Anda di halaman 1dari 321

LAMPIRAN A

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 PER TAHUN

NO.

SASARAN
KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA


(OUTCOME)

SATUAN

TAHUN 2014
(BASELINE)

TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

TAHUN 2019

2015-2019

CAPAIAN S/D 2019

META INDIKATOR

I. Keselamatan dan Keamanan


1 Menurunnya angka
kecelakaan
transportasi

1 Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional


a. Transportasi Perkeretaapian

Ratio kecelakaan/ 1
juta km
Ratio kejadian
kecelakaan/ 10.000
Freight
c. Transportasi udara
Rasio kejadian/ 1
juta fligth
2 Jumlah pedoman standar keselamatan
Dokumen
3 Jumlah sarana dan prasarana keselamatan
Meter2
m1
unit/ paket
4 Jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi Jumlah Kejadian /
Tahun

0,65

0,55

0,55

0,55

0,55

0,55

0,55

0,55

1,080

0,972

0,875

0,788

0,709

0,638

0,638

0,638

6,56

4,41

3,92

3,43

2,94

2,45

2,45

2,45

7
400.000
20.000
6.576
16

27
435.000
20.500
6.277
332

26
3.266.250
30.000
13.322
299

26
3.266.250
50.000
15.446
270

27
3.266.250
100.000
15.641
244

28
3.266.250
150.000
15.608
221

134
13.500.000
350.500
65.705
221

141
13.900.000
370.500
72.281
221

Dokumen

19

23

15

15

15

15

83

102

50,07

54,70

59,37

64,03

68,70

73,33

73,33

73,33

Orang

926.443

266.844

284.304

284.623

289.688

294.750

1.420.209

2.346.652

n/a

70

75

75

80

80

80

80

(Jumlah Permanfaatan Penelitian/Jumlah Total Penelitian)x100%

Nilai RB

42 ( C )

71,8 (BB)

74 (BB)

77 (BB)

80 (A)

100 (A)

100 (A)

100 (A)

Hasil penilaian pelaksanaan reformasi birokrasi oleh Kemenpan


RB

Rp. Triliun

162,6

208,2

266,5

341,1

436,6

558,9

558,9

721,5

Nilai Aset Negara yang berhasil diinventarisasi

Opini BPK
Nilai AKIP

WTP
B

WTP
A
(80)
15

WTP
A
(82,5)
15

WTP
AA
(85,25)
15

WTP
AA

n/a

WTP
A
(77,5)
27,5

WTP
AA

Prosentase (%)

WTP
A
(75)
27,5

100

100

Nilai KIP

95,2

96

97

98

99

100

100

100

Rata-rata Opini BPK atas Laporan Keuangan Kemenhub tiap Unit


Eselon
II
Nilai
Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada
Sekretariat Jenderal
(Jumlah Jenis Perijinan yang disederhanakan/Total Jumlah
Perijinan)x100%
Nilai Keterbukaan Informasi Publik

b. Transportasi laut

2 Menurunnya
Jumlah Gangguan
Keamanan dalam
Penyelenggaraan
Transportasi

[(Jumlah Kejadian Kecelakaan/1 Juta Km)/(Total Kejadian


Kecelakaan/1 Juta Km)]x100%
Rasio kejadian kecelakaan pada setiap 10.000 freight (Surat
Persetujuan Berlayar yang diterbitkan)
(Jumlah Kejadian Kecelakaan /1 Juta Flight)/(Total Kejadian
Kecelakaan/1 Juta Flight)
Jumlah dokumen yang disusun
Jumlah sarana dan prasarana keselamatan

Jumlah Kejadian Gangguan/Tahun

II. Pelayanan
3 Meningkatnya
kinerja pelayanan
sarana dan
prasarana
transportasi

5 Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana


transportasi

4 Terpenuhinya SDM
transportasi dalam
jumlah &
kompetensi sesuai
dengan kebutuhan

7 Peningkatan Jumlah Lulusan SDM Transportasi Bersertifikat:

5 Meningkatnya
kualitas penelitian
sesuai dengan
kebutuhan

8 Persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan


rekomendasi kebijakan

6 Kinerja Prasarana Transportasi

9 Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi


6 Meningkatnya
kinerja
Kementerian
Perhubungan dalam 10 Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah
pengelolaan BMN
mewujudkan good
governance
11 Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan
12 Nilai AKIP Kementerian Perhubungan
13 Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Kementerian
Perhubungan
14 Keterbukaan Informasi Publik

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama

1 dari 3

Jumlah dokumen yang disusun


Transportasi Laut (Waiting Time, Approach Time, Effective Time )

Jumlah Lulusan SDM Transportasi

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

NO.

SASARAN
KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA


(OUTCOME)

Meningkatnya
15 Jumlah peraturan perundang-undangan di sektor transportasi
I. 7Keselamatan
dan Keamanan
penetapan dan
yang ditetapkan (selain keputusan menteri)
kualitas regulasi
dalam
implementasi
kebijakan bidang
perhubungan

8 Menurunnya emisi
gas rumah kaca
(RAN-GRK) dan
meningkatnya
penerapan
teknologi ramah
lingkungan pada
sektor tansportasi

16 Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional


yang dapat diturunkan

TAHUN 2014
(BASELINE)

TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

TAHUN 2019

2015-2019

CAPAIAN S/D 2019

Peraturan

100

100

50

50

50

50

300

300

Juta ton CO2e

4,746

2,708

5,303

8,349

11,777

18,962

18,962

18,962

META INDIKATOR
Jumlah Peraturan Diterbitkan

Jumlah Emisi Gas Rumah Kaca yang dapat diturunkan dengan


pendekatan sebagai berikut : G = A.S.I.F
G = Jumlah Emisi (Ton CO2)
A = Tingkat Aktivitas Perjalanan (Ton-Km, Km-Kendaraan,
Penumpang-Km)
S = Struktur Moda (1/Ton-Km, 1/Km-Kendaraan, 1/PenumpangKm)
I = Intensitas Bahan Bakar (Liter) ; F = Faktor Emisi (Ton Carbon)

17 Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah


lingkungan
9

SATUAN

Meningkatnya
18 Persentase Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti
kualitas kinerja
pengawasan dalam
rangka
mewujudkan clean
governance

19 Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat


JFA

Lokasi/Unit

2.313

234

1.171

2.183

5.221

5.179

13.988

16.301

Jumlah Lokasi/ Unit yang menerapkan teknologi ramah


lingkungan

25.70

25

30

40

55

75

75

75

(Jumlah Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti/Jumlah


Rekomendasi Hasil Audit)x100%

Orang

116

125

145

160

175

190

190

190

Jumlah Orang

Terminal/Dermaga/
Bandara/Pelabuhan

367

436

209

273

247

255

414

541

Jumlah prasarana yang dibangun/ dikembangkan

Km'sp
Rute
Bus/Unit/Kapal

5.434
n/a
440

186,99
5
1.170

409,65
7
654

724,43
9
639

900,33
11
575

1036,6
13
617

3.258
13
3.485

8.692
13
3.955

Proyek

17

19

Jumlah Proyek KPS

Trayek/ Lintas/ Rute

632

736

798

863

923

984

984

984

Jumlah Rute Angkutan Perintis

Trayek/ Lintas/ Rute

49

48

48

50

51

53

55

56

Jumlah Rute

Lokasi

23

26

30

33

37

42

42

42

Jumlah Lokasi

III. Kapasitas Transportasi


20 Peningkatan kapasitas prasarana
10 Meningkatnya
layanan
transportasi di
daerah rawan
bencana,
21 Peningkatan kapasitas sarana:
perbatasan, terluar,
terpencil dan
khususnya wilayah 22 Terselenggaranya Proses Kerjasama Pemerintah Swasta dalam
penyediaan infrastruktur transportasi
timur Indonesia

23 Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis


11 Meningkatnya
layanan
transportasi di
daerah rawan
24 Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis menjadi komersial
bencana,
perbatasan, terluar,
terpencil dan
khususnya wilayah
timur Indonesia

25 Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem angkutan


12 Meningkatnya
pelayanan angkutan
massal berbasis jalan dan kereta api
umum massal
perkotaan

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama

2 dari 3

Jumlah sarana yang dibangun/ dikembangkan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
NO.
KEMENTERIAN
(OUTCOME)
12 Meningkatnya
PERHUBUNGAN
pelayanan angkutan
umum massal
26 Modal share ( pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di
I. Keselamatan
dan Keamanan
perkotaan
Kota Megapolitan/Metropolitan/ Besar khusus BRT

13 Meningkatnya
aplikasi teknologi
informasi dan
skema sistem
manajemen
transportasi
perkotaan

27 Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan


dengan menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh
ibukota provinsi/ kota besar/ kota metropolitan

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama

SATUAN

TAHUN 2014
(BASELINE)

TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

TAHUN 2019

2015-2019

CAPAIAN S/D 2019

10

12

12

12

(Modal Share Angkutan Umum Perkotaan (Pangsa Pasar)


Tergunakan)/Jumlah Angkutan Umum) x 100%

Lokasi

20

25

27

34

42

50

50

50

Jumlah lokasi yang menerapkan ATCS

3 dari 3

META INDIKATOR

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

LAMPIRAN A1

RINCIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 PER TAHUN
SASARAN
NO. KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA


(OUTCOME)

SATUAN

TAHUN 2014
(BASELINE)

TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

TAHUN 2019

2015-2019

CAPAIAN S/D 2019

0.65

0.55

0.55

0.55

0.55

0.55

0.55

0.55

KEGIATAN STRATEGIS

I. Keselamatan dan Keamanan


1 Menurunnya
angka
kecelakaan
transportasi

Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional


a. Transportasi Perkeretaapian

Ratio
kecelakaan/ 1
juta km

Peningkatan/rehabilitasi jalur KA
sepanjang 1225 Km'sp
Peningkatan/rehabilitasi jembatan KA
sepanjang 269 Unit
Peningkatan/rehabilitasi persinyalan,
dan telekomunikasi KA sebanyak 41
Paket
Pelaksanaan Perawatan dan
Pengoperasian Prasarana
Perkeretaapian Milik Negara
Pembinaan bidang keselamatan
perkeretaapian sebanyak 22 Paket
Pengamanan perlintasan sebidang

b. Transportasi laut

Ratio kejadian
kecelakaan/
10.000 Freight

1,080

0,972

0,875

0,788

0,709

0,638

0,638

0,638

Rasio kejadian/ 1
juta fligth

6,56

4,41

3,92

3,43

2,94

2,45

2,45

2,45

Jumlah pedoman standar keselamatan

Dokumen

27

26

26

27

28

134

141

a. Transportasi darat

Dokumen

18

19

Penyusunan dokumen
Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/
Pedoman/ Kriteria/Prosedur terkait
keselamatan bidang Perhubungan
Darat

b. Transportasi perkeretaapian

Dokumen

Penyusunan dokumen
Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/
Pedoman/ Kriteria/Prosedur terkait
keselamatan bidang Perkeretaapian

c. Transportasi laut

Dokumen

11

11

11

11

11

55

58

Penyusunan Pedoman dan Standar;


Penerbitan Surat Edaran dan SK
Dirjen

d. Transportasi udara

Dokumen

13

11

11

12

13

60

62

Penyusunan dokumen
Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/
Pedoman/ Kriteria/Prosedur terkait
keselamatan bidang Perhubungan
Udara

Meter2

400.000

435.000

3.266.250

3.266.250

3.266.250

3.266.250

13.500.000

13.900.000

m1
unit/Paket

20.000
6.576

20.500
6.277

30.000
13.322

50.000
15.446

100.000
15.641

150.000
15.608

350.500
65.705

370.500
72.281

c. Transportasi udara
2

Pengadaan fasilitas dan peralatan


bidang keselamatan perkeretaapian
sebanyak 95 paket
Pengawasan, Pemenuhan dan
Pemeliharaan Pada SBNP, GMDSS,
VTS, Kapal Patroli, Kapal Kenavigasian
serta Alur Pelayaran

Jumlah sarana dan prasarana keselamatan

Pengadaan fasilitas dan peralatan


bidang keselamatan penerbangan

a. Transportasi darat

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama

1 dari 7

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

SASARAN
NO. KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA


(OUTCOME)

I. Keselamatan dan Keamanan

SATUAN

TAHUN 2014
(BASELINE)

TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

TAHUN 2019

2015-2019

CAPAIAN S/D 2019

KEGIATAN STRATEGIS

Meter2

400.000

435.000

3.266.250

3.266.250

3.266.250

3.266.250

13.500.000

13.900.000

Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas


Perlengkapan Jalan : Marka Jalan Tepi
dan Tengah

2) Jumlah Rambu Lalu Lintas

Unit

800

900

2.025

2.025

2.025

2.025

9.000

9.800

Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas


Perlengkapan Jalan : Rambu Jalan

3) Jumlah APILL

Unit

50

145

200

300

450

500

1.595

1.645

Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas


Perlengkapan Jalan : Alat Pemberi
Isyarat Lalu Lintas/ Traffic Light

4) Jumlah Alat Penerangan Jalan Umum

Unit

2.500

3.000

10.500

10.500

10.500

10.500

45.000

47.500

Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas


Perlengkapan Jalan : Penerangan
Jalan

5) Jumlah Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan


(Fasilitas UPPKB)

Unit

15

20

30

68

68

Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas


Perlengkapan Jalan : fasilitas UPPKB

6) Jumlah Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna


Jalan (guard rail )

m1

20.000

20.500

30.000

50.000

100.000

150.000

350.500

370.500

Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas


Perlengkapan Jalan : Guard Rail

7) Jumlah SBNP dan Rambu Sungai

Unit

130

1.646

29

2.039

2.078

2.036

7.828

7.958

Unit
Unit
Unit

106
1.722
29

25
1.143
23

29
0
71

39
2.000
90

78
2.000
109

36
2.000
126

207
7.143
112

313
8.865
141

1) Jumlah Marka Jalan

- SBNP
- Rambu Sungai
b. Transportasi perkeretaapian
1)

Tingkat Ketersediaan fasilitas dan peralatan


peningkatan keselamatan & SDM perkeretaapian

Unit

29

18

67

87

106

124

95

124

Pengadaan fasilitas dan peralatan


bidang keamanan perkeretaapian

2)

Tingkat Ketersediaan ATP

Unit

17

17

Pengadaan perangkat Automatic


Train Protection (ATP)

Unit
Unit
Unit
Unit
Unit

2.755
2.269
73
34
315
64

322
206
23
6
77
38
39
10

288
137
23
3
105
30
30
45
20

345
137
55
4
124
35
30
59
25

324
137
26
20
115
17
31
67
26

260
137
16
2
83
9
74
22

1.257
754
143
35
284
120
100
284
41

4.012
3.023
216
69
599

10

10

10

11

11

312

239

5
208

10
132

15
135

11
131

41
845

1.157

c. Transportasi laut
1) Jumlah Pembangunan SBNP
2) Jumlah Pembangunan dan Upgrade GMDSS
3) Jumlah Pembangunan dan Upgrade VTS
4) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal
- Pembangunan Baru Kapal Patroli
- Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli
- Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli
Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal
5) Kenavigasian
- Pembangunan Baru Kapal Negara Kenavigasian

Unit

- Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian


- Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara
Kenavigasian
d. Transportasi
udara

2 Menurunnya
Jumlah
Gangguan
Keamanan
dalam
Penyelenggaraan
Transportasi

Paket

105

-Jumlah peningkatan fasilitas pelayanan darurat

Paket

88

53

44

42

37

36

212

300

-Jumlah peningkatan fasilitas keamanan penerbangan

Paket

224

186

164

90

98

95

633

857

Jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa


transportasi

Jumlah Kejadian
/ Tahun

16

332

299

270

244

221

221

221

a. Transportasi perkeretaapian (pelemparan batu)

Jumlah Kejadian
/ Tahun

n/a

320

288

260

234

211

211

211

b. Transportasi laut

Jumlah Kejadian
/ Tahun

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama

Pembangunan SBNP dan Rambu


Sungai

2 dari 7

Pembangunan SBNP
Pembangunan GMDSS
Pembangunan VTS
Pembangunan kapal patroli

Pembangunan kapal kenavigasian

Pengadaan fasilitas dan peralatan


bidang keamanan penerbangan (Fas.
Keamanan dan PK-PPK)

Kegiatan Sosialisasi Peningkatan


Keselamatan Perkeretaapian
Pelaksanaan Patroli dan Pengawasan
Pada Jalur Lalu Lintas Pelayaran

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

2 Menurunnya
Jumlah
Gangguan
Keamanan
dalam
Penyelenggaraan
SASARAN
NO. Transportasi
KEMENTERIAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA


(OUTCOME)

TAHUN 2014
(BASELINE)

TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

TAHUN 2019

2015-2019

CAPAIAN S/D 2019

Jumlah Kejadian
/ Tahun

Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana


transportasi

Dokumen

19

23

15

15

15

15

83

102

a. Transportasi darat

Dokumen

21

24

Penyusunan dokumen
Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/
Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang
Perhubungan Darat

b. Transportasi perkeretaapian (penyempurnaan/revisi)

Dokumen

Penyusunan dokumen
Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/
Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang
lalu lintas dan angkutan kereta api
(terkait SPM, penyelenggaraan PSO
dan KA Perintis)

c. Transportasi laut

Dokumen

30

34

Penyusunan Pedoman dan Standar;


Penerbitan Surat Edaran dan SK
Dirjen

d. Transportasi udara

Dokumen

10

10

30

40

Penyusunan dokumen
Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/
Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang
Perhubungan Udara

%
%
%
%

50,07
36,8
43,7
69,7

54,70
43,4
48,9
71,8

59,37
50,10
54,2
73,8

64,03
56,7
59,5
75,9

68,70
63,4
64,8
77,9

73,33
70
70
80

73,33
70
70
80

73,33
70
70
80

Peningkatan Jumlah Lulusan SDM Transportasi Bersertifikat:

Orang

926.443

266.844

284.304

284.623

289.688

294.750

1.420.209

2.346.652

a. SDM Aparatur Kemenhub (termasuk berasal Dishub)

Orang

35.925

13.588

14.765

14.725

14.745

14.745

72.568

108.493

Terbangunnya Kampus Terpadu SDM


Transportasi (ATKP Makassar)

b. SDM yang berasal dari Masyarakat

Orang

890.518

253.256

269.539

269.898

274.943

280.005

1.347.641

2.238.159

Terbangunnya Kampus Terpadu SDM


Transportasi (PIP Makassar)

PERHUBUNGAN

I. Keselamatan dan Keamananc. Transportasi udara

SATUAN

KEGIATAN STRATEGIS
Pembangunan fasilitas keamanan
penerbangan

II. Pelayanan
3 Meningkatnya
kinerja
pelayanan
sarana dan
prasarana
transportasi

4 Terpenuhinya
SDM
transportasi
dalam jumlah

& kompetensi
sesuai dengan
kebutuhan

5 Meningkatnya
kualitas
penelitian sesuai
dengan
kebutuhan

Kinerja Prasarana Transportasi


Transportasi Laut
1) Pencapaian Waiting Time (WT)
2) Pencapaian Approach Time (AT)
3) Pencapaian Effective Time (ET)

Persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan


rekomendasi kebijakan

n/a

70

75

75

80

80

80

80

Pengawasan Operasional Bongkar


Muat di Pelabuhan Berdasarkan
Ketentuan Yang Ditetapkan

Terbangunnya Kampus BP2TD di Bali


Terbangunnya Kampus Baru Akademi
Perkeretaapian di Madiun & Kampus
Lainnya
Perencanaan transportasi dengan
menyusun dokumen perencanaan
yang menjadi kebutuhan Ditjen,
seperti penyusunan Rencana Induk
(Terminal/ Bandara/ Pelabuhan/
Stasiun) & Tatrawil/ Tatralok
Pengembangan klinik transportasi
dengan memberikan pelayanan
penelitian dan pengembangan
kepada daerah yang memerlukan
kajian dalam menyelesaikan
permasalahan transportasi di daerah,
sehingga dapat menjadi masukan
dalam perumusan kebijakan oleh
Pemerintah Daerah

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama

3 dari 7

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

SASARAN
NO. KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA


(OUTCOME)

SATUAN

TAHUN 2014
(BASELINE)

TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

TAHUN 2019

2015-2019

CAPAIAN S/D 2019

Penyusunan NSPK dilakukan dalam


memenuhi amanat/ turunan
peraturan-perundangan

I. Keselamatan dan Keamanan

6 Meningkatnya
kinerja
Kementerian
Perhubungan
dalam
mewujudkan
good
governance

Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi

KEGIATAN STRATEGIS

Nilai RB

42 ( C )

71,8 (BB)

74 (BB)

77 (BB)

80 (A)

100 (A)

100 (A)

100 (A)

Pelaksanaan penilaian mandiri


reformasi birokrasi, penyusunan
roadmap reformasi birokrasi, dan
sosialisasi pelaksanaan reformasi
birokrasi

10 Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah


pengelolaan BMN

Rp. Triliun

162,6

208,2

266,5

341,1

436,6

558,9

558,9

721,5

Penyusunan Laporan SIMAK BMN


Tahunan

11 Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan

Opini BPK

WTP

WTP

WTP

WTP

WTP

WTP

WTP

WTP

Penyusunan Laporan Keuangan


Kementerian Perhubungan berbasis
akrual yang tepat waktu, relevan,
andal, dapat dibandingkan, dan dapat
dipahami
Sosialisasi kegiatan akuntansi dan
sistem prosedur keuangan berbasis
akrual
tindak lanjut hasil pemeriksaan dari
aparat internal maupun eksternal
yang cepat dan tepat
Pembekalan pengelola anggaran di
lingkungan Kementerian
Perhubungan

12 Nilai AKIP Kementerian Perhubungan

Nilai AKIP

A
(75)

A
(77,5)

A
(80)

A
(82,5)

AA
(85,25)

AA

AA

Prosentase (%)

n/a

27,5

27,5

15

15

15

100

100

a. Transportasi darat

Prosentase (%)

n/a

50

50

100

100

Pengawasan Penerbitan Perizinan


Sesuai Ketentuan Yang Ditetapkan

b. Transportasi perkeretaapian

Prosentase (%)

n/a

20

20

20

20

20

100

100

Pembinaan penyelenggaraan
prasarana, sarana dan LLAKA

c. Transportasi laut

Prosentase (%)

n/a

20

20

20

20

20

100

100

Pengawasan Penerbitan Perizinan


Sesuai Ketentuan Yang Ditetapkan

d. Transportasi udara

Prosentase (%)

n/a

20

20

20

20

20

100

100

Pengawasan Penerbitan Perizinan


Sesuai Ketentuan Yang Ditetapkan

Nilai KIP

95,2

96

97

98

99

100

100

100

Pengembangan sistem basis data


yang dapat diakses oleh publik

Peraturan

100

100

50

50

50

50

300

300

Perencanaan, persiapan, dan


pembahasan rancangan peraturan;
Pengesahan oleh Menhub;
Pengundangan oleh Menkumham;
Penyebarluasan peraturan yang telah
diundangkan melalui Portal
Kemenhub dan kegiatan sosialisasi;
Evaluasi peraturan melalui uji petik
dan rapat koordinasi teknis.

13 Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan


Kementerian Perhubungan

14 Keterbukaan Informasi Publik

7 Meningkatnya
penetapan dan
kualitas regulasi
dalam
implementasi
kebijakan bidang
perhubungan

Pengelolaan dan penatausahaan


BMN di lingkungan Kementerian
Perhubungan
Pelaksanaan e-performance di
lingkungan Kementerian
Perhubungan

15 Jumlah peraturan perundang-undangan di sektor


transportasi yang ditetapkan (selain keputusan menteri)

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama

4 dari 7

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

SASARAN
NO. KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA


(OUTCOME)

SATUAN

TAHUN 2014
(BASELINE)

TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

TAHUN 2019

2015-2019

CAPAIAN S/D 2019

KEGIATAN STRATEGIS

Juta ton CO2e

4,746

2,708

5,303

8,349

11,777

18,962

18,962

18,962

Dengan penerapan teknologi ramah


lingkungan maka akan semain besar
jumlah emisi GRK sektor transportasi
yang dapat diturunkan

Juta ton CO2e

0,172

0,39

0,68

0,94

1,18

1,33

1,33

1,33

Kegiatan Smart Driving, Pengadaan


Bus BRT, Pembangunan Trotoar /
fasilitas integrasi moda dan jalur
sepeda, Sistem APILL terkoordinasi,
Andalalin

Juta ton CO2e

0,042

0,259

0,476

0,693

0,91

1,127

1,127

1,127

Pembangunan listrik aliran atas KA


sepanjang 300 Km'sp

c. Transportasi Laut

Juta ton CO2e

0,28

0,336

0,392

0,448

0,504

0,56

0,56

0,56

Pengadaan SBNP Bertenaga Genset


menjadi Solar Cell, Efisiensi
Operasional Bongkar Muat di
Pelabuhan

d. Transportasi Udara

Juta ton CO2e

4,252

1,723

3,755

6,268

9,183

15,945

15,945

15,945

Lokasi/Unit

2.401

236

1.171

2.183

5.221

5.179

13.990

16.391

unit
unit

106
0

25
0

1.029
1.000

2.039
2.000

5.078
5.000

5.036
5.000

13.207
13.000

13.313
13.000

Unit
Lokasi

106
1

25
0

29
0

39
2

78
1

36
1

207
4

313
5

c. Transportasi Laut
SBNP Solar Cell

Unit
Unit

2.269
2.269

206
206

137
137

137
137

137
137

137
137

754
754

3.023
3.023

d. Transportasi Udara

Lokasi

25

25

50

Penerapan bandara dengan konsep


eco-airport

25.70

25

30

40

55

75

75

75

Pelaksanaan Monitoring Tindak


Lanjut Hasil Pengawasan

Orang

116

125

145

160

175

190

190

190

Pelaksanaan Diklat JFA bekerja sama


dengan Instansi terkait

Terminal/Dermag
a/Bandara/Pelabu
han

227

436

209

273

247

255

414

541

Km'sp

5.434

186,99

409,65

724,43

900,33

1036,6

3.258

8.692

Menurunnya
16 Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi
I. 8Keselamatan
dan Keamanan
emisi gas rumah
nasional yang dapat diturunkan
kaca (RAN-GRK)
dan
meningkatnya
a. Transportasi Darat
penerapan
teknologi ramah
lingkungan pada
sektor
tansportasi.
b. Transportasi Perkeretaapian

17 Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah


lingkungan
a. Transportasi Darat
1) Penerangan Jalan Umum listrik yang dilengkapi
dengan sensor
2) SBNP
b. Transportasi Perkeretaapian

Meningkatnya
18 Persentase Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti
kualitas kinerja
pengawasan
dalam rangka
19 Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat
mewujudkan
JFA *
clean
governance
III. Kapasitas Transportasi

20 Peningkatan kapasitas prasarana:


10 Meningkatnya
layanan
transportasi di
daerah rawan
bencana,
perbatasan,
terluar, terpencil
dan
Lampiran
A -khususnya
Indikator Kinerja Utama
wilayah timur
Indonesia

5 dari 7

Inisiatif modernisasi sarana pesawat


udara, inisiatif penggunaan bahan
bakar aviation biofuel dan biodiesel,
inisiatif efisiensi operasional pesawat
udara, inisiatif air traffic management
dan PBN, Inisiatif penggunaan energi
terbarukan dan eco-airport.

Pengadaan dan pemasangan


Penerangan Jalan Umum listrik yang
dilengkapi dengan sensor
Pembangunan SBNP
Pembangunan listrik aliran atas KA
(Jabodetabek, Yogyakarta - Solo,
Bandung, Surabaya, Medan)
sepanjang 300 Km'sp - merupakan
elektrifikasi
Pengadaan SBNP yang menggunakan
teknologi solar cell

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

10 Meningkatnya
SASARAN
layanan
NO. transportasi
KEMENTERIAN
di
PERHUBUNGAN
daerah
rawan

INDIKATOR KINERJA UTAMA


(OUTCOME)

SATUAN

TAHUN 2014
(BASELINE)

TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

TAHUN 2019

2015-2019

CAPAIAN S/D 2019

Rute
Terminal

n/a
17

5
1

7
7

9
7

11
12

13
14

13
41

13
58

Jumlah pembangunan/ pengembangan dermaga sungai


dan danau

Dermaga

46

14

37

19

23

93

139

Pembangunan dan Dermaga Sungai


dan Danau

Jumlah pembangunan/ pengembangan Dermaga


Penyeberangan untuk menghubungkan seluruh lintas
penyeberangan sabuk Utara, Tengah, dan Selatan serta
poros poros penghubungnya
d. Terbangunnya jalur kereta api
e. Jumlah pembangunan/ lanjutan/ penyelesaian dan
pengembangan Pelabuhan laut non komersial

Dermaga

62

13

26

12

14

65

127

Pembangunan dan Dermaga


Penyeberangan

Km'sp
Pelabuhan

5.434
n/a

186,99
306

409,65
100

724,43
100

900,33
100

1036,6
100

3.258
100

8.692
100

Rute

n/a

11

13

13

13

Bandara

100

100

100

100

100

100

100

100

bencana,
I. Keselamatan dan Keamanan
perbatasan,
a.
terluar, terpencil
dan khususnya
b.
wilayah timur
Indonesia
c.

Jumlah pembangunan/peningkatan Terminal Penumpang


Tipe A

f. Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Terartur dalam


mendukung Tol Laut
g. Jumlah pembangunan/ pengembangan Bandar udara
1) Pengembangan Bandara
2) Pembangunan Bandara Baru
21 Peningkatan kapasitas sarana:

15

17

1.170
1.050
9

654
530
24

639
530
25

575
530
31

617
530
73

3.485
3.170
162

3.955
3.473
204

100

70

103

157

Pembangunan dan Peningkatan /


Rehab Terminal Penumpang

Pembangunan jalur kereta api


sepanjang 3.258
Km'sp
Pelaksanaan
Pembangunan/
Lanjutan/ Penyelesaian Pelabuhan
Baru dan Pengembangan Pelabuhan
Existing tahun 2015 s/d 2019
sebanyak 500 kegiatan pada 100
lokasi pelabuhan
Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan
untuk mendukung Tol Laut
Pembangunan/ pengembangan
bandara eksisting, bandara baru dan
bandara kargo

a. Jumlah BRT
b. Jumlah sarana kereta api

Bus
Unit

440
303
42

c. Jumlah Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis

Kapal

54

103

100

70

30

70

103

Kapal

41

14

14

14

50

91

Proyek

17

19

a. Transportasi Perkeretaapian

Proyek

n.a

Pembinaan penyelenggaraan
prasarana, sarana dan LLAKA yaitu (6
lokasi proyek terdiri atas: LRT cibubur,
KA Batubara Kalteng, KA Batubara
Muara enim-P.Baai, KA Bandara
Soetta ExpressLine, Monorel
Palembang, Monorel Bandung)

b. Transportasi Laut

Proyek

10

Meningkatkan Performance UPT Dan


Menawarkan Kepada Investor

c. Transportasi Udara

Proyek

n.a

Penyiapan dokumen terhadap


infrastruktur yang siap ditawarkan
kepada swasta

Trayek/ Lintas/
Rute
Trayek/ Lintas/
Rute

632

736

798

863

923

984

984

984

205

217

227

237

247

257

257

257

- Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut


Perintis
- Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut
Perintis
- Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Angkutan
Laut Perintis
d. Jumlah kapal penyeberangan
22 Terselenggaranya Proses Kerjasama Pemerintah Swasta
dalam penyediaan infrastruktur transportasi

11 Meningkatnya
layanan
transportasi di
daerah rawan
bencana,
perbatasan,
terluar, terpencil
dan khususnya
wilayah timur
Indonesia

Bandara
Bus/Unit/Kapal

KEGIATAN STRATEGIS

23 Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis


a. Angkutan Jalan

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama

6 dari 7

Pengadaan Bus BRT


Pengadaan sarana KA angkutan
penumpang (APBN)
Pengawasan dan Berkoordinasi
Dengan Perusahaan Pelayaran

Pengadaan Kapal Penyeberangan

Subsidi Operasional Angkutan Perintis


Jalan, Monitoring Keperintisan Jalan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

11 Meningkatnya
layanan
SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
di
NO. transportasi
KEMENTERIAN
(OUTCOME)
daerah
rawan
PERHUBUNGAN
bencana,
b. Angkutan Penyeberangan
perbatasan,
I. Keselamatan
dan Keamanan
terluar, terpencil
dan khususnya
wilayah timur
c. Angkutan Kereta Api
Indonesia
d. Angkutan Laut
e. Angkutan Udara
24 Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis menjadi komersial
a. Angkutan Penyeberangan
b. Angkutan Kereta Api
c. Angkutan Udara
12 Meningkatnya
pelayanan
angkutan umum
massal
perkotaan

25 Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem


angkutan massal berbasis jalan dan kereta api
a. Transportasi Darat
b. Transportasi Perkeretaapian

26 Modal share ( pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di


Kota Megapolitan/Metropolitan/ Besar khusus BRT
27 Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan
13 Meningkatnya
aplikasi teknologi
dengan menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh
informasi dan
ibukota provinsi/ kota besar/ kota metropolitan
skema sistem
manajemen
transportasi
perkotaan

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama

TAHUN 2014
(BASELINE)

TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

TAHUN 2019

2015-2019

CAPAIAN S/D 2019

KEGIATAN STRATEGIS

Trayek/ Lintas/
Rute

178

210

225

240

250

261

261

261

Subsidi Operasional Angkutan Perintis


Penyeberangan, Monitoring
Keperintisan Penyeberangan

Trayek/ Lintas/
Rute
Trayek/ Lintas/
Rute
Trayek/ Lintas/
Rute
Trayek/ Lintas/
Rute

Penyelenggaraan subsidi angkutan


kereta api
Penyelenggaraan Angkutan Laut
Perintis
Subsidi Operasional Angkutan Perintis
Udara

SATUAN

84

89

113

140

167

193

193

193

164

217

228

240

252

265

265

265

49

48

48

50

51

53

55

56

48

48

48

49

49

50

50

50

Monitoring Kinerja

n/a

Monitoring Kinerja

Monitoring Kinerja

23

26

30

33

37

42

42

42

Lokasi
Lokasi

18
5

21
5

23
7

25
8

27
10

29
13

29
13

29
13

10

12

12

12

Lokasi

20

25

27

34

42

50

50

50

Trayek/ Lintas/
Rute
Trayek/ Lintas/
Rute
Trayek/ Lintas/
Rute
Lokasi

7 dari 7

Pengadaan Bus BRT


Pembangunan listrik aliran atas KA
(Jabodetabek, Yogyakarta - Solo,
Bandung, Surabaya, Medan)
sepanjang 300 Km'sp
Pengadaan Bus BRT

Pengadaan dan Pemasangan ATCS di


Ibukota Provinsi/ Kota-Kota Besar/
Kota Kota Metropolitan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

LAMPIRAN B

KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019


UNIT
PENANGGUNG JAWAB

UNIT TERKAIT/ INSTITUSI

TARGET
PENYELESAIAN

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
RPP Ganti Rugi Kerugian Angkutan Jalan, Prioritas Tahun 2015
PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan
RPP Keamanan dan Keselamatan LLAJ
Menunggu keputusan 5 instansi pembina LLAJ mengenai leading sector RPP
tersebut
Pasal 209, mengenai pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan hidup di bidang lalu lintas dan angkutan jalan
RPP Dampak Lingkungan LLAJ
Pasal 210, mengenai tata cara, persyaratan dan prosedur penanganan ambang batas emisi gas buang dan tingkat kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan RPP Dampak Lingkungan LLAJ
bermotor
Pasal 218, mengenai tata cara dan kriteria pengenaan sanksi administratif
RPP Dampak Lingkungan LLAJ
Pasal 242, mengenai pemberian perlakuan khusus di bidang lalu lintas dan angkutan jalan kepada penyandang cacat, usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
orang sakit
Pasal 244 ayat (2), mengenai kriteria dan tata cara pengenaan sanksi administratif
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Pasal 252, mengenai sistem informasi dan komunikasi lalu Iintas dan angkutan jalan
RPP Sistem Informasi dan Komunikasi LLAJ
Pasal 255, mengenai pengembangan sumber daya manusia di bidang lalu lintas dan angkutan jalan
RPP Sistem Informasi dan Komunikasi LLAJ
Pasal Dalam PP No. 51 Tahun 2013 Tentang Sumber Daya Manusia Bidang Transportasi yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri
Penyusunan Peraturan Menteri

Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019

Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

Kemenhub
Kemenhub

2019
2019

Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

Kemenhub
Kemenhub

2019
2019

Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Penyusunan Peraturan Menteri
RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor
RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor
RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor
RPM tentang Persyaratan Laik Jalan Kendaraan Bermotor
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor
RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor
RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor

Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019

Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019

RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor

Ditjen. Hubdat

Kemenhub

2019

12
13
14
15
16
17
18
19
20

Pasal 6, mengenai tata cara, prosedur dan kerjasama penelitian pengembangan sumber daya manusia di bidang transportasi
Pasal 16, mengenai jalur dan jenjang diklat transportasi
Pasal 18 ayat (3), mengenai Persyaratan Pegawai Negeri yang menjadi peserta diklat
Pasal 20, mengenai seleksi calon peserta diklat transportasi
Pasal 23 mengenai meode diklat transportasi
Pasal 27, mengenai tata cara penugasan
Pasal 31 ayat (4), mengenai Pedoman pemberian ijazah dan sertifikat kompetensi
Pasal 38 ayat (2), mengenai tata cara pemberian perlindungan terhadap kesehatan kerja
Pasal 50 ayat (3), mengenai tata cara dan mekanisme pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
Pasal 54, mengenai tata cara penyusunan sistem informasi manajemen penyelenggaraan Sumber Daya Manusia di bidang transportasi
Pasal Dalam PP No. 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri
Pasal 11, mengenai persyaratan teknis rangka landasan
Pasal 42, mengenai tata cara pemasangan komponen pendukung
Pasal 62, mengenai tata cara penggandengan kendaraan bermotor
Pasal 72 ayat (3), mengenai kecepatan tertentu dan batas toleransi
Pasal 75 mengenai pengaturan persyaratan laik jalan
Pasal 79 mengenai pengaturan persyaratan teknis tambahan untuk sepeda motor
Pasal 93, mengenai kendaraan khusus bagi penyandang cacat
Pasal 130, mengenai bentuk dan tata cara penerbitan sertifikat uji tipe
Pasal 139, mengenai tata cara penerbitan sertifikat registrasi Uji Tipe dan Uji Sampel
Pasal 141 ayat (3), mengenai tata letak, ukuran, bentuk, jenis, tipe, peralatan, perlengkapan, konstruksi, bahan, spesifikasi teknis, pembangunan,
penggunaan, pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian fasilitas Uji Tipe Kendaraan Bermotor
Pasal 142 ayat (2), mengenai tipe, ukuran, bentuk, spesifikasi teknis, jumlah, kapasitas, teknologi yang digunakan, pembangunan, pengadaan, pemasangan,
penggunaan, pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian peralatan Uji Tipe Kendaraan Bermotor
Pasal 151 mengenai Pengaturan tata cara pemeriksaan dan pengujian berkala Kendaraan Bermotor.
Pasal 153 ayat (5), mengenai tata cara pengajuan keberatan
Pasal 157, mengenai kartu uji dan tanda uji
Pasal 161 ayat (3), mengenai persyaratan teknis unit pelaksanaan Uji Berkala
Pasal 164 ayat (3), mengenai spesifikasi teknis peralatan Uji Berkala Kendaraan Bermotor dan peralatan pendukungnya
Pasal 166 ayat (3), mengenai sistem informasi Uji Berkala Kendaraan Bermotor
Pasal167 ayat (5), mengenai tata cara kalibrasi
Pasal 171, mengenai kriteria, persyaratan, dan tata cara pengangkatan penguji serta tanda kualifikasi teknis penguji
Pasal 172 ayat (7), Persyaratan teknis, klasifikasi, dan sertifikasi bengkel umum

RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor


RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
Diatur oleh Permen di Bidang industri

Ditjend. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019

21
22

Pasal 174 ayat (4), mengenai pemberian akreditasi dan penetapan bengkel umum menjadi unit pelaksana Uji Berkala
Pasal 182, mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif

RPM tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor


RPM tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor

Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub,
Kemen. Perindustrian
Kemenhub
Kemenhub

NO

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN


EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN

ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI

BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN


A

Pasal Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Iintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Pemerintah

1
2
3
4
5
6
7

Pengaturan Keselamatan LLAJ


Pasal 150, mengenai angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dan trayek
Pasal172, mengenai pengawasan muatan angkutan barang
Pasal 185, mengenai pemberian subsidi penumpang angkutan umum
Pasal 192, mengenai besarnya ganti kerugian oleh perusahaan angkutan umum kepada penumpang
Pasal 193, mengenai besaran ganti kerugian oleh perusahaan angkutan umum kepada pengirim barang
Pasal 205, mengenai penetapan rencana umum nasional keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan dan kewajiban perusahaan angkutan umum membuat,
melaksanakan, dan menyempurnakan sistem manajemen keselamatan serta persyaratan alat pemberi informasi keselamatan lalu lintas

8
9
10
11
12
13
14
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Lampiran B - Kerangka Regulasi

1 dari 6

Penyusunan Peraturan Pemerintah

2019
2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

NO

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN


EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN

ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI

UNIT
PENANGGUNG JAWAB

UNIT TERKAIT/ INSTITUSI

TARGET
PENYELESAIAN

Ditjen. Hubdat

Kemenhub

2019

Ditjen. Hubdat

Kemenhub

2019

Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019

RPM tentang Fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang
berada di dalam dan di luar badan jalan.
RPM tentang Penyelenggaraan Terminal
RPM tentang Penyelenggaraan Terminal

Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

Kemenhub
Kemenhub

2019
2019

Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019
2019
2019

Ditjen. Hubdat

Kemenhub

2019

Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019

Ditjen. Hubdat

Kemenhub

2019

Ditjen. Hubdat

Kemenhub

2019

Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

Kemenhub
Kemenhub

2019
2019

Pasal Dalam PP No. 80 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan penindakan Pelanggaran lalu
lintasLALU
dan LINTAS
Angkutan
Penyusunan
Peraturan Menteri
BIDANG
DAN ANGKUTAN
JALAN
Jalan yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri
Pasal 22 ayat (6), Mengenai Tanda yang menunjukkan adanya pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan
RPM tentang Tata Cara Pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan
penindakan pelanggaran LLAJ
Pasal 26 ayat (2), mengenai bentuk, ukuran, dan tata cara pengisian belangko tilang oleh penyidik pegawai negeri sipil
RPM tentang Tata Cara Pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan
penindakan pelanggaran LLAJ
Pasal Dalam PP No. 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri
Penyusunan Peraturan Menteri

1
2
3
4

Pasal 16, mengenai tata cara penyusunan rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan
Pasal 25, mengenai norma, standar, pedoman dan kriteria penetapan batas kecepatan
Pasal 44 ayat (3), mengenai persyaratan teknis dan persyaratan keselamatan lampu penerangan jalan
Pasal 57 mengenai tata cara penempatan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan perlengkapan jalan

D
1
2

RPM tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Jaringan LLAJ


RPM tentang Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan
RPM tentang Alat Penerangan Jalan
RPM tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan
RPM tentang Alat Penerangan Jalan
RPM Alat Pengawasan dan Pengawaman Jalan
RPM tentang Fasilitas Untuk sepeda, pejalan kaki dan penyandang cacat

5
6

Pasal 68, mengenai tata cara dan kriteria penetapan simpul dan lokasi terminal penumpang
Pasal 72 mengenai Pengaturan luas, desain, dan jumlah fasilitas utama dan fasilitas penunjang untuk masing-masing tipe dan kelas Terminal.

7
8
9
10
11
12

Pasal 88, mengenai tata cara, persyaratan tekhnis dan sumber daya manusia penyelenggaraan terminal penumpang
Pasal 93 mengenai Pengaturan luas, desain, dan jumlah fasilitas utama dan fasilitas penunjang Terminal barang untuk umum.
Pasal 99, mengenai tata cara persyaratan tekhnis penyelenggaraan terminal barang
Pasal 111, mengenai persayaratan tekhnis fasilitas parkir di dalam dan di luar ruang milik jalan
Pasal 112, mengenai tata cara perizinan fasilitas parkir umum di luar ruang milik jalan serta sanksi administratif
Pasal 122, mengenai persyaratan tekhnis trotoar, lajur sepeda, tempat penyebrangan pejalan kaki, halte, dan fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan
manusia usia lanjut
Pasal Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Iintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) yang Mengamanatkan Pembentukan Lembaga

RPM tentang Penyelenggaraan Terminal


RPM tentang Penyelenggaraan Terminal Barang untuk umum
RPM tentang Terminal Barang Untuk Kepentingan Sendiri
RPM tentang Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Umum
RPM tentang Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Umum
RPM tentang Fasilitas Pendukung Penyelenggaraan LLAJ

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

G
1
2
3
H
1

Pasal 13 ayat (5), Tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (diatur lebih lanjut dalam PP No 37 Tahun 2011 Tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan)
Pasal Dalam PP No. 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.
Pasal 48 ayat (4) mengenai Pengaturan kriteria pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur wajib Andalalin.
Pasal 50 ayat (3) mengenai Pengaturan persyaratan dan tata cara untuk memperoleh sertifikasi analisis dampak lalu lintas.
Pasal 75 mengenai Pengaturan tata cara pelaksanaan pembatasan ruang parkir.
Pasal Dalam PP No. 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan
Pasal 40 mengenai Pengaturan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek.

Pasal 46 mengenai Pengaturan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam Trayek.

3
4

Pasal 47 mengenai Pengaturan Angkutan Massal


Pasal 54 mengenai Pengaturan Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor Umum.

5
6
7
8
9
10

Pasal 59 mengenai Pengaturan dokumen Angkutan orang dan/atau barang.


Pasal 77 mengenai Pengaturan pengawasan muatan Angkutan barang.
Pasal 80 mengenai Pengaturan persyaratan izin penyelenggaraan Angkutan orang dan/atau barang.
Pasal 85 mengenai Pengaturan izin penyelenggaraan Angkutan orang dalam Trayek.
Pasal 86 mengenai Pengaturan tata cara dan persyaratan perizinan Angkutan orang tidak dalam Trayek.
Pasal 87 mengenai Pengaturan persyaratan, tata cara pelelangan dan seleksi pemberian izin penyelenggaraan Angkutan orang tidak dalam Trayek.

Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019
2019
2019

11
12
13
14
15
16
17
18
19
I
1
J
1

Pasal 88 mengenai Pengaturan tata cara dan persyaratan perizinan penyelenggaraan Angkutan barang khusus.
Pasal 98 mengenai Pengaturan perlakuan khusus kepada penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan orang sakit.
Pasal 101 mengenai Pengaturan tarif Penumpang untuk Angkutan orang dalam Trayek kelas ekonomi.
Pasal 103 mengenai Pengaturan tata cara perhitungan tarif Penumpang untuk Angkutan tidak dalam Trayek menggunakan taksi.
Pasal 107 mengenai Pengaturan penetapan Trayek tertentu.
Pasal 118 mengenai Pengaturan industri jasa Angkutan umum.
Pasal 119 mengenai Pengaturan sistem informasi manajemen perizinan Angkutan.
Pasal 120 mengenai Pengaturan peran serta masyarakat.
Pasal 122 mengenai Pengaturan kriteria dan tata cara pengenaan sanksi administratif.
Pasal Dalam PP No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan
Pasal 164 mengenai Pengaturan tata cara dan persyaratan penyelenggaraan pelabuhan untuk melayani angkutan penyeberangan.
Pasal Dalam PP No. 20 Tahun 2009 Tentang Angkutan di Perairan
Pasal 55 mengenai Pengaturan tata cara penetapan trayek angkutan sungai dan danau.

Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat
Ditjen. Hubdat

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019

Ditjen. Hubdat

Kemenhub

2019

Ditjen. Hubdat

Kemenhub

2019

F
1

Lampiran B - Kerangka Regulasi

Peraturan Pemerintah/Peraturan Menteri/Peraturan Presiden

Penyusunan Peraturan Menteri


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Penyusunan Peraturan Menteri
Semua amanat PP 74 Tahun 2014 direncanakan akan disusun dalam tiga
Peraturan Menteri Perhubungan:
RPM tentang Penylenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan
Umum
RPM tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan
RPM tentang Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan

Penyusunan Peraturan Menteri


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Penyusunan Peraturan Menteri
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

2 dari 6

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

NO

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN


EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN

ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI

A
1
2
3
4
B

BIDANG
PERKERETAAPIAN
BIDANG LALU
LINTAS
DAN ANGKUTAN JALAN
Pasal dalam PP No. 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri
Peraturan Menteri
Pasal 321 (6), mengenai persyaratan teknis.
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Pasal 329, mengenai izin pembangunan prasarana perkeretaapian umum.
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Pasal 337, mengenai izin operasi prasarana perkeretaapian dan kerjasama penyelenggaraan prasarana perkeretaapian.
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Pasal 349, mengenai tata cara penerbitan izin operasi sarana perkeretaapian dan kerjasama penyelenggaraan sarana perkeretaapian.
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Pasal dalam PP No 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri
Penyusunan Peraturan Menteri

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Pasal 20, mengenai Prinsip Lalu Lintas Kereta Api


Pasal 23, mengenai Kecepatan dan Frekuensi Kereta Api
Pasal 29, mengenai Tata Cara dan Standar Pembuatan Gapeka
Pasal 39, mengenai Pengaturan Perjalanan Kereta Api
Pasal 47, mengenai Tata Cara Persiapan Perjalanan Kereta Api
Pasal 50, mengenai Tata Cara Penempatan Lokomotif Dalam Rangakaian Kereta Api
Pasal 52, mengenai Tata Cara Pemeriksaan Jalur Kereta Api
Pasal 57, mengenai Tata Cara Hubungan Blok
Pasal 68, mengenai Tata Cara Pemberangkatan Kereta Api
Pasal 74, mengenai Tata Cara Kereta Api Dalam Perjalanan dan Perjalanan Kereta Api di Jalur Bergigi
Pasal 77, mengenai Tata Cara Kereta Api Memasuki Stasiun
Pasal 79, mengenai Tata Cara Penerimaan Kedatangan Kereta Api Berhenti
Pasal 82, mengenai Tata Cara Kereta Api Berhenti dan Berjalan Langsung di Stasiun
Pasal 84, mengenai Tata Cara Kereta Api Berhenti dii Stasiun akhir
Pasal 88, mengenai Tata Cara Persilangan dan Penyusulan serta Penutupan dan Pembukaan Stasiun Operasi
Pasal 91, mengenai Tata Cara Kereta Api Berhenti Luar Biasa
Pasal 96, mengenai Tata Cara Pembatalan Perjalanan Kereta Api
Pasal 105, mengenai Tata Cara Penanganan Bagian Kereta Api yang terputus
Pasal 107, mengenai Tata Cara Penanganan Rinting Jalan
Pasal 109, mengenai Tata Cara langsiran Jalan
Pasal 119, Mengenai Tata Cara Pengaturan Awak Sarana Perkeretaapian
Pasal 132, mengenai Tata Cara Angkutan Orang
Pasal 167, mengenai tata cara pelaporan dan penanganan sanksi administratif pelanggaran angkutan kereta api
Pasal 173, Mengeenai tata cara pemberian santunan, pengobatan dan besarnya ganti kerugian terhadap penumpang dan pihak ketiga

A
1
2
3
4
5
6
7
8

Pasal dalam Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang Mengamanatkan Pembuatan PP
Pasal 153, mengenai perjanjian kerja dan persyaratan fasilitas kesehatan penumpang
Pasal 171, mengenai tata cara dan prosedur mengenai sanksi administratif
Pasal 212, mengenai tata cara pelaksanaan keamanan dan ketertiban serta permintaan bantuan di pelabuhan
Pasal 225, mengenai tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif
Pasal 255, mengenai fungsi, kewenangan dan tugas mahkamah pelayaran serta tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif.
Pasal 278, mengenai kewenangan penjaga lautdan pantai
Pasal 279, mengenai identitas penjaga laut dan pantai
Pasal 281, mengenai pembentukan serta organisasi dan tata kerja penjaga laut dan pantai

Rancangan (Sedang disusun)


Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Rancangan (Sedang disusun)
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

UNIT
PENANGGUNG JAWAB

UNIT TERKAIT/ INSTITUSI

TARGET
PENYELESAIAN

Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019

Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian
Ditjen. Perkeretaapian

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019

Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019

BIDANG PELAYARAN

Lampiran B - Kerangka Regulasi

Penyusunan Peraturan Peraturan Pemerintah


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
RPP tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal
RPP tentang penjaga laut dan pantai (Coast Guard)
RPP tentang penjaga laut dan pantai (Coast Guard)
RPP tentang penjaga laut dan pantai (Coast Guard)

3 dari 6

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

NO

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN


EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN

ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI

UNIT
PENANGGUNG JAWAB

UNIT TERKAIT/ INSTITUSI

TARGET
PENYELESAIAN

Ditjen. Hubla

Kemenhub

2019

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
RPP tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Penyusunan Peraturan Menteri
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019
2019
2019

Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubla

Kemenhub

2019

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019

B
1

Pasal Dalam UU No. 17 Tahun 2008 yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri
Penyusunan
Peraturan Menteri
BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN
Pasal 133, mengenai tata cara pengesahan gambar dan pengawasan pembangunan kapal, serta pemeriksaan dan sertifikasi keselamatan kapal
RPM tentang Rancang Bangun Kapal

2
3
4
5
6
7
C
1
2
3
4

Pasal 150, mengenai garis muat dan pemuatan


Pasal 216 (3), mengenai tata cara memperoleh persetujuan dan pelaporan
Pasal 223, mengenai tata cara penahanan kapal di pelabuhan
Pasal 250, mengenai susunan organisasi dan tata kerja mahkamah pelayaran
Pasal 272 ayat (5), mengenai tata cara penyampaian dan pengelolaan sistem informasi pelayaran
Pasal 275 ayat (2), mengenai peran serta masyarakat dalam kegiatan pelayaran
Pasal Dalam PP 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan yang Mangamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri
Pasal 19, mengenai tata cara penetapan lokasi pelabuhan
Pasal 29, mengenai tata cara Penetapan dan penilaian rencana induk
Pasal 36, mengenai tata cara penetapan Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan
Pasal 67, mengenai tata cara penyediaan, pemeliharaan, standar, dan spesifikasi teknis penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur pelayaran, jaringan jalan
dan tata cara penyelenggaraan keamanan dan ketertiban di pelabuhan
Pasal 86, mengenai Tata cara pemberian izin pembangunann pelabuhan
Pasal 93, mengenai tata cara pemberian izin pengembangan pelabuhan
Pasal 104, mengenai Persyaratan,tata cara pemberian izin pengoperasian, penetapan peningkatan pengoperasian pelabuhan dan peningkatan kemampuan
pengoperasian fasilitas pelabuhan
Pasal 109, mengenai tata cara penetapan lokasi, pemberian izin pembangunan dan pemberian izin operasi wilayah tertentu yang berfungsi sebagai
pelabuhan
Pasal 144 mengenai tata cara pemberian persetujuan pengelolaan terminal untuk kepentingan sendiri
Pasal 161, mengenai tata cara pengolahan dan laporan serta penyusunan sistem informasi pelabuhan
Pasal 164, mengenai penyelenggaraan pelabuhan laut serta pelabuhan sungai dan danau yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan

5
6
7
8
9
10
11

Lampiran B - Kerangka Regulasi

4 dari 6

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

NO
D
1
2
3
4
5
E
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
F
1
2
3
4

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN


EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN

ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI

Pasal Dalam PP No 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian Yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri
Penyusunan
Peraturan Menteri
BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN
Pasal 37 mengenai penyelenggaraan sarana bantu navigasi-pelayaran dan tata cara penerbitan izin pengadaan sarana bantu navigasi pelayaran oleh badan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
usaha
Pasal 70 mengenai penyelenggaraan telekomunikasi pelayaran dan tata cara pemberian izin pengadaan telekomunikasi pelayaran oleh badan usaha
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

UNIT
PENANGGUNG JAWAB

UNIT TERKAIT/ INSTITUSI

TARGET
PENYELESAIAN

Ditjen. Hubla

Kemenhub

2019

Ditjen. Hubla

Kemenhub

2019

Pasal 76 mengenai tata cara pemberian izin kuasa perhitungan


Pasal 84 mengenai tata cara penyiaran berita marabahaya, berita segera, berita keselamatan, dan siaran tanda waktu standar
Pasal 130 mengenai tata cara pelaksanaan kegiatan salvage dan atau pekerjaan bawah air, tata cara pemberian izin usaha salvage dan atau pekerjaan bawah
air, dan pendidikan dan pelatihan penyelam
Pasal Dalam PP No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (jo. PP No 22 Tahun 2011) yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri
Pasal 19 mengenai tata cara pengoperasian kapal pada trayek tetap dan teratur serta trayek tidak tetap dan tidak teratur angkutan laut dalam negeri

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019

Penyusunan Peraturan Menteri


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubla

Kemenhub

2019

Pasal 28 mengenai tata cara penempatan kapal pada trayek angkutan laut luar negeri
Pasal 34 mengenai tata cara pelaporan rencana kedatangan kapal asing yang diageni oleh perusahaan nasional keagenan kapal atau perusahaan angkutan
laut nasional
Pasal 38 mengenai tata cara penunjukan perwakilan perusahaan angkutan laut asing
Pasal 42 tata cara pelaporan pengoperaian kapal oleh pelaksana kegiatan angkutan laut khusus dan tata cara penerbitan izin penggunaan angkutan laut
khusus mengangkut muatan atau barang umum
Pasal 44 mengenai tata cara penunjukan keagenan angkutan laut khusus
Pasal 51 mengenai kegiatan angkutan laut pelayaran rakyat
Pasal 55, mengenai tata cara penetapan trayek angkutan sungai dan danau di dalam negeri
Pasal 60, mengenai tata cara penerbitan izin kegiatan angkutan sungai dan danau untuk kepentingan umum
Pasal 69, mengenai tata cara pemberian persetujuan penempatan kapal pada lintas penyeberangan
Pasal 98, mengenai tata cara pemberian izin usaha angkutan laut
Pasal 102 mengenai tata cara pemberian izin usaha angkutan laut pelayaran rakyat
Pasal 106, mengenai tata cara pemberian izin usaha dan izin trayek kapal angkutan sungai dan danau
Pasal 116, mengenai tata cara pemberian izin usaha bongkar muat barang
Pasal 121, mengenai tata cara izin usaha jasa pengurusan transportasi
Pasal 125, mengenai tata cara pemberian izin usaha angkutan perairan pelabuhan
Pasal 129, mengenai tata cara pemberian izin usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau peralatan jasa terkait dengan angkutan laut
Pasal 133, mengenai tata cara pemberian izin usaha tally mandiri
Pasal 138, mengenai tata cara pemberian izin usaha depo peti kemas
Pasal 143, mengenai tata cara pemberian, izin usaha pengelolaan kapal
Pasal 147, mengenai tata cara pemberian izin usaha perantara jual beli dan/atau sewa kapal
Pasal 151, mengenai tata cara pemberian izin usaha keagenan awak kapal
Pasal 155, mengenai tata cara pemberian izin usaha keagenan kapal
Pasal 160, mengenai tata cara pemberian izin usaha perawatan dan perbaikan kapal
Pasal 169, mengenai tata cara penerbitan izin operasi angkutan sungai dan danau untuk kepentingan sendiri
Pasal 190, tata cara pengangkutan dan penanganan di pelabuhan terhadap barang khusus dan barang berbahaya
Pasal 194, mengenai pengembangan dan pengadaan armada niaga nasional, fasilitas Pemerintah dalam pemberdayaan industri pelayaran nasional dan
perkuatan industri perkapalan nasional.
Pasal 206 mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif
Pasal Dalam PP No. 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lingkungan Maritim yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri
Pasal 17 ayat (4), mengenai persyaratan teknis fasilitas pencegahan pencemaran di pelabuhan termasuk di terminal khusus
Pasal 32, mengenai tata cara penerbitan sertifikat dana jaminan ganti rugi pencemaran
Pasal 33 ayat (4), mengenai tata cara penetapan lokasi pembuangan limbah dl perairan
Pasal 36, mengenai tata cara penyusunan sistem Informasl perlindungan lingkungan maritim

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla

Kemenhub
Kemenhub

2019
2019

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla

Kemenhub
Kemenhub

2019
2019

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Penyusunan Peraturan Menteri
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubla

Kemenhub

2019

Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla
Ditjen. Hubla

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019

Koordinasi Ditjen Hubud


dengan Kemenhan

Kemenhub, Kemenhan

2019

BIDANG PERHUBUNGAN UDARA


A
1

Pasal dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang Mengamanatkan Pembuatan PP
Pasal 9, mengenai pelanggaran wilayah kedaulatan, penetapan kawasan udara terlarang, kawasan udara terbatas, pelaksanaan tindakan terhadap pesawat
udara dan personel pesawat udara serta tata cara dan prosedur pelaksanaan tindakan pemaksaan oleh pesawat udara Negara.

Penyusunan Peraturan Pemerintah


Pemrakarsa Awal Kementerian Pertahanan

Pasal 12, mengenai pembinaan, lembaga, fungsi perumusan kebijakan dan fungsi pemberian pertimbangan di bidang penerbangan dan antariksa.

Pemrakarsa Awal Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik


Indonesia

Pasal 70, mengenai pesawat udara Negara.

Pemrakarsa Awal Kementerian Pertahanan

Pasal 260 ayat (4), mengenai tingkat kebisingan, pencemaran, serta pemantauan dan pengelolaan lingkungan

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Lampiran B - Kerangka Regulasi

5 dari 6

Koordinasi Ditjen Hubud


Kemenhub, Dewan
dengan Dewan
Penerbangan dan Antariksa
Penerbangan dan
Nasional
Antariksa Nasional
Koordinasi Ditjen Hubud
Kemenhub, Kemenhan
dengan Kemenhan
Ditjen. Hubud

Kemenhub

2019

2019

2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

NO
5

Pasal 374, mengenai pemberdayaan industri dan pengembangan teknologi penerbangan.

B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Pasal dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri
Pasal 23, mengenai lembaga penyelenggaran pelayanan umum, serta proses dan biaya sertifikasi.
Pasal 33, mengenai lembaga penyelenggara pelayanan umum serta proses dan biaya sertifikasi.
Pasal 66, mengenai lembaga penyelenggara pelayanan umum, serta proses dan biaya sertifikasi.
Pasal 106, mengenai tarif angkutan udara perintis.
Pasal 125, mengenai tata cara dan prosedur penetapan serta pemanfaatan jaringan dan rute penerbangan.
Pasal 168, mengenai jumlah ganti kerugian untuk setiap bagasi tercatat dan kargo.
Pasal 172 ayat (4) Mengenai besaran ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Pasala 184 ayat (3) Mengenai perhitungan besaran ganti rugi, persyaratan, dan tata cara untuk memperoleh ganti kerugian.
Pasal 186 ayat (2), mengenai tanggung jawab pengangkut.
Pasal 226 ayat (4), mengenai kegiatan pemerintah di Bandar udara.
Pasal 238, mengenai kegiatan pengusahaan di Bandar udara, serta tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif.

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
C
1
2
3
4
5
6
7
8
D
1
2

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN


EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN

ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI

UNIT TERKAIT/ INSTITUSI

TARGET
PENYELESAIAN

Koordinasi Ditjen Hubud


dengan Kemenko Bidang
Perekonomian

Kemenhub, Kemenko
Bidang Perekonomian

2019

Penyusunan Peraturan Menteri


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
RPM tentang Kepengusahaan Bandar Udara di Ditjen Perhubungan Udara

Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019

Pasal 252, mengenai izin pembangunan dan pengoperasian Bandar udara khusus, serta perubahan status menjadi Bandar udara yang dapat melayani
kepentingan umum.
Pasal 255, mengenai tata cara dan prosedur pemberian izin pembangunan dan pengoprasian tempat pendaratan dan Iepas landas helikopter.
Pasal 256 ayat (4), mengenai Bandar udara internasional.
Pasal 268, mengenai tata cara dan prosedur penetapan tatanan ruang udara nasional dan jalur penerbangan.
Pasal 312 ayat (5), mengenai pengawasan keselamatan penerbangan, unit kerja dan lembaga penyelenggara pelayanan umum.
Pasal 322, mengenai budaya keselamatan penerbangan, tata cara, dan prosedur pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam pasal 321 ayat
(3).
Pasal 343, mengenai tata cara dan prosedur pelaksanaan kemanan pengoperasian pesawat udara.
Pasal 351, mengenai fasilitas keamanan penerbangan.
Pasal 379 ayat (5), mengenai tata cara penyampaian dan pengelolaan sistem informasi penerbangan.
Pasal 380 ayat (2), mengenai tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta besarnya denda administratif.

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubud

Kemenhub

2019

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019
2019

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019

Pasal 381 ayat (5), mengenai penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang penerbangan.
Pasal 392, mengenai sertifikat kompetensi dan Iisensi serta penyusunan program pelatihan.
Pasal 395 (2), mengenai peraturan hari kerja, pembatasan jam kerja, dan persyaratan jam istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 398, mengenai peran serta masyarakat.
Pasal dalam Peraturan Pemerintah Nemer 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandara Udara yang
mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri
Pasal 6 ayat (2), mengenai keadaan tertentu pemindahan penetapan lokasi Bandar Udara.
Pasal 10 ayat (2), mengenai standar rancang bangun dan/atau rekayasa fasilitas Bandara Udara, serta standar kelaikan fasilitas.
Pasal 17 ayat (3), mengenai rancangan teknik terinci fasilitas pokok Bandar udara dan pengesahan.
Pasal 22 ayat (3)Mengenai tata cara prosedur pemberian izin mendirikan bangunan bandar udara.
Pasal 25 ayat (4), mengenai bangunan Bandar udara dan persetujuan pengembangan Bandar udara.
Pasal 29 ayat (3), mengenai perjanjian kerjasama pembangunan bandar udara.
Pasal 30 ayat (3), mengenai kerjasama pembangunan dan/atau pengembangan bandar udara.
Pasal 46 ayat (3), mengenai tahapan, penerapan bandar udara ramah lingkungan dan penyampaian laporan.
Pasal dalam Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang Perum lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI)
yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri.
Pasal 14 ayat (4), mengenai penambahan penyertaan modal negara yang berasal dari kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya.
Pasal 30, mengenai tugas direksi dalam melakukan pembatasan segala kegiatan yang berkaitan dengan pengurusan perum untuk kepentingan perum dan
sesuai dengan maksud dan tujuan perum serta mewakili perum di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian.

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Peraturan Menteri

Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud

Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub

2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan


Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubud
Ditjen. Hubud

Kemenhub
Kemenhub

2019
2019

Pasal 106, mengenai penghapusan dan pemindahtanganan aset Perum.

Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan

Ditjen. Hubud

Kemenhub

2019

Lampiran B - Kerangka Regulasi

PemrakarsaJALAN
awal Kemenko Perekonomian
BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN

UNIT
PENANGGUNG JAWAB

6 dari 6

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

LAMPIRAN C.1

TABEL REKAPITULASI ALOKASI PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019


TOTAL ALOKASI
2015-2019
(Rp. Miliar)

ALOKASI (Rp. Miliar)


NO

PROGRAM/ KEGIATAN
TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

TAHUN 2019

PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI DARAT

6.077,110

10.620,239

13.031,644

13.481,219

14.053,450

57.263,663

RPJMN 2015-2019

5.834,863

10.352,510

12.748,852

13.180,734

13.732,233

55.849,192

Pembinaan dan Pengembangan Sistem Transportasi Perkotaan

2.040,903

3.073,700

3.505,100

3.828,161

4.380,320

16.828,184

Manajemen dan Peningkatan Keselamatan Transportasi Darat

57,760

316,550

408,410

529,840

687,260

1.999,820

Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan

1.057,770

2.756,230

3.971,430

3.963,240

4.011,570

15.760,240

Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi ASDP dan Pengelolaan Prasarana Lalu Lintas SDP

2.678,430

4.206,030

4.863,912

4.859,493

4.653,083

21.260,948

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Darat

242,247

267,729

282,792

300,485

321,217

1.414,471

PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN

18.670,667

39.558,846

46.200,814

63.253,295

65.641,932

233.325,554

RPJMN 2015-2019

18.554,441

39.433,600

46.066,800

63.109,900

65.488,500

232.653,241
3.212,677

Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Sarana Perkeretaapian

442,777

686,000

725,600

562,400

795,900

Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api

170,588

156,400

164,600

172,400

180,700

844,688

Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta Api

17.773,695

38.415,400

44.992,100

62.182,300

64.310,400

227.673,895

Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian

167,381

175,800

184,500

192,800

201,500

921,981

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkeretaapian

116,227

125,246

134,014

143,395

153,432

672,313

PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT

22.842,956

25.513,008

25.216,711

25.362,225

26.985,451

125.920,351

RPJMN 2015-2019

18.169,557

19.721,907

18.556,945

17.703,494

18.177,910

92.329,813

Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut

4.311,575

4.893,756

3.713,779

2.594,686

2.911,529

18.425,325

Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Pengerukan

7.377,269

7.423,024

7.470,651

7.520,242

7.571,895

37.363,082

Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Perkapalan dan Kepelautan

137,219

136,965

13,000

13,000

13,000

313,184

Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Kenavigasian

3.073,839

3.172,717

3.247,880

3.448,167

3.525,917

16.468,520

Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Penjagaan Laut dan Pantai

3.269,654

4.095,445

4.111,635

4.127,399

4.155,569

19.759,701

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Laut

4.673,399

5.791,101

6.659,766

7.658,731

8.807,541

33.590,538

PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA

11.745,870

18.376,110

17.820,380

17.620,360

17.748,300

83.311,020

9.502,170

16.054,660

15.437,340

15.222,100

15.206,090

71.422,360

466,620

620,700

631,480

643,020

655,380

3.017,200

8.278,292

14.075,608

13.562,820

13.078,432

12.855,650

61.850,802

RPJMN 2015-2019
1

Pelayanan Angkutan Udara Perintis

Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara

Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Keamanan Penerbangan

265,888

434,202

260,835

234,868

217,480

1.413,273

Pengawasan dan Pembinaan Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara

331,370

659,150

622,840

772,880

819,250

3.205,490

Program Pembinaan Navigasi Penerbangan

160,000

265,000

359,365

492,900

658,330

1.935,595

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Udara

2.243,700

2.321,450

2.383,040

2.398,260

2.542,210

11.888,660

PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN

4.401,610

6.712,099

6.741,825

6.819,239

7.507,361

32.182,133

RPJMN 2015-2019

4.096,440

6.351,580

6.362,604

6.424,663

7.010,172

30.245,459

Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Darat

233,780

165,040

176,143

328,507

609,937

1.513,408

Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut

395,680

1.007,595

893,331

1.042,916

1.368,574

4.708,096

Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara

284,450

327,246

312,242

454,188

465,575

1.843,701

Pendidikan Perhubungan Darat

448,530

710,928

638,894

591,635

569,180

2.959,168

Pendidikan Perhubungan Laut

1.470,430

1.332,080

1.483,509

1.565,009

1.886,965

7.737,992

Pendidikan Perhubungan Udara

1.263,570

1.743,376

1.680,797

1.819,604

1.555,870

8.063,217

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya BPSDM Perhubungan

231,070

258,999

262,562

268,207

274,489

1.295,327

Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan

74,100

101,519

116,659

126,369

222,699

641,347

Terwujudnya peningkatan kinerja pelayanan transportasi (QW)

0,000

1.065,316

1.177,688

622,803

554,070

3.419,877

Lampiran C.1 - Tabel Alokasi Pendanaan

1 dari 2

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TOTAL ALOKASI
2015-2019
(Rp. Miliar)

ALOKASI (Rp. Miliar)


NO

PROGRAM/ KEGIATAN
TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

TAHUN 2019

228,259

240,359

251,107

237,048

247,941

7,551

7,928

8,325

8,699

9,091

41,593

Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Multimoda

23,207

35,612

36,295

12,101

13,112

120,327

Penelitian dan Pengembangan Darat dan Perkeretaapian

29,099

33,609

35,141

36,859

38,722

173,430

Penelitian dan Pengembangan Laut

20,734

17,508

18,383

19,210

20,075

95,909

Penelitian dan Pengembangan Udara

21,482

23,056

24,209

25,298

26,037

120,083

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

126,186

122,645

128,755

134,881

140,905

653,373

INSPEKTORAT JENDERAL

100,311

105,330

110,590

116,120

122,930

555,282

Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat I

10,111

10,617

11,148

11,705

12,291

55,872

Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat II

8,063

8,466

8,889

9,333

9,800

44,551

Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat III

6,727

7,063

7,416

7,787

8,176

37,169

Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat IV

6,968

7,317

7,683

8,067

8,470

38,506

Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat V

6,744

7,081

7,435

7,807

8,197

37,263

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal

61,699

64,787

68,019

71,421

75,996

341,921

SEKRETARIAT JENDERAL

887,221

1.036,891

1.031,456

1.087,927

1.148,374

5.191,869

Penyusunan Dokumen Rencana, Program, Evaluasi serta Penetapan Kebijakan Pentarifan di Sektor Perhubungan

30,421

30,500

32,030

33,600

35,250

161,801

Pembinaan dan Pengelolaan Kepegawaian

39,685

41,669

43,752

45,940

48,537

219,583

Pembinaan dan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Perlengkapan / Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian
Perhubungan

39,795

41,785

43,874

46,069

48,372

219,895

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN

Perencanaan Kebijakan Sistranas

1.204,715

40,828

42,869

45,425

47,464

49,827

226,413

540,066

567,069

595,422

625,294

656,454

2.984,305

Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Produk dan Pelayanan Hukum serta Kerja Sama Luar Negeri
Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Pelayanan Penunjang Pelaksanaan Tugas Biro Umum Setjen Kementerian
Perhubungan
Pengelolaan Data dan Informasi Perhubungan

44,454

146,410

92,969

98,980

105,688

488,501

Pengelolaan Komunikasi Publik dan Pemberian Informasi di Bidang Perhubungan

57,650

67,241

73,965

81,362

89,498

369,716

Pemanfaatan Kajian Kemitraan Pelayanan Jasa Transportasi

33,204

34,864

36,607

38,538

40,360

183,573

Penegakan Hukum di Bidang Keselamatan Pelayaran

22,885

24,229

25,231

26,492

27,817

126,654

10

Pelayanan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Moda Transportasi

38,233

40,255

42,181

44,188

46,571

211,428

64.954,005

102.162,883

110.404,527

127.977,434

133.455,739

538.954,587

JUMLAH

Lampiran C.1 - Tabel Alokasi Pendanaan

2 dari 2

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

LAMPIRAN C.2

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

A PROGRAM
PENGELOLAAN DAN
PENYELENGGARAAN
TRANSPORTASI
DARAT

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
6,077.110

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
10,620.239

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
13,031.644

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
13,481.219

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
14,053.450

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)
57,263.663

RPJMN TAHUN 20152019

5,834.863

10,352.510

12,748.852

13,180.734

13,732.233

55,849.192

Pembinaan dan
Pengembangan
Sistem Transportasi
Perkotaan

2,040.903

3,073.700

3,505.100

3,828.161

4,380.320

16,828.184

Tersusunnya
Kebijakan
Transportasi
Perkotaan
Jumlah Dokumen
Rencana
Induk/Umum.
SID/DED Transportasi
Perkotaan (paket)
Jumlah Sistem
Informasi
Transportasi
Perkotaan (paket)
Jumlah Kegiatan
Monitoring dan
Evaluasi Transportasi
Perkotaan (paket)

TARGET
2015-2019

25.278

25

Jakarta (Kantor
Pusat)

29.110

25

Jakarta (Kantor
Pusat)

30.410

25

Jakarta (Kantor
Pusat)

32.931

25

Jakarta (Kantor
Pusat)

36.862

25

Jakarta (Kantor
Pusat)

154.591

125

1.500

Jakarta (Kantor
Pusat)

0.500

Jakarta (Kantor
Pusat)

1.000

Jakarta (Kantor
Pusat)

1.000

Jakarta (Kantor
Pusat)

1.000

Jakarta (Kantor
Pusat)

5.000

7.500

15

10 Provinsi

9.000

15

10 Provinsi

10.500

15

10 Provinsi

12.000

15

10 Provinsi

13.500

15

10 Provinsi

52.500

75

1,134.000

530

26 Provinsi (antara
lain: Palembang.
Makassar. Batam.
Pekanbaru. Bandar
Lampung.
Padang. Denpasar,
Jabodetabek)

1,247.400

530

32 Provinsi (antara
lain: Samarinda,
Serang,
Banjarmasin,
Pontianak,
Balikpapan, Jambi,
Mataram,
Jabodetabek)

1,372.140

530

33 Provinsi
(antara lain:
Manado,
Yogyakarta,
Kupang, Palu,
Ambon, Tarakan,
Bengkulu,
Jabodetabek)

1,521.333

530

33 Provinsi (antara
lain: Jayapura,
Banda Aceh,
Palangkaraya,
Gorontalo, Pangkal
Pinang, Ternate,
Sorong, Mamuju,
Jabodetabek)

6,954.873

13.750

20

3 Kota (Jember,
Bau-bau, Sumbawa
Besar)

15.125

20

3 Kota (Banda
Aceh, Nias,
Pekanbaru)

16.638

20

3 Kota (Batam, Tjg


Pinang, Padang)

18.301

20

3 Kota (Palembang,
Tangerang, DKI Jkt)

73.189

Terwujudnya
Pelayanan
Transportasi
Perkotaan yang
Berkelanjutan
Jumlah BRT
(termasuk
Jabodetabek) (unit)

1,680.000

Jumlah Bus Pemadu


Moda (unit)

9.375

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

1,050

20 Provinsi (antara
lain: Surabaya,
Bandung, Medan,
Semarang, Bekasi,
Jabodetabek)

15

4 Kota (Bengkulu,
Palu, Kendari,
Kupang)

1 dari 66

3,170

95

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Jumlah Bus Angkutan
Umum/
Pelajar/Mahasiswa
(unit)
Jumlah ATCS (paket)

Jumlah Fasilitas
Integrasi Moda
(paket)
Jumlah Paket
Penyelenggaraan
Transportasi Ramah
Lingkungan (Jalur
sepeda. Pedestrian)
(paket)
Jumlah Paket
Kegiatan Smart
Driving (kota)

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

28.750

50

20 Provinsi

120.000

12

20.000

0.000

1.500

Makassar,
Pekanbaru

41.500

5 Provinsi

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

37.950

60

22 Provinsi

5 Provinsi/kota
besar/kota
metropolitan

165.000

15

2 Provinsi

110.000

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

41.745

60

22 Provinsi

7 Provinsi/kota
besar/kota
metropolitan

181.500

15

10

10 Provinsi

121.000

35.000

4 Provinsi

4.000

Medan, Padang,
Palembang,
Bandung,
Semarang

1,377.340

34

34 Provinsi

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

45.920

60

22 Provinsi

6 Provinsi/kota
besar/kota
metropolitan

226.270

17

10

10 Provinsi

133.100

38.500

4 Provinsi

8.500

10

Yogyakarta,
Surabaya,
Denpasar,
Balikpapan,
Banjarmasin,
Banda Aceh, Jambi,
Bengkulu, Pangkal
Pinang, Bandar
Lampung

1,635.400

34

34 Provinsi

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019

50.511

60

22 Provinsi

204.876

290

6 Provinsi/kota
besar/kota
metropolitan

263.538

18

6 Provinsi/kota
besar/kota
metropolitan

956.308

77

10

10 Provinsi

146.410

10

10 Provinsi

530.510

42

84.700

10

8 Provinsi

93.170

10

8 Provinsi

251.370

30

10.700

15

Serang, Jakarta,
Pontianak,
Palangkaraya,
Samarinda,
Tarakan, Tanjung
Selor, Manado,
Gorontalo, Palu,
Kendari, Mamuju,
Mataram, Kupang,
Ambon

19.000

20

Denpasar, Medan,
Padang,
Pekanbaru,
Palembang,
Bandung,
Semarang,
Yogyakarta,
Surabaya,
Balikpapan,
Banjarmasin,
Makassar,
Bengkulu, Bandar
Lampung, Pangkal
Pinang, Tanjung
Pinang, Jakarta,
Manado, Jambi,
Banda Aceh

43.700

52

1,635.400

34

34 Provinsi

1,958.400

34

34 Provinsi

6,648.040

141

Terselenggaranya
Transportasi
Perkotaan yang
Berkelanjutan
Jumlah Fasilitas
Perlengkapan Jalan di
Wilayah Perkotaan
(Provinsi)
Terlaksananya
penataan
transportasi
Jabodetabek (QW)
Terbentuknya
Struktur Organisasi
Jumlah Paket
perencanaan
Penyelenggaraan
Transportasi
Jabodetabek
Panjang Koridor
terbangun (km)

0.500

1.000

Jakarta (Kantor
Pusat)
Jabodetabek

60.000

60

Jabodetabek

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

0.600

1.250

Jakarta (Kantor
Pusat)
Jabodetabek

88.000

80

Jabodetabek

0.700

1.500

Jakarta (Kantor
Pusat)
Jabodetabek

96.800

80

Jabodetabek

2 dari 66

0.800

1.750

Jakarta (Kantor
Pusat)
Jabodetabek

106.480

80

Jabodetabek

1.100

2.000

Jakarta (Kantor
Pusat)
Jabodetabek

58.564

40

Jabodetabek

0.000

3.700

7.500

409.844

340

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Jumlah Paket Fasilitas
Pendukung BRT

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
24.000

TARGET
3

LOKASI
Jabodetabek

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
35.200

TARGET
4

TAHUN 2017
LOKASI
Jabodetabek

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
38.720

TARGET
4

TAHUN 2018
LOKASI
Jabodetabek

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
42.592

TARGET
4

TAHUN 2019
LOKASI
Jabodetabek

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
23.426

TARGET
2

LOKASI
Jabodetabek

Terwujudnya
Konektivitas
Transportasi
perkotaan di 28 Kota
(Aksesibilitas,
Sarana, Dan
Prasarana) (QW)
Jumlah Paket Pasilitas
Pendukung BRT
(Halte)*

163.938

TARGET
2015-2019
17

0.000

20.000

40

4 Provinsi

33.000

60

6 Provinsi

36.300

60

6 Provinsi

53.240

80

8 Provinsi

73.205

100

Teselenggaranya
Transportasi
Perkotaan di 17 kota
pengembangan BRT
Jumlah kota yang
mendapatkan subsidi
transportasi
perkotaan [DAK/PSO (
* masih memerlukan
kajian teknis terkait
skema pendanaan)]

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

8 Provinsi

215.745

340

0.000

0.000

0.000

0.000

52.500

100.000

10

152.500

17

Manajemen dan
Peningkatan
Keselamatan
Transportasi Darat
Tersusunnya
Kebijakan
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Dokumen
Kajian Teknis
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Monitoring
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Sistem
Informasi
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Bimbingan
Teknis Bidang
Keselamatan
Transportasi Darat
Terwujudnya
keselamatan
transportasi

