Anda di halaman 1dari 116
REKAYASA LINGKUNGAN | Jilid Disusun oleh Dr. Ir. Sulistyoweni W, Dipl.SE, SKM. PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA 2002 ol wid tee KATA PENGANTAR Buku REKAYASA LINGKUNGAN ini keseluruhannya terdiri dari 10 modul, dan dipecah menjadi dua jilid, yattu jilid 1 dan fifid I, Buku jiid I menyajikan pengertian rekayasa lingkungan, kuatitas ‘lingkungan fisik, pemumian air limbah secara alam) dan rekayesa lingkungan pengolahan air minum, air limbah dan system jaringannya, Buku If memuat rekayasa lingkungan untuk kontrol pencemaran udara yang diawali dengan pemumian udara secara lami, dan pengelofaan limbah padat. Penerapan pengetahuan tentang rekayasa lingkungan ini bertujuan untuk membanty meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat dan pelestarian lingkungan. Buku ini disusun khusus dibentuk dalam bentuk modul karena diharapken mehasiwa dapat belajar mandiri dan buku ini berfungsi sebagai pedoman belajar bagi mahasiswa terutama yang berkecimpung di bidang Teknik Sipit dan Teknik Lingkungan. si buku ini memberikan landasan limu menuju ke perencanaan system dan perancangan bangunan yang mendukung upaya pencegahan penularan penyakit den pengendalian pencemaran lingkungan, antara lain pengoleban air minum, pengolahan air limbah, encemaran udara dan pengontrolannya, dan pengelolaan limbah padat. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasi kepada Dewi Alda Fitria, Amida, Wiwit, dan ‘Siamet serta pihak-pihak lain yang mendukung terbitnya buku ini, Semoga buku ini dapat memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan. Namun demikian penulis masih merasa, ada kekurangan dan mengharapkan kritik dan saran. Jakarta, Agustus 2002 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR IST : MODUL T Pengertien Rekayasa Lingkungan..... Te. MODUL IT Kualitas Lingkungan Fisik.. MODUL III Proses Pemumian Air Secara Alami........... MODULIV Sistem Rekayasa Pengolahan Air Minum. vet MODUL V ‘Sistem Rekayasa Pengolahan Air Limbah. V-ai MODUL VI ‘Sistem Rekayasa Perancangan Distribusi Air MODUL VII roses Pemurnian Udara Secara Alam. va-1 MODUL VIII Kontrol Pencemaran Udara... MODUL IX Karakteristik Limbah Padat... ‘MODUL X Sistem Rekayasa Pengelolaan Limbah Padat.. KATA PENGANTAR, DAFTAR IST MODUL VIT MODUL v—T MODUL Ix MODUL x DAFTAR ISI (tu 1) Proses Pemumian Udara Secara Alami.... Kontro! Pencemaran Udara, Karakteristik Limbah Padat..... Sistem Rekayasa Pengelolaan Limbah Padat. vi-1 val-1 K-41 x-1 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL 7 Disusun oleh Dr. Ir. Sulistyoweni W, Dipl.SE, SKM. DAFTAR IST Halaman Daftar Isi i Daftar Gambar . Wi Daftar Tabel m ‘A. PENJELASAN UMUM 1, Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus okok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Bentuk Keglaten ‘Tugas Baca ASS856 1B, URATAN BAHAN PEMBELAJARAN 1. Sifat Elemen Dalam Atmosfir 1.1. Shala Pergerakan Ucara 1.2, Panas 1.3, Tekanan 1.4. Angin 4.5. Embun 1.6. Kelembaban Relatif 2. Pengaruh Fenomena Meteorologi 2.4. Angka Pengurangan dan Dispersi 2.2. Sistem Texanan dan Dispersi 2.3. Angin Dan Dispersi 24, Embun dan Dispers! 3. Permodetan Tepe Seo oem mnenD Tt B85 Kedalamn Pencampuran Maksimumy/Maksimum Mixing Depth ‘Model Dispersi Perencanaan Cerobong Asap 4. Efek Polust 4.1 Perubihan Pada Skala Sedang (Mesoscale) dan Skala Kecit (Mtikroscate) 4.2. Perubahan Pada Skala Makro vi- 14 SSSSESSARSASSESSEESS C._ LATIHAN SOAL DAN JAWABAN vi-14 D LATIHAN vir~15 Cl DAFTAR GAMBAR Perkiraan Halley Untuk Sirkulasi Global Yang Umum ‘Skema Sirkulsi Umum Halaman vi-3 va-4 Tabel WA. DAFTAR TABEL Perbandingan Vartabal Meteorologi Antara Daerah Perkotaan Dan Daerah Pedesaan vil-14 it REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VIE ‘PROSES PEMURNIAN UDARA SECARA ALAMI MODUL VII PROSES PEMURNIAN UDARA SECARA ALAMI ‘A. PENJELASAN UMUM 4. Tujuan Instruksional Umum. Pada akhir kuliah inj, mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan hubungan kondisi atmosfer dan masalah polusi udera. Menjelaskan ptinsip permodelan dispersi polutan den perencanaan cerobong. Menjelaskan efek polusi udara terhadap Kesehatan, jarak pandang serta curah hujan, 2. Tujuan Instruksional Khusus, 1 Li. 12. 13. 14. 1.5. 16, Mabasiswa mampu : + Mefelaskan empat sifat emen dalam atmosfer dan interaksinya dalam skala lingkup pergerakan udara. Menjelasken efek panas pada temperatur, pergerakan udara dan stabilitasnya. Menjeteskan sistem tekanan dalam atmosfer dan pengaruhnya terhadap massa udara. Menjelaskan sifat angin, besar dan arah pergerakannya, Menjelaskan proses terjedinya embun dan makna dari Kelembaban relat, Menjelaskan pengertian angka pengurangan ambient, system tekanan, embun dan dispersi. 2. Mahasiswa mampu : 24a, Menjelaskan formula MMD, Giffort untuk model dispersi dan prinsip perencanaan cerobong. 3. Mahasiswa mampu : BL 32. 3.3, Menjelaskan efek polusi pada kesehatan manusia, pada jarak pandang serta curah hujan, Menjelaskan pengaruh fasiitas yang ada pada suatu kota terhadap panas bumi. Menjelasken pengaruh meningkatnya CO, terhadap perubehan meteorology dalam skala besar. vu-l REKAYASA LINGKUNGAN - ‘MODUL VIT: PROSES PEMURNIAN UDARA SECARA ALAMI 3. Pokok Bahasan Dan Sub Pokok Bahasan. Pokok Bahasan ‘Sub Pokok Bahasan T. Sifat Elemen Dalam Atmosfer. ‘a. Skala Pergerakan dara, b. Panas. ¢Tekanan. 4. Angin. e._Embun. : 2. Pengaruh Fenomena Meteorofogl, ‘a, Angka pengurangan dan dispersi. b. Sistem tekanan dan dispersi ¢._Angin dan disperst i: d.__Embun dan disper 3. Permodelan y ‘@.Kedalaman maksimum —pencampuran (MD). b. Model dispersi. ¢._Perancanaan cerobong asap. 4. Efek Pols, ‘a. Perubahan pada skala sedang dan Kecil, = Pengurangan jarak pandang. + Curah hujan yang berubat-ubah, Panas bumi b. _Perubahian pada skala besar. Kuligh : 2x50 menit Diskusi : 1x50 menit Media : HP, Trensparansi, Papan tulis Tugas Baca. Peavy, Rowe, Tchobanoglous, Environmental Engineering, Mc Graw Hill, Inc. New York, 1985, 1B, URATAN BAHAN PEMBELAJARAN. . _Sifat Elemen Datam Atmosfir. Sifat eleren datam atmosfer terdiri dari panas, tekanan, udara dan embun. Hasil Interaksi dari ke empat element tersebut menyebabkan adanya hal-hal yang berhubungan dengan cuaca. Hal-hal tersebut adalah : sistem tekanan udare, kecepatan dan arah angin, kelembaban, temperatur dan curah hujan. var REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VIT: PROSES PEMURNIAN UDARA SECARA ALAM SS 2.2. Skala Pergerakan Udara, Skala pergerakan udara ini berhubungan dengan pergerakan massa udara dalam lingkup ‘yang global, terus menerus, reglonal dan lokal. Berdasarkan batas geografinya, skala pergerakan terbagl atas : skala besar (makroscale), skala menengah (mesoscale) dan skala kecil (mikroscale), Makrascale. Makroscale adalah pergerakan atmosfir pada skala besar meliputi sistem sirkulasi planet dan arus pergerakan udara diatas belahan bumi, Fenomena ini terjadi pada jarak ribuan kilometer dan ditunjulan oleh tekanan daerah tinggi dan rendah di atas samudra serta benua, Panas rmatahari lebih banyak terdapat di equator burn daripada di kutub. Jika bumi berotast sebahagian maka panas matahari akel\ menerangi baglen equator dan udara dingin dari kutub akan hilang. Hal ini berdasarkan dua teorl sel, termasuk pergerakan longitudinal seperti yang ditunjukan pada gambar 7.1. Gamber 7.1. Perkiraan Halley Untuk Sirkulasi Global Yang Umum. (Environmental Engineering) EE eee vis Bagaimanapun, rotas! dari barat ke timur buml harus diperhitungkan, sebab mempunyal pengaruh sanget besar peda aliran udara, pembelokan angin ke arah kanan pada belahan bum utara dan ke areh kin belahan selatan. Pengaruh dari rotas! bum! terhadap kecepatan angin dan. ‘arah angin disebut gaya Coriolis. Gambar 7.2. menunjukkan sitkulasi global umum (makrescale) yang terkandung tiga sell dari pergerakan udara di setiap belahan bumi, Gambar 7.2. Skema Sirkulasi Umum, (Environmental Engineering) Dalam pergerakan udara besar-besaran, pengaruh perputaran bumi merupakan faktor yang menonjol, dan angin blasanya mendekati kecepatan tertentu yaitu gaya Corialis dan gaya kecepatan angin gestrofik, vis REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VET: PROSES PEMURNIAN UDARA SECARA ALAMI a ES Mesoscale ‘Sistem sirkulast Int berkembang di atas unit reglonal, khususnya dialabatkan dart topograpl regional atau lolal. Pergerakan wdara pada skala int dlsebabkan oleh konfiguras! permuksan bum (rangkelan gucung/pegunungan, badan samudre, hutan dan perkembangan kota). Udara laut yang sejuk, angin pegunungan atau perbukitan, perpindahan udara yang tinggi dan rendah serta panas daerah perkotaan merupakan fenomena yang ditemnui pada skala Mikroscale. Fenomena ini teqadl pada daerah yang lebih kecil dari 10 kilometer dan ditunjukan dengan gulungan asep tebal yang dihasiikan dari pabrik-pabrik industri, Fenomena ini terjadi pada permukaan batas, yaitu ‘dermukaan dekat tanah di mana terjadi efek tegangen dan perubahan anas yang menimbulkan angin yang menyimpang dari biasanya, Tegangan geser berubah menjadi pergerakan udara di sekitar permukaan-permukaan tak beraturan, seperti : gedung-geduna, pohon, semakesemak atau bebatuan yang disebabkan oleh turbulensi mekanis yang dipengaruhi sistem pergerakan udara, Cahaya panas dari jalan-jalan berespal dan beton, padang pasir atau permukaan lain yang menyebabkan turbulensi termal juga mempengarubi sistem pergerakan udara. Sirtulasi pada skala besar tidak terlau berpengaruh pada kualitas air. Sedangken pada skala menengah dan kecil, pergerakan udara sangat memegang peranan penting mengendalikan palusi udara. 