Anda di halaman 1dari 20

PENANGGULANGAN BANJIR DENGAN

MENGGUNAKAN SISTEM DRAINASE


BERWAWASAN LINGKUNGAN

Disusun oleh :
NUR HASANAH/1205035037
RESTI LUVIANA/1205035028
RISKI ASTUTI LILIANA/1205035021
VATRISIA NIRMALA SARI/1205035001

Reguler Fisika Pagi 2012

A. LATAR BELAKANG

Mendengar kata hujan, mungkin yang terbayang


di benak kita adalah banjir. Hal ini kerap terjadi
karena biasanya saat hujan turun sebagian besar
air akan meluap dan menimbulkan genangan
ataupun banjir. Namun sebaliknya, ketika musim
kemarau sumber air banyak yang mengalami
kekeringan
karena
cadangan
air
tanah
permukaan yang ada habis disedot untuk
keperluan rumah tangga dan industri. Inilah
permasalahan terkait sektor air yang harus
diperhatikan
Salah satu system drainase berwawasan
lingkungan
untuk
pengendalian
air,
baik
mengatasi
banjir
dan
merupakan
upaya

Upaya ini akan berfungsi bila semua warga masyarakat


sadar dan mau menerapkannya. Peran sumur resapan
akan tidak berarti bila hanya beberapa penduduk saja
yang menerapkannya. Dapat dibayangkan bila setiap
penduduk suatu kawasan yang memiliki sejuta bangunan
mampu menerapkan sumur resapan.
Masing-masing mampu meresapkan air satu kubik.
Dengan demikian sejuta kubik air akan masuk ke dalam
tanah. Kawasan tersebut dapat terhindar dari bahaya
banjir dan mampu mengurangi masalah kekeringan pada
musim kemarau.
Sistem drainase merupakan salah satu cara pembuangan
air yang berlebihan pada suatu tempat atau kawasan.
Secara umum, sistem drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan atau lahan, sehingga dapat difungsikan secara
optimal.

B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan sistem drainase?
Apa saja konsep penanganan sistem
drainase?
Bagaimana sistem drainase berwawasan
lingkungan dalam mengatasi banjir?
C. Tujuan
Untuk mengetahui sistem drainase.
Untuk konsep penanganan sistem drainase.
Untuk memahami sistem drainase
berwawasan
lingkungan dalam mengatasi
banjir.

PEMBAHASAN
A. SISTEM DRAINASE
a. Pengertian sistem drainase
Drainaseadalah lengkungan atau saluran air di
permukaan atau di bawah tanah, baik yang
terbentuk secara alami maupun dibuat oleh
manusia. Drainase yang berasal dari bahasa Inggris
drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air
Dalambahasa Indonesia, drainase bisa merujuk
padaparitdi permukaan tanah ataugoronggorongdi bawah tanah. Jadi, drainase menyangkut
tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah.

b. Fungsi Drainase
Membebaskan suatu wilayah (terutama yang padat
pemukiman ) dari genangan air atau banjir.
Apabila air dapat mengalir dengan lancar maka
drainase juga berfungsi
memperkecil resiko
kesehatan lingkungan , bebas dari malaria (nyamuk)
dan penyakit lainnya.
Drainase juga dipakai untuk pembuangan air rumah
tangga.
Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan
atau lahan,
sehigga lahan dapat difungsikan
secara optimal.
Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan
untuk memperbaiki
daerah becek, genangan
air/banjir. dll

c. Jenis Drainase
Menurut Sejarah Terbentuknya
(1) Drainase Alamiah ( Natural Drainase )
(2) Drainase Buatan ( Arficial Drainage )
() Menurut Letak Bangunan
(1) Drainase Permukaan Tanah (Surface
Drainage)
(2) Drainase Bawah Permukaan Tanah
( Subsurface Drainage )
()Menurut Fungsi
(1) Single Purpose
(2) Multi Purpose

Menurut

Konstruksi
(1)Saluran Terbuka
(2)Saluran Tertutup
d. Jenis lainnya
()Land dan smoothing
()Drainase Paralel (Parallel Field Drains)
()Drainase Mole

e. Perencanaan Sistem Drainase


Arahan dalam pelaksanaan penyediaan sistem
drainase adalah :
Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.
Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial
yang berat.
Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang
ada.
Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan
pemeliharannya
Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang
terdekat.

B. Konsep Penanganan Sistem Drainase


a. Konsep pemecahan masalah drainase jangka
pendek
Memperbaiki fungsi pelayanan drainase pusat
kota yang ada dengan pembangunan saluran
baru, rehabilitasi saluran, pemeliharaan
saluran.
Menghindari penggunaan saluran drainase yang
ditengarai dapat merusak fungsi saluran,
seperti penggunaan saluran drainase sebagai
tempat pembuangan sampah dan
pendirianbangunan di atasnya.
Melakukan normalisasi atau meningkatkan
kapasitas saluran yang ada di sistem drainase
lokal. dll

b. Konsep pemecahan masalah drainase jangka


menengah
Penyusunan atau merevisi master plan drainase
kota.
Penyusunan PERDA Drainase kota.
c. Konsep pemecahan masalah drainase jangka
panjang
Pengaturan dan penataan sungai sebagai sistem
drainase utama.
Pelestarian daerah aliran sungai, sehingga
mempunyai kualitas lingkungan yang lebih
bagus.