57.760

Jumlah Kemitraan
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Penerapan
Manajemen
Kecepatan

1.400

0.100

0.130

0.100

0.130

1.860

0.000

5.250

5.250

5.250

15.250

31.000

14

316.550

408.410

529.840

687.260

1,999.820

9.600

13

15.750

21

15.050

18

15.750

19

15.050

19

71.200

90

2.950

4.500

10

5.850

4.500

5.850

23.650

31

0.700

0.400

0.520

0.400

0.520

2.540

5.350

11

9.950

19

12.940

22

5.000

10

7.000

14

40.240

76

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

3 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019

Jumlah Penerapan
Sistem Manajemen
Keselamatan Bagi
Perusahaan Angkutan
Umum
Jumlah Regulasi
Keselamatan Jalan
Jumlah Penanganan
Lokasi Rawan
Kecelakaan (LRK)

0.000

0.600

0.780

0.600

0.780

2.760

0.900

1.400

1.820

1.400

1.820

7.340

15

0.900

135.900

33

150.000

33

116.050

26

176.000

33

578.850

126

Jumlah Audit dan


Inspeksi Prasarana
Transportasi Darat
Jumlah Bantuan
Teknis di Bidang
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Fasilitas
Prasarana Bidang
Keselamatan
Jumlah Peralatan
Pendukung
Keselamatan pada
Kendaraan
Jumlah Publisitas dan
Sosialisasi
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Materi
Sosialisasi
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Peningkatan
Kapasitas di Bidang
Keselamatan
Transportasi Darat

0.600

1.000

1.300

1.000

1.300

5.200

10

0.500

15.020

19.260

15.020

19.260

69.060

23

1.000

5.000

16

7.000

22

5.000

16

20.000

50

38.000

106

0.000

5.600

6.500

5.600

6.500

24.200

22.310

20

47.400

12

51.620

11

109.040

15

110.000

20

340.370

78

4.000

13.000

15.000

10.000

20.000

62.000

21

4.540

4.550

5.920

12

4.000

6.000

12

25.010

45

Jumlah Penerapan
Rute Aman Selamat
Sekolah (RASS)
Administrasi Kegiatan

0.500

50.000

10

108.000

18

230.000

34

280.330

34

668.830

97

2.510

1.130

1.470

1.130

1.470

7.710

Pembangunan dan
Pengelolaan
Prasarana dan
Fasilitas Lalu Lintas
Angkutan Jalan
Tersusunnya
Kebijakan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan

1,057.770

2,756.230

3,971.430

3,963.240

4,011.570

15,760.240

Penyusunan Sistem
Informasi
Transportasi Jalan
Monitoring dan
Evaluasi Transportasi
Jalan (paket)

33.300

31

12.600

26

16.100

15

16.100

10

12.600

10

90.700

92

19.670

25

18.000

36

25.000

50

25.000

60

18.000

60

105.670

231

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

4 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

Rencana
Induk/Umum,
SID/DED Lalu Lintas
Angkutan Jalan
(paket)
Terwujudnya
keselamatan
transportasi darat

22.480

34

Jumlah Lokasi
Pembangunan UPPKB

10.000

Jumlah Paket
Pemeliharaan /
Rehabilitasi Fasilitas
Keselamatan LLAJ

LOKASI
Kantor Pusat

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

TARGET

LOKASI

TARGET
2015-2019

1,110.000

68

225.000

45

870.260

218

23

59.800

23

280.000

93

35.000

13

50.000

13

155.000

53

110.180

110.220

437.880

170.000

34

170.000

34

253.000

34

748.700

138

230

1,310.000

262

1,310.000

349

1,210.000

350

5,340.120

10

195.000

13

195.000

16

195.000

17

748.000

59

440.170

290

90

63.000

100

30.700

100

200.000

300.000

15

300.000

20

300.000

15.260

38

180.000

45

225.000

45

225.000

45

Jumlah Paket
Implementasi
Teknologi dan
Informasi Lalu Lintas
Angkutan Jalan

0.000

59.800

23

75.900

23

84.500

Jumlah Lokasi
Pengembangan
Pengujian Kendaraan
Bermotor

0.000

35.000

14

35.000

13

Pembangunan Balai
Pengujian Laik Jalan
dan Sertifikasi
Kendaraan Bermotor
Pengadaan dan
Pemasangan Alat PKB

0.000

107.300

110.180

2.700

153.000

34

521.090

234

989.030

13.000

150.000

Kantor Pusat

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

30

63.000

Kantor Pusat

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

409

85

Kantor Pusat

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

238.680

59.500

Kantor Pusat

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

Terwujudnya Kinerja
Pelayanan LLAJ
(Simpul &
Konektivitas)
Jumlah Paket Fasilitas
Perlengkapan Jalan
LLAJ
Jumlah Lokasi
Peningkatan UPPKB
Jumlah Paket
Dukungan bidang
LLAJ

28.170

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

27

104.000

52

128.000

64

5 dari 66

90.000

71

90.000

76

1,425

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI
Ponorogo (Jawa
Timur), Padang
(Sumbar)

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2017

TARGET

LOKASI

350.000

Aruk (Kalbar),
Entikong (Kalbar),
Motoain (NTT),
Motomasin (NTT),
Wini (NTT), Skouw
(Papua), Badau
(Kalbar)

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2018

TARGET

LOKASI

525.000

Lamongan (Jatim),
Pondok Cabe
(Banten),
Magelang (Jawa
Tengah), Jember
(Jawa Timur),
Probolinggo (Jawa
Timur), Lamandau
(Kalimantan
Tengah), Jombor
(Yogyakarta)

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2019

TARGET

LOKASI

525.000

12

Bobot Sari (Jawa


Tengah),
Singkawang
(Kalbar), Daya
(Makassar, Sulsel),
Kendari (Sulsel),
Dumai (Riau),
Entrop (Jayapura,
Papua), Asahan
(Sumut), Demak
(Jawa Tengah),
Blitar (Jawa Timur),
Kediri (Jawa
Timur),
Banyuwangi (Jawa
Timur), Purwokerto
(Jawa Tengah)

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

525.000

13

Rajabasa
(Lampung), Bekasi
(Jawa Barat),
Giilimanuk (Bali),
Amurang (Sulut),
Tanjung Selor
(Kalimantan Utara),
Manokwari (Papua
Barat), Brebes
(Jawa Tengah),
Sofifi (Maluku
Utara), Polewali
(Sulawesi Barat),
Batam (Kepri),
Musi Banyuasin
(Sumsel),
Kawarang (Jawa
Barat)

Jumlah Lokasi
Pembangunan
Terminal (Baru)

107.240

Jumlah Lokasi
Pehabilitasi /
Peningkatan
Pembangunan
Terminal (Paket)

154.390

140.000

580.000

29

580.000

36

580.000

Jumlah Pengadaan
Bus Perintis

35.250

75

50.000

100

50.000

100

60.000

150

Subsidi Operasional
Keperintisan
Angkutan Jalan
(Trayek)

95.220

217

110.000

227

115.000

237

125.000

Jumlah Angkutan
Barang Perintis

0.000

14.000

40

17.500

50

Subsidi Operasional
Keperintisan
Angkutan Barang di
jalan
Pembangunan
Sarana dan
Prasarana
Transportasi ASDP
dan Pengelolaan
Prasarana Lalu Lintas
SDP
Terwujudnya
Konektivitas LLASDP
(Aksesibilitas,
Sarana, Dan
Prasarana)

0.000

24.000

28

30.750

28

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019

2,032.240

41

40

2,034.390

119

100.000

170

295.250

595

247

204.000

257

649.220

257

17.500

60

17.500

75

66.500

225

31.960

28

30.750

28

117.460

112

Meningkatnya
Aksesibilitas
Transportasi Jalan

Jumlah Paket
Pembangunan
Dermaga
Penyeberangan Baru

2,678.430

69.200

4,206.030

13

(1)

0.000

4,863.912

187.330

4,859.493

26

(2)

70.930

4,653.083

12

(3)

75.970

21,260.948

14

(4)

403.430

65

(1). Raijua, Sabu (NTT): Wairiang (NTT): Karatung/Kawio (Sulut): Kawaluso (Sulut): Bombana (Sultra): Pure (Sultra): Moti, (Malut): Waren (Papua): Salawati (Papua Barat): Wasior (Papua Barat): Tambelan (Kalbar): Penagi (Kepri): Sintete (Kepri)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

6 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
TAHUN 2015
TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
TARGET
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
NO
2015-2019
2015-2019
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(2). Sekadau (Kalbar): Numfor (Papua): Tanjung Medang (Riau): Saubeba (Papua): Geser (Maluku): Pagai Selatan (Sumbar): Kaledupa (Sultra): Sikabaluan (Sumbar): Sei Guntung (Riau): Boniton (Sulteng): P. Telo (Sumut): Teluk Dalam (Sumut): P. Sermata (Maluku): Makalehi (Sulut): Klademak (Papua Barat): Binongko (Sultra):
Kaimana (Papua Barat): Gunung Tabur (Kaltim): Adaut (Maluku): Jampea (Sulsel): Pasokan (Sulteng): Moa (Maluku): Leti (Maluku): Bakalang (NTT): Alai (Riau): Batanta (Papua Barat)
PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

(3). Weda (Malut): Kaonda (Papua): Siladen (Sulut): Talise (Sulut): Letung (Kepri): Meranti Bunting (Riau): Agats (Papua): Maritaing (NTT): Raha (Sultra): Gangga (Sulsel): Tomia (Sultra): P Merbau (Riau)
(4). Tarempa (Kepri): Kuala Enok (Riau): Pulau Padang (Riau): Kabonga (Sulteng): Kadajoi (NTT): P. Pini (Sumut): Sinjai (Sulsel): Serasan (Kepri): Dakal (Riau): Tanah Bala (Sumut): Sekotong (NTB): Ketam Putih (Riau): P Bunyu (Kaltara): Mendanau, Babel
Jumlah Paket
Pembangunan
Dermaga Sungai Baru

47.080

(5)

14

0.000

118.940

(6)

27

48.500

(7)

13

54.850

(8)

16

269.370

70

(5). Sungai Kuala Enok (Riau); Sungai Kuala Indah (Jambi); Sungai Nilam Pari (Jambi); Sungai Rambe (Jambi); Sungai Karang Baru (Sumsel); Sungai Citanduy - Padaherang (Jabar); Sungai Citanduy Pahimbuan (Jateng); Sungai di Jawa Timur; Sungai Kasongan Baru (Kalteng); Sungai KTM Lamunte (Kalteng); Batudinding (Kaltim);
Sungai Batu Parigi (Sulbar); Sungai Salulebo (Sulbar); Sungai Mamberano (Papua)
(6). Labuan Amas Utara (KalSel), Paminggir (KalSel), Tanah Grogot (Kaltim), Long Hubung (Kaltim), Segah (Kaltara), Kelai (Kaltara), Malinau Selatan (Kaltara), Tayan Hilir (Kalbar), Belitang (Kalbar), Putusibau Utara (Kalbar), Sumber Barito (Kalteng), Permata Intan (Kalteng), Katingan Hulu (Kalteng), Kepenuhan (Riau), Bonai
Darussalam (Riau), Siak Kecil (Riau), Muara Tembesi (Jambi), Tebo (Jambi), Muara Telang (Sumsel), Mukti Jaya (Sumsel),Toratas (Papua), Jayapura (Papua), Akat (Papua), Kamora (Papua), Segun (Papua Barat), Maldan (Papua Barat),Yahadian (Papua Barat)
(7). Matraman (Kalsel), Sei Tabuk (Kalsel), Long Pahangai (Kaltim), Bongan (Kaltim), Tanjung Palas Barat (Kaltara), Ketungau Hilir (Kalbar), Damang Batu (Kalteng), Teratah Bulah (Riau), Tanjung (Jambi) Pauh (Jambi), Tanjung Lago (Sumsel), Sebalik (Sumsel), Uta (Papua)
(8). Aranio (Kalsel), Simpang Empat (Kalsel), Siluk Ngurai (Kaltim), Muara Lawa (Kaltim), Belitang Hulu (Kalbar), Nanga Mahap (Kalbar), Bapuju (Kalteng), Kanamit (Kalteng), Bangkinang (Riau), Lahang Tengah (Riau), Mendahara (Jambi), Desa Sungai Pasir (Sumsel), Sungai Lumpur (Sumsel), Wapoga (Papua), Uragi (Papua Barat),
Matemani Kais (Papua Barat)
Jumlah Paket
Danau Laut Tawar
Danau Laut Tawar
Danau Singkarak
23
0.000
0
0.000
0
46.100
10
22.380
6
24.000
7
92.480
Pembangunan
,Danau Toba
,Danau Toba
,Waduk Jatiluhur
Dermaga Danau Baru
,Waduk Jatiluhur
,Waduk Saguling
,Waduk Saguling
,Waduk Saguling
,Waduk Cirata
,Waduk Sermo
,Waduk Cirata
,Waduk Sermo
,Danau Towuti
,Waduk Sermo
,Waduk Sempor
,Danau Moat
,Danau Tondano
,Danau Paninai
,Waduk Cacaban
,Waduk Sempor
,Waduk Wadas
Lintang
Jumlah Paket
125
1,019.050
46
533.530
15
478.210
19
589.870
24
474.230
21
3,094.890
Pembangunan
Dermaga
Penyeberangan
Lanjutan
Jumlah Paket
102
47.000
6
88.040
7
275.910
31
252.050
29
231.580
29
894.580
Pembangunan
Dermaga Sungai
Lanjutan
Jumlah Paket
26
6.190
3
16.570
5
11.730
5
13.740
6
14.730
7
62.960
Pembangunan
Dermaga Danau
Lanjutan
Jumlah Paket
213
181.170
33
220.360
25
293.150
47
316.720
52
313.390
56
1,324.790
Rehabilitasi Dermaga
Penyeberangan
Jumlah Paket
97
95.580
16
86.320
9
169.670
25
172.320
26
127.880
21
651.770
Rehabilitasi Dermaga
Sungai
Jumlah Paket
23
25.130
9
35.860
8
9.520
3
3.100
1
5.690
2
79.300
Rehabilitasi Dermaga
Danau
Jumlah Unit
36
14.000
6
22.480
6
18.560
7
20.710
8
21.410
9
97.160
Pembangunan Bus Air
Jumlah Unit
Pembangunan Kapal
Penyeberangan
Perintis Baru

116.340

(9)

0.000

317.902

14

(10)

117.203

14

(11)

98.713

14

(12)

650.158

50

(9). Lintas: Kupang - Ndao, Saumlaki - Adaut - Letwurung, Tual - Air Nanang, Babang - Saketa, Kapal Motor Sungai untuk Mimika, Lintas Paciran - Lamongan - Bahaur, Tiga Ras - Simanindo, Pulau Laut Timur - Sebuku
(10). Wonreli Serwaru P.Moa; P.Raas P. Sapeken; Tj.Pinang - Tambelan - Sintete; Natuna - Sintete; Tanjung Pinang - Matak; Pananaru - Melonguane; Pamana Kawah Pante; Teor Kesui; Wunlah - Gorom; P. Rangsang - P. Tebingtinggi; Tanjung Pinang Natuna; Teluk Dalam Gunung Sitoli Pulau-Pulau Batu;
Wahai/P.Seram - P.Obi; Tanjung Serdang P. Sebuku

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

7 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
TAHUN 2015
TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
TARGET
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
NO
2015-2019
2015-2019
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(11). Gebe - Patani Weda; Marisa Wakai Parigi Montong; Geser - Kataloka; Aranda - Babi; Fak Fak Kaimana; Babang - P. Mandioli; Sanana - Taliabu; P. Obi P. Bisa; Lintas Kep. Mentawai (Siberut, Sikakap, Tua Pejat, Sikabaruan); Sorong Salawati; Sapudi Kangean; Dabo Lingga; Lintas Cadangan Perintis KBI (2 Unit)
PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

(12). Lintas Cadangan Perintis KTI (3 Unit); Mengkapan P.Padang; Patumbukan P.Tanah Jampea; Babang - P. Kasiruta; Airnanang Fakfak; Dongkala - Bambaea; Inanwatan - Fakfak; Tarempa Matak; P. Telo Teluk Dalam; Paciran Garongkong; Waipirit Kamaru; Kaimana - Pamako
Jumlah Unit
Pembangunan Kapal
Penyeberangan
Perintis Lanjutan

118.100

183.750

40.000

217.220

14

107.690

16

666.760

45

Subsidi Operasional
Keperintisan
Angkutan SDP (Lintas)

429.340

210

563.210

225

675.850

240

777.230

250

893.820

261

3,339.450

261

Jumlah Unit
Pengadaan Kapal
Kerja / Speed Boat
Tersusunnya
Kebijakan Lalu Lintas
Angkutan Sungai,
Danau dan
Penyeberangan

1.610

4.300

4.870

5.350

5.460

10

21.590

35

Rencana
Induk/Umum,
SID/DED Lalu Lintas
Angkutan Sungai,
Danau dan
Penyeberangan
(paket)

95.770

32

1,011.500

70

715.760

70

698.950

70

642.200

70

3,164.180

312

Penyusunan Sistem
Informasi Lalu Lintas
Angkutan Sungai,
Danau dan
Penyeberangan
(paket)

2.150

144.500

10

102.250

10

99.850

10

91.740

10

440.490

46

Monitoring dan
Evaluasi Lalu Lintas
Angkutan Sungai,
Danau dan
Penyeberangan
(paket)

23.190

17

245.650

17

173.830

17

169.740

17

155.960

17

768.370

85

57.500

14

135.610

11

235.540

27

289.640

34

219.160

28

937.450

114

100.640

26

306.100

11

157.530

211.510

11

282.680

16

1,058.460

72

41.260

41.860

162.930

11

130.180

159.480

12

535.710

41

Terwujudnya
Konektivitas LLASDP
(Prasarana) (QW)
Jumlah Paket
Pembangunan
Dermaga
Penyeberangan Baru
(QW)
Jumlah Paket
Pembangunan
Dermaga
Penyeberangan
Lanjutan (QW)
Jumlah Paket
Pembangunan
Dermaga
Penyeberangan
Selesai (QW)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

8 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Jumlah Paket
Peningkatan
Dermaga
Penyeberangan (QW)
Jumlah Paket
Rehabilitasi Dermaga
Penyeberangan (QW)

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019

57.240

19

195.640

184.580

12

120.170

55.200

612.830

52

65.030

30

58.960

250.330

30

277.040

34

389.310

52

1,040.670

151

9.950

1,623

52.770

2,000

54.620

2,000

47.350

2,000

164.690

7,623

11.000

23

32.960

29

24.160

39

27.660

78

20.180

36

115.960

205

44.910

201.910

14

102.060

10

99.660

10

91.570

10

540.110

49

0.000

76.920

54.430

53.150

48.840

233.340

20

Terwujudnya
keselamatan
transportasi darat
Jumlah Unit
Pengadaan Rambu
Sungai Danau
Jumlah Unit
Pembangunan SBNP

Jumlah Kegiatan
Pengerukan Alur
ASDP
Jumlah Paket
Pembangunan Break
Water
Dukungan
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen
Perhubungan Darat

242.247

267.729

282.792

300.485

321.217

1,414.471

B PROGRAM
PENGELOLAAN DAN
PENYELENGGARAAN
TRANSPORTASI
PERKERETAAPIAN

18,670.667

39,558.846

46,200.814

63,253.295

65,641.932

233,325.554

RPJMN TAHUN 20152019

18,554.441

39,433.600

46,066.800

63,109.900

65,488.500

232,653.241

442.777

686.000

725.600

562.400

795.900

3,212.677

Jumlah Paket
0.368
0.394
0.421
Kegiatan
Sosialisasi/Rakor/
Seminar/Workshop
Bidang Sarana
Perkeretaapian
Jumlah unit
(13)
(14)
346.504
38.0
389.592
48.0
324.570
pengadaan sarana KA
termasuk kereta kerja
(unit)
(13). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo
- Kereta kerja untuk ditempatkan di Jawa Tengah (Ngrombo)

0.451

0.482

2.116

Kegiatan
Pembangunan dan
Pengelolaan Bidang
Sarana
Perkeretaapian

20.0

(15)

436.820

51.0

(16)

422.970

85.0

(17)

1,920.456

0.0

242.0

(14). Peruntukan untuk KA perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - (14). Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan & kereta ekonomi untuk angkutan KA lebaran. Kereta kerja
untuk ditempatkan di Jawa Tengah (Ngrombo)
(15). Peruntukan untuk KA perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan & kereta ekonomi untuk angkutan KA lebaran. Kereta kerja untuk
ditempatkan di Jawa Tengah (Ngrombo), Sumut, Sumbar, Sumsel

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

9 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
TAHUN 2015
TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
TARGET
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
NO
2015-2019
2015-2019
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(16). Peruntukan untuk KA perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, KA Riau-Jambi, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan & kereta ekonomi untuk angkutan KA lebaran.
Kereta kerja untuk ditempatkan di Jawa Tengah (Ngrombo), Sumut, Sumbar, Sumsel, Sulsel
(17). Peruntukan untuk KA perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, KA Riau-Jambi, Purwasari Wonogiri, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan, KA Sulawesi, KA Kalimantan & kereta ekonomi untuk angkutan KA lebaran. Kereta kerja untuk ditempatkan di Jawa
Tengah (Ngrombo), Sumut, Sumbar, Sumsel, Sulsel, Sulut, Kalsel
PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

Jumlah unit
pengadaan sarana KA
(unit) pada (KRL)
sistem AC untuk
lintas Yogyakarta Solo
Jumlah unit
pengadaan
fasilitas/peralatan
sarana KA (unit)

Yogyakarta Solo

30.000

45.000

8.0

Yogyakarta Solo

Aceh, Sumut,
Sumbar, Sumsel,
Lampung, Riau,
Jambi, Banten, DKI
Jakarta, Jawa
Barat, DIY, Jateng,
Jatim, Sulsel

33.812

6.0

204.390

11.0

289.671

14.0

Jumlah paket
perawatan/
pengoperasian sarana
dan fasilitas sarana
KA (paket)

28.434

3.0

30.424

4.0

32.554

Jumlah dokumen
Studi/Kajian/Desain/
Norma/Standar/
Pedoman/
Kriteria/Prosedur
Bidang Sarana
Perkeretaapian
(dokumen)

11.764

11.0

7.773

9.0

Jumlah paket
pembinaan
penyelenggaraan
sarana
Perkeretaapian
(paket)

16.352

4.0

17.496

Penyelenggaraan
administrasi dan
layanan perkantoran
(tahun)

5.543

1.0

5.931

Kegiatan
Pembangunan dan
Pengelolaan Bidang
Lalu Lintas dan
Angkutan Kereta Api

170.588

Jumlah paket subsidi


angkutan kereta api
(paket) termasuk
subsidi angkutan KA
untuk mengangkut
motor pada masa
mudik lebaran

61.836

54.576

9.0

4.0

34.833

8.317

9.0

6.0

18.721

1.0

6.346

156.400

3.0

(18)

69.036

(19)

69.736

Aceh, Sumut,
Sumbar, Sumsel,
Lampung, Riau,
Jambi, Banten, DKI
Jakarta, Jawa
Barat, DIY, Jateng,
Jatim, Sulsel, Sulut,
Gorontalo, Kaltim,

8.0

879.403

55.0

163.515

19.0

296.955

15.0

4.0

37.271

4.0

8.899

9.0

9.522

9.0

46.276

47.0

6.0

20.032

6.0

21.434

6.0

94.035

28.0

1.0

6.790

1.0

7.266

1.0

31.876

5.0

164.600

2.0

Aceh, Sumut,
Sumbar, Sumsel,
Lampung, Riau,
Jambi, Banten, DKI
Jakarta, Jawa
Barat, DIY, Jateng,
Jatim, Sulsel

75.000

172.400

2.0

(20)

70.536

180.700

2.0

(21)

71.436

844.688

2.0

(22)

342.581

11.0

(18). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan
Sumatera Bagian Selatan.

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

10 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
TAHUN 2015
TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
TARGET
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
NO
2015-2019
2015-2019
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(19). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk
lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan.
PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

(20). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk
lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan.
(21). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, KA Riau-Jambi, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor
diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan.
(22). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, KA Riau-Jambi, Purwasari Wonogiri, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan, KA Sulawesi, KA Kalimantan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan.
Jumlah paket fasilitas
dan peralatan bidang
lalu lintas dan
angkutan kereta api
(paket)

0.0

3.275

1.0

6.550

2.0

6.550

2.0

6.550

2.0

22.925

7.0

Jumlah dokumen
Studi/Kajian/Desain/
Norma/Standar/
Pedoman/
Kriteria/Prosedur
bidang Lalu Lintas dan
Angkutan kereta
api(dokumen)
Jumlah paket
pembinaan
penyelenggaraan
bidang lalu lintas dan
angkutan kereta api
(paket)

73.014

31.0

45.401

20.0

46.918

21.0

51.020

24.0

55.320

26.0

271.672

122.0

30.657

4.0

33.251

4.0

35.579

4.0

38.069

4.0

40.734

4.0

178.291

20.0

Penyelenggaraan
administrasi dan
layanan perkantoran
(tahun)

5.081

1.0

5.437

1.0

5.817

1.0

6.224

1.0

6.660

1.0

29.220

5.0

Kegiatan
Pembangunan dan
Pengelolaan
Prasarana dan
Fasilitas Pendukung
Kereta Api
Jumlah Km'sp jalur KA
yang direhabilitasi
dan tingkatkan
keandalannya (Km'sp)

17,773.695

554.578

38,415.400

170.78

(23)

605.896

44,992.100

196.07

(24)

772.938

62,182.300

246.16

(25)

1,198.397

64,310.400

279.00

(26)

1,518.243

227,673.895

333.80

(27)

4,650.052

1,225.8

(23). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Jakarta Kota - Bogor, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Cirebon - Kroya, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Semarang - Solo, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi. Sumatera: Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Padang Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi - Kisaran - Tanjung Balai, Bireun - Lhokseumawe.
(24). Jawa-Bali: Jakarta Tj. Priok, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Solo, Purwosari - Wonogiri, Semarang Bojonegoro - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi. Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan,
Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi - Kisaran - Tanjung Balai.
(25). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri Tangerang, Jakarta Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka,
Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi.
Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe.

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

11 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
TAHUN 2015
TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
TARGET
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
NO
2015-2019
2015-2019
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(26). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri Tangerang, Jakarta Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka,
Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi.
Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe.
(27). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri Tangerang, Jakarta Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka,
Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi.
Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe.
PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

Jumlah Km'sp jalur KA


yang dibangun
termasuk jalur ganda
dan reaktivasi (Km'sp)

8,928.460

186.99

(28)

23,937.950

409.65

(29)

28,883.080

716.73

(30)

46,557.980

896.60

(31)

50,658.049

1,022.30

(32)

158,965.519

3,232.3

(28). Jawa-Bali: Maja Rangkasbitung Merak (jalur ganda & test track), Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen Jatinegara Manggarai, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas perkeretaapian), Cibungur - Tanjungrasa, Padalarang - Bandung - Cicalengka (jalur ganda
termasuk elektrifikasi), Purwokerto - Kroya (jalur ganda), Kroya Kutoarjo (jalur ganda), Kedungjati - Tuntang (reaktivasi), Semarang - Pelabuhan Tanjung Mas (reaktivasi), Solo Madiun (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram)
Sumatera: Bireun - Lhokseumawe, Medan - Bandar Khalifah Araskabu Kualanamu (jalur ganda, jalur KA layang), Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Binjai - Besitang (reaktivasi), Duku - Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Pariaman - Naras, Sumbar (reaktivasi),Baturaja - Martapura (Jalur Ganda), Prabumulih - Kertapati (jalur
ganda).
Sulawesi:
Makassar
(29).
Jawa-Bali:
Maja- Pare-Pare
Rangkasbitung (jalur ganda), Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas perkeretaapian), Citayam - Nambo (jalur ganda), Bogor - Sukabumi (jalur langsir/emplasemen), Cibungur - Tanjungrasa, Cikampek - Padalarang (jalur ganda), Padalarang Bandung - Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Rancaekek - Tanjungsari (reaktivasi), Purwokerto - Kroya (jalur ganda), Kroya Kutoarjo (jalur ganda), Kedungjati - Tuntang (reaktivasi), Semarang - Pelabuhan Tanjung Mas (reaktivasi), Maos - Cilacap (termasuk akses ke Pelabuhan), Solo Madiun (jalur ganda), Madiun Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Surabaya - Kalimas/Sidotopo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram Kalimas Wonokromo), Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama). Sumatera: Bireun - Lhokseumawe, Medan - Bandar Khalifah Araskabu Kualanamu (jalur ganda, jalur KA layang), Bandar Tinggi Kuala Tanjung, Binjai - Besitang (reaktivasi), Rantauprapat-Duri-Dumai, Duri Pekanbaru, Duku - Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Pariaman - Naras, Sumbar (reaktivasi), Muaro Kalaban - Muaro (reaktivasi), Muara Enim Lahat (Jalur Ganda), Baturaja - Martapura (Jalur Ganda), Prabumulih - Kertapati (jalur ganda),
Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), KA perkotaan Palembang, Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Cempaka - Tarahan (jalur ganda).
Sulawesi: Makassar - Pare-Pare
(30). Jawa-Bali: Maja Rangkasbitung Merak (jalur ganda & test track), Cilegon - Anyer Kidul (reaktivasi), Rangkasbitung - Labuan - Saketi - Bayah (reaktivasi tahap pertama), Tonjong - Pelabuhan Bojonegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas perkeretaapian),
Citayam - Nambo (jalur ganda), Parungpanjang Citayam, Nambo - Cikarang - Kalibaru (tahap pertama), Bogor - Sukabumi (jalur langsir/emplasemen), Cibungur - Tanjungrasa, Cikampek - Padalarang (jalur ganda), Padalarang - Bandung - Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Rancaekek - Tanjungsari (reaktivasi),
Tanjungsari Kertajati, Cirebon - Kadipaten (reaktivasi termasuk jalur KA baru), Akses menuju Pelabuhan Cirebon, Cicalengka - Banjar - Kroya (jalur ganda tahap pertama), Banjar - Pangandaran - Cijulang (reaktivasi tahap pertama), Purwokerto - Kroya (jalur ganda), Purwokerto - Wonosobo (reaktivasi tahap pertama), Maos Cilacap (termasuk akses ke Pelabuhan), Kroya Kutoarjo (jalur ganda), Kedungjati - Tuntang (reaktivasi), Semarang - Pelabuhan Tanjung Mas (reaktivasi), Kutoarjo - Purworejo (emplasemen), Surabaya - Kalimas/Sidotopo (jalur ganda), Jombang - Babat - Tuban (reaktivasi), Kandangan - Pelabuhan Teluk Lamong, Solo Madiun
(jalur ganda), Madiun - Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram Kalimas Wonokromo), Tulangan Gununggangsir, Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama). Sumatera: Bireun - Lhokseumawe, Lhokseumawe - Langsa (tahap pertama), Kuala Langsa - Langsa Besitang, Medan - Bandar
Khalifah Araskabu Kualanamu (jalur ganda, jalur KA layang), Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Binjai - Besitang (reaktivasi), Medan - Gabion/Belawan, Sumut (elevated track), Rantauprapat-Duri-Dumai, Pekanbaru-Muaro, Duri Pekanbaru, Naras - Sungai Limau, Sumbar (reaktivasi), Muaro Kalaban - Muaro (reaktivasi), Shortcut
Padang-Solok (tahap pertama), Muara Enim Lahat (Jalur Ganda), Prabumulih - Kertapati (jalur ganda), Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), Indralaya - Kampus Unsri (perpanjangan), KA Perkotaan Palembang, Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Tanjung Karang - Pelabuhan Panjang (reaktivasi), Cempaka - Tanjung Karang
Sukamenti Tarahan (jalur ganda). Sulawesi: Makassar - Pare-Pare, Manado Bitung Kalimantan: Tanjung - Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Balikpapan Samarinda
(31). Jawa-Bali: Maja Rangkasbitung Merak (jalur ganda & test track), Cilegon - Anyer Kidul (reaktivasi), Rangkasbitung - Labuan - Saketi - Bayah (reaktivasi tahap pertama), Tonjong - Pelabuhan Bojonegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas perkeretaapian),
Citayam - Nambo (jalur ganda), Parungpanjang Citayam, Nambo - Cikarang - Kalibaru (tahap pertama), Cibungur - Tanjungrasa, Cikampek - Padalarang (jalur ganda), Padalarang - Bandung - Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Tanjungsari Kertajati, Cirebon - Kadipaten (reaktivasi termasuk jalur KA baru), Akses
menuju Pelabuhan Cirebon, Cicalengka - Banjar - Kroya (jalur ganda tahap pertama), Banjar - Pangandaran - Cijulang (reaktivasi tahap pertama), Purwokerto - Wonosobo (reaktivasi tahap pertama), Maos - Cilacap (termasuk akses ke Pelabuhan), Kroya Kutoarjo (jalur ganda), Jerakah - Semarang Poncol - Semarang Tawang Alastua (jalur KA layang), Solo - Semarang (jalur ganda tahap pertama), Yogyakarta - Magelang (reaktivasi tahap pertama), akses menuju KA Bandara Kulonprogo (tahap pertama), Shortcut Solo Kota - Solo Jebres, Surabaya - Kalimas/Sidotopo (jalur ganda), Jombang - Babat - Tuban (reaktivasi), Kandangan - Pelabuhan Teluk
Lamong, Solo Madiun (jalur ganda), Madiun - Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram Kalimas Wonokromo, akses menuju Bandara Juanda), Tulangan Gununggangsir, Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama), Bandara Ngurah Rai Denpasar - Mengwi (tahap pertama) Sumatera:
Bireun - Lhokseumawe, Lhokseumawe - Langsa (tahap pertama), Kuala Langsa - Langsa Besitang, Medan - Gabion/Belawan, Sumut (elevated track), Rantauprapat-Duri-Dumai, Pekanbaru-Muaro, Duri Pekanbaru, Naras - Sungai Limau, Sumbar (reaktivasi), Padang Panjang - Bukit Tinggi - Payakumbuh, Sumbar (reaktivasi),
Muaro Kalaban - Muaro (reaktivasi), Batu Ampar - Bandara Hang Nadim, Pekanbaru Jambi, Jambi Palembang, Muara Enim Lahat (Jalur Ganda), Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), Indralaya - Kampus Unsri (perpanjangan), KA Perkotaan Palembang, Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Tanjung Karang - Pelabuhan
Panjang (reaktivasi), Cempaka - Tanjung Karang Sukamenti Tarahan (jalur ganda), Tarahan/KM3 - Bakauheni (tahap pertama). Sulawesi: Makassar - Pare-Pare, Manado Bitung, Isimu- Gorontalo--Bitung, Parepare--Mamuju (tahap pertama), Mamuju Palu Isimu (tahap pertama) Kalimantan: Tanjung - Bandara
Syamsuddin Noor Banjarmasin, Balikpapan Samarinda, Tanjung - Tanah Grogot - Balikpapan (tahap pertama), Palangkaraya - Banjarmasin (tahap pertama), Palangkaraya Pontianak Batas Negara (tahap pertama), Samarinda Tanjung Redep Batas Negara (tahap pertama) Papua: Sorong - Manokwari (tahap pertama),
Jayapura-Sarmi (tahap pertama)
(32). Jawa-Bali: Maja Rangkasbitung Merak (jalur ganda & test track), Cilegon - Anyer Kidul (reaktivasi), Rangkasbitung - Labuan - Saketi - Bayah (reaktivasi tahap pertama), Tonjong - Pelabuhan Bojonegara, Citayam - Nambo (jalur ganda), Parungpanjang Citayam, Nambo - Cikarang - Kalibaru (tahap pertama), Cikampek Padalarang (jalur ganda), Padalarang - Bandung - Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Tanjungsari Kertajati, Cirebon - Kadipaten (reaktivasi termasuk jalur KA baru), Akses menuju Pelabuhan Cirebon, Cicalengka - Banjar - Kroya (jalur ganda tahap pertama), Banjar - Pangandaran - Cijulang (reaktivasi tahap pertama),
Purwokerto - Wonosobo (reaktivasi tahap pertama), Kroya Kutoarjo (jalur ganda), Jerakah - Semarang Poncol - Semarang Tawang - Alastua (jalur KA layang), Solo - Semarang (jalur ganda tahap pertama), Yogyakarta - Magelang (reaktivasi tahap pertama), akses menuju KA Bandara Kulonprogo (tahap pertama), Shortcut Solo
Kota - Solo Jebres, Jombang - Babat - Tuban (reaktivasi), Kandangan - Pelabuhan Teluk Lamong, Madiun - Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram Kalimas Wonokromo, akses menuju Bandara Juanda), Tulangan Gununggangsir, Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama), Bangil Banyuwangi (jalur ganda tahap pertama), Bandara Ngurah Rai Denpasar - Mengwi (tahap pertama) Sumatera: Lhokseumawe - Langsa (tahap pertama), Kuala Langsa - Langsa Besitang, Medan - Gabion/Belawan, Sumut (elevated track), Rantauprapat-Duri-Dumai, Rantauprapat-Gunung Tua-Sibolga (tahap pertama),
Pekanbaru-Muaro, Duri Pekanbaru, Naras - Sungai Limau, Sumbar (reaktivasi), Padang Panjang - Bukit Tinggi - Payakumbuh, Sumbar (reaktivasi), Muaro Kalaban - Muaro (reaktivasi), Shortcut Padang-Solok (tahap pertama), Batu Ampar - Bandara Hang Nadim, Pekanbaru Jambi, Jambi Palembang, Muara Enim Lahat (Jalur
Ganda), Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), KA Perkotaan Palembang, Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Tanjung Karang - Pelabuhan Panjang (reaktivasi), Cempaka - Tanjung Karang Sukamenti Tarahan (jalur ganda), Tarahan/KM3 - Bakauheni (tahap pertama). Sulawesi: Makassar - Pare-Pare, Manado Bitung,
Isimu- Gorontalo--Bitung, Parepare-Mamuju (tahap pertama), Makassar-Bulukumba-Watampone (tahap pertama), Mamuju Palu Isimu (tahap pertama) Kalimantan: Tanjung - Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Balikpapan Samarinda, Tanjung - Tanah Grogot - Balikpapan (tahap pertama), Palangkaraya Banjarmasin (tahap pertama), Palangkaraya Pontianak Batas Negara (tahap pertama), Samarinda Tanjung Redep Batas Negara (tahap pertama) Papua: Sorong - Manokwari (tahap pertama), Jayapura-Sarmi (tahap pertama)
Jumlah Km'sp jalur
lingkar KA layang
yang dibangun
(Km'sp) di
Jabodetabek (20152019)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

1,908.000

Manggarai - Tanah
Abang - Ps. Senen
Jatinegara
Manggarai

3,339.000

7.70

12 dari 66

Manggarai - Tanah
Abang - Ps. Senen
Jatinegara
Manggarai

2,862.000

3.40

Manggarai - Tanah
Abang - Ps. Senen
Jatinegara
Manggarai

732.000

14.30

Manggarai - Tanah
Abang - Ps. Senen
Jatinegara
Manggarai

8,841.000

25.4

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TAHUN 2017

TARGET

LOKASI

6,270.000

12.00

Sumatera Selatan
(Bandara SMB II
Kolonel H. Burlian
Demang Lebar
Daun Angkatan
45 Kapten A.
Rivai Jln.
Jenderal Sudirman
Masjid Agung Jakabaring Sport),
Jabodetabek
(Cibubur-Cawang)

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2018

TARGET

LOKASI

12,540.000

24.00

Sumatera Selatan
(Bandara SMB II
Kolonel H. Burlian
Demang Lebar
Daun Angkatan
45 Kapten A.
Rivai Jln.
Jenderal Sudirman
Masjid Agung Jakabaring Sport),
Jabodetabek
(Cibubur-Cawang,
Cawang-Dukuh
Atas, CawangBekasi Timur)

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2019

TARGET

LOKASI

2,090.000

5.70

Sumatera Selatan
(Bandara SMB II
Kolonel H. Burlian
Demang Lebar
Daun Angkatan
45 Kapten A.
Rivai Jln.
Jenderal Sudirman
Masjid Agung Jakabaring Sport),
Jabodetabek
(Cibubur-Cawang,
Cawang-Dukuh
Atas, CawangBekasi Timur)

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

Pembangunan Kereta
Ringan Perkotaan
(km)

5.530

Jumlah unit
jembatan/underpass/
flyover KA yang
direhabilitasi dan
tingkatkan
keandalannya (unit)
Jumlah unit
jembatan/underpass/
flyover KA yang
dibangun (unit)
Jumlah Km'sp
pengadaan material
rel (Km'sp)

349.016

44.00

384.349

50.00

440.791

57.00

460.000

58.00

520.000

856.552

66.00

929.631

68.00

1,073.495

68.00

1,142.295

70.00

1,303.990

350.00

761.877

550.00

1,015.274

1,711.067

Jabodetabek

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

2,030.00

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019

20,905.530

Pendanaan
On Top

60.00

2,154.156

269.0

1,198.108

72.00

5,200.082

344.0

700.00

1,015.274

700.00

5,807.481

4,330.0

0.000

Jumlah unit
pengadaan material
wesel (unit)

55.000

600.00

82.614

125.00

121.302

200.00

161.602

250.00

161.602

250.00

582.120

1,425.0

Jumlah unit
stasiun/bangunan
operasional KA yang
direhabilitasi dan
tingkatkan
keandalannya (unit)
Jumlah unit
stasiun/bangunan
operasional KA yang
dibangun (unit)

37.964

6.00

47.019

6.00

51.146

7.00

55.315

9.00

56.000

10.00

247.443

38.0

122.663

15.00

128.928

15.00

145.974

17.00

155.173

17.00

160.000

18.00

712.738

82.0

269.011

7.00

353.687

7.00

844.631

8.00

866.879

8.00

875.329

11.00

3,209.537

41.0

433.141

12.00

446.635

13.00

457.426

14.00

465.428

16.00

600.000

16.00

2,402.631

71.0

Jumlah paket
rehabilitasi dan
peningkatan
persinyalan dan
telekomunikasi KA
(paket)
Jumlah paket
pembangunan
persinyalan dan
telekomunikasi KA
(paket)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

13 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2017

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2018

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2019

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019

Jumlah Km'sp listrik


aliran atas KA yang
direhabilitasi dan
tingkatkan
keandalannya (Km'sp)
termasuk gardu listrik

106.355

33.90

Jakarta Kota Manggarai Bogor

61.251

44.90

Jatinegara Pondok jati - Senen


- Kampungbandan Tanah Abang
Manggarai, Duri
Tangerang,
Manggarai Jatinegara - Bekasi
Cikarang

105.000

45.00

Tanah Abang
Rangkasbitung,
Citayam Nambo,
Jatinegara Pondok jati - Senen
- Kampungbandan Tanah Abang
Manggarai, Jakarta
Kota - Manggarai
Bogor, Jakarta Kota
Tj. Priok, Duri
Tangerang,
Manggarai Jatinegara - Bekasi
Cikarang

105.000

45.00

Tanah Abang
Rangkasbitung,
Citayam Nambo,
Jatinegara Pondok jati - Senen
- Kampungbandan Tanah Abang
Manggarai, Jakarta
Kota - Manggarai
Bogor, Jakarta Kota
Tj. Priok, Duri
Tangerang,
Manggarai Jatinegara - Bekasi
Cikarang

133.439

58.95

Tanah Abang
Rangkasbitung,
Citayam Nambo,
Jatinegara Pondok jati - Senen
- Kampungbandan Tanah Abang
Manggarai, Jakarta
Kota - Manggarai
Bogor, Jakarta Kota
Tj. Priok, Duri
Tangerang,
Manggarai Jatinegara - Bekasi
Cikarang

511.045

227.8

Jumlah Km'sp listrik


aliran atas KA yang
dibangun (Km'sp)
termasuk gardu listrik

291.282

17.35

Tanah Abang Maja Rangkasbitung,


Manggarai - Bekasi
Cikarang,
Kutoarjo
Yogyakarta,
Perkotaan
Surabaya (tram)

1,357.781

24.30

Tanah Abang Maja Rangkasbitung


Merak, Manggarai Bekasi Cikarang,
Padalarang Bandung
Cicalengka,
Perkotaan
Surabaya (tram)

1,880.000

32.00

Tanah Abang Maja Rangkasbitung,


Manggarai - Bekasi
Cikarang,
Padalarang Bandung
Cicalengka,
Perkotaan
Surabaya (tram)

1,105.760

32.00

Medan - Araskabu Kualanamu,


Rangkasbitung
Merak, Jakarta
Kota - Tj Priok/JICT,
Citayam Nambo,
Manggarai - Bekasi
Cikarang,
Padalarang Bandung
Cicalengka,
Kutoarjo
Yogyakarta,
Perkotaan
Surabaya (tram)

800.000

40.00

Medan - Araskabu Kualanamu,


Rangkasbitung
Merak, Jakarta
Kota - Tj Priok/JICT,
Citayam Nambo,
Cikarang
Cikampek,
Padalarang Bandung
Cicalengka,
Kutoarjo
Yogyakarta

5,434.824

145.7

346.550

59.00

Yogyakarta Solo

990.143

59.0

35.000

3.00

Aceh, Lampung,
Riau, Banten, DIY,
Sulsel

153.691

12.0

305.320

13.00

1,274.109

59.0

Jumlah Km'sp listrik


aliran atas KA yang
dibangun (Km'sp)
pada jalur KA antara
Yogyakarta Solo
(2015-2017)
Jumlah paket
peningkatan/
pembangunan
Bangunan Khusus
(paket)
Jumlah paket
pemagaran prasarana
dan fasilitas
prasarana
perkeretaapian
(paket)
Jumlah unit
pengamanan
perlintasan sebidang
(unit)

Yogyakarta Solo

643.593

16.938

1.00

35.445

5.00

50.634

34.00

Jateng

(33)

52.500

3.00

303.343

11.00

69.718

44.00

Sumut, Sumbar,
Sumsel, DKI
Jakarta, Jawa
Barat, Jateng, Jatim

(34)

90.000

45.00

(35)

19.976

3.00

315.000

15.00

94.500

45.00

Jambi, Sulut, Kalsel

(36)

29.277

2.00

315.000

15.00

110.000

50.00

Gorontalo, Kaltim,
Kalteng, Kalbar

(37)

414.852

218.0

(33). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Semarang - Solo, Bojonegoro - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi. Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tarahan, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang Pariaman, Medan - Araskabu - Kualanamu.

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

14 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
TAHUN 2015
TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
TARGET
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
NO
2015-2019
2015-2019
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(34). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi. Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai.
PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

(35). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri Tangerang, Jakarta Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka,
Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi.
Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan Tebingtinggi
- Siantar,
Tebingtinggi
Kisaran
- Tanjung
Balai,Jakarta
Kisaran- Tj.
Rantauprapat,
Bireun- Tanah
- Lhokseumawe.
(36). Jawa-Bali:
Tanah
Abang - Merak,
Duri
Tangerang,
Priok, Manggarai
Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka,
Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi.
Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe.
(37). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri Tangerang, Jakarta Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka,
Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi.
Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe.
Jumlah paket
158.0
1,297.785
34.00
2,864.515
30.00
2,094.445
31.00
2,127.610
31.00
1,600.000
32.00
9,984.355
pengadaan dan
penertiban lahan
(paket)
Jumlah paket
91.0
6.000
17.00
8.020
17.00
10.000
18.00
11.500
19.00
12.300
20.00
47.820
Perawatan
Peralatan/Fasilitas
Prasarana (paket)
Jumah Paket
Pengadaan MTT
(Multi Tie Tamper
Machine), Profile
Ballast regulator,
Track Laying
Machine, Flash Butt
Welding & Peralatan
Prasarana Lainnya

616.205

20.00

Pelaksanaan
Perawatan dan
Pengoperasian
Prasarana
Perkeretaapian Milik
Negara/ IMO (tahun)

1,712.351

1.00

Pelaksanaan
Perawatan dan
Pengoperasian
Prasarana
Perkeretaapian Milik
Negara (tahun)
Jumlah dokumen
Studi/Kajian/Desain/
Norma/Standar/
Pedoman/
Kriteria/Prosedur
bidang prasarana
perkeretaapian
(dokumen)
Jumlah paket
pembinaan
penyelenggaraan
prasarana
Perkeretaapian
(paket)

99.743

14.00

126.134

7.00

43.861

3.00

54.134

2.00

940.078

46.0

1,712.351

1.0

2,500.350

1.00

2,750.385

1.00

3,025.424

1.00

3,327.966

1.00

11,604.124

4.0

265.535

84.00

257.394

89.00

275.411

90.00

294.690

90.00

315.318

90.00

1,408.348

443.0

17.624

4.00

20.392

4.00

24.471

4.00

29.365

4.00

35.238

4.00

127.089

20.0

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

15 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Penyelenggaraan
administrasi dan
layanan perkantoran
(tahun)
Kegiatan
Pembangunan dan
Pengelolaan Bidang
Keselamatan
Perkeretaapian
Jumlah paket
Kegiatan
Sosialisasi/Rakor/Sem
inar/Workshop
Bidang Keselamatan
Perkeretaapian
(paket)
Jumlah paket fasilitas
dan peralatan bidang
keselamatan
perkeretaapian
(paket)
Jumlah dokumen
Studi/Kajian/Desain/
Norma/Standar/
Pedoman/
Kriteria/Prosedur
bidang keselamatan
perkeretaapian
(dokumen)
Jumlah paket
pembinaan
penyelenggaraan
bidang keselamatan
perkeretaapian
(paket)
Penyelenggaraan
administrasi dan
layanan perkantoran
(tahun)
Dukungan
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen
Perkeretaapian
PROGRAM
PENGELOLAAN DAN
PENYELENGGARAAN
TRANSPORTASI LAUT

RPJMN TAHUN 20152019

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
40.087

TARGET

LOKASI

1.00

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
48.105

167.381

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

1.00

57.725

175.800

3.000

3.00

59.879

18.00

64.467

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

1.00

3.00

63.597

20.00

7.00

66.155

36.721

6.00

3.315

1.00

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

1.00

3.00

64.443

20.00

9.00

70.786

39.291

4.00

3.547

1.00

TARGET

LOKASI

1.00

3.00

64.339

19.00

9.00

75.741

9.00

42.042

4.00

44.985

3.795

1.00

4.060

15.0

316.305

95.0

9.00

358.190

43.0

48.134

4.00

211.173

22.0

4.345

1.00

19.061

5.0

64.047

18.00

81.042

4.00

1.00

Riau, Jambi, Sulsel,


Sulut, Gorontalo,
Kaltim, Kalsel,
Kalteng, Kalbar

125.246

134.014

143.395

153.432

672.313

22,842.956

25,513.008

25,216.711

25,362.225

26,985.451

125,920.351

18,169.557

19,721.907

18,556.945

17,703.494

18,177.910

92,329.813

16 dari 66

5.0

17.252

3.00

116.227

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

TARGET
2015-2019

921.981

3.932

Aceh, Sumut,
Sumbar, Sumsel,
Lampung, Riau,
Banten, DKI
Jakarta, Jawa
Barat, DIY, Jateng,
Jatim, Sulsel

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)
298.312

201.500

3.675

Aceh, Sumut,
Sumbar, Sumsel,
Lampung, Banten,
DKI Jakarta, Jawa
Barat, DIY, Jateng,
Jatim, Sulsel

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
83.125

192.800

3.435

Aceh, Sumut,
Sumbar, Sumsel,
Lampung, Banten,
DKI Jakarta, Jawa
Barat, DIY, Jateng,
Jatim

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
69.271

184.500

3.210

Aceh, Sumut,
Sumbar, Sumsel,
Lampung, Banten,
DKI Jakarta, Jawa
Barat, DIY, Jateng,
Jatim

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Kegiatan
Pengelolaan dan
Penyelenggaraan di
Bidang Lalu Lintas
dan Angkutan Laut

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
4,311.575

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
4,893.756

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
3,713.779

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
2,594.686

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
2,911.529

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019

18,425.325

Jumlah Pelayanan
671.561 89 Trayek
(38)
766.529 113 Trayek
(39)
949.682 140 Trayek
(40)
1,132.835 167 Trayek
(41)
1,309.205 193 Trayek
(42)
4,829.813
Rute Angkutan Laut
Perintis
(38). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
(39). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
(40). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
(41). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
(42). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
Jumlah Rute
Angkutan Laut Tetap
Dan Teratur untuk
MendukungTol Laut

Jumlah Pembangunan
baru kapal negara
angkutan laut perintis

325.000

1 Paket

Tersebar pada lima


pangkalan yaitu :
Waingapu,
Manokwari, Tual,
Babang dan Kijang

2,526.082

100 unit

(43)

333.125

2,946.000

1 Paket

Tersebar pada lima


pangkalan yaitu :
Waingapu,
Manokwari, Tual,
Babang dan Kijang

(44)

341.453

1,455.807

1 Paket

Tersebar pada lima


pangkalan yaitu :
Waingapu,
Manokwari, Tual,
Babang dan Kijang

(45)

349.989

1 Paket

Tersebar pada lima


pangkalan yaitu :
Waingapu,
Manokwari, Tual,
Babang dan Kijang

358.739

1 Paket

Tersebar pada lima


pangkalan yaitu :
Waingapu,
Manokwari, Tual,
Babang dan Kijang

1,708.307

6,927.889

Lanjutan
pembangunan kapal
negara angkutan laut
perintis

70 unit

Penyelesaian
pembangunan kapal
negara angkutan laut
perintis

3 unit

30 unit

70 unit

(43). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
(44). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
(45). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
Jumlah
pembangunan/
pengadaan fasilitas
pendukung Lalu lintas
dan Angkutan Laut
:(46)

788.932

Tersebar di 33
Provinsi

848.102

Tersebar di 33
Provinsi

966.836

Tersebar di 33
Provinsi

1,111.862

Tersebar di 33
Provinsi

1,243.585

Tersebar di 33
Provinsi

4,959.317

(46). ( Perbaikan dan Perawatan Kapal Perintis (Docking Repair) milik Ditjen Hubla / Pengadaan camera CCTV/ Pemasangan Upgrade Monitoring Tracking Sistem / Pembangunan Infrastruktur Multimedia Tracking / Pembangunan Sistem Informasi Spasial Kapal Perintis / Penyelenggaran Mudik Gratis Sepeda Motor / Monitoring
Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru / Monitoring Pelabuhan Singgah Perintis dan Center Pangkalan Perintis / Pemberdayaan Industri Pelayaran Rakyat)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

17 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Kegiatan
Pengelolaan dan
Penyelenggaraan di
Bidang
Penyelenggaraan
Pelabuhan dan
Pengerukan

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
7,377.269

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
7,423.024

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
7,470.651

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
7,520.242

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
7,571.895

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019

37,363.082

Jumlah Lokasi
6,119.638
306 lokasi
(47)
6,125.758
100 lokasi
(48)
6,131.884
100 lokasi
(49)
6,138.016
100 lokasi
(50)
6,144.154
100 lokasi
(51)
30,659.449
Pembangunan dan
Pengembangan
Pelabuhan Non
Komersial
(47). Pelabuhan Sigli, Sabang, Meulaboh, Tapak Tuan, Singkil, P. Banyak, Sinabang, Sibigo, Labuhan Angin, Pangkalan Susu, Teluk Dalam, Lahewa, Sirombu, P. Tello, Leidong, Parlimbungan Ketek, Sei Berombang, Barus, Tg. Sarang Elang, Pekanbaru, Tanjung Buton, Bagan Siapi-api, Tanjung Samak, Meranti - Selat Panjang,
Kuala Gaung, Panipahan, Batu Panjang, Sungai Guntung, Dumai, Dompak, Mocoh, Malarko, Pulau Sambu, Letung, Midai, Pulau Laut, Subi, Serasan, Dabo Singkep, Tanjung Berakit , Carocok Painan, Tiram, Teluk Bayur, Bungus, Air Bangis, Pariaman, Tiku, Tarusan, Pasapuat, Talang Dukuh, Nipah Panjang, Ujung Jabung,
Kuala Mendahara, Tanjung Api-api, Tanjung Pandan, Pulau Baai, Linau Bintuhan, Sibesi, Sebalang, Batu Balai, Tg. Priok, Marunda, Sunda Kelapa, Banten, Karangantu, Cituis, Kronjo, Labuhan, Panimbang, Bayah, Karangsong, Indramayu, Pamanukan, Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Kendal, Tegal, Cilacap, Batang, Jepara, Juwana,
Rembang, Brebes, Pekalongan, Keramaian, Taddan, Branta, Bawean, Pacitan, Sapudi, Telaga Biru, Tanah Ampo, Benoa, Padang Bai, Celukan Bawang, Nusa Lembongan, Nusa Penida, Benete, Pamenang Tanjung, Nunbaunsabu, Maritaing, Baing, Seba, Raijua, P. Salura, Waikelo, Kendidi Reo, Pota, Marapokot, Maurole,
Atapupu, Batutua, Papela, Ba'a, Kolbano, Larantuka, Terong, Wulandoni, Bari, Labuhan Bajo, Ketapang, Sambas, padang Tikar, paloh,Sukadana, Kuala Pembuang, Teluk Segintung, Pegatan, Mendawai, Parenggean, Sampit, Pulang Pisau, Bahaur, Batanjung, Marabatuan, Matasiri, Pelaihari, Sebuku, Palaran, Samarinda,
Penajam Pasir, Maloy, Tanjung Redep, Tanah Grogot, Kuala Semboja, Tarakan,Sungai Nyamuk, Tanah Tidung, Manado, Kawio, Matutuang, Kawaluso, Petta, Tamako, Lipang, Bukide, Kahakitang, Kalama, Tahuna, Ngalipaeng, Marore, Lirung, Melonguane, Mangarang, Karatung, Rainis, Miangas, Makalehi, Pehe, Ulu Siau,
Biaro, Sawang, Buhias, Labuhan Uki, Amurang, Gorontalo , Anggrek, Tilamuta, Moutong, Parigi, Kolonedale, Bungku Luwuk, Teluk Malala, Ogoamas, Mantangisi, Una-una, Pagimana, Leok, Palele, Banggai, Bungkutoko, Kendari, Ereke, Maligano, Bau-bau, Pasarwajo, Boepinang, Batu Atas, Wanci, Lasalimu, Kolaka,
Watunohu, Dawi-dawi, Molawe, Lakara, Makassar, Paotere, Awerange, Garongkong, Jampea, Kayuadi, Munte, Belopa, Bulukumba, Jeneponto, Pattiro Bajo, Tuju-Tuju, Cappa Ujung, Sinjai, Biringkasi, Sabutung, Sapuka, Sailus, Kalukalukuang, Maccini Baji, Selayar, Benteng, Bajoe, Siwa, Majene (Banggae), Palipi ,
Popoongan, P. Ambo, Belang-belang, Polewali, Tanjung Silopo, Yos Sudarso, Ambon, Gudang Arang, Tulehu,Tuhaha, Tutu Kembong, Kroing, Saumlaki, Larat, P. Buano, Taniwel, Dawelor, Wonreli, Mahaleta, Namlea, Amahai, Kobror, Marlasi, Dobo, Gorom, Teor, Fogi, Namrole, Ambalau, Tual, Loleojaya, Tifure, Manu
Gamunu, Mangga Dua, Bicoli, Tapaleo, Daruba, Tikong, Dama, Tobelo, Dorume, Galela, Bisui, Koititi, Indari , Yaba, Babang, Labuha, Sofifi, Laiwui, Wayaloar, Jojame, Banemo, Depapre, Merauke, Serui, Sarmi, Biak, Nabire, Agats, Mumugu, Waren, Bade, Asiki, Moor, Arar, Manokwari, Kaimana, Saonek, Sausapor,
Kokas, Teminabuan, Korido, Oransbari Wasior.
(48). Pelabuhan : Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu panjang, Batutua, Bau bau, Belang belang, Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok painan, Dabo singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi reo, Kendal,
Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala semboja, Labuhan bajo, Labuhan angin, Lakara, Larantuka, Letung, Linau bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri, Meranti, Midai, Moor
Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu,Pulau banyak, Pulau buano, Pulau salura, Pacitan, Padang tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan, Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan, ketek, Patani, Pelaihari, Penajam pasir, Pomalaa, Pota, Pulau laut, Pulau teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi speed boat,
Subi, Taddan, Tanah ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung, Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapi Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar
(49). Pelabuhan : Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu panjang, Batutua, Bau bau, Belang belang, Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok painan, Dabo singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi reo, Kendal,
Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala semboja, Labuhan bajo, Labuhan angin, Lakara, Larantuka, Letung, Linau bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri, Meranti, Midai, Moor
Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu,Pulau banyak, Pulau buano, Pulau salura, Pacitan, Padang tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan, Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan, ketek, Patani, Pelaihari, Penajam pasir, Pomalaa, Pota, Pulau laut, Pulau teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi speed boat,
Subi, Taddan, Tanah ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung, Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapi Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar
(50). Pelabuhan : Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu panjang, Batutua, Bau bau, Belang belang, Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok painan, Dabo singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi reo, Kendal,
Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala semboja, Labuhan bajo, Labuhan angin, Lakara, Larantuka, Letung, Linau bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri, Meranti, Midai, Moor
Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu,Pulau banyak, Pulau buano, Pulau salura, Pacitan, Padang tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan, Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan, ketek, Patani, Pelaihari, Penajam pasir, Pomalaa, Pota, Pulau laut, Pulau teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi speed boat,
Subi, Taddan, Tanah ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung, Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapi Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar
(51). Pelabuhan : Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu panjang, Batutua, Bau bau, Belang belang, Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok painan, Dabo singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi reo, Kendal,
Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala semboja, Labuhan bajo, Labuhan angin, Lakara, Larantuka, Letung, Linau bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri, Meranti, Midai, Moor
Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu,Pulau banyak, Pulau buano, Pulau salura, Pacitan, Padang tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan, Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan, ketek, Patani, Pelaihari, Penajam pasir, Pomalaa, Pota, Pulau laut, Pulau teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi speed boat,
Subi, Taddan, Tanah ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung, Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapi Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar
Jumlah
516.580
Tersebar di 33
519.163
Tersebar di 33
521.759
Tersebar di 33
524.367
Tersebar di 33
526.989
Tersebar di 33
2,608.858
Pembangunan/Penga
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
daan Fasilitas
Pendukung
Pelabuhan dan
Pengerukan : (52)
(52). (Pengadaan Reach Stacker / Pengadaan Forklift / Pengadaan Prasarana Pemanduan / Pengadaan Truck Crane / Pengadaan Excavator, Grab Cham Shell dan Wheel Loader / Peningkatan Fasilitas Pelabuhan dalam Rangka Pelayanan Publik / Fasilitas Pendukung Operasional (Gedung Bangunan, Rumah Dinas, Pembuatan
Sumur, Lampu Penerangan, Pos jaga, Pagar, Gapura dll))
3

Kegiatan
Pengelolaan dan
Penyelenggaraan di
Bidang
Penyelenggaraan
Perkapalan dan
Kepelautan

137.219

Pembangunan Kapal
Marine Surveyor

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

136.965

13.000

13.000

5 Unit

13.000

13.000

5 Unit

18 dari 66

13.000

13.000

5 Unit

13.000

313.184

5 Unit

52.000

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Jumlah
Pembangunan/Penga
daan Fasilitas
Pendukung
Perkapalan dan
Kepelautan

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
137.219

TARGET

LOKASI

3Paket

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
123.965

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

2 Paket

TARGET
2015-2019

261.184

(Pengadaan Enginee
Room Simulator /
Pengadaan Full
Mission Bridge
Simulator /
Pengadaan Komputer
Base Assessment)
4

Kegiatan
Pengelolaan dan
Penyelenggaraan di
Bidang
Penyelenggaraan
Kenavigasian

3,073.839

3,172.717

Jumlah Pembangunan
Sistem
Telekomunikasi
Pelayaran

142.911

16 Unit

Jumlah Pembangunan
baru kapal negara
Kenavigasian

807.500

10 Unit

(53)

3,247.880

148.627

17 Unit

807.500

10 Unit

(54)

3,448.167

154.573

18 Unit

807.500

10 Unit

Lanjutan
pembangunan kapal
negara Kenavigasian

5 Unit

5 Unit

Penyelesaian
pembangunan kapal
negara Kenavigasian

5 Unit

10 Unit

(55)

3,525.917

160.755

18 Unit

934.000

11 Unit

(56)

16,468.520

167.186

19 Unit

934.000

11 Unit

15 Unit

(57)

774.052

4,290.500

11 Unit

(53). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong
(54). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong
(55). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong
(56). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong
(57). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong
Jumlah Pembangunan
Reverse Osmosis (RO)

6.550

Jumlah Pembangunan
Sarana Bantu
Navigasi Pelayaran
(SBNP)

451.290

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

5 Unit

206 Unit

Disnav Sibolga,

(58)

32.730

25 Unit

469.342

137 Unit

(59)

32.730

25 Unit

488.115

137 Unit

19 dari 66

(60)

28.800

22 Unit

507.640

137 Unit

(61)

26.190

20 Unit

527.945

137 Unit

127.000

(62)

2,444.332

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
TAHUN 2015
TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
TARGET
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
NO
2015-2019
2015-2019
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(58).Tersebar di 33 Provinsi. Bukit Ujung Babang Sinabang Kab. Simeulue, Pulau Buro Kota Banda Aceh, Tambun Tulang, Kab Asahan Tg. Leidong, Kab. Labuhan Batu Tembilahan, Kab. Indragiri hilir, Karang Singa Kab. Bintan, Karang Berakit Kab. Bintan, Pelabuhan Tg. Berakit Kab. Bintan, pangkil Kota Tanjung Pinang, lobam Kab.
Bintan, Pelabuhan muara saibi Kab. Kep Mentawai, Palembang, Muara Kalikuto Kendal, Muara Sungai Pencongan Pekalongan, Laut Hijau Pemalang, Tanjung Lorok Pacitan, Gunung Batur Kab Gunung Kidul, Sadeng Kab Gunung Kidul, Sindang Barang Kab. Cianjur, Disnav Cilacap, Sempu Kab. Malang, Castur Kota Surabaya, Pulau
Paserang Kab. Sumbawa Barat, TG. Bungkulan Kab. Buleleng. Pel. Lembar Kab. Lombok Barat, Pel. Badas Kab. Sumbawa, TG. Mobulu Kab. Badung, Sedihing Kab. Klungkung, Buleleng Kab. Buleleng, Waingapu Kab. Nagekeo, Pulau Mangudu Kab. Sumba timur, Pulau Dana Kab. Kupang, Wajok Hili Kab. Pontianak, Muara
Kendawangan Kab Ketapang dan Kab. Hulu, Karang Ontario Kab. Ketapang, Muara Kubu Kab. Kubu Raya, Muara Ketapanng Kab. Ketapang Gosungan Berau Kab. Berau, Kr. Besar Kab. Bulungan, P. Bunyu Kab. Bulungan, Pelabuhan Mantuil Kota Banjarmasin, Pelabuhan Jembatan Rumpiang Kota banjarmasin, Gosong Muara Sungai
Serapat Alur Barito Kab Bariton Kuala , Pulau Alalak Berangas Sungai Barito Kab. Barito Kuala, Ujung Panti Sungai Barito Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin, Gosong Ujung Selatan Pulau Bakut Alur Barito Kota Banjarmasin, Pulau Tampaan Selat Laut Kab. Kotabaru, Kab. Kota Waringin Timur, Kab. Kota Waringin Timur, Tg.Ulu
Kabupaten Kutai Kartanegara Kab. Kertanegara, pelabuhan marisa Kab. Pohuwotu, tg.malangi Kab. Pohuwotu, Pulau Magenti Kab. Muna, Pulau Sagori Kab. Bombana, Sikeli Hijau Kab. Bombana, Bero Masidi Kab. Muna, Mamuju dan Dam Paotere Kota Palopo, Kota Makassar Kab. Pare-pare Plabuhan Romang-Kisar Kab.Maluku
Barat Daya, Pelabuhan Damer-Moa Kab.Maluku Barat Daya, Plabuhan Kaiwatu-Kisar Kab.Maluku Barat Daya, Kab. Buru, Kab. Pulau Morotai, Pel. Dawai Kab. Yapen Waropen, Pel. Miosnum Kab. Biak Numfor, Disnav Merauke, Muara SG Maro Kab. Merauke, Muara SG Digul Kab. Boven Digul, P. Habe Aman Kab. Boven Digul, Selat
Muli Kab. Merauke, Sungai Atsy Kab. Asmat, Sungai Digul Kab. Boven Digul, Pelabuhan Arar dan Selat Sele Kab. Sorong, Kab Raja Ampat, Pulau Tinggi Kab. Simeulue, matang Kab. Bintan, kentar, Kab. Lingga, Cikoneng dan Lengkuas, Kab. Serang, Bawean, Kab Gresik, Masalembo, Kab. Sumenep, TG. Motamasin, Kab. Belu, Kab. Alor
dan Kupang, P. Pengiki , Kab. Pontianak, P. Sebatik, Kab. Nunukan, Gorontalo, Kota Gorontalo, Pelabuhan Lakor - Kisar Kab. Maluku Barat Daya, Pelabuhan Malahayati, Kab. Aceh Besar, Disnav Semarang, Tg. Padang Tikar, Pel. Sedau Singkawang, Kota Singkawang, Gosong Niger (Perbatasan Malaysia), Kab. Sambas, Disnav Sorong,
P.Wuring dan P. Treweng, Kab. Sikka, P. Sintete, Kab. Sambas, P. Pulau Tam, Kota Tual, Pulau Tayando, Kota Tual, Seira - Saumlaki, Kab. Maluku Tanggara Barat, Marsella Kisar, Kab. Maluku Barat Daya, Romang Kisar, Kab. Maluku Barat Daya, P.Damar Moa, Kab. Maluku Barat Daya, Pel. Tobelo, Bemo, Wayabula, Bobong,
Galela, Tikong, Daruba, Dame, Kab. Halmahera Utara, Pel. Seku, Leksula, Sanana dan Tulehu, Kab Maluku Tengah Tanjung Kumbis, Kab. Merauke, Kelapa Lima, Kab. Merauke P. Banamepe, Kab. Merauke.
PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

(59). Tersebar di 33 Provinsi. Uj. Mangki, Kr. Biawak, Kr. Gatui , Sinabang, P. Batu Berlayar, P. Ina, Malahayati, Meulingge, Calang, Lhok Kruet, Tg. Pertandang, Sei. Berombang, Ujung Peusangan, Ujung Peureula, Tg.Tiram, Pangkalan Susu, Pulau Kampai, Tanjung Pura, Pantai Cermin, Barus, Amboina, Kr.Karang, Kr.Lago, Kr.Tonga,
P.Jawyawi, Uj. Tanjung, P. Simangke, Pel. Sikakap, Gosong Laut, Uj. Batu Berlayar, Pel. Tiram, Tjg. Sigep, Mr. Air Haji, P. Simasin, Tg. Simansih, Tg. Sakaladat, Tg. Toyolawa, P.Timau, Tg. Cakang, P. Ritan, Batu Berlayar, Kr.Jackson, P., Batuberlayar, Batu Besar, Batulicin, P. Buton, P. Hantu, P. Kelong, Tg. Batu, Gs.Mumbul, P. Babi
Karimun, Gandir, Utara P.Tengah, Bengkalis, Sungai Pakning, Kuala Enok, Tembilahan, Selat Panjang, Bagan Siapi-api, Ayermasin, Uj. Batakarang, Kr.Haji, Ma. Kuala Tungkal, Sg. Banyuasi, Sel. Bangka, P.Lalang, Selat Nando, Tg. Terentang, Talang Duku, Tg. Bangka, Tg. Api, Karimata, Tg. Satai, Sukadana, Kendawangan,
Ketapang,Paloh/Sakura, Singkawang, Pontianak, Sanding, Seblat, Bayangan Air, Kr. Kerbau, Indramayu, Cirebon, P.Selanga, Tg. Selokan, Tg.Karawang, Ujung Walor,Kertapati, Pulau Long, Cikalong, Batu Gajah, Batu Tunggur, Tg. Gedeh, Kr. Pabayang, Tg. Guhakolak, Tg. Pemalang, Alur Pel. Juwana, P. Karimunjawa, Batang, Jepara,
Kendal, Pekalongan, Pemalang, Gosong Pasir, Payangan, Pasosongan, Batu Putih, Kamal, Sapulu,Telaga Biru, Banyu Wangi/Boom, Paciran, Branta, P. Menjangan, Tg. Amat, Tg Beranti, Tg. Palonan, Benoa, Sanur, Gilimanuk, Padang Bai, Nusa Lembongan, P. Raja, Pel. Lewoleba, Alur Pelab. Balauring, Balauring, Barat daya Pade, Pel.
Waingapau, Pel. Waewole, Pel. Pemana, Pel. Wuring, Tg. Dewa, P. Alalak, Uj. Panti, P. Bakut, P. Datu, Banitan 1, Banitan 2, Gosong Pasir, Ma. Peking, Tg.Buasin, Tg.Keris, P. Sebatik, Tg.Sadau, Nunukan, Sungai Nyamuk, Tg. Bayurr, Balikpapan, Kampung Baru, Talisayan, Tanjung Redep, Lhok Tuan, Tanjung Laut, Tanjung Selor,
Sagara, Tg. Keramat, Karang Boliogut, Tg. Laimpangi, Dam Paotere, Kr. Melintang, Kr. P.P. Takabonerate, Kr. Taka Rangkap, Kr. Ug. Pepe, Kr.Laubang, Tg. Goram, Banabungi, Lasalimu, Lawele, Siompu, Ereke, Labuhan Belanda, Kendari, Bungkutoko, Langara, P. Bentenan, Batu tengah Labuhan Uki, Molibagu, Torosik, Kotabunan,
Wori, Tilamuta, Wongosari, Gorontalo, Banda Besar, Batusambo, Pel. Tobelo, Bemo, P. Kaburuang, Tg. Gorua, P. Daram, P. Tumbutumbu, P. Panjang, P. Momfafa, Fuilu,, P.Sagin, P.Wayam, P. Anus, Kr.Jaunan, P. Ayawi, P.Isomanai, P.Mengge, P.Miosindi, P. Pombo, Alur Pel. Kelapa Lima, Tg. Yamursba, Tg. Wasio, Sungai Torasi,
Sungai Torasi, Pel. Elat, Alur Pel. Kasui, P. Inggar, Kr. Saribatsir, P. Anggarmasa
(60). Tersebar di 33 Provinsi. Uj. Pesanga, P.Lakon, P.Rubiah, Tg. Sabin, Tg.Ketaping, Uj.Lampuyang, Uj.Meuduroe, Sussoh, Lhok Pawoh, Tapaktuan, Sei. Berombang, Ujung Peusangan, P. Paru Buso, Ujung Peureula, Tg.Tiram, Tanjung Balai Asahan, Kuala Tanjung Pangkalan Dodek, Perupuk, Tanjung Tiram, P. Salaut Besar, Kr.Kasi,
Tg.Ikhunene, Tg.Lambaru, Tg.Siginigini, Tg.Toyolawa, Ug. Batu Panjang, Ug.Teduihu, Uj. Talukasai, Mr. Surantiah, Pel. Muara Surantiah, Pel. Muara Sabi, Tg. Sero, Tg. Betumonga Pasapuat, Siuban, Tua Pejat, Subelen, Labuhan Bajau, Sinakak, Nunbing, P. Pelampong, Karang Singa, Kr.Nginang, P.Selanga P.Tokong Kemudi, Pel.
Letung, Pel. Letung, Pel. Midai, Pel. Midai, Pel. Midai, P. Ti, Tg. Sekodi, P. Rupat, Tg. Kedabu Pel. Meranti, Selat Rupat, Bandul, Melibur, Batu Panjang, Tanjung Medang, Kuala Gaung, Uj. Batakarang, Kr.Haji, Ma. Sabak Ma. Kuala Tungkal, Ma.Ka. Berbak, Pel. Boom Baru, Sg. Musi, Sg. Banyuasi, Sel. Bangka, P.Lalang, Ma.
Kendawangan Ma. Kendawangan, Pel. Padangtikar, Pel. Penebangan, Air Hitam, Teluk Melano/Teluk Batang, Teluk Air, Tg. GedehTg. Losari Tg. Batu Kebutjung, Gs. Toborjantan, Kr. Gundul, Kr. Rakit Utara, Pel. Sadai, Tg. Kahoabi, Tg. Kooma, Malakoni/P. Enggano Bintuhan/Linau, Pulau Baai, Tg. Lokon, Tg. Ngeres Langu, Tg.
Tawulan, Kr. Wuni Wates, Alur Pel. Juwana, Muara Kalikuto Kendal, Muara Sungai Pecnongan, P. Karimunjawa, P. Karimunjawa, Kr. Sverre, Kr. Wen-wen, Pel. Rembang, Tg. Sbkah Tg. Awar-awar, Tg. Bantenan, P.Sepekan, Pel. Kangean, Tanjung Bulu Pandan, Tanjung Wangi, Ketapang, Bawean, Gresik Marba, P. Paserang, Tg. Batu
Licin, Tg. Ungasan, Tg. Mebulu, P. satonda, Tg. Srae, Buleleng (Sangsit), Celukan Bawang P.Nusa Ende, Seraja Besar, Tg. Muna, Tg. Lai, Pel. Binanatu, Labuhan bajo, Mananga, Nangalill-Buteng, Tg. Selaka, P. Kaget P. Balukung 1, P. Balukung 2, P. Belandean, Pel. Mantuil, Pel. Jemb. Rumpiang, Gs. Muara Sg. Barito, Gosong Batu
Buaya Gosong Batu Buaya, Tg. Batu, Kr.Adat, Tanah Grogot, Teluk Adang, Tg. Jumalai, Kariangau, Semayang, Kr.Unarang, Tg. Bodjo Pel. Palippi, Jampea, Bulukumba, Mamuju, KrvP.Saujung, P. Sainoa, Bungku Toko, Ge. Saponda Selatan, Gs. Selatan, Gs.Utara Kr. Barat Langara Bugis, Kr. Barat P. Maloan, Kr. Bokori, Kr. Dungi, Kr.
Generaal Pel, Kr. Langara Bugis, Kr. Lingoro, Kr. P. Basa P. Puludua,Tutuyan Jikoblanga, Boroko, Tg. Sidupa, Air Tembaga, Bitung, Bentung, Bukide, Kahakitang, Kalama, Kawaluso Kawio, Manuwui, P. Ambelau, Tg. Lelai, P. Fani, Lomiosu, Galela, Tobelo, Buli, Kobisadar, Wayabula dan Dame, Bobong P. Ayu, Tg. Namaripi, Tg. Sekar,
Tg.Dore, Tg.Dore, Tg.Monfafa, P. Evanas, Selat Sele, Selat Sele, Windesi, P. Miosnum,, P.Miospandi, P.Nutabari, P.Roon, P.Rurbas Beba, P.Wairandi, Pel. Bosnik, Tg. Wasanbari,Tg. Basari, Tg. Narwaku Tg. Kamdara, Tg. Kelapa, Tanah Merah, Muara Selat Muli, Sungai Asty, Sungai Asty, P. Nuhunayat, P. Er, Pel. Sofiani Larat P. Dawera
Dawelor
(61). Tersebar di 33 Provinsi. Sibadeh, Meukek, P. Banyak, P. Sarok, Singkil, Sei. Berombang, Teluk Nibung, Pantai Labu, Percut, Rantau Panjang, Tanjung Beringin, Gunung Sitoli, Labuhan Bilik,, P.Wunge, Pel.Sibolga, Muara Siberut/Pokai, Muara Sikabaluan/Simailepet, Muara Padang, Air Bangis, Tg. Kemantan, Pl.Selanga, P.
Sekatung, Sel.Kijang, Sel.Kijang, Karang Berakit, Karang Singa, P. Senggakang, Karang Getting, Tg.Gabi, Pulau Bulan, Pulau Sambu, Belakang Padang, Sagulung, , Sijantung, Kuala Mandah, Kuala Raya, Concong Luar, Bekawan Luar, Sungai Buluh, Perigi Raja, Pulau Kijang, Sapat, Sungai Guntung, Rengat, P.tokong Kembang, Selat
Nando, Tg. Terentang, Tg.Buyut, Talang Duku, Kuala Tungkal, Muara Delli, Pangkal Duri, Sungai Jambat, Air Hitam Laut, Mempawah, Jaruju, Sambas, Sintete, Kelanis, Tg. Sedari, Muko-Muko, Tanjung Batu, Manggar, Dendang, Pulau, Buku Limau, Pulau Sekunyit, Pulau Ketapang, Pulau Batu, Pangkal Balam, Teluk Betung, Batu Balai,
Brebes, Cilacap, Jepara, Pati, Rembang, Rembang, Teluk Lamong, Brondong, LIS, Sendang Biru, Pacitan, Pasean, Pasuruan, Probolinggo/ Tg.Tembaga, Paiton, Panarukan, Tg. Lessek, Pegametan, Penuktukan, Labuhan Lalang, Labuan Amuk/Tanahampo, Labuhan Amed, Nusa Penida (Mentigi), Buyuk, Kusamba, Buleleng (Sangsit), Tg.
Boda, Tg. Mas, P.Sukur, Pel. Aimere, Pel. Batu Tua, Pel. Wini, Tg. Kumba, Tg. Tutunnila, Tg. Uwakeka, Tg.Batu putih, Tg. Batuata, Tg.Kumba, Gosong Batu Buaya, Sei Kahayan 6, P. Tangguk, P. Batimbul, Sei.Kahayan no.7, Sei.Mentaya(green), P. Kembang, Kumai, Pangkalan Bun, Sampit, Penajam Paser, Pulau Bunyu, Tg. Perupu,
Kariangau, Semayang, Kr.Unarang, Kuala Semboja, Sebulu, Kr.Tete, Kr. Tg.Tonrangang, Pel. Jinatu, Kalaotoa, Bonerate, P. Maharatiangana, P. Marasende, P. Sailus, P. Sambarjaga, P. Sapuoka, Pel. Macici Baji, P. Balang Lompo, Pel.Serayar, Polewali, Polewali, Tg. Appatana, Kayuadi, Tg. Salangketo, P. Anano, Kr. P. Randa, Kr. Pel.
Rahe, Kr. Pomalaa, Kr. Raha, Kr. Bintang Selatan, Kr. Rosa Marie, Kr. Runduma, Kr. Selat Masiri, Kr. Selatan, Kr. Selatan Kaledopa, Kr. Selatan Kapota, Kr. Teluk Lemobajo, Kr. Tg. Barat Laut Kaledupa, Kr. Timur (Oneete), P.Sago, Tg. Dominango, Lipang, Makalehi, Marore, Matutuang, Ngalipaeng, P. Damar, P. Nusalaut, P.Pombo
linggi, Sarangburung, Tikong, Namlea, Tlk. Bara, Wayabula, Borong, Galela, Tikong, Pel. P. Damar, Pel.Kroing, Pel. Tutukembong, Pel.P. Teor, Pel. Moti, Pel. Tuhaha, Makian, Tg. Ngoni, Tg. Papisoi, Tg. Saweba, Tg. Wesio, Selat Sele, Alur Pelayaran Raja Ampat, Tg.Nasaulang, Tg.Opmarai, Tg.Poweri, Tg.Saweba, Pel. Kabare, Tg.Wariai,
Tg.Wibain, Bomberai, Fak-fak, Karas, Kokas, Sagan, Selasi, Tg. Mandundi, Sorido, Sorido, Tg. Abwari, Tg. Mangguar, Tg. Riarwepam, Pel. Dawai, Sungai Kuk / cook, Gosong Tripon, Tg. Pohon Batu, Amarapia, P. Karang, Sungai Torasi, Sungai Belatar, Kr. Sametinke, Uj. Komoran, Uj. Salah, Pel. Mahleta, P. Sermata, Pel. Elat, Pel. Kur,
Alur Pel. Dobo, Pel. Ngolin, Pel . Yayaru, Pel. Tepa
(62). Tersebar di 33 Provinsi. Seruway, Kuala Raja, Pusong, Sigli, Laweung, Sabang, Sibigo, Teluk Nibung, Pantai Labu, Percut, Rantau Panjang, Tanjung Beringin, Gunung Sitoli, Labuhan Bilik, Sei Barombong, Teluk Leidong, Tg. Sarang Elang, Pangkalan Susu,Pulau Kampai, Tanjung Pura, Tapak Kuda, Kuala Sarapu, Pangkalan Brandan,
P.Wunge, Pel.Sibolga, Pel. Sikara-kara, Tg.Bai, Sasak Teluk Tapang, Muara Haji, Carocok Painan, Surantih, Tg. Sading, Sekatap Darat, Senggarang, Tanjung Ayun, Tanjung Duku Tanjung Geliga, Tanjung Lanjut, Tanjung Sebauk, Tanjung Siambang, Tanjung Unggat, Wisata Penyengat, Tanjung Samak Tanjung Kedadu, Penyalai,
Panipahan, Sinaboi, Buatan, Kurau/Si Lalang, Sel Apit, Sungai Siak, Tanjung Buton, Kuala Mendahara, Lambur Luar, Muara Sabak, Nipah Panjang, Pamusiran, Simbur Naik, Sungai Lokan, Ujung Jabung, Tanjung Api-Api, Sungsang, Karang Agung, Rangga Ilung, Batanjung, Behaur, Kuala Kapuas, Pegatan Mendawai, Uj. Tk. Punggur Krui,
Kalianda, Lagundi, P. Sebesi, Sebalang, Bakauheni, Way Seputih, Kuala Penat, Labuhan Maringgai, Way Penat Way Sekampung, Mesuji, Kota Agung, P. Tabuan, Kelumbayan, Teladas, Manggala/Menggala, Sungai Burung, Tulang Bawang, Semarang, Tegal, Karimun Jawa, Tanjung Emas, Glimandangin, Sampang/Taddan, Tanlok,
Besuki, Jangkar Kalbut, Gayam, Kalianget, Kangean, P. Raas, Sapudi, Sapeken, Keramaian, Masalembo, Giliraja, Tg. Tekurenan, Celukan Bawang, Pegametan, Penuktukan, Bima, Sape, Waworada, Cempi, Calabahi, Kempo, Lembar, Tg. Muna, Tg. Kopondai P.Sukur, Pel. Aimere, Pel. Batu Tua, Pel. Wini, Tg. Kumba, Tg. Tutunnila, Tg.
Uwakeka, Tg.Batu putih, Tg. Batuata Samuda, Bagendang, Kereng Bengkirai, Teluk Sebangau, Bukit Pinang, Pulang Pisau, Kuala Pembuang, Teluk Sigintung/Seruyan, Kuala Jelay, Sukamara, Banjarmasin, Sesayap, Tarakan, Tg.Aru, Sangatta, Maloy, Sangkulirang Tg. Sarupo, Tg. Suramana, Majene, Malunda, Palipi, Pamboang,
Sendana, Ambo, Belang-Belang, Budong-Budong, Kaluku Mamuju, Poongpongan, Salisingan, Sampaga, Kr. Timur Batumarimpih, Kr. Timur Tg. Wawobatu, Kr. Utara Kaledupa Kr. Utara Kapota, Kr. Utara P. Papado, Kr. Utara Tg. Teipa, Kr.P.Hoga, Kr .Utara Lapuko, P. Damalawa Kcl., P. Sangurabangi P. Togomongolo, Pel. Lasalimu, Pel.
Lasalimu, Pel. Mandiodo, Pel. Mawasangka, Tg.Talabu, Tahuna, Tamako, Biaro Buhias, P. Ruang, Pehe, Sawang, Tagulandang, Ulu Siau, Beo, Damao, Dapalan, Tg. Hatanua, Tg. Libobo, Tg Namaa Tg. Ngolopopo, Tg. Weduar, Tg. Sial, Tg.Watina, Walwat tinggi, Tlk. Bara, Wayabula, Borong, Galela, Tikong, Pel. P. Damar Pel.Kroing, Pel.
Tutukembong, Pel.P. Teor, Pel. Moti, Pel. Tuhaha, Geser, Tg. Openta, Wayeteri, Kaimana, Kanoka, Lobo P. Adi, Senini, Susunu, Manokwari, Makbon, Mega, Muarana, Kasim, Oransbari, Bagusa, Kasonaweja, P. Liki, Sarmi, Takar Trimuris, Wakde, Janggerbun, Kameri, Korido, Waren, Ambai, Ampimoi, Angkaisera, Sungai Asty, Sungai
Asty, Tg. Kondo Pel. Selaru, Pel. Lakor, Pel. Romang, Pel. Damer, Pel. Kaiwatu, Tual

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

20 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Pembangunan VTS

Pembangunan
GMDSS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
197.000

289.000

TARGET

LOKASI

6 Lokasi

Belawan,
Palembang,
Jakarta, Surabaya,
Bitung, Kuala
Tanjung

23 lokasi

(63)

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
204.880

300.560

TAHUN 2017

TARGET

LOKASI

3 lokasi

Samarinda, Sorong,
Manokwari,

23 lokasi

(64)

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
213.075

312.582

TARGET
4 lokasi

55 lokasi

TAHUN 2018
LOKASI
Lhokseumawe,
Dumai, Makassar,
Jawapura,

(65)

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
221.598

325.086

TAHUN 2019

TARGET

LOKASI

20 lokasi

Sabang, Sibolga,
Batu Ampar,
Panjang, Bengkulu ,
Cilacap, Benoa,
Lembar, Kupang,
Pontianak,
Banjarmasin, Batu
Licin, Samarinda,
Tarakan, Pare Pare,
Kendari, Ambon,
Ternate, Jayapura,
Merauke

26 lokasi

(66)

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
230.462

338.089

TARGET

LOKASI

2 lokasi

Cirebon , Semarang

17 lokasi

(67)

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019

1,067.016

1,565.317

(63). Sinabang, Kuala Langsa, Pangkalan Susu, Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Selat Panjang, Rengat, Tg. Balai Karimun, Dabo Singkep, Air Bangis, Probolinggo, Gilimanuk, Waingapu, Sintete, Luwuk, Kaimana, Serui, Jakarta, Banjarmasin, Tarakan, Bitung, Sorong, Merauke
(64). Pulau Tello, Lahewa, Panipahan, Karimun Jawa, Rembang, Atapupu, Nunukan, Kolaka, Pomala, Parigi, Muntok, Kuala Tungkal, Sampit, Kumai, Batu Licin, Samarinda, Poso, Toli Toli, Manado, Ternate, Sanana, Tual ,Biak,
(65). Ulee Lheule, Meulabo, Tembilahan, Tarempa, Pulau Sambu, Pulau Pisau, Sunda Kelapa, Panarukan, Gersik, Bawean, Samalembo, Padang Bai, Kalaibai, Larantuka, Reo, Tanjung Redep, Mamuju, Banabungi, Palopo, Gorontal, Kolonedale, Banggai, Amamapare, Nabire, Bade, Kula Tanjung , Lhokseumawe, sabang, Tapak Tual,
tanjung Uban, Sei Kolak KIjang , Natuna, Teluk Bayur, Sipora, Palembang, Jambi, Pangkal Balam, Panjang, Cirebon , Bengkulu, Cigading/ Merak, Ende, Maumere, Ketapang, Kota Baru, Balikpapan , Kendari, Bau bau, Tahuna, Ambon , Saumlaki, Bintuni, Jayapura , Agats
(66). Sigli, Singkil, Pekan Baru, Bagan Siapa api, Kuala Enok, Sikakap, Celukang Bawang , Raha, Donggala, Kwandang, Ampana, Tobelo, Banda, Dobo, Sarmi, Belawan, Bengkalis, Semarang, Tegal, Cilacap, Surabaya, Kupang, Makassar, Pantoloan, Namlea, Fakfak,
(67). Pekalongan, Jepara, Juwana, Indramayu, Pasuruan, Badas, Ulu Siau, Amahai, Pekalongan, Jepara, Juwana, Indramayu, Pasuruan, Badas, Ulu Siau, Amahai,
Jumlah
Pembangunan/
Pengadaan Fasilitas
Pendukung
Kenavigasian :

1,179.588

1,209.078

1,239.305

1,270.288

1,302.045

6,200.303

(68). ( Perbaikan dan Perawatan Kapal / Pengadaan CCTV Survailance System / Genset / Mobil crane/ Kendaraan Operasional / Pengadaan Sistem Pengamatan Alur / Peralatan Survey Telkompel / Reporting System, Remote Cliane VTS / Vessel Monitoring sistem Kapal /Pelampung Suar / Sistem Lampu Suar untuk SBNP / Rigid
Inflatable Boat (RIB) / Perangkat Penunjang Operasional Mensu/ Water Treatment)
5

Kegiatan
Pengelolaan dan
Penyelenggaraan di
Bidang
Penyelenggaraan
Penjagaan Laut dan
Pantai

3,269.654

Jumlah Pembangunan
Baru Kapal Patroli

2,623.797

4,095.445

38 unit

(69)

3,380.893

4,111.635

30 unit

(70)

3,389.937

4,127.399

35 unit

(71)

3,398.485

4,155.569

17 unit

(72)

3,407.416

19,759.701

(73)

16,200.528

Lanjutan
30 unit
30 unit
31 unit
9 unit
pembangunan kapal
patroli
Penyelesaian
37 unit
45 unit
59 unit
67 unit
74 unit
pembangunan kapal
patroli
(69). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke,
KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP
Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa.
(70). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke,
KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP
Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa.