1.2. Panas Panas adalah indikator utara kondisiiklim di muka bumi. Energi panas di atmosfer berasal dari radiasi gelombang pendek yang dipancarkan matahari (sekitar 0,5 ym), terutama cahaya yang terllhat. Bum memancarkan gelombang yang lebih panjang (sekitar 10 um) dari sinar matatan ‘yang di terima, yaitu cahaya yang tidak terlihat. Tidak seluruhnya sinar matahari dapat menyentuh ‘bumi, melainkan dipantuiken Kembali oleh partikel-partikel yang ada di udara dan di awan. Cahaya dapat juga dipantulkan oleh permukaan bumi yang memiliki daya pantul tinggl, seperti padang past, salfu dan es, Sedangkan hutan tahan pertanian memiiki daya pantul yang rendah. Sebahagian sinar matahari di serap ofeh lapisan zon, uap air, karbondioksida, debu dan awan pada lapisan atmosfer yang lebih rendah, tetap! permukaan bumi adalah lapisan utama penyerap sinar matahari, sehingga lapisan troposfer dipanaskan dari permukaan tanah bukan dari matahari. Tingkat pemancaran energi sinaran dari permukaan matahari di hitung dari hasil pengukuran ‘tetapan matahari. Rata-reta jarak dari matahari ke bumi adalah 1,49. 10° km; sedangkan jejaran permukaan matahari adalah 6,95.10° km. vas REWATASA LINOKUNGAN ‘MODUL VII: PROSES PEMURNIAN UDARA SECARA ALAMI Sekitar 9 % ganas matahari berada datam spekérum ultraviolet, 41 % dalam spektrum tampak dan 50 % dalam bagian spektru mera dekat. Pemanasan Lapisan Troposfer. Empat cara pemindahan panas yang utama di troposfer adalah : efek rumah kaca, siklus penguapan pendinginan (evaporation — condensation cycle), konduksi dan Konveksi. © Efek rumah kaca. Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa sinar matahari yang di serep permukaan bumi akan dipancerken kemball dalam bentuk radiasi gelombang panjang (panas). Meskipun uap air dan karbondioksida dapat tembus oleh gelombang-gelombang pendes, tetapi tidak dapat di tembus oleh gelombang-gelombang panjang, sehingga radiasi sinar matahari tertahan dan meringkatkan temperatur atmosfer. Fenomena ini di sebut ‘efek rumah kaca’ yang di ambil dari prinsip konstruksi rumah kaca. + Sikius penguapan — pendinginan. Penguapan air membutuhkan energi yang di serap dari atmosfer dan di simpan dalam bentuk wap air. Saat proses pendinginan, energi panas dilepaskan. Dikarenakan penguapan selalu terjadi di atas atau dekat dengan permukaan bumi, saat pendinginan terjadi di daerah yang lebih ‘tinggi dari troposfer di mana proses penguapan — pendinginan menggerakkan panas dari daerah yang rendah ke daerah yang lebih tinagi, Pada skala besar, panas yang tersimpan dipindahkan dari garis lintang yang merupakan daerah curah hujan tertinggi. Di bawah lintang 22°, uap air dan ppanas di bawa ke equator, sedangkan pada lintang yang lebih tinggi akan di bawa ke daerah kutub, + Konduksi Perpindahan panas dari bumi ke atmosfer di bantu oleh proses Konduksi, perpindahan panas dengan kontak fisik langsung udara dan bumi, \klara turn ke permukaan bumi dan membawa panas dari bumi ke atmosfer. + Konveksi Proses ini diawali oleh naiknya udara panas dan turunnya udare dingin yang merupakan ‘gaya pemindah panas dari bumi ke troposfer. + Temperatur Data temperatur minimum, maksimum dan rata-rata di simpan di stasiun cuaca dan dapat di hitung dengan merata-ratakannya dalam periode 10, 20 dan 30 tahun-an. Temperatur penentu untuk rekayasa lingkungan adalah derajat harian (degree-days) suatu daerch yang merupakan ‘angka pemianasan dan potensi polusi udara dari pembakaran bahan bakar. Panas derajat harien ihitung dengan cara membagi temperatur harian rata-rata selama 1 tahun dengan temperatur ruang (18° c) ee REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VII: PROSES PEMURNIAN UDARA SECARA ALAMI. + Angka pengurangan i troposter, temperatur udara biasanya menurun dengan bertambahnya ketinggian. Angka Perubshan temperatur ini di sebut angka penurunan. Angka ini dapat ditentukan untuk penempatan partikulat dengan mengirim suatu balon dengan dilengkepi termometer. Balon bergerak melewati udara, tetapi tidak dengan termometer, dan batas temperatur udara, di mana balon yang timbul di sebut ambient angka pengurangan, angka pengurangan lingkungan atau angka pengurangan yang umum. Sesvai dengan dua konsep dasar fisik, adalah mungkin untuk menetapian ratio secara matematika untuk menunjukkan perubahan temperatur melawan etinggian di bawah kondisi adiabatik. Penurunan angka ini di sebut angka pengurangan adiabatik. Udara kering, mengembang secara adiabatik, akan dingin setiap 9,8° C per kilometer, angka pengurangan udara kering adiabatik. + Stabititas Ambient dan angka pengurangan adiabatik adalah nilai stabilitas atmosfer. Atmosfer dikatakan tidak stabil ja udara pada tempat tertentu lebih panas dari udara sekitamya. Stablitas merupakan fungsi distribusi vertikal dari temperatur atmosfer, dan menitikberatkan pada perbedaan angka pengurangan ambient dan angka pengurangan adiabatik yang dapat memberikan it dari stabllitas di atmosfer. 1.3. Tekanan ‘Tekanan udara diukur dengan barometer air raksa. Pada keadaan rata-rata, atmosfer pada lintang 45° dan temperatur pada 0° C (32° F) sama dengan 760 mm tinggi air raksa pada barometer 929,9 in dan disebut sebagai 1 atmosfer atau 1 bar. Ahli meteorologi sering mengekspresikan tekanan dalam milibar dan 1 atmosfer sama dengan 1103 milibar. Isobar adalah garis yang menghubungkan daerah-daerah bertekanan sama. Faktor-faktor yang berpengaruh pada sistem tekenan adalah lokasi benua, perubahan kondisi permukaan tanah dan radiasi, enerai angin, dan sirkulasi udara global. * Sistem tekanan tinggi. Sistem tekanan tinggi ditandsi dengan langit cerah, angin sepoi-sepoi dan stabilitas atmosfer. Sistem tekanan tinggi pada belahan bumi utara, pergerakan vertikal udaranya ke arah bawah dan pergerakan horizontainya searah jarum jam. Sistem tekanan tinggl menunjukkan keseragaman massa relatif udara. Di bawah kondisi yang stabil, temperatur dan kelembaban sedikit berubah di atas daerah yang luas dan perubahan cuaca berlangsung secara berangsur-angsur: Pada kondisi ini, penguraian udara terbatas dan polutan akan berkembang pads tingkat yang tidak . Selain itu SO» juga dapat bereaksi dengan hujan sehingga membentuk kabut H:S0s {asam sulfit) atau H,S0, (esam sulfet) yang di kenal dengan hujan asam dan lebih berbahaya dari SO, nya sendiri, Hujan melalui udare yang tak terkontaminasi memiliki pH 5,6 sampai 6,0; meskipun di belahan barat nilai pH 2 tercatat untuk hujan dari keadaan presipitasi kontaminan V2 REKAYASA LINGKUNGAN ‘MODUL VIII : KONTROL PENCEMARAN UDARA. tunggal. Nilai pH yang rendah dapat mengakiatkan erosi yang meluas di beberapa permukaan (jhususnya untuk batu kepur) dan dapat merubah pH pada aliran sungal yang akan mempengaruhi Kehidupan alga didalamnya. Rainout atau penyaluran adalah proses yembersihan atmosfer lain termasuk curah hujan. Oleh kerena washout terjadi di fapisan bawah awan pada saat air hujan ‘menyerap polutan, rainout terjadi di dalam awan saat partikuiat yang Sangat kecil menjadi nukleat Yang mengalami pendinginan saat hujan. Hal ini mengakibatkan meningketnya intensitas hujan dan abut di daerah perkotzan. ‘Adsorpsi terutama terjadi di daerah perbatasan antara lapisan atmosfer dengan permukaan tanah. Dalam kondisi ini zat pencemar yang berupa gas, cairan atau padat terikat (secara elektrostatik) ke permukaay tempat zat-zat tersebut terkonsentrasi dan terkumpul (seperti tanah, batu-batuan, daun dan rumput). Partikel-partikel tersebut di bawa ke permukgan dengan cara pengendapan gravitasi atau proses pemindahan gartikulat atau gas-gas polutan oleh angin, yang efektif untuk partikulat berukuran 10 sampai 15 wm. 2. Pendekatan Untuk Kontrol Kontaminan ‘Ada dua pendekatan besar untuk kontrol zat pencemar gas dan partikulat yaitu engenceran dari zat pencemar di atmosfer dan Kontrol zat pencemar di sumbemiya. 