Anda di halaman 1dari 33
TATA CARA SURVAI KONDISI JALAN KOTA NO. 05/T/BNKT/1991 j DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA PRAKATA Dalam rangka mewujudkan peranan penting jalan dalam mendorong perkembangan kehidupan bangsa, sesuai dengan U.U. no. 13/1980 tentang Jalan, Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan yang menjurus ke arah __profesionalisme dalam bidang pengelolaan jalan, baik di pusat maupun di daerah. ‘Adanya buku-buku standar, baik mengenai Tata Cara Pelaksanaan, Spesifikasi, maupun Metoda Pengujian, yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian dan pemeliharaan merupakan kebutuhan yang mendesak guna menuju ke pengelolaan jalan yang lebih baik, efisien, dan seragam. Sambil menunggu terbitnya buku-buku standar dimaksud, buku “Tata Cara Survai Kondisi Jalan Kota " ini dikeluarkan guna memenuhi kebutu- han intern di lingkungan Direktorat Pembinaan Jalan Kota. Menyadari akan belum sempurnanya buku ini, maka pendapat dan saran dari semua pihak akan kami hargai guna penyempurnaan di kemudian hari, Jakarta, Februari 1992 DIREKTUR PEMBINAAN JALAN KOTA we) SUBAGYA SASTROSOEGITO DAFTAR ISI PRAKAT? DAFTAR ISI BAB. I. DESKRIPSI Maksud dan Tyjuan Ruang Lingkup Pengertian .. 13.1. Kekasaran Permukaan 13.2, Tambalan/Patching 13.3. Lubang.. 13.4, Retak-retak .. 135. Alur 13.6. Keriting (Corrugation)/Gelombang 13.7. Amblas 1.3.8. Selokan Samping 13.9. Bak Kontrol 1.3.10, Bahu Jalan 1.3.11. Trotoar 1.3.12. Kereb BAB.I. | PERSYARATAN-PERSYARATAN ... BAB.II. | KETENTUAN-KETENTUAN .. BAB.IV. CARA PELAKSANAAN SURVAI DAN PENGISIAN FORMULIR Pelaksanaan Survai Cara Pengisian Formuli |. Formulir Survai Kondisi Jalan (SKJ - 1) ._Formulir Survai Kondisi Jalan (SKJ - 2) I. DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Maksud Petunjuk ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melakukan survai kondisi jalan kota, dalam rangka menunjang proses perencanaan umum dan pemograman penanganan jalan kota (program perawatan, pemeliharaan berkala dan peningkatan) Tujuan Tujuan petunjuk ini untuk menyeragamkan cara melakukan survai kondisi jalan kota sehingga diharapkan semua petugas survai jalan dapat mendata dengan tepat dan mengisi formulir secara benar dan lengkap. Ruang Lingkup Buku ini menguraikan tentang tata cara melakukan survai kondisi jalan kota dan terdiri dari persiapan survai, prosedur pelaksanaan serta kompilasi data. Dalam hal ini pelaksanaan survai dilakukan secara visual. Pengertian Kekasaran Permukaan Kekasaran permukaan (tekstur) adalah kondisi permukaan perkerasan dilihat dari keadaan bahan batuan, aspal dan ikatan antara kedua bahan tersebut. Kekasaran permukaan ada 6 macam, yait a. Baik (tidak ada kelainan) Permukaan jalan rata tanpa ada perubahan bentuk 132. 133. 134, b. Kegemukan (fatty) Permukaan jalan licin dan mengkilat, tidak ada batu yang tampak pada saat hari sedang terik permukaan jalan menjadi lunak dan lengket. c. Pelepasan butir (ravelling) Keadaan ini terjadi di daerah dimana bahan pengikat aspal tidak mengikat batu sehingga banyak batu yang lepas. 