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

21 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
TAHUN 2015
TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
TARGET
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
NO
2015-2019
2015-2019
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(71). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke,
KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP
Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa.
PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

(72). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke,
KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP
Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa.
(73). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke,
KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP
Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa.
Jumlah
Pembangunan/Penga
daan Fasilitas
Pendukung
Penjagaan Laut dan
Pantai: ( Perbaikan
dan Perawatan Kapal
/ Pengadaan
Helikopter /
Pengadaan Senjata /
Amunisi / Pengadaan
Penanggulangan
pencemaran /
Peralatan SAR / GIRO
Vertical / Rigid
Inflatable Boat (RIB) /
ECDIS dan Sistem
Mobile Survilance
Kapal Patroli/Mobil
Patroli Lapangan /
Pengembangan
Pangkalan

645.857

714.552

721.697

728.914

748.153

3,559.173

4,673.399

5,791.101

6,659.766

7,658.731

8,807.541

33,590.538

D PROGRAM
PENGELOLAAN DAN
PENYELENGGARAAN
TRANSPORTASI
UDARA

11,745.870

18,376.110

17,820.380

17,620.360

17,748.300

83,311.020

RPJMN
Pelayanan Angkutan
Udara Perintis

9,502.163
466.620

Dukungan
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen
Perhubungan Laut

Jumlah rute
pelayanan perintis
dan subsidi untuk
angkutan udara (rute)

(74)

217

16,054.661
620.700

(75)

228

15,437.333
631.480

(76)

240

15,222.091
643.020

(77)

252

15,206.084
655.380

(78)

71,422.332
3,017.200

265

265

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

22 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

Jumlah subsidi
angkutan BBM
(drum)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

6,677

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

6,677

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

6,677

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

6,677

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019

6,677
6,677

(74). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute),
Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute )
(75). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute),
Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute )
(76). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute),
Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute )
(77). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute),
Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute )
(78). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute),
Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute )
2

Pembangunan,
Rehabilitasi dan
Pemeliharaan
Prasarana Bandar
Udara

8,278.292

Jumlah Bandar Udara


yang direhabilitasi
dan dikembangkan
(antara lain
perpanjangan,
pelebaran dan
peningkatan
kekuatan, pekerjaan
tanah, rehab gedung
terminal, gedung
operasional, dll)

3,321.325

100

Jumlah Bandar Udara


yang direhabilitasi
dan dikembangkan
(perpanjangan,
pelebaran dan
peningkatan
kekuatan, pekerjaan
tanah) untuk didarati
B-737 Series

1,271.842

14,075.608

(79)

13,562.820

9,481.253

100

1,007.923

13

(80)

11,448.820

13,078.432

100

(81)

12,806.432

12,855.650

100

(82)

12,855.650

61,850.802

100

(83)

100
15

(79). Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun, Bandar Udara Binaka Gunung Sitoli, Bandar Udara DEO Sorong, Bandar Udara Hanandjoeddin, Bandar Udara Umbo Mehang Kunda Waingapu, Bandar Udara Beto Ambari Bau-bau, Bandar Udara Kasiguncu Poso, dan (Prioritas 8 bandar udara : Bandar Udara Rembele - Takengon, Bandar
Udara Tujo Una-una, Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi, Bandar Udara Komodo-Labohan Bajo, Bandar Udara Kuabang Kao, Bandar Udara Ibra-Langgur, Bandar Udara Batlayeri Saumlaki, Bandar Udara Dekai Yahukimo)
(80). Bandar Udara Rembele Takengon, Bandar Udara Tojo Una Una, dan (Prioritas 13 bandar udara : Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun, Bandar Udara Binaka Gunung Sitoli, Bandar Udara DEO Sorong, Bandar Udara Hanandjoeddin, Bandar Udara Umbo Mehang Kunda Waingapu, Bandar Udara Beto Ambari Bau-bau, Bandar
Udara Kasiguncu Poso, Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo, Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi, Bandar Udara Kuabang Kao, Bandar Udara Ibra Langgur, Bandar Udara Matilda Saumlaki, Bandar Udara Dekai Yahukimo)
(81). Lokasi akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain terkait transportasi udara.
(82). Lokasi akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain terkait transportasi udara.
(83). Lokasi akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain terkait transportasi udara.

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

23 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI
Bandar Udara
Teuku Cut Ali,
Bandar Udara
Bawean, Bandar
Udara Melak,
Bandar Udara
Tanah Merah,
Bandar Udara Kepi,
Bandar Udara
Sarmi , (Bandar
Udara Letung,
Bandar Udara
Tambelan, dan
Bandar Udara
Maratua
ditampung dalam
alokasi bandar
udara baru)
(84)

Jumlah Bandar Udara


yang direhabilitasi
dan dikembangkan
(perpanjangan,
pelebaran dan
peningkatan
kekuatan, pekerjaan
tanah) untuk didarati
ATR-42 & ATR-72

166.352

Jumlah
pembangunan/penge
mbangan terminal
penumpang bandar
udara

240.743

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2017

TARGET

LOKASI

270.152

760.280

26

Bandar Udara
Teuku Cut Ali,
Bandar Udara
Bawean, Bandar
Udara Melak,
Bandar Udara
Tanah Merah,
Bandar Udara Kepi,
Bandar Udara
Sarmi , (Bandar
Udara Letung,
Bandar Udara
Tambelan, dan
Bandar Udara
Maratua
ditampung dalam
alokasi bandar
udara baru)
(85)

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

Lokasi akan
ditetapkan sesuai
kebutuhan
berdasarkan
Tatanan
Kebandarudaraan
Nasional dan
pelaksanaan
Undang-Undang
lain terkait
transportasi udara.

283.000

(86)

TAHUN 2019
LOKASI
Lokasi akan
ditetapkan sesuai
kebutuhan
berdasarkan
Tatanan
Kebandarudaraan
Nasional dan
pelaksanaan
Undang-Undang
lain terkait
transportasi udara.

272.000

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019

Lokasi akan
ditetapkan sesuai
kebutuhan
berdasarkan
Tatanan
Kebandarudaraan
Nasional dan
pelaksanaan
Undang-Undang
lain terkait
transportasi udara.

(87)

26

(84). Bandar Udara Pangsuma - Putussibau, Bandar Udara Iskandar - Pangkalan Bun, Bandar Udara Kuala Pembuang, Bandar Udara Muara Teweh Baru, Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya, Bandar Udara Frans Sales Lega - Ruteng, Bandar Udara Wamena, Bandar Udara Timika
(85). Bandar Udara Silampari,Bandar Udara Pangsuma - Putussibau,Bandar Udara H.Asan - Sampit,Bandar Udara Iskandar - Pangkalan Bun,Bandar Udara Kuala Pembuang,Bandar Udara Muara Teweh Baru,Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya,Bandar Udara Melak,Bandar Udara Sultan Bantilan - Toli-Toli,Bandar Udara
Seko,Bandar Udara Bua,Bandar Udara Bone, Bandar Udara Aroepala-Selayar, Bandar Udara Umbu Mehang Kunda - Waingapu,Bandar Udara Frans Sales Lega - Ruteng,Bandar Udara Gewayantana - Larantuka,Bandar Udara Tardamu - Sabu,Bandar Udara Saumlaki,Bandar Udara Oesman Sadik - Labuha,Bandar Udara
Kambuaya,Bandar Udara Tanah Merah,Bandar Udara Illu,Bandar Udara Bokondini,Bandar Udara Wamena,Bandar Udara Timika,Bandar Udara Mopah-Merauke
(86). Bandar Udara Iskandar - Pangkalan Bun,Bandar Udara Bone,Bandar Udara Aroepala - Selayar,Bandar Udara Timika, Bandar Udara Mopah-Merauke
(87). Bandar Udara Iskandar - Pangkalan Bun,Bandar Udara Bone,Bandar Udara Aroepala - Selayar,Bandar Udara Timika, Bandar Udara Mopah-Merauke
Jumlah Bandar Udara
yang Dikembangkan
di Daerah Perbatasan
dan Rawan Bencana*

2,288.030

25

(88)

980.000

25

(89)

730.000

25

(90)

25

(88), Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Blangkejeren/Gayo Lues, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tanjung Balai Karimun, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko Muko,
Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Sumenep, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Apung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Datah Dawai, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Moa, Bandar Udara Mopah
(89). Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Blangkejeren/Gayo Lues, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tanjung Balai Karimun, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko Muko,
Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Sumenep, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Apung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Datah Dawai, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Moa, Bandar Udara Mopah
(90). Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Blangkejeren/Gayo Lues, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tanjung Balai Karimun, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko Muko,
Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Sumenep, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Apung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Datah Dawai, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Moa, Bandar Udara Mopah
Jumlah pembangunan
bandar udara baru

949.350

15

(91)

1,376.000

15

(92)

956.000

15

(93)

15

(91). Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Samarinda Baru, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel,
Bandar Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu
(92). Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Samarinda Baru, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel,
Bandar Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu
(93). Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Samarinda Baru, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel,
Bandar Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

24 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

Jumlah pembangunan
bandar udara baru**

40.650

Pembangunan,
Rehabilitasi dan
Pemeliharaan
Prasarana Keamanan
Penerbangan

265.888

Jumlah peningkatan
fasilitas pelayanan
darurat (paket)

185.050

TARGET
3

LOKASI
Bandar Udara
Muara Teweh,
Bandar Udara
Maratua, Bandar
Udara Samarinda
Baru

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
200.000

TARGET
3

TAHUN 2017
LOKASI
Bandar Udara
Muara Teweh,
Bandar Udara
Maratua, Bandar
Udara Samarinda
Baru

434.202

53

(94)

174.750

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
145.000

TARGET
3

TAHUN 2018
LOKASI
Bandar Udara
Muara Teweh,
Bandar Udara
Maratua, Bandar
Udara Samarinda
Baru

260.835

44

(95)

166.750

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI
Lokasi akan
ditetapkan sesuai
kebutuhan
berdasarkan
Tatanan
Kebandarudaraan
Nasional dan
pelaksanaan
Undang-Undang
lain terkait
transportasi udara.

0.000

234.868

42

(96)

123.750

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI
Lokasi akan
ditetapkan sesuai
kebutuhan
berdasarkan
Tatanan
Kebandarudaraan
Nasional dan
pelaksanaan
Undang-Undang
lain terkait
transportasi udara.

0.000

217.480

37

(97)

111.250

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019
3

1,413.273

36

(98)

212

(94). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul,
bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa,
Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara
Radin Inten II
(95). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul,
bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa,
Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara
Radin Inten II
(96). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul,
bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa,
Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara
Radin Inten II
(97). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul,
bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa,
Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara
Radin Inten II
(98). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul,
bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa,
Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara
Radin Inten II
Jumlah peningkatan
fasilitas keamanan
penerbangan (paket)

80.838

186

(99)

259.452

164

(100)

94.085

90

(101)

111.118

98

(102)

106.230

95

(103)

633

(99). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli
toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak,
Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik
Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan
(100). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli
toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak,
Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik
Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

25 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TAHUN 2019
TAHUN 2015
TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
TARGET
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
INDIKASI
NO
2015-2019
2015-2019
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
ANGGARAN
LOKASI
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(Rp. Miliar)
(101). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli
toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak,
Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik
Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan
PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

(102). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli
toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak,
Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik
Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan
(103). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli
toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak,
Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik
Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan
4

Pengawasan dan
Pembinaan Kelaikan
Udara dan
Pengoperasian
Pesawat Udara

331.370

Jumlah Surveillance

36.460

50

Sentani, Batam,
Halim, Cengkareng,
Bandung,
Yogyakarta, Curug,
Jayawijaya,
Balaraja
Tangerang,
Surabaya,
Denpasar, Lombok,
Jepang, Pekan
Baru, Pontianak

56.180

52

seluruh bandara di Indonesia 73.850

54

Jumlah Inspection

36.460

1,272

Cengkareng, Lippo
Karawaci, Halim
Perdanakusuma,
Balikpapan, Banda
Aceh, Lombok,
Surabaya,
Yogyakarta,
Makassar,
Kualanamo,
Palembang,
Denpasar,
Banjarmasin,
Batam

56.180

1,631

seluruh bandara di Indonesia 73.850

1,673

Jumlah Audit

16.530

70

seluruh bandara di
Indonesia

24.080

75

seluruh bandara di
Indonesia

Jumlah pengadaan
Pesawat Udara
Kalibrasi (Multiyears
contract)

221.290

Jakarta

492.630

Jakarta

Dukungan sertifikasi
terhadap pesawat
industri nasional N219

5.000

Bandung

6.000

Bandung

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

659.150

622.840

772.880

Cengkareng, Halim,
Balikpapan,
Kualanamu,
Surabaya,
Denpasar,
Makasar, Sentani,
Pekanbaru, Batam,
Jogja, Solo,
Bandung, Wamena

seluruh bandara di Indonesia 78.750

31.650

80

seluruh bandara di
Indonesia

405.840

Jakarta

6.000

Bandung

26 dari 66

78.750

33.750
540.880

7.000

819.250

3,205.490

56

seluruh bandara di Indonesia 76.050

58

seluruh bandara di Indonesia

1,631

seluruh bandara di Indonesia 76.050

1,713

seluruh bandara di Indonesia

105

seluruh bandara di
Indonesia
Jakarta

Bandung

32.590
594.970

7.000

110

seluruh bandara di
Indonesia
Jakarta

Bandung

58

1,713

110
4

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Alat uji kesehatan

Program pembinaan
Navigasi
Penerbangan
Pembinaan
(Pengaturan,
Pengendalian,
Pengawasan)
Penunjang tupoksi

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
15.630

TARGET

LOKASI

24.080

160.000

70.400

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET
7

TAHUN 2017
LOKASI
Jakarta

265.000

1,096

115.480

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
31.650

TARGET
9

TAHUN 2018
LOKASI
Jakarta

359.365

1,488

146.975

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
33.750

TARGET

10

TAHUN 2019
LOKASI
Jakarta

492.900

1,481

187.394

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
32.590

TARGET

12

LOKASI

239.388

1,935.595

2,438

2,438

89.600

149.520

212.390

305.506

418.942

Dukungan
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya
PROGRAM
PENGEMBANGAN
SDM PERHUBUNGAN

2,243.700

2,321.450

2,383.040

2,398.260

2,542.210

11,888.660

6,712.099

6,741.825

6,819.239

7,507.361

32,182.133

RPJMN

4,401.610

4,401.610

4,096.440

6,351.580

6,362.604

6,424.663

7,010.172

30,245.459

Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Perhubungan Darat

233.780

165.040

176.143

328.507

609.937

1,513.408

Pusat
Pengembangan SDM
Perhubungan Darat

233.780

165.040

176.143

328.507

609.937

1,513.408

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Darat

1,349.950

Jakarta

931.000

2.000

Jakarta

837.900

Jakarta

2,094.750

Jakarta

4,256.000

9.225

Jakarta

Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Darat
Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan
Darat
Lulusan Pelatihan

38,770.100

32

Jakarta

26,738.000

11.000

Jakarta

24,064.200

10

Jakarta

60,160.000

25

Jakarta

123,328.000

50.738

Jakarta

35,264.000

14

Jakarta

24,320.000

10.000

Jakarta

21,888.000

Jakarta

54,420.000

23

Jakarta

111,561.000

46.125

Jakarta

16,729.200

1,752

Jakarta

12,392.000

1,452

Jakarta

11,152.800

1,307

Jakarta

27,882.000

3,267

Jakarta

62,734.500

6,697

Jakarta

9,398.700

20

Jakarta

6,962.000

18.000

Jakarta

6,265.800

16

Jakarta

15,351.210

41

Jakarta

31,777.005

83.025

Jakarta

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Darat

7,542.000

Jakarta

5,102.000

5.000

Jakarta

4,591.800

Jakarta

11,249.910

11

Jakarta

23,174.815

23.063

Jakarta

8,136.450

41

Jakarta

6,027.000

41.000

Jakarta

5,424.300

37

Jakarta

13,289.535

92

Jakarta

28,838.291

189.113

Jakarta

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhiubungan
Darat

1,367.550

32

Jakarta

1,013.000

32.000

Jakarta

813.000

29

Jakarta

1,991.850

72

Jakarta

4,322.315

147.600

Jakarta

SDM Perhubungan
Darat
Laporan Penyuluhan
Perhubungan Darat

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

27 dari 66

TARGET
2015-2019
12

Jakarta

658.330

1,756

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Pehrubungan
Darat

1,096.200

12

Jakarta

812.000

12.000

Jakarta

730.800

11

Jakarta

1,790.460

27

Jakarta

3,706.252

55.350

Jakarta

Laporan Kegiatan dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Darat
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

10,179.000

Jakarta

7,540.000

8.000

Jakarta

6,540.000

Jakarta

16,023.000

18

Jakarta

32,847.150

36.900

Jakarta

901.800

Jakarta

668.000

2.000

Jakarta

509.000

Jakarta

1,247.050

Jakarta

2,805.863

9.225

Jakarta

Laporan Kerjasama
Laporan Penataan
Kelembagaan
Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan Darat
Layanan Perkantoran

4,477.950
1,231.200

4
1

Jakarta
Jakarta

3,317.000
912.000

3.000
1.000

Jakarta
Jakarta

2,985.300
721.000

3
1

Jakarta
Jakarta

7,313.985
1,766.450

7
2

Jakarta
Jakarta

14,993.669
3,621.223

13.838
4.613

Jakarta
Jakarta

1,425.600

14

Jakarta

1,056.000

12.000

Jakarta

750.000

11

Jakarta

1,837.500

27

Jakarta

3,766.875

55.350

Jakarta

4,560.300

1,752

Jakarta

3,378.000

1,182.000

Jakarta

3,040.200

1,064

Jakarta

7,448.490

2,660

Jakarta

15,269.405

5,451.975

Jakarta

35,386.000

12

Jakarta

27,220.000

12.000

Jakarta

24,498.000

12

Jakarta

55,120.500

12

Jakarta

114,099.435

12.000

Jakarta

Kendaraan Bermotor

1,253.200

Jakarta

964.000

2.000

Jakarta

867.600

Jakarta

2,125.620

Jakarta

4,782.645

9.225

Jakarta

Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran

5,869.500

Jakarta

4,515.000

3.000

Jakarta

3,850.000

Jakarta

9,432.500

Jakarta

24,052.875

13.838

Jakarta

Gedung/Bangunan
Diklat Perhubungan
Darat
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Perhubungan Laut

48,841.000

21,971

Pontianak dan Madiun

31,173.000

Pontianak

56,613.000

Pontianak

37,962.200

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Pontianak

395.680

1,007.595

893.331

1,042.916

1,368.574

4,708.096

Pusat
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

245.307

790.475

568.814

481.564

506.929

2,593.089

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan
Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan

0.707

0.630

0.860

0.250

0.971

3.419

0.925

12

1.799

52

1.586

53

1.237

47

1.360

52

6.907

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan
Perhubungan Laut

1.000

1.000

1.000

1.000

1.000

5.000

3.714

480

7.259

1,050

3.631

600

4.380

630

3.214

480

22.198

0.820

0.902

0.992

1.091

1.200

5.005

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

28 dari 66

TARGET
2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

0.431

0.457

0.484

0.514

0.544

2.431

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Laporan
Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

4.829

6.792

12

10.971

13

7.153

10

7.589

37.335

2.899

29

2.926

20

3.218

20

3.540

20

3.894

20

16.477

2.446

0.173

0.190

0.209

0.230

3.249

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

0.246

0.270

0.297

0.327

0.360

1.500

Laporan Kegiatan dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan Kehumasan,
keprotokolan,
Publikasi, dan
Promosi
Laporan Kerjasama
Jaringan
Internet/Telekomunik
asi
Peralatan Diklat
Perhubungan Laut

1.193

1.312

1.443

1.587

1.746

7.281

0.072

0.079

0.087

0.095

0.105

0.437

0.000
0.132

0
1

0.000
0.145

0
1

0.000
0.160

0
1

0.000
0.176

0
1

0.000
0.193

0
1

0.000
0.806

20.240

204.167

0.000

0.000

0.000

224.406

Buku - Buku dan


Bahan Cetakan

0.470

50

0.517

50

0.569

50

0.626

50

0.689

50

2.872

Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat Diklat
Lulusan
Pengembangan dan
Layanan Perkantoran
Kendaraan Bermotor

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.547

10

0.602

10

0.662

10

0.728

10

0.801

10

3.341

4.294
0.000

12
0

4.552
0.300

12
1

4.825
0.330

12
1

5.115
0.363

12
1

5.421
0.000

12
0

24.207
0.993

Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran
Gedung/Bangunan

0.386

34.945

0.467

0.514

0.566

36.879

199.957

521.648

537.040

452.658

477.046

2,188.349

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lahan

0.000

Balai Besar
Pendidikan,
Penyegaran dan
Peningkatan Ilmu
Pelayaran (BP3IP)
Layanan Perkantoran

109.022

23.385

12

25.676

12

28.197

12

30.969

12

34.019

12

142.247

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

0.137

0.151

0.151

0.151

0.151

0.740

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

118.720

169.442

326.404

29 dari 66

494.102

TARGET
2015-2019

1,217.690

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penyegaran
(Refreshing) SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

0.503

0.553

0.608

0.669

0.736

45.167

5,250

45.549

5,310

48.163

5,370

58.996

6,480

63.648

6,990

2.084

4,200

2.084

4,200

1.108

2,100

0.550

900

0.413

600

6.239

6.667

19,340

6.791

19,560

7.298

19,780

7.424

20,000

7.550

20,220

35.730

0.418

0.460

0.506

0.557

0.613

2.554

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

0.556

13

0.611

13

0.673

13

0.740

13

0.814

13

3.393

0.554

13

0.609

13

0.670

13

0.737

13

0.810

13

3.380

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

0.097

0.107

0.117

0.129

0.142

0.593

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laporan Pengelolaan
dan Pembinaan
Bidang Umum SDM
Perhubungan Laut

0.728

14

0.801

14

0.881

14

0.969

14

1.066

14

4.445

0.866

0.951

1.045

1.149

1.262

5.273

Laporan Kerjasama
Peralatan Diklat
Perhubungan Laut
Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan SDM
Gedung/Bangunan
Lahan
Balai Pendidikan dan
Pelatihan
Transportasi Laut
(BP2TL)

1.056
22.071

3
13

1.161
16.800

3
42

1.277
9.600

3
601

1.405
4.000

3
1

1.546
55.700

3
3

6.445
108.171

4.240

15

4.664

15

5.130

15

5.643

15

6.208

15

25.886

0.493

150

0.543

150

0.597

150

0.657

150

0.723

150

3.013

0.000
0.000
41.351

0
0

1.400
9.808
98.400

0
1

6.380
57.039
155.076

0
1

83.100
128.558
234.948

0
100

318.702
0.000
367.543

0
100

409.582
195.405
897.318

Layanan Perkantoran

7.923

12

8.715

12

9.587

12

10.546

12

11.600

12

48.371

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan

0.350

0.250

0.250

0.250

0.250

1.350

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

30 dari 66

TARGET
2015-2019

3.070

261.523

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut

0.450

0.495

0.545

0.599

0.659

2.747

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

29.809

1,350

32.790

1,350

36.069

1,350

39.676

1,350

43.643

1,350

0.200

0.200

0.220

0.242

0.266

1.128

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring,
Analisa, dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

0.429

0.515

0.566

0.623

0.685

2.818

0.352

0.423

0.465

0.512

0.563

2.314

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

0.424

0.508

0.559

0.615

0.677

2.783

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

0.374

0.449

0.494

0.543

0.597

2.457

Laporan Kegiatan Dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Gedung/Bangunan
Peralatan Diklat
Perhubungan Laut
Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Laporan Kerjasama
Kendaraan Bermotor

0.430

0.516

0.568

0.624

0.687

2.824

0.000
0.000

1,267

23.424
28.784

1,260
0

42.362
61.928

1,603
0

0.610

47

1.331

47

1.464

47

1.611

47

1.772

47

6.787

0.000
0.000

0
0

0.000
0.000

0
0

0.000
0.000

0
0

0.000
0.000

0
0

0.000
0.000

0
0

0.000
0.000

Lahan
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Perhubungan Udara

0.000
284.450

0.000
327.246

0.000
312.242

0.000
454.188

0.000
465.575

0.000
1,843.701

Pusat
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

123.422

Layanan Perkantoran

12.915

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

111.551

12

Banten

11.844

48.479
130.629

123.221

12

Banten

12.456

1,622
0

74.453
231.692

186.910

12

31 dari 66

Banten

13.701

181.987

1,110
0

188.719
453.032

171.006

12

Banten

15.072

TARGET
2015-2019

716.110

12

Banten

65.988

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

6.079

Banten

8.289

Banten

0.671

Banten

Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Udara

13.407

37

Tangerang, Jambi, Palembang 10.926

36

Tangerang, Banten

9.428

18

Tangerang, Banten

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Udara
Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

6.188

1.000

Lulusan Pendidikan
Pembentukan
SDM
Lulusan
Pendidikan

0.000
0.000

Penjenjangan
SDM
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Penyuluhan
Perhubungan Udara

44.984

450

Belanda, Banten

2.663

10

Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Udara

18.023

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Udara

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

0.738

Banten

11.345

21

Tangerang, Banten

Banten

7.031

Banten

1.000

0.000

0.000

0.000

0.000

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

0.812

Banten

16.590

13.593

20

Tangerang, Banten

58.699

Banten

7.882

Banten

21.100

Banten

1.000

Banten

3.000

0.000

Banten

32.616

337

Banten

32.648

327

Banten

37.093

337

Banten

186.842

Kupang, Jayapura,banjarmasin, Semarang


2.766

10

Banten

4.351

Banten

4.894

Banten

5.642

Banten

20.317

20

Banten, Makassar, surabaya, medan


19.863

24

Banten

19.038

13

Banten

24.135

13

Banten

21.973

13

Banten

103.032

4.847

10

banten

Banten

1.012

Banten

1.164

Banten

1.338

Banten

9.494

3.234

banten, jyp, plb, makasar, medan1.440


, banyuwangi,
8

Banten

0.895

Banten

0.940

Banten

0.987

Banten

7.497

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Udara

0.518

banten

0.546

Banten

0.670

Banten

0.737

Banten

0.811

Banten

3.282

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Udara

0.518

banten

1.007

Banten

0.481

Banten

0.529

Banten

0.582

Banten

3.118

Laporan Kegiatan dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Udara
Laporan Hasil
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

1.491

banten

1.083

Banten

1.596

Banten

1.676

Banten

1.760

Banten

7.606

0.000

0.000

0.000

2.610

2.740

2.877

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

bali, banten

1.133

4.363

Banten

32 dari 66

Banten

Banten

TARGET
2015-2019

0.000

366

2.586

39.501

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

0.000

Banten

15.177

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2017

TARGET

LOKASI

Laporan Bidang
Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara
Laporan Kerjasama
Laporan Penataan
Kelembagaan
Gedung/Bangunan
Jaringan
Lahan
Peralatan Diklat
Perhubungan Udara
Peralatan Penyuluhan
Peralatan Kantor
Kendaraan Bermotor

3.694

banten

0.190

120

banten

2.822

Banten

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

0.000

19.400
1.440

4
2

3.952

TAHUN 2018
LOKASI

TARGET

0.000

Banten
Banten

19.597
1.728

4
2

Banten

50.000
0.000
0.000
6.000

10,000
0
0
1

0.000

0
1.059
0.366

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

0.000

Banten
Banten

20.153
2.074

4
2

Banten
Banten

65.667
5.242

Banten

30.000
0.000
0.000
0.000

5,000
0
0
0

Banten

80.190
0.000
0.000
9.952

0.000

Banten

0.000

Banten

0.000

0.329

96

Banten

60
1

Banten
Banten

1.165
0.403

60
1

Banten
Banten

1.281
0.443

60
1

Banten
Banten

3.834
1.775

Banten

0.686

76

Banten

Banten

0.000

Banten

0.000

Banten

1.370

25

Banten

0.100

25

Banten

50

Banten

0.073

50

Banten

0.081

50

Banten

0.420

6.586

Medan,Plb, surabaya, Makassar,4.259


jayapura, banyuwangi
6
Medan,Plb, surabaya, Makassar,3.491
jayapura, banyuwangi
7
Medan,Plb, surabaya, Makassar,4.190
jayapura, banyuwangi
7
Medan,Plb, surabaya, Makassar,5.028
jayapura, banyuwangi
7
Medan,Plb, surabaya, Makassar,
23.553
jayapura, banyuwangi

0.339

50

jawa barat

0.563

Banten

Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi

0.684

92

Buku-Buku dan Bahan


Cetakan
Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat
Pengembangan
Balai
Pendidikandan
dan

0.100

54.147

Pelatihan
Penerbangan (BPP
Pnb) Palembang
Layanan Perkantoran

9.995

12

Palembang

10.497

12

Palembang

11.542

12

Palembang

12.691

12

Palembang

13.955

12

Palembang

58.679

0.525

Palembang

0.358

Palembang

0.394

Palembang

0.019

Palembang

0.021

Palembang

1.317

Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Udara

0.000

0.000

0.000

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Udara
Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lulusan Pendidikan
Pembentukan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pendidikan
Penjenjangan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Penyuluhan
Perhubungan Udara

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

27.033

1,360

27.605

1,380

0.000

0.000

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

TARGET
2015-2019

13.664

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

0.595

90

bali

65.848

1,114

Palembang

16.674

0.067

0.433

50

malang

61.407

1,020

Palembang

23.260

0.476

50

malang

69.355

1,340

33 dari 66

Palembang

0.523

50

malang

133.031

Palembang

2.366
383.787

Palembang

108.237

0.000

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Udara

0.086

Palembang

1.234

Palembang

0.174

Palembang

0.183

Palembang

0.194

Palembang

1.871

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Udara

1.670

Palembang

0.199

Palembang

0.218

Palembang

0.240

Palembang

0.264

Palembang

2.592

0.071

Palembang

0.093

Palembang

0.102

Palembang

0.113

Palembang

0.124

Palembang

0.503

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Udara

0.426

Palembang

0.442

Palembang

0.486

Palembang

0.535

Palembang

0.588

Palembang

2.477

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Udara

0.103

Palembang

0.131

Palembang

0.145

Palembang

0.159

Palembang

0.175

Palembang

0.713

Laporan Kegiatan dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Udara
Laporan Hasil
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

0.449

33

Palembang

0.548

33

Palembang

0.602

33

Palembang

0.663

33

Palembang

0.729

33

Palembang

2.991

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Bidang
Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

0.000

0.000

0.000

Laporan Kerjasama
Laporan Penataan
Kelembagaan
Gedung/Bangunan
Jaringan
Lahan
Peralatan Diklat
Perhubungan Udara
Peralatan Penyuluhan

0.000
0.000

0
0

0.000
0.000

0
0

0.000
0.000

26.315
1.011
0.000
0.000

2,294
1
0
0

5.299
0.000
0.000
82.016

790
0
0
1

0.000

0.000

0.000
0.000

0
0

1.811
0.000

180
0

0.000

0.000

0.389

0.150

200

Palembang

0.000

0.300

0.044

Palembang

0.049

16.939

4,203

Palembang

9.199

191

Palembang

Peralatan Kantor
Kendaraan Bermotor

0.400

75

Palembang

Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi

0.389

17

Palembang

Buku-Buku dan Bahan


Cetakan
Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat

0.030

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

Palembang

10.446
2.011
20.027
1.266

1.136
0.400

4,211
1
40,000
1

150
1

Palembang
Palembang
Palembang
Palembang

Palembang
Palembang

0.150

200

Palembang

0.037

Palembang

22.617

4,020

Palembang

0.515

Palembang

1.111

0.040

50

34 dari 66

Palembang

Palembang

Palembang
Palembang

Palembang

Palembang

TARGET
2015-2019

81.616
3.021
20.027
92.995
0.000

Palembang

Palembang

4.459
0.400

0.200

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan Udara

0.200

Balai Pendidikan dan


Pelatihan
Penerbangan (BPP
Pnb) Jayapura

38.535

Layanan Perkantoran

9.046

Jayapura

10.052

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

0.108

Jayapura

0.204

50

Palembang

0.200

TARGET
50

TAHUN 2017
LOKASI
Palembang

45.129

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
0.200

TARGET
50

TAHUN 2018
LOKASI
Palembang

73.072

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
0.200

TARGET
50

TAHUN 2019
LOKASI
Palembang

58.329

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
0.200

TARGET
50

LOKASI
Palembang

124.226

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)
1.000

339.291

Jayapura

7.915

12

Jayapura

8.917

12

Jayapura

9.585

12

Jayapura

45.515

Jayapura

0.052

Jayapura

0.056

Jayapura

0.061

Jayapura

0.481

Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Udara

0.000

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Udara
Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

0.000

Lulusan Pendidikan
Pembentukan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pendidikan
Penjenjangan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Penyuluhan
Perhubungan Udara

0.000

Laporan Hasil
Penilaian
DokumenPemenuhan
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Udara
Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Udara

TARGET
2015-2019

0.000

0.000

13.987

1,120

Jayapura

16.592

1,100

Jayapura

20.605

1,140

Jayapura

30.107

1,300

Jayapura

33.118

1,520

Jayapura

114.410

0.000
0.061

Jayapura

0.195

Jayapura

0.082

Jayapura

0.090

Jayapura

0.099

Jayapura

0.526

0.411

Jayapura

1.225

Jayapura

0.446

Jayapura

0.490

Jayapura

0.490

Jayapura

3.063

0.153

Jayapura

0.143

Jayapura

0.317

Jayapura

0.348

Jayapura

0.411

Jayapura

1.372

0.445

Jayapura

0.448

Jayapura

0.529

Jayapura

0.571

Jayapura

0.618

Jayapura

2.612

0.282

Jayapura

0.294

Jayapura

0.235

Jayapura

0.296

Jayapura

0.418

Jayapura

1.525

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

35 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Laporan Kegiatan dan
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Udara
Laporan Hasil
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
0.382

TARGET
1

LOKASI
Jayapura

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

0.482

0.280

0.029

Jayapura

Buku-Buku dan Bahan


Cetakan
Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat
Pengembangan
Balai Pendidikandan
dan

0.028

LOKASI
Jayapura

0.144

Jayapura

0.082

Jayapura

0.018
0.029

1
1

Jayapura
Jayapura

0.051
0.051

4.953

940

Jayapura

9.057
1.082

10,490
92

Jayapura
Jayapura

31.530

2,600

1.804
6.205

8,000
628

Jayapura
Jayapura

3.749

106

Jayapura

10.705

277

0.308

TARGET
1

TAHUN 2019
LOKASI
Jayapura

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
0.339

TARGET
1

LOKASI
Jayapura

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019

1.792

0.182

Jayapura

0.222

Jayapura

0.606

0.082

0.090
0.000

1
0

Jayapura
Jayapura

0.099
0.000

1
0

Jayapura
Jayapura

0.257
0.080

Jayapura

8.350

1,016

Jayapura

3.700

3,000

Jayapura

Jayapura

7.500

Jayapura

74.699

49

Jayapura

57.590
1.082
1.804
102.858
0.000

Peralatan Kantor
Kendaraan Bermotor
Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi

TARGET

TAHUN 2018
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

0.000

Laporan Bidang
Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara
Laporan Kerjasama
Laporan Penataan
Kelembagaan
Gedung/Bangunan
Jaringan
Lahan
Peralatan Diklat
Perhubungan Udara
Peralatan Penyuluhan

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

0.215

20

Jayapura

0.215
0.246

0.246
0.343

37

Jayapura

0.177

Jayapura

0.102

48

Jayapura

68.346

0.496

30

Jayapura

0.199

Jayapura

0.536

53

Jayapura

104.717

0.839

0.151

Jayapura

54.542

0.162

100

Jayapura

0.200

100

Jayapura

0.362

0.115

Jayapura

0.166

Jayapura

0.807

0.530

62

Jayapura

139.540

1.168
37.313

404.458

Pelatihan
Penerbangan (BP3)
Curug
Layanan Perkantoran

7.910

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

12

Banten

10.497
0.358

12

Banten

11.542

12

Banten

0.394

Banten

13.960

12

Banten

13.955

12

Banten

57.863

0.433

Banten

0.021

Banten

1.205

Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Udara

0.000

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Udara
Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

0.000

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

0.000

36 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Lulusan Pendidikan
Pembentukan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pendidikan
Penjenjangan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Penyuluhan
Perhubungan Udara
Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Udara

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)
0.000

0.000

4.591

450

Banten

15.178

795

14.124

775

Banten

18.831

760

Banten

10.236

560

Banten

62.960

0.000
0.165

0.174

Banten

0.183

Banten

0.194

Banten

0.716

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Udara

0.186

Banten

0.199

0.242

Banten

0.240

Banten

0.264

Banten

1.131

0.122

Banten

0.093

0.102

Banten

0.113

Banten

0.124

Banten

0.553

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Udara

0.375

Banten

0.442

0.486

Banten

0.535

Banten

0.588

Banten

2.426

Laporan Pengelolaan
Keuangan
Bidang dan
Laporan
Kegiatan

0.210

Banten

0.131

0.145

Banten

0.159

Banten

0.175

Banten

0.820

0.517

Banten

0.548

33

0.602

33

Banten

0.663

33

Banten

0.729

33

Banten

3.059

Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Udara
Laporan Hasil
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

0.000

0.000

Laporan Bidang
Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

0.000

Laporan Kerjasama
Laporan Penataan
Kelembagaan
Gedung/Bangunan
Jaringan
Lahan
Peralatan Diklat
Perhubungan Udara
Peralatan Penyuluhan

0.000
0.000

Peralatan Kantor
Kendaraan Bermotor

TARGET
2015-2019

46.154

5,772

Banten

60.000
1.470

23,365
1

5.969

45,000

Banten

64.212

44,120

Banten

4.992

Banten

17.516

308

Banten

9.016

Banten

176.335
1.470
0.000
31.523
0.000

5.807
1.157

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

5,636
3

Banten
Banten

14.886
0.400

770
1

14.971
0.600

700
1

37 dari 66

20.545
1.800

1,000
4

Banten
Banten

1.811

180

Banten

58.022
3.957

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi

Buku-Buku dan Bahan


Cetakan
Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan Udara
Pendidikan
Perhubungan Darat

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
1.098

TARGET
23

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

Banten

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)
1.098

0.150

200

0.150

200

Banten

0.300
0.000

0.219

57

Banten

0.200

50

0.200

50

Banten

0.200

50

Banten

0.200

50

Banten

1.019

448.530

710.928

638.894

591.635

569.180

2,959.168

90.089

163.500

146.209

121.494

117.971

639.262

90,088.500

163,500.000

146,209.221

121,494.014

117,970.688

90,088.541
727.527

1.000

Bekasi

163,500.075
1,320.375

0.894

bekasi

146,209.288
1,180.740

bekasi

121,494.070
981.148

0.664

bekasi

117,970.742
952.694

0.645

bekasi

262.758

2.000

Bekasi

476.875

1.788

bekasi

426.444

bekasi

354.358

1.329

bekasi

344.081

1.290

bekasi

409.806

20.000

Bekasi

743.750

17.885

bekasi

665.095

16

bekasi

552.668

13.290

bekasi

536.640

12.905

bekasi

17,335.287

792.000

Bekasi

31,461.500

708.243

bekasi

28,134.321

633

bekasi

23,378.495

526.283

bekasi

22,700.519

511.021

bekasi

1,126.244

336.000

Bekasi

2,044.000

300.467

bekasi

1,827.839

269

bekasi

1,518.861

223.272

bekasi

1,474.814

216.797

bekasi

125.835

2.000

Bekasi

228.375

1.788

bekasi

204.223

bekasi

169.702

1.329

bekasi

164.780

1.290

bekasi

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Monitoring,
Analisa, dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Darat

217.438

5.000

Bekasi

394.625

4.471

bekasi

352.892

bekasi

293.239

3.322

bekasi

284.735

3.226

bekasi

145.120

5.000

Bekasi

263.375

4.471

bekasi

235.522

bekasi

195.709

3.322

bekasi

190.034

3.226

bekasi

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Darat

142.709

7.000

Bekasi

259.000

6.260

bekasi

231.610

bekasi

192.458

4.651

bekasi

186.877

4.517

bekasi

Sekolah Tinggi
Transportasi Darat
(STTD)

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Darat
Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Darat
Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Darat
Lulusan Pendidikan
Pembentukan SDM
Perhubungan
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Darat

TARGET
2015-2019

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

38 dari 66

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2017

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2018

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2019

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Darat

277.222

8.000

Bekasi

503.125

7.154

bekasi

449.918

bekasi

373.863

5.316

bekasi

363.021

5.162

bekasi

Laporan Kegiatan dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Darat
Laporan Hasil
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi, dan
Promosi

749.222

7.000

Bekasi

1,359.750

6.260

bekasi

1,215.951

bekasi

1,010.407

4.651

bekasi

981.105

4.517

bekasi

86.783

1.000

Bekasi

157.500

0.894

bekasi

140.844

bekasi

117.036

0.664

bekasi

113.641

0.645

bekasi

418.002

7.000

Bekasi

758.625

6.260

bekasi

678.397

bekasi

563.721

4.651

bekasi

547.373

4.517

bekasi

Jaringan
Peralatan Diklat
Perhubungan Darat
Buku-Buku dan Bahan
Cetakan
Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Layanan Perkantoran

1,620.904
12,746.959

2.000
9.000

Bekasi
Bekasi

2,941.750
23,134.228

1.788
8.048

bekasi
bekasi

2,630.648
20,687.690

2
7

bekasi
bekasi

2,185.963
17,190.643

1.329
5.980

bekasi
bekasi

2,122.570
16,692.115

1.290
5.807

bekasi
bekasi

94.497

750.000

Bekasi

171.500

670.685

bekasi

153.363

600

bekasi

127.439

498.374

bekasi

123.743

483.921

bekasi

3,145.384

10.000

Bekasi

5,708.500

8.942

bekasi

5,104.803

bekasi

4,241.887

6.645

bekasi

4,118.873

6.452

bekasi

750.187

476.000

Bekasi

1,361.500

425.661

bekasi

1,217.516

381

bekasi

1,011.707

316.301

bekasi

982.368

307.129

bekasi

15,518.389

12.000

Bekasi

28,164.045

12.000

bekasi

25,185.585

12

bekasi

20,928.213

12.000

bekasi

20,321.295

12.000

bekasi

Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran

1,422.124

700.000

Bekasi

2,580.988

625.972

bekasi

2,308.038

560

bekasi

1,917.887

465.149

bekasi

1,862.268

451.660

bekasi

32,766.146
94.501

8,610.000

Bekasi

59,466.690
135.001

bekasi

53,177.849
121.501

bekasi

44,188.666
103.276

bekasi

42,907.194
101.211

Gedung/ Bangunan
Politeknik
Keselamatan
Transportasi Jalan
(PKTJ) Tegal
SISTEM INFORMASI
PENGEMBANGAN IT
KAMPUS
LAPORAN HASIL
PENELITIAN
PENGEMBANGAN
SDM PHB DARAT
LULUSAN
PENDIDIKAN
PEMBENTUKAN SDM
PERHUBUNGAN
DARAT
LULUSAN PELATIHAN
SDM PERHUBUNGAN
DARAT

555.490

Tegal

1,107.000

0.900

tegal

996.300

tegal

846.855

0.689

tegal

829.926

0.675

tegal

468.300

40

Tegal

669.000

36.000

tegal

602.100

32

tegal

511.785

27.540

tegal

501.554

26.989

tegal

23,664.900

654

Tegal

33,807.000

588.600

tegal

30,426.300

530

tegal

25,862.355

450.279

tegal

25,345.367

441.278

tegal

22,577.800

2,675

Tegal

32,254.000

2,407.500

tegal

29,028.600

2,167

tegal

24,674.310

1,841.738

tegal

24,181.071

1,804.921

tegal

39 dari 66

TARGET
2015-2019

bekasi

774.900

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2017

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2018

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TAHUN 2019

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

LAPORAN HASIL
PENILAIAN
PEMENUHAN
STANDAR MUTU
DIKLAT
PERHUBUNGAN
DARAT
DOKUMEN
PERENCANAAN
BIDANG SDM
PERHUBUNGAN
DARAT
MONITORING /
PENGAWASAN
PELAKSANAAN
PROGRAM /
KEGIATAN
LAPORAN
PENGELOLAAN
KEPEGAWAIAN
BIDANG SDM
PERHUBUNGAN
DARAT
LAPORAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN BIDANG
SDM PERHUBUNGAN
DARAT

946.400

13

Tegal

1,352.000

11.700

tegal

1,216.800

11

tegal

1,034.280

8.951

tegal

1,013.605

8.772

tegal

203.000

Tegal

290.000

4.500

tegal

261.000

tegal

221.850

3.443

tegal

217.415

3.374

tegal

463.400

16

Tegal

662.000

14.400

tegal

595.800

13

tegal

506.430

11.016

tegal

496.306

10.796

tegal

153.300

Tegal

219.000

6.300

tegal

197.100

tegal

167.535

4.820

tegal

164.186

4.723

tegal

275.800

Tegal

394.000

6.300

tegal

354.600

tegal

301.410

4.820

tegal

295.385

4.723

tegal

LAPORAN KEGIATAN
DAN PEMBINAAN
BIDANG UMUM SDM
PERHUBUNGAN
DARAT

240.100

Tegal

343.000

1.800

tegal

308.700

tegal

262.395

1.377

tegal

257.150

1.349

tegal

LAPORAN HASIL
PENGABDIAN
MASYARAKAT
LAPORAN
KEHUMASAN,
KEPROTOKOLAN,
PUBLIKASI DAN
PROMOSI
LAPORAN
KERJASAMA
PERALATAN DIKLAT
PERHUBUNGAN
DARAT
BUKU-BUKU DAN
BAHAN CETAKAN
LAPORAN
DUKUNGAN
PENYELENGGARAAN
DIKLAT
LULUSAN DIKLAT
PENGEMBANGAN
DAN PENINGKATAN
KAPASITAS SDM
PERHUBUNGAN
LAYANAN
PERKANTORAN

385.700

12

Tegal

551.000

10.800

tegal

495.900

10

tegal

421.515

8.262

tegal

413.089

8.097

tegal

193.200

Tegal

276.000

0.900

tegal

248.400

tegal

211.140

0.689

tegal

206.919

0.675

tegal

185.500

16

Tegal

265.000

14.400

tegal

238.500

13

tegal

202.725

11.016

tegal

198.673

10.796

tegal

5,781.300

18

Tegal

8,259.000

16.200

tegal

7,433.100

15

tegal

6,318.135

12.393

tegal

6,191.835

12.145

tegal

742.000

202

Tegal

1,060.000

181.800

tegal

954.000

164

tegal

810.900

139.077

tegal

794.690

136.297

tegal

1,603.000

Tegal

2,290.000

6.300

tegal

2,061.000

tegal

1,751.850

4.820

tegal

1,716.831

4.723

tegal

1,206.800

495

Tegal

1,724.000

445.500

tegal

1,551.600

401

tegal

1,318.860

340.808

tegal

1,292.496

333.995

tegal

11,512.900

12

Tegal

16,447.000

12.000

tegal

14,802.300

12

tegal

12,581.955

12.000

tegal

12,330.442

12.000

tegal

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

40 dari 66

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

PERALATAN KANTOR

9,249.800

51

Tegal

13,214.000

GEDUNG /
BANGUNAN
Balai Pendidikan dan
Pelatihan
Transportasi Darat
(BP2TD) Palembang

13,872.600

26,739

Tegal

19,818.000

Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
LULUSAN
PENDIDIKAN
PEMBENTUKAN SDM
LULUSAN PELATIHAN
SDM PERHUBUNGAN
DARAT
LAPORAN
PENYULUHAN
PERHUBUNGAN
LAPORAN HASIL
PENILAIAN
PEMENUHAN
DOKUMEN
PERENCANAAAN
BIDANG SDM
LAPORAN
MONITORING,
ANALISA DAN
LAPORAN
PENGELOLAAN
KEPEGAWAIAN
LAPORAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN BIDANG
LAPORAN KEGIATAN
DAN PEMBINAAN
BIDANG UMUM SDM
LAPORAN
KEHUMASAN,
KEPROTOKOLAN,
JARINGAN

487.720

10

Palembang

548.000

10,488.650

239

Palembang

2,129.770

360

1,255.790

PERALATAN DIKLAT
PERHUBUNGAN
DARAT
KENDARAAN

54.059

TAHUN 2017

TARGET
45.900

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

tegal

11,892.600

tegal

17,836.200

60.740

TAHUN 2018

TARGET
41

LOKASI
tegal

10,108.710

tegal

15,160.770

54.666

palembang

493.200

11,785.000

215

palembang

Palembang

2,393.000

324

Palembang

1,411.000

576.720

Palembang

1,426.670

289.250

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

palembang

443.880

10,606.500

194

palembang

palembang

2,153.700

292

palembang

1,269.900

648.000

palembang

Palembang

1,603.000

10

Palembang

325.000

1,067.110

Palembang

275.900

273.230

1,426.670

658.600

TARGET
35.114

LOKASI
tegal

9,906.637

tegal

14,857.706

49.199

6,831.640

TAHUN 2019
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

palembang

435.002

9,545.850

174

palembang

palembang

1,938.330

262

palembang

1,142.910

583.200

palembang

palembang

1,442.700

palembang

292.500

1,199.000

palembang

Palembang

310.000

Palembang

307.000

22

Palembang

1,603.000

Palembang

740.000

Palembang

7,676.000

34.412

LOKASI

tegal
266.879

palembang

9,354.933

171

palembang

palembang

1,899.563

257

palembang

palembang

1,120.052

palembang

524.880

palembang

514.382

palembang

palembang

1,298.430

palembang

1,272.461

palembang

palembang

263.250

palembang

257.985

palembang

1,079.100

palembang

971.190

palembang

951.766

palembang

palembang

279.000

palembang

251.100

palembang

246.078

palembang

palembang

276.300

palembang

248.670

palembang

243.697

palembang

20

palembang

1,442.700

18

palembang

1,298.430

16

palembang

1,272.461

16

palembang

palembang

666.000

326

palembang

6,908.400

palembang

599.400

293

palembang

6,217.560

palembang

587.412

264

palembang

6,093.209

palembang

259

palembang

323.070

Palembang

363.000

palembang

326.700

palembang

294.030

palembang

288.149

palembang

BUKU BUKU DAN


BAHAN CETAKAN

213.600

Palembang

240.000

palembang

216.000

palembang

194.400

palembang

190.512

palembang

LAPORAN
DUKUNGAN
PENYELENGGARAAN

245.640

Palembang

276.000

palembang

248.400

palembang

223.560

palembang

219.089

palembang

LULUSAN DIKLAT
PENGEMBANGAN
DAN PENINGKATAN
LAYANAN
PERKANTORAN

947.850

95

Palembang

1,065.000

86

palembang

958.500

77

palembang

862.650

69

palembang

845.397

68

palembang

10,712.930

12

Palembang

12,037.000

12

palembang

10,833.300

12

palembang

9,749.970

12

palembang

9,554.971

12

palembang

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

41 dari 66

TARGET
2015-2019

tegal

48.215

362

TARGET

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
PERALATAN DAN
FASILITAS KANTOR

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

2,719.840

137

Palembang

3,056.000

GEDUNG/BANGUNAN

11,707.950

4,204

Palembang

13,155.000

Balai Pendidikan dan


Pelatihan
Transportasi Darat
(BP2TD) Bali

106.634

Jaringan

TAHUN 2017

TARGET
123

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

palembang

2,750.400

palembang

11,839.500

163.963

TAHUN 2018

TARGET
111

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

palembang

2,475.360

palembang

10,655.550

147.567

TAHUN 2019

TARGET
100

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

palembang

2,425.853

palembang

10,442.439

132.810

TARGET
98

LOKASI

palembang

126.170

677.143

713.439

Bali

1,097.000

bali

987.300

bali

888.570

bali

844.142

bali

1,333.878

15

Bali

2,051.000

14

bali

1,845.900

12

bali

1,661.310

11

bali

1,578.245

10

bali

1,000

Bali

100.000

900

bali

90.000

810

bali

81.000

729

bali

76.950

693

bali

880.581

Bali

1,354.000

bali

1,218.600

bali

1,096.740

bali

1,041.903

bali

Peralatan dan Fasilias


Perkantoran
Gedung/Bangunan

5,252.917

65

Bali

8,077.000

59

bali

7,269.300

53

bali

6,542.370

47

bali

6,215.252

45

bali

72,621.241

6,607

Bali

111,664.000

5,946

bali

100,497.600

5,352

bali

90,447.840

4,817

bali

85,925.448

4,576

bali

4,078.376

60

Bali

6,271.000

54

bali

5,643.900

49

bali

5,079.510

44

bali

4,825.535

42

bali

8,364.216

1,104

Bali

12,861.000

994

bali

11,574.900

894

bali

10,417.410

805

bali

9,896.540

765

bali

334.933

Bali

515.000

bali

463.500

bali

417.150

bali

396.293

bali

85.847

Bali

132.000

bali

118.800

bali

106.920

bali

101.574

bali

393.465

Bali

605.000

bali

544.500

bali

490.050

bali

465.548

bali

239.981

Bali

369.000

bali

332.100

bali

298.890

bali

283.946

bali

Laporan Kegiatan Dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Darat
Laporan Hasil
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

536.543

Bali

825.000

bali

742.500

bali

668.250

bali

634.838

bali

202.260

Bali

311.000

bali

279.900

bali

251.910

bali

239.315

bali

660.761

Bali

1,016.000

bali

914.400

bali

822.960

bali

781.812

bali

Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Gedung/Bangunan

802.538

Bali

1,234.000

bali

1,110.600

bali

999.540

bali

949.563

bali

723.845

248

Bali

1,113.000

223

1,001.700

201

901.530

181

856.454

172

Bali

1,383.000

1,244.700

1,120.230

1,064.219

Bali

12,984.850

12

11,686.365

12

10,517.729

12

9,991.842

12

Lulusan Pendidikan
Pembentukan SDM
Perhubungan
Darat
Lulusan
Pendidikan
Pelatihan SDM
Perhubungan Darat
Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laporan
Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Laporan
Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laporan
Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Darat

Layanan Perkantoran

899.441
8,444.762

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

12

42 dari 66

TARGET
2015-2019

palembang

Peralatan Diklat
Perhubungan
Buku-buku Dan
Bahan Cetakan
Kendaraan Bermotor

65.036

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

Akademi
Perkeretaapian
Indonesia (API)
Madiun
Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Darat

103.248

63.250

Madiun

115.000

madiun

103.500

madiun

93.150

madiun

88.493

madiun

Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Darat

2,918.850

Madiun

5,307.000

madiun

4,776.300

madiun

4,298.670

madiun

4,083.737

madiun

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Darat

275.000

Madiun

500.000

madiun

450.000

madiun

405.000

madiun

384.750

madiun

Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Darat
Lulusan Pendidikan
Pembentukan SDM
Perhubungan

901.450

14

Madiun

1,639.000

13

madiun

1,475.100

11

madiun

1,327.590

10

madiun

1,261.211

10

madiun

17,328.850

311

Madiun

31,507.000

280

madiun

28,356.300

252

madiun

25,520.670

227

madiun

24,244.637

215

madiun

5,270.650

600

Madiun

9,583.000

540

madiun

8,624.700

486

madiun

7,762.230

437

madiun

7,374.119

416

madiun

563.200

Madiun

1,024.000

madiun

921.600

madiun

829.440

madiun

787.968

madiun

596.750

Madiun

1,085.000

madiun

976.500

madiun

878.850

madiun

834.908

madiun

130.350

Madiun

237.000

madiun

213.300

madiun

191.970

madiun

182.372

madiun

224.950

Madiun

409.000

madiun

368.100

madiun

331.290

madiun

314.726

madiun

237.600

Madiun

432.000

madiun

388.800

madiun

349.920

madiun

332.424

madiun

1,208.900

Madiun

2,198.000

madiun

1,978.200

madiun

1,780.380

madiun

1,691.361

madiun

338.800

Madiun

616.000

madiun

554.400

madiun

498.960

madiun

474.012

madiun

572.000

Madiun

1,040.000

madiun

936.000

madiun

842.400

madiun

800.280

madiun

Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Darat
Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Monitoring,
Analisa, dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Darat
Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Kegiatan dan
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Darat
Laporan Hasil
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi, dan
Promosi

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

187.724

168.952

152.056

43 dari 66

144.454

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

TARGET
2015-2019

756.434

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Laporan Kerjasama
Peralatan Diklat
Buku-Buku dan Bahan
Cetakan
Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Layanan Perkantoran

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)
202.950

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

LOKASI

TARGET

LOKASI

Madiun

369.000

madiun

332.100

madiun

298.890

madiun

283.946

madiun

108

Madiun

25,024.000

97

madiun

22,521.600

87

madiun

20,269.440

79

madiun

19,255.968

75

madiun

1,274

Madiun

1,058.000

1,147

madiun

952.200

1,032

madiun

856.980

929

madiun

814.131

882

madiun

1,140.150

Madiun

2,073.000

madiun

1,865.700

madiun

1,679.130

madiun

1,595.174

madiun

1,284.800

292

Madiun

2,336.000

263

madiun

2,102.400

237

madiun

1,892.160

213

madiun

1,797.552

202

madiun

5,622.650

12

Madiun

10,223.000

12

madiun

9,200.700

12

madiun

8,280.630

12

madiun

7,866.599

12

madiun

13,763.200
581.900

Kendaraan Bermotor

1,546.050

Madiun

2,811.000

madiun

2,529.900

madiun

2,276.910

madiun

2,163.065

madiun

Peralatan Dan
Fasilitas Perkantoran

7,616.400

13

Madiun

13,848.000

12

madiun

12,463.200

11

madiun

11,216.880

madiun

10,656.036

madiun

Gedung/Bangunan
Diklat Perhubungan
Diklat
Balai Pendidikan dan
Pelatihan
Transportasi Darat
(BP2TD) Pontianak

40,859.500

15,308

Madiun

74,290.000

madiun

66,861.000

madiun

60,174.900

madiun

57,166.155

0.000

0.000

0.000

32.800

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

madiun

31.160

63.959

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Darat

63

mempawah

60

mempawah

Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Darat

3,009

15

mempawah

2,859

14

mempawah

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Darat
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Monitoring,
Analisa, dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Darat

275

mempawah

261

mempawah

600

mempawah

4,057

570

mempawah

130

mempawah

124

mempawah

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Darat

225

mempawah

214

mempawah

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Darat

238

mempawah

226

mempawah

Laporan Kegiatan dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Darat

709

mempawah

674

mempawah

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

4,271

44 dari 66

TARGET
2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

Laporan Hasil
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi, dan
Promosi
Peralatan Diklat

TARGET

TAHUN 2019
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

LOKASI

TARGET

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

LOKASI

339

mempawah

322

mempawah

572

mempawah

543

mempawah

9,763

90

mempawah

9,275

86

mempawah

Buku-Buku dan Bahan


Cetakan

582

500

mempawah

553

475

mempawah

Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Layanan Perkantoran

1,140

mempawah

1,083

mempawah

1,109

50

mempawah

1,054

48

mempawah

5,023

12

mempawah

4,772

12

mempawah

Kendaraan Bermotor

736

mempawah

699

mempawah

Peralatan Dan
Fasilitas Perkantoran

4,616

mempawah

4,385

mempawah

Pendidikan
Perhubungan Laut
Sekolah Tinggi Ilmu
Pelayaran (STIP)
Layanan Perkantoran

1,470.430

1,332.080

1,483.509

1,565.009

1,886.965

7,737.992

272.817

268.956

273.558

294.756

367.341

1,477.428

64.022

12

76.293

12

83.922

12

92.314

12

101.546

12

418.098

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

0.288

0.340

0.674

0.411

0.453

2.166

Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.456

20

2.572

40

3.000

40

3.300

40

3.630

40

12.958

Lulusan Pendidikan
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Lulusan Pendidikan
Penyetaraan SDM
Perhubungan Laut

55.582

2,670

49.525

1,620

47.983

1,620

47.983

1,620

47.983

1,620

249.058

13.026

1,200

10.589

700

12.878

900

12.878

900

12.878

900

62.249

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

45 dari 66

TARGET
2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Lulusan Pendidikan
Pemutahiran SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penyegaran
(Refreshing) SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Pengukuhan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan
Perhubungan Laut

11.338

15,000

2.706

2,850

3.933

3,850

3.933

3,850

3.933

3,850

25.843

1.481

600

0.846

350

1.390

600

1.390

600

1.390

600

6.498

Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

0.147

0.427

0.494

0.544

0.598

2.210

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

0.328

0.853

0.324

0.357

1.006

2.869

0.382

11

0.865

11

0.866

11

0.953

11

1.048

11

4.115

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

0.209

14

0.206

14

0.227

14

0.249

14

0.274

14

1.165

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

0.724

11

1.149

11

1.264

11

1.391

11

1.530

11

6.058

Laporan Kegiatan dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan Hasil
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

0.521

0.398

0.438

0.482

0.530

2.368

0.151

0.231

0.365

0.402

0.442

1.592

0.194

0.208

0.208

0.228

0.251

1.089

Laporan Bidang
Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

0.000

Laporan Kerjasama
Laporan Penataan
Kelembagaan
Bangunan
Jaringan
Lahan

0.088
0.000

0.000

16.727

0.000

32,651

0.000

0.000
0.000
0.000

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

17.520

0.000

32,717

0.000

0.576
0.000
0.000
0.000
0.000

31,586

0.000

0.000

13.988

0.000

0.634
0.000

32,378

0.000

0.000

14.314

0.000

0.000
0.000
0.000

0.697
0.000
0.000
0.000
0.000

46 dari 66

0.000

33,516

0.000

0.000

15.014

0.767
0.000
0.000
0.000
0.000

77.562

0.000

0.000

TARGET
2015-2019

0.000

2.762
0.000
0.000
0.000
0.000

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

LOKASI

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Peralatan Diklat
Perhubungan Laut
Peralatan Penyuluhan

64.456

Peralatan Kantor
Kendaraan
Buku-buku dan Bahan
Cetakan
Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Kendaraan Bermotor

0.000
0.000
0.200

0
125

0.000
2.688
0.200

3
125

0.000
3.278
0.220

4
125

0.000
2.000
0.242

4
125

0.000
0.000
0.266

0
125

0.000
7.966
1.128

12.952

11.679

12.855

14.141

15.479

67.106

0.068

15

0.728

83

0.120

33

0.058

30

0.000

0.974

21

0.000

86.098

198

71.999

0.000

289

0.000

46.522

33

0.000

103.488

4,740

0.000

372.563
0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran

3.745

Gedung/Bangunan

40

25.731
0.000
203.724

4,684

26.118

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

2.259

132

0.000
0.000
204.258

12

28.118

0.651

Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut

0.555

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Politeknik Ilmu
Pelayaran (PIP)
Semarang
Layanan Perkantoran

Lulusan Pendidikan
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Pemutahiran SDM
Perhubungan
Lulusan Pendidikan
Penyegaran
(Refreshing) SDM
Perhubungan Laut

1.007

602

11.490
0.000
222.128

1,600

12

30.118

3.161

0.555

0.000

0.585

0.060

15

49.906
0.000
155.780

13,736

12

32.118

0.672

0.565

0.000

20

0.585

27.719

2,075

9.782

0.087

20

7.158

54.748
0.000
243.594

30,700

12

34.118

12

150.590

3.184

0.695

8.363

0.565

0.565

2.805

0.000

0.000

0.000

0.000

22

0.635

24

0.667

24

0.699

24

3.171

27.719

2,075

27.466

2,075

28.466

1,985

29.466

1,985

140.836

900

9.782

900

9.782

900

9.782

900

9.782

900

48.908

6.197

7,920

6.197

7,920

6.197

7,920

6.197

7,920

6.197

7,920

30.983

6.143

24,570

6.143

24,570

6.143

24,570

6.143

24,570

6.143

24,570

30.713

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

0.000

47 dari 66

TARGET
2015-2019

141.875
1,029.484

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan
Perhubungan Laut

21.596

31,165

24.596

31,265

24.596

31,265

21.124

31,265

21.124

31,265

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

0.785

23

0.795

23

0.604

20

0.639

20

0.675

20

3.497

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

0.329

0.345

0.363

0.381

0.400

1.818

0.122

0.128

0.138

0.144

0.154

0.685

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

0.216

0.238

0.261

0.287

0.316

1.319

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

2.370

22

2.607

22

2.868

22

3.154

22

3.470

22

14.469

Laporan Kegiatan dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan Hasil
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

0.775

0.853

0.938

1.032

1.135

4.731

0.145

0.160

0.175

0.193

0.212

0.885

2.075

14

2.283

14

2.511

14

2.762

15

3.038

15

12.668

Laporan Bidang
Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Kerjasama
Laporan Penataan
Kelembagaan
Gedung/Bangunan
Jaringan
Lahan
Peralatan Diklat
Perhubungan Laut
Peralatan Penyuluhan

0.000
0.077

0
1

0.000
0.083

0
1

0.000
0.088

0
1

0.000
0.095

0
1

0.000
0.010

0
1

0.000
0.353

66.063
0.000
0.000
18.921

8,088
0
0
505

60.309
0.000
0.000
14.570

10,576
0
0
535

80.844
0.000
0.000
14.870

13,064
0
0
540

20.828
0.000
0.000
7.670

6,000
0
0
785

32.040
0.000
0.000
71.170

4,671
0
0
760

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

1.530

740

1.530

740

1.530

740

1.530

740

1.530

740

7.650

Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

48 dari 66

TARGET
2015-2019

113.035

260.084
0.000
0.000
127.201

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Kendaraan Bermotor

1.498

3.400

0.000

0.000

0.000

4.898

Buku-Buku dan Bahan


Cetakan
Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi

0.078

900

0.083

900

0.089

900

0.095

900

0.102

900

0.448

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan

8.476

19

9.037

19

9.624

19

7.599

19

19.350

19

54.087

0.919

140

0.984

140

1.053

140

1.126

140

1.205

140

5.287

Politeknik Ilmu
Pelayaran (PIP)
Makassar

368.839

72.224

180.473

457.201

324.009

1,402.746

Layanan Perkantoran

22.649

12

23.129

12

23.625

12

24.138

12

24.670

12

118.211

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

0.220

0.231

0.242

0.254

0.267

1.215

Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut

0.874

0.917

0.961

1.009

1.058

4.818

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

1.266

14

1.328

14

1.493

15

1.567

15

1.646

15

7.301

Lulusan Pendidikan
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Pemutahiran SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penyegaran
(Refreshing) SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan
Perhubungan Laut

12.318

1,579

13.147

1,680

35.258

1,854

36.838

2,012

38.494

2,187

136.055

19.392

704

14.342

774

21.338

852

22.384

936

23.481

1,030

100.937

0.860

750

0.902

750

0.947

750

0.993

750

1.042

750

4.744

0.509

100

0.534

100

0.561

100

0.588

100

0.617

100

2.809

6.356

14,150

6.238

14,300

7.167

14,500

7.884

14,700

8.672

15,000

36.316

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

49 dari 66

TARGET
2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

1.883

1.175

2.072

2.176

2.285

9.591

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

0.486

0.510

0.535

0.562

0.590

2.682

0.250

0.262

0.276

0.289

0.304

1.381

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

0.142

0.149

0.156

0.164

0.172

0.783

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

2.698

17

1.833

17

2.975

17

3.123

17

3.279

17

13.908

Laporan Kegiatan dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan Hasil
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

1.177

0.736

1.298

1.363

1.431

6.006

0.522

0.548

0.576

0.605

0.635

2.886

0.404

0.424

0.446

0.468

0.491

2.233

Laporan Penataan
Kelembagaan
Laporan Kerjasama
Gedung/Bangunan
Jaringan
Lahan
Peralatan Diklat
Perhubungan Laut
Peralatan Penyuluhan

0.363

0.381

0.400

0.420

0.441

2.004

0
43,486
0
0
3

0.000
0.000
0.000
0.000
0.000

0
0
0
0
6

0.000
0.000
0.000
0.000
71.754

0
0
2
0
27

0.000
338.911
0.000
0.000
4.628

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi

0.187

15

0.197

15

0.207

15

0.217

15

0.228

15

1.036

Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran

0.384

30

0.404

40

0.424

50

0.445

60

0.467

70

2.124

Kendaraan Bermotor

2.153

0.316

0.395

0.415

2.062

5.340

Buku-Buku dan Bahan


Cetakan
Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat

0.301

425

0.235

450

0.374

450

0.417

450

0.464

450

1.790

4.545

2.395

5.010

5.261

5.524

22.735

0.000
286.804
0.000
0.000
0.300

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

50 dari 66

0
180,289
0
0
28

0.000
111.881
0.000
0.000
91.621

0
1,000
0
0
32

TARGET
2015-2019

0.000
737.595
0.000
0.000
168.303

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan

1.796

Politeknik Pelayaran
(PP) Surabaya

207.300

Layanan Perkantoran

35.105

12

35.105

12

35.105

12

35.105

12

51.397

12

191.817

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan
Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut

2.011

2.111

2.433

2.676

2.944

12.176

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.675

12

0.709

12

0.780

12

0.858

12

0.943

12

3.964

Lulusan Pendidikan
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Pemutahiran SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan
Perhubungan Laut

41.241

510

41.241

510

45.365

510

49.902

510

54.892

510

232.642

12.399

1,950

12.399

2,140

13.639

2,355

15.003

2,590

16.504

2,850

69.945

2.045

1,450

2.045

1,580

2.250

1,740

2.250

1,910

2.475

2,100

11.064

21.970

23,073

21.970

25,181

24.167

27,918

24.167

30,710

26.584

33,783

118.858

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

1.355

1.422

1.565

1.565

1.721

7.627

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

0.483

0.483

0.532

0.532

0.585

2.615

0.123

0.129

0.142

0.142

0.156

0.692

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

1.324

1.390

1.529

1.529

1.682

7.452

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

450

1.890

450

143.162

1.985

450

167.830

2.084

450

178.394

51 dari 66

2.188

450

TARGET
2015-2019

9.943

0.000
919.042

222.357

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

0.571

0.599

0.659

0.659

0.725

3.214

Laporan Kegiatan dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan
Kehumasan,Keprotok
olan, Publikasi dan
Promosi
Laporan Kerjasama
Laporan Penataan
Kelembagaan
Jaringan
Lahan
Peralatan Penyuluhan

0.399

0.419

0.461

0.461

0.507

2.247

1.388

1.457

1.603

1.603

1.763

7.815

0.071
0.000

1
0

0.075
0.000

1
0

0.082
0.000

1
0

0.082
0.000

1
0

0.090
0.000

1
0

0.400
0.000

0.000
0.000
0.000

0
0
0

0.000
0.000
0.000

0
0
0

0.000
0.000
0.000

0
0
0

0.000
0.000
0.000

0
0
0

0.000
0.000
0.000

0
0
0

0.000
0.000
0.000

Peralatan Diklat
Perhubungan Laut
Kendaraan Bermotor

28.294

80

5.387

90

5.926

99

5.926

109

26.518

120

72.051

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Buku-Buku dan Bahan


Cetakan
Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi

0.200

200

0.210

220

0.231

242

0.231

266

0.254

293

1.126

0.182

0.201

0.221

0.243

0.267

1.113

1.969

150

2.068

165

2.275

182

2.502

200

2.752

220

11.567

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran

12.551

500

6.276

550

6.903

605

7.594

666

8.353

732

41.677

Balai Pendidikan dan


Pelatihan Ilmu
Pelayaran (BP2IP)
Tangerang

108.970

Layanan Perkantoran

12.181

12

12.390

12

12.607

12

13.237

12

13.899

12

64.315

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

2.185

2.292

2.404

2.524

2.650

12.055

Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut

0.157

20

0.165

20

0.173

20

0.182

20

0.191

20

0.868

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

133.400

126.715

88.182

52 dari 66

TARGET
2015-2019

0.000
594.376

137.109

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lulusan Pendidikan
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penyegaran
(Refreshing) SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Pemutahiran SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan
Perhubungan Laut

19.367

870

20.316

1,020

21.312

1,020

22.378

1,200

23.496

1,380

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

2.390

3,510

2.507

4,620

2.630

4,620

2.761

4,620

2.899

6,180

13.186

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

1.526

1.600

1.679

1.763

1.851

8.418

0.312

0.327

0.343

0.360

0.378

1.720

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

0.125

0.131

0.138

0.145

0.152

0.691

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

0.193

0.202

0.212

0.223

0.234

1.063

Laporan Kegiatan dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan Hasil
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

