


gaya lintang seperti pada gambar 8 a , b dan c.

MT
a b

` L

½L ½L
MT - MT
-

+
c

mT

Gambar8 : a. Bidang Torsi Terpusat pada


overhang, b. Bidang Torsi Terpusat pada
A B balok diatas 2 perletakan dan c. Bidang Torsi
terbagi rata padabalok.
-

Penggambaran tanda bidang momen sama seperti menutup dan membuka skrup.
Kalau arah Momen Torsi kearah menutup maka digambarkan negatif dan kalau
kearah membuka maka digambar positif seperti gambar berikut ini

Torsi Page 4
Prof. Dr.Ing.Johannes Tarigan

𝑀𝑇 𝑀𝑇

-
+

Selanjutnya dihitung Momen torsi sebuah batang dan hendak digambarkan bidang
Torsinya.

y 12 kN M 20 kN M
A

Z
X B C

2m 3m

𝑀𝐴𝑇
20 kNm

32 kNm
Bidang Torsi

Reaksi pada titik A dengan ∑ , maka . Kemudian


pada batang BC besar momen Torsi adalah . Pada batang AB
besar momen Torsi adalah

Bidang torsi dapat dilihat digambar diatas.

Torsi Page 5
Prof. Dr.Ing.Johannes Tarigan

Kemudian contoh berikutnya

y 20 kN M 20 kN M
A
D
Z

X B C

2m 3m 1m

𝑀𝐴𝑇
20 kNm Bidang Torsi
40 kNm

Selanjutnya keduanya jepit

y 20 kN M 20 kN M
A
D
Z

X B C

2m 3m 1m

𝑀𝐴𝑇
20 kNm
16,67
Bidang Torsi
kNm

23,33
3,33 kNm
kNm

∑ dan dan didapat . Dengan ∑


, maka didapat

Torsi Page 6
Prof. Dr.Ing.Johannes Tarigan

Batang AB mengalami torsi sebesar dan pada batang BC


dan Dan batang
CD beban torsi adalah sebesar

I.4. Analogi antara Torsi dengan Normal

Pada Tabel 1 dapat dilihat analogi antara Torsi dan Normal seperti pada Hukum
Hooke yang mana regangan adalah
N

EF

dimana regangan sangat tergantung kepada Normal. Sedangkan regangan geser adalah
M
 T
GJ T

dan regangan geser sangat tergantung kepada Torsi.

Tabel 1: Analogiantara Normal dan Torsi

Normal Torsi
Elemen dengan Gaya N n N+dN Mt mt Mt +dMt

dz dz

Persyaratan dN dMt
 n   mT
keseimbangan dz dz

Deformasi pada elemen w w+dw  υ+dυ

dz dw dz
dw N d
  M
 T
dz EF dz GJ T

Deformasi pada batang N MT


dw =  dz  c   dz  c
EF GJ T
N
dw = z   .z 
MT
z  .z
EF GJ T

Torsi Page 7
Prof. Dr.Ing.Johannes Tarigan

Soal-soal:
1. Gambarkanlah bidang Momen, Lintang, Normal dan Torsi dari konstruksi
dibawah ini

5 kN
1m
2 kN
1m

3m 5 kN

2. Tentukan Bidang Momen, Lintang dan Torsi pada kontruksi dibawah ini

L=3 m

L= 3 m

P B

C
D
L1=1.2 m

3. Gambarkan Bidang Momen, Lintang danTorsi dari konstruksi kolom dibawah


ini

P=7 kN
10 kN

5m

Torsi Page 8
Prof. Dr.Ing.Johannes Tarigan

Torsi Page 9

Anda mungkin juga menyukai