4. Kekurusan (hungry) Permukaan Jalan hancur dan hampir seluruh bahan pengikat aspal hilang. Batu dari berbagai ukuran banyak yang lepas dipermukaan jalan dan tampak seperti jalan kerikil dan sedikit yang masih beraspal. . Pengelupasan (Desintegration) Pelepasan permukaan jalan secara lempengan. f, Permukaan rapat (Close Texture) Keadaan permukaan jalan yang licin, Tambalan/Patching Tambalan adalah keadaan permukaan perkerasan yang sudah diperbaiki setem- pat-setempat dengan material perkerasan. Lubang Lubang adalah kerusakan perkerasan jalan setempat dengan kedalaman mini- mum sama dengan tebal lapis permukaan. Retak-retak Dilihat dari macamnya retak dibagi atas beberapa jenis : a. Retak buaya Retak buaya adalah retak yang mempunyai celah lebih besar atau sama dengan 3 mm. Saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil menyerupai kulit buaya. Penyebaran retak ini dapat setempat atau luas. Retak acak Retak acak adalah retak yang terjadi pada tempat-tempat tertentu secara acak. Retak melintang Retak melintang adalah retak yang terjadi melintang sumbu jalan. Retak Memanjang Retak memanjang adalah retak yang terjadi memanjang atau sejajar dengan sumbu jalan. 135. Alur Alur adalah penurunan memanjang yang disebabkan oleh roda kendaraan. Keriting (Corrugation) /Gelombang Keriting/gelombang adalah perubahan-perubahan bahan perkerasan ke arah melintang yang berbentuk gelombang. Gelombang merupakan kerusakan-kerusakan struktur sedangkan keriting meru- pakan kerusakan permukaan Amblas ‘Amblas adalah penurunan setempat pada suatu bidang perkerasan yang biasanya terjadi dengan bentuk tidak menentu tanpa terlepasnya material perkerasan. Selokan Samping Selokan sampin adalah saluran pembuang terbuka maupun tertutup yang terletak di kiri / kanan jalan yang berfungsi mengumpulkan dan mengalirkan air bujan yang berasal dari permukaan badan jalan. Bak Kontrol Bak kontrol adalah salah satu bagian dari saluran sebagai penghubung saluran. Bahu Jalan Babu Jalan adalah suatu struktur yang berdampingan dengan jalur lalu-lintas yang diperuntukkan guna melindungi perkerasan, mengamankan kebebasan samping dan menyediakan ruang tempat berhenti sementara. ‘Trotoar Trotoar adalah jalur pejaldn kai yang terletak di daerah manfaat jalan, diberi !apis permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan dan pada munya sejajar dengan jalur lalu-lintas kendaraan. 13.12 Kereb Kereb adalah bangunan pelengkap jalan yang dipasang sebagai pembatas jalur lalu-lintas dengan bagian lainnya dan berfungsi sebagai pencegah kendaraan ke Juar dari jalurnya, pengamanan terhadap pejalan kaki, mempertegas tepi perkera- san dan estetika. Il. PERSYARATAN DAN PERLENGKAPAN SURVAI Sebelum pelaksanaan survai petugas harus meminta ijin terlebih dahulu dari instansi / Pemda setempat yang berwenang. Petugas survai harus mengetahui ruas jalan yang akan disurvai. Petugas survai harus dilatih terlebih dabulu cara pengisian formulir Dalam pelaksanaannya diusahakan agar tidak menganggu kelancaran lalu-lintas. Kesehatan dan keselamatan petugas survai atau pemakai jalan agar tetap dijaga. Dalam melaksanakan survai, surveyor harus : membawa surat keterangan tugas membawa tanda pengenal (kartu penduduk atau lainnya) mendalami tugas yang’akan dilakukan dengan mengikuti penjelasan- penjela- san sebelumnya. dapat membawa diri, bersikap sopan dan wajar pada saat bertugas. II], KETENTUAN - KETENTUAN Survai terhadap kondisi jalan dilakukan dengan berjalan kaki. Survai yang dilakukan terhadap perkerasan jalan mencakup = a, Kekasaran permukaan b. Lubang-lubang c. Tambalan 4. Alur e . Amblas Pengamatan dilakukan setiap inteval 25 meter. 