0.223

0.234

0.245

0.258

0.270

1.230

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

53 dari 66

TARGET
2015-2019

0.000

106.870

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Laporan Bidang
Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Penataan
Kelembagaan

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Kerjasama

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Gedung/Bangunan

24.000

4,840

27.200

6,072

15.500

3,340

1.800

400

14.100

18,613

82.600

Jaringan

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lahan

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

31.740

20

51.125

20

53.630

20

25.835

20

59.127

20

221.456

Peralatan Penyuluhan

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran

1.843

28

1.933

28

2.028

28

2.130

28

2.236

28

10.170

Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Kendaraan Bermotor

0.550

0.275

0.500

0.800

1.500

3.625

Buku-buku dan Bahan


Cetakan

0.220

50

0.231

50

0.243

50

0.255

50

0.267

50

1.216

Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan

10.594

11.113

11.658

12.241

12.853

58.459

1.365

298

1.358

342

1.415

308

1.293

322

1.005

203

6.434

Balai Pendidikan dan


Pelatihan Ilmu
Pelayaran (BP2IP)
Barombong
Layanan Perkantoran

116.918

13.503

12

15.738

12

18.419

12

21.636

12

25.497

12

94.794

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

0.305

0.364

0.434

0.519

0.621

2.242

Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Peralatan Diklat
Perhubungan Laut

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

90.631

92.361

69.043

54 dari 66

TARGET
2015-2019

0.000
477.684

108.731

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lulusan Pendidikan
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penyetaraan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Pemutahiran SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penyegaran
(Refreshing) SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Pengukuhan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan
Perhubungan Laut

29.792

480

32.213

480

38.619

600

40.032

720

51.875

720

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

1.187

1,680

1.187

1,680

1.217

1,740

1.232

1,800

1.232

1,800

6.055

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

0.100

0.120

0.140

0.160

0.180

0.700

1.972

0.172

0.172

0.172

0.172

2.660

0.143

0.143

0.143

0.143

0.143

0.716

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

0.143

0.143

0.143

0.143

0.143

0.713

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

0.186

0.186

0.186

0.186

0.186

0.930

Laporan Kegiatan dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan Hasil
Pengabdian
Masyarakat

0.647

0.647

0.647

0.647

0.647

3.236

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

55 dari 66

TARGET
2015-2019

0.000

192.530

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Bidang
Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Kerjasama

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Penataan
Kelembagaan

0.148

0.148

0.148

0.148

0.148

0.739

Jaringan

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lahan

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

10.162

295

10.656

295

11.349

295

0.000

295

14.591

295

46.757

Peralatan Penyuluhan

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Buku-buku dan Bahan


Cetakan

0.130

50

0.155

50

0.184

50

0.220

50

0.262

50

0.952

Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Kendaraan Bermotor

0.389

0.417

0.451

0.492

0.540

2.289

0.759

280

0.819

280

0.891

280

0.977

280

1.081

280

4.526

0.882

0.000

0.000

0.000

1.081

1.962

Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran

4.604

252

2.992

252

2.285

252

2.337

252

2.399

252

14.617

51.867

24.533

16.933

0.000

7.933

101.266

Peralatan Diklat
Perhubungan Laut

Gedung/Bangunan

0.000
640.875

Balai Pendidikan dan


Pelatihan Ilmu
Pelayaran (BP2IP)
Sorong
Layanan Perkantoran

103.313

8.150

12

8.965

12

9.862

12

10.848

12

11.933

12

49.759

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

1.625

0.078

1.085

0.143

0.155

3.086

Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut

0.400

0.440

0.484

0.532

0.586

2.442

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

148.646

131.899

107.708

56 dari 66

TARGET
2015-2019

149.309

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lulusan Pendidikan
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Pemutahiran SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan
Perhubungan Laut

31.483

600

34.631

600

38.094

600

41.903

600

46.094

600

192.204

6.155

120

6.771

120

7.448

120

14.337

180

15.770

180

50.480

1.041

360

1.145

360

1.259

360

1.385

360

1.523

360

6.353

2.069

840

2.276

840

4.007

960

4.470

1,020

5.357

1,080

18.179

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

0.194

0.213

0.234

0.258

0.283

1.182

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

0.266

0.292

0.322

0.354

0.389

1.623

0.245

0.270

0.297

0.327

0.359

1.498

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

0.193

0.213

0.234

0.257

0.283

1.180

Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Kegiatan dan
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

0.253

0.278

0.306

0.336

0.370

1.543

0.581

0.640

0.704

0.774

0.851

3.550

0.517

0.569

0.626

0.688

0.757

3.157

Laporan Dukungan
Penyelenggaraan
Diklat
Laporan Penataan
Kelembagaan

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Kerjasama

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

57 dari 66

TARGET
2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Peralatan Diklat
Perhubungan Laut

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

32.694

15

0.000

43.200

4.024

6.450

86.368

Peralatan Penyuluhan

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Buku-Buku dan Bahan


Cetakan

0.217

280

0.239

285

0.263

290

0.289

295

0.318

300

1.328

Kendaraan Bermotor

0.000

1.200

0.000

0.000

4.000

5.200

Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran

0.667

100

0.733

110

0.807

121

0.887

133

0.976

146

4.070

Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Gedung/Bangunan

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

15.713

14

89.694

26

15.069

12.895

14

45.254

12

178.625

0.000

0.000

7.600

0.000

7.600

15.200

0.850

0.000

0.000

13.000

0.000

Jaringan
Lahan

13.850

Balai Pendidikan dan


Pelatihan Ilmu
Pelayaran (BP2IP)
Malahayati Aceh
Besar

88.548

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

0.288

0.253

0.458

0.264

0.270

14.903

457

19.560

637

21.120

640

23.760

720

23.760

720

103.103

2.329

150

7.567

270

5.412

360

8.192

420

11.036

540

34.536

15.087

5,100

7.149

5,970

8.635

6,510

9.417

7,110

10.263

7,770

50.551

0.386

0.568

0.760

0.506

0.557

2.777

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
KONSULTASI
DETAIL
ENGINEERING
DESAIGN (DED)

1.854

2.039

2.243

2.467

2.714

11.318

1.500

1.650

1.815

1.997

2.196

9.158

Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Laporan
Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan

0.257

0.283

0.311

0.342

0.377

1.570

0.304

0.334

0.367

0.404

0.445

1.854

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

132.634

149.469

125.101

58 dari 66

169.746

TARGET
2015-2019

665.500

1.533

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laporan
Kegiatan dan
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Laporan
Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan
Promosi
Peralatan
Diklat
Perhubungan Laut
Buku-buku dan Bahan
Cetakan
Lulusan Diklat
Pengembangan dan
Peningkatan
Layanan
Perkantoran
Kendaraan Bermotor
Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran
Gedung dan
Bangunan

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

0.339

0.373

0.410

0.451

0.496

2.070

0.889

0.978

1.076

1.183

1.302

5.428

1.148

1.263

1.390

1.528

1.681

7.011

8.458

371

11.317

916

52.750

17.806

26

60.550

26

150.880

0.290

302

0.319

386

0.351

425

0.386

467

0.425

513

1.770

1.119

40

1.231

270

1.354

280

1.489

290

1.638

300

6.831

13.200

12

15.626

12

18.625

12

22.356

12

0.000

12

69.808

1.133

0.000

3.045

1,186

1.606

64

1.183

250

0.955

131

0.000

217

22.695

17,123

62.170

214,372

33.025

124,460

33.593

9,200

0.000

31,500

0.000

0.000

0.000

1.133
6.788
151.482
0.000
1,295.327

Dukungan
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya

231.070

Sekretariat Badan
Pengembangan
SDM
Layanan Perkantoran

231.070
28.791

12

19.556

12

21.512

12

23.663

12

26.029

12

119.551

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Perhubungan
Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan

5.999

6.514

7.166

7.882

8.671

36.232

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Pedoman Metode
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan
Laporan Hasil
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan
Lulusan Pendidikan
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Laporan Penerimaan
Calon Taruna

0.000

6.817

7.151

7.330

7.513

28.811

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Lulusan Pelatihan
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Laporan Penyuluhan
Perhubungan

258.999

262.562

258.999

268.207

262.562

274.489

268.207

274.489

1,295.327

30.881

309

42.350

465

46.585

465

51.244

465

56.368

465

227.427

4.471

4.095

4.504

4.955

5.450

23.475

47.405

8,936

45.853

6,498

50.438

6,498

55.482

6,498

61.030

6,498

260.209

0.813

1.179

1.297

1.427

1.570

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

59 dari 66

TARGET
2015-2019

6.286

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan

5.947

18

7.327

19

8.059

19

8.865

19

9.752

19

39.950

Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan

3.754

15

4.483

15

4.931

15

5.424

15

5.967

15

24.558

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan

10.826

16

10.333

15

11.366

15

12.503

15

13.753

15

58.781

12.490

52

15.435

55

16.978

55

18.676

55

20.544

55

84.124

Laporan Kegiatan dan


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

10.681

12

12.204

11

13.424

11

14.767

11

16.244

11

67.320

20.425

10

16.034

28

17.637

28

19.401

28

21.341

28

94.839

Laporan Bidang
Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan
Laporan Kerjasama
Laporan Penataan
Kelembagaan
Bangunan
Jaringan
Lahan
Peralatan Diklat
Peralatan Penyuluhan

3.718

1.491

1.640

1.804

1.984

10.635

2.366
4.590

3
5

2.534
3.680

3
4

2.787
4.048

3
4

3.066
4.452

3
4

3.373
4.898

3
4

14.126
21.667

25.760
0.000
0.000
4.022
0.000

5,760

30.177
0.000
4.294
13.613
0.000

4,600
0
15,000
2
0

39.057
0.000
0.000
0.000
0.000

4,000
0
0
0
0

22.888
0.000
0.000
0.000
0.000

3,000
0
0
0
0

5.188
0.000
0.000
0.000
0.000

2,002
0
0
0
0

123.070
0.000
4.294
17.636
0.000

Peralatan Kantor
Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi

6.373
0.773

1,659
37

9.756
0.387

100
50

2.577
0.426

100
50

2.835
0.469

100
50

3.119
0.515

100
50

24.660
2.570

Kendaraan
Buku-Buku dan Bahan
Cetakan

0.940
0.044

2
100

0.840
0.048

2
100

0.924
0.053

2
100

1.016
0.059

2
100

1.118
0.064

2
100

4.837
0.269

Pengembangan SDM
Aparatur
Perhubungan
Pusat
Pengembangan SDM
Aparatur
Perhubungan

74.100

101.519

116.659

126.369

222.699

0.000
641.347

74.100

101.519

116.659

126.369

222.699

641.347

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

45

60 dari 66

TARGET
2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Sistem Informasi
Pengembangan SDM
Aparatur
Perhubungan
Dokumen Kurikulum,
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Aparatur
Perhubungan

0.577

Jawa Barat

0.034

Jawa Barat

0.041

Jawa Barat

0.051

Jawa Barat

0.064

Jawa Barat

0.766

0.600

Jawa Barat

1.399

Jawa Barat

1.786

10

Jawa Barat

2.445

11

Jawa Barat

3.056

11

Jawa Barat

9.286

Lulusan Diklat Teknis


Manajerial
Lulusan Diklat
fungsional
Lulusan Diklat
Prajabatan
Laporan Penyuluhan
Perhubungan

26.410

3,580

Jawa Barat

31.597

3,980

Jawa Barat

40.378

4,140

Jawa Barat

55.104

4,528

Jawa Barat

74.112

4,878

Jawa Barat

227.601

2.151

150

Jawa Barat

2.911

225

Jawa Barat

4.175

245

Jawa Barat

5.906

280

Jawa Barat

8.515

310

Jawa Barat

23.659

3.388

809

Jawa Barat

0.000

Jawa Barat

0.000

Jawa Barat

0.000

Jawa Barat

0.000

Jawa Barat

3.388

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Laporan Hasil
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Aparatur Phb

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Dokumen
Perencanaan Bidang
SDM Aparatur
Perhubungan

0.443

Jawa Barat

0.661

Jawa Barat

0.793

Jawa Barat

0.991

Jawa Barat

1.239

Jawa Barat

4.126

Laporan Monitoring,
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM Aparatur
Perhubungan

0.308

Jawa Barat

0.487

Jawa Barat

0.584

Jawa Barat

0.730

Jawa Barat

0.912

Jawa Barat

3.020

Laporan Pengelolaan
Kepegawaian Bidang
SDM Aparatur
Perhubungan
Laporan Pengelolaan
Keuangan Bidang
SDM Aparatur
Perhubungan
Laporan Pengelolaan
dan Pembinaan
Bidang Umum SDM
Aparatur
Perhubungan
Laporan Hasil
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan,
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

1.845

10

Jawa Barat

1.989

11

Jawa Barat

2.386

11

Jawa Barat

2.983

11

Jawa Barat

3.729

11

Jawa Barat

12.932

0.203

Jawa Barat

0.229

Jawa Barat

0.274

Jawa Barat

0.343

Jawa Barat

0.429

Jawa Barat

1.478

1.174

Jawa Barat

1.203

Jawa Barat

1.444

Jawa Barat

1.805

Jawa Barat

2.256

Jawa Barat

7.882

0.000

Jawa Barat

0.000

Jawa Barat

0.000

Jawa Barat

0.000

Jawa Barat

0.000

Jawa Barat

0.000

0.165

Jawa Barat

0.233

Jawa Barat

0.279

Jawa Barat

0.349

Jawa Barat

0.437

Jawa Barat

1.463

Laporan Bidang
Hukum
Pengembangan SDM
Aparatur
Perhubungan
Laporan Kerjasama

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.176

0.167

0.200

0.251

0.313

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

Jawa Barat

Jawa Barat

61 dari 66

Jawa Barat

Jawa Barat

TARGET
2015-2019

0.000

Jawa Barat

1.107

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS
Laporan Penataan
Kelembagaan
Jaringan
Lahan
Peralatan Diklat
Aparatur
Perhubungan
Peralatan Penyuluhan

0.000

Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran
Kendaraan
Buku-Buku dan Bahan
Cetakan
Layanan Perkantoran

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

0.000

0.000

1,650

138

Jawa Barat

0.129
0.000
1.977

0.000
0.000
2.763

3.339

402

Jawa Barat

2.587
0.000

18.655

12

Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi

0.000

Gedung/Bangunan

2.179

2,590

Terwujudnya
peningkatan kinerja
pelayanan
transportasi (QW)
Terbangunnya
Kampus Terpadu
SDM Transportasi
Terbangunnya
Kampus PIP Makassar

0.000

0.000
0.000
1.963

BADAN PENELITIAN
DAN
PENGEMBANGAN
PERHUBUNGAN

LOKASI

TARGET
0

0.000

750

Jawa Barat

0.000
6.000
3.914

3,000
850

Jawa Barat

0.000
0.000
5.324

10

Jawa Barat

10

Jawa Barat

1.500

10

Jawa Barat

0.645

Jawa Barat

2.398
0.000

Jawa Barat

2.200
0.000

Jawa Barat

0.000
0.000

Jawa Barat

20.226

12

Jawa Barat

24.271

12

Jawa Barat

30.339

12

0.000

0.000

0.000

29.256

8,121

23.797

10,850

0.852

880

0.000

Jawa Barat

LOKASI

0.000

0.408

Jawa Barat

TAHUN 2019
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

Jawa Barat

0.000

Terbangunnya
Kampus Baru
Akademi
Perkeretaapian di
Madiun

TARGET

TAHUN 2018
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

644

0.000

Terbangunnya
Kampus ATKP
Makassar
Terbangunnya
Kampus BP2TD di Bali

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

0.000

925

Jawa Barat

0.129
6.000
15.941

0.806

10

Jawa Barat

6.698

Jawa Barat

2.833
0.000

Jawa Barat

10.018
0.000

Jawa Barat

37.924

12

Jawa Barat

131.416

0.000

63.673

8,970

0.000

Jawa Barat

Jawa Barat

119.757

1,177.688

622.803

554.070

3,419.877

272.936

315.141

352.732

504.570

1,445.379

320.035

470.893

55.079

0.000

846.007

85.000

85.000

55.680

49.500

275.180

237.344

156.654

6.000

0.000

399.999

150.000

150.000

153.313

0.000

453.313

240.359

330

251.107

332

237.048

339

247.941

339

A Penelitian dan
Pengembangan
Perhubungan

102.073

226

117.714

201

122.352

203

102.168

210

107.036

210

Penelitian dan
Pengembangan
Manajemen
Transportasi
Multimoda

23.207

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

0.000

1,065.316

377

41

35.612

32

36.295

32

62 dari 66

12.101

36

13.112

TARGET
2015-2019

0.000

228.259

LOKASI

0.000

Jawa Barat

TARGET

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

36

1,204.715

120.327

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

LOKASI

- Jumlah Penyusunan
Laporan Program,
Evaluasi dan
Monitoring Kegiatan
(laporan)

2.034

10

2.770

10

2.860

10

2.951

10

3.047

10

13.661

- Jumlah Penelitian
dan Pengembangan
Transportasi (laporan)

21.174

31

32.843

22

33.435

22

9.150

26

10.065

26

106.666

Penelitian dan
Pengembangan
Darat dan
Perkeretaapian
Jumlah Penyusunan
Laporan Program,
Evaluasi dan
Monitoring Kegiatan
(laporan)
Jumlah Penelitian dan
Pengembangan
Transportasi (laporan)

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

29.099

33.609

35.141

36.859

38.722

173.430

2.959

13

5.083

13

5.330

13

5.558

13

5.856

13

26.140

66

28.527

60

29.811

62

31.301

62

32.866

62

13

24.786

148.644

Penelitian dan
Pengembangan Laut

20.734

Jumlah Penyusunan
Laporan Program,
Evaluasi dan
Monitoring Kegiatan
(laporan)
-Jumlah Penelitian
dan Pengembangan
Transportasi (laporan)

1.514

1.590

1.669

1.745

1.823

8.341

19.219

36

15.918

28

16.713

28

17.466

29

18.251

29

87.567

17.508

18.383

19.210

20.075

95.909

Penelitian dan
Pengembangan
Udara
-Jumlah Penyusunan
Laporan Program,
Evaluasi dan
Monitoring Kegiatan
(laporan)

21.482

2.205

10

2.315

10

2.431

10

2.540

10

2.654

10

12.144

-Jumlah Penelitian
dan Pengembangan
Transportasi (laporan)

19.278

40

20.741

38

21.779

38

22.759

40

23.383

40

107.939

23.056

24.209

25.298

26.037

120.083

Perencanaan
Kebijakan Sistranas

7.551

-Jumlah Penyusunan
Laporan Program,
Evaluasi dan
Monitoring Kegiatan
(laporan)

2.845

2.987

3.136

3.277

3.425

15.670

-Jumlah Penelitian
dan Pengembangan
Transportasi (laporan)

4.706

4.941

5.188

5.422

5.666

25.923

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

7.928

8.325

8.699

63 dari 66

TARGET
2015-2019

9.091

41.593

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

B DUKUNGAN
MANAJEMEN DAN
DUKUNGA TEKNIS
LAINNYA
1 Peningkatan Akses ke
Sumber Informasi
IPTEK Transportasi

126.186

151

122.645

129

128.755

129

134.881

129

140.905

129

653.373

104.791

102

99.778

82

104.799

82

109.957

82

114.864

82

534.188

Penyusunan Updating
Data dan Informasi
(laporan)
Peningkatan
Kapasitas Pegawai
(paket)
Penyelenggaraan
Sistem Akuntansi
Instansi (SAI) dan
Pengelolaan Barang
Milik Negara (BMN)
(laporan)

10.895

17

4.290

14

4.485

14

4.860

14

5.073

14

29.602

11.375

12.005

12.691

13.240

13.813

63.124

9.699

58

10.612

41

11.135

41

11.643

41

12.176

41

55.265

Tata Kelola
Kepegawaian
(laporan)
Layanan Perkantoran
(bulan)
Pengadaan Sarana
dan Prasarana
Litbang (unit)
Gedung / Bangunan
(paket)
Peningkatan
Informasi dan
Publikasi Hasil Litbang

1.878

2.412

2.506

2.616

2.712

12.124

44.887

12

48.206

12

50.770

12

53.320

12

56.010

12

253.193

22.420

18.434

19.203

20.089

20.702

100.847

3.636

3.818

4.009

4.190

4.378

20.032

21.396

49

22.867

47

23.957

47

24.924

47

26.041

47

119.185

13.544

14.765

15.475

16.051

16.760

76.595

7.852

44

8.102

42

8.481

42

8.873

42

9.282

42

42.591

Dukungan Publikasi
Litbang (paket)
Penyelenggaraan
Workshop/ Seminar/
FGD/ Rakor (laporan)
G INSPEKTORAT
JENDERAL

100.311

105.330

110.590

116.120

122.930

555.282

Pelaksanaan
Pengawasan Oleh
Inspektorat I

10.111

10.617

11.148

11.705

12.291

55.872

Pelaksanaan
Pengawasan Oleh
Inspektorat II

8.063

8.466

8.889

9.333

9.800

44.551

Pelaksanaan
Pengawasan Oleh
Inspektorat III

6.727

7.063

7.416

7.787

8.176

37.169

Pelaksanaan
Pengawasan Oleh
Inspektorat IV

6.968

7.317

7.683

8.067

8.470

38.506

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

64 dari 66

TARGET
2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

Pelaksanaan
Pengawasan Oleh
Inspektorat V

Dukungan
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya Inspektorat
Jenderal

H SEKRETARIAT
JENDERAL
1 Penyusunan
Dokumen Rencana,
Program, Evaluasi
serta Penetapan
Kebijakan Pentarifan
di Sektor
Perhubungan

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

6.744

7.081

7.435

7.807

8.197

37.263

61.699

64.787

68.019

71.421

75.996

341.921

887.221

1,036.891

1,031.456

1,087.927

1,148.374

5,191.869

30.421

30.500

32.030

33.600

35.250

161.801

Pembinaan dan
Pengelolaan
Kepegawaian

39.685

41.669

43.752

45.940

48.537

219.583

Pembinaan dan
Pengelolaan
Administrasi
Keuangan dan
Perlengkapan /
Barang Milik Negara
di Lingkungan
Kemenhub

39.795

41.785

43.874

46.069

48.372

219.895

Pembinaan dan
Koordinasi
Penyusunan Produk
dan Pelayanan
Hukum serta Kerja
Sama Luar Negeri

40.828

42.869

45.425

47.464

49.827

226.413

Pembinaan
Administrasi dan
Pengelolaan
Pelayanan
Penunjang
Pelaksanaan Tugas
Biro Umum Setjen
Kemenhub

540.066

567.069

595.422

625.294

656.454

2,984.305

Pengelolaan Data
dan Informasi
Perhubungan

44.454

146.410

92.969

98.980

105.688

488.501

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

65 dari 66

TARGET
2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

NO

PROGRAM /
KEGIATAN
STRATEGIS

TAHUN 2016

TAHUN 2015
INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2017
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2018
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

TAHUN 2019
LOKASI

INDIKASI
ANGGARAN
(Rp. Miliar)

TARGET

LOKASI

TOTAL INDIKASI
ANGGARAN
2015-2019
(Rp. Miliar)

Pengelolaan
Komunikasi Publik
dan Pemberian
Informasi di Bidang
Perhubungan

57.650

67.241

73.965

81.362

89.498

369.716

Pemanfaatan Kajian
Kemitraan Pelayanan
Jasa Transportasi

33.204

34.864

36.607

38.538

40.360

183.573

Penegakan Hukum di
Bidang Keselamatan
Pelayaran

22.885

24.229

25.231

26.492

27.817

126.654

10 Pelayanan
Pemeriksaan
Lanjutan Kecelakaan
Moda Transportasi

38.233

40.255

42.181

44.188

46.571

211.428

64,954.005

102,162.883

110,404.527

127,977.434

133,455.739

538,954.587

JUMLAH

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi

66 dari 66

TARGET
2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

LAMPIRAN D

KEGIATAN STRATEGIS KEMENHUB DALAM RPJM NASIONAL TAHUN 2015-2019


KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.
I.
1
1
2
3
1
2
3
4
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
7
II.
1
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

PROVINSI ACEH
PERHUBUNGAN DARAT
Revitalisasi Kawasan Terminal di Banda Aceh (Keudah dan Peunayong)
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Meulaboh*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sinabang
Pengembangan Dermaga Penyeberangan P.Banyak
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur KA Banda Aceh - Lhokseumawe
Pembangunan Jalur KA Banda Lhokseumawe - Langsa - Besitang
Pembangunan Jalur KA antara Bireun - Lhokseumawe
Pembangunan Jalur KA antara Sigli - Bireun (tahap 1)
PERHUBUNGAN LAUT
Pembangunan dan Perluasan Pelabuhan Krueng Geukuh
Pengembangan Pelabuhan Sabang
Pembangunan Pelabuhan Malahayati Banda Aceh*
Pembangunan Pelabuhan Susuh di Teluk Surin Aceh Barat Daya
Pengembangan Pelabuhan Kuala Langsa
Pengembangan Pelabuhan Singkil
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda
Pengembangan Bandara Maimun Saleh, Sabang
Peningkatan Bandara Lasikin
Peningkatan Bandara Gayo Lues
Peningkatan Bandara Rambele
Peningkatan Bandara Cut Nyak Dhien
Peningkatan Bandara T.Cut Ali
PROVINSI SUMATERA UTARA
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Medan
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gn. Sitoli*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Telo*
Pembangunan Dermaga Penyeberangan Tanah Masa*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tanah Bala*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Pini*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Karang Baru*
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur KA antara Bandar Tinggi - Kuala Tanjung
Pembangunan Jalur KA dari spoor simpang menuju KEK Sei Mangkei
Reaktivasi Jalur KA antara Binjai - Besitang
Pembangunan Jalur Ganda KA antara Medan - Araskabu (termasuk elevated track dan elektrifikasi)
Pembangunan Jalur KA menuju Gabion
Pembangunan Jalur KA antara Rantau Prapat - Gunung Tua - Padang Sidempuan - Sibolga (tahap 1)
Pembangunan KA perkotaan Medan - Binjai - Deli Serdang - Karo
Pembangunan angkutan massal berbasis KA (monorel) dan berbasis BRT di kawasan perkotaan Medan - Binjai - Deli Serdang - Karo
Peningkatan Jalur KA reguler menghubungkan Aceh - Sumut - Riau
Pembangunan KA dari KEK Sei Mangkei - Pelabuhan Kuala Tanjung - Pelabuhan Belawan
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Terminal Peti Kemas Belawan Paket I dan Paket II (700 m)
Pengembangan Pelabuhan Hub International Kuala Tanjung (terminal curah cair, terminal peti kemas)
Pengembangan Pelabuhan Pulau Tello
Pengembangan Pelabuhan Parlimbungan Ketek
Pengembangan Pelabuhan Sirombu
Pembangunan Pelabuhan Penumpang /kargo terminal kargo sibolga
Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo terminal labuhan angin
Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo termina teluk nibung
Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo terminal Bagan Asahan
Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo termina Gunung Sitoli
Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo terminal Pulau Batu

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

1 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.

1
2
3
4
5
6
III.
1
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
2
IV.
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Kualanamu
Pengembangan Bandara Dr.Ferdinand Lumban Tobing (Kab.Tapanuli Tengah)
Pengembangan Bandara Binaka (Kota Gunung Sitoli)
Pengembangan Bandara Silangit (Kab.Tapanuli Utara)
Pengembangan Bandara Sibisa (Kab.Toba Samosir)
Pengembangan Bandara Silambo dan Lasondre (Kab.Nias Selatan)
PROVINSI SUMATERA BARAT
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Padang*
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tua Pejat
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sikakap
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Danau Ombilin*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pagai Selatan*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Padang
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur KA Padang Panjang - Bukit Tinggi - Payakumbuh
Pembangunan Jalur KA Shortcut Padang - Solok
Pembangunan Jalur KA antara Duku Bandara Internasional Minangkabau
Reaktivasi Jalur KA antara Pariaman - Naras
Reaktivasi Jalur KA antara Muaro Kalaban - Muaro
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Cerocok Painan
Pengembangan Pelabuhan Teluk Bayur, Padang*
Pengembangan Pelabuhan Tiram
Pengembangan Pelabuhan Pasapuat
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Minangkabau
Pengembangan Bandara Rokot
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Batam*
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tj. Pinang
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tambelan*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Selat Lampah
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Lingga
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Matak (Kep. Anambas) Lintas Tanjung Uban - Matak *
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Penarik (P. Lingga) Lintas Dabo Penarik*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Penagi (P. Bunguran) Lintas Natuna - Sintete (Kalbar) *
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sebangka*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Letung*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tarempa*
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur KA Batu Ampar - Bandara Hang Nadim*
Pembangunan Jalur KA Tanjung Uncang - Batam Center*
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Dompak
Pengembangan Pelabuhan Pulau Laut
Pengembangan Pelabuhan Pulau Subi
Pengembangan Pelabuhan Letung
Pengembangan Pelabuhan Kabil ( Tanjung Sauh)*
Pengembangan Pelabuhan Malarko
Pengembangan Pelabuhan kontainer Batu Ampar Batam
Pembangunan Pelabuhan Subang Mas
Pengembangan Pelabuhan Tanjung Mocoh
Pembangunan Pelabuhan Punggur Kabil
Pembangunan Pelabuhan Belakang Padang
Pengembangan Pelabuhan Midai
Pengembangan Pelabuhan Pulau Laut
Pengembangan Pelabuhan Serasan
Pengembangan Pelabuhan Dabo Singkep
Pembangunan dan Peningkatan Pelabuhan Sekupang
Pengembangan dan pembangunan Balai Diklat Perhubungan Di Jalur Trans Barelang

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

2 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.

1
2
3
4
V.
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6
1
2
VI.
1
1
2
3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
1
2

PERHUBUNGAN UDARA
Pembangunan Bandara Letung Anambas
Pembangunan Bandara Tambelan
Pemotongan Bukit Bandara Raja Haji Fisabillah
Pengembangan bandara Dabo
PROVINSI RIAU
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Pekanbaru*
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ketam Putih Kab. Bengkalis*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dangkal Kab. Kep. Meranti
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Meranti Bunting Kab. Kep. Meranti*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Desa Sepiring Kec. Batang Tuaka
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Desa Pecah Buyung, Kec. Rangsang Barat Pecah Buyung
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Desa Seberang Kec. Keritang
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Kuala Enok Kec. Tanah Merah Kab. Indragiri Hilir *
Pembangunan Dermaga di Muko Muko Danau Maninjau Kab. Agam
Pengembangan Dermaga Penyeberangan di Paninggahan Danau Singkarak Kab. Solok
Pengembangan Angkutan Penyeberangan Dumai - Tanjung Bruas
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dakal*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pulau Padang*
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur KA Duri Pekanbaru (tahap I)
Pembangunan Jalur KA Rantauprapat- Duri Dumai
Pembangunan Jalur KA Pekanbaru-Muara-Lembu-Teluk Kuantan-Muaro
Pembangunan Jalur KA Taluk Kuantan - Rengat- Kuala Enok
Pembangunan Jalur KA Pekanbaru - Buatan- Tanjung Buton
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Dumai*
Pengembangan Pelabuhan Pekanbaru
Pembangunan Pelabuhan Tanjung Buton
Pembangunan Pelabuhan Kuala Enok
Pembangunan Pelabuhan Batu Panjang
Pembangunan Pelabuhan Meranti
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim II
Pengembangan Bandara Japura
PROVINSI SUMATERA SELATAN
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Palembang*
ASDP
Pembangunan Dermaga Kapal Cepat Pel. Tanjung Api Api
Pembangunan Dermaga Sungai di Karang Baru Kab. Banyuasin*
Pembangunan Dermaga Bus Air 16 Ilir di Kota Palembang
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur KA ruas Prabumulih - Simpang - Tanjung Api-Api
Pembangunan Jalur Ganda KA antara Martapura - Baturaja
Pembangunan Jalur Ganda KA antara Tanjung Enim Prabumulih
Pembangunan Jalur Ganda KA antara Prabumulih - Simpang
Pembangunan Jalur Ganda KA antara Cempaka - Tulungbuyut - Negeriagung
Pembangunan Jalur Ganda KA antara Muaraenim Lahat
Pembangunan Jalur KA antara Simpang-Tanjung Api-Api (swasta)
Pembangunan Jalur KA antara Tanjung Enim - Kota Padang (Sumsel, Bengkulu) tahap 1 (swasta)
Pembangunan jalur kereta api stadion Jakabaring menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II oleh Pemprov Sumsel (pemda)
Pembangunan Jalur Kereta Api Tanjung Enim Tanjung Api-api
Pembangunan Jalur Kereta Api Jambi - Kertapati/Palembang
Pembangunan Monorel Sumatera Selatan
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan di Palembang (South Sumatra Coal Terminal)
Pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-api
Pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Terminal di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II
Pengembangan Bandara Silampari Lubuk Linggau

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

3 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.
VII.
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1
2
3
1
2
3
4
1
2
3
VIII.
1
2
3
1
2
1
2
1
2
IX.
1
1
2
3
4
5
6
7
1
2
1
2
3
4
5

PROVINSI JAMBI
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Jambi*
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Penumpang Tanah Tumbuh
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kuala Tungkai*
Pembangunan Halte Sungai lokasi Kuala Indah
Pembangunan Halte Sungai lokasi Teluk Nilau Parit
Pembangunan Halte Sungai lokasi Sungai Rambe
Pembangunan Dermaga Bus Air lokasi Kota Jambi
Pembangunan Halte Sungai lokasi Pasir Panjang
Pembangunan Halte Sungai lokasi Tanjung Raden
Pembangunan Halte Sungai lokasi Olak Kemang
Pembangunan Halte Sungai lokasi Kampung Tengah
Pembangunan Halte Sungai lokasi Arab Melayu
Pembangunan Halte Sungai lokasi Tatuk Yaman
Pembangunan Halte Sungai lokasi Tanjung Johor
Pembangunan Halte Sungai lokasi Candi Ma. Jambi
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur Kereta Api Jambi-Kertapati/Palembang
Pembangunan Jalur KA Pekanbaru-Muara-Lembu-Teluk Kuantan-Muaro
Pembangunan Jalur KA Taluk Kuantan - Rengat- Kuala Enok
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Ujung Jabung
Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Tanah Pilih Kota Jambi
Pengembangan Pelabuhan Kuala Tungkal
Pengembangan Pelabuhan Mendahara
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara dan Panjang Runway Depati Parbo Kabupaten Krinci
Pengembangan Bandara Sultan Thaha
Pengembangan Bandara Muaro Bungo
PROVINSI BENGKULU
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Air Putih
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bado
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kahyapu*
PERKERETAAPIAN
Pengembangan KA Bengkulu-Lubuk Linggau
Pembangunan KA Pulau Baai Muara Enim
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu
Pengembangan Pelabuhan Linau/Bintuhan
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Fatmawati Soekarno
Pembangunan Bandara Enggano
PROVINSI LAMPUNG
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bandar Lampung*
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kp. Balak
DED Pembangunan Dermaga KTM Rawapitu Tulang Bawang
Pengadaan Alat Komunikasi
Pengadaan Genset 10.000 KVA
Pengadaan dan Pemasangan LPJU Solar Cell
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bakauheni 7
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bakauheni 4
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur KA Rejosari - Tarahan
Pembangunan/reaktivasi Jalur KA menuju Pelabuhan Panjang Lampung
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Panjang*
Pembangunan Pelabuhan Sebalang
Pembangunan Pelabuhan Pulau Sebesi
Pembangunan Pelabuhan Batu Balai
Pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Mesuji sebagai pintu masuk kawasan industrial yang terkoneksi tol laut

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

4 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.

1
2
X.
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
XI.
1
1
2
3
4
5
6
7
1
2
XII.
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Radin Inten II
Pengembangan Bandara Pakon Serai
PROVINSI BANGKA BELITUNG
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Lepar
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Mendanau
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tjg. Ru
Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Manggar
Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Pulau Liat
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Samudera Tj. Berikat - Bangka Tengah
Pengembangan Pelabuhan Muntok - Pelabuhan Tj. Berikat (P. Bangka Ruas Tj. Batu - Manggar (P. Belitung)
Pengembangan Pelabuhan Tanjung Pandan* (menjadi entry point masuknya yacht)
Pengembangan Pelabuhan Tanjung Batu
Pengembangan Pelabuhan Tanjung Gudang
Pengembangan Pelabuhan Pangkal Sadai
Pengembangan Pelabuhan Balam
Pengembangan Pelabuhan Manggar
Pengembangan Pelabuhan Tanjung Ular
Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Tanjung Kelian
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara H.A.S Hananjoeddin
Pengembangan Bandara Depati Amir
PROVINSI DKI JAKARTA
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan BRT Transjakarta*
PERKERETAAPIAN
Pembangunan jalur lingkar KA layang (elevated loopline ) Jabodetabek
Pembangunan MRT North-South antara Kampung Bandan Lebak Bulus
Pembangunan MRT East-West
Pembangunan Jalur KA dari Stasiun Pasoso menuju Dermaga Peti Kemas JICT/KOJA
Monorail Jakarta koridor green line (circular & extention line ) oleh Pemda DKI Jakarta
Pembangunan Jalur KA antara Batu Ceper - Bandara Soetta
Pembangunan Jalur KA Bandara Soekarno Hatta -Halim
PERHUBUNGAN LAUT
Pembangunan Dermaga Kali Baru Utara (Tahap 1) - New Priok*
Pengembangan Terminal Multipurpose di area Reklamasi Ancol Timur
PROVINSI JAWA BARAT
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bandung*
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bogor*
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bekasi*
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Depok*
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Cimahi*
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Tasikmalaya*
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur KA Bandung - Tanjungsari - Sumedang - Kertajati - Kadipaten - Cirebon
Pembangunan Jalur KA Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang
Pembangunan Jalur Ganda KA antara Padalarang - Bandung - Cicalengka (KA Perkotaan Bandung termasuk elektrifikasi)
Pembangunan Jalur KA baru lingkar luar Jabodetabek antara Parungpanjang - Citayam
Pembangunan double-double track (DDT) antara Manggarai Jatinegara Bekasi - Cikarang
Lanjutan pembangunan shortcut antara Cibungur - Tanjung Rasa
Pembangunan Jalur KA antara Cangkring - Pelabuhan Cirebon
Elektrifikasi rel ganda KA Cikarang - Cikampek
Reaktivasi Jalur KA antara Rancaekek - Tanjung Sari
Pembangunan Jalur KA baru antara Tanjung Sari - Kertajati
Reaktivasi Jalur KA antara Cirebon - Kadipaten dan pembangunan Jalur KA baru antara Kadipaten - Bandara Kertajati
Reaktivasi Jalur KA antara Banjar Kroya
Reaktivasi Jalur KA antara Banjar - Pangandaran - Cijulang
Pembangunan monorail Bandung Raya (Pemprov Jabar, KPS)
Pembangunan Jalur KA ganda Parsial Jalur KA Cisomang - Cikadongdong
Pembangunan Jalur KA ganda Jalur Cikadongdong - Padalarang
Pembangunan Jalur KA ganda KA Parungpanjang - Tenjo
Pembangunan Jalur KA ganda Parsial Purwakarta - Ciganea

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

5 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

NO.

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

19
20
21
22
23
24

Pembangunan Jalur KA Elektrifikasi Citayam - Nambo


Pembangunan Jalur KA Shortcut Jalur KA Cibungur - Tanjungrasa
Pembangunan Jalur KA Stasiun Kejaksan - Pelabuhan Cirebon
Pembangunan Jalur KA Bandung - Tanjungsari
Terminal Terpadu (Kereta Api) Gedebage
Light Rail Transit (LRT) Kota Bandung
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Pemanukan
Pembangunan Pelabuhan Laut Regional di Jawa Barat Selatan
Pengembangan Pelabuhan Laut Cirebon di Kota Cirebon
Pembangunan Pelabuhan Laut di Indramayu untuk mendukung pariwisata ke Pulau Biawak
Pembangunan Pelabuhan Muara Gembong dan Tarumajaya di Kab. Bekasi
Pengembangan Pelabuhan Pangandaran
PERHUBUNGAN UDARA
Pembangunan Bandara Kertajati*
Pengembangan Bandar Udara Nusawiru di Kab. Pangandaran
Pengembangan Bandar Udara Cakrabhuwana Kab. Cirebon
Pembangunan Airstrip Pangandaran
PROVINSI JAWA TENGAH
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Semarang*
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Surakarta*
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pulau Nyamuk - Karimunjawa Kab. Jepara
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa Purwokerto - Kroya
Pembangunan Jalur Ganda Lintas Selatan JawaKroya - Kutoarjo
Reaktivasi Jalur KA antara Kedungjati - Tuntang
Reaktivasi Jalur KA antara Yogyakarta - Magelang
Pembangunan Jalur KA layang antara Jerakah - Semarang Poncol - Semarang Tawang - Alastua (perkotaan Semarang) termasuk flyover Kaligawe
Reaktivasi Jalur KA antara Semarang Gudang - Pelabuhan Tanjung Mas
Pembangunan Jalur Ganda KA antara Solo - Semarang
Reaktivasi Jalur KA antara Purwokerto - Wonosobo
Pembangunan LRT dalam Kota Semarang termasuk akses ke bandara
Pembangunan Jalur Ganda KA antara Solo - Paron
PERHUBUNGAN LAUT
Pembangunan Pelabuhan Wonogiri di Kecamatan Paranggupito
Pengembangan Pelabuhan Kendal
Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas
Pembangunan Pelabuhan Cilacap*
Pengembangan Pelabuhan Batang
Pengembangan Pelabuhan Jepara
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang
PROVINSI DI YOGYAKARTA
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Yogyakarta
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur KA Perkotaan Yogyakarta (tahap 1) termasuk akses ke Bandara baru Yogyakarta
Elektrifikasi Jalur KA Kutoarjo - Yogya - Solo
Jalur KA menuju Bandara Kulonprogo
PERHUBUNGAN UDARA
Pembangunan Bandara International Kulon Progo
PROVINSI JAWA TIMUR
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Surabaya
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Malang
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ketapang 3
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa Solo - Paron Madiun Mojokerto - Wonokromo
Pembangunan Jalur KA antara Tulangan - Gununggangsir
Pembangunan Tram Surabaya
Pembangunan Monorail Surabaya
Pembangunan Jalur Ganda KA antara Surabaya - Kalimas/Tanjung Perak

1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
XIII.
1
2
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
1
XIV.
1
1
2
3
1
XV.
1
2
1
1
2
3
4
5

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

6 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.
6
7
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
XVI.
1
2
3
1
2
1
2
3
4
5
6
1
1
2
XVII.
1
1
2
3
4
5
1
1
2
3
4
1
XVIII.
1
2
3
4
5
6
7

Pembangunan Jalur KA antara Kandangan - Pelabuhan Teluk Lamong


Reaktivasi Jalur KA antara Jombang - Babat - Tuban
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak*
Pengembangan Pelabuhan Probolinggo
Pengembangan Pelabuhan Branta
Pengembangan Pelabuhan Lamongan
Pembangunan Terminal Multi Purpose Teluk Lamong Tahap I
Pengembangan Pelabuhan Keramaian
Pengembangan Pelabuhan Taddan/Sampang
Pengembangan Pelabuhan Telaga Biru
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Sumenep
Pengembangan Bandara Blimbingsari Bannyuwangi
Pengembangan Bandara Noto Hadinegoro Jember
Pembangunan Bandara P. Bawean Gresik
Pengembangan Terminal Penumpang Bandara Djuanda
PROVINSI BANTEN
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Tanggerang*
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Tanggerang Selatan*
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Serang*
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Merak Dermaga 7
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Merak Dermaga 4
PERKERETAAPIAN
Revitalisasi Jaringan KA Rangkasbitung-Saketi-Malimping-Bayah
Revitalisasi Jaringan KA Saketi-Labuhan
Pembangunan Jalur Ganda KA dan elektrifikasi antara Maja - Rangkasbitung - Merak
Pembangunan Jalur KA antara Tonjong - Pelabuhan Bojonegara
Reaktivasi Jalur KA antara Rangkasbitung - Labuan
Reaktivasi Jalur KA antara Cilegon - Anyer Kidul
PERHUBUNGAN LAUT
Pembangunan Pelabuhan Petikemas Bojonegara
PERHUBUNGAN UDARA
Pembangunan Terminal 3 dan Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta
Pembangunan Bandara Banten Selatan
PROVINSI BALI
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Denpasar*
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Singaraja
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gilimanuk 3
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Padang Bai 4
Pembangunan Dermaga di Danau Beratan
Pembangunan tanggul pengamanan Dermaga Pelabuhan Gunaksa
PERKERETAAPIAN
Pembangunan KA Bandara Ngurah Rai Denpasar - Mengwi
PERHUBUNGAN LAUT
Pengerukan alur di Pelabuhan Benoa
Pengembangan Pelabuhan Celukan Bawang di Kab Buleleng
Pengembangan Pelabuhan pariwisata/cruise Tanah ampo
Pembangunan Pelabuhan Toya Pakeh Nusa Penida
PERHUBUNGAN UDARA
Pembangunan Bandara Bali Utara
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Plengsengan di Pel. Kayangan
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Plengsengan di Pel. Pototano
Pembangunan Talud di Pelabuhan Penyeberangan Kayangan
Pembangunan Dermaga II Pelabuhan Penyeberangan Labuan Bajo
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Lembar 4
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pototano 2
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kayangan 2

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

7 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.

1
2
3
4
5
1
2
XIX.
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
2
XX.
1
1
2
3
4
5
1
2
3
1
2
3

PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Faspel Bima
Pembangunan Faspel Laut Pelabuhan Lombok*
Pengembangan Pelabuhan Lembar
Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Kayangan
Pengembangan Pelabuhan Badas
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Sultan Salahuddin Bima
Pengembangan Bandara Internasional Lombok*
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Kupang*
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Hansisi
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bakalang
Pembangunan Dermaga Penyeberangan Kajadoi
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wairiang (P. Lembata)
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kawapante
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Maritaing*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Waikelo*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pamana*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kawapante*
PERHUBUNGAN LAUT
Pembangunan Dermaga kapal pesiar di Labuan Bajo
Pengembangan Dermaga Wisata di Rinca
Pengembangan Dermaga pariwisata di Ende
Pembangunan Dermaga pariwisata di Maumere
Pengembangan Faspel Laut Marapokot
Penanganan Fasilitas Pelabuhan Laut Pulau Komodo untuk mendukung Pariwisata
Pembangunan Pelabuhan Tenau Kupang*
Pengembangan Pelabuhan Maritaing
Pengembangan Pelabuhan Baing
Pengembangan Pelabuhan P.Salura
Pengembangan Pelabuhan Kendidi/Reo
Pengembangan Pelabuhan Pota
Pengembangan Pelabuhan Maurole
Pengembangan Pelabuhan Atapupu
Pengembangan Pelabuhan Batutua
Pengembangan Pelabuhan Larantuka
Pengembangan Pelabuhan Terong
Pengembangan Pelabuhan Wulandoni
Pengembangan Pelabuhan Bari
Pengembangan Pelabuhan Ippi
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Komodo
Rehabilitasi Bandara El Tari Kupang
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Pontianak
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kemboja*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sintete*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sekadau
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teluk Malike
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Durian*
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Teluk Melano (Teluk Batang)
Pengembangan Pelabuhan Pontianak,Pantai Kijing*
Pengembangan Pelabuhan Padang Tikar
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Supadio
Pembangunan Bandara Singkawang
Pengembangan Bandara Perintis di Provinsi Kalbar (Sintang)

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

8 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.
XXI.
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
7
1
2
XXII.
1
1
1
2
3
4
1
2
3
4
5
1
2
XXIII.
1
2
1
1
2
3
4
1
2
3
4
5
6
7
8

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baok
Pembangunan Dermaga Sungai di Kasongan Baru di Kec. Katingan Hilir
Pengadaan Bus Air
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai RPM
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Kasongan Baru*
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur KA : Kudangan Nanga Bulik Kumai
Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu Kuala Kurun Rabambang Tumbang Samba Sampit- Kuala Pembuang Teluk Segintung
Pembangunan Jalur KA Tumbang Samba Rantau Pulut -Nanga
Pembangunan Jalur KA Kuala Kurun Rambambang palangkaraya Pulang Pisau Batanjung (Kuala Kapuas)
Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu Bangkuang / Mangkatip - Batanjung
Pembangunan Jalur KA Banjarmasin - Palangkaraya
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Laut Batanjung, Teluk Segintung dan Pelabuhan Kumai
Pengembangan Pangkalan Bun
Pengembangan Pelabuhan Tongkang Bangkuang
Pengembangan Pelabuhan Bagendang*
Pembangunan Pelabuhan Tanjung Perawan di Kab.Pulang Pisau
Pembangunan Pelabuhan Pulau Damar di Kabupaten Katingan
Relokasi Pelabuhan Pangkalan Bun ke Sebuai di Kabupaten Kotawaringin Barat
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Tjilik Riwut
Pembangunan Bandara Muara Teweh
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Banjarmasin*
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Sebuku*
PERKERETAAPIAN
Pembangunan KA Tanjung - Paringin - Rantau - Martapura - Bandara Syamsoedin Noor - Banjarmasin
Pembangunan Jalur kereta api : Banjarmasin - Pelaihari - Batu Licin - Sengayam - Tanah Grogot
Pembangunan Jalur KA Tanjung - Balikpapan
Pembangunan Jalur KA Banjarmasin - Palangkaraya
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Laut Batulicin
Pembangunan Pelabuhan Seibuku (sebuku)
Pengembangan Pelabuhan Pelaihari/Swarangan
Pengembangan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin*
Pengembangan Pelabuhan Marabatuan
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam
Pengembangan Bandara Syamsudian Noor Banjarmasin
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Samarinda*
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Balikpapan*
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Batu Dinding Kab. Kutai Barat
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur KA antara Balikpapan - Samarinda
Pembangunan Jalur KA antara Muara Wahau - Muara Bengalon (swasta)
Pembangunan Jalur KA antara Murung Raya Kutai Barat Paser Penajam Paser Utara Balikpapan (swasta)
Pembangunan Jalur KA Tanjung-Balikpapan
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Terminal Peti Kemas Palaran
Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy/Sangkulirang*
Pelabuhan Kuala Samboja
Pengembangan Pelabuhan Internasional Balikpapan (Terminal Peti Kemas Kariangau)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Penajam Paser
Pengembangan Pelabuhan Tanah Grogot
Pengembangan Pelabuhan Samarinda
Pembangunan infrastruktur pelabuhan sebagai pendukung Integrated Mining Development MEC Coal Project

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

9 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.

1
2
3
4
5
XXIV.
1
2
3
4
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
XXV.
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

PERHUBUNGAN UDARA
Pembangunan Bandara Tana Paser
Pengembangan Bandara Bontang
Pengembangan Bandara Samarinda Baru
Pengembangan Bandara Datah Dawai
Pembangunan Bandara Perintis Long Apari
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Nunukan
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sebatik
Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan/Ferry Tarakan
Peningkatan Pelabuhan Ferry Ancam
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Nunukan
Pengembangan Pelabuhan Tarakan
Pembangunan Pelabuhan Bongkar Muat Barang di Pesawan Tg. Selor
Pengembangan Pelabuhan Tunon Taka
Pengembangan Pelabuhan Malundung
Pengembangan Pelabuhan Sebatik
Pembangunan Pelabuhan Internasional di Tanah Kuning
Pembangunan Pelabuhan Bebatu (Kabupaten Tanah Tidung)
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Tanjung Harapan, Bulungan
Pengembangan Bandara Juwata-Tarakan
Pembangunan Bandara Maratua
Peningkatan Bandara Perintis Binuang Kec. Krayan Selatan
Pembangunan Bandar Udara Sebatik
PROVINSI SULAWESI UTARA
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Manado
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Melonguane
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Marampit
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Miangas*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Likupang*
Kapal Penyeberangan Danau Tondano
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kawakuso
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Talise
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Manado Tua*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Siladen
Pembangunan Terminal/Shelter Bis Air Pesisir Pantai Manado dan Sungai Tondano
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Miangas
Penyeberangan RoRo ASEAN Bitung - General Santos
Pembangunan Kapal Penyeberangan 1000 GT
Pembangunan Kapal Penyeberangan 750 GT
Pembangunan Kapal Penyeberangan 200 GT
Pembangunan Kapal Pembersih Alur Pelayaran
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur KA antara Manado - Bitung *
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan (UPP) Tahuna
Pengembangan Pelabuhan Lirung
Pengembangan Pelabuhan Bitung (Pelabuhan hub Internasional Bitung)*
Pembangunan infrastruktur penunjang eksport hasil perikanan Bitung
Pengembangan Pelabuhan Manado
Pengembangan Pelabuhan Multipurpose Tahuna
Pengembangan Pelabuhan Petta
Pengembangan Pelabuhan Multipurpose Melangoane
Pengembangan Pelabuhan Miangas
Pengembangan Pelabuhan Buhias
Pengembangan Pelabuhan Pehe
Pengembangan Pelabuhan Ruang
Pengembangan Pelabuhan Amurang
Pengembangan Pelabuhan Bangka
Pengembangan Pelabuhan Montehage

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

10 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
1
2
3
4
5
XXVI.
1
1
2
1
1
2
3
4
5
1
2
XXVII.
1
2
3
1
2
3
4
5
6
1
2
XXVIII.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Pengembangan Pelabuhan Gangga


Pengembangan Pelabuhan Multipurpose Labuan Uki
Pengembangan Pelabuhan Kawio
Pengembangan Pelabuhan Marore
Pengembangan Pelabuhan Matutuang
Pengembangan Pelabuhan Kawaluso
Pengembangan Pelabuhan Tamako
Pengembangan Pelabuhan Lipang
Pengembangan Pelabuhan Bukide
Pengembangan Pelabuhan Kahakitang
Pengembangan Pelabuhan Kalama
Pengembangan Pelabuhan Ngalipaeng
Pengembangan Pelabuhan Mangarang
Pengembangan Pelabuhan Karatung
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Samratulangi
Pembangunan Bandara Sitaro
Pembangunan Bandara Miangas*
Pengembangan Bandar Udara Melonguane
Pengembangan Bandar Udara Naha Tahuna
PROVINSI GORONTALO
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Gorontalo*
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Marisa
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wakai
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur KA antara Isimu - Kota Gorontalo - Taludaa -Molibagu - Tutuyan - Belang - Kema - Bitung
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Anggrek
Pengembangan Pelabuhan Kwandang
Pengembangan Pelabuhan Tilamuta
Pengembangan Pelabuhan Gorontalo
Pengembangan Pelabuhan Bumbulan
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Jalaludin
Pembangunan Bandara Pohuwato*
PROVINSI SULAWESI BARAT
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan II Pel. Penyeb. Mamuju
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Batu Parigi
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Salulebo
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Fasilitas pelabuhan laut Belang-belang, Sulawesi Barat
Pengembangan Fasilitas pelabuhan laut Tanjung Silopo Kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat
Pengembangan Pelabuhan Majene
Pengembangan Pelabuhan Poopongan
Pengembangan Pelabuhan Ambo
Pengembangan Pelabuhan Tutu Kembong
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Tampa Padang
Pengembangan Bandara Sumarorong
PROVINSI SULAWESI TENGAH
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dongkala
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bambaea
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Amalengo
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Labuan
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kolonedale
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baturube
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ampana
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kabonga*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pasokan
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Banggai*

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

11 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
XXIX.
1
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
2
3
XXX.
1
2
3
4
5
6
7
8

PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Pantoloan
Pengembangan Pelabuhan Poso
Pengembangan Pelabuhan Toli - toli
Pengembangan Pelabuhan Moutong Parigi
Pengembangan Pelabuhan Kolonadale
Pengembangan Pelabuhan Teluk Malala
Pengembangan Pelabuhan Ogoamas
Pengembangan Pelabuhan Leok
Pengembangan Pelabuhan Matagisi
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Ampana di Kabupaten Tojo Una-una*
Pengembangan Bandar Udara Syukuran Aminudin Amir-Luwuk
Pengembangan Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu
Pembangunan Bandara Morowali*
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Makassar*
Pembangunan kampus Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di Makassar
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Garongkong
Pengembangan Pel. Penyeberangan Sinjai Lintas Konawe
Pembangunan Fisik Fasilitas Penyeberangan Pada Lintasan Bajoe
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gangga*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Jampea*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Maros*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pare-Pare*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ujung Lero*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bangsalae Siwa*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bira*
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Jalur KA antara Makassar - Pare-Pare
Pembangunan Jalur KA Pare - Pare Mamuju - Isimu
Pembangunan KA Perkotaan Mamminasata (tahap 1)*
Pembangunan Jalur KA Makassar - Bulukumba - Watampone
PERHUBUNGAN LAUT
Pembangunan Pelabuhan Pare-pare
Perluasan Pelabuhan Makassar (Makassar New Port)*
Pengembangan Pelabuhan Garongkong
Pengembangan Pelabuhan Munte
Pengembangan Pelabuhan Jeneponto
Pengembangan Pelabuhan Sabutung
Pengembangan Pelabuhan Sapuka
Pengembangan Pelabuhan Sailus
Pengembangan Pelabuhan Kalukalukuang
Pengembangan Pelabuhan Benteng
Pengembangan Pelabuhan Bajoe
Pengembangan Pelabuhan Pattirobajo
Pengembangan Pelabuhan Sinjai
Pengembangan Pelabuhan Paotere
Pembangunan kampus Politeknik Ilmu Pelayaran di Makassar
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin - Pembangunan Terminal II di Kawasan Bandara Lama Sultan Hasanuddin Makassar*
Pembangunan kampus Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) di Makassar
Bandara Buntu Kunik
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dongkala
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bambaea
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kolonedale
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baturube
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ampana
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kabonga
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Lero pada Lintas Lero - Kambonga
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pasokan

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

12 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
1
2
3
4
5
XXXI.
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Pembangunan Fisik Fasilitas Penyeberangan Pada Lintasan Kolaka


Pengembangan Dermaga Penyeberangan Binongko*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kaledupa*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Raha*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sikeli (Tanjung Phising)*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bombana*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wanci*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Amolengu*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Labuhan*
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Lawele
Pengembangan Fasilitas pelabuhan laut Bungkutoko
Pengembangan Pelabuhan Bau - Bau
Pengembangan Pelabuhan Raha
Pengembangan Pelabuhan Kendari
Pengembangan Pelabuhan Kolaka
Pengembangan Pelabuhan Watunohu
Pengembangan Pelabuhan Wanci
Pengembangan Pelabuhan Banabungi
Pengembangan Pelabuhan Ereke
Pengembangan Pelabuhan Pomalaa
Pengembangan Pelabuhan Rante
Pengembangan Pelabuhan Olo-oloho
Pengembangan Pelabuhan Lapuko
Pengembangan Pelabuhan Kaledupa
Pengembangan Faspel Bungkutoko
Pengembangan Pelabuhan Malingano
Pengembangan Pelabuhan Banabungi - Pasar Wajo
Pengembangan Pelabuhan Dawi-Dawi
Pengembangan Pelabuhan Molawe
Pengembangan Pelabuhan Langara
Pengembangan Pelabuhan Boepinang
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Matahora
Pengembangan Bandara Haluoleo
Pengembangan Bandara Sangia Nibandera
Pengembangan Bandara Sugi Manaru
Pengembangan dan Peningkatan Bandara Beto ambari
PROVINSI MALUKU
PERHUBUNGAN DARAT
Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRTKota Ambon*
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wonreli
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sewaru
Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Moa
Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Lakor
Pengembangan Dermaga Penyeberangan P.Sermata
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tepa
Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Sanana
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teluk Bara
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tual
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Adaut
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Geser
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teor *
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kesui*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wunlah*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gorom*
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Kur (Kota Tual) untuk membuka keterisolasian
Pelabuhan Penyeberangan Lamerang (Kab. Kepulauan Aru)
Pembangunan Ferry Jenis RoRo 500 DWT (5 unit)

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

13 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1
2
3
4
5
6
7
8
9
XXXII.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8

PERHUBUNGAN LAUT
Pembangunan Dermaga Kapal di Waisamu
Pembangunan Pelabuhan Areate
Pembangunan Dermaga Laut di Makariki
Pelabuhan Container di Passo
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Ambon*
Pelabuhan Ilath (Kab. Buru)
Pelabuhan Loki (Kab. Seram Bagian Barat)
Pelabuhan Pelita Jaya (Kab. Seram Bagian Barat)
Pelabuhan Tifu (Kab. Buru Selatan)
Pelabuhan Wamsisi (Kab. Buru Selatan)
Pelabuhan Kur (Kota Tual)
Pelabuhan Taniwel (Kab. Maluku Tengah)
Pelabuhan Fogi (Kab. Buru Selatan)
Pelabuhan Tual (Kota Tual)
Pelabuhan Dobo (Kab. Kepulauan Aru)
Pelabuhan Dawelor (Kab. Maluku Barat Daya)
Pelabuhan Mahaleta (Kab. Maluku Barat Daya)
Pelabuhan Yos Sudarso (Kota Ambon)
Pelabuhan Tulehu (Kab. Maluku Tengah)
Pelabuhan Amahai (Kab. Maluku Tengah)
Pelabuhan Saparua (Kan. Maluku Tengah)
Pelabuhan Tual (Kota Tual)
Pelabuhan Saumlaki (Kab. Maluku Tenggara Barat)
Rehab/Pengembangan Pelabuhan Larat (Kab. Maluku Tenggara Barat)
Pelabuhan Wonreli (Kab. Maluku Barat Daya)
Pembangunan kapal barang dan penumpang 7 unit
Pengembangan Pelabuhan Namrole
Pengembangan Pelabuhan Larat
Pengembangan Pelabuhan P.Buano
Pengembangan Pelabuhan Namlea
Pengembangan Pelabuhan Marlasi
Pengembangan Pelabuhan Kobror
Pengembangan Pelabuhan Teor
Pengembangan Pelabuhan Kroing
PERHUBUNGAN UDARA
Perpanjangan Runway Bandara di Tual
Pengembangan Bandar Udara Amahai*
Pembangunan Bandara Namniwel*
Pembangunan Bandara Moa*
Pengembangan Bandara Sultan Babullah
Pengembangan Bandara Tepa (Kab. Maluku Barat Daya) untuk membuka keterisolasian
Pengembangan Bandara Pattimura (Kota Ambon)
Pengembangan Bandara Dobo (Kab. Kepulauan Aru)
Pengembangan Bandara Namrole (Kab Buru)
PROVINSI MALUKU UTARA
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Mangole
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Obi
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wahai
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Makian
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sofifi
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Soasio
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Weda *
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Moti
Pengembangan Sisi Darat Dermaga Penyeberangan Bastiong
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Sofifi/Kaiyasa
Pengembangan Pelabuhan Subaim
Pengembangan Pelabuhan Malbufa
Pengembangan Pelabuhan Tikong
Pengembangan Pelabuhan Wayaluar-Obi
Pengembangan Pelabuhan Saketa
Pengembangan Pelabuhan Bosua
Pembangunan Pelabuhan Khusus di Tanjung Buli

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

14 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
XXXIII.
1
2
3
4
5
6
7
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1
2
3
4
5
6

Pengembangan Pelabuhan Tobelo


Pengembangan Pelabuhan Matui-Jailolo
Pengembangan Pelabuhan Labuha/Babang
Pengembangan Pelabuhan Laut Falabisahaya
Pengembangan Pelabuhan Loleojaya
Pengembangan Pelabuhan Tifure
Pengembangan Pelabuhan Manu/Gamumu
Pengembangan Pelabuhan Bicoli
Pengembangan Pelabuhan Tapaleo
Pengembangan Pelabuhan Daruba
Pengembangan Pelabuhan Damao
Pengembangan Pelabuhan Dorume
Pengembangan Pelabuhan Galela
Pengembangan Pelabuhan Bisui
Pengembangan Pelabuhan Kotiti
Pengembangan Pelabuhan Indari
Pengembangan Pelabuhan Yaba
Pengembangan Pelabuhan Banemo
Pengembangan Pelabuhan Laiwui
Pengembangan Pelabuhan Wayabula
Pengembangan Pelabuhan Gebe
Pembangunan Dermaga General Cargo 100 meter - Pelabuhan Sofifi
Pembangunan Pelabuhan Ternate*
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Sultan Babullah Ternate
Pembangunan Bandara Pitu Morotai
Pengembangan Bandara Oesman Sadik Labuha
PROVINSI PAPUA
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Waren*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kaonda Kab. Kep. Yapen *
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Numfor Kab. Kab. Biak Numfor *
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Timika
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Agats
Pembangunan Dermaga Sungai di Kab. Memberamo
Pembangunan Dermaga Sungai di Kab. Mappi
PERKERETAAPIAN
Pembangunan akses kereta api mulai dari Timika ke Pegunungan Tengah
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Jayapura*
Pengembangan Pelabuhan Pomako
Pengembangan Pelabuhan Serui
Pembangunan Pelabuhan Bade
Pembangunan Dermaga Terminal Penumpang dan Peti Kemas Pelabuhan Depapre
Pengembangan Pelabuhan Nabire
Pengembangan Pelabuhan Agats
Pengembangan Pelabuhan Amamapare
Pengembangan Pelabuhan Sarmi
Pengembangan Pelabuhan Waren
Penanganan kapasitas kargo Pelabuhan Laut Timika
Pembangunan terminal agribisnis, pergudangan, dan pelabuhan ekspor di Serapuh dan Wogikel
Pengembangan Pelabuhan Merauke*
Pengembangan Pelabuhan Asmat
Pembangunan Dermaga Tanah Merah
Pembangunan Dermaga Keppi
Pengembangan Pelabuhan Mumugu
Pengembangan Pelabuhan Asiki
Pengembangan Pelabuhan Moor
PERHUBUNGAN UDARA
Pembangunan Bandara Taria*
Pembangunan Bandara Keenyam*
Pembangunan Bandara Aboy*
Pembangunan Bandara Koroway Batu*
Pengembangan Bandara Sentani
Perpanjangan Bandara Mopah Merauke

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

15 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

NO.
7
8
9
10
11
12
13
XXXIV.
1
2
3
4
5
6
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1
2
3
4
5
6
7

Pembangunan Bandara Elelim


Pembangunan Bandara Kiworok
Pembangunan Bandara Sinak Baru
Pembangunan Bandara Nabire Baru
Pengembangan Bandara Sentani
Pengembangan Bandara Frans Kaisiepo Biak
Pengembangan Bandara Wamena
PROVINSI PAPUA BARAT
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Raja Ampat*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kaimana
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Fak-Fak*
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Arar
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Waigeo
Pengembangan Dermaga Folley (Pulau Missol)
PERKERETAAPIAN
Pembangunan Kereta Api Sorong - Manokwari
PERHUBUNGAN LAUT
Pengembangan Pelabuhan Kaimana
Pembangunan Pelabuhan Seget
Pengembangan Pelabuhan Owi
Pengembangan Pelabuhan Teminabuan
Pengembangan Pelabuhan Saunek
Pengembangan Pelabuhan Kokas
Pembangunan Faspel Laut Arar
Pengembangan Pelabuhan Arardi Sorong*
Pengembangan Pelabuhan Fak Fak
Pembangunan Pelabuhan Biak
Pembangunan Pelabuhan Saukorem
Pelabuhan Abun di Kabupaten Tambraw
Pelabuhan Bomberai di Kabupaten Fakfak
Pelabuhan Maruni di Kabupaten Manokwari
PERHUBUNGAN UDARA
Pengembangan Bandara Domine Eduard Osok
Pengembangan Bandara Bintuni
Pembangunan Bandara Segun
Pembangunan Bandara Werur
Pengambangan Bandara Rendani
Bandara Segun di Kabupaten Sorong
Bandara Siboru di Kabupaten Fakfak

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019

16 dari 16

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN


NOMOR KP. 430 TAHUN 2015
TENTANG
RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019

JAKARTA
TAHUN 2015

KATA PENGANTAR
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan
Tahun 2015-2019 disusun dengan mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 20152019 yang merupakan dokumen perencanaan nasional
untuk periode 5 (lima) tahun dan melaksanakan amanat
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Renstra Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 memuat sasaran, arah
kebijakan, strategi, program, kegiatan, target dan indikator
kinerja utama yang akan dicapai, serta indikasi pendanaan
sesuai tugas dan fungsi Kementerian Perhubungan untuk membangun sektor
transportasi di Indonesia dalam kurun waktu 2015-2019, yang disusun dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2015-2019.
Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 ini digunakan sebagai acuan
dalam perencanaan pembangunan perhubungan dan dilaksanakan oleh seluruh
jajaran perhubungan baik tingkat Pusat maupun Daerah. Secara berjenjang
dokumen Renstra Kementerian Perhubungan 2015-2019 dijabarkan lebih lanjut ke
dalam Renstra atau dokumen rencana masing-masing Unit Kerja Eselon I dan Unit
Kerja Eselon II. Selanjutnya dokumen Renstra ini menjadi acuan bagi seluruh jajaran
Kementerian Perhubungan dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) serta Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) Kementerian Perhubungan setiap tahunnya sampai
dengan tahun 2019.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019. Dengan
memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta usaha yang maksimal, pada
kesempatan ini saya mengajak kepada semua pihak untuk saling bersinergi dalam
menyelenggarakan pembangunan perhubungan guna tercapainya sasaran
pembangunan perhubungan yang telah ditetapkan.
Jakarta,

September 2015

MENTERI PERHUBUNGAN

IGNASIUS JONAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

-1-

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................. i


DAFTAR TABEL ....................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. v

BAB 1

BAB 2

BAB 3

PENDAHULUAN .......................................................................................
1.1 KONDISI UMUM ................................................................................
1.1.1 CAPAIAN TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2010-2014 .................................................................
1.1.2 CAPAIAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2010-2014 .................................................................
1.1.3 REALISASI KINERJA KEUANGAN KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN TAHUN 2010-2014 ......................................
1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN ........................................................
1.2.1 LINGKUNGAN STRATEGIS ......................................................
1.2.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN ............................................

1-1
1-1
1-3
1-10
1-19
1-21
1-21
1-29

VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN KEMENTERIAN


PERHUBUNGAN .......................................................................................
2.1 VISI DAN MISI PRESIDEN ...................................................................
2.2 AGENDA PRIORITAS PEMBANGUNAN (NAWA CITA) .........................
2.3 SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL ..............................................
2.4 SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 .........

2-1
2-1
2-1
2-2
2-5

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA


KELEMBAGAAN...................................
3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL ....................................
3.1.1 ISU STRATEGIS 1 : MEMBANGUN KONEKTIVITAS NASIONAL
UNTUK MENCAPAI KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN .........
3.1.2 ISU STRATEGIS 2 : MEMBANGUN TRANSPORTASI UMUM
MASSAL PERKOTAAN ............................................................
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN ...
3.2.1 KESELAMATAN DAN KEAMANAN ..........................................
3.2.2 PELAYANAN TRANSPORTASI ..................................................
3.2.3 KAPASITAS TRANSPORTASI ..................................................
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3-1
3-1
3-1
3-8
3-10
3-11
3-14
3-22
i

BAB 4

3.3 KERANGKA REGULASI ........................................................................


3.3.1 KERANGKA REGULASI BIDANG LALU LINTAS ANGKUTAN
JALAN ....................................................................................
3.3.2 KERANGKA REGULASI BIDANG PERKERETAAPIAN .................
3.3.3 KERANGKA REGULASI BIDANG PERHUBUNGAN LAUT ..........
3.3.4 KERANGKA REGULASI BIDANG PERHUBUNGAN UDARA .......
3.3.5 KERANGKA REGULASI BIDANG TRANSPORTASI
ANTARMODA/MULTIMODA ..................................................
3.3.6 KERANGKA REGULASI BIDANG PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN TRANSPORTASI ........................................
3.3.7 KERANGKA REGULASI BIDANG SDM TRANSPORTASI .
3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN ...............................................................
3.4.1 PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL UNTUK MENCAPAI
KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN ........................................
3.4.2 PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI MASSAL
PERKOTAAN ...........................................................................
3.4.3 PEMBENTUKAN BADAN PENYELENGGARA TRANSPORTASI
JABODETABEK (BPTJ) .............................................................

3-26

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ...................................


4.1 TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 20152019 ..................................................................................................
4.1.1 KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI.................
4.1.2 PELAYANAN TRANSPORTASI ..................................................
4.1.3 KAPASITAS TRANSPORTASI ....................................................
4.2 KERANGKA PENDANAAN ...................................................................
4.2.1 SKENARIO PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR ............................
4.2.2 SKEMA FINANSIAL KREATIF ...................................................
4.2.3 KRITERIA SKEMA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR .................
4.2.4 SKEMA PENDANAAN INFRASTRUKTUR SELAIN SKEMA
APBN, APBD DAN KPS ............................................................
4.2.5 PROYEK PEMBANGUNAN STRATEGIS SEKTOR
PERHUBUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SKEMA
PENDANAAN BUMN/SWASTA................................................
4.2.6 BADAN LAYANAN UMUM ......................................................
4.2.7 SKEMA PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019 .................................................................
4.2.8 KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019 .................................................................
4.2.9 KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019 TERKAIT KAWASAN RAWAN BENCANA,
WILAYAH PERBATASAN, DAN TERLUAR, MITIGASI IKLIM,
PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS SERTA PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL (P3A-KS),

4-1

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

ii

3-27
3-27
3-28
3-30
3-31
3-31
3-32
3-32
3-33
3-37
3-40

4-1
4-1
4-4
4-9
4-22
4-22
4-23
4-24
4-25
4-26

4-26
4-27
4-30

DAN JUGA STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN


PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS PPK) ......................... 4-44
BAB 5

PENUTUP ................................................................................................. 5-1

LAMPIRAN I. PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI


DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN
2015-2019
LAMPIRAN II.
LAMPIRAN A.
LAMPIRAN B.
LAMPIRAN C1.
LAMPIRAN C2.

LAMPIRAN D.

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN


PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 ...............................
KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019 ..........................................................
TABEL REKAPITULASI ALOKASI PENDANAAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 ......
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN
DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
2015-2019 ......................................................................
KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019 DALAM RPJMN TAHUN 2015-2019..

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Pada Renstra Kementerian


Perhubungan Tahun 2010-2014 ..........................................................
Tabel 1.2 Capaian Pembangunan Transportasi Darat Tahun 2010-2014 ............
Tabel 1.3 Capaian Pembangunan Transportasi Perkeretaapian Tahun 20102014 .....................................................................................................
Tabel 1.4 Capaian Pembangunan Transportasi Laut Tahun 2010-2014 ..............
Tabel 1.5 Capaian Pembangunan Transportasi Udara Tahun 2010-2014 ...........
Tabel 1.6 Capaian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Tahun 20102014 ...........................................................................................
Tabel 1.7 Capaian Kinerja Kelembagaan dan Ketatalaksanaan ...........................
Tabel 1.8 Komposisi Sumberdaya Manusia di Kementerian Perhubungan
Tahun 2010-2014 ................................................................................
Tabel 1.9 Peserta Diklat BPSDMP Kementerian Perhubungan Tahun 20102014 .....................................................................................................
Tabel 1.10 Perkembangan Alokasi Anggaran Kementerian Perhubungan Tahun
2010-2014 ...........................................................................................
Tabel 1.11 Daya Saing Global Pada Infrastruktur Transportasi .............................
Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019 ................................
Tabel 4.1 Rumusan Indikator Kinerja Utama Kementerian Perhubungan Tahun
2015-2019 ...........................................................................................
Tabel 4.2 Skenario Pendanaan Berdasarkan Kerangka RPJMN Tahun 20152019 .....................................................................................................
Tabel 4.3 Rincian Pendanaan Untuk Tiap Unit Kerja Eselon I Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 ..........................................................

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

iv

1-6
1-11
1-12
1-14
1-16
1-16
1-17
1-17
1-18
1-19
1-22
2-2
4-16
4-22
4-27

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 1.3
Gambar 1.4
Gambar 2.1
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6

Prosentase Capaian Kinerja Keuangan Kementerian Perhubungan


Menurut Unit Kerja Eselon I Tahun 2010-2014 ..............................
Global Competitiveness Index Tahun 2014-2015 ...........................
Distribusi Pergerakan Peti Kemas Dunia .........................................
Distribusi Pergerakan Peti Kemas Indonesia ..................................
Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dengan Renstra
Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 ...............................
Bagan Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Perhubungan
Struktur Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Perhubungan
Penguatan Koordinasi Transportasi Nasional .................................
Pengembangan Kelembagaan Multimoda dengan Skema
Penempatan Pada Unit Kerja Eselon II Tahun 2015-2019 ..............
Pembentukan Balai Dalam Mendukung Tupoksi Ditjen
Perkeretaapian di Daerah ...............................................................
Struktur Organisasi BPTJ .................................................................

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1-20
1-23
1-25
1-25
2-7
3-35
3-36
3-37
3-38
3-39
3-42

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

vi

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

-1-

BAB 1.
PENDAHULUAN

1.1 KONDISI UMUM


Rencana
Strategis
(Renstra)
Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 disusun sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, yang mengamanatkan bahwa setiap
Kementerian/Lembaga
diwajibkan
menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
yang selanjutnya disebut Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga
(Renstra
K/L),
yang
merupakan dokumen perencanaan kementerian/
lembaga untuk periode 5 tahun. Renstra memuat
sasaran, arah kebijakan, strategi, program dan
kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsi kementerian/lembaga yang disusun dengan
berpedomanan pada RPJM Nasional dan bersifat
indikatif.
Periode perencanaan jangka menengah tahun 2015-2019 saat ini masuk dalam
tahapan ke-3 dari rangkaian perencanaan jangka panjang 2005-2025. Rencana
Strategis Kementerian Perhubungan disusun dengan memperhatikan amanat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang
ditetapkan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019 dan
menjadi rujukan dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
setiap unit kerja Eselon I serta menjadi acuan dalam penyusunan rencana kerja
tahunan bidang transportasi.
Dalam penyusunan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 2015-2019
mengacu dan berpedoman pada peraturan perundangan antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

I-1

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;


5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
9. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/
Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019.
Transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan
mobilitas penumpang yang berkembang sangat dinamis, disamping berperan dalam
mendorong dan menunjang segala aspek kehidupan baik dalam pembangunan
politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Pembangunan
transportasi pada hakekatnya untuk mendukung tercapainya pembangunan
nasional menuju terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
sebagaimana diamanahkan dalam Undang Undang Dasar 1945.
Pembangunan bidang transportasi menjadi bagian upaya mewujudkan Indonesia
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong
sebagaimana visi Presiden ke-7 (tujuh) Republik Indonesia. Perencanaan
pembangunan bidang transportasi ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional, daya saing nasional, serta meningkatkan kapasitas distribusi
barang dan komoditas antar wilayah.
Mencermati dinamika perkembangan yang terjadi, maka perencanaan
pembangunan infrastruktur transportasi ke depan tetap memperhatikan lingkungan
strategis yang terjadi, baik pada skala lokal, nasional maupun global. Tantangan
pembangunan infrastruktur transportasi dalam 5 (lima) tahun ke depan adalah
bagaimana mewujudkan konektivitas nasional dalam upaya peningkatan kelancaran
akses kepada masyarakat pengguna jasa transportasi termasuk pendistribusian
barang sampai ke pelosok nusantara, sebagai upaya untuk mendorong pemerataan
pembangunan maupun pertumbuhan ekonomi yang merata serta mewujudkan
pembangunan sektor unggulan, antara lain kemaritiman, kelautan, pariwisata dan
industri.
Indonesia yang memiliki keunggulan dan karakteristik baik dari segi wilayah maupun
jumlah penduduk, dimana diperkirakan sesuai data dari Badan Pusat Statistik
jumlah penduduk pada tahun 2019 akan mencapai sekitar 268 juta jiwa, dan lebih
dari 60% tinggal di perkotaan. Sedangkan sesuai data yang ada diperkirakan lebih
dari setengah penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, dimana Pulau Jawa masih
menyumbangkan kontribusi pertumbuhan ekonomi terbesar dibandingkan pulaupulau lainnya. Upaya untuk mendorong pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di luar

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

I-2

Jawa dalam kerangka pemerataan pembangunan harus didorong melalui dukungan


pembangunan infrastruktur transportasi yang berkelanjutan.
Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur transportasi yang
merata, proses perencanaan pembangunan transportasi untuk lima tahun ke depan
mempertimbangkan hasil evaluasi capaian pembangunan sebelumnya, kondisi
sekarang, sasaran maupun target yang belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi
terhadap pencapaian target RPJMN dan Renstra sampai dengan tahun 2014, perlu
digarisbawahi bahwa secara umum target output bisa tercapai, namun secara
outcome masih perlu mendapat perhatian apakah dapat memberikan dampak yang
besar kepada masyarakat maupun terhadap aspek keberlanjutan pembangunan.