2.4, Pengenceran Cerobong asap dapat digunakan untuk mengencerkan zat pencemar. Cerobong-cerobong yang tinggi dapat menembus lapisan inversi dan memencarkan zat pencemar sehingga tidak terkonsentrasi pada permukaan tanah. Satu hal yang harus di ingat adalah zat pencemar tersebut harus benar-benar dihilangkan bukan hanya disebarkan saja, sehingga cara ini di nilal efektif untuk Jangka waktu pendek tetapi tidak untuk jangka wakty panjend- 2.2, Pengendalian Sumber Polutan Cara Ini sangat efektif untuk jangka paniang dan waktu yang panjang. Tujvannya adalah ‘menjaga agar zat-zat pencemar tidak diasilkan oleh sumber. Proses yang dilekukan antara lain dengan pemanasan, penggantian sumber energi dengan sumber-sumber altematif (seperti: hicrotika, Dleothermal atau energi matahari untuk bahan baker) sehingga dapat mencegah pembertukan polutan, Cara ini dapat membanty mengurangi tetapi bukan mengganti seluruhnya ‘emisi dari zat-zat pencemer. Contohnya untuk mengurangi emisi SO2 digunakan batu bara dengan kandungan rendah sulfur. Begitu juga dengan produk-produk gas alam seperti ligivefied natural gas (LNG) atau liquefied petroleum gas (LPG). 0 VIS REKAYASA LINGKUNGAN ‘MODUL VITI : KONTROL PENCEMARAN UDARA Jika angin membawa udara yang tercemar dalam jarek yang jaun dari sebuah sumber, kadamya akan semakin menurun, tetapi jika udara itu tidak melewati suatu daerah awan dan ‘curahan, udara tersebut tidak akan kembali ke tingkat kebersihan semula. Sika sebelum mengalami pembersihan, udara itu bertemu dengan suatu sumber pencemar baru, misalnya kota besar atau pusat industri, maka pencemar yang baru ini akan menghasilkan kadar yang lebih tinggi daripada jika udara itu mula-mula memang ‘bersih’. Di tempat-tempat yang sumber pencemamya berdekatan, seperti kota-kota di Amerika Serikat bagian timur dan Eropa misalnya, pengaruh kumulatifnya akan mengabasilkan kadar yang jauh lebih tinggi daripada yang akan terjadi jika ‘Sumber tersebut terpisah-pisah dalam jarak yang besar. Hetode lain untuk mengontel polutan adalah dengan menggunakan peralatan-peralatan ‘yang berefisiensi tinggi, terutama pada alat-2lat pembakaran. Perawatan dan pemeliharaan yang intensif pade kendaraan dapat mengurangi emisi hidrckarbon dan karbonmonoksida sebesar 20 sampsi 50 %, Pada deerah-daerah indus, emisi abu atau asap dar Kiang-Klang minyak dapat dikurangi dengan meningkatkan turbulensi metal ‘operasi dengan pembakaran udara yang rendah, corong sirkulasi gas dan injeksi air dapat ‘mengurangi emisi No, sebesar 30 — 60 %. Merubah proses operasi merupakan salah satu altematif engendalian emisi. Seperti mengganti sistem pembakaran katup terbuka dengan pembakar yang dikontrol oleh oksigen atau listrik dapat mengurangi asap dan karbonmonoksida, Pada tahun 1978, perkiraan total emisi di udara adalah 192,7 juta ton; 93,5 % dari total merupakan pelengkap emisi tudara dan hanya 6,5 % sebagai partikulat emist. 2.3. Kontrol Perencanaan Untuk Partikulat Zat Pencemar Berdasarkan dari bermacam-macam sumbemya dan khususnya dari proses industri, partikulat mempunyai pengaruh di atmosfer, tumbuhan, pemukiman dan kesehatan manusia dan binatang, Pada tahun 1980, diperkirakan 7,8 juta ton dari partikel tersuspensi mencemari atmosfer, dengan kontribusi dari proses industri sebesar 47% dari keseluruhan. Kontrol perencanaan terdiri dari lima grup besar yaitu : gravitational settling chambers, centrifugal collectors, wet collectors, electrostatic precipitator dan fabric filter. ‘Setiap peralatan ini dikategorikan berdasarkan beberapa faktor yaitu: 1. Karakteristik partikel, seperti ukuran, bentuk, berat jenis, ketebalan, Aygrascopiciy dan sifat- sifat elektrik. 2. Sifat-sifat gas, seperti laju kecepatan dan konsentrasi partikel. Vana REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VITT : KONTROL PENCEMARAN UDARA 3. Faktor operasionel, seperti jenis emisi, efisiensi, ruang yang digunakan, metode pembuangan imbat' dan Keterbatasan peralatan harus seimbang dengan biaya instalasi, operasi dan perawatan. Tabel 8.1. menunjukan keuntungan akan penggunaen dari setiap peralatan yang telah dipertimbangian. ‘Tabel 8.1. Peralatan Pengendalian Zat Pencemar Partkulat. Diaran|_Erislenst ‘miniroum | 9 (massa Peratatan | Tune | tae Keuntungee Kerugian um * Geantationat [> 50 a Tahilangan tanned, modah |- Siti banyak tempat settle ‘dam perencanaan can perawatan efsiens yang rendah Conaigal 3-5 | 0-0 ‘Mucah dalam parencansan dai] —Butun anyak renga coleciers eravotan. telanan, eftens! ‘Seale merbutubian tempat rend Pemouangannye kesing Sensitif paca variate Rendah kehlangan tekanancya. beban debu dan angio, ‘Mampu menangani banyak partike! aliran Mampu menanganl beban debu” “Temperabu tap Wet Cole ‘Menghliangkan —penyeropan 55 ‘smaltan Gan parcel Say 3 25 <8 ‘snggi, embun Pengolahan limbah dan 3 Inpinge | 325 2 Gas dan debu yeng korosif dapat | Fellamasinya, ‘ment ‘petrlsasian Efsersi yang rendah 4 Vena 205 <9 ‘Mengurang) resko explotasi deb ‘ada parka submikron, Efisiens dapat bervariasi Kertaminasi dani eFven ai sungal leh zat cai. Masalah —— febekuan ‘wok udere dingin. Penunandaya rang ‘alu bu. ic ercampur dengan bule-bulo dibawan ondisietmoster yang sama, Bexrestate si 35-38 39 ehaiessh Baya ar preciptator smgnt_sedikt partikel yang | Sensiif pada _beban ‘alaumpulka. ‘deby atau gia alan, Parckel dapat berbentuk basah atau | - Pembertahuan esi. ibutuhhan —_sabagal Kebutunan tekanan dan power kecl | pangamanan karyawan sdibandingkan dengann ealector lin. ‘ar voltae tng. Peromatan noctinal horas? dan | Efsienst apt ‘material ages dapat dilangan. membunk dan tak Peraltan yang sedi. terihat, Dapat dioperasitan oi temperstur tinggh (300 450°) Fable I 33 ‘Kemungiinan eurpolannye KEANG, Reepsian——‘fiterya ‘tration Menurunkan zat’ yang. tak apat | sensi. seria. “Tempefatur_oas _yana eee Vin-s REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VIDE : KONTROL PENCEMARAN UDARA a ‘Sect tandungan partkainya. ‘Gnogy ans dicinginkan = Efiens! ungg. fe 100 ~ 450°. serangan bimia, ‘Sinber Evronmnertal Engineering © Gravitational Settling Chambers, Sistem pengendali polusi udara ini bertyjuan untuk meminimisast kecepatan horizontal dan memberikan waktu untuk kecepatan vertikal membawa partikel ke dasar. Kecepatan yang digunakan antara 0,5 sarnpai 2,5 m/s (100 sampal 250 ft/min), meskipun untuk hasi! yang maksimal aliran gas hharus dipertahankan kurang dari 0,3 m/s (60 fi/min). 2ika ciasurnsikan efisiensi pengumpulan partikel adalah 100 % untuk panjang sebesar L, secara teoritis dapat dihitung sebagal berikut = vt vh —= en) 4 L Dimana : . Vt = kecepatan terminal settling, m/s H = tinggi rvang setting, m Vh = kecepatan allan horizontal,m/s L_ = panjang settling chamber, m Pemecahan untuk keruntuhar Ve 9 (0 = pa) dp? ve 2) 164 imana : 9 nstanta gravitasi, m/s? Pp = berat jenis partikel, kg/m? berat jenis udara (pada permukaan laut sekitar 1,2 kg/m?) viskositas udara , N.s/m? atau ko/m.s 4g = diameter partkel, m Persamaan diatas dapat disubtisusikan sebagai berikut : ed VIG REKAYADA LUNGKUNGAN MODUL VIII : KONTROL PENCEMARAN UDARA Gamber 8.1, Gravitational Setting Chamber (Environmental Engineering) Dikarenakan ilai ps jauh lebih kecil dati pp sehingga dapat diabaikan dan persamaan ‘menjadi: 18 pYRH aw ams) 4) glk op Untuk partikel yang lebih besar dari d, memiliki efisiensi sebesar 100%, sedangkan untuk yang lebih kecil efisiensinya merupakan rasio kecepatan pengendapan pada diameter yang ditanyakan dengan kecepatan pengendapan pada diameter d,. Persamaan di atas digunakan pada kondisi diam, karena kondisi tersebut sulit di peroleh maka harus dikalikan dengan faktor koreksi yang sesuai dengan harga berat jenis dari partikeInya. Gravitational setting chamber sangat sederhana dalam desainnya tetapi memeriukan rvang yang beser untuk instalasi dan memiliki nitai efisiensi yang relatif Kecil, terutama untuk menghilanglan partikel-partikel kecit. Meskipun secara teoritis alat ini dapat menghilangkan partike! berukuran dibawah 5 atau 10 um, tetapi pada kenyataannya partikel yang dapat dihitangkan tidak kurang dari yang berukuran 50 um. vill-7 REKATASA LINGKUNGAN MODUL VITI : KONTROL PENCEMARAN UDARA Gambar 8.2. Baffled Gravitational Setting Chamber (Environmental