Perlunya perencanaan dan pembangunan


waduk, salah satunya yaitu waduk benda
yangberfungsi sebagai pengendali banjir pada
musim hujan dan untuk menjaga ketersediaan
sumber air pada musim kemarau.
C. Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan
Dalam Mengatasi Banjir
Drainase didefinisikan sebagai pembuangan air
permukaan, baik secara gravitasi maupun
dengan pompa dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya genangan, menjaga dan menurunkan
permukaan air sehingga genangan air dapat
dihindarkan

Drainase
perkotaan
berfungsi
mengendalikan
kelebihan air permukaan sehingga tidak merugikan
masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi
kehidupan manusia. Kelebihan air tersebut dapat
berupa air hujan, air limbah domestik maupun air
limbah industri. Oleh karena itu drainase perkotaan
harus terpadu dengan sanitasi, sampah, pengendali
banjir kota dan lainnya.
Untuk
mengatasi
permasalahan
infrastruktur
tersebut
diperlukan
sistem
drainase
yang
berwawasan lingkungan dengan prinsip dasar
mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga
dapat dialirkan secara terkendali dan lebih banyak
memiliki kesempatan untuk meresap ke dalam
tanah. Hal ini dimaksudkan agar konservasi air tanah
dapat berlangsung dengan baik dan dimensi struktur
bangunan sarana drainase dapat lebih efisien.

Menurut Dr. Ing. Ir. Agus Maryono dari Universitas


Gadjah Mada Yogyakarta, pengelolaan drainase
secara
terpadu
berwawasan
lingkungan
merupakan rangkaian usaha dari sumber (hulu)
sampai
muara
(hilir)
untuk
membuang/mengalirkan hujan kelebihan melalui
saluran drainase dan atau sungai ke badan air
(pantai/laut, danau, situ, waduk, dan bozem)
dengan waktu seoptimal mungkin sehingga tidak
menyebabkan terjadinya masalah kesehatan dan
banjir di dataran banjir yang dilalui oleh saluran
dan atau sungai tersebut (akibat kenaikan debit
puncak dan pemendekan waktu mencapai debit
puncak).

Berbeda dengan prinsip lama, yaitu mengalirkan


limpasan air hujan ke badan air penerima
secepatnya, drainase berwawasan lingkungan
bekerja dengan berupaya memperlambat aliran
limpasan air hujan.
Prinsipnya, air hujan yang jatuh ditahan dulu agar
lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui
bangunan resapan, baik buatan maupun alamiah
seperti kolam tandon, sumur-sumur resapan,
biopori, dan lain-lain.
Pelestarian prasarana dan sarana drainase mandiri
berbasis masyarakat sangat bergantung pada
kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengoperasikan, memanfaatkan, dan memelihara
prasarana dan sarana yang ada.

Masyakarat dapat berperan dan berpartisipasi


dalam
setiap
tahapan
perencanaan,
pembangunan, operasional dan pemeliharaan
sistem jaringan drainase melalui beberapa
tahap, antara lain:
a. Tahap Survei dan Investigasi
b. Tahap Perencanaan
c. Tahap Pembebasan Lahan
d. Tahap Pembangunan
e. Tahap Operasi dan Pemeliharaan
f. Tahap Monitoring dan Evaluasi

Cara paling efektif agar drainase berwawasan lingkungan ini


dapat berkelanjutan adalah peran serta masyarakat untuk ikut
aktif di dalam penerapan pelestarian air tanah karena jika
persediaan air tanah habis, merekalah yang paling merasakan
akibatnya. Masyarakat dapat berperan aktif untuk ikut menabung
air melalui kolam tandon penampung air hujan, berupa reservoir
bawah tanah maupun dengan tangki penampung yang berfungsi
menampung dan mengalirkan air hujan yang jatuh dari
permukaan tanah, bangunan, juga atap rumah.
a. Sumur Resapan, Solusi Termurah
Sumur resapan adalah salah satu solusi murah dan cepat untuk
masalah banjir. Umumnya sumur resapan berbentuk bundar
dengan diameter minimal 1 meter. Lubang galian sebelah atas
sampai lapisan tanah relatif keras dan bersemen agar dilindungi
dengan bidang penahanan longsoran dinding sumur (bisa dari
bambu, pasangan bata, base beton atau drum). Kedalaman sumur
resapan relatif tergantung kondisi formasi batuan dan muka air
tanah. Untuk daerah yang muka air tanahnya dalam, kedalaman
sumur resapan dapat dibuat hingga mencapai 5 meter.

b. Pentingnya Drainase di Kawasan Rawan


Banjir (Perkotaan)
Saat ini sistem drainase sudah menjadi salah satu
infrastruktur perkotaan yang sangat penting.
Kualitas manajemen suatu kota dapat dilihat dari
kualitas sistem drainase yang ada. Sistem drainase
yang baik dapat membebaskan kota dari genangan
air. Genangan air menyebabkan lingkungan menjadi
kotor dan jorok, menjadi sarang nyamuk, dan
sumber
penyakit
lainnya,
sehingga
dapat
menurunkan kualitas lingkungan, dan kesehatan
masyarakat.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah
satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan
masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan
kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat.

Kesimpulan
Drainase merupakan suatu sistem untuk menyalurkan
air hujan. Sistem ini mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat,
apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di
perkotaan. Drainasejuga merupakan salah satu
fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan
komponen
penting
dalam
perencanaan
kota
(perencanaan infrastruktur khususnya).
Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan
air permukaan ke badan air (sumber air permukaan
dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan
resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali
kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk
memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.

Anda mungkin juga menyukai