1.1.1 CAPAIAN TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 20102014

Dalam rangka mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja penyelenggaraan


transportasi untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, dalam Renstra
Kementerian Perhubungan 2010-2014 telah disusun Indikator Kinerja Utama/IKU
untuk mengukur tingkat keberhasilan dari sasaran yang telah ditetapkan. Berikut ini
hasil capaian kinerja dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 20102014:
1. Pada sasaran Meningkatnya keselamatan, keamanan dan pelayanan sarana
dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan
capaian indikator kinerja utama, meliputi :
a. Jumlah kejadian kecelakaan transportasi nasional yang disebabkan oleh
faktor yang terkait dengan kewenangan Kementerian Perhubungan sampai
dengan tahun 2014 terdapat kecelakaan sebesar 4.390 kejadian/tahun;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

I-3

b. Jumlah gangguan keamanan pada sektor transportasi oleh faktor yang


terkait dengan kewenangan Kementerian Perhubungan sampai dengan
tahun 2014 terdapat 4 kejadian/tahun;
c. Rata-rata persentase pencapaian On-Time Performance (OTP) sektor
transportasi (selain Transportasi Darat) sampai dengan tahun 2014 tercapai
63,01%;
d. Jumlah sarana transportasi yang sudah tersertifikasi sampai dengan tahun
2014 tercapai 13.434 unit;
e. Jumlah prasarana transportasi yang sudah tersertifikasi sampai dengan
tahun 2014 tercapai 355 unit;
2. Pada sasaran Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan
sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengembangan
konektivitas antar wilayah dengan indikator kinerja utama yang menjadi
ukuran kinerja pembangunan Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014,
yaitu Jumlah lintas pelayanan angkutan perintis dan subsidi dengan capaian
sampai dengan tahun 2014 sebesar 712 lintas;
3. Pada sasaran Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi
untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur
transportasi dengan beberapa indikator kinerja utama Kementerian
Perhubungan yang menjadi ukuran kinerja, meliputi :
a. Kontribusi sektor transportasi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional
dengan capaian kinerja sampai dengan tahun 2014 sebesar 3,6%;
b. Total produksi angkutan penumpang dengan capaian kinerja sampai dengan
tahun 2014 sebesar 1.107.480.320 penumpang/tahun;
c. Total produksi angkutan barang dengan capaian kinerja sampai dengan
tahun 2014 sebesar 511.806.011 ton/tahun;
4. Pada sasaran Meningkatkan peran Pemda, BUMN, swasta, dan masyarakat
dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi sebagai upaya
meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraan transportasi dengan indikator
kinerja utama Jumlah infrastruktur transportasi yang siap ditawarkan melalui
Kerjasama Pemerintah Swasta dengan realisasi sampai dengan tahun 2014
sejumlah 1 proyek;
5. Pada sasaran Peningkatan kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi
kelembagaan dan reformasi regulasi dengan beberapa indikator kinerja
utama, meliputi :
a. Peningkatan kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan
reformasi regulasi dengan capaian Nilai AKIP Kementerian Perhubungan
pada tahun 2014 sebesar B;
b. Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan dengan
predikat pada tahun 2014 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

I-4

c. Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan


BMN dengan capaian sampai dengan tahun 2014 sebesar 147,4 Trilliun;
d. Jumlah SDM operator prasarana dan sarana transportasi yang telah memiliki
sertifikat dengan capaian sampai dengan tahun 2014 sebanyak 76.961
Orang;
e. Jumlah SDM fungsional teknis Kementerian Perhubungan dengan capaian
sampai dengan Tahun 2014 sebanyak 1.938 orang;
f. Jumlah lulusan diklat SDM Transportasi Darat, Perkeretaapian, Laut, Udara
dan Aparatur yang prima, profesional dan beretika yang dihasilkan setiap
tahun yang sesuai standar kompetensi/kelulusan dengan capaian sampai
dengan tahun 2014 sebanyak 298.594 orang;
g. Jumlah peraturan perundang-undangan di sektor transportasi yang
ditetapkan dengan capaian sampai dengan tahun 2014 sebanyak 621
peraturan;
6. Pada sasaran Meningkatkan pengembangan teknologi transportasi yang
efisien dan ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim
dengan beberapa indikator kinerja utama, meliputi :
a. Jumlah konsumsi energi tak terbarukan dari sektor transportasi nasional
dengan realisasi pada tahun 2014 sebesar 4.229.390 juta liter/tahun;
b. Jumlah emisi gas buang dari sektor transportasi nasional pada tahun 2014
sebesar 252.134 juta ton/tahun;
c. Jumlah penerapan teknologi ramah lingkungan pada sarana dan prasarana
transportasi dengan realisasi pada tahun 2014 sejumlah 3.906 lokasi (unit);
d. Jumlah lokasi simpul transportasi yang telah menerapkan konsep ramah
lingkungan dengan realisasi pada tahun 2014 sebanyak 90 lokasi;
Hasil capaian indikator kinerja sasaran pada Rencana Strategis Kementerian
Perhubungan Tahun 2010-2014 sebagaimana tabel berikut ini.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

I-5

Tabel 1.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014

No
1

Sasaran
Kementerian
Perhubungan
Meningkatnya
keselamatan,
keamanan dan
pelayanan sarana
dan prasarana
transportasi sesuai
Standar Pelayanan
Minimal (SPM)

Uraian Indikator Kinerja Utama

Satuan

Tahun
2010

Tahun
2011

Tahun
2012

Tahun
2013

Tahun
2014

1)

Jumlah kejadian kecelakaan


transportasi nasional yang
disebabkan oleh faktor yang
terkait dengan kewenangan
Kementerian Perhubungan

kejadian/
tahun

5.356

5.488

5.359

4.965

4.390

2)

Jumlah gangguan keamanan


pada sektor transportasi oleh
faktor yang terkait dengan
kewenangan Kementerian
Perhubungan

kejadian/
tahun

10

3)

Rata-rata Prosentase
pencapaian On-Time
Performance (OTP) sektor
transportasi (selain
Transportasi Darat)

54,84

56,66

72,24

66,98

63,01

4)

Jumlah sarana transportasi


yang sudah tersertifikasi

unit

2.129

9.324

13.619

13.127

13.434

5)

Jumlah prasarana
transportasi yang sudah
tersertifikasi

unit

25

13

345

355

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1-6

No

Sasaran
Kementerian
Perhubungan

Uraian Indikator Kinerja Utama

Satuan

Meningkatnya
aksesibilitas
masyarakat
terhadap pelayanan
sarana dan
prasarana
transportasi guna
mendorong
pengemb.
konektivitas antar
wilayah

6)

Jumlah lintas pelayanan


angkutan perintis dan subsidi

lintas

Meningkatnya
kapasitas sarana
dan prasarana
transportasi untuk
mengurangi backlog
dan bottleneck
kapasitas
infrastruktur
transportasi

7)

Kontribusi sektor transportasi


terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional

8)

Total produksi angkutan


penumpang

9)

Total produksi angkutan


barang

Meningkatkan
peran Pemda,
BUMN, swasta, dan
masyarakat dalam
penyediaan
infrastruktur sektor
transportasi
sebagai upaya

10) Jumlah infrastruktur


transportasi yang siap
ditawarkan melalui
Kerjasama Pemerintah
Swasta

Tahun
2010

Tahun
2011

Tahun
2012

Tahun
2013

Tahun
2014

494

561

583

639

712

1.15

1.17

3.6

penumpang/ 760.685.901 774.134.177 830.785.753 1.038.054.913 1.107.480.320


tahun
ton/tahun

Jumlah
proyek yang
siap
ditawarkan
melalui
skema KPS

329.819.146 337.758.783 374.726.641

461.146.776

511.806.011

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1-7

No

Sasaran
Kementerian
Perhubungan

Uraian Indikator Kinerja Utama

meningkatkan
efisiensi dalam
penyelenggaraan
transportasi
Peningkatan kualitas 11) Nilai AKIP Kementerian
SDM dan
Perhubungan
melanjutkan
12) Opini BPK atas laporan
restrukturisasi
keuangan Kementerian
kelembagaan dan
Perhubungan
reformasi regulasi
13) Nilai aset negara yang
berhasil diinventarisasi sesuai
kaidah pengelolaan BMN
14) Jumlah SDM operator
prasarana dan sarana
transportasi yang telah
memiliki sertifikat
15) Jumlah SDM fungsional teknis
Kementerian Perhubungan
16) Jumlah lulusan diklat SDM
Transportasi Darat, Laut,
Udara, Perkeretaapian dan
Aparatur yang prima,
profesional dan beretika yang
dihasilkan setiap tahun yang
sesuai standar kompetensi/
kelulusan
17) Jumlah peraturan perundangundangan di sektor
transportasi yang ditetapkan

Satuan

Tahun
2010

Tahun
2011

Tahun
2012

Tahun
2013

Tahun
2014

nilai

CC

CC

Opini

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

Rp Triliun

77,9

137,7

162,7

147,4

147,4

Orang

50.499

50.649

58.175

60.046

76.961

Orang

558

1.099

3.637

6.181

1.938

Orang

142.386

140.246

162.364

201.838

298.594

Peraturan

95

74

65

200

621

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1-8

No
6

Sasaran
Kementerian
Perhubungan
Meningkatkan
pengembangan
teknologi
transportasi yang
efisien dan ramah
lingkungan sebagai
antisipasi terhadap
perubahan iklim

Uraian Indikator Kinerja Utama

Satuan

Tahun
2010

Tahun
2011
3.379.507

Tahun
2012
3.758.484

Tahun
2013
4.201.000

Tahun
2014

18) Jumlah konsumsi energi tak


terbarukan dari sektor
transportasi nasional

juta
liter/tahun

4.229.390

19) Jumlah emisi gas buang dari


sektor transportasi nasional

juta ton/th

88.691

94.500

252.134

20) Jumlah penerapan teknologi


ramah lingkungan pada
sarana dan prasarana
transportasi
21) Jumlah lokasi simpul
transportasi yang telah
menerapkan konsep ramah
lingkungan

lokasi (unit)

333

1076

2.946

2.564

3.906

lokasi

18

19

53

48

90

Sumber: LAKIP Kementerian Perhubungan, Tahun 2010-2014

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1-9

Di dalam pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perhubungan Tahun 20102014 terdapat beberapa permasalahan terkait sistem pengumpulan data kinerja yang
terpadu dan kontiniu, belum tersedianya data secara lengkap, karakteristik kinerja pada
masing-masing Direktorat Jenderal (darat, perkeretaapian, laut, dan udara) yang berbeda
sehingga menjadi faktor kesulitan tersendiri dalam mengukur kinerja pada level
kementerian. Terdapat persepsi indikator kinerja yang belum seragam sehingga berdampak
pada data yang disediakan mengikuti persepsi yang berkembang. Dalam pola penyusunan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 belum memperhatikan
ketersediaan data (baseline) dan belum disusun tata cara perhitungan pencapaian indikator
dalam bentuk formula atau meta indikator.
Berdasarkan pada kondisi tersebut di atas, perlu penguatan sistem manajemen kinerja di
Kementerian Perhubungan, terutama yang berkaitan dengan (1) sistem pengukuran,
pengumpulan, dan pelaporan data kinerja melalui penetapan metode dan prosedurnya; (2)
pemanfaatan data kinerja sebagai alat evaluasi kemajuan pelaksanaan pembangunan
bidang perhubungan; serta (3) penilaian publik terhadap capaian kinerja, sehingga kebijakan
yang ditempuh lebih adaptive dalam merespon keinginan publik.

1.1.2 CAPAIAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010-2014


Capaian pembangunan perhubungan selama tahun 2010-2014 yang merupakan penjabaran
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014, meliputi pembangunan
sarana dan prasarana transportasi darat, perkeretaapian, transportasi laut, transportasi
udara, pengembangan sumber daya manusia, penyusunan peraturan perundang-undangan
dan ketatalaksanaan, dengan hasil capaian sebagai berikut :
1.1.2.1 Capaian Pembangunan Sarana dan Prasarana
A. Transportasi Darat
Dalam rangka peningkatan keselamatan,
pelayanan dan peningkatan kapasitas serta
aksesibilitas transportasi darat telah dilakukan
kegiatan pembangunan rambu lalu lintas,
marka jalan, guard rail di jalan nasional,
kampanye keselamatan jalan dalam rangka
mendukung Dekade Aksi Keselamatan Jalan
sesuai program Rencana Umum Nasional
Keselamatan
(RUNK)
Jalan
2011-2035,
pembangunan terminal bus, pengembangan
transportasi massal berbasis bus melalui pengembangan Bus Rapid Transit di kota-kota
besar, pembangunan/rehabilitasi dermaga sungai, danau dan penyeberangan, dengan
capaian pembangunan transportasi darat selama tahun 2010-2014, meliputi penyelesaian
pembangunan terminal sebanyak 15 lokasi, rehabilitasi pada 8 terminal, penyelesaian
pembangunan Area Traffic Control System (ATCS) sebanyak 4 unit, penyelesaian
pembangunan jembatan timbang sebanyak 8 unit, penyelesaian rehabilitasi jembatan
timbang 4 unit, pembangunan dermaga penyeberangan 70 dermaga (selesai), 162 dermaga
lanjutan dan pembangunan baru sebayak 62 dermaga penyeberangan, pembangunan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 10

prasarana dermaga sungai sebanyak 44 dermaga (selesai), pembangunan 20 dermaga


lanjutan dan pembangunan 36 dermaga sungai baru, penyelesaian pembangunan prasarana
dermaga danau di 9 lokasi, lanjutan pembangunan dermaga di 2 lokasi dan 10
pembangunan dermaga danau baru, pembangunan kapal penyeberangan sebanyak 57
kapal, pembangunan kapal perintis sebanyak 39 kapal, penyediaan sarana bantu navigasi
pelayaran sebanyak 99 unit. Rincian pembangunan sarana dan prasarana transportasi darat
sebagaimana tabel berikut.
Tabel 1.2 Capaian Pembangunan Transportasi Darat Tahun 2010-2014
Pencapaian Per Tahun
No

Kegiatan

Satuan

2010

2011

2012

2013

2014

Jumlah

Pembangunan Terminal
yang selesai

terminal

15

Peningkatan/Rehabilitasi
Terminal yang selesai

terminal

Pembangunan Area
Traffic Control System
(ATCS) yang sudah
terselesaikan

unit

Pembangunan jembatan
timbang yang selesai

unit

Peningkatan/Rehabilitasi
jembatan timbang yang
selesai

unit

Pembangunan Bus Rapid


Transit (BRT)

unit

40

21

30

258

349

Pembangunan dermaga
penyeberangan (selesai)

dermaga

15

14

14

18

70

- Lanjutan

dermaga

35

37

20

37

33

162

- Baru

dermaga

15

19

10

10

62

Pembangunan dermaga
sungai (selesai)

dermaga

13

14

44

- Lanjutan

dermaga

20

- Baru

dermaga

12

10

36

Pembangunan dermaga
danau (selesai)

dermaga

- Lanjutan

dermaga

- Baru

dermaga

10

kapal

14

17

57

10

Pembangunan Kapal
penyeberangan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 11

Pencapaian Per Tahun


No

Kegiatan

Satuan

2010

2011

2012

2013

2014

Jumlah

11

Pembangunan kapal
perintis

kapal

17

39

12

Penyediaan sarana bantu


navigasi pelayaran

unit

28

23

26

18

99

13

Pelayanan angkutan bus


perintis

Trayek

142

157

169

185

205

14

Pelayanan angkutan
perintis SDP

Lintas

91

117

135

169

178

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat, 2015

B. Transportasi Perkeretaapian
Dalam rangka meningkatkan keselamatan,
keamanan, pelayanan dan peningkatan
kapasitas perketaapian selama tahun 20102014
telah
dilakukan
pembangunan
perkeretaapian
antara
lain
meliputi
pembangunan jalur KA baru termasuk
pembangunan jalur ganda sepanjang 922
Kmsp, panjang jalur kereta api yang
ditingkatkan
kondisinya/keandalannya
termasuk reaktivasi sepanjang 923 Kmsp,
peningkatan/rehabilitasi jalur kereta api guna meningkatkan kondisi/keandalannya
sepanjang 73 Kmsp, pengadaan rel sepanjang 1.296 Kmsp, pengadaan wesel sejumlah 645
unit, jembatan KA yang ditingkatkan/direhabilitasi dan dibangun pada sebanyak 501 unit,
peningkatan
persinyalan
dan
telekomunikasi
sebanyak
206
paket,
peningkatan/pembangunan pelistrikan sejumlah 50 paket, pembangunan/rehabilitasi
bangunan operasional/stasiun sebanyak 80 paket, pengadaan peralatan/fasilitas prasarana
perkeretaapian sebanyak 38 paket, peningkatan fasilitas pintu perlintasan sebidang
sebanyak 17 unit, pengadaan peralatan/fasilitas keselamatan perkeretaapian sejumlah 59
paket, kereta ekonomi yang dibangun sebanyak 82 unit, pengadaan lokomotif, KRDI, KRDE,
KRL, Tram, Railbus, Sarana Kerja sebanyak 107 unit dan modifikasi sarana kereta api
sebanyak 49 unit pelayanan angkutan KA perintis sebanyak 1 lintas. Rincian pembangunan
perekeretaapian setiap tahunnya sebagaimana pada tabel berikut ini.
Tabel 1.3 Capaian Pembangunan Transportasi Perkeretaapian Tahun 2010-2014
Pencapaian Per Tahun
No
1

Kegiatan
Panjang km jalur KA baru
yang dibangun termasuk
jalur ganda

Satuan
Km'sp

2010

2011

2012

2013

2014

81

135

103

497

106

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Jumlah
922

1 - 12

Pencapaian Per Tahun


No

Kegiatan

Satuan

2010

2011

2012

2013

2014

Jumlah

Panjang km jalur KA yang


ditingkatkan kondisinya/
keandalannya termasuk
reaktivasi

Km'sp

297

140

79

75

332

923

Panjang km jalur KA yang


direhabilitasi

Km'sp

11

20

38

73

Jumlah km'sp pengadaan rel

Km'sp

168

100

550

155

323

1.296

Jumlah unit pengadaan wesel

Unit

163

20

232

420

10

645

Jumlah unit jembatan KA


yang ditingkatkan/
direhabilitasi dan dibangun

Unit

89

70

140

123

79

501

Jumlah paket pekerjaan


peningkatan persinyalan dan
telekomunikasi

Paket

27

26

69

65

19

206

Jumlah paket pekerjaan


peningkatan/pembangunan
pelistrikan

Paket

10

14

13

50

Jumlah paket
pembangunan/rehabilitasi
bangunan
operasional/stasiun

Paket

11

12

10

38

80

10

Jumlah paket pengadaan


peralatan/fasilitas
prasarana perkeretaapian

Paket

10

38

11

Jumlah unit peningkatan


fasilitas pintu perlintasan
sebidang

Unit

17

12

Jumlah paket pengadaan


peralatan/fasilitas
keselamatan perkeretaapian

Paket

21

25

10

59

13

Jumlah paket pengadaan


peralatan/fasilitas sarana
perkeretaapian

Paket

17

35

14

Jumlah kereta ekonomi yang


dibangun

Unit

16

11

55

82

15

Jumlah unit pengadaan


lokomotif, KRDI, KRDE, KRL,
Tram, Railbus, sarana kerja

Unit

61

20

11

12

107

16

Jumlah unit modifikasi sarana


KA

Unit

33

36

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 13

Pencapaian Per Tahun


No

Kegiatan

Satuan

17

Pelayanan angkutan perintis

Lintas

2010

2011

2012

2013

2014

Jumlah
1

Sumber : Ditjen Perkeretaapian, 2015

C. Transportasi Laut
Capaian
pembangunan
transportasi
laut
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) komponen, yaitu
bidang angkutan laut, bidang kepelabuhan,
bidang keselamatan dan keamanan pelayaran,
dengan capaian pembangunan selama tahun
2010-2014 sebagai berikut :
1. Pembangunan kapal perintis sebanyak 54
Kapal
dalam
rangka
meningkatkan
aksesibilitas khususnya di Kawasan Timur
Indonesia (KTI).
2. Pembangunan/Pengembangan fasilitas pelabuhan laut sebanyak 289 paket meliputi
pembangunan/pengembangan fasilitas pelabuhan pada sisi perairan dan sisi daratan
serta pemeliharaan alur pelayaran untuk meningkatkan kapasitas pelayanan transportasi
laut dalam rangka mendukung pertumbuhan kawasan.
3. Pembangunan bidang keselamatan dan keamanan pelayaran dilakukan untuk memenuhi
tingkat kecukupan dan kehandalan sarana dan prasarana transportasi laut dalam rangka
peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi: Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran (SBNP) sebanyak 2.269 unit, menara suar sebanyak 282 unit, rambu suar
sebanyak 1.339 unit, tanda siang sebanyak 135 unit, anak pelampung sebanyak 38 unit,
pelampung suar sebanyak 415 unit, stasiun vessel traffic services (VTS) sebanyak 34
unit, kapal patroli KPLP sebanyak 315 unit, dan pelayanan angkutan laut perintis untuk
84 trayek.
Rincian pembangunan sarana dan prasarana transportasi laut tahun 2010-2014,
sebagaimana tabel berikut.
Tabel 1.4 Capaian Pembangunan Transportasi Laut Tahun 2010-2014
Pencapaian
No

Kegiatan

Satuan

Pembangunan kapal perintis

Pembangunan fasilitas pelabuhan


laut

Pembangunan
Sarana
Navigasi Pelayaran (SBNP)

Pembangunan menara suar

Bantu

2010

2011

2012

2013

2014

unit

23

25

32

36

64

paket

156

262

386

379

289

unit

2.069

2.124

2.142

2.188

2.269

unit

277

278

279

281

282

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 14

Pencapaian
No

Kegiatan

Satuan

2010

2011

2012

2013

2014

Pembangunan rambu suar

unit

1.263

1.284

1.313

1.332

1.399

Tanda siang (Day Mark)

unit

125

149

138

140

135

Anak pelampung (Unlighted Buoy)

unit

49

50

40

36

38

Pembangunan pelampung suar

unit

355

363

372

399

415

unit

10

15

33

34

10

Pembangunan
stasiun
Vessel
Traffic Services (VTS)
Pembangunan kapal patroli KPLP

unit

195

233

261

292

315

11

Pelayanan angkutan laut perintis

trayek

60

67

80

80

84

Sumber : Ditjen Perhubungan Laut, 2015

D. Transportasi Udara
Capaian pembangunan transportasi udara selama tahun 2010-2014 antara lain meliputi :
1. Pengembangan/rehabilitasi prasarana bandar
udara antara lain perpanjangan landas pacu,
perluasan
apron,
pelebaran
taxiway,
pelapisan/peningkatan daya dukung landas
pacu, apron, taxiway, pengadaan dan
pemasangan peralatan bantu pendaratan,
pemenuhan catu daya bandar udara,
pemagaran area bandar udara pada tahun 2010
sebanyak 80 bandar udara, sedangkan tahun
2014 sebanyak 140 bandar udara;
2. Untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah dan meningkatan perekonomian daerah
selama tahun 2010-2014 telah dibangun 28 bandar udara baru;
3. Untuk memenuhi tingkat kecukupan dan kehandalan navigasi penerbangan telah
dibangun dan direhabilitasi fasilitas navigasi penerbangan antara lain meliputi peralatan
ILS, DVOR, DME, Radar, NDB sebanyak 365 paket pada tahun 2010, sedangkan pada
tahun 2013 sebanyak 409 paket fasilitas navigasi dibangun dan direhabilitasi;
4. Untuk meningkatkan keamanan penerbangan, selama tahun 2010-2014 telah dilakukan
pengadaan dan pemasangan peralatan keamanan penerbangan antara lain peralatan
X-Ray Cabin, X-Ray Bagasi dan X-Ray Cargo serta peralatan CCTV sebanyak 102 paket
pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 224 paket;
5. Dalam rangka memenuhi tingkat kecukupan dan kehandalan peralatan penanggulangan
dan pertolongan pada kecelakaan penerbangan, dilakukan melalui pengadaan dan
rehabilitasi kendaraan PKP-PK sebanyak 24 paket pada tahun 2010 sedangkan pada
tahun 2014 sebanyak 88 paket;
6. Pelayanan angkutan udara perintis tahun 2010 sebanyak 118 rute dan tahun 2014
sebanyak 164 rute.
Rincian capaian kegiatan pembangunan transportasi udara sebagaimana tabel berikut:
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 15

Tabel 1.5 Capaian Pembangunan Transportasi Udara Tahun 2010-2014


No

Kegiatan

Satuan

Bandara dikembangkan/direhabilitasi

Bandara baru yang dibangun

Pencapaian
2010

2011

2012

2013

2014

Bandara

80

148

146

140

140

Bandara

14

Fasilitas Navigasi yang dibangun dan


direhabilitasi

Paket

365

385

388

409

Fasilitas Keamanan yang dibangun


dan direhabilitasi

Paket

102

180

112

622

224

Fasilitas Pelayanan darurat (PK-PPK)

Paket

24

95

88

Pelayanan angkutan perintis

Rute

118

130

130

138

164

Sumber : Ditjen Perhubungan Udara, 2015


Keterangan : Fasilitas navigasi yang dibangun dan direhabilitasi adalah termasuk fasilitas penunjang navigasi
penerbangan.
Khusus untuk :
1. Fasilitas navigasi tahun 2011 dan fasilitas keamanan tahun 2011 serta
2. Fasilitas PKP-PK, data dari tahun 2010-2011
berasal dari Memorandum Menteri Perhubungan Republik Indonesia Tahun 2010-2014

1.1.2.2 Capaian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan


Dalam kurun waktu 2010-2014 Kementerian Perhubungan, telah menyelesaikan berbagai
peraturan perundang-undangan yang berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden
dan Peraturan/Keputusan Menteri sebagai amanat dari 4 (empat) Undang-undang di bidang
transportasi, yaitu UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, UU Nomor 17 Tahun
2008 tentang Pelayaran, UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan UU Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Peraturan dan Keputusan Menteri
Perhubungan yang disusun dalam rangka kebutuhan organisasi dan menunjang operasional
kegiatan Kementerian Perhubungan. Rincian capaian penyusunan peraturan perundangundangan sebagaimana tabel berikut.
Tabel 1.6 Capaian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Tahun 2010-2014
Pencapaian

Capaian
Jumlah peraturan perundangundangan di sektor transportasi yang
ditetapkan, dalam bentuk:
1. Peraturan Pemerintah
2. Peraturan Presiden
3. Peraturan Menteri Perhubungan
4. Keputusan Menteri Perhubungan

2010

2011

2012

2013

2014

3
86
525

4
78
1.030

5
1
49
1.097

2
74
1.389

4
25
709

Jumlah

18
1
312
4.750

Sumber : Biro Hukum dan KSLN, 2015


Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 16

1.1.2.3 Capaian Kinerja Kelembagaan dan Ketatalaksanaan


Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan ditujukan untuk mewujudkan struktur
organisasi yang terbebas dari tumpang tindih pelaksanaan tugas, fungsi maupun
kewenangan di dalam organisasi maupun antar instansi pemerintah, serta terwujudnya
organisasi pemerintah yang berorientasi pada hasil atau outcome secara efektif dan efisien.
Hasil capaian penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan berupa penerbitan Peraturan
Menteri Perhubungan sebagaimana tabel berikut.
Tabel 1.7 Capaian Kinerja Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
No

Tahun

Jumlah Penataan (Berupa Permenhub)

2010

2011

2012

2013

2014

Sumber : Biro Kepegawaian dan Organisasi, 2015

1.1.2.4 Capaian Kinerja Pengembangan Sumberdaya Manusia


Jumlah pegawai Kementerian Perhubungan pada tahun 2014 sebanyak 29.994 orang,
dengan komposisi pegawai terdiri dari Sekretariat Jenderal sebanyak 876 orang, Inspektorat
Jenderal sebanyak 263 orang, Ditjen Perhubungan Darat sebanyak 736 orang, Ditjen
Perkeretaapian sebanyak 574 orang, Ditjen Perhubungan Laut sebanyak 15.745 orang,
Ditjen Perhubungan Udara sebanyak 8.622 orang, Badan Pengembangan SDM Perhubungan
sebanyak 2.928 orang, dan Badan Litbang sebanyak 250 orang.
Tabel 1.8 Komposisi Sumberdaya Manusia Kementerian Perhubungan 2010-2014

No

Jumlah SDM (orang)

Unit Kerja
2010

2011

2012

2013

2014

Sekretariat Jenderal

1.045

983

941

897

876

Inspektorat Jenderal

284

276

271

261

263

Ditjen Perhubungan Darat

713

668

645

649

736

Ditjen Perkeretaapian

582

577

565

574

574

Ditjen Perhubungan Laut

18.520

17.375

16.856

15.782

15.745

Ditjen Perhubungan Udara

9.329

8.945

8.687

8.437

8.622

BPSDM Perhubungan

3.170

3.059

2.993

2.917

2.928

Badan Litbang Perhubungan

292

276

276

249

250

33.935

32.159

31.234

29.766

29.994

Jumlah
Sumber : BPSDMP, 2015

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 17

Dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM


transportasi, meningkatnya kualitas dan
kuantitas SDM serta tenaga pendidik selama
tahun 2010-2014 telah dilakukan kegiatan
pendidikan dan pelatihan berupa diklat
pembentukan, diklat penjenjangan dan diklat
ketrampilan khusus kepada peserta diklat
yang berasal dari masyarakat maupun
aparatur perhubungan, dengan capaian
kinerja sebagaimana tabel berikut.
Tabel 1.9 Peserta Diklat BPSDMP Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014
No
1

Jumlah Peserta

Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

3.236

5.023

6.702

6.999

4.027

a. Pendidikan Pembentukan

839

1.023

1.247

1.324

1.324

b. Pendidikan Penjenjangan

56

39

41

17

17

2.060

3.378

5.181

5.166

2.686

281

583

233

492

135.350 130.001 153.604 188.532

94.100

SDM Perhubungan Darat

c.

Pelatihan Teknis (Short Course)

d. Pelatihan Lainnya
2

SDM Perhubungan Laut


a. Pendidikan Pembentukan
b. Pelatihan Penjenjangan
c.

Pelatihan Ketrampilan Khusus Pelaut


(PKKP)/Pelatihan Teknis (Short
Course)

6.953

8.978

9.202

7.918

14.517

17.595

20.169

20.484

3.912

115.030 104.168 122.797 154.759

82.270

d. Pelatihan Lainnya

1.019

1.285

1.660

4.087

SDM Perhubungan Udara

3.696

5.491

7.705

10.601

4.133

a. Pendidikan Pembentukan

1.667

2.338

2.602

2.699

1.707

b. Pendidikan Penjenjangan

229

288

200

118

1.526

2.497

4.514

6.235

2.426

274

368

389

1.549

c.

Pelatihan Teknis (Short Course)

d. Pelatihan Lainnya
4

4.784

PPSDM Aparatur Perhubungan dan


Sekretariat Badan Pengembangan SDM
Perhubungan
a. Pelatihan Prajabatan
b. Pelatihan Struktural/Kepemimpinan
c.

Pelatihan Fungsional

d. Pelatihan Teknis Manajerial

5.888

8.779

7.782

8.858

6.461

2.570

4.774

91

737

205

336

476

488

320

20

40

156

145

210

379

479

2.495

2.709

1.439

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 18

No

Jumlah Peserta

Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

e. Pelatihan Lainnya

140

f.

111

300

298

323

323

2.463

2.850

4.357

5.102

3.432

Rintisan Gelar S2/S3

g. Pelatihan Pengembangan dan


Peningkatan Kapasitas SDM
Jumlah

148.170 149.294 175.793 214.990 108.721

Sumber : BPSDMP, 2015

1.1.3 REALISASI KINERJA KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010-2014


Alokasi anggaran Kementerian Perhubungan selama tahun 2010-2014 terus mengalami
peningkatan. Namun dari alokasi anggaran yang ada, realisasi penyerapan anggaran masih
relatif kecil. Berdasarkan evaluasi terhadap realisasi keuangan Kementerian Perhubungan
pada tahun anggaran 2010-2014 dapat diidentifikasi target dan capaian keuangan yang
menunjukkan angka fluktuatif, dimana terjadi beberapa perubahan fluktuatif dari masingmasing direktorat. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.10

No

Perkembangan Alokasi Anggaran Kementerian Perhubungan


Tahun 2010-2014
Pagu Alokasi Anggaran (Dalam Juta Rupiah)

Unit Kerja
2010

1
2
3

4
5

7
8

Sekretariat
Jenderal
Inspektorat
Jenderal
Ditjen
Perhubungan
Darat
Ditjen
Perkeretaapian
Ditjen
Perhubungan
Laut
Ditjen
Perhubungan
Udara
BPSDM
Perhubungan
Badan Litbang
Perhubungan
Jumlah

2011

2012

2013

2014

322.940,2

408.031,6

462.851,5

1.019.145,2

1.450.724,7

71.001,7

67.721,2

69.099,0

85.751,7

79.618,8

1.838.442,6

2.095.941,0

2.859.805,2

3.013.165,2

3.619.419,9

3.916.862,3

4.727.369,1

9.252.127,7

9.372.585,7

11.907.537,4

4.623.016,0

7.758.927,5

11.562.984,5

11.622.244,9

9.619.922,8

4.462.999,9

5.360.813,8

6.898.259,8

7.568.474,1

7.505.786,1

2.572.463,3

2.753.427,8

2.611.975,2

3.023.619,9

2.867.346,8

87.828,6

136.568,9

194.878,7

221.298,0

205.717,7

17.895.554,9

23.318.055,9

33.899.548,2

35.926.284,7

37.256.101,2

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 19

Dalam melaksanakan pembangunan sektor transportasi, tidak seluruh anggaran yang


dialokasikan dapat terserap, yang berakibat hilangnya manfaat belanja. Rata rata
penyerapan anggaran rendah di awal tahun, karena unit kerja berhati-hati ketika melakukan
pengeluaran anggarannya, sehingga terkesan lambat dan tidak optimal dalam
memanfaatkan waktu. Selain itu, adanya pemblokiran yang dilakukan oleh Kementerian
Keuangan juga mengakibatkan penundaan penyerapan anggaran, dimana hal ini menjadi
bahan evaluasi oleh Kementerian Perhubungan. Besarnya prosentase penyerapan anggaran
Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 seperti gambar berikut:

Gambar 1.1

Prosentase Capaian Kinerja Keuangan Kementerian Perhubungan


Menurut Unit Kerja Eselon I Tahun 2010-2014

Fluktuasi realisasi capaian keuangan tahun 2010-2014 tersebut menunjukkan bahwa


terdapat beberapa target capaian keuangan yang masih di bawah 80% sampai dengan akhir
tahun 2014, yaitu pada Unit Kerja Ditjen Perkeretaapian sebesar 53,26% dan Badan Litbang
Perhubungan sebesar 79,34%. Sedangkan unit kerja yang melakukan penyerapan anggaran
terbesar pada tahun 2014 adalah Ditjen Perhubungan Udara sebesar 91,14%.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 20

1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN


1.2.1 LINGKUNGAN STRATEGIS
1.2.1.1 Lingkungan Strategis Global
A. Transformasi Perekonomian Global
Transformasi perekonomian global ditandai dengan adanya pergeseran pendulum
perekonomian dunia (global shifting) ke Asia. Asian Development Bank1 memproyeksi atas
skema peralihan perekonomian dunia ke Asia, dimana pada tahun 2050 perekonomian Asia
diproyeksikan akan bangkit mencapai 52% dari perekonomian dunia dan Indonesia bersama
lima Negara Asia lainnya akan menyumbang sekitar 91% (China, India, Singapura, Thailand,
Korea, dan Jepang) dari perekonomian Asia pada tahun 2010-2050. Kebangkitan ekonomi
Asia ini membawa dua konsekuensi bagi Indonesia. Di satu sisi akan terjadi persaingan yang
sangat ketat di antara bangsa-bangsa di Asia untuk memperebutkan sumberdaya ekonomi.
Di sisi lain membuka peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk segera tampil berada
di barisan depan dari negara-negara maju dan modern Asia dengan proyeksi pendapatan
per kapita jauh di atas USD 14.000.
Aspek ekonomi dalam mendukung transportasi nasional perlu menjadi perhatian terlebih
sejarah Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi yang menenggelamkan perekonomian
nasional tahun 1997. Ekonomi mengalami kontraksi sampai dengan minus 14% dan
mengakibatkan dampak yang sangat buruk bagi sektor-sektor ekonomi dan infrastruktur.
Pada tahun 1999 sampai 2003 ekonomi mulai tumbuh positif walaupun lebih banyak
ditopang oleh konsumsi dibanding investasi dan ekspor. Bahkan pada tahun 2003 ekonomi
hampir sepenuhnya ditopang oleh konsumsi, baik konsumsi pemerintah maupun
masyarakat .
Sejak 2004 ekonomi terus tumbuh pada kisaran sekitar 5%-6,3%, juga kebanyakan masih
ditopang oleh konsumsi dan investasi belanja barang dan modal pemerintah. Ekonomi
menurun ke angka sekitar 4,5% di tahun 2008-2009 akibat krisis global, namun meningkat
kembali ke kisaran 6,3% sejak 2010 sampai semester pertama 2013. Di semester kedua
2013, ekonomi mengalami penurunan ke skala 5,5-5,9% akibat menurunnya nilai mata uang
rupiah terhadap dolar (Rp.12.700 per US dolar di penghujung tahun 2013) dan defisit
transaksi berjalan. Perekonomian Indonesia menghadapi tantangan sejalan dengan
menguatnya tekanan inflasi, melebarnya defisit neraca berjalan, dan depresiasi rupiah.
Pertumbuhan produksi domestik bruto (PDB) turun menjadi 5,9% pada periode Januari-Juni.
Pertumbuhan investasi melemah, sedangkan konsumsi swasta tetap kuat. Meskipun laju
pertumbuhan ekonomi melambat, Indonesia tetap mampu menciptakan 1,2 juta lapangan
pekerjaan baru, dan jumlah ini lebih banyak dari jumlah angkatan kerja baru. Inflasi
melonjak menjadi 8,8% year-on-year Tahun 2014, setelah pemerintah menaikkan harga
bahan bakar pada bulan Juni untuk mengurangi biaya subsidi. Harga beberapa bahan pokok
juga meningkat, yang diakibatkan oleh pembatasan impor. Pasar ekspor yang lemah dan
menurunnya harga komoditas ekspor memangkas nilai ekspor menjadi 5,2% pada tengah
tahun pertama. Sebagai akibatnya, necara berjalan mengalami defisit sebesar $15,7 milyar,
atau 3,5% dari PDB.

Asian Development Bank (ADB). Asian Development Outlook 2013 Update.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 21

B. Daya Saing Global


Adanya pergeseran perekonomian dunia membawa konsekuensi bagi adanya persaingan
ketat dalam memperebutkan hegemoni ekonomi dunia, semua itu mengarah pada perlunya
peningkatan daya saing Indonesia dalam kancah global. Sebagaimana diketahui bahwa
World Economic Forum (WEF) dalam Global Competitiveness Report edisi 2014-2015,
menempatkan Global Competitiveness Index (GCI) Indonesia pada peringkat 34 dunia dari
144 negara (di bawah Singapura, Malaysia, Brunei, Darussalam, dan Thailand) dengan skor
4,6 (skala 7). Salah satu penyebab belum maksimalnya daya saing Indonesia adalah kualitas
infrastruktur, dimana WEF memberikan skor 4,2 (skala 7) di peringkat 72 dari 144 negara.
Tabel 1.10 berikut memperlihatkan peringkat kualitas infrastruktur Indonesia, termasuk
transportasi dari tahun 2010 sampai 2014. Dalam tabel terlihat bahwa Indonesia mengalami
fluktuasi peringkat kualitas infrastruktur yang bersaing dengan negara lain. Pada tahun 2010
Indonesia berada pada peringkat 90 dari 139 negara, meningkat menjadi peringkat 82 dari
142 negara pada tahun 2011 dengan nilai 3,9 (skala 7). Sedangkan pada tahun 2012 hingga
tahun 2014 kualitas infrastruktur Indonesia secara keseluruhan mengalami peningkatan,
yaitu nilai 3,7 (skala 7) dengan peringkat ke-92 dari 144 negara di tahun 2012, menjadi nilai
4,0 (skala 7) dengan peringkat ke-82 dari 148 negara di tahun 2013, dan meningkat lagi pada
tahun 2014 menjadi nilai 4,2 (skala 7) dengan peringkat ke-72 dari 144 negara.
Tabel 1.11
Indikator
Infrastruktur

Daya Saing Global Pada Infrastruktur Transportasi

2010-2011
2011-2012
2012-2013
2013-2014
2014-2015
Peringkat/
Peringkat/
Peringkat/
Peringkat/
Peringkat/
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
139 negara
142 negara
144 negara
148 negara
144 negara

Kualitas
Infrastruktur
NA
90
3,9
82
3,7
keseluruhan
Kualitas Jalan
NA
84
3,5
83
3,4
Kualitas
Infrastruktur
NA
56
3,1
52
3,2
Kereta Api
Kualitas
Infrastruktur
NA
96
3,6
103
3,6
Pelabuhan
Kualitas
Infrastruktur
NA
69
4,4
80
4,2
transportasi
udara
Sumber : The Global Competitiveness Report, WEF 2010-2014

92

4,0

82

4,2

72

90

3,7

78

3,9

72

51

3,5

44

3,7

41

104

3,9

89

4,0

77

89

4,5

68

4,5

64

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 22

Gambar 1.2

Global Competitiveness Index Tahun 2014-2015

Sumber : The Global Competitiveness Report, WEF 2014-2015

Sepanjang tahun 2014 ini pun infrastruktur Indonesia masih tetap memegang posisi sebagai
salah satu dari lima faktor besar yang menghambat investasi dan bisnis ekonomi.
Mengingat infrastruktur masuk dalam salah satu pilar yang utama dalam peningkatan daya
saing global, sehingga diperlukan perubahan besar dalam membangun infrastruktur
Indonesia ke depan, khususnya dalam Renstra Kementerian Perhubungan 2015-2019.
C. Kerjasama Ekonomi Global dan Regional
Pertimbangan terhadap lingkungan strategis global dalam hal ini dilakukan terkait dengan
perkembangan ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang merupakan wujud kesepakatan negaranegara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka
meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN
sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya.
ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk Free Trade Area (FTA) dan
berlokasi di kawasan Asia Tenggara. ASEAN Economic Community yang dibentuk dengan
misi menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi lebih baik serta mampu bersaing dengan
negara-negara yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan dengan kondisi negara
ASEAN saat ini. Selain itu juga dengan terwujudnya ASEAN Economic Community, dapat
menjadikan posisi ASEAN menjadi lebih strategis di kancah Internasional.
Sebagai anggota WTO, Indonesia saat ini sudah menghadapi tekanan persaingan yang
sedemikain ketat untuk berbagai jenis produk yang sudah dikurangi/ dihilangkan hambatan
perdagangannya. Selanjutnya, APEC juga telah mensyaratkan bahwa di antara negara
anggota pada tahun 2020 sudah tercipta pasar bebas. Dalam waktu dekat di akhir tahun
2015, seluruh anggota AEC (Asean Economi Community) akan memberlakukan liberalisasi
perdagangan diantara negara ASEAN.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 23

1.2.1.2 Lingkungan Strategis Nasional


A. Kependudukan dan Urbanisasi
Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk nomor 4 terbesar di dunia setelah
China, India, dan Amerika Serikat dengan pertumbuhan sebesar 1,21% per tahun.
Sementara itu proyeksi yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memberikan
fakta bahwa jumlah penduduk dunia sudah mencapai 7 miliar jiwa pada 31 Oktober 2011
dan akan mencapai 8 miliar jiwa pada pertengahan tahun 2024 (10 tahun mendatang).
Pada akhir tahun 2013, penduduk Indonesia menurut versi PBB ini sudah mencapai 251,4
juta jiwa. Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat cukup signifikan dalam
beberapa tahun belakangan ini, dua dekade setelah program keluarga berencana di Masa
Orde Baru berhasil menekan pertumbuhan ini. Namun setelah Orde reformasi program
tersebut mulai tidak efektif ditujukkan dengan angka pertumbuhan penduduk yang cukup
tinggi yaitu sekitar 1,21%, sejak tahun 2000-an.
Proyeksi jumlah penduduk Indonesia sampai dengan tahun 2035 yang disusun BPSBappenas-UNFPA memperkirakan bahwa penduduk Indonesia tumbuh secara konsisten
mencapai 271 juta di 2020, 285 juta di 2025, 297 juta di tahun 2030, dan 306 juta di tahun
2035. Implikasi dari jumlah penduduk yang makin membesar ini terhadap transportasi
sangat luar biasa besar dan kompleks. Pergerakan antar pulau, antar provinsi, antar
kabupaten, bahkan antar desa serta pergerakan antar wilayah menjadi beban besar bagi
sistem dan jaringan transportasi yang saat ini sudah sangat jenuh dan rapuh menahan
beban ekonomi yang ada.
B. Kesenjangan Antar Wilayah
Selama ini masih terjadi kesenjangan antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur
Indonesia (KBI-KTI). Salah satu penyebabnya adalah karena wilayah di timur Indonesia masih
sangat kurang akan pembangunan infrastruktur dan jaringan transportasi. Kawasan Barat
Indonesia-Jawa, Sumatera, dan Bali telah menyumbang sekitar 82% dari PDB nasional
sedangkan Kawasan Timur Indonesia yang sangat kaya akan sumber daya alam, laut, hutan,
dan mineral, hanya menyumbang sekitar 18%. Pulau Jawa saja menyumbang sekitar 58,8%
dari PDB nasional.
Kesenjangan wilayah ini disebabkan antara lain (1) belum meratanya pembangunan
infrastruktur di wilayah Timur, (2) tingkat pendidikan yang masih rendah dibandingkan
dengan wilayah Barat, (3) rata-rata pendapatan perkapita yang masih rendah, (4) masih
banyak wilayah-wilayah di Timur Indonesia yang belum tersedia fasilitas infrastruktur yang
memadai; (5) belum memadainya peran infrastruktur dalam mengurangi kesenjangan
wilayah Barat dan Timur, (6) belum optimalnya konektivitas baik di dalam koridor ekonomi
utama maupun aksesibilitas ke wilayah terpencil, perbatasan, dan perdalaman; serta (7)
belum meratanya distribusi pelayanan infrastruktur dasar di wilayah timur.
C. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) diatur dalam Undang-Undang No. 39 tahun 2009, dimana
salah satu tujuannya untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang
bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 24

kemajuan suatu daerah dalam kesatuan ekonomi nasional. Pada Pasal 13 Undang-undang
ini menegaskan bahwa pembiayaan untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di
dalam KEK dapat berasal dari pemerintah/pemerintah daerah, swasta, KPS, atau sumber
pendanaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1.2.1.3 Lingkungan Strategis Transportasi
A. Transportasi dan Perdagangan Dunia (Global Sea Borne-Trade)

Gambar 1.3

Distribusi Pergerakan
Peti Kemas Dunia

Untuk jangka waktu yang sangat lama kedepan,


perdagangan dunia melalui laut masih akan
mendominasi pergerakan barang antar negara
dan antar benua. Sementara itu, peningkatan
perdagangan dunia melalui laut dari tahun 1980
sampai tahun 2012 dan tumbuh sebesar 4%
dengan total volume menyentuh rekor 8,7
miliar ton. Ekspansi ini didorong oleh
pertumbuhan yang cepat dalam volume dry
cargo (5,6 %) yang digerakkan oleh peti kemas
dan perdagangan besar, yang tumbuh sebesar
8,6 persen (dalam ton) dan 5,4 persen, masingmasing tahun 2011 dan 2012.

Arus perdagangan internasional dengan


menggunakan peti kemas utamanya
dipicu oleh arus perdagangan dari
Amerika Serikat dan Eropa dan oleh
permintaan impor berkelanjutan untuk
bahan mentah di negara berkembang
besar lainnya, terutama Cina dan India.
Arus barang curah kering utamanya
ditopang
oleh
pertumbuhan
perdagangan bijih besi (6%), yang
melayani permintaan impor yang kuat di
China, yang membutuhkan sekitar dua Gambar 1.4 Distribusi Pergerakan Peti Kemas
Indonesia (Pelindo I, 2012)
pertiga dari volume perdagangan bijih
besi global pada 2011. Volume perdagangan tanker (minyak mentah, produk minyak olahan,
dan cair minyak bumi dan gas) tetap berada hampir rata, tumbuh dengan kurang dari 1
persen akibat turunnya volume minyak mentah. Bersama-sama, perdagangan produk
minyak olahan dan gas tumbuh sebesar 5,1 persen, terutama karena ledakan terbaru di
perdagangan gas alam cair (LNG).
Kontribusi negara-negara berkembang (new emerging economies) terhadap perdagangan
lewat laut dunia juga meningkat. Pada tahun 2011, total 60 persen dari volume
perdagangan lewat laut dunia berasal dari negara-negara berkembang. Negara-negara
berkembang sekarang pemain utama dunia baik sebagai eksportir dan importir, suatu
pergeseran yang luar biasa dari pola sebelumnya. Transportasi Indonesia, khususnya
pelabuhan dan akses transportasi darat ke pelabuhan, harus mengantisipasi
berkembangnya perdagangan inter-nasional ini. Indonesia harus melakukan upaya besar
untuk meningkatkan pangsa pasarnya dalam perdagangan global menggunakan peti kemas.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 25

B. Transportasi Terkait Aksi Mitigasi Perubahan Iklim


Pertimbangan lebih lanjut adalah pada pelaksanaan program lintas bidang perubahan iklim
pada kurun RPJMN 2010-2014 telah berhasil menyelesaikan: (i) Penyusunan Rencana Aksi
Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK) yang diterbitkan dalam bentuk
Perpres No. 61/2011, dan diikuti dengan penyusunan dan penerbitan 33 Peraturan Gubenur
tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) dan Pelaksanaan
Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan (PEP) dari pelaksanaan RAN-GRK dan RAD-GRK; (ii)
penyusunan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 15 Tahun 2013 tentang Pengukuran,
Pelaporan dan Verifikasi Aksi Mitigasi Perubahan Iklim/Monitoring Reporting dan Verifikasi
(MRV) dan pembentukan Sistem Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional (SIGN) Center untuk
inventarisasi GRK sesuai Perpres No. 71/2011 tentang Inventarisasi GRK; (iii) Tersusunnya
Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim (RANAPI). Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) merupakan tindak lanjut dari komitmen Indonesia dalam
menghadapi permasalahan perubahan iklim yang disampaikan oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dalam pidatonya di depan para pemimpin negara pada pertemuan G20 di Pittsburgh, Amerika Serikat, 25 September 2009. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 26%
pada tahun 2020 dari tingkat BAU dengan usaha sendiri dan mencapai 41% apabila
mendapat dukungan internasional.
Sesuai dengan hasil perhitungan dari Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan
Hidup dapat disampaikan bahwa sektor transportasi pada Tahun 2012 akan memberikan
sumbangan sekitar 60%-70% emisi gas rumah kaca nasional. Hal ini artinya masalah
transportasi menjadi salah satu komponen serius yang perlu ditangani ke depan, mengingat
kontribusi transportasi cukup besar dalam memberikan pengaruh terhadap terjadinya
masalah-masalah perubahan iklim global.
C. Konektivitas Transportasi Nasional
Peraturan Presiden No. 26 tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik
Nasional memberi dasar hukum dan landasan substansi bagi Renstra Kemenhub 2015-2019
untuk menindaklanjutinya dalam program strategis membangun konektivitas nasional ini.
Cetak Biru Sistem Logistik Nasional (Sislognas) menggariskan tersedianya jaringan
infrastruktur transportasi yang memadai dan handal dan beroperasi secara efisien sehingga
terwujud konektivitas domestik (domestic connectivity) baik konektivitas lokal (local
connectivity) maupun konektivitas nasional (national connectivity), dan konektivitas global
(global connectivity) yang terintegrasi dengan transportasi laut sebagai tulang punggungnya.
Perwujudan dari kebijakan tersebut adalah terbentuknya jaringan transportasi antar pulau
dan nasional dengan membangun jaringan infrastruktur transportasi yang mengikat kuat
interkoneksi antara pedesaan, kawasan-kawasan industri, perkotaan dan antar pulau, serta
infrastruktur dan jaringan transportasi global yang menghubungkan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi utama (national gate way) ke pelabuhan Hub internasional baik di
wilayah barat Indonesia maupun wilayah timur Indonesia serta antara Pelabuhan Hub
International di Indonesia dengan Hub Port International di berbagai negara yang tersebar
pada lima benua.
Sebagaimana diinginkan dalam agenda pembangunan nasional, seperti MP3EI (Perpres No.
32 Tahun 2011) dan Sislognas (Perpres No. 26 Tahun 2012) bahwa dalam 10 tahun ke depan
diharapkan sudah terwujud konektivitas transportasi nasional yang efisien dan handal yang
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 26

menjangkau seluruh
intermoda/multimoda.

titik

NKRI

melalui

terintegrasinya

jaringan

transportasi

Penguatan konektivitas nasional menjadi salah satu bagian dari lingkungan strategis
Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan keseimbangan pembangunan antarwilayah
yang didorong dengan adanya peningkatan kualitas infrastruktur pendukung konektivitas
nasional dalam rangka meningkatkan kelancaran distribusi barang dan informasi.
Keseimbangan pembangunan antarwilayah saat ini kondisinya belum memadai terutama di
wilayah Indonesia bagian Timur yang berdampak pada tingginya biaya transportasi dan
biaya logistik, sehingga mengurangi daya saing produk dan gerak ekonomi. Hal tersebut
diakibatkan oleh belum memadainya jaringan infrastruktur transportasi yang terintegrasi
dan menghubungkan lapisan wilayah serta masih terbatasnya infrastruktur broadband
termasuk belum terhubungnya seluruh wilayah dalam jaringan backbone serat optik
nasional terutama wilayah timur Indonesia.
D. Biaya Logistik Nasional
Pada Tahun 2014, World Bank merilis data bahwa LPI (Logistics Performance Index)
Indonesia berada pada rangking 53 dunia, dengan skor 3,08. Sedangkan perkiraan total
biaya logistik Indonesia masih sangat tinggi, yakni di atas 25% dari PDB, dengan komposisi
12,04% untuk biaya transportasi, 9,47% untuk biaya persediaan (inventory), dan 4,52%
untuk biaya administrasi. Data tersebut menunjukkan bahwa biaya logistik di Indonesia
masih relatif tinggi, bahkan jika dibandingkan beberapa negara tetangga seperti Singapura
(8%), Malaysia (13%), dan Thailand (20%). Pengembangan moda transportasi sangat penting
khususnya dalam upaya meningkatkan kinerja transportasi untuk meningkatkan nilai LPI
Indonesia ke depan, serta usaha untuk memberikan nilai biaya logistik yang lebih rendah
sebagai salah satu upaya memberikan jaminan kemudahan dalam sistem distribusi
komoditas.
E.

Pengembangan Teknologi Transportasi Melalui ITS

Tinjauan lingkungan strategis dalam kaitannya dengan aspek transportasi juga


mempertimbangkan pada beberapa hal diantaranya Intelligent Transport System (ITS).
Intelligent Transport System (ITS) atau Sistem Transportasi Cerdas adalah suatu sistem
pengendalian lalu lintas yang dilakukan melalui teknologi informasi dimana pengumpulan
data-data langsung dari lapangan selanjutnya diolah sedemikian rupa, sehingga hasil dari
pengolahan yang dilakukan tersebut kemudian dikembalikan kepada pengguna jalan dalam
bentuk informasi-informasi melalui papan informasi atau dalam bentuk digital map dan lain
sebagainya. Pengembangan ITS di beberapa negara pada dasarnya adalah untuk
mengurangi kemacetan lalu lintas dan memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi
pengguna jalan. Terdapat banyak teknologi dan konfigurasi sistem ITS. Oleh karena itu,
pilihan terhadap teknologi jika akan menerapkan ITS harus dapat memenuhi beberapa hal,
antara lain: dapat direncanakan dengan logis, dapat dilakukan integrasi sistem terbuka
(open system), mempunyai karakteristik yang sesuai dengan kondisi lalu lintas maupun
kondisi lingkungan, mempunyai tingkat kinerja yang sesuai dengan kebutuhan, mudah untuk
dioperasikan dan dikelola, mudah untuk dilakukan perawatan, mudah untuk dikembangkan,
dan sesuai dengan keinginan pengguna.
Intelligent Transport System (ITS) adalah penerapan teknologi maju di bidang elektronika,
komputer dan telekomunikasi untuk membuat prasarana dan sarana transportasi lebih
informatif, lancar, aman dan nyaman sekaligus ramah lingkungan. Sistem ini mempunyai
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 27

tujuan dasar untuk membuat sistem transportasi yang mempunyai kecerdasan, sehingga
dapat membantu pemakai transportasi dan pengguna transportasi untuk:
Mendapatkan informasi;
Mempermudah transaksi;
Meningkatkan kapasitas prasarana dan sarana transportasi;
Mengurangi kemacetan atau antrian;
Meningkatkan keamanan dan kenyamanan;
Mengurangi polusi lingkungan;
Mengefisiensikan pengelolaan transportasi.
Penerapan ITS telah dilakukan di negara-negara maju seperti: Amerika Serikat, Jepang,
Kanada, Korea Selatan, dan sebagainya. Negara berkembang juga sudah mulai menerapkan
ITS dalam skala terbatas, misalnya sistem pengumpulan tol secara elektronis dan sistem
informasi lalu lintas. Contoh beberapa negara tetangga yang telah menggunakan sistem
pengumpulan tol adalah Malaysia dan Filipina. Pengorganisasian ITS di negara-negara maju
dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah, kepolisian, operator transportasi, dan
kalangan industri. Selain masalah kebijakan, industri-industri terkait juga turut mendukung
dari segi riset dan pengembangan teknologi. Kalangan industri yang terkait antara lain
industri otomotif, elektronika, komputer, telekomunikasi, penerbangan, perhubungan, dan
jalan tol. Karena itu ITS menjadi primadona dan dianggap sebagai masa depan transportasi.
F.

Isu Gender dan Anak Berkebutuhan Khusus dalam Transportasi

Penyusunan Renstra sebagai dasar untuk menyusun rencana pembangunan yang


demokratis dan berkeadilan di bidang transportasi penting untuk mengintegrasikan aspek
gender dan aspek sosial inklusif lainnya. Perencanaan pembangunan di bidang transportasi
perlu mendorong terciptanya peran yang setara antara laki-laki dan perempuan dan
kelompok masyarakat lain yang berkebutuhan khusus sehingga aspirasi, kebutuhan dan
kepentingan mereka dalam bidang transportasi dapat terakomodir dengan baik.
Penyediaan layanan dan sarana transportasi yang berperspektif gender juga berarti
mempertimbangkan dan mengakomodir permasalahan orang-orang atau kelompok
masyarakat yang berkebutuhan khusus. Termasuk dalam hal ini adalah kebijakan
perlindungan dan layanan transportasi bagi lansia, penyandang cacat, perempuan
khususnya perempuan hamil dan balita. Penyediaan layanan dan sarana tersebut
mempertimbangkan beberapa aspek yaitu aspek aksesibilitas, kenyamanan, keselamatan,
keamanan dan keterjangkauan. Aspek keamanan sering menjadi persoalan bagi perempuan,
anak-anak, lansia bahkan penyandang cacat. Layanan dan sarana transportasi seyogyanya
dapat diakses secara aman oleh mereka termasuk aman dari segala tindak kriminalitas dan
kekerasan seksual.
G. Angkutan Umum Massal
Indonesia merupakan negara besar dengan berbagai kompleksitas permasalahan
didalamnya, tak terkecuali masalah transportasi jalan. Infrastruktur dan sistem yang
terbatas menimbulkan permasalahan-permasalan yang perlu ditangani secara serius.
Berbagai permasalahan transportasi jalan saat ini, antara lain:
1.
2.

Tingginya tingkat penggunaan kendaraan pribadi mengakibatkan penggunaan ruang


jalan tidak efektif dan efisien sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas;
Belum memadainya kualitas pelayanan angkutan umum;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 28

3.
4.

Peningkatan pencemaran udara sebagai akibat meluasnya kemacetan lalu lintas;


Rendahnya disiplin berlalu lintas.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, pemerintah telah membuat 5 Pilar


Kebijakan, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Peningkatan Peran Angkutan Umum (Prioritas);


Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas (MRLL);
Penurunan Polusi Udara dan Suara;
Transportastion Demand Management (TDM);
Pengembangan Non Motorized Transport (NMT).

Sebagai salah satu bentuk dari implementasi 5 pilar tersebut adalah penerapan sistem
Angkutan Umum Massal. Melihat kondisi Indonesia saat ini yang memiliki 11 kota
metropolitan dan 15 kota besar serta berbagai kompleksitas permasalahan di dalamnya,
dipandang perlu untuk mengiplementasikan sistem angkutan umum massal karena sistem
ini merupakan sistem yang memprioritaskan angkutan umum sebagai alat transportasi
utama serta integrasi dan konektivitas sebagai penunjang utamanya. Sistem ini juga dapat
menekan angka jumlah kendaraan pribadi serta jumlah kejadian kecelakaan di jalan raya.
1.2.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI
1.2.2.1 Potensi Sektor Transportasi
1.

Indonesia merupakan salah satu pasar potensial dengan jumlah penduduk terbesar
nomor 4 di dunia, dimana jumlah penduduk perkotaan semakin meningkat yang pada
akhirnya menciptakan pertumbuhan permintaan transportasi (transport demand).
Penduduk yang besar dengan daya beli yang terus meningkat adalah pasar yang
potensial, sementara itu jumlah penduduk yang besar dengan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang terus membaik adalah potensi daya saing yang luar biasa.
Potensi penduduk yang besar, serta sumberdaya yang besar memberikan pengaruh
positif pada semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
banyak dipengaruhi oleh semakin berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa, serta
aktivitas komersial maupun industri yang membutuhkan jasa layanan transportasi.
Lebih lanjut seiring dengan semakin meningkatnya pangsa pasar transportasi, maka
pertumbuhan perjalanan akan linier dengan semakin meningkatnya pertumbuhan
aktivitas transportasi ke depan dan akan memberikan pengaruh terhadap semakin
meningkatnya aktivitas masyarakat. Aktivitas masyarakat tersebut dapat diwujudkan
pada peningkatan aktivitas dalam distribusi komoditas dan distribusi penumpang. Hal
ini tentunya juga akan memberikan dukungan pada peningkatan pendapatan nasional
maupun regional.

2.

Pengembangan antarmoda/multimoda yang terintegrasi didukung dengan konektivitas


transportasi antara lain dengan pengembangan pelabuhan, bandar udara, terminalterminal bus AKDP/AKAP, angkutan feeder, angkutan SDP, angkutan kereta api, dan Bus
Rapid Transit
Transportasi multimoda berkaitan erat dengan Sistem Logistik Nasional (Perpres
26/2012) yang mensyaratkan konektivitas untuk mewujudkan konsep koridor ekonomi.
Oleh karena itu, regulasi yang terkait dengan pengembangan transportasi multimoda
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 29

(PP Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda, Permenhub Nomor KM


15/2010 tentang Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda, Permenhub Nomor
PM 8/2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Multimoda) perlu
ditindaklanjuti dan dilaksanakan secara konsisten dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.
Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda menetapkan 25 pelabuhan utama, 7
pelabuhan khusus untuk batubara dan CPO, 9 kota-kota besar, dan 183 wilayah
belakang (hinterland) untuk logistik atau angkutan antarmoda/multimoda. Sedangkan
Permenhub Nomor PM 8/2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan
Multimoda mengatur sisi bisnis dari transportasi sebagai penjelasan operasional dari PP
8/2011. Kebijakan yang digariskan dalam Permenhub Nomor KM 15/2010 dan juga
Permenhub Nomor KP.414/2013 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)
mensyaratkan perlunya integrasi pelabuhan dengan akses jalan atau kereta api. Untuk
itu, akses langsung jaringan jalan atau kereta api ke pelabuhan (terutama pelabuhan
utama) harus diwujudkan dan dioperasionalkan.
3.

Tersedianya jaringan prasarana KA yang dapat mendukung sistem logistik nasional serta
angkutan penumpang massal perkotaan dan antar kota
Potensi transportasi perkeretaapian dengan tersedianya prasarana kereta api (panjang
jalan kereta api) sejumlah 4.861,10 m dan sarana kereta api berupa lokomotif sejumlah
486 unit, KRD/KRL sejumlah 920 unit, kereta sejumlah 1.716 unit, serta gerbong
sejumlah 6.249 unit. Potensi pasar angkutan untuk kereta api sangatlah besar
khususnya terkait dengan keunggulan angkutan KA dibandingkan moda lain seperti
kapasitas angkut, ketepatan waktu, dan biaya angkut yang lebih murah. Angkutan
kereta api mendukung pengembangan multimoda yang terintegrasi dengan
pengembangan transportasi umum lainnya khususnya pada kawasan perkotaan dan
antar kota, baik pelabuhan (transportasi laut), bandar udara (transportasi udara), serta
terminal-terminal bus AKDP/AKAP, angkutan feeder, dan bus rapid transit (transportasi
jalan).

4.

Wilayah Indonesia sangat strategis karena dilewati oleh satu Sea Lane of
Communication (SLoC)
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah dengan
panjang mencapai 5.200 km dan lebar mencapai 1.870 km. Lokasi geografisnya juga
sangat strategis (memiliki akses langsung ke pasarterbesar di dunia) karena Indonesia
dilewati oleh satu Sea Lane of Communication (SLoC), yaitu Selat Malaka, dimana jalur
ini menempati peringkat pertama dalam jalur pelayaran kontainer global. Lebih lanjut
Indonesia memiliki akses langsung kepada 6 (enam) wilayah LME yang mempunyai
potensi kelautan dan perikanan yang cukup besar.
Melihat kondisi geografis dan demografis sebagaimana dikemukakan di atas, maka
sistem transportasi Indonesia tidak dapat mengandalkan hanya satu jenis moda
transportasi saja, melainkan membutuhkan sistem transportasi intermoda (darat, laut
dan udara) maupun intramoda secara terintegrasi dalam pola transportasi multimoda.
Pada saat ini, secara umum dapat dikatakan, bahwa sektor transportasi belum mampu
menyatukan seluruh wilayah Indonesia dalam satu kesatuan pembangunan. Hal ini
terlihat dari belum meratanya pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Tidak
meratanya pembangunan di daerah-daerah ini berimplikasi pada ketahanan nasional
yang juga belum merata.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 30

5.

Pelabuhan utama nasional yang beroperasi memiliki kemampuan pengelolaan angkutan


barang untuk ekspor dan impor dalam volume yang besar
Pelabuhan utama nasional yang beroperasi saat ini memiliki kemampuan pengelolaan
angkutan barang untuk ekspor dan impor dengan sistem kontainer. Dari seluruh
pelabuhan utama di Indonesia yang terbesar adalah Tanjung Priok. Peningkatan fasilitas
pelabuhan dan manajemen kepelabuhan akan meningkatkan trend lalu lintas komoditas
antar pulau dan antar wilayah. Pada tahun 2009, tercatat pelabuhan di seluruh
Indonesia secara total menangani 968,4 juta ton muatan yang terdiri atas 560,4 juta ton
muatan curah kering (hampir tiga perempatnya adalah batubara), 176,1 juta ton
muatan curah cair (86 persennya adalah minyak tanah atau produk minyak tanah dan
minyak kelapa sawit), 143,7 juta ton general cargo dan 88,2 muatan peti kemas.
Sedangkan perdagangan luar negeri tercatat sebesar 543,4 juta ton atau 56 % dari total
volume muatan yang ditangani melalui pelabuhan Indonesia pada tahun 2009. Muatan
ekspor sebesar 442,5 juta ton atau lebih dari 80 % perdagangan luar negeri, sementara
impor sebanyak 101,0 juta ton atau 20 % perdagangan luar negeri. Muatan ekspor lebih
tinggi karena angkutan batubara jumlahnya sangat besar yaitu 278,6 juta ton pada
tahun yang 2009. Pertumbuhan lalu lintas barang melalui pelabuhan Indonesia dalam
kurun waktu 10 tahun dari tahun 1999 sampai dengan 2009 juga menunjukkan angka
yang tinggi yaitu rata-rata 11,0 %.

6.

Dilewati oleh 2 jalur penerbangan (Major Air Traffic Flow) Internasional


Kenaikan volume angkutan udara dalam 20-30 tahun belakangan ini terus mengalami
peningkatan. Hal ini didorong oleh kemajuan e-commerce, perkembangan global supply
chain, dan upaya untuk menurunkan biaya inventory yang mahal serta memperpendek
order cycle time. Walaupun volume barang yang diangkut melalui angkutan udara ini
masih relatif kecil, namun nilai barang yang diangkut terus meningkat dari tahun ke
tahun, baik untuk pengiriman dalam negeri maupunluar negeri. Lebih lanjut potensi
yang dimiliki oleh Indonesia saat ini adalah dilewatinya Indonesia oleh 2 jalur
penerbangan (Major Air Traffic Flow) Internasional yang memberikan peluang dalam
pengembangan pangsa pasar transportasi udara ke depan khususnya terkait dengan
open sky tahun 2015.

1.2.2.2 Permasalahan Transportasi


Transportasi merupakan salah satu roda pendorong pertumbuhan ekonomi dan tulang
punggung dari proses distribusi orang maupun barang serta berperan sebagai pembuka
keterisolasian wilayah. Ketersediaan infrastruktur transportasi merupakan salah satu aspek
dalam meningkatkan daya saing produk nasional sehingga harus didukung dengan sumber
daya manusia yang profesional, tanggap terhadap perkembangan teknologi dan kondisi
sosial masyarakat. Di masa mendatang Kementerian Perhubungan berupaya untuk dapat
mengakomodasi kebutuhan masyarakat atas kualitas transportasi baik dari aspek
keselamatan, keamanan, pelayanan dan ketersediaan kapasitas. Permasalahan transportasi
yang dihadapi saat ini sangat beragam sehingga perlu dipengaruhi dari berbagai aspek untuk
menyelesaikannya. Aspek-aspek tersebut diantaranya :
A. Aspek Keselamatan dan Keamanan Transportasi
1.

Belum optimalnya fungsi kelembagaan dalam peningkatan keselamatan transportasi


secara terintegrasi;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 31

Saat ini fungsi lembaga keselamatan moda transportasi ditangani oleh masing-masing
unit kerja moda transportasi, padahal keselamatan transportasi saling berkaitan antar
moda transportasi, dan juga terkait dengan unit K/L lain karena keselamatan
transportasi bukan hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan.
Termasuk pada tahap pencegahan kecelakaan maupun setelah terjadinya kecelakaan,
misalnya pendataan kecelakaan yang terjadi.
2.

Minimnya kesadaran dan peran serta masyarakat akan keselamatan dan keamanan
transportasi;
Keselamatan dan keamanan transportasi merupakan prinsip dasar dalam
penyelenggaraan transportasi yang meliputi angkutan jalan, angkutan sungai, angkutan
danau, angkutan penyeberangan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan. Jumlah
kejadian dan fatalitas kecelakaan lalu lintas jalan merupakan yang paling tinggi bila
dibandingkan moda lainnya. Masih tingginya jumlah dan fatalitas kecelakaan ini akibat
kurangnya disiplin pengguna jalan dan rendahnya tingkat kelaikan armada. Masih
rendahnya kesadaran masyarakat terhadap keselamatan penerbangan yang terlihat dari
masih diaktifkannya peralatan elektronik dan komunikasi serta masih terdapatnya
barang-barang yang tidak diperbolehkan dibawa saat menggunakan jasa penerbangan.
Masih ditemukannya masyarakat yang merusak fasilitas bandar udara antara lain
fasilitas lampu pendaratan, pagar bandar udara akibat kurang sosialisai akan pentingnya
peralatan bandar udara. Sedangkan tingkat kesadaran masyarakat dalam keselamatan
pelayaran ditunjukan pada masih terdapatnya masyarakat yang merusak fasilitas
navigasi pelayaran. Sedangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan
perkeretaapian terlihat dari pemanfaatan jalur kereta api untuk berjualan dan
mendirikan bangunan pada daerah larangan.

3.

Belum optimalnya pengawasan dan penegakan hukum dalam pemenuhan standar


keselamatan dan keamanan transportasi.
Pengawasan terhadap pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi
dianggap belum optimal banyak disebabkan karena keterbatasan personil dan lebih
pada aspek keterbatasan kapasitas sumberdaya manusia. Apabila dilihat dari aspek
penegakan hukum dalam pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi,
saat ini masih tingginya tingkat toleransi aparatur dalam memberikan sanksi terhadap
pelanggaran yang terjadi. Sebagai contoh pengguna alat elektronik di dalam pesawat
tentunya perlu ditindak tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,
demikian juga pelaku pelanggaran terhadap lalu lintas di jalan, maupun pengguna jasa
layanan transportasi laut, dan perkeretaapian.

4.

Belum optimalnya pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi


meliputi kecukupan dan kehandalan sarana prasarana keselamatan dan keamanan
transportasi sesuai dengan perkembangan teknologi.
Saat ini tingkat kecukupan dan kehandalan sarana dan prasarana keselamatan dan
keamanan transportasi masih kurang, dimana masih terdapat daerah rawan kecelakaan
yang belum dipasang pagar pengaman jalan, masih belum optimalnya tingkat
kecukupan dan keandalan sarana bantu navigasi pelayaran, serta masih terdapatnya
kinerja yang kurang pada peralatan navigasi udara. Hal ini menjadi permasalahan yang
harus ditangani untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam
penyelengaraan pelayanan transportasi yang ditujukan dalam rangka meningkatkan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 32

rasa aman dan kenyamanan pengguna transportasi serta menurunkan jumlah dan
tingkat kecelakaan transportasi yang meliputi transportasi jalan, kereta api, pelayaran,
dan penerbangan dalam menuju target zero accident.
5.

Minimnya kualitas dan kuantitas SDM Transportasi sesuai kompetensi standar


keselamatan dan keamanan transportasi.
Saat ini kualitas SDM pelaku transportasi masih rendah dan kualitas SDM yang ada
belum sesuai dengan perkembangan teknologi transportasi. Untuk mengatasi
permasalahan ini diperlukan peningkatan peran pemerintah dalam rangka
pengembangan SDM Transportasi, pembangunan dan peningkatan sarana dan
prasarana diklat serta pengembangan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar serta
pengembangan metode pembelajaran.

6.

Tingginya tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas jalan


Fatalitas korban kecelakaan khususnya pada lalu lintas jalan disebabkan oleh
peningkatan pertumbuhan kendaraan setiap tahun. Hal ini memberikan pengaruh
terhadap semakin meningkatnya kepadatan lalu lintas khususnya pada kawasan
perkotaan. Dominasi pengguna sepeda motor di jalan menjadi salah satu bagian
penyumbang permasalahan lalu lintas di ruas jalan khususnya kemacetan dan
kesemerawutan lalu lintas jalan yang berdampak pada meningkatnya angka kecelakaan
lalu lintas karena banyak diantaranya terjadi karena ketidaktertiban terhadap aturan
maupun rambu, serta marka lalu lintas. Dominasi kecelakaan lalu lintas pada sepeda
motor adalah paling tinggi jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.

7.

Belum terintegrasinya data kecelakaan yang dapat digunakan untuk peningkatan


keselamatan jalan
Data menjadi bagian penting dalam memberikan informasi dan menjadi bahan analisis
kaitannya dengan pencegahan dan penanganan masalah keselamatan jalan. Namun
ketersediaan data keselamatan jalan saat ini masih belum memberikan informasi yang
komprehensif, serta belum menjadi bahan evaluasi maupun pertimbangan secara
optimal dalam perencanaan dan pembangunan transportasi. Integrasi data kecelakaan
dengan data-data sub sektor transportasi menjadi bagian penting didalam usaha
meningkatkan keselamatan jalan.

8.

Belum optimalnya penanganan perlintasan sebidang jalur KA dengan jalan sesuai


dengan peraturan perundang-undangan
Dalam UU 23/2009 tentang Perkeretaapian mengatur bahwa perlintasan sebidang jalur
KA tidak diizinkan. Namun pada kenyataannya telah terbangun jalur KA yang sebidang
dengan jalan sebelum terbitnya UU tersebut, sehingga penanganan perlintasan
sebidang sebagai jalur kereta api di beberapa wilayah menemui berbagai macam
kendala, khususnya terkait dengan masalah pendanaan/penganggaran. Persilangan
sebidang pada ruas jalan tidak hanya melewati ruas jalan nasional, melainkan juga
melewati ruas jalan berstatus sebagai jalan provinsi, jalan kota maupun Kabupaten,
sehingga pendanaan dalam penanganannya (misalnya pembangunan flyover/
underpass) menjadi kewenangan masing-masing wilayah sesuai dengan kewenangan
ruas jalan tersebut. Namun perlu dipahami bahwa persilangan sebidang ruas jalan
dengan jalur kereta api pada beberapa lokasi menimbulkan permasalahan signifikan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 33

terkait dengan tundaan lalu lintas sampai dengan menimbulkan permasalahan


kemacetan lalu lintas pada ruas jalan.
B. Aspek Pelayanan
1.

Belum optimalnya skema multi operator dalam penyelenggaraan transportasi


Permasalahan mendasar yang dihadapi sektor transportasi selama ini terutama adalah
masih kurang memadainya sarana dan prasarana transportasi jika dibandingkan dengan
permintaan akan pelayanan jasa transportasi. Penyediaan, kepemilikan, pengoperasian
dan pemeliharaan prasarana dan sarana transportasi selama ini masih didominasi oleh
Pemerintah dan BUMN. Peran swasta dalam skema penyelenggaraan transportasi
sampai saat ini masih perlu peningkatan, karena masih minimnya minat swasta sebagai
operator dalam penyelenggaraan transportasi. Hal ini menyebabkan kurangnya
kompetisi dalam penyediaan pelayanan transportasi oleh operator.

2.

Kurang optimalnya pelaksanaan


penyelenggaraan transportasi

perlindungan

lingkungan

yang

diakibatkan

Kaitannya perlindungan lingkungan terhadap penyelenggaraan transportasi adalah


peningkatan emisi gas buang kendaraan akibat pertumbuhan kendaraan bermotor,
serta peningkatan volume limbah B3 dari sisa oli kendaraan. Perlindungan lingkungan
terkait dengan penyelenggaraan transportasi saat ini dapat dikatakan belum optimal,
mengingat peningkatan emisi gas buang kendaraan tidak diiringi dengan usaha
mereduksi pengaruh emisi gas buang, misalnya melalui pengembangan Ruang Terbuka
Hijau, mekanisme punishment untuk kendaraan yang tidak lolos uji emisi maupun
penyediaan lokasi pengolahan limbah B3 yang dapat mengakomodir limbah
pembuangan oli bekas tersebut.
3.

Tingginya penggunaan bahan bakar minyak berbasis fosil dalam penyelenggaraan


transportasi
Masalah lain yang dihadapi sektor transportasi adalah besarnya jumlah penggunaan
Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai sumber energi transportasi. Data menunjukkan
bahwa pada tahun 2004 hampir separuh (48 persen) konsumsi BBM nasional digunakan
oleh sektor transportasi. Penggunaan BBM untuk pengoperasian kendaraan/angkutan
saat ini menjadi beban berat bagi pemerintah. Dengan semakin menipisnya cadangan
minyak bumi dan meningkatnya harga BBM di pasar dunia, penggunaan energi
alternatif/bahan bakar non BBM yang ramah lingkungan untuk pengoperasian
kendaraan/angkutan saat ini merupakan suatu keharusan. Selain mempunyai
keuntungan ekonomis penggunaan energi alternatif non BBM juga dapat mengurangi
dampak pencemaran lingkungan. Tingginya penggunaan bahan bakar minyak berbasis
fosil memunculkan permasalahan lebih lanjut kaitannya dengan pencemaran
lingkungan dari emisi gas buang kendaraan yang berkorelasi dengan masalah
lingkungan. Pembakaran bahan bakar fosil juga menghasilkan pencemar lain, seperti
nitrogen oksida, sulfur dioksida, senyawa organik berbau, dan logam berat.

4.

Belum optimalnya pelayanan transportasi multimoda dan antarmoda yang terintegrasi


Tidak bisa dipungkiri bahwa ongkos transportasi publik di Indonesia masih mahal, yang
disebabkan oleh belum terwujudnya integrasi antar moda transportasi secara
menyeluruh yang dapat mengefisienkan waktu, biaya, dan tenaga. Saat ini sudah
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 34

terdapat beberapa moda transportasi yang terkoneksi dengan moda lainnya, seperti
Bus Damri yang menghubungkan antara Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Stasiun
Gambir, serta beberapa lokasi terminal bus di wilayah Jakarta, demikian juga dengan
Bus Rapid Transit (BRT) yang dikembangkan di beberapa kota di Indonesia, sudah
terkoneksi dengan Bandar Udara, Stasiun, maupun Terminal Bus Reguler. Konektivitas
antar dan intermodal tersebut masih terkendala dengan belum terbentuknya sistem
feeder dari bus-bus regular yang beroperasi pada ruas-ruas jalan, sehingga beberapa
diantaranya masih tercampur.
5.

Belum optimalnya pemenuhan standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi


Saat ini kondisi sarana dan prasarana transportasi masih banyak yang belum memenuhi
standar pelayanan, yang tercermin dari kondisi kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana transportasi yang ada. Ekspektasi masyarakat terhadap pelayanan dan
kondisi angkutan umum sebagai bagian dari pelayanan dasar (public service) tentu
sangat maksimal, yaitu : aman (safety and secure), nyaman (bersih, tidak pengap, dan
tidak berdesakan), tarif terjangkau (tarif yang pantas), tepat waktu (on schedule),
bahkan door to door (sedikit mungkin pergantian moda angkutan), dan memiliki fasilitas
penunjang yang memadai (misalnya jumlah toilet di simpul transportasi yang cukup).
Namun, secara faktual kondisi pelayanan sarana dan prasarana transportasi masih
belum memenuhi harapan masyarakat tersebut.

6.

Belum optimalnya penyelenggaraan dan pelayanan angkutan keperintisan


Keperintisan merupakan jalan pembuka terisolasinya suatu daerah untuk
menghubungkan daerah satu dengan yang lain atau dari daerah minus ke daerah maju
maupun berkembang. Guna menjaga kesinambungan pelayanan keperintisan, maka
perlu adanya pengaturan sarana dan cadangannya apabila terjadi kerusakan atau
pelaksanaan pemeliharaan tahunan. Permasalahan penyelenggaraan angkutan perintis
yang paling menonjol adalah waktu pelayanan. Untuk transportasi laut, lama pelayaran
(round voyage) kapal perintis berkisar 10 sampai dengan 22 hari karena keterbatasan
jumlah sarana angkutan laut perintis. Pelayanan keperintisan udara juga memiliki
permasalahan yang sama, dimana pelayanan flight perintis tidak tersedia setiap hari,
bahkan ada beberapa flight perintis yang akhirnya ditiadakan karena tidak ada
maskapai yang melayani. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan sarana yang
dimiliki oleh operator dalam penyelenggaraan pelayanan keperintisan.

7.

Rendahnya tingkat pelayanan angkutan umum perkotaan dan tingginya penggunaan


kendaraan pribadi
Tingginya penggunaan kendaraan pribadi sebagai bagian dari dampak peningkatan
pertumbuhan penduduk, serta belum optimalnya penyediaan sarana transportasi
dalam melayani kebutuhan penduduk. Kebutuhan masyarakat akan moda transportasi
yang cukup, aman, nyaman, dan handal masih belum terpenuhi sehingga masih memilih
untuk menggunakan kendaraan pribadi. Selain lebih aman dan nyaman, menggunakan
kendaraan pribadi dianggap dapat menempuh perjalanan lebih cepat dibandingkan
menggunakan angkutan umum. Pertumbuhan kendaraan pribadi juga menimbulkan
kerentanan kaitannya dengan keamanan dan keselamatan transportasi, salah satunya
sepeda motor yang menjadi bagian moda transportasi pribadi dengan pelayanan
nyaman, fleksibel, cepat, namun dari aspek keselamatan cukup rendah.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 35

8.