Engineering ) ‘+ Centrifugal Colectors Alat ini menggunakan gaya centrifugal untuk memisahkan partikel dari aliran gas, karena gaya sentrfugal dapat dibangkitkan beberapa ‘ali lipat daripada gaya gravitasi. Alat ini juga ‘mampu menghitangkan partikel yang lebih kecl, Secara umum centrifuga’ collectors di bagi menjadi dua jenis yaltu cyclonesdan dynamic precipitator. © Cyclones, ‘Cyclones collectors seperti pada gambar 8.3, terdlti dari selubung yang berbentuk silinder, corong berbentuk kerucut, penampung debu (oust Aogper) dan lubang masuk gas yang di buat ‘agek miring. Gaya centrifugal dihasilkan dengan memutar gas sehingga partikel-partikel padat terlempar dan menempel ke dinding cyclone. Kemnudian partikel-partikel tersebut turun melalui ccorong alu masuk kedaiam dust hopper. Efisiensi dari pemisahan partikel dari alat ini tergantung dari besamya gaya centrifugal. Semakin besar gaya centrifugal semakin besar pula efisiensi pemisahan partikel-partikel padat. Persamaan dari gaya centrifugal yang terdiri dari masa partikel, kecepatan gas dalam cyclone dan diameter cyclone dirumuskan sebagai berikut : ———— — VIS RERAYADSA LINGKUNGAN MODUL VIII : KONTROL PENCEMARAN UDARA. es Fe = Mpx (5) ve = kecepatan parte, m/s R = radius cyclone, m = percepatan centrifugal R Dari persamaan di atas dapat di tihat behwa untuk menaikkan gaya centrifugal adalah dengan mengurangi radius dari cycionne, Cyclonne dengan diameter besar cocok untuk ukuran artikel 40 - 50 wm. Cyclonne dengan diameter 23 cm atau kurang, cocok untuk ukuran partikel 15 ~ 20 am. Multiple cyclonne yang bekerja secara paralel memiliki efisiensi lebin dari 90% dan dapat memisahkan partikel-partikel berukuran 5 - 10 pm. Diameter cycionne yang kecil memiliki kekurangan seperti timbulnya masalah pada aliran gas tiap cone (corong), abrasi pada tube kerena kecepatan yang terlatu tinggi dan pengisian partikel-partikel yang berat. Untuk ukuran partikel dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut : Oub * se ) (8-6) 2a Ne Mi pp imana : deo = diameter partikel yang dapat diku,pul dengan efisiensi 50%,m = viskositas gas, ka/m.s b= lebar intet cyelonne,m Ne = jumlah putaran efektif ¥,= kecepatan 93s yang masuk, m/s ip = berat jenis partikulat, ko/m? RERATADA LINGRUNGAN MODUL VIII : KONTROL PENCEMARAN UPARA, Length ofeylinder Ly, = 2D Leng of cone cds La = 2D Dhaneterstent 5p, «to : wegrorenme Py aby Watnotennnce b= hD Diaaterof dust exit enath ex duct. Ge MeAmreR s Dusthopper ste: noe : ‘LO os o4 & $03] a o 02 7 ” seat Ol ios 03 0405 07 18 20304550 20 1D “wi = ae Sieve eae Rati se a ‘Gambar 8.3. Standar Dimensi Cyclone Collector. Dimensi relatif dan tipe Operasional. (Environmental Engineesing ) ——— vant-10 RERATASA LINGKUNGAN MODUL VIE : KONTROL PENCEMARAN DARA. Untuk diameter yang lebih besar atau lebih kecil dari dy ditentukan berdasarian perbandingan diametemya teriadap dv. (Gambar 8.4) Qrclonne collectors. membutubkan blaya yang lebih mahal untuk instalasl dan pengoperasiannya, tetapl dapat menangani volume gas yang besar pada temperatur sampai dengan di atas 980° C. Cyclonne sangat banyak di pakai pada pabrik penggilingan padi, kapas, ‘semen, pupuk, kilang minyak, pengaduk aspal dan lainnya, -Clean gar our Ouilet tube Spin venes Gambar 8.4. 2)Maltiple Cyclonne , b) collector element (Environmental Engineering © Dynamic precipitator. Alat ini juga menggunakan gaya sentsifugal dengan memanfaatkan putaran baling- baling. Gaya yang dihasilkan lebih besar 7 kali lipat daripada conventional cycionne dengan rapasitas yang sama, seperti diperlihatkan pada gambar 8.6. Alat ini dapat digunakan pada industri-industri keramik, makanan, farmasi dan perkayuar. Tidak dapat digunakan untuk material basah, berserat dan bahan-bahan yang dapat ‘mengakumulasi Serabut. Alat ini membutuhkan energi input yang tinggi daripada cyclone pada volume yang sama. vit RERATADA LIMGRUNGAN MODUL VIII : KONTROL PENCEMARAN UDARA Gambar 8.5. Dynamic Precipitator. (Environmental Engineering ) + Wet Collectors Wet collector atau scrubber, memisabkan partikulat dari aliran gas dengan mengubah partikel menjadi cairan. Pada teori Kontak power yang dirancang untuk Scrubber, kumpulan efisiensi untuk desain yang baik wet collectors pada semua tipe merupakan fungsi dari energi yang dikornsumsi dalam proses kontak udara menjadi air. Rata-rata tekanan dari desain yang baik collectors dari beberapa tipe yang besbeda ditunjukan pada tabel 8.2. ‘Tabel 8.2. Rata-rata Tekanan Jatuh Wet Collectors: Wet collectors Tekanan jatuh, cm wig Chamber 1-4 (Gentrifugal 5-15 Dynamic 15 Atomizing Tipe Orifice 8-15 Tipe Venturi 12 = 250 Var-12 REKAYASA LINGKUNGAN ‘MODUL VITT : KONTROL PENCEMARAN UDARA ed Untuk tekanan jatuh, pembersian efisiensi dart wet collectors berubah secara langsung dengan ukuran partikel yang terkumpul. Umumaya, pengoperasian collectors pada Kehilangan tekanan yang sanigat rendah akan menurunkan ukuran pattikel yang medium, di mana pengoperasian collectors pada kehilangan tekanan yang tinggi akan menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi untuk menurunkan partikel. Grafik efisiensi dengan ckuran partikel untuk pengoperasian wet scrubbers pada tekanan yang herbeda ditunjukan pada gambar 8.6, 100) Tae 90 re t & 89] cs B obge at g ot = so $a [ 3 ad im 0 “on oF OF OS ETT 36 ID Be BA TOC Particle 17s, 29 Gambar 8.6. Grafik Efisiensi dengan Ukuran Partikel Untuk Wet Scrubber (Environmental Engineering ) Tiga macam wet coffectors yang umumnya digunakan untuk Kontyol partikulat adalah spray tower, wet cyelonne scrubber dan ventuc scrubber. © Spray Tower Alat ii menyebablan ketilangan tekanan yang sangat kecl dan dapat menangani volume gas yang besar. Saat aliran gas menuju ke atas, partikulat yang masuk bercampur dengan cairan yang jatuh yang disemburkan bertawanan dengan aliran gas. Cairan yang jatuh mengandung banyak partikulat yang jatuh ke bawah oleh gaya gravitasi. Soray tower efektif di pakal untuk memisahkan partikulat lebih dari 10 um dan dengan sedikit modifikasi dapat digunkan untuk gartikulat yang lebih kext, Gambar 8.7. memperthatkan model dani sprsy towers. VIE RERATASA LINGKUNGAN ‘MODUL VIII : KONTROL PENCEMARAN UDARA. eed sapere tea ade aie 1 | Caan ms ne i sidutrdoeauopay H Gambar 8.7. Spray Tower Scrubber (Environmental Engineering) © Wet Cycionne Scrubbers Pada wet cyclone scrubbers yang sederiians, lubang penyemprot bertekanan tinggl letakkan di banyak tempat di dalam ruang cyclone untuk menghasilkan semprotan hahus gas-gas yang berisi partkulat ke dalam putaran angin. Partikulat tersebut akan terpisah oleh gaya sentrifugal dan kemudian mengering lalu masuk ke dalam tempat pengumpul. Untuk jatuhan (droplef berukuran 100 ym efisiensi mencapai 100% sedangkan untuk ukuran 5 sampai 50 ym, efissiensi yang dicapai sekitar 90 - 98%, Pemiszhan partike! tergantung pada bidang kontak dengan jatuhan cairan, laju aliran cairan dan jatuhan cairan serta ukuran partikel, Selain itu ‘fisiensi yang di dapat lebih beser dari sorey tower. Gambar 8.8. menunjukan mode! dari wet cyctonne scrubbers. RERATASA LINGRUNGAN MODUL VISE : KONTROL PENCEMARAN UDARA, Cleaned exe ‘Straightening Core buster disk Spray manifold ‘Tengentisi ‘is inlet Swinging ielet Dirty a flee Water Water outlet infet Gambar 8.8, Wet Cyclone Scrubber. (Environmental Engineering) ° Venturt Scrubbers Venturi scrubbers sangat efisien untuk partikel berukuran 0,5 sampai 5 um (berupe asap atau uap). Pada kecepatan 60 sampai 180 m/s, gas yang terkontaminasi masuk ke saluran ventul — shaped troat section. Semprotan air dimasukan lewat leher lubang, kemudian gas yang teerkontaminasi akan dipisahkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil oleh kecepatan gas yang tinggi. Jatuhan cairan akan tercampur dengan partikulat pada aliran gas, Kemudian jatuh ke dasar untuk pengurangan selanjutnya. Meskipun alat ini memiliki efisiensi yang tingo! (lebih besar dari 90%) tetapl memertukan biaya Instalasi yang mahal. Gambar 89 mempertihatkan model dari Venturi scrubbers, VIlI-15 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VIIT : KONTROL PENCEMARAN UDARA Spray sexting * ° chamber Ventuat tos Cc Water and condensate out wo | Gambar 8.9. Venturi Wet Collectora) secara teori, b) Aplikasi. (Environmental Engineering ) + Fabric Fitters (Baghouse Filters) Sistem ini menggunakan kain sebagai penyaring partikulat dengan di bantu aliran gas. Partikel-portikel kecil akan tertahan pada kain dengan penangkapan langsung, pengaruh kelembaman yang kuat, difusi, aksi elektrostatik dan pengendapan