3.4. Dalam formulir survai kon- isi jalan dijelaskan tipe kekasaran permukaan, tambalan (jumlah dan luas), alur (panjang dan dalam), lubang (jumlah dan ruas), retak (panjang dan lebar), amblas (umlah dan dalam). Survai yang dilakukan terhadap drainase dan pelengkap jalan meliputi : - — saluran samping ~ bak kontrol = trotoar - babu kereb IV. CARA PELAKSANAAN SURVAI DAN PENGISIAN FORMULIR Pelaksanaan survai Pengenalan medan perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan survai Lakukan koordinasi dengan instansi terkait tentang pelaksanaan survai Hitung jumlah tenaga survai yang akan ditugaskan serta kebutuhan peralatan dan perlengkapannya. Berilah penjelasan-penjelasan kepada tenaga survai cara melakukan survai dan cara pengisian fortnulir survai. Lakukan survai dengan berjalan kaki. Pengisian formulir hendaknya sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang telah ditetapkan. Cara Pengisian Formulir Formulir Survai kondisi Jalan (SKJ - 1) a. Propinsi Diisi nama dan kode propinsi dimana ruas jalan yang di survai tersebut berada. (kode propinsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku) Kodya / Kabupaten Diisi nama dan kode kodya (Kodya/Kotip/Kabupaten dimana ruas jalan yang disurvai tersebut berada. (kode Kodya/Kotip/Kabupaten sesuai dengan ketentuan yang berlaku) Kota Diisi nama dan kode kota dimana ruas jalan yang disurvai tersebut berada (Kode kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku) Nomor ruas Diisi nomor ruas jalan yang disurvai. (nompor ruas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan) Nama Jalan Diisi nama jalan yang dilakukan survai Surveyor Diisi nama petugas yang melaksanakan survai pada ruas jalan tersebut. Tanggal Diisi tanggal dilakukannya survai Hal ... dari... Diisi halaman keberapa dari berapa halaman (jumlah halaman) STA Diisi STA per 100 meter Kekerasan Diisi apakah kegemukan (G), hancur (H), Penyelupan (P). Lubang Diisi jumlah lubang dan luasnya dalam m Retak Diisi type retak (memanjang, melintang, acak, buaya) dan lebar keretakan dalam mm. . Alur Diisi panjang (m) dan kedalaman alur (mm). Amblas Diisi jumlah daerah yang amblas dan kedalamannya (mm). Formulir Kondisi Jalan (SKJ - 2). Keterangan mengenai Propinsi, Kodya/Kotip/Kabupaten, Kota, Nomor ruas, Nama jalan, Surveyor, Tanggal, halaman, STA sama dengan ketentuan pada Formulir SKJ - 1. b. Drainase Pada saluran diisi : __ Ada, bila di jumpai saluran samping . Tidak ada, bila tidak di jumpai saluran samping. .. Tersumbat, bila aliran air di dalam saluran terhalang atau tidak lancar, yang disebabkan rumput yang tinggi, terdapat sampah, batu besar, tanah atau rintangan lain. 4. Tidak tersumbat, bila air dalam saluran lancar. e. Teratur, bila saluran bentuknya beraturan {. Tidak teratur, bila bentuk saluran tidak teratur g. Memadai, bila saluran samping mempunyai dimensi cukup sesuai dengan kebutuhannya. h. Tidak memadai, bila dimensi saluran tidak sesuai dengan kebutuban. Pada penghubung diisi: a. Ada, bila terdapat saluran penghubung b. Tidak ada, bila tidak terdapat saluran penghubung. c. Tersumbat, bila air dalam saluran penghubung terhalang atau tidak lancar disebabkan terdapat rumput, tanab, batu atau rintangan lainnya. 