Pengaturan slot time penerbangan yang masih menumpuk pada jam-jam sibuk di
bandara tertentu.
Kondisi pengalokasian slot time penerbangan di Indonesia sangat berbeda dengan
kondisi dari negara lain yang telah melakukan koordinasi slot time dengan baik. Di
beberapa negara di dunia, slot time di suatu bandar udara telah tersebar merata dan
tidak hanya menumpuk pada jam-jam sibuk pada rute-rute tertentu. Slot
time penerbangan di Indonesia belum teratur dan terencana dengan baik karena belum
berjalannya market intelegent yang sudah seharusnya dilakukan oleh operator
penerbangan nasional yang bertujuan untuk mengukur keberlangsungan rute-rute
penerbangan baik yang baru akan masuk ke dalam airline business plan maupun yang
telah dioperasikan oleh operator penerbangan tersebut. Permasalahan utama yang
terjadi pada pengalokasian slot time penerbangan di Indonesia dapat disebabkan
terlebih dahulu oleh permasalahan yang terjadi pada komponen yang berkaitan dengan
slot time di bandar udara, diantaranya adalah: i) Airside, yaitu terbatasnya
kapasitas runway, taxiway dan apron/parking stand; ii) Landside, yaitu terbatasnya
kapasitas
terminal
khususnya
pada check-in
counter, ruang
tunggu
penumpang, conveyer belt serta pengaturan ruang Imigrasi, Bea Cukai, Badan Karantina
Hewan dan Tumbuhan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (bandar udara); iii) Operator
penerbangan, yaitu yang berkaitan dengan pengajuan slot time pada jam-jam sibuk
dan slot time di luar jam operasi bandar udara; iv) Tenaga kerja, yaitu permasalahan
pada keterbatasan jumlah Petugas Pemandu Lalu Lintas Udara atau Air Traffic
Controller dan Petugas Pengawas Pergerakan Lalu Lintas di area Apron atau Apron
Movement Controller; dan v) Sistem, yaitu yang menyangkut pengaturan ruang udara
atau Air Traffic Flow Management, Central Operating Terminal dan Coordinated Airport
System serta proses penerbitan rekomendasi slot time yang belum terkoordinasi baik
oleh petugas di bandar udara pada masing-masing unit.

9.

Terbatasnya kualitas, kuantitas, standar kompetensi SDM Transportasi dan tenaga


pendidik transportasi
Meningkatnya pembangunan infrastruktur transportasi menimbulkan konsekuensi akan
pemenuhan sumber daya manusia transportasi yang berdaya saing. Pemenuhan akan
sumber daya manusia transportasi (regulator dan operator) yang berdaya saing
menemui beberapa hambatan antara lain adalah kurangnya standar kompetensi SDM
transportasi, terbatasnya ketersediaan kesempatan sekolah dan diklat transportasi,
keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya tenaga pendidik transportasi.
Selain itu, perkembangan teknologi yang cepat dalam penyelenggaraan transportasi
menyebabkan sumber daya manusia transportasi perlu ditingkatkan agar tetap memiliki
daya saing.

10. Masih rendahnya tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan masih kurangnya kualitas
dan kuantitas tenaga auditor internal serta belum menggunakan teknologi informasi
secara optimal;
Terkait dengan rendahnya tindak lanjut hasil audit lebih banyak disebabkan karena
permasalahan sumberdaya manusia, serta komplektisitas kasus yang terjadi. Kuantitas
dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang belum sesuai kebutuhan, kompetensi
tenaga auditor yang belum merata, Standar Operating Procedure (SOP) kegiatan
internal belum tersusun dengan baik, Sistem Informasi Pengawasan (SIP) yang belum
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 36

dimanfaatkan secara maksimal, dan kurangnya kesadaran objek audit untuk


menindaklanjuti hasil audit menjadi beberapa permasalahan terkait dengan
sumberdaya manusia tenaga auditor internal. Dalam kaitannya dengan hal tersebut
tindaklanjut rekomendasi hasil audit perlu mendapatkan perhatian serius, mengingat
hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan reformasi birokrasi.
11. Terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM Peneliti sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan, dan belum optimalnya kolaborasi penelitian dengan universitas dan
lembaga penelitian dalam pengembangan riset transportasi serta ujicoba sektor
transportasi;
Dari sisi sumber daya manusia (SDM) kecenderungan formasi rekrutmen SDM yang
ditetapkan untuk Badan Litbang Perhubungan masih dalam jumlah yang sangat
terbatas, sedangkan jumlah SDM Badan Litbang Perhubungan selama lima tahun
terakhir mengalami stagnasi yang akan berakibat fatal pada keberlanjutan Badan
Litbang Perhubungan kedepan apabila tidak ada rekrutmen pegawai baru khususnya
untuk tenaga peneliti akan berakibat pada terbatasnya pelaksanaan kegiatan penelitian
yang dilakukan oleh Badan Litbang Perhubungan. Dari komposisi jenjang peneliti di
tahun 2014, tercatat peneliti pertama mendominasi sebesar 40%, selanjutnya peneliti
madya 34%, peneliti muda 24% dan peneliti utama 2%. Kondisi ini berbanding lurus
dengan tingkat pendidikan Sarjana/S1 yang mendominasi SDM Badan Litbang
Perhubungan, yakni sebesar 37%. Sementara itu untuk tingkat pendidikan Magister/S2
sebanyak 32% dan tingkat pendidikan Doktoral/S3 sebesar 4%. Tingkat pendidikan S1
dan jenjang peneliti pertama yang mendominasi cukup menunjukkan kondisi sumber
daya manusia Badan Litbang Perhubungan saat ini masih membutuhkan dukungan
peningkatan kompetensi secara sistematis yang besar.
Lebih lanjut terkait dengan kolaborasi penelitian dengan universitas dan lembaga
penelitian dalam pengembangan riset transportasi serta uji coba sektor transportasi
masih belum optimal. Dalam hal ini optimalisasi pada prinsipnya akan mampu
memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan konsep, strategi, serta
perumusan perencanaan, dan kebijakan pembangunan transportasi ke depan.
12. Belum optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan
Reformasi birokrasi menjadi grand design nasional yang ingin dicapai dari tahun 2010
2025. Agenda nasional ini tertuang di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 81 Tahun 2010 yang diterjemahkan oleh Kementerian Perhubungan ke dalam
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 38 Tahun 2011 tentang roadmap reformasi
birokrasi 2010 2014 di lingkungan kementerian perhubungan. Upaya ini dilakukan
untuk mendukung tata kelola yang baik (good governance).
Belum optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan tentunya lebih pada kinerja organisasi, tata laksana, peraturan
perundang-undangan, sumberdaya manusia aparatur, sistem pengawasan,
akuntabilitas, kualitas pelayanan publik, serta mindset maupun cultural set aparatur.
Permasalahan tersebut tentunya
Upaya mewujudkan optimalisasi reformasi birokrasi diarahkan pada upaya mewujudkan
organisasi yang : i) tepat fungsi dan tepat ukuran, ii) sistem, proses dan prosedur kerja
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 37

yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai prinsip-prinsip good governance, iii)
regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif, iv) SDM aparatur yang
berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera, v)
meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bebas KKN, vi) meningkatnya
kapasitas dan kapabilitas kinerja birokrasi, vii) pelayanan prima sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat, serta viii) birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi.
C. Aspek Kapasitas Transportasi
1. Kurangnya tingkat kesesuaian, kecukupan dan keandalan sarana dan prasarana
transportasi
Kurangnya tingkat kesesuaian, kecukupan dan keandalan sarana dan prasarana
transportasi dalam hal ini sangat terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana transportasi. Keterbatasan dalam penyediaan sarana transportasi
menyebabkan masyarakat beralih menggunakan kendaraan pribadi, sedangkan
keterbatasan dalam penyediaan prasarana transportasi menyebabkan wilayah akan
sulit diakses, sehingga menyebabkan sistem distribusi barang dan penumpang menjadi
terhambat. Kurangnya tingkat kesesuaian, kecukupan dan keandalan sarana dan
prasarana transportasi banyak direpresentasikan tidak hanya pada aspek kuantitas,
melainkan juga terkait dengan kualitas (kemudahan, keamanan, serta kenyamanan)
dalam menggunakan sarana dan prasarana transportasi.
2. Belum memadainya ketersediaan fasilitas penunjang dalam optimalisasi pemanfaatan
sarana dan prasarana transportasi
Belum memadainya ketersediaan fasilitas penunjang dalam optimalisasi pemanfaatan
sarana dan prasarana transportasi, seperti pengembangan transfer point (transfer
moda), lokasi park and ride, maupun terminal dan stasiun feeder akan memberikan
pengaruh terhadap peningkatan kinerja transportasi. Fasilitas penunjang akan
membantu pengguna dalam memberikan kenyamanan dan kemudahan pemanfaatan
sarana dan prasarana transportasi. Selain itu, fasilitas penunjang seperti jalan akses
pada simpul transportasi masih ada beberapa yang belum terbangun, sehingga
memerlukan koordinasi dengan pemerintah daerah maupun Kementerian PU.
3. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi dalam penyelenggaraan bidang perhubungan
Teknologi bidang transportasi pada prinsipnya memberikan dampak signifikan terhadap
penataan dan pengaturan sistem transportasi di Indonesia. Beberapa konsep
pengembangan teknologi melalui Intelligent Transport System (ITS) akan memberikan
kemudahan dalam manajemen transportasi. Namun kendala yang dihadapi saat ini
bahwa permasalahan transportasi di Indonesia tidak serta merta karena masalah
teknologi, melainkan lebih pada masalah sosial dan ekonomi.
4. Masih rendahnya minat swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi
Masih rendahnya minat swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi
dipengaruhi oleh faktor komitmen pemerintah dalam memberikan road map, penataan
transportasi, serta kepastian investasi yang akan dilakukan oleh swasta dan
pertimbangan ekonomi. Pola pengembangan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)
terkait dengan prosedur dan komitmen pembangunan maupun sharing sampai saat ini

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 38

masih memerlukan perbaikan terkait dengan usaha mewujudkan kemudahan prosedur


KPS dan kemudahan dalam berinvestasi di Indonesia.
Di dalam kerangka perencanaan pembangunan nasional yang tertuang di RPJMN Tahun
2015-2019 Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) atau Public Private Partnership (PPP)
menjadi salah satu alternatif dalam pembiayaan infrastruktur yang melibatkan peran
badan usaha. Permasalahan dalam penyediaan infrastruktur melalui skema KPS atau
PPP adalah (1) Masih kurangnya informasi mengenai proyek baik dari sisi detail teknis
maupun informasi keuangan serta analisis terhadap berbagai macam risiko dan jaminan
pemerintah untuk pengelolaan resiko tersebut; (2) Masih sulitnya penerapan peraturan
terkait dengan KPS oleh para Penanggung Jawab Proyek Kerja sama (PJPK); (3) Masalah
pengadaan lahan yang terkadang belum terlihat di awal pengusulan proyek; (4)
Kapasitas aparatur dan kelembagaan dalam melaksanakan KPS masih belum sesuai
kebutuhan; (5) Belum optimalnya dokumen perencanaan proyek KPS bidang
infrastruktur mengakibatkan pilihan strategi pelaksanaan proyek yang kurang memihak
pada KPS sehingga proyek infrastruktur yang menarik bagi pihak swasta dilaksanakan
melalui pembiayaan APBN/APBD, sedangkan proyek infrastruktur yang tidak menarik
justru ditawarkan kepada pihak swasta.
5. Masih minimnya peralihan transportasi barang yang selama ini didominasi moda jalan
Pemilihan moda jalan banyak dipilih oleh perusahaan jasa pengiriman ekspedisi
dikarenakan beberapa kelebihannya, salah satunya adalah tidak terikat oleh waktu
dimana pengiriman dapat dilakukan kapan saja apabila kuota pengiriman telah tercapai.
Namun tingginya beban jalan pada akhirnya akan menimbulkan kerusakan jalan,
kemacetan, serta dampak lain seperti meningkatnya polusi udara, inefisiensi
penggunaan BBM dan meningkatnya resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Masih
minimnya peralihan moda transportasi barang yang didominasi moda jalan menjadikan
peran transportasi lainnya kurang optimal. Khususnya transportasi laut dan udara.
Transportasi laut dan udara lebih banyak mendominasi pengangkutan
komoditas/barang pada wilayah lain di luar Pulau Jawa atau wilayah terpencil. Namun
optimalisasi pola pengangkutan dalam mewujudkan konektivitas nasional belum
terwujud dengan baik, sehingga optimalisasi pengembangan angkutan non darat sangat
dibutuhkan ke depan khususnya dalam sistem distribusi barang dan komoditas.
6. Belum optimalnya dukungan hasil penelitian untuk menunjang kebutuhan sektor
transportasi
Peningkatan kinerja penelitian/pengkajian transportasi membutuhkan peran aktif dari
setiap sub-sektor khususnya untuk merumuskan kebutuhan penelitian/pengkajian
sehingga hasil penelitian/kajian memiliki nilai pemanfaatan yang tinggi. Namun dalam
pelaksanaannya hasil penelitian yang dilakukan belum optimal untuk menunjang
kebutuhan sektor transportasi, yang disebabkan banyak kegiatan penelitian/kajian
masih bersifat sektoral dan belum memberikan nuansa lintas sektor. Hal ini
menyebabkan penanganan permasalahan transportasi yang pada prinsipnya
membutuhkan keterlibatan lintas sektor untuk mewujudkan peran transportasi yang
maju, handal, dan produktif menjadi kurang optimal.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 39

7. Angkutan Barang/Logistik masih didominasi moda jalan


Angkutan barang (logistik) di Indonesia masih didominasi oleh angkutan jalan. Kondisi
tersebut mengakibatkan sering terjadi kecelakaan lalu lintas dan meningkatnya
kerusakan jalan. Selain itu, terlalu banyaknya angkutan barang melalui transportasi
jalan tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi tetapi juga tidak ramah lingkungan
akibat kemacetan dan yang dapat meningkatkan emisi gas buang. Hingga saat ini,
sekitar 80% pergerakan transportasi di Pulau Jawa masih didominasi oleh transportasi
jalan. Para pelaku usaha lebih memilih penggunaan truk daripada kereta api karena
alasan handling, jadwal, aksesibilitas, dan sebagainya. Pengurangan beban jalan dapat
dialihkan dan diseimbangkan dengan moda transportasi lainnya seperti kereta api dan
transportasi laut yang memiliki kapasitas daya angkut lebih besar dan waktu perjalanan
yang relatif cepat, bebas pungutan liar dan keamanan serta keselamatan barang lebih
terjaga.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

1 - 40

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

-1-

BAB 2.
VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA
SASARAN
2.1

VISI DAN MISI PRESIDEN

Presiden Joko Widodo menetapkan Visi dan Misi pembangunan Tahun 2015-2019
yang secara politik menjadi bagian dari tujuan tercapainya masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur. Adapun visi pembangunan Tahun 2015-2019 adalah :

Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat,


Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong
Sedangkan upaya untuk mewujudkan visi tersebut adalah melalui 7 Misi
Pembangunan, yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim,
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan
negara hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional;
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
2.2

AGENDA PRIORITAS PEMBANGUNAN (NAWA CITA)

Agenda prioritas pembangunan ini dimaksudkan untuk menunjukkan prioritas


program pembangunan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik,
serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Adapun kesembilan agenda prioritas pembangunan yaitu:

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

2-1

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan


memberikan rasa aman pada seluruh warga negara;
2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa;
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

2.3

SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Presiden maka visi dan misi tersebut
dijabarkan menjadi sasaran pembangunan nasional beserta indikator sektor
transportasi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, sebagaimana pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1
NO

Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019


SASARAN

INDIKATOR

Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan


1.

Meningkatnya kapasitas sarana


dan prasarana transportasi dan
keterpaduan sistem transportasi
multimoda dan antarmoda untuk
mengurangi backlog maupun
bottleneck kapasitas prasarana
transportasi dan sarana
transportasi antarmoda dan
antarpulau sesuai dengan sistem
transportasi nasional dan cetak
biru transportasi multimoda

a) Menurunnya waktu tempuh rata-rata per


koridor untuk koridor utama dari 2,6 jam
per 100 km menjadi 2,2 jam per 100 km
pada lintas-lintas utama;

b) Meningkatnya jumlah penumpang yang


diangkut maskapai penerbangan nasional
dengan membangun 15 bandara baru;
c) Pengembangan 9 bandara untuk
pelayanan kargo udara;
d) Peningkatan On-time Performance
Penerbangan menjadi 95%;
e) Modernisasi sistem pelayanan navigasi
penerbangan dan pelayaran;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

2-2

NO

SASARAN

INDIKATOR

f) Meningkatnya kapasitas 24 pelabuhan


untuk mendukung tol laut yang terdiri 5
pelabuhan hub dan 19 pelabuhan feeder;
g) Pembangunan dan pengembangan 163
Pelabuhan non komersial sebagai sub
feeder tol laut;
h) Dwelling time pelabuhan;

i) Pembangunan 50 kapal perintis dan

j)

terlayaninya 193 lintas angkutan laut


perintis;
Meningkatnya jumlah barang dan
penumpang yang dapat diangkut oleh
kereta api melalui pembangunan jalur KA
minimal sepanjang 3.258 kilometer;

k) Terhubungkannya seluruh lintas


penyeberangan sabuk Utara, Tengah, dan
Selatan serta poros poros
penghubungnya melalui pembangunan/
pengembangan 65 pelabuhan
penyeberangan dan pengadaan 50 unit
kapal penyeberangan;

l) Meningkatnya peran angkutan sungai dan


danau melalui pembangunan dermaga
sungai dan danau di 120 lokasi.
2.

Meningkatnya kinerja pelayanan


dan industri transportasi nasional
untuk mendukung konektivitas
nasional, Sistem Logistik Nasional
(Sislognas) dan konektivitas global

a) Meningkatnya pangsa pasar yang diangkut


armada pelayaran niaga nasional melalui
penguatan regulasi hingga 20% dan
memberikan kemudahan swasta dalam
penyediaan armada kapal;

b) Meningkatnya jumlah armada pelayaran


niaga nasional yang berumur <25 tahun
hingga 50% serta meningkatnya peran
armada pelayaran rakyat;

c) Terselenggaranya pelayanan Short Sea


Shipping yang terintegrasi dengan moda
lainnya;
d) Meningkatnya peran serta sektor swasta
dalam pembangunan transportasi melalui
KPS atau investasi langsung;
e) Terpisahkannya fungsi operator dan
regulator serta pemberdayaan dan
peningkatan daya saing BUMN
transportasi;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

2-3

NO

SASARAN

INDIKATOR

f) Meningkatnya SDM transportasi yang

3.

Meningkatnya tingkat keselamatan


dan keamanan penyelenggaraan
pelayanan transportasi

bersertifikat menjadi 2 kali lipat


dibandingkan kondisi baseline;
g) Terhubungkannya konektivitas nasional
dengan konektivitas global melalui
penyelenggaraan pelayanan transportasi
lintas batas negara;
h) Termanfaatkannya hasil industri
transportasi nasional.
a) Menurunnya angka fatalitas korban
kecelakaan transportasi jalan hingga 50
persen dari kondisi baseline;

b) Menurunnya rasio kecelakaan transportasi


udara pada AOC 121 dan AOC 135 menjadi
kurang dari 3 kejadian/1 juta flight cycle;

c) Menurunnya jumlah kejadian kecelakaan

4.

Menurunnya emisi gas rumah kaca


(RAN-GRK) di sektor transportasi

5.

Tersedianya layanan transportasi


serta komunikasi dan informatika
di perdesaan, perbatasan negara,
pulau terluar, dan wilayah non
komersial lainnya

transportasi laut menjadi kurang dari 50


kejadian/tahun;
d) Menurunnya rasio angka kecelakaan
kereta api dari 0,025 kecelakaan per 1
juta-km perjalanan kereta api;
e) Tersedianya informasi dan sistem data
tingkat keselamatan infrastruktur jalan
nasional dan provinsi yang mutakhir setiap
tahunnya.
Menurunnya emisi gas rumah kaca (RANGRK) sebesar 2,982 juta ton CO2e untuk
subsektor transportasi darat, 15,945 juta
ton CO2e untuk subsektor transportasi
udara, dan 1,127 juta ton CO2e untuk
subsektor transportasi perkeretaapian
hingga tahun 2020 melalui penyediaan
sarana dan prasarana transportasi yang
ramah lingkungan dan responsif terhadap
perubahan iklim/cuaca ekstrim.

a) Meningkatnya sistem jaringan dan


pelayanan transportasi perdesaan;

b) Terselenggaranya pelayanan transportasi


perintis secara terpadu.

Pembangunan Transportasi Umum Massal Perkotaan


6.

Meningkatnya pelayanan angkutan


umum massal perkotaan

a) Modal share (pangsa pasar) angkutan


umum perkotaan di kota megapolitan/
metropolitan/besar minimal 32 %;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

2-4

NO

SASARAN

INDIKATOR

b) Jumlah kota yang menerapkan sistem


angkutan massal berbasis jalan dan/atau
kereta api minimal 34 kota.
7.

Meningkatkan kinerja lalu lintas


jalan Perkotaan

Meningkatnya kecepatan lalu lintas jalan


nasional di kota-kota metropolitan/besar
menjadi minimal 20 km/jam.

8.

Meningkatkan aplikasi teknologi


a) Penerapan pengaturan persimpangan
informasi dan skema sistem
dengan menggunakan teknologi informasi
manajemen transportasi Perkotaan
(ATCS) di seluruh ibukota propinsi;

b) Penerapan ATCS di kota yang telah


menerapkan system angkutan massal
perkotaan berbasis bus (BRT) dan kota
sedang/besar yang berada di jalur logistik
nasional, serta Automatic Train Protection
(ATP) pada jaringan kereta api perkotaan;

c) Penerapan skema pembatasan lalu lintas


di kota-kota besar/metropolitan.

2.4

SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019

Sesuai rumusan sasaran nasional pembangunan sektor transportasi dalam RPJMN


Tahun 2015-2019 dan memperhatikan permasalahan dan capaian pembangunan
tahun 2010-2014, maka sasaran pembangunan transportasi dalam Rencana
Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dijabarkan dalam 3 aspek
yaitu (i) keselamatan dan keamanan, (ii) pelayanan transportasi, dan (iii) kapasitas
transportasi sesuai tugas dan tupoksi Kementerian Perhubungan untuk
mewujudkan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai
tambah.
-

Handal diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang aman,


selamat, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, dan secara
terpadu mampu mengkoneksikan seluruh pelosok tanah air;

Berdaya Saing diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang efisien,


terjangkau, dan kompetitif, yang dilayani oleh penyedia jasa dan SDM yang
berdaya saing internasional, profesional, mandiri, dan produktif;

Nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu


mendorong perwujudan kedaulatan, keamanan dan ketahanan nasional
(national security dan sovereignty) di segala bidang (ideologi, politik, ekonomi,
lingkungan, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan) secara
berkesinambungan dan berkelanjutan (sustainable development).

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

2-5

Adapun sasaran pembangunan infrastruktur transportasi Tahun 2015-2019, dapat


diuraikan sebagai berikut :
A. Keselamatan dan Keamanan Transportasi
Aspek keselamatan dan keamanan transportasi, meliputi :
1. Menurunnya angka kecelakaan transportasi;
2. Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam
penyelenggaraan transportasi;
B. Pelayanan Transportasi
Aspek pelayanan transportasi, meliputi :
1. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi;
2. Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan
kebutuhan;
3. Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan;
4. Meningkatnya kinerja capaian
mewujudkan good governance;

Kementerian

Perhubungan

dalam

5. Meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang


perhubungan;
6. Menurunnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatnya penerapan
teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi;
7. Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam mewujudkan clean
governance;
C. Kapasitas Transportasi
Aspek kapasitas transportasi, meliputi :
1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan
sistem transportasi antarmoda dan multimoda;
2. Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang;
3. Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan,
terluar dan khususnya wilayah timur Indonesia;
4. Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan;
5. Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen
transportasi perkotaan.
Sasaran pembangunan transportasi Kementerian Perhubungan pada prinsipnya
sejalan dengan sasaran pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Hal ini
tentunya memiliki keselarasan dan interkoneksi yang memberikan pemahaman
bahwa sasaran pembangunan nasional dapat dijabarkan kembali menjadi sasaran
pada Kementerian Perhubungan yang secara khusus difokuskan pada perencanaan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

2-6

dan pembangunan transportasi. Secara lebih jelasnya korelasi antara sasaran


pembangunan nasional dengan sasaran Kementerian Perhubungan Tahun 20152019 sebagaimana pada diagram berikut ini.

Gambar 2.1

Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dengan


Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Interkoneksi antara isu strategis dan sasaran Kementerian Perhubungan diperlukan


sebagai dasar dalam mengidentifikasi alur pikir perencanaan pembangunan
transportasi tahun 2015-2019, sehingga hubungan liniearitas antara isu strategis
dan sasaran pembangunan transportasi ke depan dapat terarah dan sejalan dengan
agenda prioritas pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, sehingga
sasaran Kementerian Perhubungan memiliki interkoneksi secara langsung dengan 9
agenda prioritas nasional (Nawa Cita). Hal ini memberikan konsekuensi logis dalam
bidang transportasi bahwa konsep perencanaan dan pendekatan pembangunan
bidang transportasi akan mendukung 9 (sembilan) agenda prioritas nasional selama
5 (lima) tahun ke depan. Pendekatan isu strategis transportasi dalam perumusan
sasaran pembangunan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 menjadi
penting untuk lebih menata dan mengelola transportasi dengan baik, serta berbasis
pendekatan multidimensi/multisektor termasuk dalam hal ini kaitannya dengan
aspek tata ruang, gender, sosial, lingkungan, dan budaya. Pendekatan tersebut akan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

2-7

membawa sinergitas pembangunan transportasi secara lebih terpadu, mewujudkan


pembangunan dan penanganan permasalahan transportasi secara lebih
komprehensif dan membawa perubahan pada karakteristik masyarakat, maupun
perilaku masyarakat dalam menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana
transportasi secara lebih baik dan bijaksana. Demikian juga Pemerintah menjadi
bagian penting sebagai pihak yang akan selalu hadir dalam mengupayakan
pembangunan dan pengembangan transportasi untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

2-8

BAB 3.
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI,
KERANGKA REGULASI, DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL

Sejalan dengan visi pembangunan Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri,


dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, maka pembangunan nasional
2015-2019 diarahkan untuk mencapai sasaran utama, yang salah satu sasaran
pembangunan sektor unggulan adalah aspek maritim dan kelautan yang memuat
upaya membangun konektivitas nasional.
Salah satu program Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) yaitu meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional dijabarkan kembali
kedalam agenda pembangunan nasional, khususnya agenda pembangunan
transportasi nasional, diantaranya adalah membangun konektivitas nasional untuk
mencapai keseimbangan pembangunan dan membangun transportasi massal
perkotaan.
3.1.1 ISU STRATEGIS 1 : MEMBANGUN KONEKTIVITAS NASIONAL UNTUK
MENCAPAI KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN
Infrastruktur
penunjang
konektivitas nasional baik
berupa jaringan transportasi
dan jaringan telekomunikasi,
perlu diintegrasikan dengan
pelayanan sarana intermoda
transportasi yang terhubung
secara efisien dan efektif,
termasuk
mendorong
pembangunan
konektivitas
antarwilayah, sehingga dapat mempercepat dan memperluas pembangunan
ekonomi Indonesia. Penyediaan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi yang
mendorong konektivitas akan menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik,
sehingga dapat meningkatkan daya saing produk, dan mempercepat gerak
ekonomi.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3-1

Kebijakan strategis untuk mewujudkan konektivitas nasional adalah:


1. Mempercepat pembangunan sistem transportasi multimoda;
2. Mempercepat pembangunan transportasi yang mendorong penguatan industri
nasional untuk mendukung Sistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitas
nasional dalam kerangka mendukung kerjasama regional dan global;
3. Menjaga keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan
transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan;
4. Membangun sistem dan jaringan transportasi yang terintegrasi untuk
mendukung investasi pada Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus,
Kompleks Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor
ekonomi;
5. Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan
mempertimbangkan daya dukung lingkungan melalui mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim maupun peningkatan keselamatan dan kualitas kondisi
lingkungan;
6. Meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan
transportasi serta pertolongan dan penyelamatan korban kecelakaan
transportasi;
7. Meningkatkan kapasitas dan kualitas lembaga pengembangan sumber daya
manusia.
3.1.1.1 MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN SISTEM TRANSPORTASI MULTIMODA
Ketergantungan terhadap transportasi jalan yang terlalu tinggi mengakibatkan
inefisiensi karena alternatif moda kurang tersedia, baik pada kondisi normal
maupun ketika terjadi kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan. Selain itu, beban
anggaran negara sangat tinggi untuk pemeliharaan jalan. Ketergantungan terhadap
moda transportasi jalan harus dikurangi dengan mengembangkan sistem
transportasi multimoda. Dalam rangka mendukung percepatan pembangunan
sistem transportasi multimoda dilakukan melalui strategi sebagai berikut:
1. Pembentukan badan atau regulator yang independen dan netral untuk regulasi,
investigasi, keselamatan, dan keamanan angkutan multimoda serta pembinaan
terhadap bertumbuh kembangnya Badan Usaha Angkutan Multimoda;
2. Membangun jaringan pelayanan dalam penyusunan rute-rute pelayanan dari
berbagai moda transportasi yang membentuk satu kesatuan hubungan dan
tidak hanya didominasi oleh salah-satu moda saja, melainkan harus disusun
secara terintegrasi dengan prasarana jalan, Darat (Angkutan Jalan, Sungai,
Danau dan Penyeberangan), Laut, Udara, Kereta Api, dan koridor ekonomi
maupun konsep pengembangan wilayahnya;
3. Membangun jaringan prasarana yang terdiri dari dari simpul dan ruang lalu
lintas. Simpul berfungsi sebagai ruang yang dipergunakan untuk keperluan
menaikkan dan menurunkan penumpang, membongkar dan memuat barang,

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3-2

serta perpindahan intra dan antar moda. Ruang lalu lintas berfungsi sebagai
ruang gerak untuk sarana transportasi, namun khusus untuk ruang lalu lintas
transportasi jalan, disamping untuk lalu-lintas sarana transportasi juga memiliki
fungsi lain yaitu untuk lalu lintas orang dan hewan;
4. Pembangunan terminal terpadu (terintegrasi) serta pelayanan fasilitas alih moda
untuk pelayanan perpindahan penumpang dan barang secara cepat dan
nyaman;
5. Pembangunan akses kereta api menuju ke pelabuhan dan bandara
internasional, diantaranya pada Bandara Soekarno-Hatta, Minangkabau,
Kualanamu, Hang Nadim, Juanda, Kertajati, Kulon Progo, Syamsudin Noor, dan
Pelabuhan Kuala Tanjung, Belawan, Panjang, Tanjung Priok, Tanjung Perak,
Tanjung Emas, Teluk Lamong dan Penyeberangan Merak Bakauheni.
3.1.1.2 MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN TRANSPORTASI YANG MENDORONG
PENGUATAN INDUSTRI NASIONAL UNTUK MENDUKUNG SISTEM LOGISTIK
NASIONAL DAN PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL DALAM KERANGKA
MENDUKUNG KERJASAMA REGIONAL DAN GLOBAL
Pengembangan pasar dan industri transportasi nasional mempunyai dua aspek,
yakni aspek industri jasa konstruksi nasional (termasuk pengembang, konsultan,
kontraktor, jasa keuangan, jasa penasehat ahli) dan industri sarana dan alat-alat
transportasi serta dengan pengembangan industri perangkat keras yakni alat-alat
angkut atau sarana transportasi. Konektivitas nasional terdiri atas 4 (empat)
komponen, yaitu Sislognas, Sistranas, pengembangan wilayah (RPJMN dan RTRWN)
dan Information Communication Technology (ICT). Keempat komponen tersebut
harus diintegrasikan untuk mendukung perpindahan komoditas baik barang, jasa
maupun informasi secara efektif dan efisien, melalui integrasi simpul dan jaringan
transportasi inter-moda, komunikasi dan informasi serta logistik, serta penguatan
konektivitas antara pusat pertumbuhan ekonomi dan industri, dan juga
keterhubungan secara internasional terutama untuk memperlancar arus
perdagangan internasional maupun sebagai pintu masuk bagi para wisatawan
mancanegara, yang dapat dilakukan melalui strategi:
1. Penempatan transportasi laut sebagai tulang punggung sistem logistik nasional
melalui pengembangan 24 pelabuhan strategis untuk mendukung tol laut yang
ditunjang dengan fasilitas pelabuhan yang memadai serta membangun short sea
shipping/coastal shipping pada jalur logistik nasional yang diintegrasikan dengan
moda kereta api dan jalan raya, terutama untuk mengurangi beban (share)
angkutan jalan Sumatera-Jawa (Pelabuhan Paciran/Tanjung Perak, Pelabuhan
Kendal/Tanjung Emas dan Pelabuhan Marunda/Tanjung Priok di Pulau Jawa
serta Pelabuhan Panjang/Sumur di Pulau Sumatera).
2. Pengembangan dan pengendalian jaringan lalu lintas angkutan jalan yang
terintegrasi inter, intra dan antar moda dan pengembangan wilayah yang
meliputi simpul transportasi jalan, jaringan pelayanan angkutan jalan yang
efisien dan mampu mendukung pergerakan penumpang dan barang;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3-3

3. Pembangunan sarana dan prasarana serta industri transportasi diantaranya:


a. Peningkatan kapasitas Bandara Soekarno-Hatta untuk melayani 87 juta
penumpang per-tahun.
b. Pengembangan pelabuhan hub internasional Kuala Tanjung dan Bitung.
c. Penyelesaian jalur kereta api Trans Sumatera, pembangunan kereta api
Trans Kalimantan, Sulawesi dan Papua, serta peningkatan kapasitas jalur
eksisting menjadi jalur ganda di Sumatera dan Jawa terutama di lintas
selatan Jawa.
d. Pembangunan fasilitas dry port di Kawasan Pertumbungan Ekonomi yang
tinggi (Kendal dan Paciran).
4. Percepatan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan prioritas konektivitas ASEAN
dalam kerangka penguatan konektivitas nasional dengan tetap
mempertahankan ketahanan dan daya saing perekonomian nasional;
5. Penyediaan armada transportasi nasional melalui pemberdayaan industri
transportasi dalam negeri yang meliputi pengembangan pesawat udara (N-219),
armada serta industri galangan kapal nasional, lokomotif, kereta penumpang,
KRL, serta bus;
6. Pembangunan Jalur Ro-Ro Dumai-Malaka, Ro-Ro Belawan-Penang, dan Ro-Ro
Bitung-Sangihe-General Santos, Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung dan
pelabuhan Bitung;
7. Menghubungkan seluruh lintas penyeberangan, termasuk jalur lintas Sabuk
Utara, Tengah, dan Selatan serta poros penghubung, terutama lintas utama
penyeberangan Merak Bakauheni;
8. Membangun terminal barang angkutan jalan dalam rangka mendukung
Sislognas;
9. Membangun/Merevitalisasi terminal penumpang angkutan jalan dalam rangka
meningkatkan kapasitas dan pelayanan penumpang angkutan jalan;
10. Penyediaan alat penimbangan kendaraan bermotor (Jembatan Timbang) dalam
rangka meningkatkan pengawasan muatan lebih;
11. Meningkatnya jumlah penumpang yang diangkut maskapai penerbangan
nasional menjadi 162 juta/penumpang/tahun dengan membangun 15 bandara
baru di Kertajati, Letung, Tambelan, Tebelian, Muara Teweh, Samarinda Baru,
Maratua, Buntu Kunik, Morowali, Miangas, Siau, Namniwel, Kabir Patar, Werur,
Koroy Batu, dan pengembangan dan rehabilitasi Bandara lama tersebar di Pulau
Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua;
12. Pengembangan 9 bandara untuk pelayanan kargo udara di Kualanamu,
Soekarno-Hatta, Juanda, Syamsuddin Noor, Sepinggan, Hassanuddin,
Samratulanggi, Frans Kaisepo, Sentani.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3-4

3.1.1.3 MENJAGA KESEIMBANGAN ANTARA TRANSPORTASI YANG BERORIENTASI


NASIONAL DENGAN TRANSPORTASI YANG BERORIENTASI LOKAL DAN
KEWILAYAHAN
Wilayah Indonesia yang cukup luas, letak Indonesia yang cukup strategis, serta
kondisi geografis yang cukup unik dibandingkan dengan negara-negara lainnya,
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara besar jika dilihat dari sisi luas
wilayah dan jumlah penduduk. Sebagai negara kepulauan yang dibatasi lautan,
menjadikan pembangunan transportasi di Indonesia adalah suatu tantangan.
Tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana menyediakan layanan
transportasi yang murah, tepat waktu, dan mampu diakses oleh semua kalangan.
Tantangan inilah yang harus dijawab dalam rangka melakukan upaya keseimbangan
antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang
berorientasi lokal dan kewilayahan. Kebijakan Utama Konektivitas Nasional
dirumuskan untuk menjawab keseimbangan transportasi yang berorientasi
nasional, regional, dan lokal, dimana konektivitas ini menghubungkan transportasi
nasional, regional, lokal, serta wilayah-wilayah yang memiliki komoditas unggulan di
masing-masing pulau. Oleh karena itu, strategi yang dibutuhkan untuk menjaga
keseimbangan transportasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan
kewilayahan adalah sebagai berikut:
1. Penyediaan infrastruktur transportasi yang lebih terintegrasi melalui pendanaan
DAK Bidang Transportasi, seperti infrastruktur yang menjadi kewenangan
Provinsi, Kab/Kota meliputi fasilitas perlengkapan jalan yang disesuaikan dengan
kinerja jaringan jalan;alat PKB, RASS, media sosialisasi keselamatan dan
transportasi perkotaan;
2. Menciptakan pembagian peran moda transportasi yang lebih berimbang dengan
mendorong pembangunan perkeretaapian dan transportasi laut yang lebih
progresif sehingga secara bertahap terjadi perpindahan moda dari jalan ke
moda kereta api serta moda angkutan laut;
3. Membangun dan memperluas jaringan infrastruktur dan sistem pelayanan
transportasi nasional untuk memperkecil defisit dan mempersempit
kesenjangan transportasi antar wilayah yang meliputi jalan, bandara, kereta api,
pelabuhan laut dan penyeberangan, dermaga sungai dan danau, kapal perintis,
bus, bus air dan kereta ekonomi di wilayah perdalaman, perbatasan, dan pulau
terluar;
4. Membuka rute baru, meningkatkan frekuensi pelayanan, optimalisasi, dan
integrasi penyelenggaran subsidi angkutan perintis dan
Public Service
Obligation (PSO) diantara subsidi bus perintis, angkutan laut, sungai, danau,
penyeberangan, udara, dan perkeretaapian;
5. Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di wilayah-wilayah
perbatasan dan wilayah-wilayah terluar;
6. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan bandara melalui pembangunan
dan pengembangan bandara terutama yang berada pada pusat kegiatan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3-5

nasional (ibukota propinsi), pusat kegaitan wilayah dan wilayah yang


mempunyai potensi ekonomi dan pariwisata;
7. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan angkutan laut melalui
pembangunan dan pengembangan fasilitas pelabuhan terutama pada daerah daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, rawan bencana dan daerah belum
berkembang serta wilayah yang mempunyai potensi ekonomi dan pariwisata;
8. Pembangunan kapal perintis untuk meningkatkan aksesibilitas dan pelayanan
angkutan laut perintis.
3.1.1.4 MEMBANGUN SISTEM DAN JARINGAN TRANSPORTASI YANG
TERINTEGRASI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI PADA KORIDOR EKONOMI,
KAWASAN INDUSTRI KHUSUS, KOMPLEKS INDUSTRI, DAN PUSAT-PUSAT
PERTUMBUHAN LAINNYA DI WILAYAH NON-KORIDOR EKONOMI
Pembangunan infrastruktur diarahkan pada proyek-proyek strategis yang
mendukung pengembangan kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, dan
kawasan strategis lainnya. Untuk mendukung pengembangan kawasan industri,
dirumuskan kebijakan antara lain:
1. Pembangunan pelabuhan-pelabuhan strategis, antara lain: Pelabuhan
Belawan/Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Pontianak, Bitung,
Makassar, Banjarmasin, Kupang, Halmahera, dan pelabuhan lainnya;
2. Pembangunan jalur kereta api antara Manado Bitung, Sei Mangke Bandar
Tinggi - Kuala Tanjung, Pasoso Tanjung Priok, DDT Elektrifikasi Manggarai
Bekasi -Cikarang, Lingkar Luar KeretaApi, dan lainnya;
3. Pengembangan bandara-bandara di sekitar kawasan industri maupun kawasan
ekonomi khusus dan kawasan strategis lainnya, antara lain: Bandara Mutiara
Palu, Eltari Kupang, Halu Oleo Kendari, Sam Ratulangi Manado, Bandara
Syamsuddin Noor-Banjarmasin, dan bandara lainnya.
3.1.1.5 MENGEMBANGKAN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI YANG
RAMAH LINGKUNGAN DAN MEMPERTIMBANGKAN DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN MELALUI MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
MAUPUN PENINGKATAN KESELAMATAN DAN KUALITAS KONDISI
LINGKUNGAN
Kemampuan melakukan mitigasi serta adaptasi terhadap perubahan iklim
merupakan salah satu kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi serta keandalan
sistem transportasi. Perencanaan disertai pelaksanaan mitigasi dan adaptasi di
sektor transportasi kedepan didasarkan pada pengelolaan potensi dan sumberdaya
alam, peningkatan kapasitas individu serta organisasi yang tepat, serta didukung
dengan pembangunan infrastruktur transportasi yang ramah lingkungan dan tahan
terhadap dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrim agar tercipta sistem
transportasi yang andal dan berkelanjutan. Strategi sektor transportasi yang andal
dan berkelanjutan mendukung konektivitas nasional adalah sebagai berikut:
a. Penyediaan sarana transportasi yang ramah lingkungan;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3-6

b. Pembangunan prasarana transportasi yang tahan terhadap dampak perubahan


iklim/cuaca ekstrim;
c. Penyediaan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan;
d. Peningkatan kapasitas SDM transportasi yang responsif terhadap perubahan
iklim/cuaca ekstrim;
e. Peningkatan peralatan transportasi yang responsive terhadap perubahan
iklim/cuaca ekstrim.
3.1.1.6 MENINGKATKAN
KESELAMATAN
DAN
KEAMANAN
DALAM
PENYELENGARAAN PELAYANAN TRANSPORTASI SERTA PERTOLONGAN
DAN PENYELAMATAN KORBAN KECELAKAAN TRANSPORTASI
Upaya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan
pelayanan transportasi ditujukan untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman
pengguna transportasi serta menurunkan jumlah dan tingkat kecelakaan
transportasi yang meliputi transportasi jalan, kereta api, pelayaran, dan
penerbangan dalam menuju target zero accident. Di sisi lain, perubahan mental
dalam berdisiplin berlalu-lintas, ketaatan terhadap peraturan, serta penguatan
terhadap kemampuan kelembagaan untuk pendidikan dan pencegahan maupun
pertolongan serta penyelamatan korban kecelakaan transportasi juga diperlukan
dalam rangka untuk meningkatan respon terhadap terjadinya kecelakaan
transportasi dan upaya pertolongan dan penyelematan jiwa manusia. Khusus untuk
transportasi jalan, dalam rangka penanganan keselamatan jalan secara
komprehensif pada tahun 2011 telah disusun suatu perencanaan jangka panjang
yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang ada dan bersifat lintas
sektoral, yaitu berupa Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 20112035 dan diperkuat melalui Inpres No 4 Tahun 2013 Program Dekade Aksi
Keselamatan Tahun 2011-2020. Strategi yang dijalankan untuk menjalankan
kebijakan di atas antara lain melalui :
1. Pemenuhan fasilitas perlengkapan jalan, implementasi Rute Aman Selamat
Sekolah (RASS), Perbaikan Lokasi Rawan Kecelakaan/Daerah Rawan Kecelakaan,
sarana bantu navigasi pelayaran maupun perlengkapan navigasi pelayaran dan
penerbangan sesuai standar pelayanan minimal dan standar keselamatan
transportasi internasional;
2. Meningkatkan kelaikan kendaraan bermotor melalui uji tipe dan uji berkala;
3. Pendidikan dan peningkatan kesadaran penyelenggaraan transportasi yang
berkeselamatan sejak usia dini;
4. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan Rencana Umum Nasional Keselamatan
Jalan (RUNK) serta Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan baik di tingkat
nasional maupun daerah;
5. Peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan SDM dan perlengkapan Search
and Rescue (SAR).

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3-7

3.1.1.7 MENINGKATKAN KAPASITAS DAN KUALITAS LEMBAGA PENGEMBANGAN


SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam rangka meningkatkan kuantitas, kualitas, dan layanan transportasi untuk
memenuhi mobilitas ekonomi yang menuntut pelayanan cepat, efisien, dan andal.
Maka, diperlukan manajemen SDM yang memiliki kompetensi tinggi, meliputi SDM
regulator, operator, dan SDM industri yang saat ini masih terbatas. Beberapa
strategi yang dilakukan antara lain:
1. Penyempurnaan kelembagaan dan penyiapan regulasi dalam rangka
pengembaangan SDM transportasi yang mengantisipasi perkembangan budaya,
IPTEK, dan kesiapan produktivitas daya saing secara nasional maupun terkait
dengan standar internasional;
2. Peningkatan peran pemerintah dalam rangka pengembangan SDM Transportasi
bagi Lembaga pendidikan Swasta;
3. Pembangunan dan peningkatan Sarana dan Prasarana Diklat;
4. Pengembangan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar serta pengembangan
metode pembelajaran.

3.1.2 ISU STRATEGIS 2 : MEMBANGUN TRANSPORTASI UMUM MASSAL


PERKOTAAN
Pembangunan
perkotaan
Indonesia
kedepan diarahkan pada peningkatan
peran
perkotaan
sebagai
basis
pembangunan dan kehidupan yang layak
huni, berkeadilan, mandiri, berdaya saing,
dan berkelanjutan, sesuai dengan karakter
potensi dan budaya lokal. Arah kebijakan
pembangunan perkotaan pada berfokus
pada pengembangan kota sebagai suatu
kesatuan kawasan/wilayah, yaitu kota
sebagai pendorong pertumbuhan nasional dan regional serta kota sebagai tempat
tinggal yang berorientasi pada kebutuhan penduduk kota. Walaupun demikian,
pembangunan perkotaan ke depan akan lebih difokuskan pada pelaksanaan
pengendalian pembangunan kota-kota besar dan metropolitan serta percepatan
pembangunan kota-kota menengah dan kecil.
Oleh karena itu, dalam rangka mengembangkan transportasi umum massal
perkotaan, pembangunan sistem angkutan umum modern yang saling terintegrasi
seperti BRT dan MRT diharapkan dapat meningkatkan peran angkutan umum dalam
melayani kebutuhan perjalanan penduduk perkotaan serta menciptakan
transportasi perkotaan yang praktis, efisien, ramah lingkungan, dan berkeadaban.
Arah kebijakan dan strategi yang disusun lima tahun kedepan adalah :

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3-8

1. Mengembangkan sistem angkutan umum massal yang modern dan maju dengan
orientasi kepada bus maupun rel serta dilengkapi dengan fasilitas alih moda
terpadu;
2. Mengembangkan manajemen transportasi perkotaan yang berimbang dengan
memperhatikan interaksi antara transportasi dan tata guna lahan;
3. Meningkatkan integrasi kelembagaan transportasi perkotaan.

3.1.2.1 MENGEMBANGKAN SISTEM ANGKUTAN UMUM MASSAL YANG MODERN


DAN MAJU DENGAN ORIENTASI KEPADA BUS MAUPUN REL SERTA
DILENGKAPI DENGAN FASILITAS ALIH MODA TERPADU
Seluruh sistem transportasi massal memerlukan interchange (tempat berganti
kendaraan) dengan elemen-elemen sistem transportasi umum lain, dan integrasi
dengan moda-moda sistem transportasi lain seperti mengendarai mobil, berjalan
kaki dan bersepeda. Untuk mengembangkan sistem angkutan umum massal yang
modern dan maju dengan orientasi kepada bus maupun rel serta dilengkapi dengan
fasilitas alih moda terpadu, beberapa strategi yang dilakukan mencakup:
1. Pembangunan angkutan massal cepat berbasis rel antara lain MRT di wilayah
Jabodetabek, dan jalur lingkar layang KA Jabodetabek, serta LRT/monorail/Tram
di Surabaya, Bandung, dan Palembang;
2. Pengembangan kereta perkotaan di 10 kota metropolitan: Batam, Medan,
Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan
Makassar;
3. Pengembangan BRT di 34 kota besar beserta fasilitas pendukungnya antara lain
Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang, Bandung, Jakarta, Bogor,
Semarang, Yogyakarta, Solo, Pontianak, Samarinda, Balikpapan, Makassar,
Gorontalo, dan Ambon;
4. Penyediaan dana subsidi/PSO yang terarah untuk penyelenggaraan angkutan
umum massal perkotaan.
3.1.2.2 MENGEMBANGKAN MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKOTAAN YANG
BERIMBANG
DENGAN
MEMPERHATIKAN
INTERAKSI
ANTARA
TRANSPORTASI DAN TATA GUNA LAHAN
Terdapat kecenderungan bahwa berkembangnya suatu kota bersamaan pula
dengan berkembangnya masalah transportasi yang terjadi, sehingga masalah ini
akan selalu membayangi perkembangan suatu wilayah perkotaan. Beberapa
strategi yang dilakukan untuk mengembangkan manajemen transportasi perkotaan
yang berimbang dengan memperhatikan interaksi antara transportasi dan tata guna
lahan, antara lain:
1. Peningkatan akses terhadap angkutan umum dengan Pembangunan Berorientasi
Angkutan Transit Oriented Demand/TOD dan pengembangan fasilitas Non
Motorized;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3-9

2. Penyediaan fasilitas pendukung untuk alih moda seperti Park and Ride;
3. Penerapan sistem informasi lalu lintas secara real time, penerapan sistem APILL
terkoordinasi (ATCS) dan Virtual Mobility;
4. Penguatan mekanisme implementasi sistem transportasi perkotaan dan
penurunan kemacetan transportasi perkotaan melalui Manajemen Permintaan
Transportasi dengan pendekatan Push and Pull.
3.1.2.3 MENINGKATKAN INTEGRASI KELEMBAGAAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Kelembagaan yang lemah merupakan suatu sumber permasalahan yang menjadi
sorotan dalam sistem transportasi perkotaan di Indonesia (World Bank, 2006).
Kelembagaan dalam sektor transportasi kurang berfungsi dengan baik karena
kurang terorganisir, akibat tumpang tindih, pertentangan kepentingan, serta
penegakan hukum yang lemah.
Namun, di beberapa kota di Indonesia, Pemerintah Daerah sebagai regulator secara
efektif mulai meningkatkan efektifitas kewenangannya melalui sistem organisasi
efektif yang mampu melakukan pengendalian sistem transportasi perkotaannya.
Untuk itu, Pemerintah Pusat memiliki tanggung jawab untuk mensinergikan dan
mengintegrasikan kelembagaan transportasi perkotaan melalui strategi percepatan
pembentukan kelembagaan pengelolaan transportasi perkotaan yang memiliki
kewenangan kuat dalam mengintegrasikan dan mengawal dari konsep, strategi,
kebijakan, perencanaan, program, implementasi, manajemen, dan pembiayaan
sistem transportasi perkotaan di kota-kota megapolitan lainnya.

3.2

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Arah kebijakan dan strategi Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dalam


pembangunan sektor transportasi merujuk pada arah kebijakan pembangunan
transportasi nasional yang tertuang didalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Kebijakan dan strategi tersebut
juga disinergikan dengan arah kebijakan pembangunan berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kementerian Perhubungan 2005-2025 yang
menjadi salah satu alur logis perencanaan pembangunan sektor transportasi
berkelanjutan.
Dalam menjabarkan sasaran nasional, Rencana
Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 20152019 menerjemahkan beberapa sasaran menjadi
beberapa bagian yang saling berkorelasi, dimana
interkoneksi tersebut juga akan sejalan dengan
sasaran pembangunan pada Unit Kerja Eselon I.
Pemikiran di atas sebagai dasar pertimbangan
penyusunan strategi dilakukan sebagai bagian dari

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 10

perumusan arah kebijakan dan strategi pembangunan di Kementerian Perhubungan


yang berkorelasi pada sasaran Kementerian Perhubungan yang telah disusun
sebelumnya. Arah kebijakan dan strategi Kementerian Perhubungan Tahun 20152019 dikelompokkan menjadi 3 aspek, meliputi keselamatan dan keamanan,
pelayanan, serta kapasitas transportasi.
3.2.1 Keselamatan dan Keamanan
Keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi
ditujukan untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman pengguna transportasi serta
menurunkan jumlah dan tingkat kecelakaan transportasi yang meliputi transportasi
jalan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan. Tingkat keselamatan dan keamanan
transportasi diwujudkan melalui dua sasaran yaitu menurunnya angka kecelakaan
transportasi, dan menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan
transportasi.
1. Sasaran menurunnya angka kecelakaan transportasi dengan arah kebijakan
meningkatkan keselamatan dalam penyelenggaraan transportasi, melalui
strategi :
a. Penguatan kelembagaan dalam peningkatan keselamatan transportasi
Keselamatan transportasi merupakan tanggung jawab berbagai pihak, baik
pemerintah sebagai regulator maupun pelaku usaha sebagai operator. Saat
ini fungsi pengawasan dan pembinaan keselamatan transportasi telah
dilakukan pemerintah melalui kegiatan dan program peningkatan
keselamatan, diharapkan fungsi pengawas keselamatan juga dilakukan di
dunia usaha melalui pembentukan unit khusus yang menangani fungsi
pengawas keselamatan.
b. Peningkatan peran serta masyarakat dan badan usaha di bidang
keselamatan transportasi
Keselamatan transportasi merupakan keadaan yang terwujud dari
penyelenggaraan transportasi yang lancar sesuai dengan prosedur operasi
dan persyaratan kelaikan teknis terhadap sarana dan prasarana beserta
penunjangnya. Upaya peningkatan keselamatan transportasi telah dan akan
terus dilakukan pemerintah melalui penyediaan sarana dan prasarana
keselamatan serta sosialisasi keselamatan kepada masyarakat dan badan
usaha. Peran serta masyarakat dan badan usaha dalam peningkatan
keselamatan transportasi diwujudkan dalam peningkatan kepatuhan untuk
mematuhi standar operasi dan prosedur penggunaan dan penyediaan
sarana transportasi darat, perkeretaapian, laut dan udara.
c. Pendidikan dan peningkatan kesadaran penyelenggaraan transportasi yang
berkeselamatan sejak usia dini
Pendidikan keselamatan transportasi secara dini dengan menfokuskan pada
penanaman pengetahuan tentang tata cara transportasi yang
berkeselamatan (transfer of knowledge) dan menanamkan nilai-nilai
(transform of values) etika dan budaya tertib dan membangun perilaku pada
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 11

generasi muda. Pribadi yang beretika mempunyai kecerdasan sosial yang


tinggi dan kepekaan dalam bertansportasi, selain itu, juga akan mengerti
pentingnya penggunaan peralatan dan prasarana keselamatan serta
peraturan keselamatan.
d. Peningkatan/pembaharuan
keselamatan

regulasi

terkini

sesuai

dengan

standar

Untuk memenuhi tuntutan perkembangan teknologi keselamatan


transportasi diperlukan pembaharuan regulasi keselamatan yang mencakup
norma, standar, prosedur dan kriteria.
e. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana keselamatan
transportasi sesuai dengan perkembangan teknologi;
Upaya peningkatan keselamatan transportasi selain pengurangan tingkat
kecelakaan yang disebabkan kesalahan manusia (human error) dilakukan
juga strategi melalui pemenuhan kuantitas dan tingkat kehandalan sarana
dan prasarana keselamatan transportasi darat, perkeretaapian, laut dan
udara.
f. Pemenuhan standar keselamatan transportasi berupa perlengkapan
keselamatan transportasi jalan dan perkeretaapian maupun perlengkapan
navigasi pelayaran dan penerbangan
Selain upaya pemenuhan kualitas dan kuantitas keselamatan transportasi,
penurunan tingkat kecelakaan juga dilakukan melalui strategi ketentuan
pemenuhan standar keselamatan pada sarana dan prasarana transportasi
sesuai standar nasional dan internasional.
g. Peningkatan efektivitas pengendalian, pengaturan dan pengawasan
terhadap pemenuhan standar keselamatan transportasi;
Dalam upaya pemenuhan standar keselamatan transportasi dilakukan
melalui pemeriksaan atau audit secara berkala dan pelaksanaan random
check yang meliputi standar keselamatan bidang prasarana, sarana, tata
cara pengangutan serta sumber daya manusia transportasi dalam rangka
pengawasan dan pengendalian terhadap peraturan standar keselamatan.
h. Peningkatan keandalan/kelaikan sarana dan prasarana transportasi melalui
program pengujian dan sertifikasi sarana, prasarana termasuk fasilitas
pendukung lainnya
Pengujian kehandalan/kelaikan sarana prasarana transportasi dilakukan
secara berkala untuk menjamin tingkat kehandalan dan kecukupan
peralatan keselamatan yang diikuti melalui penerbitan sertifikasi sarana dan
prasarana termasuk fasilitas pendukung lainnya.
i.

Peningkatan koordinasi pelaksanaan Rencana Umum Nasional Keselamatan


Jalan (RUNK) serta Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan baik di tingkat
nasional maupun daerah

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 12

RUNK adalah rencana keselamatan jalan jangka panjang yang diilhami oleh
semangat Decade of Action for Road Safety 2011-2020 Perserikatan Bangsa
Bangsa yang dideklarasikan pada Maret 2010. Untuk itu maka 10 tahun
pertama dari RUNK telah ditetapkan menjadi Dekade Aksi Keselamatan Jalan
2011-2020 dengan Instruksi Presiden No. 4/2013 tertanggal 11 April 2013.
Dalam Inpres tersebut, disebutkan 5 Pilar Program Dekade Aksi Keselamatan
Jalan yang meliputi:
1) Manajemen keselamatan jalan, dikoordinasikan oleh Menteri
PPN/Kepala Bappenas. Tanggung jawabnya adalah mendorong
terselenggaranya koordinasi antar pemangku kepentingan dan
terciptanya kemitraan sektoral.
2) Jalan yang berkeselamatan, dikoordinasikan oleh Menteri Pekerjaan
Umum.
3) Kendaraan yang
Perhubungan.

berkeselamatan,

dikoordinasikan

oleh

Menteri

4) Perilaku pengguna yang berkeselamatan, dikoordinasikan oleh Kepala


Kepolisian RI.
5) Penanganan pra dan pasca kecelakaan, dikoordinasikan oleh Menteri
Kesehatan.
Gerakan penurunan jumlah dan kualitas kecelakaan lalu-lintas di jalan
melalui Decade of Action memiliki potensi mencapai sukses jika didorong
oleh seluruh komponen masyarakat, industri, jalan dan transportasi secara
terpadu.
j.

Koordinasi peningkatan keselamatan di perlintasan sebidang antara jalur


kereta api dengan jalan
Perlintasan sebidang merupakan faktor kritis dalam penyelenggaraan kereta
api mengingat banyaknya kejadian kecelakaan yang diterjadi di lokasi
perlintasan. Berdasarkan pada amanat UU 23/2007, setiap
perlintasan/perpotongan antara jalur kereta api dan jalan dibuat tidak
sebidang. Pengecualian untuk pembangunan perlintasan tidak sebidang
hanya dapat dilakukan dengan tetap menjamin keselamatan dan kelancaran
perjalanan kereta api dan lalu lintas jalan dengan mengikuti ketentuan yang
diatur pada Permenhub No. 36/2011, sehingga diperlukan koordinasi
dengan Pemerintah Daerah maupun operator perkeretaapian dalam
penanganan perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan.

2. Sasaran menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan


transportasi, melalui strategi antara lain :
a. Peningkatan efektivitas
keamanan transportasi

pengawasan

terhadap

pemenuhan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

standar

3 - 13

Dalam upaya pemenuhan standar keamanan transportasi dilakukan melalui


pemeriksaan atau audit secara berkala dan pelaksanaan random check yang
meliputi standar keamanan bidang prasarana, sarana, tata cara pengangutan
serta sumber daya manusia transportasi dalam rangka pengawasan dan
pengendalian terhadap peraturan standar keamanan, serta pemberian
sanksi kepada aparatur pemerintah atau operator sarana/prasarana
transportasi yang lalai dalam melaksanakan tugas.
b. Pemenuhan standar keamanan transportasi berupa perlengkapan keamanan
transportasi
Keamanan transportasi adalah keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan
transportasi yang bebas dari gangguan dan/atau tindakan yang melawan
hukum, langkah untuk mewujudkan keamanan transportasi melalui
pemenuhan peralatan keamanan yang berupa alat pemidai barang-barang
berbahaya dan alat pemidai jarak jauh dengan sistem terkoordinasi.
c. Pencegahan terhadap penyusupan barang-barang yang mengancam
keamanan penumpang
Pelaksanaan pencegahan terhadap penyusupan barang yang mengancam
keamanan penumpang selain dilakukan melalui pemenuhan peralatan
keamanan juga didukung dengan kualitas SDM yang tersertifikasi dan diaudit
secara berkala oleh aparatur pengawas keamanan transportasi.
d. Peningkatan koordinasi dalam rangka mencegah terjadinya tindakan
melawan hukum di sektor transportasi (pencurian, vandalisme,
perompakan, pembajakan, teroris, dll)
3.2.2 Pelayanan Transportasi
Dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi ditetapkan 7 sasaran, yaitu : (1)
Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, (2)
Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan
kebutuhan, (3) Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan, (4)
Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good
governance, (5) Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi
kebijakan bidang perhubungan, (6) Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK)
dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi,
dan (7) Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean
governance. Masing-masing sasaran tersebut ditempuh melalui upaya strategi
sebagai berikut :
1. Sasaran meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi,
dengan arah kebijakan meningkatkan kinerja pelayanan sarana dan prasarana
transportasi, melalui strategi antara lain :
a.

Peningkatan kehandalan sarana dan prasarana transportasi serta penataan


jaringan/rute

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 14

Kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi dilakukan melalui


rehabilitasi, pembangunan dan pengembangan prasarana perhubungan
meliputi pembangunan terminal bus type A, pelabuhan penyeberangan,
pelabuhan laut, bandar udara dan jaringan jalan kereta api, sedangkan
kondisi sarana transportasi terus didorong untuk ditingkatkan
kehandalannya antara lain peremajaan angkutan kota yang berbasis
angkutan massal, peremajaan sarana kereta api, pembatasan usia kapal.
Dalam rangka mewujudkan kinerja pelayanan juga dilakukan penataan rute
pada angkutan laut untuk menjamin kepastian muatan dan kontinuitas
angkutan laut antara wilayah barat Indonesia menuju wilayah timur
Indonesia.
b.

Penyusunan
transportasi

pedoman

standar

pelayanan

sarana

dan

prasarana

Standar pelayanan merupakan ukuran pelayanan yang harus dipenuhi oleh


penyedia layanan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa
yang dilengkapi dengan tolok ukur sebagai acuan penilaian kualitas yang
merupakan kewajiban dan janji penyedia layanan kepada masyarakat
dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan
terukur.
c.

Implementasi standar pelayanan publik pada sarana dan prasarana


transportasi, termasuk penyediaan fasilitas bagi pengguna jasa
berkebutuhan khusus dan fasilitas yang responsif gender
Penyediaan layanan dan sarana transportasi yang berperspektif gender juga
berarti mempertimbangkan dan mengakomodir permasalahan orang-orang
atau kelompok masyarakat yang berkebutuhan khusus. Termasuk dalam hal
ini adalah kebijakan perlindungan dan layanan transportasi bagi lansia,
penyandang cacat, perempuan khususnya perempuan hamil dan balita.
Penyediaan layanan dan sarana tersebut mempertimbangkan beberapa
aspek yaitu aspek aksesibilitas, kenyamanan, keselamatan, keamanan dan
keterjangkauan. Aspek keamanan sering menjadi persoalan bagi
perempuan, anak-anak, lansia bahkan penyandang cacat. Layanan dan
sarana transportasi seyogyanya dapat diakses secara aman oleh mereka
termasuk aman dari segala tindak kriminalitas dan kekerasan seksual.

d.

Konsistensi penerapan reward dan punishment terhadap ketepatan


pelayanan
Pelayanan jasa transportasi selain mengutamakan keamanan dan
keselamatan layanan, juga dituntut untuk tepat waktu dalam layanan yang
dijanjikan. Untuk meningkatkan layanan transportasi diupayakan melalui
penerapan sanksi berupa kewajiban yang harus dipenuhi setiap waktu
keterlambatan dan apresiasi masyarakat terhadap layanan yang memenuhi
standar pelayanan.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 15

2. Sasaran terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah dan kompetensi sesuai


dengan kebutuhan, dengan arah kebijakan memenuhi sdm transportasi dalam
jumlah & kompetensi sesuai dengan kebutuhan, ditempuh melalui strategi
antara lain :
a. Menyusun Man Power Planning SDM transpotasi
Dalam rangka mencukupi sumber daya manusia (SDM) transportasi dalam
jumlah dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dicapai melalui
perencanaan tenaga kerja untuk mendapat tenaga kerja ahli yang
kompeten di masa yang akan datang.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh
tentang jumlah dan kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia
Perhubungan baik sumber daya manusia aparatur maupun non aparatur
(masyarakat) yang akan digunakan sebagai data utama dalam
penyelenggaraan berbagai program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan
guna menyediakan dan mengembangkan sumber daya manusia
Perhubungan sesuai dengan kebutuhan.
b. Menyusun Training Needs Analysis (TNA) SDM transportasi
Dalam rangka mencukupi sumber daya manusia (SDM) transportasi dalam
jumlah dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dicapai melalui Training
Needs Analysis (TNA) SDM transportasi agar pelaksanaan pelatihan dapat
tepat sasaran, bukan hanya pelatihan yang sifatnya hanya untuk
menggugurkan kewajiban ataupun instruksi yang kurang mendasar.
Diklat transportasi yang selama ini dilaksanakan masih belum sepenuhnya
terkoordinasi dengan subsektor khususnya dalam menggali kebutuhan SDM
baik kompetensi maupun kuantitas yang dibutuhkan, sehingga
penyelenggaraan diklat yang dilaksanakan masih belum efektif, efesien dan
tepat sasaran. Untuk kedepannya BPSDMP mengharapkan program diklat
menjadi salah satu komponen utama dalam penentuan man power
planning SDM Pererhubungan, untuk itulah dibutuhkan penyusunan
Training Needs Analysis (TNA).
c. Mengembangkan kapasitas diklat SDM transportasi
Dalam upaya pengembangan kapasitas diklat dilakukan peningkatan
kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana diklat melalui perbaikan,
pembangunan, modernisasi dan optimalisasi sarana dan prasarana diklat.
Perbaikan dan/atau pembangunan prasarana di lingkungan Badan
Pengembangan SDM Perhubungan dapat dilakukan secara sistematis,
terencana, terukur dan berkelanjutan, dengan indikator terpenuhinya
standar sarana prasarana sesuai konvensi nasional dan internasional.
Strategi pembangunan sarana dan prasarana diklat dilakukan berdasarkan
pertimbangan akan pemerataan kesempatan untuk memperoleh
pendidikan di wilayah NKRI baik untuk diklat transportasi darat, laut, udara
dan perkeretaapian. Selain pembangunan kampus baru juga dilakukan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 16

pembangunan berupa pengembangan kampus di lingkungan UPT Badan


Pengembangan SDM Perhubungan guna meningkatkan kapasitas dalam
pencapaian target pemenuhan kebutuhan SDM Transportasi. Untuk
menunjang terselenggaranya diklat tersebut, BPSDM Perhubungan
melakukan pengadaan, peningkatan dan rehabilitasi sarana diklat seperti
alat praktek, simulator dan sarana penunjang lainnya yang berbasis IT
khususnya elektronika seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Tenaga pengajar dan metode diklat merupakan faktor penting lainnya
dalam rangka pengembangan kapasitas diklat SDM Transportasi. Tenaga
pengajar di lingkungan BPSDM Perhubungan yang terdiri dari Dosen,
Widyaiswara dan Instruktur perlu dilakukan upgrading skill dan kompetensi
secara berkala guna mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan isu-isu transportasi dunia sehingga kualitas lulusan yang dihasilkan
sesuai dengan harapan dan perkembangan dunia transportasi.
Selain itu, update metode diklat, baik kurikulum dan silabus perlu dilakukan
dengan mempertimbangkan kebutuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi transportasi.
d. Menata regulasi penyelenggaraan diklat SDM transportasi.
Bentuk, struktur, sistem dan organisasi harus senantiasa menyesuaikan
dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi. Salah satu upaya
penunjang untuk mengembangkan SDM Transportasi yaitu Restrukturisasi
Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Badan
Pengembangan SDM Perhubungan yang disertai dengan penyiapan regulasi
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan SDM transportasi
e. Meningkatkan tata kelola diklat dan kualitas lulusan.
Badan Pengembangan SDM Perhubungan merupakan suatu organisasi yang
bersifat dinamis, sehingga diperlukan upaya yang senantiasa
memperhatikan dan menganalisis dinamika lingkungan strategis yang ada,
baik isu strategis nasional dan isu strategis internasional.
Salah satu upaya penunjang untuk mengembangkan SDM Transportasi
yaitu Restrukturisasi Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di
lingkungan Badan Pengembangan SDM Perhubungan yang disertai dengan
penyiapan regulasi. Restrukturisasi kelembagaan mencakup peningkatan
status lembaga pendidikan serta pola pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum (BLU) di seluruh UPT Badan Pengembangan SDM
Perhubungan, peningkatan Balai Pendidikan dan Pelatihan menjadi
Pendidikan Tinggi (Politeknik/Akademi), dan Eselonisasi atau
penyempurnaan eselon (peningkatan eselon) untuk beberapa Unit
Pelaksana Teknis (UPT), penyempurnaan organisasi Sekolah Tinggi menjadi
Institut dan juga harus terbuka terhadap organisasi multimoda transportasi
dalam rangka ikut mendukung sistem logistik nasional serta pembentukan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 17

unit dalam organisasi yang secara khusus menangani dan mengelola kinerja
pegawai BPSDM Perhubungan.
f. Meningkatkan penyerapan lulusan diklat transportasi.
Peningkatan penyerapan lulusan diklat dapat dilakukan dengan melakukan
inventarisasi data lulusan diklat transportasi melalui penyusunan database
lulusan diklat di lingkungan BPSDM Perhubungan, serta upaya promosi dan
sosialisasi secara optimal dalam skala yang lebih luas. Komitmen bersama
dan kerjasama dengan stakeholder, baik dalam skala nasional maupun
internasional perlu dilakukan sebagai salah satu upaya percepatan
penyerapan lulusan diklat transportasi.
3. Sasaran meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan, dengan
arah kebijakan meningkatkan kualitas penelitian transportasi, melalui strategi
antara lain :
a.

Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya peneliti serta tenaga


fungsional pendukung.
Peningkatan kualitas penelitian dapat dicapai dengan meningkatkan
kuantitas dan kualitas sumber daya peneliti serta tenaga fungsional
pendukung sehingga penelitian yang dihasilkan kedepannya dapat
berkualitas sehingga mampu menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan
di lingkungan Kementerian Perhubungan.

b. Peningkatan sinergitas antara Badan Litbang Perhubungan dengan


pengguna jasa penelitian dalam rangka meningkatkan pemanfaatan hasil
penelitian.
Peningkatan kualitas penelitian dapat dicapai dengan meningkatkan
sinergitas antara Badan Litbang Perhubungan dengan pengguna jasa
penelitian dalam rangka meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian.
c.

Peningkatan kerjasama penelitian antar lembaga riset dan industri untuk


merumuskan kebijakan strategis penyelenggaraan transportasi.
Peningkatan kualitas penelitian dapat dicapai dengan meningkatkan
kerjasama penelitian antar lembaga riset dan industri untuk merumuskan
kebijakan strategis penyelenggaraan transportasi.

d. Penyempurnaan regulasi dan kelembagaan untuk penguatan peran Badan


Litbang Perhubungan.
Penguatan peran penelitian dan pengembangan Perhubungan perlu
ditingkatkan melalui penyempurnaan regulasi dan kelembagaan sehingga
dapat berperan aktif dalam menentukan kebijakan pembangunan sektor
perhubungan di lingkungan Kementerian Perhubungan.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 18

4. Sasaran meningkatnya kinerja capaian dalam mewujudkan good governance,


dengan arah kebijakan mewujudkan transparansi dan akuntabilitas kinerja,
melalui strategi antara lain :
a.

Penuntasan agenda reformasi birokrasi melalui penataan kelembagaan


(organisasi, ketatalaksanaan dan sumber daya manusia).
Peningkatan kinerja capaian dalam mewujudkan good governance melalui
penuntasan agenda reformasi birokrasi dengan penataan kelambagaan
baik dari sisi organisasi, ketatalaksanaan dan sumber daya manusianya.

b. Penyempurnaan sistem manajemen dan pelaporan kinerja dan keuangan


Kementerian Perhubungan secara terintegrasi, terpercaya dan dapat
diakses publik.
Peningkatan kinerja capaian dalam mewujudkan good governance melalui
penyempurnaan sistem manajemen dan pelaporan kinerja dan keuangan
Kementerian Perhubungan secara terintegrasi, terpercaya dan dapat
diakses publik.
c.

Penyediaan layanan informasi transportasi yang dapat diakses publik


secara mudah.
Peningkatan kinerja dalam mewujudkan good governance dengan
penyediaan layanan informasi transportasi yang dapat diakses publik
secara mudah. Kemudahan informasi terhadap layanan transportasi
sehingga memudahkan masyarakat dalam memperoleh layanan
transportasi yang berkualitas.

d. Penyederhanaan perijinan sektor transportasi.


Penyederhanaan perijinan sektor transportasi dijadikan sebagai langkah
dalam perbaikan pelayanan publik di sektor transportasi. Penyederhanaan
ini ditujukan agar tercapai pelayanan publik yang efisien, transparan, cepat,
akuntabel, dan dapat memberikan kepastian hukum, serta sebagai usaha
untuk meningkatkan dunia investasi transportasi di Indonesia.
e.

Penerapan e-government di lingkungan Kementerian Perhubungan.


Peningkatan kinerja capaian dalam mewujudkan good governance melalui
penerapan e-government di lingkungan Kementerian Perhubungan dengan
pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
tata hubungna kerja yang efektif dan efisien.

f.

Penyediaan ruang partisipasi publik dalam menyusun dan mengawasi


penerapan kebijakan.
Peningkatan kinerja capaian dalam mewujudkan good governance dengan
membuka ruang bagi keterlibatan masyarakat dalam menyusun dan
mengawasi penerapan kebijakan di sektor transportasi, sehingga setiap
kebijakan dapat secara nyata dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 19

5. Sasaran meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan


bidang perhubungan, dengan arah kebijakan meningkatkan kuantitas dan
kualitas penetapan dan implementasi regulasi sektor transportasi, melalui
strategi antara lain :
a.

Pemetaan arah / kebutuhan kerangka regulasi untuk mempercepat


pelaksanaan prioritas pembangunan transportasi.
Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang
perhubungan dengan melakukan pemetaan arah/kebutuhan kerangka
regulasi untuk mempercepat pelaksanaan prioritas pembangunan
transportasi selama lima tahun kedepan.

b. Peningkatan koordinasi dengan instansi lainnya terkait penyelesaian


peraturan perundang-undangan.
Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang
perhubungan dengan meningkatkan koordinasi dengan instansi lainnya
terkait penyelesaian peraturan perundang-undangan.
c.

Percepatan penyusunan peraturan perundang-undangan sesuai amanah


undang-undang bidang transportasi.
Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang
perhubungan dengan percepatan penyusunan peraturan perundangundangan sesuai amanah undang-undang bidang transportasi. Penyusunan
peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan amanah undangundang bidang transportasi perlu dipercepat agar dapat menjadi landasan
dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.

d. Percepatan pelaksanaan penyederhanaan dan harmonisasi regulasi di


bidang transportasi.
Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang
perhubungan dengan melakukan percepatan pelaksanaan penyederhanaan
dan harmonisasi regulasi di bidang transportasi.
e.

Evaluasi peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih dan yang


menghambat percepatan pembangunan transportasi.
Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang
perhubungan dengan melakukan evaluasi terhadap peraturan perundangundangan yang tumpang tindih dan menghambat percepatan
pembangunan transportasi. Peraturan perundang-undangan yang tumpang
tindih dapat diminimalisir untuk mempercepat pembangunan sektor
transportasi.

6. Sasaran menurunnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatnya penerapan
teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi, dengan arah kebijakan
menerapkan pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, melalui strategi antara lain :

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 20

a.

Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan


dan tahan terhadap dampak perubahan iklim/ cuaca ekstrim.
Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dan peningkatan penerapan
teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi melalui
pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan
dan tahan terhadap dampak perubahan iklim/cuaca ekstrim. Prasarana dan
sarana transportasi yang ramah lingkungan dapat memberikan kontribusi
positif dalam mengurangi pemanasan global yang disumbangkan dari
sektor transportasi.

b. Pemanfaatan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan.


Pemanfaatan bahan bakar yang berbasis fossil fuel saat ini sangat tinggi,
sementara jumlah bahan bakar fossil fuel terus menipis. Dengan kondisi
tersebut pemanfaatan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan
di sektor transportasi harus dikedepankan.
c.

Penerapan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien.