gravitasl. Setelah tapisan debu terbentuk pada kan, proses diselesaikan melalui pengayakan. Kantong penyaring biasanya berbentuk pipa atau selubung yang efektif untuk memisahkan partikulat berukuran 0,1 sampai 0,5 hm. Kantong penyaring mempunyai panjang 1,8—9 m yang di pasang tersusun (baghouse) seperti diperlihatkan pada gambar 8.102. bagian atas kantong tertutup dan baglan bawahnya menempel pada inlet pipa yeng bermulut banyak. Satu Gaghouse (terdiri dari 16 kompartemen dan tap kompartemen berisi 4000 kantong yang memiliki diameter 19,4 cm (7,64 in) dan panjang 6,9 m (22,5 72) dapat memisahkan 6 ton asap dan debu setiap jam. Fabric fiters dapat dibersihkan secara periodik atau terus menerus dan mesin harus dimatikan untuk menjaga agar aliran gas tidak langsung terlepas bebas ke atmosfer. Untuk menghilangkan gumpelan-gumpalam debu, dibeberapa agian mesin ini digunakan penggoncang mekanik dan penghisap udara, Sistem ini memiliki kekurangan yang berhubungan dengan kain penyaring. Kemungkinan terjadinya ledakan atau kebakaran yang disebablan percikan bunga api yang dihasilkan pada saat debu-debu organik ees VIII-16 ‘MODUL. VEIT : KONTROL PENCEMARAN UDARA, sedang di saring. Selalu ada kemungkinan terjadinya kebocoran alat yang disebablan oleh temperatur yang tingg! atau cleh kandungan air, keasaman dan kandungan alkali pada partikulat. ‘iat ini memiliki efisiensi pemisahan yang tinggi dan cocok untuk ukuran partikel yang bervariasi, sangat fleksibel dalam perancangannya dan dapat menangani volume gas yang besar dengan kecepatan yang tinggi. Alat ini banyak digunakan untuk tempat pengeringan semen, pengecoran ogam, pembakaran baja dan rencana penanganan butiran padi. Gambar 8.11 memperihatian model dari fabric fiters. * Electrostatic Precipitators (ESP) Alat ini dapat diidasifikasitan sebagai unit dua tingkat voltage rendah dan unit satu tingkat voltage tinggi. Unit dua tingkat voltage rendah beroperasi pada tegangan 6000 - 12000 V dan banyak digunakan pada sistem pendingin untuk rumah sakit dan gedung-gedung perkantoran. ‘Sistem ini digunaken untuk mengumpulkan pavtikel-partike berbentuk calr dan mengendalikan material-material besbentuk padat. Precipitator voltage rendah memiliki ruang pemisah ionisasi yang berads di depan lempengan pengumpul. Kabel pengisi energi diletakan 2,5 sampai 5 cm di depan lapisan di bawah yang parelel. Medan listrik yang berada di sekitar kabel memberikan rmuatan pada partikel yang dilewatinya. Lempengan pengumpul di bawah diletaken sejajar dengan Jarak 2,5 cm satu sama fain dan memiliki muatan listrik negatif dan posttif. Catran yang berkumput ddilempengan dan mengering, oleh gaye gravitas! di bawa ke ruang pengumpul, Precipitators voltge rendah di desain dengan kapasitas 10 m’/s (20000 fP/min) dengan kecepatan udara sekitar 0,5 js (100 ft/min). Precipitators satu tingkat voltage tinggi bekerja pada tegangan 30000~ 100000 V dan digunakan pada pabrik-pabrik besar, seperti ketel vap untuk pembakaran batu bara. Empat Jangkah operasi mesin ini terdiri dari : 1) pemuatan tistrik pada partikulat; 2) pengumputan partikel bermustan pada permukaan bawah; 3) netralisasi muatan pada pengumpul; 4) pemisahan partikulat menuju ke pembuangan. Muatan listrik diberikan ke partikulat dengan cara memasukan partikel pada medan listik bertegangan tinggi. Daerah tegangan tinggi mengionisasi molekul molekul gas yang ada pada aliran elektroda positif dan dikumpulkan di sana. Muatannya di nnetralisasi saat proses pengumpulan dan kemudian dipindahkan oleh rapping, washing atau gravitasi muri. Electrostatik precipitators sangat efisien (99 % lebih) untuk partikel dengan bentang ukuran yang besar, terlebih lagi partikel derigan ukuran sangat kecil. Mesin ini dapat menangani gas dengan volume berkisar antara 25 sampai 1000 m?/s (50000 sampai 2600000 f/min), memiliki jetuhan tekanan rendah dan dapat beroperasi secara terus menerus dengan pemeliharaan yang mudah. Dapat juga digunakan untuk debu-debu asam atau aspal, tetapi tidak dapat digunaken untuk zat-zat yang mengandung bahan peledak, Se ee eee Var? REKATASA LENGKUNGAN MODUL VIII : KONTROL PENCEMARAN UDARA. ‘Tobune Clean titer sir out bags Diy sy sicia Collected ‘dust ont Gambar 8.10, Jenis Fabric Fitter Yang Sederhana (Environmental Engineering ) VIOI-18 KEKAYVASA LINGKUNGAR MODUL VIII : KONTROL PENCEMARAN UDARA eee Biaya pemasangan alat ini sangat tinggi dan membutuhkan ruang yang luas. Efislensi yang lebih tinggi dapat di capai dengan memperluas permukaannya. Electrostatik précipitators akan bekerjapada puncak efisiensi dalam batas temperatur tertentu. 3. Peralstan Pengendali Zat Pencemar Berbentuk Gas. Gas gas utama yang harus di kontrol adalah suur oksida (S0,), carbon oksida (terutama CO), nitrogen oksida (NO,), organik dan non organik gas asam dan hidrikarbon (HC). Proses: enenganan emisi gas terdiri dari adsorpsi, penyerapan, pendinginan dan pembekaran. 3.1. Adsorpsi . sistem kerjanya melibatkan aliran gas efluen melalui material padat yang dapat menyerap {absorbent) pada badan adsorpsi. Permukaan material porous mengikat gas secara adsorpsi fiska maupun adsorpsi kimia. Pada adsorpsi fisika, pendinginan gas dan penguapan zat padat pace temperatur di atas titik pengembunan tergantung pada gaya Van Der Walls. Semakin tinggl tik idin semakin banyak gas yana di serap. Sedikt energi panas dilepaskan pada adsorpsi fisika dan proses ini berlangsung cepat serta bolak balik. Dengan menurunkan tekanan atau menaikan temperatur, gas yang di serap dapat di desorp tanpa terjadi perubahan kimia yang merupskan pertimbangan penting pada pengendalian polusi udare. Pada adsorpsi kimia (chemisorption), molekul gas yang terkontaminasi akan membentuk ikatan kimia dengan adsorbent, dan gas akan terikat kvat dengan permukaan padat oleh gava valensi. Chemisorption juga melepaskan panas dalam jumish yang lebih besar dan membutunkan energi yang lebih banyak. Pada temperatur rendah, chemisorption beriangsung sengat lambat. Cremisorption menghasilkan lapisan tunggak pada permukean padat dan proses ini tidak bolak balik, Karena Komposisi kimianya akan berubah pada proses adsorpsi. Jumiah gas yang di serap pada proses chemisorption tergantung pada ftekanan dan temperaturnya. + Absorbent. Gaya tarik rmenarik sebuah subtansi dan rasio permukeen terhadap volume adalah dua karakteristik utama adsorbs padatan. Setiap adsorbent memiliki gaya tarik menarik polar dan non, polar. Contchnya alumina, bauxite dan sillke ge! mempunyai gaya tarik menarik lebih besar pada air dan uap air polar daripada zat-zat pencemsar organik. Sebatiknya, arang menarik senyawa organik nonpolar seperti parafin dengan kandungan hidrokarbon rendah. Untuk sintes!, siikat atau molekular zeolite, gaya pemisahan atau tarik menariknya sanget terkendali karena struktur-struktur ‘cistal ini dibuat hanya untuk menarik motekul dalam jumlah tertentu. ea SE ‘VUI-t9 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VITE : KONTROL PENCEMARAN UDARA ———___ ‘Tabel 8.3. Tipe-tipe Absorben Tipe absorben ‘Kegunaan Karbon ake Mengubah bau busuk menjemihkan gas, menetralkan kemball pelarut. ‘Alumina Mengeringken udara, 628-928 dan cairan. Baukst Menghilangkan fraksifraksi pada petioleum, mengeringkan gas dan cairan, Bone char Recolorizing penyelesaian guia ‘Decolorizing Karbon | Decolorizing Temak, minyak dan iin, menghilangkan bau busuk. Pullers earth Membersinkan minyak hewan, lube oll;minyak sayur, lemak dan tia, Magnesia Membersinkan gasoline dan pelarut, memisafikan kotoran logam dari larutan yang dapat membakar. Wolekular sieves | Mengendalikan dan memulihkan émisi Hg, S0;, dan NOx Silica get Mengeringkan dan menjercihikan gas. ‘Stronticm sulfate | Memisahkan bes! dari larutan yang dapat membakar. Sumber : Environmental Engineering * Peralatan Adsorpsi Adsorber adalah alat yang terdiri dari adsorbent padat di mana gas efiuen dapat lewat. Di desain dengan fixed, moving atau Nudized beds, Fixed bed adsorption dilengkapi dengan sel-sel horizontal atau vertikal yang berbentuk silinder, Karbon aktif yang sering digunakan sebagai adsorbent, di susun di alas suatu lapisan dengan tebal 1,3 cm untuk ¢hin-bed dan lebih dari 1,3 om untuk thick-bed adsorber, Jira \ebih dari 1 alas disebut muliole fxed-bed adsorber yang dapat dilihat pada gambar 8.13.dan moving fixed ‘bed adsorber dapat dilihat pada gambar 8.14. Va—I-20 REKAYASA LINGKUNGAN ‘MODUL VIM : KONTROL PENCEMARAN UDARA Steam to condenser (leaning cycle) ~ Carbon Contaminant- Contaminant- ese nin laden air seein ae Superhuated steam (cleaning cycley Gambar 