4. Tidak tersumbat, bila air dalam saluran penghubung lancar. Jalur Pejalan Kaki di . ada, bila terdapat jalur penjalan kaki b. tidak ada, bila tidak terdapat jalur penjalan kaki . rata, bila permukaan jalur penjalan kaki tidak rata (terjadi erosi atau terdapat lubang-lubang, galian) |. rusak, bila jalur pejalan kaki permukaannya rusak atau perkerasannya hancur. . Baik, bila jalur pejalan kaki mempunyai kondisi yang baik. Babu dii a. lebih tinggi, bila elevasi babu jalan lebih tinggi daripada elevasi perkerasan jalan. .. sama tinggi, bila permukaan bahu jalan rata dengan permukaan _ perkera- san jalan. . lebih rendah, bila permukaan babu jalan lebih rendah daripada permukaan perkerasan jalan |. miring, bila bahu jalan mempunyai kemiringan 3 - 4%. e. tidak rata, bila permukaan bahu tidak rata atau tidak mempunyai kemi- ringan yang homogen. £. Diperkeras, apabila bahu jalan tidak di tutup oleh lapisan perkerasan. g. tidak diperkeras, bila bahu jalan hanya tanah yang dipadatkan Tepian / Kereb Diisi antara lain : a. ada, bila terdapat kereb . tidak ada, bila tidak terdapat kereb b. c. rusak, bila kereb yang ada telah rusak, tidak beraturan 4d. baik, bila kondisi kereb masih baik. LAMPIRAN FORMULIR. SURVAI KONDISI JALAN (SKJ-1) IDIREKTORAT | PROPINSI JALAN KOTA |KoTA xexa-| -LUBANG SARAN [Somcad LUAS 9:00 KEKASARAN PERMUKAAN : |~Kegemekan (6) = Kekurusan (4K) = Pangetupasan (P) LUBANG : (O)NAMa JALAN : JPEMBINAAN |KOD/KOT/KAB : oy ( a] Nomor Ruas : PERMUKAAN PERKERASAN RETAK ‘TAMBALAN MLAH] LUAS TAMBALAN = samian = tues RETAK : = Memanjeng = Melinteng = Acok TPE = Bvoye PAN- ANG = Panjang: . = Leber HALAMAN, TANOOAL SURVEYOR TIPE ‘ALUR esar | PAN [oavam JANG ALUR Panjan = Delom AMBLAS : = sum = Delam FORMULIR SURVAI KONDISI JALAN (SKJ-2) IREKTORAT | PROPINS! (> /wama yaLAN : HALAMAN EMBL AAN | KOD/KOT/KAB: oy : FraNeGat JJALAN KOTA | KOTA ( )/NOMOR RuAS + lsuavevor : SEBELAH KIRI SEBELAH KANAN DRAINASE | oan] DANY ORAINASE BAHU BAK | [SELOKAN] BAK _|TROTOAR| KONTROL | ent SAMPING|KONTROL eeu T i Ada(A)/Tidok Ado (TA) TROTROAR : - Ado(A)/Tidok Ada (TA) = Tersumbat (T)/ Tidok Tersumbat (TS) ~ Rata (RT) / Tidok Rata (TRT) ~ Teratur (TR)/Tidok Terotur (TTR) . = Memadai (M)/Tidok Memedai (TM) BAHU + = Terlatu Tingg! (TT Tertalu cern = Miring (M)/ Tidak Rate (TRT) JBAKKONTROL : - Adc (A)/Tidak Ada (TA) ~ Diperkeras(D)/Tidak DiperkerastTO} = Tersumbat (T}/ Tidak Tersumbat eerie ae KEREB 2 Ada(A)/Tidak Ada (TA) = Rusok (R1/ Batk (8) NV IVE YAVN “| ytownvive, D4, | NYVNIGWd > a Old ANHO.DIG, NVVSNYSY HVINNS: eavinnr jNwann| | BdAL svnd | NVIVf VNVN | YOWON 1 ISNIdO’d Vion NVIVE NYWNIGHISd AVHO.DEHIG. | “| ) J NYSWdN1ONAd NVIVE. VAYN NWAINNAOSA AVSNHNE ONVINVd Funai T WoAaAuns - _ | NUOXNVIVE Sos) IWRDNVL (| NVWNIGWad eB RWG er NVI WHODEuIC NVWINNESd NVEVS¥>ieISIGNOM. NVIVE VAVN VLONNVIVE ” NVIVe VAN VL -ISIGNOY viowNYIve NVYNIanad AvuO.EIIO TNvave VWYN JONVENVAIN| VO. VOL HOATAXNS: 2 VOONVL. 