Penerapan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien
dilakukan untuk mewujudkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yang
disumbangkan dari sektor transportasi dan peningkatan teknologi ramah
lingkungan pada sektor transportasi.

d. Mendorong pengguna kendaraan pribadi berpindah ke transportasi umum/


massal.
Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dan peningkatan penerapan
teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi dengan mendorong
penggunaan angkutan umum/massal terutama bagi masyarakat pengguna
kendaraan pribadi.
7. Sasaran meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan
clean governance, dengan arah kebijakan pelaksanaan pengawasan intern yang
berintegritas, professional dan amanah, melalui strategi antara lain :
a. Mengoptimalkan peran Inspektorat Jenderal sebagai consultant dan quality
assurance.
Dalam rangka mendorong terwujudnya clean governance serta memastikan
tujuan pembangunan transportasi dapat dicapai secara hemat, efisien,
efektif dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), maka
Inspektorat Jenderal telah mencanangkan perubahan paradigma yang
diarahkan kepada peningkatan peran Inspektorat Jenderal menjadi
Konsultan dan Katalisator yang lebih mengarah kepada penghantar bagi
suatu unit kerja untuk meningkatkan kualitas kinerjanya sesuai rencana dan
ketentuan yang berlaku serta lebih memberikan solusi atas masalah dan
hambatan yg dihadapi unit kerja tersebut dalam mencapai tujuan organisasi.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 21

b. Peningkatan kualitas hasil pengawasan


Peningkatan kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean
governance melalui peningkatan kualitas hasil pengawasan dari Inspektorat
Jenderal Kementerian Perhubungan.
c. Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM Pengawasan
Peningkatan kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean
governance melalui peningkatan kualitas dan kompetensi SDM pengawasan
di Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan.
3.2.3 Kapasitas Transportasi
Dalam rangka meningkatkan kapasitas transportasi, Kementerian Perhubungan
menetapkan 5 (lima) sasaran, yaitu : (1) Meningkatnya kapasitas sarana sarana dan
prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan
multimoda (2) Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang, (3)
Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar,
terpencil dan khususnya di wilayah timur Indonesia, (4) Meningkatnya pelayanan
angkutan umum massal perkotaan, dan (5) Meningkatnya aplikasi teknologi
informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan. Dalam mencapai
sasarana peningkatan kapasitas transportasi ditempuh melalui strategi pencapaian
sebagai berikut :
1. Sasaran meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan
keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan multimoda, dengan arah
kebijakan meningkatkan kapasitas, konektivitas/aksesibilitas antar wilayah dan
keterpaduan antarmoda/multimoda, melalui strategi antara lain :
a. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan sarana dan prasarana
transportasi.
Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan
sistem transportasi antarmoda dan multimoda diwujudkan salah satunya
melalui peningkatan kualitas perencanaan pembangunan sarana dan
prasarana transportasi. Kualitas perencanaan akan sangat menentukan
kualitas pembangunan sektor transportasi selama lima tahun kedepan.
b. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang berdasarkan
outcomes.
Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan
sistem transportasi antarmoda dan multimoda diwujudkan salah satunya
melalui pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang berdasarkan
outcomes, sehingga pembangunan transportasi yang dilakukan oleh
Kementerian Perhubungan dapat dirasakan langsung manfaat pembangunan
oleh masyarakat.
c. Mendorong pembangunan infrastruktur transportasi melalui kerjasama
Pemerintah dan badan usaha serta melalui pembiayaan swasta.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 22

Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan


sistem transportasi antarmoda dan multimoda melalui peningkatan
kerjasama pemerintah dan badan usaha serta peningkatan investasi swasta
dalam penyediaan infrastruktur transportasi nasional melalui penguatan
kelembagaan dan sistem perencanaan proyek-proyek yang akan
dikerjasamakan.
Kerjasama pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur
transportasi antara lain : Penyelenggaraan kerjasama pemerintah dan badan
usaha pada sektor perkeretaapian sebanyak 6 proyek sampai pada tahun
2019; Penyelenggaraan kerjasama pemerintah dan badan usaha pada sektor
transportasi laut ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 10 proyek;
Penyiapan dokumen terhadap infrastruktur transportasi udara yang siap
ditawarkan kepada swasta sampai pada tahun 2019 sebanyak 3 proyek.
d. Pembangunan jaringan pelayanan yang terintegrasi antarmoda.
Dalam setiap peraturan perundang-undangan transportasi diamanahkan
untuk
menyusun tatanan dan rencana induk masing-masing moda, yaitu rencana
induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, tatanan perkeretaapian
nasional, tatanan kepelabuhanan nasional dan tatanan kebandarudaraan
nasional serta tersusunnya perencanaan umum jaringan jalan nasional dan
jalan tol. Salah satu faktor yang diamanahkan dalam penyusunan tatanan
dan rencana induk transportasi adalah keterpaduan intra dan antarmoda
transportasi.
Pada dasarnya transportasi antarmoda/multimoda adalah pembangunan
transportasi yang mempertimbangkan jenis dan karakteristik sistem
transportasi yang digunakan, dan mempertimbangkan sisi efisiensi,
efektivitas dan kemudahan sistem operasinya, sehingga mampu melahirkan
sistem transportasi yang berdaya saing tinggi. Upaya keterintegrasian ini
diwujudkan melalui antara lain ketersediaan angkutan kereta api di bandar
udara dan pelabuhan.
e. Penyiapan konsep dan implementasi angkutan laut dari barat ke timur
Indonesia.
Dalam rangka menjamin ketersediaan barang dengan harga yang terjangkau
diperlukan konsep untuk memperkuat jalur pelayaran yang dititikberatkan
pada Indonesia bagian Timur yang dimaksudkan selain untuk
mengkoneksikan jalur pelayaran dari Barat ke Timur Indonesia juga akan
mempermudah akses niaga dari negara-negara Pasifik bagian selatan ke
negara Asia bagian Timur. Pada prinsipnya, ketersediaan pelayanan
angkutan kapal dari barat ke timur Indonesia merupakan penataan trayek
tetap dan teratur yang harus didukung dengan pengembangan pelabuhan
agar dapat melayani kapal dengan ukuran besar, mengingat saat ini untuk
terminal-terminal domestik, ukuran kapal peti kemas yang bisa masuk tidak

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 23

lebih dari 2600 TEUs dan kebanyakan hanya mampu melayani kapal ukuran
800 atau 900 TEUs, dengan demikian akan mewujudkan efisiensi biaya
logistik nasional.
2. Sasaran meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana,
perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya di wilayah timur Indonesia, dengan
arah kebijakan meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana di daerah
rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya di wilayah timur
Indonesia, melalui strategi antara lain :
a. Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di wilayah-wilayah
perbatasan dan wilayah-wilayah terluar
Jaringan transportasi ke depan akan diperluas dan dibangun lebih banyak
lagi untuk meningkatkan keseimbangan transportasi antara Jawa dan luar
Jawa dan meningkatkan aksesibilitas di daerah kawasan timur Indonesia,
daerah terpencil, dan pedesaan, kawasan perbatasan, serta daerah
tertinggal lainnya, melalui percepatan pembangunan infrastruktur
transportasi;
b. Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana transportasi di wilayah
terpencil, pedalaman, perbatasan dan rawan bencana;
Selain upaya penyediaan prasarana transportasi juga dilakukan peningkatan
kapasitas untuk meningkatkan konektivitas yang pada akhirnya dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Selain untuk peningkatan
pertumbuhan ekonomi, prasarana transportasi juga diarahkan untuk
peningkatan aksesibilitas daerah rawan bencana melalui penyediaan bandar
udara yang dapat didarati pesawat Hercules dan pelabuhan untuk
kepentingan pasokan logistik di saat terjadi bencana alam.
c. Penyediaan sarana angkutan keperintisan
Guna merangsang pertumbuhan wilayah, Pemerintah berupaya untuk
membuka keterisolasian daerah terpencil dan pedalaman agar mempunyai
keterkaitan dengan daerah maju melalui penyediaan pelayanan angkutan
keperintisan darat, laut dan udara.
3. Sasaran Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan, dengan
arah kebijakan mengembangkan sistem angkutan umum massal dengan
orientasi kepada angkutan bus maupun rel dengan fasilitas alih moda terpadu,
melalui strategi antara lain :
a. Penyiapan konsep angkutan umum massal perkotaan yang lebih matang dan
komprehensif
Penyiapan konsep angkutan umum massal perkotaan yang lebih matang dan
komprehensif bertujuan untuk meningkatkan jumlah penduduk perkotaan
yang akan menggunakan sistem angkutan umum, meninggalkan kendaraan
pribadinya di rumah, dan menciptakan transportasi kota yang lebih efisien,
ramah lingkungan, dan berkeadaban. Kota akan bertahan secara lingkungan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 24

dan efisiensi energi kalau pergerakan ekonominya didukung oleh sistem


angkutan umum cepat masal yang didukung dengan jaringan pengumpan
(feeder services).
b. Pengembangan BRT
Penerapan angkutan umum massal perkotaan salah satunya dilakukan
melalui pengembangan Bus Rapid Transit/BRT. Penerapan sistem BRT perlu
terpadu dalam fisik/prasarana, pelayanan, serta dalam konteks transportasi
cerdas dengan memanfaatkan Information Technology. Transportasi antar
moda di perkotaan perlu dibangun dengan memperhatikan pengembangan
transportasi tidak bermotor dalam rangka menuju terwujudnya transportasi
perkotaan yang berkelanjutan, yang didukung komitmen yang kuat dari
Kepala Daerah dalam bentuk perencanaan, pendanaan dan kesiapan
pengoperasian.
c. Pembangunan dan pengembangan angkutan massal perkotaan berbasis rel
Selain pengembangan angkutan umum perkotaan dengan Bus Rapid Transit,
angkutan perkotaan dapat dilakukan melalui pembangunan angkutan massal
perkotaan berbasis rel.
d. Penyediaan dana subsidi/ PSO yang terarah untuk penyelenggaraan
angkutan umum massal perkotaan
Penerapan angkutan umum dengan BRT dan MRT dianggap tidak menarik
bagi kota-kota yang belum menerapkannya karena dipersepsikan
membebani anggaran. Oleh karena itu untuk mewujudkan penyelenggaraan
sistem angkutan umum yang handal dan berkelanjutan dibutuhkan antara
lain dukungan kebijakan secara nyata dari pemerintah di sektor anggaran
melalui penyediaan dana subisidi/PSO yang terarah.
4. Sasaran meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem
manajemen transportasi perkotaan, dengan arah kebijakan meningkatkan
aplikasi teknologi informasi dalam sistem manajemen perkotaan, melalui
strategi antara lain :
a. Penerapan sistem informasi lalu lintas secara real time, penerapan ATCS dan
Virtual Mobility
Penerapan Manajemen Sistem Transportasi Perkotaan yang modern, mulai
dari skala mikro persimpangan dan ruas jalan dengan Manajemen Lalu Lintas
sampai kepada full-scale demand management seperti Electronic Road
Pricing. Dalam skala dan kondisi tertentu yang memungkinkan, penerapapan
Area Traffic Control System (ATCS) dapat dikembangkan secara efektif hanya
kalau ruas-ruas jalan tidak berada dalam keadaan jenuh (over-saturated).
Jaringan jalan dalam kedaan macet parah pada semua ruasnya akan tidak
efektif apabila diterapkan ATCS. Transportasi kota dengan 2 komponen
utama yakni jaringan jalan dan sIstem angkutan umum perlu dinaungi oleh
Sisem Manajemen Transportasi yang komprehensif dan sesuai dengan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 25

hierarki pergerakan, fasilitas ruang jalan, dan skala kepadatan/kemacetan


lalu lintas yang ada.
b. Penerapan sistem tiket elektonik yang terintegrasi
Intelligent Transport System/ITS pada prinsipnya adalah penerapan
teknologi maju di bidang elektronika, komputer dan telekomunikasi untuk
membuat prasarana dan sarana transportasi lebih informatif, lancar, aman
dan nyaman sekaligus ramah lingkungan. Sistem ini mempunyai tujuan dasar
untuk membuat system transportasi yang mempunyai kecerdasan, sehingga
dapat membantu pemakai transportasi dan pengguna transportasi untuk
mendapatkan informasi, mempermudah transaksi, meningkatkan kapasitas
prasarana dan sarana transportasi, mengurangi kemacetan atau antrean,
meningkatkan keamanan dan kenyamanan, mengurangi polusi lingkungan,
mengefisiensikan pengelolaan transportasi.

3.3 KERANGKA REGULASI


Dari sisi regulasi, Kementerian Perhubungan
telah memiliki berbagai dasar hukum
pembangunan dan pengelolaan sektor
transportasi, yang ditandai dengan terbitnya
paket Undang-Undang sektor transportasi
beserta peraturan pelaksanaannya yang
telah mengamanatkan perubahan pola
kelembagaan penyelenggaraan transportasi
yang pada intinya pemisahan antara peran
regulator dan operator.
Selanjutnya akan dilakukan identifikasi peraturan-peraturan yang masih perlu
dijabarkan lagi turunannya, serta akan dilakukan langkah-langkah deregulasi untuk
berbagai peraturan yang merupakan produk yang sudah lama yang dinilai dapat
menghambat pelaksanaan tugas dan menciptakan ketidakpastian hukum di
masyarakat, untuk kemudian dilakukan reformasi jika dinilai sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi terkini, yang meliputi aspek keselamatan dan keamanan
transportasi, pelayanan, dan kapasitas transportasi.
Penyelesaian mandat-mandat Undang-Undang sektor transportasi tersebut, bukan
hanya berada pada Kementerian Perhubungan, namun juga melibatkan
stakeholders lainnya, khususnya BUMN terkait, Kementerian BUMN, Kementerian
Keuangan, dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. Oleh karenanya
sinergi dan komitmen dari seluruh stakeholders merupakan hal yang penting bagi
penyelesaian mandat Undang-Undang sektor transportasi tersebut. Dalam Tahun
2015-2019 ditargetkan dapat diselesaikan peraturan perundang-undangan di
lingkungan Kementerian Perhubungan sebanyak 220 peraturan, dengan rincian
antara lain sebagai berikut :

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 26

a. 85 Peraturan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang terdiri dari 14
Peraturan Pemerintah, 70 Peraturan Menteri Perhubungan, dan 1 Peraturan
Pemerintah/Peraturan Menteri/Peraturan Presiden;
b. 28 Peraturan Menteri Perhubungan Bidang Perkeretaapian;
c. 63 Peraturan Bidang Pelayaran, yang terdiri dari 8 Peraturan Pemerintah dan
55 Peraturan Menteri Perhubungan;
d. 44 Peraturan Bidang Perhubungan Udara, yang terdiri dari 5 Peraturan
Pemerintah, 36 Peraturan Menteri Perhubungan, dan 3 Peraturan yang akan
disesuaikan dengan amanat dan kebutuhan.
3.3.1 KERANGKA REGULASI BIDANG LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN
Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, lalu lintas dan angkutan jalan
harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,
kesejahteraan, ketertiban berlalu lintas dan angkutan jalan dalam rangka
mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan negara. Sebagai
pelaksanaan amanat dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, terdapat beberapa Peraturan Pemerintah dan Peraturan
Menteri yang perlu disusun baik terkait dengan penyelenggaraan angkutan orang
maupun barang di jalan, khususnya perumusan terkait :
1. Landasan
pengembangan
sistem
transportasi
perkotaan
melalui
penetapan PP/Perpres pembentukan
otoritas transportasi yang memiliki
kewenangan dalam penyelenggaraan
transportasi di wilayah perkotaan yang
melewati lintas batas kewenangan
Pemda;
2. Peran pemerintah pusat dalam penyelenggaraan transportasi perkotaan yang
diatur nantinya didalam Perpres/PP tersebut termasuk dalam PSO untuk
angkutan perkotaan, sebagai bentuk dukungan pemerintah pusat dalam
pengembangan angkutan massal di kota-kota besar, yang secara finansial
pemda setempat belum mampu membiayai investasi maupun operasinya.
3.3.2 KERANGKA REGULASI BIDANG PERKERETAAPIAN
Kerangka regulasi bidang perkeretaapian yang dibutuhkan disusun dengan mengacu
pada UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan 2 (dua) Peraturan
Pemerintah pelaksanaannya, serta 58 (lima puluh delapan) Peraturan Menteri
Perhubungan sebagai pelaksanaannya, meliputi:

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 27

1.

Revisi PP Nomor 56 tahun 2009 tentang


Penyelenggaraan
Perkeretaapian
berupa penyederhanaan perizinan
untuk mendorong penyelenggaraan
sarana dan prasarana kereta api oleh
pihak swasta/BUMN/Pemda;

2.

Revisi PP Nomor 72 tahun 2009 tentang


Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
untuk memberikan dasar legalitas
dalam pengadaan sarana kereta api ekonomi guna mendukung pelaksanaan
kewajiban pelayanan publik (PSO) bidang perkeretaapian;

3.

Revisi Perpres Nomor 83 Tahun 2011 untuk penguatan fungsi dan kewenangan
kelembagaan sebagai landasan hukum bagi pemerintah dan badan usaha
lainnya dalam mendorong penyelenggaraan sarana dan prasarana kereta api di
wilayah perkotaan, seperti Jabodatebek, Surabaya, Yogyakarta, Bandung,
Semarang dan wilayah perkotaan lainnya;

4.

Penyediaan regulasi terkait dengan pelaksanaan PNBP bidang perkeretaaapian;

5.

Penyempurnaan regulasi terkait standar spesifikasi teknis sarana dan prasarana


perkeretaapian sesuai jenis teknologi terkini;

6.

Penyempurnaan regulasi sebagai upaya peningkatan keselamatan dan


keamanan transportasi perkeretaapian.

3.3.3 KERANGKA REGULASI BIDANG PERHUBUNGAN LAUT


Mewujudkan sistem transportasi laut
yang efektif dan efisien, serta
membantu terciptanya pola distribusi
nasional yang mantap dan dinamis
merupakan amanat dari UndangUndang Nomor 17 Tahun 2008
tentang Pelayaran. Perwujudan ini
dilakukan
melalui
implementasi
pengaturan terhadap angkutan di
pengairan,
kepelabuhan,
kenavigasian,
keselamatan
dan
kemananan pelayaran, dan perlindungan lingkungan maritim.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran mengamanatkan
perlunya dilakukan ratifikasi maupun perumusan landasan hukum bagi pemerintah
dalam mendukung pembiayaan penyediaan armada pelayaran nasional melalui
penerbitan Pepres untuk Ratifikasi Arrest of Ship Convention 1999 untuk
melengkapi ratifikasi Maritime Liens and Mortgages 1993 yang telah dilakukan
dengan Perpres 44 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Convention on

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 28

Maritime Liens and Mortgages 1993 (Konvensi International tentang Piutang


Maritim dan Mortgages 1993).
Dalam rangka mendukung pemberdayaan Pelayaran Rakyat (Pelra) sesuai dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
dan Pengusahaan Angkutan Laut menyebutkan bahwa pelayaran rakyat adalah
usaha rakyat yang bersifat tradisional dan mempunyai karakteristik untuk
melaksanakan angkutan di perairan dengan menggunakan kapal layar, kapal layar
motor dan atau kapal motor sederhana berbendera Indonesia dengan ukuran
tertentu. Dengan karakteristik pelayaran rakyat yang menggunakan kapal
tradisional, trayek yang tidak tetap dan tidak teratur serta masih minimnya aspek
keselamatan dan keamanan maka diperlukan Perpres Pelayaran Rakyat yang akan
mengatur spesifikasi teknis, muatan, dan pembiayaan.
Sejalan dengan hal tersebut didalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan
Tahun 2015-2019 penerbitan Peraturan Presiden akan menjadi domain lintas sektor
khususnya sektor transportasi laut dan lintas lembaga mengingat terdapat
beberapa pemangku kebijakan yaitu Kementerian Perhubungan, Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL), Kementerian Kelautan dan Perikanan serta
Kementerian Keuangan (Bea Cukai).
Selain regulasi tersebut, juga akan dilakukan perubahan dan penyusunan regulasi
yang disesuaikan dengan tantangan global, regional dan nasional antara lain :
1. Menjamin dan memperkuat keterkaitan antara keselamatan, keamanan,
efisiensi dan ramah lingkungan transportasi laut, dalam rangka pengembangan
perdagangan global dan ekonomi dunia dan pencapaian tujuan Pembangunan
Milenium (MDGs);
2. Mendorong pemenuhan ketentuan peraturan internasional dengan mengatur
pelayaran internasional dan dalam negeri dengan mempromosikan pelaksanaan
yang selaras dengan negara-negara anggota lainnya;
3. Menjamin keselamatan, keamanan dan perlindungan lingkungan maritim dan
secara berkesinambungan akan melakukan peninjauan ulang peraturan untuk
memastikan kecukupan, efektivitas dan relevansi sarana dan prasarana yang
tersedia;
4. Ratifikasi atas konvensi internasional khususnya yang dikeluarkan IMO dan ILO
sesuai perkembangan amandemen;
5. Penguatan regulasi untuk penyelenggaraan investasi terkait persyaratan dan
bentuk kerjasama pemerintah & swasta dalam penyelenggaraan transportasi
laut;
6. Standarisasi dan spesifikasi teknis sarana dan prasarana transportasi laut;
7. Standarisasi dan spesifikasi teknik fasilitas bagi pengguna transportasi laut
berkebutuhan khusus.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 29

3.3.4 KERANGKA REGULASI BIDANG PERHUBUNGAN UDARA


Pembangunan transportasi udara
bertujuan
untuk
meningkatkan
efisiensi pergerakan orang dan
barang, memperkecil kesenjangan
pelayanan angkutan udara antar
wilayah
serta
mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional.
Transportasi
udara
memiliki
karakteristik
khusus
berupa
keunggulan kecepatan dibandingkan
moda transportasi lainnya. Namun transportasi udara merupakan sub sektor
transportasi yang sarat dengan aturan internasional. Interkoneksi antara
transportasi udara dengan moda transportasi lainnya perlu dijamin, termasuk
adanya jaminan keselamatan penerbangan di wilayah Indonesia. Jaminan tersebut
diwujudkan melalui kerjasama yang baik antara lembaga Pemerintah sebagai
pemegang otoritas pengelola transportasi udara bersama operator bandara dan
perusahaan penerbangan serta pemenuhan standar keselamatan penerbangan
internasional yang telah ditetapkan oleh ICAO (Internasional Civil Aviation
Organization). Untuk itu perlu dilaksanakan kebijakan nasional dalam
pengembangan transportasi udara sesuai dengan amanat dari Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dalam kerangka penyusunan Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Menteri terkait dengan pengaturan prosedur dan
operasi penerbangan, meliputi :
1. Penyusunan Peraturan Pemerintah sebagai tindak lanjut UU No.1 Tahun 2009
tentang Penerbangan, antara lain mengatur tentang : pelanggaran wilayah
kedaulatan, penetapan kawasan udara terlarang, kawasan udara terbatas,
pelaksanaan tindakan terhadap pesawat udara dan personel pesawat udara
serta tata cara dan prosedur pelaksanaan tindakan pemaksaan oleh pesawat
udara negara;
2. Penyusunan Peraturan Menteri sebagai tindak lanjut UU No.1 Tahun 2009
tentang Penerbangan, antara lain mengatur : tentang pendelegasian
kewenangan pembinaan kepada unit di bawah Menteri, mengatur tentang
lembaga penyelenggaran pelayanan umum, serta proses dan biaya sertifikasi;
3. Penyusunan Peraturan Menteri sebagai turunan PP No. 40 Tahun 2012 tentang
Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara, antara lain
mengatur tentang : standar rancang bangun dan/atau rekayasa fasilitas bandar
udara, serta standar kelaikan fasilitas, mengatur tentang rancangan teknik
terinci fasilitas pokok bandar udara dan pengesahan;
4. Penyusunan Peraturan Menteri sebagai turunan PP No. 77 Tahun 2012 tentang
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia
(LPPNPI), antara lain mengatur tentang : penambahan penyertaan modal negara
yang berasal dari kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya, mengatur tentang
penambahan penyertaan modal negara yang berasal dari kapitalisasi cadangan
dan sumber lainnya.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 30

3.3.5 KERANGKA
REGULASI
MULTIMODA

BIDANG

TRANSPORTASI

ANTARMODA/

Untuk mewujudkan penyelenggaraan angkutan antarmoda maka diperlukan


keterpaduan pelayanan guna mewujudkan
pelayanan one step service pada angkutan
penumpang dan barang. Sampai dengan saat ini
penanganan keterpaduan pelayanan angkutan
antarmoda/multimoda masih belum optimal
dikarenakan belum adanya satu unit organisasi
yang memiliki kewenangan tunggal terhadap
perencanaan dan pengelolaan transportasi
antarmoda/multimoda,
sehingga
diperlukan
pembentukan unit pengembangan transportasi
manajemen antarmoda/multimoda.
3.3.6 KERANGKA REGULASI BIDANG
TRANSPORTASI

PENELITIAN

DAN

PENGEMBANGAN

Kebutuhan akan pelaksanaan kegiatan penelitian untuk menjawab permasalahan


transportasi yang semakin kompleks serta kebutuhan penyediaan kebijakan
transportasi kedepan membutuhkan peran Badan Litbang Perhubungan dengan
kewenangan yang lebih luas. Transformasi peran dan fungsi Badan Litbang
Perhubungan membutuhkan kelengkapan regulasi dan kelembagaan pendukung
sebagai penguatan peningkatan peran dan fungsi Badan Litbang Perhubungan
kedepannya. Terlebih lagi dengan adanya tuntutan hasil penelitian Badan Litbang
Perhubungan untuk dapat dimanfaatkan secara optimal.
Upaya transformasi peran dan fungsi Badan Litbang Perhubungan akan dilakukan
secara bertahap mulai tahun 2015 yang ditandai dengan penetapan Perpres Nomor
40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan. Tugas pokok dan fungsi Badan
Litbang Perhubungan sebagaimana tercantum dalam Perpres Nomor 40 Tahun 2015
pada Pasal 24 dan Pasal 25 adalah:
Tugas Pokok Badan Litbang Perhubungan:
Menyelenggarakan Penelitian Dan Pengembangan di Bidang Transportasi
Fungsi Badan Litbang Perhubungan:
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan
pengembangan di bidang transportasi;
2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan, harmonisasi dan kerjasama
penelitian dan pengembangan, dukungan teknis penelitian dan pengembangan
teknologi dan rekayasa serta pengkajian kebijakan di bidang transportasi;
3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian
dan
pengembangan bidang transportasi;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 31

4.
5.

Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan;


dan
Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Dalam rangka memenuhi amanat kebijakan penelitian nasional untuk


mengoptimalkan peran lembaga penelitian maka Badan Litbang Perhubungan
membutuhkan kerangka regulasi meliputi:
1.

Penguatan peran, fungsi dan kewenangan Badan Litbang Perhubungan dalam


penyusunan perumusan kebijakan transportasi dan mengkoordinasikan
pelaksanaan kegiatan penelitian di lingkungan Kementerian Perhubungan
melalui revisi KM No 60 Tahun 2010 sebagai turunan dari Perpres Nomor 40
Tahun 2015.

2.

Kedepannya Badan Litbang Perhubungan membutuhkan kerangka regulasi


untuk mendukung pelaksanaan operasional unit balai penelitian dan
pengembangan teknologi di bidang transportasi sebagaimana diamanatkan
dalam UU No. 18 Tahun 2002.

3.3.7 KERANGKA REGULASI BIDANG SDM TRANSPORTASI


Kerangka Regulasi Bidang SDM Transportasi antara lain adalah :
1.

Penyusunan Peraturan Menteri Perhubungan sebagai tindak lanjut Peraturan


Pemerintah No. 51 Tahun 2012 tentang SDM transportasi

2.

Penyusunan standarisasi penyelenggaraan diklat SDM transportasi

3.

Penyusunan pedoman pembinaan


diselenggarakan oleh masyarakat

4.

Penguatan peran Komite Nasional Pengawasan Mutu Diklat Transportasi

5.

Pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri Diklat SDM transportasi

6.

Penyusunan Peraturan Menteri Diklti dan Ristek tentang Kerangka Kualifikasi


Nasional Indonesia (KKNI) untuk kompetensi SDM transportasi (Perpres Nomor
8 Tahun 2012 tentang KKNI)

diklat

SDM

transportasi

yang

3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN


Kelembagaan dalam sektor transportasi merupakan salah satu isu sentral, yakni
bagaimana suatu kelembagaan dapat merespons tanggung-jawab global
permasalahan transportasi. Fungsi regulator ke depan sesuai amanat UndangUndang sektor transportasi akan lebih mengarah pada stakeholders-management,
yakni mengelola potensi setiap pihak untuk semaksimal mungkin dimanfaatkan bagi

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 32

penyediaan layanan transportasi nasional yang handal,


berdaya saing, dan memberikan nilai tambah. Namun
mengelola stakeholders pada pasar yang terbuka
memberikan tantangan baru bagi Pemerintah yang
dibentuk, karena akan muncul lebih banyak konflik yang
harus dikelola dengan cara pandang yang jernih dan adil.
Untuk itu diperlukan sinergi program Kementerian
Perhubungan dengan sektor lain, juga penguatan
koordinasi antara Kementerian Perhubungan dengan Dinas
Perhubungan Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota.
Kerangka kelembagaan memuat konteks pencapaian pada 2 (dua) sub-prioritas
pembangunan, meliputi penguatan konektivitas nasional untuk mencapai
keseimbangan pembangunan dan pengembangan sistem transportasi massal
perkotaan.
3.4.1 PENGUATAN
KONEKTIVITAS
KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN

NASIONAL

UNTUK

MENCAPAI

Penguatan konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan yang


dalam hal ini memiliki beberapa skema pengembangan dan revitalisasi
kelembagaan, sebagai berikut :
1.

Amanat kebijakan nasional untuk melakukan :


a. Pembentukan otoritas transportasi yang memiliki kewenangan dalam
penyelenggaraan transportasi di wilayah perkotaan yang melewati lintas
batas kewenangan Pemda;
b. Pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) Perhubungan Darat, meliputi :
Terminal Tipe A, BLU Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan, Balai
Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor;
c. Penguatan fungsi dan kewenangan kelembagaan sebagai landasan hukum
bagi Pemerintah dan badan usaha lainnya dalam mendorong
penyelenggaraan sarana dan prasarana kereta api di wilayah Jabodetabek
khususnya melalui Revisi Perpres No 83 Tahun 2011 Tentang Penugasan
Kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menyelenggarakan
prasarana dan sarana kereta api Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Jalur
Lingkar Jakarta- Bogor- Depok-Tangerang-Bekasi. PT. KAI (Persero) memiliki
dana yang terbatas sementara dana pemerintah tidak dapat membantu
karena bertentangan dengan Perpres ini;
d. Penguatan fungsi dan kewenangan kelembagaan sebagai landasan hukum
bagi Pemerintah dan badan usaha lainnya dalam mendorong
penyelenggaraan sarana dan prasarana transportasi laut melalui
pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) Pelabuhan di wilayah Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, BLU
Pelayanan Navigasi Pelayaran, BLU Pelayanan Perkapalan dan Kepelautan
serta penguatan kelembagaan Penjagaan Laut dan Pantai;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 33

e. Sesuai dengan amanah UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang


mengatur pemisahan fungsi regulator dan operator bandar udara, dan
menjawab hasil temuan ICAO USOAP, dalam penyediaan pelayanan oleh
negara seperti penyediaan bandar udara, kalibrasi dan kesehatan
penerbangan dalam 5 (lima) tahun ke depan akan dipisahkan menjadi
pelaksanaan pelayanan oleh negara (State Operating Agency) dan pelaksana
pembuat aturan (State Regulatory Agency) tanpa mengabaikan aspek
keselamatan penerbangan. Pemisahan fungsi regulator dan operator bandar
udara saat ini masih dilakukan secara internal. Untuk pelaksana pembuat
aturan, telah terbentuk 10 (sepuluh) kantor otoritas bandar udara melalui
Permenhub Nomor PM.41 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Otoritas Bandar Udara. Dalam 5 (lima) tahun mendatang pelaksanaan
pelayanan oleh negara akan mulai dipisahkan dari pelaksana pembuat
aturan sebagaimana berikut :
1) Pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) di wilayah Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua,
BLU Kelaikan Udara dan Pengoperasian Udara, BLU Kesehatan
Penerbangan, BLU Teknik Penerbangan, BLU Besar Kalibrasi Fasilitas
Penerbangan;
2) Pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) Kalibrasi Fasilitas
Penerbangan. sesuai Peraturan Dirjen Perhubungan Udara Nomor KP. 173
Tahun 2013 tentang Sertifikasi Penyelenggara Kalibrasi Fasilitas Navigasi
Penerbangan (advisory circular part 171-7) yang menyatakan bahwa
penyelenggara kalibrasi fasilitas navigasi penerbangan adalah Pemerintah
dan/atau Badan Hukum Indonesia yang mendapatkan sertifikat untuk
menyelenggarakan kalibrasi fasilitas navigasi penerbangan. Oleh sebab itu
dimungkinkan penyelenggara bandar udara dilaksanakan oleh Badan
Hukum Indonesia;
3) Pembentukan Balai Teknik Bandar Udara
Rencana pembentukan Balai Teknik Bandar Udara akan digabungkan
dengan Balai Elektronika yang saat ini telah berubah menjadi Balai Teknik
Penerbangan (Permenhub Nomor KM.33 Tahun 2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Teknik Penerbangan);
4) Pembentukan Majelis Profesi Penerbangan;
5) Pembentukan Balai Sertifikasi Kelaikudaraan.
f. Badan Layanan Umum (BLU) Badan Pengembangan SDM Perhubungan,
meliputi : BP3IP Jakarta, STIP Marunda-Jakarta, PIP Makassar, PIP Semarang,
Poltekpel Surabaya, ATKP Surabaya, PKTJ Tegal;
g. Satker BPSDMP yang proses menjadi PK-BLU, meliputi : STTD Bekasi, STPI
Curug Tangerang, ATKP Medan, LP3 Banyuwangi, BP2IP Sorong, BPPTD Bali ,
API Madiun, BPPTD Palembang, BPP PNB Palembang, BPP PNB Jayapura, BP3
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 34

Curug Tangerang, BPPTL Jakarta, BP2IP Barombong, BP2IP Malahayati Aceh,


ATKP Makassar, BP2IP Tangerang, dan pembentukan BLU Pengelola Kapal
Latih;
h. Pembentukan Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi, meliputi : Balai
Litbang Teknologi Keselamatan Penerbangan, Balai Litbang Teknologi
Perhubungan Darat dan Perkeretaapian, dan Balai Litbang Teknologi
Perhubungan Laut;
Tugas dan fungsi Badan Litbang Perhubungan adalah memberikan rekomendasi
strategis dalam pengambilan langkah dan kebijakan di sektor transportasi. Saat
ini kegiatan penelitian Badan Litbang Perhubungan masih berorientasi pada
penelitian kebijakan (policy research).
Adanya tuntutan bahwa setiap program pembangunan dan pengambilan
kebijakan didukung oleh hasil penelitian maka tidak hanya cukup dengan policy
research semata. Perumusan kebijakan akan lebih efektif dan efisien apabila
didukung oleh engineering research. Dengan demikian, Badan Litbang
Perhubungan dapat menjalankan peran dan fungsinya secara maksimal
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 18 UU No 18/2002.
Pada Pasal 11 ayat 1 juga disebutkan bahwa salah satu sumber daya penelitian
dan pengembangan adalah adanya sarana dan prasarana sumber daya ilmu
pengetahuan dan teknologi baik dalam bentuk fisik maupun non-fisik. Hal inilah
yang menjadi dasar kebutuhan pembangunan balai litbang perhubungan.
Direncanakan balai-balai tersebut akan menjadi unit eselon III di bawah
Puslitbang Perhubungan.
Tugas dan fungsi Balai Litbang Perhubungan adalah sebagai berikut:
1) Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi mempunyai
melaksanakan penelitian rekayasa teknologi sektor transportasi.

tugas

2) Dalam melaksanakan tugasnya Balai Penelitian dan Pengembangan


Teknologi menyelenggarakan fungsi:
a) Penyusunan rencana dan program Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi;
b) Pelaksanaan penelitian rekayasa teknologi keselamatan sarana dan
prasarana;
c)

Pelaksanaan penelitian rekayasa teknologi fasilitas peralatan sarana dan


prasarana;

d) Pelaksanaan penelitian rekayasa teknologi di sektor transportasi;


e) Penyiapan rekomendasi guna penetapan kebijakan di bidang sarana dan
prasarana penerbangan;
f)

Pelaksanaan kerjasama penelitian rekayasa teknologi keselamatan


penerbangan;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 35

g) Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan; dan


h) Pelaksanaan ketatausahaan, urusan kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, umum, hukum, hubungan masyarakat, dan
kerumahtanggaan.
Adapun usulan konsep bagan organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Perhubungan dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:
Badan Penelitian dan
Pengembangan Perhubungan
Sekretariat Badan Penelitian
dan Pengembangan
Perhubungan

Pusat Penelitian dan


Pengembangan
Manajemen Transp.
Multimoda

Pusat Penelitian dan


Pengembangan
Perhubungan Udara

Pusat Penelitian dan


Pengembangan
Perhubungan Darat
dan KA

Pusat Penelitian dan


Pengembangan
Perhubungan Laut

Balai Litbang dan


Teknologi
Keselamatan
Penerbangan

Balai Litbang
Perhubungan Darat
dan Perkeretaapian

Balai Litbang
Perhubungan Laut

Gambar 3.1 Konsep Bagan Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan


Teknologi Perhubungan
Secara rinci konsep struktur organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Perhubungan adalah sebagai berikut:
Balai Penelitian dan
Pengembangan
Teknologi

Subbagian Tata Usaha

Seksi Penelitian dan


Pengembangan Sarana
Teknologi

Kelompok Jabatan
Fungsional

Seksi Penelitian dan


Pengembangan
Prasarana Teknologi

Gambar 3.2 Konsep Struktur Organisasi Balai Penelitian dan


Pengembangan Teknologi Perhubungan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 36

2.

Sinergisasi program antara Ditjen Perhubungan Laut, Ditjen Perhubungan


Udara, Ditjen Perkeretaapian dan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan
Umum dalam mengelola integrasi moda di pelabuhan dan bandara;

3.

Sinergisasi program Pemerintah Daerah dan Pusat;

4.

Perkuatan lembaga pengelola pengadaan sarana transportasi;

5.

Pengembangan sistem transportasi massal perkotaan, melalui:


a. Perkuatan kelembagaan Kementerian Perhubungan untuk berperan di kota
aglomerasi;
b. Pembentukan Lembaga Otoritas Transportasi.

3.4.2 PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI MASSAL PERKOTAAN


1.

Penguatan Kelembagaan Kementerian dan Pembentukan Badan Otoritas Baru


a. Pembentukan Unit Kerja Penyelengara Angkutan Kereta Api Perintis
Pembentukan unit kerja ini dilakukan untuk mendukung penyelenggaraan
prasarana angkutan perintis khususnya kereta api dalam pembangunan
sarana dan prasarana serta mendukung operasional dan pemeliharaan
kereta api perintis. Kebutuhan kelembagaan yang dibangun adalah lembaga
pemerintah yang dikerjasamakan dengan swasta atau BUMN dengan pola
dan mekanisme Kerjasama Pemerintah-Swasta.
b. Penguatan Koordinasi Transportasi Nasional
Penguatan
koordinasi transportasi nasional
dilakukan
melalui
pengkoordinasian potensi, permasalahan, dan usulan program/ kegiatan
pusat (sektor transportasi dan lintas sektor), serta usulan program/ kegiatan
daerah (Provinsi dan Kabupaten/ Kota) dalam pembangunan transportasi.
Yang nantinya akan dilakukan pencermatan output/ target capaian
pembangunan transportasi baik di daerah (provinsi dan kabupaten), maupun
tingkat pusat (nasional). Hal ini bertujuan untuk memberikan konsistensi dan
keselarasan perencanaan pembangunan kaitannya dengan sharing anggaran
pusat (APBN) dalam bentuk dana dekonsentrasi, tugas pembantuan,
maupun dana alokasi khusus, serta sharing anggaran daerah (APBD Provinsi
maupun Kabupaten/Kota).
Penguatan koordinasi transportasi nasional juga dilakukan terkait dengan
peluncuran anggaran yang bersumber dari dana hibah maupun bantuan
internasional, serta kontribusi sektor swasta dalam pembangunan sektor
transportasi, yang nantinya akan disesuaikan dengan muatan substansi
perencanaan pembangunan yang disusun dan disepakati oleh Pemerintah
Pusat (Kementerian/Lembaga) dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 37

Gambar 3.3

Penguatan Koordinasi Transportasi Nasional

c. Pembentukan Unit Kerja Pengembangan Angkutan Multimoda


Dalam rangka mewujudkan keterpaduan pelayanan one stop service pada
angkutan penumpang dan barang maka diperlukan pembentukan unit
pengembangan transportasi manajemen antarmoda/ multimoda.
Pembentukan unit kerja pengembangan angkutan multimoda dilakukan
berdasarkan beberapa pertimbangan, sebagai berikut :
1) Bukan merupakan amanat langsung dari Undang-Undang sektor
transportasi, namun skema ini disusun untuk mengkoordinasi kebutuhan
pengembangan angkutan multimoda sesuai UU 23/2007, UU 17/2008,
UU 1/2009, UU 22/2009;
2) Dapat dikembangkan dalam 1 unit kerja di Kementerian Perhubungan
setingkat Eselon I atau Eselon II.
Pola koordinasi dan kebutuhan pengembangan kelembagaan angkutan
multimoda pada Kementerian Perhubungan pada unit kerja Eselon II dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 38

Gambar 3.4 Pengembangan Kelembagaan Multimoda dengan Skema


PenempatanPada Unit Kerja Eselon II Tahun 2015-2019
Unit Kerja Pengembangan Angkutan Multimoda nantinya akan mempunyai
tugas, sebagai berikut :
1) Mengkoordinasi kebutuhan perencanaan,
pengendalian transportasi multimoda;

pembangunan,

dan

2) Mengembangkan angkutan multimoda;


3) Mengatur kinerja pelayanan angkutan multimoda;
4) Mengatur pengalokasian sarana dan prasarana pengembangan angkutan
multimoda.
2.

Pembentukan Balai Dalam Mendukung Tupoksi Ditjen Perkeretaapian di Daerah


Seiring dengan perluasan penyediaan jaringan prasarana dan pelayanan
perkeretaapian di berbagai wilayah di Indonesia, maka tugas teknis dalam
pelaksanaan fungsi regulator maupun pembangunan perkeretaapian yang akan
dilakukan oleh Ditjen Perkeretaapian akan menjadi lebih luas dan kompleks.
Oleh karena itu, berbagai tugas tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan
oleh kelembagaan eksisting yang terkonsentrasi di Pusat. Untuk itu, perlu
dibentuk beberapa UPT di daerah untuk membantu pelaksanaan tugas teknis di
lapangan.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 39

Gambar 3.5

Pembentukan Balai Dalam Mendukung Tupoksi


Ditjen Perkeretaapian di Daerah

3.4.3 PEMBENTUKAN BADAN PENYELENGGARA TRANSPORTASI JABODETABEK


(BPTJ)
3.4.3.1 LATAR BELAKANG
Pemerintah Pusat mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan pelayanan
transportasi yang baik untuk masyarakat. Hal itu tertuang dalam undang-undang
transportasi yaitu Undang Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Undang-undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian,
Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Undang-undang No. 1
Tahun 2009 tentang Penerbangan. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan
bahwa:
Transportasi dikuasai oleh Negara dan pembinaannya dilakukan oleh
Pemerintah;
Pembinaan dan penyelenggaraan transportasi antar/lintas provinsi atau negara
dilakukan Pemerintah.
Di samping itu, dalam Undang-Undang no. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah juga disebutkan bahwa urusan pemerintahan yang lokasinya lintas daerah
provinsi atau lintas negara menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
Dengan dasar Undang-undang tersebut dan beranjak dari beberapa permasalahan
tersebut di atas maka pemerintah pusat wajib membentuk suatu lembaga atau unit

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 40

organisasi yang menyelenggarakan transportasi Jabodetabek untuk dapat


memberikan pelayanan transportasi umum yang handal, aman, nyaman, selamat,
dan terintegrasi dalam rangka menyelesaikan permasalahan-permasalahan
transportasi, khususnya permasalahan lintas daerah dan lintas sektor.
Berangkat dari latar belakang di atas maka perlu dibentuk organisasi yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Perhubungan,
yaitu Badan Penyelenggara Transportasi Jabodetabek yang memiliki kewenangan
dan fungsi melakukan tugas lintas daerah provinsi dalam rangka mendukung
pembangunan nasional terutama kelancaran dan kemajuan transportasi di wilayah
Provinsi DKI Jakarta dan sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat, meliputi Kota Depok,
Kota Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bekasi; serta sebagian
wilayah Provinsi Banten, meliputi Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan
Kabupaten Tangerang.
Tujuan Pembentukan
Jabodetabek), yaitu:

Lembaga

BPTJ

(Badan

Penyelenggara

Transportasi

1. Mengkoordinasikan dan mensinkronisasi penyusunan rencana umum dan


rencana program kegiatan Pemerintah Daerah dan Kementerian/ Lembaga
dalam rangka pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi yang
terintegrasi di wilayah Jabodetabek berdasarkan Rencana Induk Transportasi
Jabodetabek.
2. Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana penyediaan
pelayanan angkutan umum perkotaan di wilayah Jabodetabek.
3. Mengatur manajemen permintaan lalu lintas di wilayah Jabodetabek.
4. Menyusun regulasi dan kebijakan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan
transportasi yang terintegritasi di wilayah Jabodetabek.
5. Melakukan pengkajian penataan ruang yang berorientasi angkutan umum
massal.
3.4.3.2 VISI DAN MISI
Visi:
Terwujudnya peningkatan pelayanan, keterpaduan, konektivitas dan
mobilitas orang dan barang/ jasa transportasi di wilayah
Jabodetabek.
Misi:
1. Melaksanakan kebijakan koordinasi dan sinkronisasi dalam
rangka meningkatan pelayanan jasa transportasi di wilayah
Jabodetabek;
2. Melakukan fasilitasi teknis, pembiayaan dan atau manajemen
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 41

dalam rangka peningkatan penyediaan pelayanan, pengembangan sarana dan


prasarana penunjang angkutan umum, serta pelaksanaan manajemen
permintaan lalu lintas di wilayah Jabodetabek;
3. Melakukan penyusunan rencana program, kebutuhan anggaran, regulasi dan
kebijakan serta rekomendasi penataan ruang dan kebijakan perizinan yang
berorientasi angkutan umum massal dan terintegrasi di wilayah Jabodetabek.
3.4.3.3 ORGANISASI BADAN PENYELENGGARA TRANSPORTASI JABODETABEK
(BPTJ)
1. Kedudukan
Badan Penyelenggara Transportasi Jabodetabek merupakan unit organisasi
tersendiri setingkat Pejabat Tinggi Madya yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan. BPTJ dipimpin oleh seorang
Kepala.
2. Tugas dan Fungsi
BPTJ mempunyai tugas pokok mengembangkan, mengelola, dan meningkatan
pelayanan transportasi secara terintegrasi di wilayah Jabodetabek dengan
menerapkan tata kelola organisasi yang baik. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana maksud diatas Badan Penyelenggaraan Transportasi Jabodetabek
menyelenggarakan fungsi :
a. Koordinasi dan sinkronisasi penyusunan rencana umum dan rencana program
kegiatan Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam rangka
pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi yang terintegrasi di
wilayah Jabodetabek berdasarkan Rencana Induk Transportasi Perkotaan
Jabodetabek;
b. Koordinasi dan sinkronisasi perencanaan kebutuhan anggaran dalam rangka
pelaksanaan rencana umum dan rencana program kegiatan dalam rangka
pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi yang terintegrasi di
wilayah Jabodetabek;
c. Fasilitasi teknis, pembiayaan dan/atau manajemen dalam rangka peningkatan
penyediaan pelayanan angkutan umum perkotaan di wilayah Jabodetabek;
d. Fasilitasi teknis, pembiayaan dan/atau manajemen dalam rangka
pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana penunjang penyediaan
pelayanan angkutan umum perkotaan di wilayah Jabodetabek;
e. Fasilitasi teknis, pembiayaan dan/atau manajemen dalam rangka pelaksanaan
manajemen permintaan lalu lintas di wilayah Jabodetabek;
f. Penyusunan rencana pelaksanaan, perencanaan kebutuhan anggaran, dan
pelaksanaan program kegiatan transportasi dalam Rencana Induk Transportasi
Jabodetabek yang tidak termasuk dalam rencana umum dan rencana program
kegiatan transportasi dari Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 42

g. Penyiapan usulan regulasi dan kebijakan dalam kaitannya dengan


penyelenggaraan transportasi yang terintegrasi di wilayah Jabodetabek;
h. Pemberian rekomendasi penataan ruang yang berorientasi angkutan umum
massal;
i. Pemberian perijinan angkutan umum yang melampaui batas propinsi di
wilayah Jabodetabek dan pemberian rekomendasi untuk angkutan terusan
(feeder service);
j. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan rencana umum
dan program pengembangan dan pelayanan transportasi yang terintegrasi di
wilayah Jabodetabek;
k. Melakukan koreksi dan pemberian sanksi terhadap pelanggaran Rencana
Induk Transportasi Jabodetabek yang dilakukan oleh instansi, operator dan
pihak lainnya;
l. Pelaksanaan kegiatan lain yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.
3.4.3.4 SUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI
Susunan struktur organisasi BPTJ digambarkan dalam bagan di bawah ini.

Gambar 3.6

Struktur Organisasi BPTJ

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

3 - 43

BAB 4.
TARGET KINERJA DAN
KERANGKA PENDANAAN

4.1

TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019


Untuk mendorong terciptanya
akuntabilitas
kinerja
penyelenggaraan transportasi
sebagai salah satu persyaratan
terciptanya
tata
kelola
pemerintahan yang baik,
dibutuhkan
pengukuran
kinerja kegiatan untuk menilai
tingkat
keberhasilan
pencapaian
sasaran
Kementerian Perhubungan.

Pengukuran kinerja Kementerian Perhubungan merupakan hasil dari suatu penilaian


yang sistematis serta didasarkan pada indikator kinerja kegiatan, meliputi masukan,
keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Tingkat keberhasilan suatu kegiatan ditandai
dengan indikator kinerja utama Kementerian Perhubungan sesuai dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator
Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan yang telah disempurnakan
melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2012 dengan
tambahan indikator kegiatan yang bersifat strategis.
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perhubungan tahun 2015-2019 disusun
sebagai indikator outcome dan bukan merupakan indikator output, yang
dikelompokkan dalam 3 (tiga) aspek utama, yaitu : (1) Keselamatan dan keamanan
transportasi, (2) Pelayanan transportasi, dan (3) Kapasitas transportasi. Tiap aspek
memiliki sasaran dan kebijakan, sebagai berikut:
4.1.1 KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI
Dalam rangka mewujudkan keselamatan dan keamanan transportasi, Kementerian
Perhubungan mempunyai dua sasaran, yaitu : (1) Menurunnya angka kecelakaan
transportasi; dan (2) Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam
penyelenggaraan transportasi selama kurun waktu 2015-2019.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4-1

4.1.1.1 MENURUNNYA ANGKA KECELAKAAN TRANSPORTASI


Untuk mencapai sasaran menurunnya angka kecelakaan transportasi, Kementerian
Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu:
1. Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional :
a. Perkeretaapian yang diukur dengan angka kecelakaan kumulatif, dengan
baseline tahun 2014 sebesar 0,65 (rasio kecelakaan/1 juta km), dan
ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 0,55 (rasio kecelakaan/1 juta km),
dengan kegiatan strategis diantaranya Peningkatan/rehabilitasi jalur KA
sepanjang 1225 Km'sp, Peningkatan/rehabilitasi jembatan KA sepanjang 269
Unit, Peningkatan/rehabilitasi persinyalan, dan telekomunikasi KA sebanyak
41 Paket, Pelaksanaan
Perawatan dan Pengoperasian Prasarana
Perkeretaapian Milik Negara, Pembinaan bidang keselamatan
perkeretaapian sebanyak 22 paket, Pengamanan perlintasan sebidang,
Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian
sebanyak 95 paket;
b. Transportasi Laut yang diukur melalui rasio kejadian kecelakaan yaitu jumlah
kecelakaan yang terjadi pada setiap 10.000 freight pada 48 Pelabuhan sesuai
SK Dirjen Hubla Nomor UM.002/38/18/DJPL-11 dengan baseline tahun 2014
sebesar 1,080, ditargetkan sampai tahun 2019 rasio kejadian kecelakaan
transportasi laut menjadi sebesar 0,638;
c. Transportasi Udara yang diukur dengan angka kecelakaan, dengan baseline
tahun 2014 sebesar 6,56 (rasio kejadian/ 1 juta flight), dan ditargetkan
sampai pada tahun 2019 sebesar 2,45 (rasio kejadian/ 1 juta flight) melalui
pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan penerbangan.
2. Jumlah pedoman standar keselamatan dan keamanan transportasi, dengan
target capaian s/d 2019 sebanyak 141 dokumen :
a. Transportasi Darat dengan baseline 1 dokumen pada tahun 2014,
ditargetkan menjadi 19 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/
pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Darat
sampai pada tahun 2019;
b. Transportasi Perkeretaapian dengan baseline 1 dokumen pada tahun 2014,
ditargetkan menjadi 2 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/
pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan dan keamanan bidang
Perkeretaapian sampai pada tahun 2019;
c. Transportasi Laut dengan baseline 3 dokumen pada tahun 2014, ditargetkan
menjadi 58 dokumen pedoman dan standar keselamatan dan keamanan
transportasi laut sampai pada tahun 2019. Dalam rangka menurunkan angka
kecelakaan Ditjen Hubla menerbitkan pedoman/standar terkait keselamatan
dan keamanan pelayaran dalam bentuk surat edaran dan surat keputusan
baik yang ditetapkan oleh Dirjen Hubla maupun Direktur Teknis terkait;
d. Transportasi Udara dengan baseline 2 dokumen pada tahun 2014, dan
ditargetkan sebanyak 62 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4-2

pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Udara


sampai pada tahun 2019.
3. Jumlah sarana dan prasarana keselamatan dan keamanan transportasi :
a. Transportasi Darat berupa :
1) Jumlah Ketersediaan Marka Jalan dengan baseline tahun 2014 sepanjang
400.000 m2, ditargetkan menjadi 13.900.000 m2 sampai pada tahun 2019;
2) Jumlah Ketersediaan Rambu Lalu Lintas dengan baseline tahun 2014
sebanyak 800 Unit, ditargetkan menjadi 9.800 Unit sampai pada tahun
2019;
3) Jumlah Ketersediaan APILL dengan baseline tahun 2014 sebanyak 50 Unit,
ditargetkan menjadi 1.645 Unit sampai pada tahun 2019;
4) Jumlah Ketersediaan Alat Penerangan Jalan Umum dengan baseline tahun
2014 sebanyak 2.500 Unit, ditargetkan menjadi 47.500 Unit sampai pada
tahun 2019;
5) Jumlah Ketersediaan Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan (Fasilitas
UPPKB) dengan baseline tahun 2014 sebanyak 0 Unit, ditargetkan
menjadi 68 Unit sampai pada tahun 2019;
6) Jumlah Ketersediaan Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan
dengan baseline tahun 2014 sepanjang 20.000 m, ditargetkan menjadi
370.500 m sampai pada tahun 2019;
7) Pembangunan SBNP dan Rambu Sungai (LLASDP) dengan baseline tahun
2014 sebanyak 130 Unit, ditargetkan sebanyak 7.958 Unit SBNP dan
rambu sungai sampai pada tahun 2019;
b. Transportasi Perkeretaapian yaitu pengadaan fasilitas dan peralatan bidang
keamanan perkeretaapian berupa :
1) Fasilitas dan peralatan peningkatan keselamatan & SDM perkeretaapian
dengan baseline tahun 2014 sebanyak 29 Unit, ditargetkan menjadi 124
Unit sampai pada tahun 2019;
2) Perangkat Automatic Train Protection (ATP) ditargetkan menjadi 17 Unit
sampai pada tahun 2019;
c. Transportasi Laut mencakup:
1) Pembangunan SBNP dengan baseline tahun 2014 sebanyak 2.269 Unit,
ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 3.023 Unit;
2) Pembangunan dan upgrade GMDSS dengan baseline tahun 2014
sebanyak 73 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 216 Unit;
3) Pembangunan dan upgrade VTS dengan baseline tahun 2014 sebanyak 34
Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 69 Unit;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4-3

4) Pembangunan/lanjutan/penyelesaian kapal patroli dengan baseline tahun


2014 sebanyak 315 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 599
Unit;
5) Pembangunan/lanjutan/penyelesaian kapal negara kenavigasian dengan
baseline tahun 2014 sebanyak 64 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019
sebanyak 105 Unit.
d. Transportasi udara berupa fasilitas keamanan dan PK-PPK melalui
pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keamanan penerbangan, dengan
baseline tahun 2014 sebanyak 312 paket, dan ditargetkan sampai tahun
2019 sebanyak 1.157 pengadaan fasilitas pelayanan darurat dan peralatan
bidang keamanan penerbangan;
4.1.1.2 MENURUNNYA
JUMLAH
GANGGUAN
PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI

KEAMANAN

DALAM

Untuk mencapai sasaran menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam


penyelenggaraan transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator
Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 yaitu jumlah gangguan keamanan pada
pelayanan jasa transportasi (perkeretaapian, laut dan udara), dengan target capaian
tahun 2015-2019 sebanyak 221 kejadian/tahun, meliputi:
a. Transportasi Perkeretaapian melalui Kegiatan Sosialisasi Peningkatan
Keselamatan Perkeretaapian dengan target sampai tahun 2019 sebanyak
211 kejadian/tahun.
b. Transportasi Laut melalui pelaksanaan patroli dan pengawasan pada jalur
lalu lintas pelayaran dengan baseline tahun 2014 sebanyak 8 kejadian, dan
ditargetkan sampai tahun 2019 menurun menjadi 5 kejadian gangguan
keamanan/tahun;
c. Transportasi Udara melalui pembangunan fasilitas keamanan penerbangan
dengan baseline tahun 2014 sebanyak 8 kejadian, dan ditargetkan sampai
tahun 2019 menurun menjadi 5 kejadian gangguan keamanan/tahun.
4.1.2 PELAYANAN TRANSPORTASI
Dalam rangka peningkatan pelayanan transportasi, Kementerian Perhubungan
mempunyai 7 sasaran, yaitu : (1) Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan
prasarana transportasi, (2) Meningkatnya kompetensi SDM transportasi,
meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan diklat SDM perhubungan, (3)
Meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dalam mendukung pembangunan
bidang transportasi, (4) Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam
mewujudkan good governance, (5) Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi
dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan, (6) Menurunnya emisi gas
rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4-4

pada sektor tansportasi, dan (7) Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam
rangka mewujudkan clean governance.
4.1.2.1 MENINGKATNYA KINERJA PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA
TRANSPORTASI
Untuk mencapai sasaran meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana
transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk
tahun 2015-2019, yaitu :
1. Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi, dengan
target capaian s/d 2019 sebanyak 102 dokumen :
a. Transportasi Darat melalui Penyusunan dokumen studi/kajian/desain/
norma/standar/pedoman/kriteria/prosedur bidang Perhubungan Darat
dengan baseline tahun 2014 sebanyak 3 dokumen, dan ditargetkan sampai
pada tahun 2019 sebanyak 24 dokumen;
b. Transportasi Perkeretaapian melalui Penyusunan dokumen studi/kajian/
desain/norma/standar/pedoman/kriteria/prosedur bidang lalu lintas dan
angkutan kereta api (terkait SPM penyelenggaraan/pengoperasian Sarana
dan Prasarana Perkeretaapian yang senantiasa mengikuti tuntutan
masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan) yang ditargetkan
sampai dengan tahun 2019 sebanyak 4 dokumen;
c. Transportasi Laut melalui penyusunan pedoman standar pelayanan sarana
dan prasarana transportasi laut dalam bentuk surat edaran dan surat
keputusan baik yang ditetapkan oleh Dirjen Hubla maupun Direktur Teknis
terkait, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 4 dokumen, dan ditargetkan
sampai pada tahun 2019 telah tersusun 34 dokumen pedoman dan standar
pelayanan sarana dan prasarana transportasi laut;
d. Transportasi udara melalui Penyusunan dokumen studi/kajian/desain/
norma/standar/pedoman/kriteria/prosedur bidang Perhubungan Udara
dengan baseline tahun 2014 sebanyak 10 dokumen, dan ditargetkan sampai
pada tahun 2019 sebanyak 40 dokumen.
2. Kinerja Pelayanan transportasi di Unit Pelayanan Teknis Perhubungan Laut (UPT),
dengan target capaian s/d tahun 2019 sebesar 73,33 persen :
a. Pencapaian waiting time (WT) melalui pengawasan operasional bongkar
muat di pelabuhan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, dengan baseline
pada tahun 2014 sebesar 36,80%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019
pencapaian waiting time sebesar 70%;
b. Pencapaian approach time (AT) melalui pengawasan operasional bongkar
muat di pelabuhan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, dengan baseline
pada tahun 2014 sebesar 43,70%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019
pencapaian approach time sebesar 70%;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4-5

c. Pencapaian effective time (ET) melalui pengawasan operasional bongkar


muat di pelabuhan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, dengan baseline
pada tahun 2014 sebesar 69,70%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019
pencapaian effective time mencapai 80%;
4.1.2.2 TERPENUHINYA SDM TRANSPORTASI DALAM JUMLAH DAN KOMPETENSI
SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
Untuk mencapai sasaran meningkatnya kompetensi SDM transportasi,
meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan diklat SDM perhubungan serta tenaga
pendidik transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja
Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu peningkatan jumlah lulusan sumber daya
manusia transportasi yang bersertifikat melalui terbangunnya Kampus Terpadu
SDM Transportasi (ATKP Makassar), Kampus Terpadu SDM Transportasi (PIP
Makassar), Kampus BP2TD di Bali, dan Kampus Baru Akademi Perkeretaapian di
Madiun. Melalui terbangunnya kampus-kampus tersebut, ditargetkan percapai
peningkatan jumlah SDM aparatur dan SDM lulusan diklat, meliputi:
a. Baseline SDM aparatur pada tahun 2014 sebesar 35.925 orang, ditargetkan
menjadi 108.493 orang sampai pada tahun 2019;
b. Baseline SDM lulusan diklat tahun 2014 sebesar 890.518 orang, ditargetkan
menjadi 2.238.159 orang sampai pada tahun 2019.
4.1.2.3 MENINGKATNYA KUALITAS DAN KUANTITAS PENELITIAN
MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG TRANSPORTASI

DALAM

Untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dalam


mendukung pembangunan bidang transportasi, Kementerian Perhubungan
menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 berupa persentase
pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan dengan target
pada tahun 2019 sebesar 80 %, melalui : perencanaan transportasi dengan
menyusun dokumen perencanaan yang menjadi kebutuhan Ditjen, seperti
penyusunan
Rencana Induk (Terminal/Bandara/Pelabuhan/Stasiun) dan
Tatrawil/Tatralok, Pengembangan klinik transportasi dengan memberikan
pelayanan penelitian dan pengembangan kepada daerah yang memerlukan kajian
dalam menyelesaikan permasalahan transportasi di daerah, sehingga dapat menjadi
masukan dalam perumusan kebijakan oleh Pemerintah Daerah, dan Penyusunan
NSPK dilakukan dalam memenuhi amanat/ turunan peraturan-perundangan.
4.1.2.4 MENINGKATNYA KINERJA KEMENTERIAN
MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

PERHUBUNGAN

DALAM

Untuk mencapai sasaran meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam


mewujudkan good governance, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator
Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu :

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4-6

1. Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi dengan baseline pada tahun 2014


mencapai 42% ( C ), dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 100% (A)
melalui Pelaksanaan penilaian mandiri reformasi birokrasi, penyusunan roadmap
reformasi birokrasi, dan sosialisasi pelaksanaan reformasi birokrasi;
2. Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN
melalui penyusunan SIMAK BMN Tahunan dengan baseline pada tahun 2014
sebesar Rp. 162,6 Triliun, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar Rp.
721,5 Triliun;
3. Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan dengan target
mempertahankan opini BPK berupa WTP sampai pada tahun 2019 melalui
kegiatan strategis diantaranya :
Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan berbasis akrual
yang tepat waktu, relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami;
Sosialisasi kegiatan akuntansi dan sistem prosedur keuangan berbasis akrual;
Tindak lanjut hasil pemeriksaan dari aparat internal maupun eksternal yang
cepat dan tepat;
Pembekalan pengelola anggaran di lingkungan Kementerian Perhubungan;
Pengelolaan dan penatausahaan BMN di lingkungan Kementerian
Perhubungan;
4. Nilai AKIP Kementerian Perhubungan dengan baseline nilai AKIP B tahun 2014,
dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 memperoleh nilai AKIP AA, melalui
pelaksanaan e-performance di lingkungan Kementerian Perhubungan;
5. Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Kementerian Perhubungan,
dengan target capaian s/d tahun 2019 sebesar 100 persen :
a. Transportasi Darat melalui pengawasan penerbitan perizinan sesuai
ketentuan yang ditetapkan, yang ditargetkan sampai dengan tahun 2019
mencapai 100 persen;
b. Transportasi Perkeretaapian: melalui penyederhanaan prosedur perizinan
bidang perkeretaapian sesuai ketentuan yang ditetapkan, dengan target
sampai dengan tahun 2019 sebanyak 100 persen;
c. Transportasi Laut melalui penyederhanaan perizinan baik dalam bentuk
pengurangan waktu pengurusan perizinan maupun pengalihan dari manual
menjadi online, dengan target sebesar 100 persen sampai dengan tahun
2019;
d. Transportasi Udara melalui pengawasan penerbitan perizinan sesuai
ketentuan yang ditetapkan, dengan target sebesar 100 persen sampai
dengan tahun 2019;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4-7

6. Keterbukaan informasi publik melalui pengembangan sistem basis data yang


dapat diakses oleh publik, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 95,2 KIP,
dengan target sampai pada tahun 2019 mencapai nilai 100 KIP.
4.1.2.5 MENINGKATNYA PENETAPAN DAN KUALITAS REGULASI
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BIDANG PERHUBUNGAN

DALAM

Untuk mencapai sasaran meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam


implementasi kebijakan bidang perhubungan, Kementerian Perhubungan
menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 berupa jumlah
peraturan perundang-undangan di sektor transportasi yang ditetapkan (selain
Keputusan Menteri) melalui perencanaan, persiapan, dan pembahasan rancangan
peraturan; pengesahan oleh Menhub; pengundangan oleh Menkumham;
penyebarluasan peraturan yang telah diundangkan melalui portal Kemenhub dan
kegiatan sosialisasi; dan evaluasi peraturan melalui uji petik dan rapat koordinasi
teknis. Dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 100 peraturan, dan ditargetkan
sampai tahun 2019 sebanyak 300 peraturan.
4.1.2.6 MENURUNNYA EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK) DAN
MENINGKATNYA PENERAPAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN PADA
SEKTOR TANSPORTASI
Untuk mencapai sasaran menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan
meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi,
Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 20152019, yaitu :
1. Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional yang dapat
diturunkan, dengan target capaian s/d tahun 2019 sebesar 18,962 Juta ton CO2e:
a. Transportasi Darat melalui kegiatan smart driving, pengadaan bus BRT,
pengadaan bus pemadu moda, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar
0,172 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 1,330
juta ton CO2e (merupakan capaian angka kumulatif);
b. Transportasi Perkeretaapian melalui pembangunan listrik aliran atas KA
sepanjang 300 Km'sp, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar 0,042 juta
ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 1,127 juta ton
CO2e (merupakan capaian angka kumulatif);
c. Transportasi Laut melalui pengadaan SBNP bertenaga genset menjadi solar
cell, efisiensi operasional bongkar muat di pelabuhan, dengan baseline tahun
2014 mencapai 0,280 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun
2019 sebesar 0,560 juta ton CO2e (merupakan capaian angka kumulatif);
d. Transportasi Udara melalui penggunaan pesawat yang lebih hemat bahan
bakar dan penerapan ecoairport, dengan baseline tahun 2014 sebesar 4,252

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4-8

juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 15,945 juta
ton CO2e (merupakan capaian angka kumulatif).
2. Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan, dengan
target capaian s/d tahun 2019 sebanyak 16.305 lokasi/unit :
a. Transportasi Darat melalui :
1) Penerangan Jalan Umum listrik yang dilengkapi dengan sensor, dengan
ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 13.000 unit;
2) Pembangunan SBNP, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 18 unit,
dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 223 unit;
b. Transportasi Perkeretaapian melalui Pembangunan listrik aliran atas KA
(Jabodetabek, Yogyakarta - Solo, Bandung, Surabaya, Medan) sepanjang 300
Km'sp, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 1 lokasi/unit, dan
ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 5 lokasi/unit (merupakan
elektrifikasi);
c. Transportasi Laut melalui :
Pembangunan SBNP Sollar Cell, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak
2.269 unit, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 3.023 unit;
d. Transportasi Udara melalui penerapan bandara dengan konsep Eco Airport
,dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 25 lokasi, dan ditargetkan
sampai pada tahun 2019 sebanyak 50 lokasi.
4.1.2.7 MENINGKATNYA KUALITAS KINERJA PENGAWASAN DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN CLEAN GOVERNANCE
Untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka
mewujudkan clean governance, Kementerian perhubungan menetapkan Indikator
Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, berupa :
1. Persentase rekomendasi hasil audit yang ditindaklanjuti melalui pelaksanaan
monitoring tindak lanjut hasil pengawasan, dengan baseline pada tahun 2014
sebesar 25,70%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 75%;
2. Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat JFA melalui
pelaksanaan pelaksanaan diklat JFA bekerja sama dengan Instansi terkait,
dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 116 orang, dan ditargetkan sampai
pada tahun 2019 sebanyak 190 orang (merupakan capaian angka kumulatif).
4.1.3 KAPASITAS TRANSPORTASI
Dalam rangka meningkatkan kapasitas transportasi, Kementerian Perhubungan
menetapkan 5 (lima) sasaran, yaitu : (1) Meningkatnya kapasitas sarana sarana dan
prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan
antarmoda untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4-9

transportasi dan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau sesuai dengan


sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda, (2)
Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang, (3) Meningkatnya
layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan negara, pulau terluar,
dan wilayah non komersial lainnya, (4) Meningkatnya pelayanan angkutan umum
massal perkotaan, dan (5) Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema
sistem manajemen transportasi perkotaan.
4.1.3.1 MENINGKATNYA KAPASITAS SARANA SARANA DAN PRASARANA
TRANSPORTASI
DAN
KETERPADUAN
SISTEM
TRANSPORTASI
ANTARMODA/MULTIMODA
Untuk mencapai meningkatnya kapasitas sarana sarana dan prasarana transportasi
dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda/multimoda, Kementerian
perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, berupa:
1. Peningkatan kapasitas prasarana, meliputi:
a. Jumlah pembangunan dan peningkatan/rehabilitasi terminal penumpang
tipe A, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 17 terminal dan ditargetkan
sampai pada tahun 2019 sebanyak 58 terminal;
b. Jumlah pembangunan dermaga sungai dan danau, dengan baseline tahun
2014 sebanyak 38 dermaga dan ditargetkan sampai pada tahun 2019
sebanyak 131 dermaga;
c. Jumlah pembangunan/pengembangan dermaga penyeberangan untuk
menghubungkan seluruh lintas penyeberangan Sabuk Utara, Tengah, dan
Selatan serta poros poros penghubungnya, dengan baseline tahun 2014
sebanyak 210 dermaga dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak
275 dermaga;
d. Panjang jalur kereta api yang pada baseline tahun 2014 sepanjang 5.434
Kmsp dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sepanjang 8.692 Kmsp
melalui pembangunan jalur kereta api sepanjang 3.258 Km'sp;
e. Jumlah pembangunan/lanjutan/penyelesaian dan pengembangan Pelabuhan
Laut non komersial sebagai sub feeder tol laut, ditargetkan sampai dengan
tahun 2019 sebanyak 100 Pelabuhan;
f. Jumlah rute angkutan laut tetap dan teratur dalam mendukung Tol Laut
sampai pada tahun 2019 ditargetkan mencapai 13 rute;
g. Pembangunan/ pengembangan bandara berupa pengembangan bandara
eksisting pada tahun 2014 sebanyak 100 bandara hingga tahun 2019
sebanyak 100 bandara eksisting, pembangunan bandara baru yang pada
baseline tahun 2014 sebanyak 2 bandara dan target pada sampai tahun 2019
sebanyak 17 bandara baru.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 10

2. Peningkatan kapasitas sarana, dengan target capaian s/d tahun 2019 sebesar
3.955 Bus/Unit/Kapal, meliputi:
a. Jumlah pengadaan bus BRT yang pada baseline tahun 2014 sebanyak 303
bus dan ditargetkan sebanyak 3.473 bus sampai tahun 2019;
b. Jumlah pengadaan sarana kereta api untuk peningkatan kapasitas angkutan
oleh Pemerintah (APBN) yang pada baseline tahun 2014 sebanyak 42 unit
dan ditargetkan menjadi sebanyak 204 unit sampai tahun 2019;
c. Jumlah pembangunan/lanjutan/penyelesaian armada kapal negara angkutan
laut perintis dengan baseline tahun 2014 sebanyak 54 kapal dan ditergetkan
sampai dengan tahun 2019 sebanyak 157 kapal;
d. Jumlah pembangunan/lanjutan/penyelesaian kapal penyeberangan yang
pada baseline tahun 2014 sebanyak 71 kapal dan ditargetkan menjadi 121
kapal sampai pada tahun 2019.
3. Terselenggaranya proses Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam
penyediaan infrastruktur transportasi, dengan target capaian s/d tahun 2019
sebanyak 19 Proyek, meliputi:
a. Pembinaan penyelenggaraan prasarana, sarana dan lalu lintas dan angkutan
kereta api sebanyak 6 proyek sampai pada tahun 2019;
b. Penyelenggaraan kerjasama pemerintah dan badan usaha pada sektor
Transportasi Laut ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 10 proyek;
c. Penyiapan dokumen terhadap infrastruktur transportasi udara yang siap
ditawarkan kepada swasta sampai pada tahun 2019 sebanyak 3 proyek;

4.1.3.2 MENINGKATNYA LAYANAN TRANSPORTASI DI DAERAH RAWAN BENCANA,


PERBATASAN NEGARA, PULAU TERLUAR, DAN WILAYAH NON KOMERSIAL
LAINNYA
Untuk mencapai sasaran untuk meningkatkan pelayanan transportasi di daerah
rawan bencana, perbatasan negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial
lainnya, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk
tahun 2015-2019 yaitu:
1. Jumlah lintasan/rute angkutan perintis, dengan target capaian s/d tahun 2019
sebanyak 984 trayek/lintas/rute, melalui:
a. Kegiatan strategis angkutan jalan berupa subsidi operasional angkutan
perintis jalan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 205 trayek, dan
ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 257 trayek ;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 11

b. Kegiatan strategis angkutan penyeberangan berupa subsidi operasional


angkutan perintis penyeberangan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 178
lintas, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 230 lintas;
c. Kegiatan strategis angkutan KA berupa penyelenggaraan subsidi angkutan
kereta api dengan baseline tahun 2014 sebanyak 1 rute, dan ditargetkan
tahun 2019 menjadi 8 rute;
d. Kegiatan strategis angkutan laut berupa penyelenggaraan angkutan laut
perintis dengan baseline tahun 2014 sebanyak 84 rute, dan ditargetkan
tahun 2019 menjadi 193 rute;
e. Kegiatan strategis angkutan udara berupa penyelenggaraan angkutan udara
perintis dengan baseline tahun 2014 sebanyak 164 rute, dan ditargetkan
pada tahun 2019 menjadi 265 rute;
2. Jumlah lintasan/rute angkutan perintis menjadi komersial, dengan target capaian
s/d tahun 2019 sebanyak 56 trayek/lintas/rute, yaitu:
a. Angkutan penyeberangan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 48 rute,
dan ditargetkan pada tahun 2019 menjadi 50 rute;
b. Angkutan KA ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 2 rute;
c. Angkutan udara dengan baseline tahun 2014 sebanyak 1 rute, dan
ditargetkan pada tahun 2019 menjadi 4 rute.
4.1.3.3 MENINGKATNYA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM MASSAL PERKOTAAN
Untuk mencapai sasaran untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum massal
perkotaan, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk
tahun 2015-2019, yaitu:
1. Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis
jalan dan kereta api, dengan target capaian s/d tahun 2019 sebanyak 47 lokasi,
melalui:
a. Transportasi darat melalui pengadaan bus BRT dengan baseline tahun 2014
sebanyak 18 lokasi, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 34
lokasi;
b. Transportasi perkeretaapian melalui pembangunan jalur ganda kereta api
termasuk listrik aliran atas KA dengan baseline tahun 2014 sebanyak 5 lokasi,
dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 13 lokasi;
2. Modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di Kota Megapolitan/
Metropolitan/ Besar melalui kegiatan pengadaan bus BRT dengan baseline tahun
2014 sebesar 2%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 12%;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 12

4.1.3.4 MENINGKATNYA APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN SKEMA SISTEM


MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Untuk mencapai sasaran meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema
sistem manajemen transportasi perkotaan, Kementerian Perhubungan menetapkan
Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu:
1. Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan dengan menggunakan
teknologi informasi (ATCS) di seluruh ibukota provinsi dengan baseline tahun
2014 sebanyak 20 lokasi, dan ditargetkan tahun 2019 menjadi 50 lokasi dengan
kegiatan strategis pengadaan dan pemasangan ATCS;
Rincian rumusan Indikator Kinerja Utama pada Rencana Strategis
Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 adalah seperti tabel 4.1 berikut:

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 13

Tabel 4.1

NO.

SASARAN
KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN

Rumusan Indikator Kinerja Utama pada Renstra Kemenhub Tahun 2015-2019

INDIKATOR KINERJA UTAMA


(OUTCOME)

TAHUN 2014
(BASELINE)

2015-2019

CAPAIAN S/D
2019

0,65

0,55

0,55

1,080

0,638

0,638

Rasio kejadian/ 1
juta fligth
Dokumen

6,56

2,45

2,45

134

141

Meter2

400.000

13.500.000

13.900.000

m1
unit/ paket

20.000
7.181

350.500
65.704

370.500
72.884

SATUAN

I. Keselamatan dan Keamanan


1

Menurunnya
angka
kecelakaan
transportasi

Ratio kejadian kecelakaan


transportasi nasional
a. Transportasi Perkeretaapian
b. Transportasi laut

c. Transportasi udara
2
3

Jumlah pedoman standar


keselamatan
Jumlah sarana dan prasarana
keselamatan

Ratio kecelakaan/
1 juta km
Ratio kejadian
kecelakaan/ 10.000
Freight

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 16

Menurunnya
Jumlah
Gangguan
Keamanan
dalam
Penyelenggaraan
Transportasi

Jumlah gangguan keamanan pada


pelayanan jasa transportasi

Jumlah Kejadian /
Tahun

16

221

221

Jumlah pedoman standar pelayanan


sarana dan prasarana transportasi

Dokumen

19

83

102

Kinerja Prasarana Transportasi (UPT)

50,07

73,33

73,33

Peningkatan Jumlah Lulusan SDM


Transportasi Bersertifikat:

Orang

926.443

1.420.209

2.346.652

Persentase pemanfaatan penelitian


yang dijadikan bahan rekomendasi
kebijakan

n/a

80

80

II. Pelayanan
3

Meningkatnya
kinerja
pelayanan
sarana dan
prasarana
transportasi
Terpenuhinya
SDM
transportasi
dalam jumlah &
kompetensi
sesuai dengan
kebutuhan
Meningkatnya
kualitas
penelitian sesuai
dengan
kebutuhan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 17

Meningkatnya
kinerja
Kementerian
Perhubungan
dalam
mewujudkan
good
governance

Penuntasan pelaksanaan reformasi


birokrasi

Nilai RB

42 ( C )

100 (A)

100 (A)

162,6

558,9

721,5

Opini BPK

WTP

WTP

WTP

Nilai AKIP

AA

AA

13 Jumlah penyederhanaan perijinan di


lingkungan Kementerian
Perhubungan
14 Keterbukaan Informasi Publik

Prosentase (%)

n/a

100

100

Nilai KIP

95,2

100

100

Peraturan

100

300

300

Juta ton CO2e

4,746

18,962

18,962

10 Nilai aset negara yang berhasil


diinventarisasi sesuai kaidah
pengelolaan BMN
11 Opini BPK atas laporan keuangan
Kementerian Perhubungan
12 Nilai AKIP Kementerian Perhubungan

Meningkatnya
penetapan dan
kualitas regulasi
dalam
implementasi
kebijakan bidang
perhubungan

15 Jumlah peraturan perundangundangan di sektor transportasi yang


ditetapkan (selain keputusan
menteri)

Menurunnya
emisi gas rumah
kaca (RAN-GRK)

16 Jumlah emisi gas rumah kaca dari


sektor transportasi nasional yang
dapat diturunkan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 18

dan
meningkatnya
penerapan
teknologi ramah
lingkungan pada
sektor
tansportasi
9

Meningkatnya
kualitas kinerja
pengawasan
dalam rangka
mewujudkan
clean
governance

17 Jumlah prasarana yang telah


menerapkan konsep ramah
lingkungan

Lokasi/Unit

2.313

13.992

16.305

18 Persentase Rekomendasi Hasil Audit


yang ditindaklanjuti

25.70

75

75

19 Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal


yang memiliki sertifikat JFA

Orang

116

190

190

Terminal/Dermaga/
Bandara

367

414

681

Km'sp
Rute
Bus/Unit/Kapal

5.434
n/a
470

3.258
13
3.485

8.692
13
3.955

III. Kapasitas Transportasi


10

Meningkatnya
layanan
transportasi di
daerah rawan
bencana,
perbatasan,
terluar, terpencil

20 Peningkatan kapasitas prasarana

21 Peningkatan kapasitas sarana:

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 19

11

12

dan khususnya
wilayah timur
Indonesia

22 Terselenggaranya Proses Kerjasama


Pemerintah Swasta dalam
penyediaan infrastruktur
transportasi

Proyek

17

19

Meningkatnya
layanan
transportasi di
daerah rawan
bencana,
perbatasan,
terluar, terpencil
dan khususnya
wilayah timur
Indonesia

25 Jumlah lintasan/ rute angkutan


perintis

Trayek/ Lintas/
Rute

632

984

984

26 Jumlah lintasan/ rute angkutan


perintis menjadi komersial

Trayek/ Lintas/
Rute

49

55

56

Meningkatnya
pelayanan
angkutan umum
massal
perkotaan

27 Jumlah wilayah perkotaan yang


menerapkan sistem angkutan massal
berbasis jalan dan kereta api
28 Modal share (pangsa pasar)
angkutan umum perkotaan di Kota
Megapolitan/Metropolitan/ Besar
khusus BRT

Lokasi

23

47

47

12

12

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 20

13

Meningkatnya
aplikasi
teknologi
informasi dan
skema sistem
manajemen
transportasi
perkotaan

29 Jumlah kota yang menerapkan


pengaturan persimpangan dengan
menggunakan teknologi informasi
(ATCS) di seluruh ibukota provinsi/
kota besar/ kota metropolitan

Lokasi

20

50

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

50

4 - 21

4.2

KERANGKA PENDANAAN

Pendanaan merupakan salah satu kunci utama dalam tercapainya pembangunan


infrastruktur, yang memerlukan dana yang besar. Pembangunan infrastruktur transportasi
membutuhkan pembiayaan yang terstruktur dalam periode yang panjang. Pemerintah dapat
meningkatkan pembelanjaan sektor publik hingga mencapai 5%
bahkan hingga 7% PDB. Pemerintah mempunyai kewajiban (Public
Sector Obligation) membangun infrastruktur dasar yang layak secara
ekonomi tetapi tidak layak secara komersial. Kemitraan pemerintah
dan swasta (Public Private Partnership) diperlukan untuk mendukung
proyek-proyek yang layak secara ekonomi namun kurang layak secara
finansial.