8.11. Multiple Fixed-Bed Adsorber (Environmental Engineering ) Vill-2i j i | REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VIII : KONTROL PENCEMARAN UDARA ‘Steam and solvent ‘vapor out Gambar 8.12, Moving-Bed Adsorber (Environmental Engineering) Pade unit ini, adsorption bed dan Karbon aktf ciletakan pada drum yang berputar. Udara yang akan di saring dialirkan oleh kipas ke dalam drum udara memasuki bagian atas alas karbon, melalui karbon aktif berbentuk silinder, udara kemudian diafirkan ke bagian dalam drum dan keluar ‘melalui ¢asar drum. Untuk Aluaized adsorber dapat dilihat pada gambar 8.13. vul-22 JRERATASA LLNGRUNGAN ‘MODUL VIII : KONTROL PENCEMARAN UDARA, ——— $< nated gas stream Devout Activated, arbor fosexceeresxSSSEES | test gabon eaiepth (no few sondiGors) Support Gambar 8.13. Fluidized Adsorber Bed (Environmental Engineering ) 3.2. Penyerapan. Penyerapan atau scrubbing membawa gas efluen agar bercampur dengan pelarut sehingga ‘satu atau lebih unsur pokok gas efluen dapat dipisahkan, dibersihkan atau di bentuk kembali. Perubahan kimia digunakan untuk memisahkan sulfur dioksida dari gas. Absorbent biasanya digunakan’ dalam mengontrol gas seperti sulfur dioksida, oksida nitrogen, hidrogen sulfida, hidrogen chlorida, klorin, amoria dan beberapa Karbon ringan. + Absorbent (Penyelesaian) Unit wet scrubbing dapat di pasang dengan beberapa rencana power untuk mengontro! ‘SOz, emisi dan efisiensinya mencapai 80 - 90 %. Absorbent tama digunakan untuk macam- macam proses absorbent SO, sebagai penyelesalan secara larutan dari alkalin (sodium dan ‘amsionia) dan alkalin alami ( calcium dan magnesium). ‘REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VIII : KONTROL PENCEMARAN UDARA —_——— ee © Unit Absorben. ‘Absorben terdiri dari spray tower, plate atau tray tower, packed tower dan venturi scrubbers, Gambar-gambamya dapat dilihat pada gambar 8.14; 8.15; 8.16; dan 8.17. Gambar 8.14. Spray Unit (Savironmental Engitnering ) Clean gas outlet Moisture ‘eliminators Exhaust as intet REKAYASA LENGKUNGAN ‘MODUL VEIT : KONTROL PENCEMARAN UDARA Gambar 8.16. Tray Tower (Environmental Engineering ) VIII-25 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VIII: KONTROL PENCEMARAN UDARA ore Ko Liquid 10 Vossen ou eo = Ye SS & om Gambar 8.17. Packed Towers (Environmental Engineering ) Clean gas ‘Absorbent contaminant solution ‘outlet Gambar 8.18. Venturi Scrubber. (Environmental Engineering ) VEI-26 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VET : KONTROL PENCEMARAN UDARA ee 3.3. Pendinginan (Condensation) Sebuah senyawa akan melakukan pendinginan pada temperatur yang diberikan jlke sebagian tekanannya ditingkatkan sampai pada keadaan yang sama atau lebih besar dari tekanan ‘saat penguapan. Ada dua jenis peralatan pendinginan, yaity surface condensor dan contact condensor, yang memiliki air atau udara sebagai media pendingin. Uap air yang akan diginginkan dipisahkan dari media pendingin oleh dinding logam. Gambar 8.19 menunjukan model dari pendingin. Gambar 8.19. Surface Condensation. (Environmental Engineering ) Cooling Cooling medium; water or alr medium e ‘out ii 4.4. Pembakaran. Meskipun sebagal salah satu sumber utama dalam pencemaran udara, pembakaran atau incinerator, juga merupakan dasar untuk proses kontrol pencemaran udara di mana sasarannya adalah untuk merubah pencemar udara (biasanya hidrokarbon atau karbon monoksida) menjadi Karbon dioksida dan air. Selama pembskaran, persediaan olsigen yang ada akan menentukam ‘akhir dari produk. Temperatur harus dijaga temperatur pembakaran. Untuk carbon monoksida hharus berada sekitar 610 sampal 657° C. Turbulensi diperlukan untuk menjaga oksigen agar merata dalam pengadukan dengan pembakaran yang diberikan oleh pemasukan gelembung udara. Pembakaran chambers didesain untuk memberikan twrbulensi dan waktu yang cukup untuk ee Val-27 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VITT : KONTROL PENCEMARAN UDARA ——— EE E——————E—— pembakran yang diinginkan. Macam-macam dari combustion adalah direct-flame combustion, thermal combustion dan catalytic combustion, Gambar-gambarnya seperti tercantum dibawah ini, ‘Gambar 8.20, Thermal Incinirator (Environmental Engineering ) Preiteat hurser as oo ~ ey Lo. ‘Ave. temp: w™N —. oe a se | tease | | os Ditty SS LU . gas : Gambar 8.21. Catalytic Incinerator ( Environmental Engineering ) C. LATIHAN SOAL DAN JAWABAN | 1. Uap air dan angka aliran 7 m/detik dilewatkan melalui cyclone dengan porsi standar. Diameter ‘eyclone 2,0 m dan temperatur udara 77°C. a. Tentukan efisiensi penghilangan untuk partikel dengan kepadatan 1,5 gr/cm dan diameter 10 um! eS Vil-28 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VIII: KONTROL PENCEMARAN UDARA —————— EES b. Tentukan efisiensi penggumpalan dasar di bagian atas jika 64 cyclone dengan diameter 24 cm digunakan ! a, Tentukan dso untuk cycione yang besar. Untuk gycfome dengan porsi standar : 15m. Area inlet = 1x 0,5 = 0,5 m? Q 7 mifdtk, A 0,5 Kecepatan inlet ,Ne = 5 putaren Pada suhu 77°C, = 2,1 x 10-5 kg/m detik 9x 2,07 x 107 kg/matkx0,5m w = 14 m/detik dso = 2x 5x44 m/dtk . 1500 ko/m? =119x105m =l2am ¢ 10 == 083 dso 12 Dari gambar 6.3, efisiensi untuk partikel ukuran 10 jum Kira-Kira 42% b, Tentukan dip untuk cyclone yang kecil. D 0,24 —— =~ = 0.06 4 4 D 0,24 = =0,12m 2 2 vul-29 i REKAYASA LINGKUNGAN MODUL VET : KONTROL PENCEMARAN UDARA ‘Area keseluruhan inlet = 64x 7,2 x 10° m? = 0,45 m? Ta jdtic Kecepatan inlet = —————— = 15 m/dtk 0,46 m? 9 x 2,1 x 10% kg/m.detik x 0,06 m wn dso 2 wx 5x15 m/detik x 1500 kg/m? 4,0x 105m 0 ym Dari gambar 8.3, efisiens’ uhtuk partikel ukuran 10 um kira-kira 88 %. D. LATIHAN ‘Sebutkan lima jenis proses penjernihan polutan di atmosfir dan mekanisme kerjanya ? Sebulkan dan jelaskan empat metode untuk mengontrol emisi ! Sebutkan dua pendekatan untuk mengontrol emis polusi udara ! Jelaskan tentang adsorpsi dan bedanya antara adsorpsifisika dan kimia | Sebutkan dan jelaskan tiga tipe dari unit pembakeran yang digunakan dalam kontrol polusi udara! 6. Hitung ukuran minimum partikel yang akan dihilangkan dengan 100 % efisiens! dari settling chamber dengan kondisi sebagai berikut: = udara : kecepatan horizontal 0,3 m/detik partikel « berat jenis 2,0 = chamber : panjang 7.5 m dan tinggi 1,5 m 7. Fabric fiter di bangun menggunakan kentong berdiameter 0,3 m dan panjang 6,0 m. Baghouse menerima 10 m'/dtk udara dan kecepatan penyeringan ditentukan 2,0 m/menit. Tentukan jumlah kantung yang dibutuhkan untuk operasi pembersihan secara terus menerus ! REKAYASA LINGKUNGAN t MODUL 9 KARAKTERISTIK LIMBAH PAD: | 1 i Disusun oleh Dr. Ir. Sulistyoweni W, Dipl.SE, SKM DAFTAR IST Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel PENJELASAN UMUM 1. Tujuan Instruksional Umum “Tujuan Enstruksional Khusus Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Bentuic Kegiatan “Tugas Baca B. URATAN BAHAN PEMBELAJARAN 1. Deskripst imbah Padat 1.1 Definist dan Karakteristk Limbah Padat 1.2 Tipe Limbah Padat 2. Sumber Limban Padat 24 Limbah Perkotaan 3. Sifat -sifat Limbah Padat 3.1 Komposisi Fisik 3.2 Komposis! Kimia 4. Prinsip Pengelolaan Limbah Padat 4.1. Konsep Proses Minimisasi Limbah Padat 4.2. Pengurangan Penggunaan Bahan Mentah 4.3. Pengurangan Jumiah Limbah Pacat 4.4 Penggunaan Kembali Material Limbah Padat 4.5 Pemulihan Material 4.6 Pemulihan Energi 4.7 Pengelotaan Limbah Padat yang Berkesinambungan C.LATIHAN SOAL DAN JAWABAN D. LATIHAN Halaman RRRRRS Tat ee TT RRR RER RRR RRR RARER 0 rT K-12 Gambar aL DAFTAR GAMBAR Aliran Proses Minimisasi Limbah Padat Halaman IX-10 Tabel 94. 92. 93. 9.4. 95. 36. 97. DAFTAR TABEL Komponen Limbah padat Perkotaan ‘Sumber dan Jenis Limbah Padat Komposisi Limbah Padat Perkotaan (dalam %) Kelembaban Limbah Padat Perkotaan (dalam %) Berat Jenis Limbah padat (dalam kg/m") Sisa Akhir (%) dan Kandungan Energi Limbah Padat Perkotaan (apes) Kandungan Unsur Kimia Limbah Padat Perkotaan Yang Mudah Terbakar (dalam %) Halaman RRR RER tT TT BY auras REKAYASA LINGKUNGAN MOULD : KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT —— MODUL Ix KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT A. PENJELASAN UMUM 1, Tujuan Instruksional Umum. Pada akhir kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu : - Menjetaskan karakteristik limbah padat dan konsep pengelolaannya. 2. Tujuan Instruksional Khusus. 1. Mahasiswa mampu 1.1. Menjelaskan definisi limbah padat, karakteristik dan pengelompokannya.. 1.2. Menjelaskan sumber limbah padat. 