1 NVAVVH i | ANHODEMIG [EWS = VISES ISIGNOW =) NVIVE VV ivgobauid Doe oe sym HOWON © IGNOU viox AVeO.DEHIC ” SVG. ISIGNOW aa uyive vv vay 3vatL Nvave VAN NVIve VNVN | ai" - i Stir Wear a (us) svnu NVIVe VVN NYENVd | HOWON. MLOUNVIVE | NWNIEW3d = AMUODEMIO.< NVAVE NHVE ISIGNOy agadsay-ISIGnoy: DONWIve VAVN DAFTAR BUKU STANDAR DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA ee] JODUL_BUKU NO-REGISTHASI | Produk Standar Untuk Jalan Perkotaan | Februari 1987 | peta Klasifikasi Fungsi Jalan Seluruh } Desember 1991 | indonesia (Tentative) \ Panduan Survai dan Perhitungan Waktu | o1TiBNKTI1990 Perjalanan Lalu - fintas Panduan Survai Wawancara Rumah ! 02/TIBNKT/1990 Petunjuk Perambuan Sementara Selama | 09/TIBNKT/1990 Pelaksanaan Pekerjaan Petunjuk Tertid Pemantaatan Jalan 04/TIBNKT/1990 Petunjuk Pelaksanaan Pemasangan Utilitas _ OS/T/BNKT/1990 Petunjuk Pelaksanaan Pelapisan Ulang O6/T/IBNKT/1990 Jalan Pada Daerah Kereb Perkerasan dan ‘Sambungan Petunjuk Perencanaan Trotoar O7/TIBNKTI1990 Petuniuk Desain Drainase Permukaan Jalan | O8/TIBNKT/1990 Petunjuk Pelaksanaan Perkerasan Kaku O9/TIBNKT/1990 (Beton Semen) 12, ' Pandvan Penentuan Klasifikasi Fungsi 10/T/BNKT/1990 valan di Wilayah Perkotaan 19. | Standar Spesifikasi Kereb 11/S/BNKT/1990 14, | Petunjuk Perencanaan Marka Jalan 12ISIBNKT/1890 \ | 15. | Petunjuk Lokasi dan Standar Spesifikasi | 19tSIBNKTI1990 | Bangunan Pengaman Tepi Jalan | 16, Tata Cara Perencanaan Pemisah 0147T/BNKT/1990 | 47. | Tata Cara Perencanaan Pemberhentian Bus 018/T/BNKT/1990 | 48. | Tata Cara Pelaksananan Survai O16/TFBNKTI990 | Inventarisasi Jalan dan Jembatan Kota 1 49, | Tata Cara Peleksanaan Survai Penghitungan | 017/T/BNKT/1990 | | Lalu - jintas Cara Manual 1 | Tata Cara Penyusunan Program Pemelinaraan | 018/T/BNKT/1990 | Jalan Kota 21, | Tata Cara Pemasangan Rambu dan Marka | 001/T/BNKT/1991 , Jalan Perkotaan i 22. Tata Cara Perencanaan Persimpangan | 002/T/BNKT/1991 Sederhana Jalan Perkotaan I Jalan Perkotaan { | | Tata Cara Surval Pendahuluan Jembatan di | ooarrranxtiie91 | OF Uber Route | 24. | Daerah Perkotaan | 25. | Tata Cara Surval Kondisi Jalan Kota | 005/T/BNKT/1991 | 26, | Tata Cara Penomoran Ruas dan Simpul | ooerrBNKTI1991 | ' Jalan Kota | | a7, | Tata Cara Menyusun RPL dan RKL AMDAL {oormenkcrigst | | Jalan Perkotaan | 28, | Tata Cara Perencanaan Lansekap Jalan |overipnxTii991 | 29. | Spesifikasi Tanaman Lasekap Jalan 009/T/BNKT/1991 30. | Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku | O10/T/BNKT/1991 { | (Rigid Pavement) | 31. | Spesifikasi Penguatan Tebing /O1s/T/BNKT/1991 | 32. | Spesifikasi Lampu Penerangan Jalan Pevctaa) O12 7BNKT/83 | | 29. | Standar Speciation For Gromeste Oeaign | Maret 1882 | \ i DAFTAR NAMA - NAMA PEMRAKARSA DAN TIM PEMBAHAS . PEMRAKARSA EES ees DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA NAMA __KONSEPTOR = E | Ir, Bernaldy., CES TIM PEMBAHAS # ___NAMA fr. Hartom., MSe Ir. Bernaldy., CES tr. Janeydi R Juni | tr Palgunadi, M.EngSe } | Ir, Sukawan M, MSc Kr, Budi Harimawan Ir. Arief Witjaksono, M-EngSe r. Yayah Sumardiyah Ir, Heria Syachrulli Ir, Heru Budi Santoso., CES Mr. Fushimi PPenNena On a 28 |

Anda mungkin juga menyukai