4.2.1 SKENARIO PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR


Dalam konteks skenario perencanaan infrastruktur perhubungan pembangunan jalan raya
menjadi salah satu komponen terbesar dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan. Skenario
peningkatan jaringan jalan akan memberikan implikasi terhadap peningkatan aksesibilitas
antar wilayah di Indonesia, serta memberikan jaminan peningkatan pelayanan distribusi
barang dan penumpang. Hal ini akan meningkatkan pula pendapatan sektor transportasi
meskipun pada beberapa kasus peningkatan infrastruktur jalan juga akan memberikan
dampak terhadap peningkatan pertumbuhan lalu lintas. Namun permasalahan demikian
menjadi salah satu aspek yang memerlukan penanganan mengingat roda perekonomian
negara akan sangat tergantung pada pengembangan infrastruktur.
Tabel 4.2

Skenario Pendanaan Berdasarkan Kerangka RPJMN Tahun 2015-2019


Sektor

Jalan
Perkeretaapian
Transportasi Perkotaan
Transportasi Laut
Transportasi Darat
Transportasi Udara
Total

Skenario Penuh
(100%)
1.274
278
169
563
91
182
2.557

Skenario Parsial
(75%)
851
222
127
424
80
165
1.869

Skenario Dasar
(50%)
637
140
84
282
60
100
1.303

Sumber : Bappenas, 2014

Skenario pendanaan memberikan implikasi terhadap beberapa skenario didalam


peningkatan perjanjian dan pengembangan investasi dengan pihak swasta. Mekanisme
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan lembaga-lembaga internasional maupun negara
lain akan menjadi salah satu komponen yang harus dibangun. Peningkatan hubungan
bilateral antar negara akan berpotensi meningkatkan investasi, sedangkan peningkatan
komponen pinjaman luar negeri yang berpotensi untuk membiayai pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Pada Tahun 2015-2019, skenario tersebut menjadi salah satu
alternatif yang paling signifikan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi negara
dengan tidak mengesampingkan kebutuhan lainnya.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 22 -

Berdasarkan skema pendanaan pembangunan infrastruktur yang diterbitkan Bappenas,


mekanisme optimalisasi peran BUMN dan Swasta menjadi alternatif positif mengingat
sumber pendanaan negara belum optimal memberikan upaya pemerataan pembangunan
infrastruktur. Peran swasta dan BUMN menjadi sangat penting dalam memberikan
multiplier effect terhadap peningkatan iklim investasi, serta percepatan dan peningkatan
pertumbuhan ekonomi nasional maupun wilayah yang akan berdampak pada kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat. Beberapa kerangka pendanaan pembangunan infrastruktur antara
lain seperti dibawah ini:
4.2.2 SKEMA FINANSIAL KREATIF
Kerangka pembiayaan infrastruktur transportasi
terdiri dari beberapa skema finansial kreatif yang
didasarkan pendanaan APBN on Budget, DCM Off
Budget, dan Off Budget Private Financing.
Pembiayaan transportasi sendiri dibagi dalam dua
strategi, yaitu: (1) PPP Konvensional dan (2)
Aliansi Strategis. Proyek-proyek yang layak secara
ekonomi dan finansial dapat diserahkan
sepenuhnya kepada pembiayaan sektor swasta
(Private Financing Initiatives), termasuk proyek-proyek khusus yang bersifat unsolicited dan
tidak memerlukan lelang kompetitif. Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan SDM
harus ditingkatkan untuk mempersiapkan, mengelola, dan mengawasi pelaksanaan proses
dan prosedur PPP sesuai dengan prinsip-prinsip internasional. Pembiayaan proyek-proyek
PPP berkaitan dengan pembiayaan proyek modern. Proyek skala besar membutuhkan Equity
Financing, Debt Financing yang canggih, dan aliansi pendanaan global (konsorsium
perbankan, investment fund, bond, dan rekayasa finansial lainnya).
Adapun beberapa skema pendanaan proyek-proyek investasi adalah sebagai berikut:
1. Investasi Pemerintah. Pemerintah dalam melakukan investasi pada proyek-proyek yang
dianggap layak secara ekonomi dengan memanfaatkan dana APBN/APBD; DAU, DAK,
dan Dana Daerah; Pinjaman Luar Negeri dan Kredit Ekspor.
a. Contoh pemanfaatan dana APBN/APBD adalah Subsidi dan Public Service Obligation
(PSO). Subsidi adalah sumbangan atau pembayaran uang oleh pemerintah pada
barang dan jasa untuk dapat menghasilkan produk barang/jasa yang lebih murah.
Biasanya subsidi digunakan oleh pemerintah untuk melakukan proteksi terhadap
produk-produk dalam negeri ataupun untuk memberikan peluang yang sama dalam
mengakses fasilitas publik terhadap masyarakat yang marginal. Public Service
Obligation (PSO) merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
layanan publik kepada masyarakat untuk jasa non komersial, yang dilakukan melalui
BUMN atau swasta dan didukung oleh pemerintah melalui skema dukungan sistem
non-financial atau financial.
b. Sumber pendanaan luar negeri, baik berupa hibah maupun pinjaman luar negeri
(PHLN), diupayakan tetap mengutamakan kedaulatan, kepentingan nasional dan
meningkatkan efektivitas pemanfaatannya sesuai prioritas pembangunan nasional.
Pemanfaatan PHLN seharusnya dilihat bukan hanya dari sisi pendanaan tetapi juga
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 23 -

sebagai sarana untuk bertukar informasi dan pembelajaran yang bertujuan untuk
memperkuat dan menyempurnakan sistem perencanaan, anggaran, pengadaan,
pemantauan dan evaluasi nasional serta kapasitas kelembagaan serta sumber daya
manusia. Sumber pendanaan melalui hibah luar negeri dapat berasal dari mitra
pembangunan internasional, baik negara maupun lembaga/badan internasional.
2. Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS). Skema pendanaan Kerjasama Pemerintah dan
Swasta (KPS) bertujuan untuk pembangunan prasarana dasar yang tidak layak secara
finansial namun layak secara ekonomis dan telah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan. Skema KPS berfokus pada pendanaan sarana dan prasarana pembangunan
infrastruktur transportasi yang memiliki kelayakan finansial tinggi (full cost recovery)
atau kelayakan marjinal terkait kontribusi pemerintah dalam bentuk government
support. Skema KPS juga dapat disinergikan dengan optimasi penggunaan pinjaman dan
hibah luar negeri, khususnya untuk pendanaan prasarana dasar.
3. Investasi Swasta. Pihak swasta berpartisipasi secara langsung dalam pembiayaan proyekproyek infrastruktur, yaitu melalui proyek KPS dengan skema unsolicited, special
purpose, dan pemanfaatan hak kompensasi.
a. Penilaian dan evaluasi kelayakan berupa pemeriksaan semua dokumen administrasi
di hadapan Tim Penilai;
b. Proses penetapan BLU penuh atu BLU bertahap.
4. Creative financing sebagai pembiayaan alternatif, terbagi menjadi:
a. Infrastructure Bond yang penggunaannya secara khusus untuk pembiayaan proyekproyek infrastruktur;
b. Penugasan BUMN (seperti penugasan Hutama Karya dalam proyek Trans Sumatera
Highway) didukung melalui penyertaan modal pemerintah dan direct-lending yang
dijamin oleh pemerintah;
c. Private Finance Initiative (PFI) multi-year contract 15 - 30 tahun;
d. Performance-Based Annuity Scheme (PBAS) atau Availability Payment;
e. Pengenaan tarif/biaya akses seperti Electronic Road Pricing (ERP);
f. Infrastruktur swasta (private infrastructure);
g. Pembangunan infrastruktur berbasis partisipasi masyarakat (community-based
infrastructure).
4.2.3 KRITERIA SKEMA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
Di dalam skema pembiayaan infrastruktur, khususnya transportasi, memerlukan beberapa
kriteria yang harus diperhatikan oleh Kementerian/Lembaga pengampu yang dalam hal ini
adalah Kementerian Perhubungan. Kriteria pembiayaan infrastruktur transportasi yang
disusun pada periode 2015-2019, meliputi :
1. Layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara finansial dengan skema pembiayaan
murni oleh pemerintah baik dari aspek operasi, pemeliharaan dan konstruksi yang
diprioritaskan pada wilayah timur Indonesia, perdesaan, dan wilayah terdepan/
perbatasan;
2. Layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara finansial dengan skema pembiayaan
swasta dan pemerintah khususnya dalam pembiayaan hybrid financing;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 24 -

3. Layak secara ekonomi dan marjinal finansial dengan skema pembiayaan dominan dari
swasta yang bekerja sama (sharing) dengan pemerintahdalam skema pembiayaan
infrastruktur. Skema pembiayaan ini menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah
Swasta (KPS) dengan dukungan pemerintah (VGF) atau creative financing lainnya, seperti
PFI, PBAS, Bank Infrastruktur, Bank Tanah, dan lain-lain;
4. Layak secara ekonomi dan finansial dengan skema pembiayaan swasta dan swastayang
bekerja sama melalui model Public Private Partnership (PPP) regular;
5. Layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara finansial dengan skema pembiayaan
murni oleh BUMN dan BUMN dengan prioritas pengembangan dan pembangunan
proyek pada wilayah barat Indonesia dan perkotaan. Skema operasional dan teknis
pelaksanaan pendanaan tersebut melalui penugasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

4.2.4 SKEMA PENDANAAN INFRASTRUKTUR SELAIN SKEMA APBN, APBD DAN KPS
Skema pendanaan infrstruktur diluar skema APBN dan APBD, serta KPS dilakukan melalui
pendekatan insitusional dan pendekatan kebijakan.
Pendekatan Institusional
Pendekatan institusional dalam perumusan kerangka pendanaan infrastrukturdijelaskan,
sebagai berikut :
1. Penugasan BUMN (seperti: konsep penugasan Hutama Karya dalam proyek Trans
Sumatera Highway) didukung melalui modal pemerintah dan direct-lendingyang dijamin
oleh pemerintah;
2. Infrastruktur swasta (private infrastructure) untuk proyek-proyek yang memiliki
kelayakan ekonomi dan finansial baik;
3. Pembangunan infrastruktur berbasis partisipasi masyarakat (community-based
infrastructure) khususnya untuk proyek infrastruktur skala kecil;
4. Bank khusus pendanaan infrastruktur (infrastructure bank) untuk mengelola project
development revolving funddan pengelolaan dana dari infrastructure bond maupun dana
dukungan pemerintah;
5. Bank khusus pengadaan tanah untuk pembangunan infrastruktur (bank tanah).
Pendekatan Kebijakan
Pendekatan kebijakan dalam pendanaan infrastruktur di sektor transportasi, sebagai
berikut:
1. Infrastructure Bond, obligasi yang penggunaannya dikhususkan untuk pembiayaan
proyek-proyek infrastruktur;
2. Private Finance Initiative (PFI) pembiayaan multi-yearcontractselama 15-30 tahun;
3. Performance-Based Annuity Scheme (PBAS) atau Availability Payment untuk menjamin
kelangsungan penerimaan investor dalam rentang waktu konsesi;
4. Pengenaan tarif/biaya akses penggunaan infrastruktur seperti Electronic Road Pricing
(ERP);

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 25 -

5. Asset Sale/Lease back penjualan aset untuk pendanaan pembangunan atau kontraksewa jangka panjang, seperti kerja sama 10 bandar udara UPBU di Kementerian
Perhubungan, untuk peningkatan layanan infrastruktur.
4.2.5 PROYEK PEMBANGUNAN STRATEGIS SEKTOR PERHUBUNGAN
MENGGUNAKAN SKEMA PENDANAAN BUMN/SWASTA

DENGAN

Tingginya angka kebutuhan pembangunan infrastruktur perhubungan terkendala beberapa


dengan keterbatasan anggaran pemerintah dalam melakukan pembangunan sektor
transportasi, sehingga
fokus pembangunan menggunakan APBN diarahkan untuk
pembangunan di luar pulau Jawa terutama Kawasan Timur Indonesia. Sedangkan segmen
pembangunan infrastruktur komersial di Jawa dan Bali diarahkan dibiayai melalui peran
serta swasta dan BUMN.
Beberapa rencana proyek investasi swasta/BUMN strategis antara lain :
1. Pembangunan Kereta Api Bandara Soekarno Hatta-Halim;
2. Pembangunan High Speed Train (HST) Jakarta-Bandung;
3. Pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Jabodetabek;
4. Pembangunan Light Rail Transit (LRT) DKI Jakarta;
5. Pembangunan MRT East-West (Balaraja-Cikarang);
6. Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung;
7. Pengembangan Pelabuhan Bitung;
8. Pembangunan New Makassar Port;
9. Pembangunan Cruise terminal Tanah Ampo.
4.2.6 BADAN LAYANAN UMUM
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendahaaan Negara, BLU
merupakan instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas. BLU dapat mendorong pengelolaan yang lebih kreatif
atas UPT Kemenhub, karena BLU memiliki sifat yang semi-bisnis, dimana pengelolaan
keuangannya dapat dijalankan lebih mandiri. Selain itu, ke depan BLU dapat mengajak
sejumlah tenaga ahli untuk bergabung agar pelayanan kepada konsumen meningkat.
Pendapatan yang diperoleh BLU Kementerian Perhubungan sehubungan dengan jasa
layanan yang diberikan (termasuk hibah atau sumbangan dari masyarakat atau badan lain)
merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kementerian Perhubungan.
Di lingkungan Kementerian Perhubungan, terdapat beberapa bentuk layanan umum yang
dapat dikelola secara lebih efektif dan efisien melalui pola BLU ini, seperti:
a. BLU Perhubungan Darat, meliputi : Terminal Tipe A;
b. BLU Perhubungan Laut, meliputi : BLU Pelabuhan di wilayah Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, BLU Navigasi Pelayaran,
BLU Perkapalan dan Kepelautan;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 26 -

c. BLU Perhubungan Udara, meliputi : BLU di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,


Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, BLU Kelaiakn Udara dan
Pengoperasian Udara, BLU Kesehatan Penerbangan, BLU Teknik Penerbangan, BLU
Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan;
d. BLU BPSDMP, meliputi : BP3IP Jakarta, STIP Marunda-Jakarta, PIP Makasar, PIP
Semarang, Poltekpel Surabaya, ATKP Surabaya, PKTJ Tegal;
e. Satker BPSDMP yang proses menjadi PK-BLU, meliputi : STTD Bekasi, STPI Curug
Tangerang, ATKP Medan, LP3 Banyuwangi, BP2IP Sorong, BPPTD Bali, API Madiun,
BPPTD Palembang, BPP PNB Palembang, BPP PNB Jayapura, BP3 Curug Tangerang,
BPPTL Jakarta, BP2IP Barombong, BP2IP Malahayati Aceh, ATKP Makasar, BP2IP
Tangerang.
Dalam pembentukan BLU di Kementerian Perhubungan, terdapat tahapan yang harus
dipenuhi, yaitu :
a. Penyelesaian pemenuhan syarat administrasi yang terdiri dari : pernyataan
kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan keuangan dan manfaat bagi
masyarakat, pola tata kelola, rencana strategis bisnis, standar pelayanan minimum,
dan laporan audit terakhir atau penyataan bersedia untuk diaudit secara
independen;
b. Konsultasi dan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian
Keuangan;
c. Evaluasi terhadap persyaratan administrasi yang telah dipenuhi untuk diusulkan
kepada Menteri Keuangan;
d. Penilaian oleh Tim Kementerian Keuangan terhadap berkas yang telah diusulkan
oleh Kementerian Perhubungan;
4.2.7 SKEMA PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019
Kerangka Pendanaan transportasi di Kementerian Perhubungan disusun berdasarkan
kebutuhan capaian kinerja Kementerian Perhubungan yang direpresentasikan melalui
Indikator Kinerja Utama Kementerian Perhubungan, serta Kerangka Regulasi Kementerian
rasi Kementerian Perhubungan Tahun 2015 sejumlah Rp. 63.874,7 Miliar, sedangkan pada
tahun 2019 ditargetkan mencapai Rp. 130.407,9 Miliar. Total Pendanaan Kementerian
Perhubungan yang direncanakan antara tahun 2015-2019 mencapai Rp. 538.714,7 Miliar.
Rincian pendanaan untuk tiap unit kerja Eselon I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3

UNIT KERJA
Direktorat
Jenderal
Perhubungan
Darat

Rincian pendanaan untuk tiap unit Eselon I Kementerian Perhubungan


Tahun 2015-2019
ALOKASI

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

Total

6.077,110

10.620,239

13.031,644

13.481,219

14.053,450

57.263,663

RPJMN

5.834,863

10.352,510

12.748,852

13.180,734

13.732,233

55.849,192

242,247

267,729

282,792

300,485

321,217

1.414,471

Dukungan
Manajemen

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 27 -

UNIT KERJA

ALOKASI

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

Total

18.670,667

39.558,846

46.200,814

63.253,295

65.641,932 233.325,554

RPJMN

18.554,441

39.433,600

46.066,800

63.109,900

65.488,500

232.653,241

116,227

125,246

134,014

143,395

153,432

672,313

Total

22.842,956

25.513,008

25.216,711

25.362,225

26.985,451 125.920,351

RPJMN

18.169,557

19.721,907

18.556,945

17.703,494

18.177,910

92.329,813

Dukungan
Manajemen

4.673,399

5.791,101

6.659,766

7.658,731

8.807,541

33.590,538

11.745,870

18.376,110

17.820,380

17.620,360

17.748,300

83.311,020

RPJMN

9.502,170

16.054,660

15.437,340

15.222,100

15.206,090

71.422,360

Dukungan
Manajemen

2.243,700

2.321,450

2.383,040

2.398,260

2.542,210

11.888,660

Total

4.401,610

6.712,099

6.741,825

6.819,239

7.507,361

32.182,133

RPJMN

4.096,440

6.351,580

6.362,604

6.424,663

7.010,172

30.245,459

Pusdiklat Aparatur
Perhubungan

74,100

101,519

116,659

126,369

222,699

641,347

Dukungan
Manajemen

231,070

258,999

262,562

268,207

274,489

1.295,327

Badan Litbang
Perhubungan

228,259

240,359

251,107

237,048

247,941

1.204,715

Inspektorat
Jenderal

100,311

105,330

110,590

116,120

122,930

555,282

Sekretariat
Jenderal

887,221

1.036,891

1.031,456

1.087,927

1.148,374

5.191,869

Direktorat
Jenderal
Perkeretaapian

Direktorat
Jenderal
Perhubungan
Laut

Direktorat
Jenderal
Perhubungan
Udara

Badan
Pengembangan
SDM
Perhubungan

Dukungan
Manajemen

Total

TOTAL PENDANAAN

64.954,005

102.162,883 110.404,527 127.977,434 133.455,739 538.954,587

Total rencana pendanaan tersebut dialokasikan untuk pengembangan transportasi dengan


pembagian pada beberapa sub sektor, yaitu untuk Inspektorat Jenderal Total Pendanaan
sampai dengan Tahun 2019 yang dibutuhkan adalah sejumlah Rp. 555,2 Miliar yang
digunakan untuk pelaksanaan Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas
Aparatur Kementerian Perhubungan, sedangkan untuk Sekretariat Jenderal sejumlah Rp.
5.191,869 Miliar.
Rencana pendanaan di Kementerian Perhubungan tersebut direncanakan pula untuk
penyelenggaraan Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Darat sejumlah
Rp. 57.263,663 Miliar dengan rincian penggunaannya untuk pelaksanaan dan implementasi
kegiatan pengembangan dan pembinaan sistem transportasi perkotaan, manajemen dan
peningkatan keselamatan transportasi darat, pembangunan dan pengelolaan prasarana dan
fasilitas lalu lintas angkutan jalan, pembangunan sarana dan prasarana transportasi ASDP
dan pengelolaan prasarana lalu lintas SDP serta dukungan manajemen dan teknis.
Pendanaan tersebut juga digunakan salah satunya adalah untuk memenuhi target quick
wins Kementerian Perhubungan khususnya untuk pelaksanaan kegiatan pada Direktorat
Jenderal Transportasi Darat dengan beberapa sasaran, meliputi terlaksananya penataan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 28 -

transportasi Jabodetabek (QW), terwujudnya konektivitas transportasi perkotaan di 28 Kota


termasuk aksesibilitas, sarana, dan prasarana (QW), terselenggaranya transportasi
perkotaan di 17 kota pengembangan BRT.
Di dalam usaha mewujudkan program strategis Kementerian Perhubungan, khususnya pada
pembangunan dan pengembangan transportasi perkeretaapian, kerangka pendanaan yang
sudah disusun oleh Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 direncanakan pula untuk
mendukung program pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi perkeretaapian
sejumlah Rp. 233.325,5 Miliar untuk implementasi kegiatan pembangunan dan pengelolaan
bidang sarana perkeretaapian, kegiatan pembangunan dan pengelolaan bidang lalu lintas
dan angkutan kereta api, kegiatan pembangunan dan pengelolaan prasarana dan fasilitas
pendukung kereta api, kegiatan pembangunan dan pengelolaan bidang keselamatan
perkeretaapian serta dukungan manajemen dan teknis. Pendanaan tersebut juga digunakan
untuk membiayai target percepatan pembangunan perkeretaapian sampai dengan tahun
2019 dengan skema quick win, serta program lanjutan yang diselenggarakan pada Direktorat
Jenderal Perkeretaapian.
Kerangka pendanaan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 juga disusun dalam
usaha untuk meningkatkan pembangunan transportasi melalui program pengelolaan dan
penyelenggaraan transportasi laut, sejumlah Rp. 125.920,35 Miliar yang merupakan angka
total pendanaan Tahun 2015-2019. Pendanaan tersebut digunakan untuk membiayai
kegiatan pengelolaan dan penyelenggaraan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut, bidang
penyelenggaraan Pelabuhan dan Pengerukan, Perkapalan dan Kepelautan, bidang
Kenavigasian, dan Penjagaan Laut dan Pantai, serta Dukungan Manajemen dan Teknis
lainnya. Lebih lanjut kerangka pendanaan yang secara khusus pada program pengelolaan
dan penyelenggaraan transportasi laut tersebut juga digunakan dalam kerangka membiayai
percepatan pembangunan transportasi laut melalui pelaksanaan program quick win dengan
beberapa sasaran kegiatan meliputi meningkatnya ketersediaan dan kehandalan armada
pelayaran nasional, pemenuhan kebutuhan fasilitas pelabuhan sesuai persyaratan hirarkinya
serta meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana di bidang Keselamatan dan
Keamanan Pelayaran.
Dalam penyelenggaraan pembangunan transportasi udara pendanaan Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 digunakan untuk membiayai program pengelolaan dan
penyelenggaraan transportasi udara dengan total anggaran sejumlah Rp. 83.311,020 Miliar.
Total anggaran pada program tersebut digunakan untuk membiayai rincian kegiatan,
meliputi pelayanan angkutan udara perintis, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan
prasarana bandar udara, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana keamanan
penerbangan, pengawasan dan pembinaan kelaikan udara dan pengoperasian pesawat
udara, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana navigasi penerbangan, serta
dukungan manajemen dan teknis lainnya.
Pendanaan Kementerian Perhubungan di dalam pengembangan sumber daya transportasi
diarahkan pada upaya mewujudkan implementasi program pengembangan sumberdaya
manusia perhubungan dengan total anggaran dari tahun 2015-2019 mencapai Rp. 32.182,13
Miliar dengan rincian implementasi kegiatan pada program tersebut digunakan untuk
pembiayaan pengembangan sumber daya manusia perhubungan darat, pengembangan
sumber daya manusia perhubungan laut, pengembangan sumber daya manusia
perhubungan udara, pendidikan perhubungan darat, pendidikan perhubungan laut,
pendidikan perhubungan udara, serta digunakan pula untuk percepatan pembangunan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 29 -

program/kegiatan di Kementerian Perhubungan melalui program quick win dengan sasaran,


meliputi terbangunnya kampus terpadu SDM transportasi, terbangunnya kampus BP2TD di
Bali, serta terbangunnya kampus baru akademi perkeretaapian di Madiun.
Dalam upaya mewujudkan integritas, serta kualitas penelitian dan pengembangan pada
Kementerian Perhubungan, disusun pula kerangka pendanaan yang dialokasikan pada
Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan dengan total rencana anggaran dari
tahun 2015-2019 sejumlah Rp. 1.204,715 Miliar. Anggaran tersebut alokasinya direncanakan
untuk membiayai beberapa program/kegiatan terkait dengan penelitian dan pengembangan
teknologi dan dukungan manajemen serta dukungan teknis.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan sudah memberikan gambaran terkait dengan
upaya-upaya pembangunan transportasi yang secara komprehensif memperhatikan aspek
lintas sektor, diantaranya penyelesaian masalah transportasi yang lebih memperhatikan
pendekatan keruangan atau kewilayahan. Hal ini menjadi bagian penting mengingat aspek
keruangan atau kewilayahan akan memberikan pengaruh besar, khususnya apabila menilik
aspek penataan ruang di Indonesia yang sangat mempengaruhi pola perkembangan jaringan
jalan, pertumbuhan aktivitas pergerakan, serta meningkatnya permasalahan-permasalahan
transportasi. Tumbuhnya aktivitas bangkitan dan tarikan perjalanan, serta terhambatnya
proses distribusi barang dan komoditas, maupun distribusi penumpang pada berbagai matra
cukup signifikan dipengaruhi oleh perubahan dan pertumbuhan aktivitas ruang dan
kewilayahan, sehingga upaya penataan dan pembangunan tata ruang di Indonesia menjadi
bagian penting didalam perencanaan transportasi.
4.2.8 KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019
Dalam rangka mewujudkan sasaran dalam Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 20152019, ditetapkan target Program Strategis Kementerian Perhubungan meliputi :
A.

Perhubungan Darat
1. Pengadaan sarana BRT sebanyak 3.170
unit di 34 kota besar antara lain : Medan,
Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang,
Bandung, Jakarta, Bogor, Semarang,
Yogyakarta, Solo, Pontianak, Samarinda,
Balikpapan, Makassar, Gorontalo, dan
Ambon;
2. Pengadaan sarana Bus Pemadu Moda
sebanyak 95 unit di 17 Kota, antara lain
Bengkulu, Palu, Kendari, Kupang, Jember, Bau-bau, Sumbawa Besar, Banda Aceh,
Nias, Pekanbaru, Batam, Tanjung Pinang, Padang, Malang, Bandung, Palembang,
Lampung;
3. Pengadaan sarana ATCS (Area Traffic Control System) sebanyak 77 unit yang
tersebar di 34 Provinsi;
4. Pengadaan Bus Angkutan Umum/Pelajar/ Mahasiswa sebanyak 290 unit yang
tersebar di 34 Provinsi;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 30 -

5. Pengadaan fasilitas perlengkapan jalan di wilayah perkotaan yang tersebar di 34


Provinsi;
6. Pembangunan prasarana fasilitas pendukung BRT sebanyak 340 halte yang tersebar
di 34 Provinsi;
7. Peningkatan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor/ UPPKB yang
tersebar di 34 Provinsi;
8. Pemeliharaan/ Rehabilitasi Fasilitas Perlengkapan Jalan LLAJ sebanyak 218 paket
yang tersebar di 34 Provinsi;
9. Pengembangan Pengujian Kendaraan Bermotor yang tersebar di 34 Provinsi;
10. Pengadaan dan Pemasangan Alat PKB yang tersebar di 34 Provinsi;
11. Pengembangan Fasilitas Perlengkapan Jalan sebanyak 1.425 paket yang tersebar di
34 Provinsi;
12. Pembangunan Terminal Tipe A (Baru) yang tersebar di 34 Provinsi pada lokasi
Ponorogo (Jawa Timur), Padang (Sumbar), Aruk (Kalbar), Entikong (Kalbar), Motoain
(NTT), Motomasin (NTT), Wini (NTT), Skouw (Papua), Badau (Kalbar), Lamongan
(Jatim), Pondok Cabe (Banten), Magelang (Jawa Tengah), Jember (Jawa Timur),
Probolinggo (Jawa Timur), Lamandau (Kalimantan Tengah), Jombor (Yogyakarta),
Bobot Sari (Jawa Tengah), Singkawang (Kalbar), Daya (Makassar, Sulsel), Kendari
(Sulsel), Dumai (Riau), Entrop (Jayapura, Papua), Asahan (Sumut), Demak (Jawa
Tengah), Blitar (Jawa Timur), Kediri (Jawa Timur), Banyuwangi (Jawa Timur),
Purwokerto (Jawa Tengah), Rajabasa (Lampung), Bekasi (Jawa Barat), Giilimanuk
(Bali), Amurang (Sulut), Tanjung Selor (Kalimantan Utara), Manokwari (Papua
Barat), Brebes (Jawa Tengah), Sofifi (Maluku Utara), Polewali (Sulawesi Barat),
Batam (Kepri), Musi Banyuasin (Sumsel), Kawarang (Jawa Barat)
.

13. Rehabilitasi/ Peningkatan Pembangunan Terminal tersebar di 34 Provinsi;


14. Pengadaan Bus Perintis sebanyak 595 unit yang tersebar di 34 Provinsi;
15. Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan Jalan dan Operasional Keperintisan
Angkutan Barang sebanyak 277 trayek tersebar di 34 Provinsi;
16. Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan
Dermaga Penyeberangan/Sungai/ Danau
Baru tersebar di 34 Provinsi, pada tahun
2015 sebanyak 13 lokasi di Raijua, Sabu
(NTT): Wairiang (NTT): Karatung/Kawio
(Sulut): Kawaluso (Sulut): Bombana (Sultra):
Pure (Sultra): Moti, (Malut): Waren (Papua):
Salawati (Papua): Wasior (Papua Barat):
Tambelan (Kalbar): Penagi (Kepri): Sintete
(Kepri); Pada tahun 2016 sebanyak 12 lokasi
di Klademak (Papua Barat): Binongko (Sultra): Kaimana (Papua Barat): Gunung
Tabur (Kaltim): Adaut (Maluku): Jampea (Sulsel): Pasokan (Sulteng): Moa (Maluku):
Leti (Maluku): Bakalang (NTT): Alai (Riau): Batanta (Papua Barat); Pada tahun 2017
sebanyak 14 lokasi di Sekadau (Kalbar): Numfor (Papua): Tanjung Medang (Riau):
Saubeba (Papua): Geser (Maluku): Binongko (Sultra): Kaledupa (Sultra): Sikabaluan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 31 -

(Sumbar): Sei Guntung (Riau): Boniton (Sulteng): P. Telo (Sumut): Teluk Dalam
(Sumut): P Sermata (Maluku): Makalehi (Sulut); Pada tahun 2018 sebanyak 12
lokasi di Weda (Malut): Kaonda (Papua): Siladen (Sulut): Talise (Sulut): Letung
(Kepri): Meranti Bunting (Riau): Agats (Papua): Maritaing (NTT): Raha (Sultra):
Gangga (Sulsel): Tomia (Sultra): P Merbau (Riau); Pada tahun 2019 sebanyak 14
lokasi di Tarempa (Kepri): Kuala Enok (Riau): Pulau Padang (Riau): Kabonga
(Sulteng): Kadajoi (NTT): P. Pini (Sumut): Sinjai (Sulsel): Serasan (Kepri): Dakal
(Riau): Tanah Bala (Sumut): Sekotong (NTB): Ketam Putih (Riau): P Bunyu (Kaltara):
Mendanau, Babel;
17. Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis Baru sampai Tahun 2019 di 50 lokasi
yaitu Kupang - Ndao, Saumlaki - Adaut - Letwurung, Tual - Air Nanang, Babang Saketa, Kapal Motor Sungai untuk Mimika, Lintas Paciran - Lamongan - Bahaur, Tiga
Ras - Simanindo, Pulau Laut Timur Sebuku; Wonreli Serwaru P.Moa; P.Raas
P. Sapeken; Tj.Pinang - Tambelan - Sintete; Natuna - Sintete; Tanjung Pinang Matak; Pananaru - Melonguane; Pamana Kawah Pante; Teor Kesui; Wunlah Gorom; P. Rangsang - P. Tebingtinggi; Tanjung Pinang Natuna; Teluk Dalam
Gunung Sitoli Pulau-Pulau Batu; Wahai/P.Seram - P.Obi; Tanjung Serdang P.
Sebuku; Gebe - Patani Weda; Marisa Wakai Parigi Montong; Geser - Kataloka;
Aranda - Babi; Fak Fak Kaimana; Babang - P. Mandioli; Sanana - Taliabu; P. Obi P.
Bisa; Lintas Kep. Mentawai (Siberut, Sikakap, Tua Pejat, Sikabaruan); Sorong
Salawati; Sapudi Kangean; Dabo Lingga; Lintas Cadangan Perintis KBI (2 Unit);
Lintas Cadangan Perintis KTI (3 Unit); Mengkapan P.Padang; Patumbukan
P.Tanah Jampea; Babang - P. Kasiruta; Airnanang Fakfak; Dongkala - Bambaea;
Inanwatan - Fakfak; Tarempa Matak; P. Telo Teluk Dalam; Paciran
Garongkong; Waipirit Kamaru; Kaimana Pamako.
18. Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan SDP sebanyak 261 trayek yang tersebar
di 34 Provinsi;
19. Pengadaan Kapal Kerja / Speed Boat Pengadaan Kapal Kerja / Speed Boat sebanyak
35 unit yang tersebar di 34 Provinsi.
B.

Perkeretaapian
1. Pengadaan sarana KA untuk angkutan perintis, kereta ekonomi untuk angkutan
lebaran termasuk kereta kerja sebanyak 242 unit KA perintis diantaranya untuk
lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, KA
Riau-Jambi-Sumsel, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo,
Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, Sukabumi - Cianjur - Padalarang,
Kertapati - Indralaya, Kalisat Panarukan, KA Sulawesi & KA Kalimantan;
2. Pengadaan sarana Kereta Rel Listrik (KRL) sebanyak 77 unit untuk lintas YogyakartaSolo, Perkotaan bandung, Perkotaan Surabaya dan Perkotaan Medan serta
pengadaan fasilitas/peralatan sarana KA sebanyak 55 unit di Aceh, Sumut, Sumbar,
Sumsel, Lampung, Riau, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jateng, Jatim,
Sulsel, Sulut, Gorontalo, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kalbar;
3. Subsidi angkutan kereta api sebanyak 11 paket, yang dibagi dalam dua peruntukan
diantaranya:
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 32 -

Peruntukan untuk subsidi perintis


diantaranya untuk lintas BireunLhokseumawe, Padang Lubuk Alung
Padang Panjang Solok, KA Riau-Jambi,
Purwasari Wonogiri, Mojokerto
Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat
- Panarukan, KA Sulawesi, KA Kalimantan;

Peruntukan untuk subsidi angkutan


motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan
Sumatera Bagian Selatan;

4. Rehabilitasi dan peningkatan jalur KA sepanjang 1.249 Kmsp dengan lintas:


-

Jawa-Bali : Tanah Abang - Merak, Duri


Tangerang, Jakarta Tj. Priok, Manggarai Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara,
Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang,
Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo Yogyakarta - Solo, Solo - Madiun, Cirebon Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya,
Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang Kertosono, Bangil Banyuwangi;

Sumatera : Prabumulih - Waytuba Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi
Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun Lhokseumawe;

5. Pembangunan jalur KA yang dibangun termasuk jalur ganda dan reaktivasi


sepanjang 3.258 Kmsp pada lintas:
-

Jawa-Bali : Maja Rangkasbitung Merak (jalur ganda dan test track), Cilegon Anyer Kidul (reaktivasi), Rangkasbitung - Labuan - Saketi - Bayah (reaktivasi
tahap pertama), Tonjong - Pelabuhan Bojonegara, Manggarai - Jatinegara Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas
perkeretaapian), Citayam - Nambo (jalur ganda), Parungpanjang Citayam,
Nambo - Cikarang - Kalibaru (tahap pertama), Bogor - Sukabumi (jalur
langsir/emplasemen), Cibungur - Tanjungrasa, Cikarang - Pelabuhan Cilamaya
(tahap pertama), Cikampek - Padalarang (jalur ganda), Padalarang - Bandung Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Rancaekek - Tanjungsari
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 33 -

(reaktivasi), Tanjungsari Kertajati, Cirebon - Kadipaten (reaktivasi termasuk


jalur KA baru), Akses menuju Pelabuhan Cirebo, Cicalengka - Banjar - Kroya
(jalur ganda tahap pertama), Banjar - Pangandaran - Cijulang (reaktivasi tahap
pertama), Purwokerto - Kroya (jalur ganda), Purwokerto - Wonosobo (reaktivasi
tahap pertama), Maos - Cilacap (termasuk akses ke Pelabuhan), Kroya
Kutoarjo (jalur ganda), Kedungjati - Tuntang (reaktivasi), Semarang - Pelabuhan
Tanjung Mas (reaktivasi), Jerakah - Semarang Poncol - Semarang Tawang Alastua (jalur KA layang), Solo - Semarang (jalur ganda tahap pertama),
Yogyakarta - Magelang (reaktivasi tahap pertama), akses menuju KA Bandara
Kulonprogo (tahap pertama), Kutoarjo - Purworejo (emplasemen), Shortcut Solo
Kota - Solo Jebres, Surabaya - Kalimas/Sidotopo (jalur ganda), Jombang - Babat Tuban (reaktivasi), Kandangan - Pelabuhan Teluk Lamong, Solo Madiun (jalur
ganda), Madiun - Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya
(Reaktivasi tram Kalimas Wonokromo, akses menuju Bandara Juanda),
Tulangan Gununggangsir, Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama),
Bangil - Banyuwangi (jalur ganda tahap pertama), Bandara Ngurah Rai
Denpasar - Mengwi (tahap pertama);
-

Sumatera: Bireun - Lhokseumawe,


Lhokseumawe - Langsa (tahap
pertama), Kuala Langsa - Langsa
Besitang, Medan - Bandar Khalifah
Araskabu Kualanamu (jalur ganda,
jalur KA layang), Bandar Tinggi Kuala Tanjung, Binjai - Besitang
(reaktivasi),
Medan
Gabion/Belawan, Sumut (elevated
track),
Rantauprapat-Duri-Dumai,
Rantauprapat-Gunung Tua-Sibolga (tahap pertama), Pekanbaru-Muaro, Duri
Pekanbaru, Duku - Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Pariaman - Naras,
Sumbar (reaktivasi), Naras - Sungai Limau, Sumbar (reaktivasi), Padang Panjang
- Bukit Tinggi - Payakumbuh, Sumbar (reaktivasi), Muaro Kalaban - Muaro
(reaktivasi), Shortcut Padang-Solok (tahap pertama), Batu Ampar - Bandara
Hang Nadim, Pekanbaru Jambi, Jambi Palembang, Muara Enim Lahat (Jalur
Ganda), Baturaja - Martapura (Jalur Ganda), Prabumulih - Kertapati (jalur
ganda), Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), Indralaya - Kampus Unsri
(perpanjangan), Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Tanjung Karang Pelabuhan Panjang (reaktivasi), Cempaka - Tanjung Karang Sukamenti
Tarahan (jalur ganda), Tarahan/KM3 - Bakauheni (tahap pertama);

Sulawesi: Makassar - Pare-Pare, Manado Bitung, Isimu- Gorontalo--Bitung,


Parepare--Mamuju (tahap pertama), Makassar--Bulukumba--Watampone (tahap
pertama), Mamuju Palu Isimu (tahap pertama);

Kalimantan: Tanjung - Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Balikpapan


Samarinda, Tanjung - Tanah Grogot - Balikpapan (tahap pertama), Palangkaraya
- Banjarmasin (tahap pertama), Palangkaraya Pontianak Batas Negara
(tahap pertama), Samarinda Tanjung Redep Batas Negara (tahap pertama);

Papua: Sorong - Manokwari (tahap pertama), Jayapura-Sarmi (tahap pertama);


Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 34 -

6. Pembangunan Kereta Api Ringan dalam rangka meningkatkan aksesibilitas


transportasi di perkotaan antara lain :
-

Pembangunan Kereta Api Ringan Perkotaan Trase Jabodetabek dengan rute


Cibubur Cawang (10.5 Km), Bekasi Timur Cawang (17.9 Km), Cawang
Dukuh Atas (10.5 Km) ;

Pembangunan Kereta Api Ringan Perkotaan Trase Sumatera Selatan dengan rute
untuk koridor 1 (Bandara SMB II Kolonel H. Burlian Demang Lebar Daun
Angkaran 45 Kapten A. Rivai Jln. Jenderal Sudirman Masjid Agung (17.5
Km)), rute untuk koridor 2 (Masjid Agung Jakabaring Sport City (7 Km))

7. Pembangunan jalur lingkar KA layang (elevated) Jabodetabek sepanjang 25 Kmsp


untuk lintas Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen Jatinegara Manggarai;
8. Rehabilitasi dan peningkatan jembatan/ underpass/flyover KA sebanyak 269 unit;
9. Pembangunan jembatan/underpass/flyover KA sebanyak 344 unit;
10. Pengadaan material rel dan wesel sebanyak 1.425 unit jalur KA sepanjang 4.330
Kmsp;
11. Rehabilitasi dan peningkatan stasiun/bangunan
meningkatkan keandalan sebanyak 38 unit;

operasional

KA

untuk

12. Pembangunan stasiun/bangunan operasional KA sebanyak 82 unit;


13. Rehabilitasi dan peningkatan persinyalan dan telekomunikasi KA sebanyak 41
paket;
14. Pembangunan persinyalan dan telekomunikasi KA sebanyak 71 paket;
15. Rehabilitasi dan peningkatan listrik aliran atas KA (termasuk gardu listrik) untuk
meningkatkan keandalannya sepanjang 228 Kmsp untuk lintas Tanah Abang
Rangkasbitung, Citayam Nambo, Jatinegara - Pondok jati - Senen Kampungbandan - Tanah Abang Manggarai, Jakarta Kota - Manggarai Bogor,
Jakarta Kota Tj. Priok, Duri Tangerang, Manggarai - Jatinegara - Bekasi
Cikarang;
16. Pembangunan listrik aliran atas KA (termasuk gardu listrik) sepanjang 299,7 Kmsp
pada lintas Medan - Araskabu - Kualanamu, Tanah Abang - Maja - Rangkasbitung
Merak, Jakarta Kota - Tj Priok/JICT, Citayam Nambo, Manggarai - Bekasi
Cikarang, Cikarang Cikampek, Padalarang - Bandung Cicalengka, Kutoarjo
Yogyakarta, Perkotaan Surabaya (tram);
17. Pembangunan elektrifikasi jalur KA antara Yogyakarta Solo sepanjang 59 Kmsp;
18. Pengamanan perlintasan sebidang sebanyak 218 unit pada lintas:
-

Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri Tangerang, Jakarta Tj. Priok,


Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon,
Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Solo - Madiun, Cirebon - Brebes - Tegal Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya,
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 35 -

Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil


Banyuwangi.
-

Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi
Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe.

19. Pengadaan dan penertiban lahan untuk kegiatan peningkatan/pembangunan


prasarana perkeretaapian sebanyak 158 paket;
20. Pengadaan/Perawatan Peralatan/Fasilitas Prasarana sebanyak 137 paket;
21. Penyediaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 95
paket tersebar di Provinsi Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Riau, Jambi,
Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jateng, Jatim, Sulsel, Sulut, Gorontalo, Kaltim,
Kalsel, Kalteng, Kalbar.

C.

Perhubungan Laut
Kegiatan Strategis di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut
1. Rencana penempatannya akan melayani jarigan angkutan laut perintis pada 193
lintas yang tersebar di seluruh 33 provinsi pada Pangkalan Pelabuhan Meulaboh,
Calang, Teluk Bayur, Bengkulu, Tj. Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotabaru,
Semarang, Surabaya, Tanjung Wangi, Bima, Kupang, Maumere, Bitung, Tahuna,
Pagimana, Kolonedale, Kendari, Tilamunta, Kwandang, Makassar, Mamuju, Ambon,
Tual, Saumlaki, Ternate, Babang, Sanana, Jayapura, Biak, Merauke, Manokwari,
Sorong.
2. Subsidi Angkutan Laut Tetap Dan Teratur Untuk Kapal Barang Dalam Rangka
Menunjang Tol Laut untuk Rute : R1 Waingapu-Sabu (Seba/Biu)-Rote-LewolebaMaumere-Reo-Waingapu, R2 Manokwari-Wasior-Nabire-Serui-Biak-Manokwari, R3
Tuai-Fak Fak-Kaimana-Timika-Tual, R4 Babang-Tidore (Soasiu)-Tobelo-Gebe-Babang
R5 Kijang-Letung-Tarempa-selat-Lampa (Natuna)-Midai-Serasan (PP).
3. Pembangunan kapal perintis dilaksanakan sampai tahun 2017 sebanyak 103 unit
yang terdiri dari kapal Tipe 750 DWT, Tipe 500 DWT, Tipe 200 DWT, Tipe 2000 DWT,
Tipe 2000GT, Tipe 1200 GT, Tipe 750 DWT, Semi Container, Kapal Rede, Kapal
Barang Multipurpose dan Kapal Ternak dengan tahapan penyelesaian pada tahun
2015 sebanyak 3 unit, tahun 2016 sebanyak 30 unit dan tahun 2017 sebanyak 70
unit.
4. Pembangunan/ pengadaan fasilitas pendukung Lalu Lintas dan Angkutan Laut
tersebar di seluruh 33 provinsi dengan beberapa kegiatan meliputi Perbaikan dan
Perawatan Kapal Perintis (Docking Repair) / Pengadaan camera CCTV / Pemasangan
Upgrade Monitoring Tracking System / Pembangunan infrastruktur Multimedia
tracking / Pembangunan sistem informasi spasial kapal perintis / Penyelenggaran
mudik gratis sepeda motor / Monitoring angkutan lebaran, Natal dan Tahun Baru /
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 36 -

Monitoring pelabuhan singgah perintis dan center pangkalan perintis /


Pemberdayaan industri pelayaran rakyat.
Kegiatan Strategis di Bidang Pelabuhan dan Pengerukan
5. Pembangunan/lanjutan/penyelesaian dan pengembangan pelabuhan laut non
komersial pada 100 lokasi pelabuhan setiap tahun pada Pelabuhan Anggrek,
Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu Panjang,
Batutua, Bau-Bau, Belang-Belang , Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko,
Bunta, Carocok Painan, Dabo Singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu,
Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi Reo, Kendal, Keramaian, Kolbano,
Kolonedale, Kuala Semboja, Labuhan Bajo, Labuhan Angina, Lakara, Larantuka,
Letung, Linau Bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri,
Meranti, Midai, Moor, Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu, Pulau Banyak, Pulau
Buano, Pulau Salura, Pacitan, Padang Tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan,
Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan Ketek, Patani, Pelaihari, Penajam Pasir,
Pomalaa, Pota Pulau Laut, Pulau Teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei
Nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi Speed Boat, Subi, Taddan, Tanah Ampo, Tanah Tidung,
Tanjung Api-Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung,
Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan
Siapa-Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar;
6. Pengerukan alur pelayaran/ kolam pelabuhan pada tahun 2015 sebanyak 13 lokasi
yaitu Pelabuhan Belawan, Muara Padang, Palembang, Tanjung Priok, Tg Emas,
Benoa, Lembar, Pontianak , Ketapang, Samarinda, Sampit, Kumai dan Lirang (Total
volume Pengerukan sebesar 9.250.000 m3); Tahun 2016 sebanyak 24 lokasi yaitu
Pelabuhan Kuala Langsa, Belawan, Tg Balai Asahan, Pangkalan Dodek, Jambi Talang
Duku, Kuala Tungkang, Palembang, Bengkulu, Pangkal Balam, Tg Priok, Tg Emas,
Juwana, Tegal, Batang, Tg Perak, Benoa, Pontianak, Sintete, Samarinda, Sampit,
Pulang Pisau, Kumai, Sanana dan Muara Sabak (Total volume Pengerukan sebesar
25.100.000 m3); Tahun 2017 sebanyak 32 lokasi yaitu Pelabuhan Belawan, Tg
Berakit, Palembang, Pekanbaru, Bengkulu, Tg Priok, Tg Emas, Tg Perak,
Probolinggo, Benoa, Lembar, Pontianak, Ketapang, Kendawangan, Paloh,
Samarinda, Sampit, Pulang Pisau, Makassar, Karang Antu, Labuhan Banten,
Manado, Fakfak, Kuala Enok, Cirebon, Sadai/Toboali, Kendal, Panjang, Balikpapan,
Kupang, Ternate dan Ambon (Total volume Pengerukan sebesar 21.100.000 m3);
Tahun 2018 sebanyak 33 lokasi yaitu Pelabuhan Belawan, Pangkalan Dodek, Muara
Padang, Jambi Talang Dukuh, Kuala Tungkal, Palembang, Begkulu, Pangkal Balam,
Tg Priok, Tg Emas, Juwana, Tegal, Batang, Tg Perak, Benoa, Pontianak, Sintete,
Samarinda, Kumai, Rembang, Brondong, Labuhan Lombok, Singkawang,
Mempawah, Tobelo, Kali Anget, Teluk Bayur, Tg Pandan, Cirebon, Sunda Kelapa,
Manggar, Brebes dan Balikpapan (Total volume Pengerukan sebesar 18.800.000
m3); Tahun 2019 sebanyak 26 lokasi yaitu Pelabuhan Kuala Langsa, Belawan, Tg
Balai Asahan, Palembang, Pekan Baru, Bengkulu, Tg Priok, Tg Emas, Tg Perak,
Pontianak, Ketapang, Samarinda, Sampit, Pulang Pisau, Tg Redep, Tahuna, Sanana,
Cirebon, Airbangis, Bima, Kendari, Tarakan, Balikpapan, Kupang, Ternate dan
Ambon (Total volume Pengerukan sebesar 20.650.000 m3);

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 37 -

7. Pembangunan/ pengadaan fasilitas pendukung pelabuhan dan pengerukan


tersebar di seluruh 33 provinsi dengan beberapa kegiatan meliputi Pengadaan
Reach Stacker / Pengadaan Forklift / Kapal Pandu / Kapal Tunda / Pengadaan
Truck Crane / Pengadaan Excavator, Grab Cham Shell dan Wheel Loader /
Peningkatan fasilitas Pelabuhan dalam rangka pelayanan publik / Fasilitas
pendukung operasional (Gedung Bangunan, Rumah Dinas, Pembuatan Sumur,
Lampu Penerangan, Pos jaga, Pagar, Gapura dan lain-lain).
Kegiatan Strategis di Bidang Perkapalan dan Kepelautan
8. Pembangunan Kapal Marine Inspector / RIB sebanyak 20 unit yang tersebar di 33
Provinsi;
9. Pembangunan / pengadaan fasilitas pendukung perkapalan dan kepelautan
tersebar di seluruh 33 provinsi dengan beberapa kegiatan meliputi Pengadaan
Enginee Room Simulator / Pengadaan Full Mission Bridge Simulator / Pengadaan
Komputer Base Assessment;
Kegiatan Strategis di Bidang Kenavigasian
10. Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian sebanyak 41 kapal yang tersebar pada 33
Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang,
Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa,
Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual,
Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong;
11. Pembangunan Reverse Osmosis (RO) sebanyak 97 unit yang tersebar pada 33
Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang,
Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa,
Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual,
Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong;
12. Pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
SBNP sebanyak 754 unit dan pemenuhan
tingkat kehandalan sebanyak 99%, yang
tersebar pada 33 Provinsi di Seruway, Kuala
Raja, Pusong, Sigli, Laweung, Sabang, Sibigo,
Teluk Nibung, Pantai Labu, Percut, Rantau
Panjang, Tanjung Beringin, Gunung Sitoli,
Labuhan Bilik, Sei Barombong, Teluk Leidong,
Tg. Sarang Elang, Pangkalan Susu,Pulau Kampai,
Tanjung Pura, Tapak Kuda, Kuala Sarapu,
Pangkalan Brandan, P.Wunge, Pel.Sibolga, Pel.
Sikara-kara, Tg.Bai, Sasak, Teluk Tapang, Muara
Haji, Carocok Painan, Surantih, Tg. Sading, Sekatap Darat, Senggarang, Tanjung
Ayun, Tanjung Duku, Tanjung Geliga, Tanjung Lanjut, Tanjung Sebauk, Tanjung
Siambang, Tanjung Unggat, Wisata Penyengat, Tanjung Samak, Tanjung Kedadu,
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 38 -

Penyalai, Panipahan, Sinaboi, Buatan, Kurau/Si Lalang, Sel Apit, Sungai Siak, Tanjung
Buton, Kuala Mendahara, Lambur Luar, Muara Sabak, Nipah Panjang, Pamusiran,
Simbur Naik, Sungai Lokan, Ujung Jabung, Tanjung Api-Api, Sungsang, Karang
Agung, Rangga Ilung, Batanjung, Behaur, Kuala Kapuas, Pegatan Mendawai, Uj. Tk.
Punggur, Krui, Kalianda, Lagundi, P. Sebesi, Sebalang, Bakauheni, Way Seputih,
Kuala Penat, Labuhan Maringgai, Way Penat, Way Sekampung, Mesuji, Kota Agung,
P. Tabuan, Kelumbayan, Teladas, Manggala/Menggala, Sungai Burung, Tulang
Bawang, Semarang, Tegal, Karimun Jawa, Tanjung Emas, Glimandangin,
Sampang/Taddan, Tanlok, Besuki, Jangkar, Kalbut, Gayam, Kalianget, Kangean, P.
Raas, Sapudi, Sapeken, Keramaian, Masalembo, Giliraja, Tg. Tekurenan, Celukan
Bawang, Pegametan, Penuktukan, Bima, Sape, Waworada, Cempi, Calabahi, Kempo,
Lembar, Tg. Muna, Tg. Kopondai, P.Sukur, Pel. Aimere, Pel. Batu Tua, Pel. Wini, Tg.
Kumba, Tg. Tutunnila, Tg. Uwakeka, Tg.Batu putih, Tg. Batuata, Samuda,
Bagendang, Kereng Bengkirai, Teluk Sebangau, Bukit Pinang, Pulang Pisau, Kuala
Pembuang, Teluk Sigintung/Seruyan, Kuala Jelay, Sukamara, Banjarmasin, Sesayap,
Tarakan, Tg.Aru, Sangatta, Maloy, Sangkulirang, Tg. Sarupo, Tg. Suramana, Majene,
Malunda, Palipi, Pamboang, Sendana, Ambo, Belang-Belang, Budong-Budong,
Kaluku, Mamuju, Poongpongan, Salisingan, Sampaga, Kr. Timur Batumarimpih, Kr.
Timur Tg. Wawobatu, Kr. Utara Kaledupa, Kr. Utara Kapota, Kr. Utara P. Papado, Kr.
Utara Tg. Teipa, Kr.P.Hoga, Kr .Utara Lapuko, P. Damalawa Kcl., P. Sangurabangi, P.
Togomongolo, Pel. Lasalimu, Pel. Lasalimu, Pel. Mandiodo, Pel. Mawasangka,
Tg.Talabu, Tahuna, Tamako, Biaro, Buhias, P. Ruang, Pehe, Sawang, Tagulandang,
Ulu Siau, Beo, Damao, Dapalan, Tg. Hatanua, Tg. Libobo, Tg Namaa, Tg. Ngolopopo,
Tg. Weduar, Tg. Sial, Tg.Watina, Walwat tinggi, Tlk. Bara, Wayabula, Borong, Galela,
Tikong, Pel. P. Damar, Pel.Kroing, Pel. Tutukembong, Pel.P. Teor, Pel. Moti, Pel.
Tuhaha, Geser, Tg. Openta, Wayeteri, Kaimana, Kanoka, Lobo, P. Adi, Senini,
Susunu, Manokwari, Makbon, Mega, Muarana, Kasim, Oransbari, Bagusa,
Kasonaweja, P. Liki, Sarmi, Takar, Trimuris, Wakde, Janggerbun, Kameri, Korido,
Waren, Ambai, Ampimoi, Angkaisera, Sungai Asty, Sungai Asty, Tg. Kondo, Pel.
Selaru, Pel. Lakor, Pel. Romang, Pel. Damer, Pel. Kaiwatu, Tual;
13. Pembangunan Sistem Telekomunikasi Pelayaran sebanyak 88 unit;
14. Pembangunan Vessel Traffic Service (VTS) pada 35 lokasi yang tersebar pada 33
Provinsi di Belawan, Palembang, Jakarta, Surabaya Bitung, Kuala Tanjung,
Balikpapan, Sorong, Manokwari, Jayapura, Lhok Seumawe, Dumai, Makassar,
Sabang, Sibolga, Batu Ampar, Panjang, Bengkulu, Cilacap, Benoa, Lembar, Kupang,
Pontianak, Banjarmasin, Batulicin, Samarinda, Tarakan, Parepare, Kendari, Ambon,
Ternate, Jayapura, Merauke, Cirebon, Semarang.
15. Pembangunan Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS) pada 144
lokasi yang tersebar pada 33 Provinsi di Sinabang, Kuala Langsa, Pangkalan Susu,
Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Selat Panjang, Rengat, Tanjung Balai Karimun, Dabo
Sungkep, Air Bangis, Probolinggo, Gilimanuk, Waingapu, Sintete, Luwuk, Kaimana,
Serui, Jakarta, Banjarmasin, Tarakan, Bitung, Sorong, Merauke, Pulau Tello, Lahewa,
Panipahan, Karimunjawa, Rembang, Atapupu, Nunukan, Kolaka, Pomalaa, Parigi,
Muntok, Kuala Tungkal, Sampit, Kumai, Batulicin, Samarinda, Poso, Toli Toli,
Manado, Ternate, Sanana, Tual, Biak, Ulee Lheule, Meulaboh, Tembilahan,
Tarempa, Pulau Sambu, Pulang Pisau, Sunda Kelapa, Panarukan, Gresik, Bawean,
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 39 -

Masalembo, Padang Bai, Kalabahi, Larantuka, Reo, Tanjung Redeb, Mamuju,


Banabungi, Palopo, Kolonedale, Banggai, Amamapare, Nabire, Bade, Kuala Tanjung,
Lhok Seumawe, Sabang, Tapak Tuan, Batu Ampar, Tanjung Uban, Sei Kolak Kijang,
Natuna, Teluk Bayur, Sipora, Palembang, Jambi, Pangkal balam, Panjang,Cirebon,
Bengkulu, Cigading/ Merak, ende, Maumere, Ketapang, Kotabaru, Balikpapan,
Kendari, Bau Bau, Tahuna, Ambon, Saumlaki, Bintuni, Jayapura, Agats, Sigli, Singkil,
Pekanbaru, Bagansiapiapi,Kuala Enok, Sikakap, Celukan Bawang, Raha,Donggala,
Kwandang, Ampena, Tobelo, Banda, Dobo, Sarmi, Belawan, Bengkalis, Semarang,
Tegal, Cilacap, Surabaya, Kupang, Makassar, Pantoloan, Namlea, Fak Fak,
Pekalongan, Jepara, Juwana, Indramayu, Pasuruan, Badas, Ulu Siau, Amahai.
16. Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Pendukung Kenavigasian dengan beberapa
kegiatan meliputi Perbaikan dan Perawatan Kapal / Pengadaan CCTV Survailance
System / Genset / Mobil crane/ Kendaraan Operasional / Pengadaan Sistem
Pengamatan Alur / Peralatan Survey Telkompel / Reporting System, Remote Cliane
VTS / Vessel Monitoring sistem Kapal /Pelampung Suar / Sistem Lampu Suar untuk
SBNP / Rigid Inflatable Boat (RIB) / Perangkat Penunjang Operasional Mensu/
Water Treatment;
Kegiatan Strategis di Bidang Penjagaan Laut dan Pantai
17. Pembanganan kapal patroli sebanyak 255 unit pada lokasi Kesyahbandaran
Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang,
KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP BauBau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP
Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke, KUPP Tanjung Tiram,
KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang,
KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan
Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai,
KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP Sangkulirang, KUPP Polewali,
KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara,
Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP
Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa.
18. Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Pendukung Penjagaan laut dan Pantai dengan
beberapa kegiatan meliputi Perbaikan dan Perawatan Kapal / Pengadaan Helikopter
/ Pengadaan Senjata / Amunisi / Peralatan Penanggulangan Pencemaran / Peralatan
SAR / GIRO Vertical / Rigid Inflatable Boat (RIB) / ECDIS dan Sistem Mobile
Survilance Kapal Patroli/Mobil Patroli Lapangan / Pengembangan Pangkalan
Penjagaan Laut dan Pantai.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 40 -

D. Perhubungan Udara
1. Peningkatan rute pelayanan perintis dan subsidi untuk angkutan udara sebanyak
265 rute, antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung
Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute),
Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute),
Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate
(4 Rute), Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute),
Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute),
Sumenep (5 Rute), Oksibil (7 Rute ) dimana lokasi akan ditetapkan untuk tahun
bersangkutan berdasarkan rapat evaluasi angkutan udara perintis;
2. Rehabilitasi dan pengembangan Bandara Udara termasuk perpanjangan, pelebaran
dan peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah, rehab gedung terminal, gedung
operasional pada 100 Bandar Udara sampai akhir periode perencanaan;
3. Rehabilitasi dan pengembangan Bandar
Udara (perpanjangan, pelebaran dan
peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah)
untuk didarati B-737 Series pada lokasi
yang akan ditetapkan sesuai kebutuhan
berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan
Nasional dan pelaksanaan UndangUndang lain diantaranya Bandar Udara
Iskandar Pangkalan Bun, Bandar Udara
Tanjung Pandan, Bandar Udara Rembele Takengon, Bandar Udara Binaka Gunung
Sitoli, Bandar Udara DEO Sorong, Bandar Udara Hanandjoeddin, Bandar Udara
Umbo Mehang Kunda Waingapu, Bandar Udara Beto Ambari Bau-bau, Bandar
Udara Kasiguncu Poso, Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo, Bandar Udara
Blimbingsari Banyuwangi, Bandar Udara Kuabang Kao, Bandar Udara Ibra Langgur,
Bandar Udara Matilda Saumlaki, Bandar Udara Dekai Yahukimo;
4. Rehabilitasi dan pengembangan Bandar Udara (perpanjangan, pelebaran dan
peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah) untuk didarati ATR-42 & ATR-72 pada
lokasi yang akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan
Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain diantaranya
Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Melak, Bandar
Udara Tanah Merah, Bandar Udara Kepi, Bandar Udara Sarmi, Bandar Udara
Letung, Bandar Udara Tambelan, dan Bandar Udara Maratua;
5. Pengembangan 25 Bandar udara yang terdiri dari 7 (tujuh) Bandar udara di daerah
rawan bencana, yaitu Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar
Udara Gayo Lues, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko-muko, Bandar Udara
Bawean, dan Bandar Udara Sumenep, dan 18 bandar udara di daerah perbatasan,
yaitu Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Lasondre, Bandar
Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tj. Balai
Karimun, Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Kabir,
Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Ampung, Bandar Udara Long Bawan,
Bandar Udara Data Dawai, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar
Udara Moa, Bandar Udara Mopah-Merauke;
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 41 -

6. Pembangunan 15 Bandar Udara baru, dengan lokasi antara lain Bandar Udara
Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Muara
Teweh, Bandar Udara Samarinda Baru, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara
Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali,
Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel, Bandar
Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu;
7. Pembangunan bandar udara baru di Kalimantan antara lain Bandar Udara Muara
Teweh, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Samarinda Baru;
8. Peningkatan fasilitas pelayanan darurat sebanyak 212 paket di lokasi Bandar udara
diantaranya Bandar Udara Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata,
Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo,
Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko,
Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun,
bandara Abdul Rachman Saleh, bandara Pogogul, bandara Oesman Sadik, Bandara
Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara
Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau,
Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma
Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa, Bandara Soa
Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo,
Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran
Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh,
Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara Radin
Inten II;
9. Peningkatan fasilitas keamanan penerbangan sebanyak 633 paket diantaranya di
Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, DjalaluddinGorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin
Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, DaboSingkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli
toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, FransedaMaumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, LasikinSinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat,
Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, TambolakaWaikabubak, Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual,
Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,SentaniJayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj.
Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu,
Gewayantana-Larantuka,Tjilik Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj
Pandan;
10. Meningkatnya pemenuhan standar keselamatan transportasi udara :
-

Jumlah Audit sebanyak 110 Audit di seluruh Bandar Udara di Indonesia;


Jumlah Surveilance sebanyak 58 di seluruh Bandar Udara di Indonesia;
Jumlah Inspection sebanyak 1.713 inspeksi di seluruh Bandar Udara di
Indonesia.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 42 -

E. BPSDM Perhubungan
1. Target lulusan Pengembangan Sumber daya manusia perhubungan sebanyak 8.522
lulusan diklat Transportasi Darat yang dihasilkan BPSDM Perhubungan selama
tahun 2015-2019 yang sesuai standar kompetensi/kelulusan;
2. Target lulusan Pengembangan Sumber daya manusia perhubungan sebanyak
135.808 lulusan diklat Transportasi Laut yang dihasilkan BPSDM Perhubungan
selama tahun 2015-2019 yang sesuai standar kompetensi/kelulusan;
3. Target lulusan Pengembangan Sumber daya manusia perhubungan sebanyak
17.374 lulusan diklat Transportasi Udara yang dihasilkan BPSDM Perhubungan
selama tahun 2015-2019 yang sesuai standar kompetensi/kelulusan;
4. Target lulusan Pendidikan perhubungan darat sebanyak 35.459 lulusan diklat
Transportasi Darat dan Perkeretaapian yang dihasilkan BPSDM Perhubungan
selama tahun 2015-2019 yang sesuai standar kompetensi/kelulusan;
5. Target lulusan Pendidikan Perhubungan Laut sebanyak 1.114.918 lulusan diklat
Transportasi Laut yang dihasilkan BPSDM Perhubungan selama tahun 2015-2019
yang sesuai standar kompetensi/kelulusan;
6. Target lulusan Pendidikan Perhubungan Udara sebanyak 35.559 lulusan diklat
Transportasi Udara yang dihasilkan BPSDM Perhubungan selama tahun 2015-2019
yang sesuai standar kompetensi/kelulusan;
7. Target Lulusan SDM transportasi melalui kampus terpadu SDM Transportasi
Makasar sebanyak 215.953 lulusan;
8. Target lulusan SDM transportasi darat (kampus BP2TD Bali) sebanyak 41.652
lulusan;
9. Target lulusan SDM transportasi Perkeretaapian (Kampus Baru Akademi
Perkeretaapian Madiun) sebanyak 86.776 lulusan.
Untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan dan target sasaran pembangunan infrastruktur
perhubungan, diperlukan kerangka pendanaan yang diterjemahkan tiap unit kerja, quick
win, dan kegiatan lanjutan untuk mendukung akselerasi pembangunan di Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019. Kerangka pendanaan pada Rencana Strategis Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Lampiran C. Disamping itu, disusun pula
matrik kegiatan strategis yang diterjemahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 yang menjadi target sasaran kewilayahan. Kegiatan
strategis tersebut didalam implementasi dan perencanaan setiap tahunnya disesuaikan
dengan tugas pokok dan fungsi di Kementerian Perhubungan. Kegiatan Strategis
Kementerian Perhubungan tersebut dapat dilihat secara keseluruhan pada Lampiran D.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 43 -

4.2.9 KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 TERKAIT


KAWASAN RAWAN BENCANA, WILAYAH PERBATASAN, DAN TERLUAR, KAWASAN
STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL, KAWASAN INDUSTRI, MITIGASI IKLIM,
PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SERTA
PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK
SOSIAL (P3A-KS), DAN JUGA STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS PPK)
A. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DALAM PEMBANGUNAN KAWASAN
RAWAN BENCANA, WILAYAH PERBATASAN, DAN TERLUAR
Pembangunan transportasi di kawasan rawan bencana, wilayah perbatasan dan terluar
adalah untuk memperlancar distribusi barang dan jasa serta mobilitas penduduk dalam
rangka mengurangi disparitas antar kawasan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pembangunan tersebut difokuskan pada :
a. Tersedianya
prasarana
dan sarana transportasi
dengan kapasitas dan
kualitas
pelayanan
memadai;
b. Terjangkaunya pelayanan
transportasi ke seluruh
wilayah perbatasan;
c. Terjaminnya keselamatan dan keamanan dalam pelayanan jasa transportasi;
d. Terwujudnya kerjasama luar negeri bidang perhubungan yang saling
menguntungkan serta dapat menarik investasi yang dapat memberikan nilai
tambah;
e. Meningkatnya aksebilitas angkutan udara di daerah terpencil, pulau-pulau kecil dan
kawasan perbatasan Negara.
B. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERHADAP PENGEMBANGAN KAWASAN
STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN)
Pembangunan
sarana
dan
prasarana
transportasi pada destinasi pariwisata
diarahkan untuk mendorong daya tarik
daerah tujuan wisata sambil meningkatkan
kontribusinya bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat di daerah tujuan wisata. Sejalan
dengan Rencana Induk Pembangunan
Pariwisata
Nasional
(RIPPARNAS),
pembangunan destinasi pariwisata nasional
untuk 5 (lima) tahun ke depan diprioritaskan pada pengembangan 16 Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) maka pembangunan infrastruktur transportasi akan
diarahkan untuk mewujudkan konektivitas menuju ke kawasan tersebut.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 44 -

Pengembangan 16 KSPN diharapkan dapat meningkatkan target jumlah wisatawan


mancanegara dari 9 juta orang pada tahun 2014 menjadi 20 juta orang pada tahun 2019
dan jumlah kunjungan wisatawan nusantara sebesar 250 juta orang pada tahun 2014
menjadi sebesar 275 juta orang pada tahun 2019. Oleh karenanya, pembangunan
infastruktur perhubungan didorong untuk meningkatkan aksesibilitas pada KSPN Danau
Toba, KSPN Kota Tua-Sunda Kelapa-Kepulauan Seribu, KSPN Borobudur, KSPN BromoTengger-Semeru, KSPN Menjangan-Pemuteran, KSPN Kintamani-Kuta-Sanur-Nusa Dua,
KSPN Tanjung Puting, KSPN Rinjani, KSPN Komodo, KSPN Ende-Kelimutu, KSPN Toraja,
KSPN Bunaken, KSPN Wakatobi dan KSPN Raja Ampat melalui beberapa strategi yaitu :
a.

Mempercepat realisasi peningkatan infrastruktur bandar udara & pelabuhan di


daerah tujuan wisata;
b. Mendorong perusahaan penerbangan & perusahaan pelayaran nasional
menyediakan pelayanan dari dan ke destinasi pariwisata ;
c. Meningkatkan kerjasama penerbangan secara bilateral dengan negara sumber
pasar wisatawan, melalui bandara yang telah dibuka untuk ASEAN Open Sky;
d. Mendorong pengembangan infrastruktur pelabuhan untuk berlabuh kapal pesiar &
menyederhanakan perijinan kunjungan kapal pesiar;
e. Meningkatkan angkutan wisata yang memenuhi standar keamanan
dan
kenyamanan.
Sedangkan program kegiatan stategis yang akan dilaksanakan Kementerian
Perhubungan dalam rangka pembangunan destinasi pariwisata antara lain :

a.

Peningkatan fasilitas Dermaga Simanindo, Dermaga Ajibata, Dermaga Tiga Ras,


Dermaga Muara dan Dermaga Danau Haranggaol untuk mendukung KSPN Toba;
b. Peningkatan fasilitas Dermaga Taman Nasional Tanjung Puting untuk mendukung
KSPN Tanjung Putting;
c. Pangembangan Bandara Matahora, Pelabuhan Wanci, dermaga penyeberangan
Tomia untuk mendukung KSPN Wakatobi;
d. Pengembangan Pelabuhan Labuhan Bajo & Bandara Komodo untuk mendukung
KSPN Komodo;
e.
f.

Pengembangan Pelabuhan Maumere, pengembangan Bandara Frans Seda dan


Bandara Ende untuk mendukung KSPN Ende-Kelimutu;
Pengembangan fasilitas Pelabuhan di Waisai dan Misool serta pengembangan
Bandara Domine Eduard Osok & Bandara Marinda untuk mendukung KSPN Raja
Ampat.

C. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERHADAP PENGEMBANGAN KAWASAN


INDUSTRI
Dalam rangka menciptakan pertumbuhan
inklusif dengan memaksimalkan potensi
ekonomi untuk dapat mendorong perbaikan
pemerataan dan pengurangan kesenjangan
maka pembangunan dititikberatkan pada
pembangunan sektor industri yang pada
karya. Pembangunan kawasan industri harus
terintegrasi dengan sistem dan jaringan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 45 -

transportasi khususnya sektor perhubungan baik transportasi perkeretaapian, darat,


laut maupun udara untuk mempermudah distribusi barang dari industri menuju ke
konsumen secara lebih cepat sehingga biaya distribusi barang dapat ditekan seminimal
mungkin.
Dalam rangka mewujudkan pembangunan kawasan industri yang terintegrasi,
pembangunan infrastruktur perhubungan didorong untuk mewujudkan integrasi dan
konektivitas kawasan industri menuju ke outlet pelabuhan, diantaranya
a.

Pembangunan 14 kawasan industri baru diantaranya (i) Bintuni - Papua Barat; (ii)
Buli - Halmahera Timur-Maluku Utara; (iii) Bitung Sulawesi Utara, (iv) Palu Sulawesi Tengah; (v) Morowali - Sulawesi Tengah; (vi) Konawe Sulawesi Tenggara;
(vii) Bantaeng - Sulawesi Selatan; (viii) Batulicin - Kalimantan Selatan; (ix) Jorong Kalimantan Selatan; (x) Ketapang - Kalimantan Barat; (xi) Landak Kalimantan
Barat, (xii) Kuala Tanjung, Sumatera Utara, (xiii) Sei Mangke Sumatera Utara; dan
(xiv) Tanggamus, Lampung;

b. Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), diantaranya KEK Bitung, KEK


Tanjung Lesung, KEK Sei Mangke, KEK Palu, KEK Mandalika, KEK Tanjung Api-Api,
KEK Maloy-Kalimantan Timur, KEK Morotai dsb;
c.

Pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) di


Sabang, Batam, Bintan, dan Karimun.

D. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERKAIT MITIGASI IKLIM


Dalam konteks perencanaan dan pembangunan transportasi pada Rencana Stratagis
Kementerian Perhubungan tahun 2015-2019 juga sangat memperhatikan aspek
lingkungan, khususnya terkait dengan aspek peningkatan emisi gas buang pada
kawasan-kawasan perkotaan dan peningkatan emisi gas rumah kaca akibat
meningkatnya pertumbuhan jumlah kendaraan di Indonesia. Aspek lingkungan pada
prinsipnya menjadi bagian penting dalam perencanaan strategis pembangunan
transportasi di Indonesia yang memberikan dampak pada kesehatan, kenyamanan,
serta kualitas hidup masyarakat, sehingga didalam konteks perencanaan pembangunan
transportasi ke depan aspek Eco Building menjadi bagian penting untuk diwujudkan
melalui Rencana Strategis Kementerian Perhubungan.
Dukungan kementerian perhubungan
mitigasi iklim dilakukan melalui:

terkait

a. Pembangunan
sarana
dan
prasarana
transportasi yang ramah lingkungan dan tahan
terhadap dampak perubahan iklim/cuaca
ekstrim;
b. Pemanfaatan bahan bakar yang berbasis energi
baru terbarukan;
c. Penerapan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien;
d. Mendorong pengguna kendaraan pribadi berpindah ke transportasi umum/ massal.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 46 -

E. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERKAIT PENGARUSUTAMAAN GENDER


DAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS, SERTA PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL (P3A-KS)
Pengarusutamaan gender merupakan salah satu
prinsip pengarusutamaan yang menjadi landasan
operasional pembangunan dengan strategi yang
dilakukan secara rasional dan sistematis untuk
mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam
pembangunan nasional. Sesuai dengan Perpres
Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019,
prinsip pengarusutamaan gender diarahkan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan
di berbagai bidang pembangunan, di bidang politik
termasuk dalam proses pengambilan keputusan di lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif, dan juga untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan
gender yang meliputi penyempurnaan peraturan dan pedoman, peningkatan kapasitas
SDM, penguatan mekanisme koordinasi, penyediaan dan pemutakhiran data terpilah,
pemantauan dan evaluasi. Hal ini juga ditegaskan dalam kebijakan sebelumnya yaitu
Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan
Nasional yang mengamanahkan kepada seluruh Kementerian/Lembaga untuk
mengintegrasikan prinsip pengarusutamaan gender pada setiap tahapan pembangunan
mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Hal ini
juga merupakan salah satu upaya untuk mewadahi pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang nomor 7 Tahun
2012 tentang Penanganan Konflik Sosial dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun
2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik
Sosial (P3A-KS) yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi Kementerian Perhubungan.
Penyelenggaraan jasa transportasi merupakan bagian integral dari sendi kehidupan
masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak terpisahkan
dari prinsip pembangunan nasional secara utuh. Kementerian Perhubungan melalui
Undang-undang Transportasi (UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan pasal 121,
134 dan 239 dan UU No.23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian pasal 54 dan 131)
secara substansi telah dan mendukung pelaksanaan pembangunan perhubungan yang
responsif gender dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang
beragam.
Aspek kesetaraan gender dan difable priority menjadi
bagian penting dalam pembangunan sarana dan
prasarana perhubungan, seperti pada penyediaan ruang
khusus untuk wanita, anak, dan penyandang cacat pada
moda transportasi, prioritas untuk naik terlebih dahulu
menggunakan moda transportasi bagi difable, wanita,
dan anak-anak sebagai wujud perlindungan pada
wanita, anak-anak, dan difable. Konteks pengembangan
transportasi berbasis gender dan difable priority
menjadi sangat penting, serta memberikan ruang positif
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 47 -

terhadap upaya menghargai dan menanamkan nilai-nilai dalam mewujudkan


pembangunan transportasi yang responsif terhadap gender dan kelompok difable.
Untuk mengakomodir beberapa hal tersebut diatas, dalam konsep pengembangan
transportasi pada Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 yang
memperhatikan terhadap tata ruang, lingkungan, gender, dan difable membutuhkan
skema koordinasi, perencanaan, sampai dengan implementasi (fisik maupun non fisik)
yang saat ini juga menjadi bagian dari target kinerja
pembangunan transportasi pada Kementerian
Perhubungan. Konsep pengembangan tersebut secara
implisit dan eksplisit juga sudah disusun didalam
kerangka pendanaan Kementerian Perhubungan,
dimana sampai dengan tahun 2019 pembangunan
transportasi juga akan memberikan prioritas-prioritas
yang mengarah pada pembangunan infrastruktur
perhubungan berbasis tata ruang, lingkungan, gender,
dan kaum difable.
Berdasarkan Undang-undang nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial
dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial serta
Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (P3A-KS) telah diatur tentang penanganan
konflik sosial yang bertujuan antara lain menciptakan kehidupan masyarakat yang
aman, tenteram, damai dan sejahtera, memelihara keberlangsungan fungsi
pemerintahan, melindungi jiwa, harta benda, sarana dan prasarana umum dan
memulihkan kondisi fisik dan mental masyarakat serta sarana dan prasarana umum,
yang disesuaikan dengan kapasitas dan tugas serta fungsi dari masing-masing
Kementerian/Lembaga.

F. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERKAIT STRATEGI


PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS PPK)

NASIONAL

Mendasari Undang-Undang Nomor 7 Tahun


2006 tentang Pengesahan United Nations
Convention
Againts
Corruption,
2003(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Anti Korupsi, 2003) (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4620), pada tanggal 23
Mei tahun 2012 telah diterbitkan Peraturan
Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang
Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang 2012-2025
dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 (Stranas PPK) yang merupakan dokumen yang
memuat visi, misi, sasaran, strategi, dan fokus kegiatan prioritas pencegahan dan
pemberantasan korupsi jangka panjang tahun 2012-2025 dan jangka menengah tahun
2012-2014, serta peranti anti korupsi. K/L dan Pemda diwajibkan menyusun aksi PPK
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 48 -

setiap tahun sebagai penjabaran dan pelaksanaan Stranas PPK yang dituangkan ke
dalam Inpres. Terdapat 6 (enam) strategi pelaksanaan stranas PPK yaitu 1)
melaksanakan upaya-upaya pencegahan; 2) melaksanakan langkah-langkah strategis di
bidang penegakan hukum; 3) melaksanakan upaya-upaya harmonisasi penyusunan
peraturan perundang-undangan di bidang pemberantasan korupsi dan sektor terkait
lain; 4) melaksanakan kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tipikor; 5)
meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi; dan 6) meningkatkan
koordinasi dalam rangka mekanisme pelaporan pelaksanaan upaya pemberantasan
korupsi.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

4 - 49 -

BAB 5.
PENUTUP

Naskah Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan


Tahun 2015 - 2019 ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan Menteri Perhubungan Tentang
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015
2019, yang akan menjadi pedoman bagi Kementerian
Perhubungan dalam melaksanakan kebijakan dan program
Pemerintah di sektor transportasi.
Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 20152019 disusun
dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan nasional khususnya di sektor
transportasi serta untuk menjadi arah dan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan
perhubungan bagi seluruh unit kerja dan stakeholder sektor transportasi. Untuk itu
ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut :
1.

Seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan secara bersamasama mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan Rencana Strategis
Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dengan sebaik-baiknya.

2.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan dijabarkan ke dalam Rencana


Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2015 s.d 2019 dan menjadi acuan bagi
Direktorat Jenderal, Badan-Badan, Inspektorat Jenderal, Sekretariat Jenderal
dan UPT-UPT di lingkungan Kementerian Perhubungan dalam menyusun
Rencana Kerja Tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

3.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan diharapkan menjadi acuan bagi


pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Tahun 2015 s.d. 2019 dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Tahun 2015 s.d. 2019 khususnya sektor transportasi.

4.

Kementerian Perhubungan berkewajiban menjaga konsistensi antara Renstra


Kemenhub dengan Rencana Kerja Direktorat Jenderal, Badan-Badan,
Inspektorat Jenderal, Sekretariat Jenderal dan UPT-UPT di lingkungan
Kementerian Perhubungan.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

5-1

5.

Dalam rangka menjaga efektivitas pelaksanaan Renstra Kementerian


Perhubungan 2015-2019, masing-masing Direktorat Jenderal, Badan-Badan,
Inspektorat Jenderal, Sekretariat Jenderal dan UPT-UPT di lingkungan
Kementerian Perhubungan berkewajiban melaksanakan pemantauan dan
evaluasi kinerja terhadap pelaksanaan Renstra dalam keterkaitannya dengan
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019.
Ditetapkan di
pada tanggal

Jakarta

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

IGNASIUS JONAN
No.

Proses

Nama

Jabatan

1.

Dikonsep

Dandun Prakosa

Kabag Rencana Biro Perencanaan

2.

Diperiksa

Sri Lestari Rahayu

Kepala Biro Hukum dan KSLN

3.

Diperiksa

Dwi Budi Sutrisno

Kepala Biro Perencanaan

3.

Disetujui

Sugihardjo

Sekretaris Jenderal

Tanggal

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Paraf

5-1

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI


DALAM
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 1

LOKASI PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN TIPE A

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 2

LOKASI PEMBANGUNAN BUS RAPID TRANSIT

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 3

LOKASI PEMBANGUNAN AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM (ATCS)

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 4

LOKASI PEMBANGUNAN BUS PEMADU MODA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 5

LOKASI SUBSIDI OPERASIONAL KEPERINTISAN ANGKUTAN JALAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 6

LOKASI PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN BARU

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 7

SEBARAN PENEMPATAN KAPAL PENYEBERANGAN EKSISTING

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 8

LOKASI PEMBANGUNAN DERMAGA SUNGAI DAN DANAU

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 9

LOKASI PEMBANGUNAN KAPAL PENYEBERANGAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 10

LOKASI PSO ANGKUTAN PENYEBERANGAN PERINTIS

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 11

LOKASI PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN BARU


DI KAWASAN PERBATASAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 12

LOKASI PEMBANGUNAN JARINGAN PERKERETAAPIAN


A. PULAU SUMATERA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 13

B. PULAU JAWA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 14

C. PULAU KALIMANTAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 15

D. PULAU SULAWESI

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 16

E. PULAU PAPUA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 17

LOKASI PROGRAM PENYELENGGARAAN KERETA API PERINTIS


TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 18

LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KERETA API PERKOTAAN


TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 19

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 20

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 21

PEMBANGUNAN FASILITAS KENAVIGASIAN TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 22

PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN


(SBNP) TAHUN 2015

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 23

PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN


(SBNP) TAHUN 2016

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 24

PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN


(SBNP) TAHUN 2017

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 25

PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN


(SBNP) TAHUN 2018

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 26

PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN


(SBNP) TAHUN 2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 27

PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN


(SBNP) PADA PADA WILAYAH PERBATASAN
TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 28

PEMBANGUNAN GLOBAL MARITIME DISTRESS AND SAFETY SYSTEM


(GMDSS) PADA SETASIUN RADIO PANTAI (SROP) 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 29

PEMBANGUNAN VESSEL TRAFFIC SERVICE (VTS) TAHUN 2015 - 2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 30

RENCANA PENEMPATAN KAPAL KENAVIGASIAN TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 31

ALOKASI KAPAL PATROLI KELAS I & II


TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 32

PEMBANGUNAN & ALOKASI KAPAL PATROLI


KELAS III, IV dan V TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 33

LOKASI 43 PELABUHAN PENDAFTARAN KAPAL

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 34

PETA PELABUHAN YANG MEMILIKI KODE REGISTER PENGUKURAN


DISELURUH INDONESIA POSISI JULI 2015

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 35

PEMBANGUNAN BARU/LANJUTAN/PENYELESAIAN
100 PELABUHAN LAUT NON KOMERSIAL

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 36

LOKASI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN


TAHUN 2015-2019
A. PULAU SUMATERA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 37

B. PULAU JAWA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 38

C. PULAU NUSA TENGGARA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 39

D. PULAU KALIMANTAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 40

E. PULAU SULAWESI

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 41

F. PULAU KEP. MALUKU

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 42

G. PULAU PAPUA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 43

PENGERUKAN ALUR PELAYARAN TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 44

DUKUNGAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN PERINTIS

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 45

RENCANA PENEMPATAN KAPAL PERINTIS 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 46

DUKUNGAN ANGKUTAN LAUT PERINTIS PADA


WILAYAH PERBATASAN, TERLUAR DAN TERTINGGAL
A. PULAU SUMATERA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 47

B. PULAU KALIMANTAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 48

C. PULAU NUSA TENGGARA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 49

D. PULAU SULAWESI

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 50

E. PULAU KEP. MALUKU

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 51

F. PULAU PAPUA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 52

LOKASI PENINGKATAN FASILITAS PELAYANAN DARURAT

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 53

LOKASI PENINGKATAN FASILITAS KEAMANAN PENERBANGAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 54

LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN


100 BANDARA EKSISTING

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 55

LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN BANDARA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 56

LOKASI PENINGKATAN KAPASITAS BANDAR UDARA


UNTUK PENDARATAN BOEING 737 SERIES DAN SEKELASNYA
(PERPANJANGAN RUNWAY)

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 57

LOKASI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA


UNTUK PENDARATAN MINIMAL SEJENIS ATR 42 DAN ATR 72
(PERPANJANGAN RUNWAY)

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 58

LOKASI PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN
TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 59

LOKASI KEGIATAN PELAYANAN ANGKUTAN UDARA PERINTIS

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 60

LOKASI BANDAR UDARA


PADA DAERAH RAWAN BENCANA DAN PERBATASAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 61

LOKASI PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN KAMPUS BARU

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Peta - 62

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

-1-

Anda mungkin juga menyukai