1.3, Menjelasken sifet-sifat limbah padat di tinjau dari sifat fisik dan kimiawi, 1.4, Menjelaskan konsep pengelolaan limbah padat dan altematif eenanganannya. 3. Pokok Bahasan Dart Sub Pokok Bahasan. Pokok Bahasan ‘Sub Pokok Bahasan 1 Deskripsi Limbah Padat. 3 Defnisi. b. Karakteristik limbah padat, Tipe limbah padat. 4. Limbah industri e._Umibah berbahaya. 7 Sumber Limbah Padat. ‘a, _Uimbah perkotaan. ._Umbah industri 3 Sifat-Sifat Limbah Padat. ‘a. Komponen fisik. b,_Komponen kimia. Pengelotaan Limbah Padat. ‘a. Aliran pemnrosesan limbah padat sebagai material (bahan baku). . Pengurangan penggunaan bahan baku, Pengurangan produksi limbah padat. |. Penggunaan Kembali material limbah padat. Pemutinan material Pemulthan energi. . Pengelolaan limbah padat yang berkesinambungan, 1X.- REKAYASA LINGKUNGAN (MODULIX + KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT 4. Bentuk Kegiatan, Kuliah + 2x50 menit. Diskusi + 1x50 menit. Media : _ OHP, Transparansi, Papan tulis. 5. Tugas Baca. Peavy, Rowe, Tchobanoglous, Environmental Engineering, Mc Graw Hill, Inc. New York, 1985, 'B. URATAN BAHAN PEMBELATJARAN Deskripsi Limbah Padat, 1,1, Definisi dan Karakteristik Limbah Padat. Limbah padat adalah semua bahan-bahan buengan dari aktivitas manusia dan hewan yang umumnya berbentuk padat dan sudah tidak terpakai atau dibutuhkan lagi. Limbah padat mempunyai Karakteristik yang berbeda antara satu kota dengan kota lainnya, tergantung dari tingkat sosia! ekonomi penduduk, ikl dan lainnya. Karakteristk limbah padat dapat mencakup antara lain = 1. Kepadatan sampah. 2. Kadar air sampah (kandungan air) 3. Nilai kalor. Kepadatan Sampah. Kepadatan sampah menyatakan berat sampah per satuan volume, Pada sistem Sanitary Landi, informasi kepadatan sampah diperlukan untuk menentukan ketebalan dari lapisan sampah yang akan di buang pada sistem tersebut. Bila menggunakan sistem pengolahan maka informasi ini diperlukan untuk merencanakan dimensi unit proses. Besarya kepadatan sampah tiap kota berbeda tergantung dari keadaan sosial, ekonomi serta iklim kota tersebut. Terdapat kecenderungan bila produksi sampahnya tinggi maka densitasnya rendah, Di negara industri mempunyai densitas lebih rendah. Kepadatan sampah rumah tangga di negara yang sedang berkembang berkisar antaré 100 kg/m? sampai GOO kg/m?.(Sandre J. Cointreau, 1982), Kadar Air Sampah. Kadar (kandungan) air sampah besarnya dinyatakan dalam % yaitu perbandingan antara berat air dengan berat basah sampah total atau dengan beret kering sampah tersebut. Besarnya Oe 1K -2 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL DC: KARAXTERISTIK LIMBA PADAT —————— —————— kadar air sampah pada tap kota sangat tergantung dari ikim dan musim serta Komponen sampah itu sendiri. Pada penelitian karakteristik sampah di Jakarta Pusat tahun 1961 yang dilakukan BPPT,, di dapat hasil bahwa kadar air sampah pada musim kemarau sebesar 57,71 % sedangkan pada musim hujan 62,67 %. Dengan demikian rilai rata-rata dari kedua angka tersebut adalah sebesar 60,09 %. Nilai Kator. Nilai kalor merupakan besaran panas yang dihasilkan oleh sampah pada saat pembakaran yang dinyatakan dengan kcal/kg. Data nilai kalor sampah tersebut sangat diperlukan khususny dalam perencanaan pengolahan limbah padat dengan metoda pembakaran (incinerator) sebagai uupaya untuk mendapatkan kondisi pembakaran yang efisien. Apabila nilei kelor sampah berada di ‘atas 800 kcal/kg, maka tmetoda pembakaran cocok sebagal alteratif pilthan dalam pengolahan sampah. Biasanya vilai kalor sendiri sangat dipengaruhi oleh Komposisi sampah dan kadar air di dalamnya. 1.2, Tipe Limbah Padat Tiga Kategori dari limbah padat adalah : limbah perkotaan, limbah industri dan limbah berbahaya, ‘Limbah Padat Perkotaan, Komponen limbah padat yang berasal dari perkotaan dapat dikelorpokkan dalam enamn kelompok sebagaimana tertera pada table 9.1. ‘Tabel 9.1, Komponen Limbah Padat Perkotaar: nen Deskripsi ‘ubah matanan ‘Sieasica hewan, Dual buahen av cayurseyuren yang daslian da pengolahan rmatanen, Uri Ini mudah bs selingga proses dekormplsiiya sangat cep, ‘erstamam aia saat omc panes. ‘Rib SapER REATG) Umbah yong mudih tebalar dan GO madah erbakar, sein Unbah rskaan ‘atau sampahsampan yong mudah busi fainyya. imbah yong muah terbaiar Derupa kertas, platk, tesa, fare, halt dan kayy. Limbah yang tidak muda ‘wxbakar teri dart kaa, Kaleng timah, kaleng aluminium, logam ferrous dan non ferrous dan buangan konstuls. "Rb dan isa pembararan Berupa meter sca pembularan Vayu, atibara, Kelas den llanya, Sia da pabrk tidak termacuk dalam Kategori. Abw dan sisa pembakaran berasal dari mabeial has, bubuk dan lana mba ~—iancarst”—“Gan | euangan yang berasal cari runuihan pacing dan eiulGurstuaur tim pembongiaran tiidasflasian sebagai fmbah pembanglaran. Limbeh dat kostrusi, perbaikan ruraly-umah, daeras Komersial dan industi dgolongkan sebage limbah Konstusi. LUmeah ini mapas + fotoran, baurbaty, beter, atu beta, plaster, ipa, pembakaran dan baglan eel. bah as ‘Buangan dart jalan alan, wotoa, banglal Neves, Cangia kendaraan bermanar ‘Limba pengolshan pabrc Merupatan limbah padat dan semi padat dart air bersin, air koto, slits engolahan lnbeh cust ‘Sumber: Environmental Enoioering. REKAYASA LINGKUNGAN MODUL DX + KARAKTERISTI UMBAH PADAT ———eee— Limbah Industri. Limbah industri adaleh limbah yang dihasitkan dari aktivitas industri dan jenisnya termasuk ‘samp2h kering, timbah pembongkaren, limbah konstruksi limbah khusus dan limbah berbehaya. Limbah Berbahaya. Limbah yang berbahaya bagi kehidupan manusia, tanamen dan hewan di sebut limbah berbahaya. Limbah ciklasiftesikan berbahaya jika memilki kriteria sebagai berikut + mudah terbalar, mudah korosi, rektif dan beracun, Limbeh berbahaya biasanya dikategorikan atas bahan-bahan radioaktif, bahan-bahan kimia, limbah biologi yang berasal dari rumah sakit dan tempat-tempat penelitian, limbah yang mudah terbakar, bahan-bahan peledak. 2, Sumber Limba Padat. Mengetahul sumber dan tipe dari limbah padat, komposisinya dan jumlahnya mesupakan data dasar bagi ahli lingkungan untuk merencanakan pengelolaan limbah padat. 2.4. | Limbah Perkotaan. ‘Sumber dan tipe dari imbah perkotaan ditunjukan pada tabel 9.2 derikut ini, ‘Tabel 9.2. Sumber dan Jenis limbah padat ‘Sumber | Jenis faslitas, aktivitas, fokasl dimana Tenis Tabak padat Himbah dihssitcan, erumahan Penumaban keluarga kecl dan besa, | Limbeh_maianan, sompah ering, abu dan ‘apartemen beringlst rendah, sedong dan | limbon Kuss ‘sogai. Daerah emeniel, | Permian, reatoren, gedang_pedtantoran, | Umbah —makanan, ~sampah —wering, abu, Dengkel, rumah saa, insta! don lainnya. "| pembongkaran dan konstrulsi, limbah khusus, limban berate. (akan bla.) ana, ent par aan para Una si, Soar Kaeo ian co, tempter reat ya. Teispattamot [Ar ‘beah,_ar Four, press peTpelnan | Unban Tas pengeatan, Wait Gi Saas [ pengahanfimbah_| imbah indus dan ae. sign au lampur. ‘Sumber: Enraniaental Engineering ‘Sumber limbah tersebut tergantung dari tata guna lahan dan wilayah. Pada lahan yang vas ‘sangat sulit menentukan sumber limbah, kerena pada lokasi tersebut proses pengadaan limbah ‘adalah proses yang panjang. fat-Sifat Limbah Padat. Sifat-sifat limbah padat peru ciketahui untuk mengevaluasi kebutuhan alat, sistem dan program manajemen dan rencana, terutama penerapan pembuangan dan perfindungan sumber daya dan energi REKAYASA LINGKUNGAN MODUL BC: KARAKTERISTIK UNBAH PADAT SS 3.1. Komposisi Fisik. Informasi dan data mengenai komposisi fisik dari limbah padat meliputi : identifikas! komposisi komporen fimbah padat perkotaan; analisa ukuran partikel; kadar kelembaban; berat Jenis limbah padat. Komponen Individual. Komposisi komponen limbah padat di perkotaan bervariasi tergantung aktivites di kota tersebut. Sebagai gambaran berikut ini disajikan rentang dan tipikal komposisi limbah padat dan contoh di dua kota hasil penelitian selama 5 tahun, Sejelan dengan perkembangan kota, maka komposisi di dua kota tersebut untuk saat sekarang pasti berubah tidak sama dengan data tersebut dalam tabel 9.3. ‘Tabel 9.3. Komposisi Limbah Padat Perkotaan (dalam %). Rentang Davis oe Kets 15-45 35, 23, Tekst ox Karet om Kale 2. D2 Fs Mie. Organi os Ka #16, “Tah 26 ot Logam Ferrous a abu dan 0" 43 ‘> Berdasartan perfitungan yang Gibuat Sipme Bulan Okober Gngan periode 5 tahunran (1578-1982) 2 Berdasartan pertituncan yang cibuatsetama bulan jul danga pevode 3 tahunran (1978-1980) ‘Sumber : Environment! Engineering. Ukuran Partikel. Data tentang ukuran partikel diperlukan untuk penentuan pemulihan material, khususnya ‘apabila menggunakan alat mekanik seperti penyaringan érommefdan separator magnetic. Kadar Kelembaban. Keder kelembaban didefiniskan sebagai massa air per unit massa limbah basah atau kering. Untuk fimbah basah dapat dirumuskan sebagai berikut = REKAYASA LINGKUNGAN (MODUL. DX + KARAKTERISTIK LINBAH PADAT SS SS a-b Kadar kelembaban ( % ) = ( 100 1) a Dimana: a= massa mula ~mula b = massa setelah pengeringan. Untuk mendapatkan massa kering, limbah dikeringkan pada suhu 77° C (170* F) selama 24 Jam, Tabel 9.4, mempertihatkan kandungan kelembaban pada limban padat perkotaan. ‘Tabel 9.4. Kelembaban Limbah Padat Perkotaan (dalam %) Komponen Rentang (%) “Tipikal (%) Limbah makanan_ 50-80 70 Kertas. +10 6 Carab0ard | 48 5 Plastik, 14 2 Tekstil 615 i Karet. 14 2 Katit 812 10, Garden trimmings: 30-80. 60 Kayu 15-40 20 Mise. organik 10-60. 25 Kaca i4 2 Timah 24 3 {Logam non ferrous 24 2 Logam ferrous 26, 3 ‘Abu, deby 612 @ Limbah padat perkotzan 15-40 20 ‘Sumber : Environmental Engineering . Berat Jenis Limbah Padat. Dikarenakan berat jenis limbah padat sangat berubah-ubsh sesuai dengan letak geografi, ‘musim tahunan dan jangka waktu penyimpanan, penanganan yang baik, maka berat jenis rala-rata untuk setiap komponen limbah padat tersebut diperlukan, Berat jenis tipikal setiap komponen limbah padet dapat difhat pada tabel 9-5 berikut. REKAYASA LINGKUNGAN MODULDX : KARAKTERISTIK UMBAH PADAT Tabel 9.5, Berat Jenis Limbah Padat (dalam kg/m?) Komponen Rentang Tipikal Uimbah makanan 120-480 290 Kertas, 30-130 5 Cardboard 30-80 50 Plastik 30-130 65 Tekstil 30-100 65 Karet 90-200 130 Kult 90-260 160 Garden Trimmings: 60-225 105. Kayu 329-320 240. Mise. organic ‘90-360 140 Kaa 160-480 195 “Timah 45-160 30 Logam nonferrous 60-240 1607 Logan ferrous 120-2000 320) Deby, abu dan lainnya: 320-960, 480 ‘Limbah padat perkotaan. Uncompacted 90-180 130 Compacted 180-450 300 Pada landfill (normal 350-550 475 padat) ‘Pada tandfil (padat baik) 600-750 600, Sumber : Environmental Engineering. Prosedur Pengambilan Contoh (sampling) ‘Memperkirakan komponen den komposisi limbah adalah hal yang sangat sult dikarenakan sangat heterogennya material limbah. Teknik yang digunakan untuk sampling adalah sebagai berikut : 1, Limbeh dari truk dituangkan di tempat yang javh dari tempat pengoperasian limbah padat lainnya, 2. Buatlah limbah padat tersebut menjadi bagian-bagian. 3. Pilih salah satu baglan yang akan dijadikan sebagai sample dan kemudian pilah menurut Jenis materizlnya (komponen limbah padat). 4. Tempatkan komponen-komponen yang terpisah tersebut pada tempat yang volumenya telah iketafui dan hitunglah volume dan berat tiap komponen yang terlebin dahulu dipadatkan, 5. Tentukan presentasi pembagian tiap-tiap komponen berdasarkan bobot dan berat jenisnya. Biasanya, jumlah limbah yang akan dijadikan sampel adalah sekitar 100 kg - 200 kg. Sampel diambil berdasarken musim pertahunnya. REKAYASA LINGKUNGAN MODUL.DK + KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT 3.2. Komposisi Kimia, Komposisi kimia fukan untuk menentukan dan atau mengevaluasi proses-proses alternatif dan pemulihan energi. Jika limbah padat tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar, atau pillhan pengolahan limbah padat adalah dengan pembakaran, make empat sifat yang harus diketahui yaitu + 1. Analisa perkiraan tentang: 2. _kelembaban (pemanasan pada suhu 105° C selama J jam) b. zat-zat yang menguap (pemanasan tambahan pada pembakaran 950° C) ‘c.abu (sisa pembakaren) d. fixed karbon (sisa) 2 Titklebur abu 3. Persentase nila Karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur dan abu. 4. Energi pembakaran. Kandungan Energi. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk membakar limbafr padat demuanya hingga menjadt abu (sisa akhin), dipengaruhi oleh berat iimbah padat dan % kelembaban di dalamnya. Berikut ini pada tabel 9.6 disajikan gambaren tentang besaran tipikal dari abu yang dihasiltan dan jumiah energi yang dibutuhkan untuk membakar limbah padat tersebut menurut jenis komponen sampahnya. abel 9.6. Sisa Akhir (%) Dan Kandungan Energi Limban Padat Perkotaan (Ki/kg) ‘Sha akie Energi | empenen Rentang. “Tipical Reno. Tipit ‘Limbeh malenae 28 3.500-7,000 4550 Keres. +5, —e 1600-18, 6007 76,750) ‘Gorobad 38, 5 13,850.17, 450 16,300 Piast 620) 10 '27,500-37 200 "32,600 Test 24 5 15,00-18,600, 17,850 are om 10 720,00:27,500 23,250 Kul B20 10 15,400-15,600 17.450 Garden ermags 26. 45 2.300165 500 6,500 Kane 62 4S 17 430-18, 8007 18,600 Mise aan 28 é 11,000-26, 0007 16,000. Kear Sar 38 100-250 150 “rinah 9695+ 8 250-1 200 700. Logan nonFerous 90-98 %. Logam ferous 94-99 8. Oo 706. ‘Deb, abu dan | 0-80. 70 2300-11, 650 7,000 inn imbah———paat 300-12 500 70,500 petoran REKAYASA LINGKUNGAN MODUL DC: KARAKTERISTIK LIMBAR PADAT SaaS eee eee Kandungan Kimia Tabel 9.7 menyatakan tentang kandungan unsur kimia limbah padat perkotaan yang ‘mudah terbakar. abel 9.7. Kandungan Unsur Kimia Limbah Padat Perkotaan Yang Mudah Terbakar (dalam %) Karbon ‘suitor [Aba ‘ maker 8) 2, 5, Kertas 35 a2 60. ‘Cardboard a0 az 3 Pati 60,9 10, "Tekst 55) O35 25. Karet Kale 600 m2 10, Ga 2 og 4 ‘as OL us Misc. organi 8, 5.0 Dewwabe Gar [38s oz wo Sumber : BRAOATER EngTROOTD- Jumiah energi yang dibutuhkan dapat juga dlhitung berdasarkan proporsi unsir kimia di dalamnya dengan menggunakan persamaan “moditfed Dutong formula” , yaitu : ° : haykg = 337C + 1428(H - —)+9S 0-4) 8 dimana : C= karbon (%) H = hidrogen (%) (© = Oksigen (%) $= sulfur (%) 4, Prinsip Pengelolaan Limbah Padat, Tujuan pengelolaan limbah adalah untuk mervinimisasi dampak-dampak yang merugikan lingkungan yang disebabian pembuangan limbah yang sembarang, khususnya limbah berbahaya, ‘ada beberapa cara untuk meminimisasi dampak yang merugikan lingkungan akibat pembuangan. limbah padat yaitu: (1) mengurangi penggunaan bahan baku dalam proses pengolahan industri, (2) ‘mengurangi fumianh fimbah padat yang dihasilkan, (3) penggunaan Kembali material imbah padat, {4} pemulihan material limbah padat, (5) pemulihan energi limbah padat dan (6) pengelolaan K-39 REKAYASA LINGKUNGAN MODULIX + KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT. eee Jimbah padat yang berkesinambungan. Untuk menentukan pilihan altematif minimisasi pengolahan limbah padat berikut ini disampaikan beberapa informasi yang berguna sebagai bahan pertimbangan, ereaoge 44, Konsep proses minimigasi limbah padat. ( aliran keluar masuk material) Pengurangan penggunaan bahan mentah. Pengurangan jumiah timbah padat. Penggunaan Kembali material fmbah padat. Pemulihan materia, Pernulihan energi. Pengeiclaan fimbah padat yang berkesinambungan Konsep Proses Minimisasi Limbah Padat Limbah padat dalam konsep minimises int dfungsikan sebagai bahan baku untuk diproses Janjut. Urutan pemrosesan limbah padat dapat di hat pada gambar di bawah inl. Dalam ‘gambar di bawab ini*raw materials’ dipiah-piah menjadi beberapa kelompok menurut jenis pemrosesan lanjutannya dan selanjutnya masuk ke Kotak ‘manufacturing’ , sedangkan Dahan yang tidak dapat dimanfeatian lagi dikelompokkan sebagai sisa buangan. Dalam kotak "manufacturing’ ini kelompok bahan baku diproses dan hasiinya berupe beberapa Jenis produk limbah. Selanjutnya produk hasil olahan fimbah ini dipasarkan ( masuk ke CGambar 9.1, Alan Poses Miss oh Pasa REKAYASA LINGKUNGAN MODUL TK + KARAKTERISTIK LIMBA PADAT kotak ‘consumen’). Tergantung jenis hasil olahan jimbah, oleh konsumen kemudian langsung dapat digunakan dan setelah itu dibuang berupa limbeh padat yang tidak dapat dimanfeatkan lagi Kecuali dibuang ke pembuangan akhir, Namun ada juga hasil olahan |imbah tersebut dibeli dengan tujuan untuk diproses lanjut hingga menjadi bentuk produksi ‘bara yang dijual ke pasar dan dimanfaatkan oleh konsumnen dan terakhir dibuang sebagai limbah padat yang tidak dapat dimanfaatkan lagi dan dibuang ke pembuangan akhir. Dengan demikion maka jumlah limbah padat yang dibuang ke tempat pembuangan akhir TPA) jumiahnya berkurang banyak, dapat mencapai 10 ~ 20% dari jumiah limbah awal. Dapat di fihat bahwa cara terbaik untuk mengurangi jumiah limbah padat adalah dengan mengurengi penggunaan bahan mentah dan menaikkan pemulhan dan penggunaan kembjai material sisa. Walau Konsep ini sederhana tetapi masih suitt untuk diterapkan. 4.2, Pengurangan Penggunaan Bahan Mentah. Menurut hukurn kekekalan massa dikatakan bahwa selalu ada keseimbangan antara jumiah pemasukan dan pengeluaran: Apabila dikaitkan dengan limbah padat yang dihasitkan dari suatu proses produksi, maka jika pengurangan pada penggunaan material mentah terjadi, maka pemasukan ataupun pengeluaran materiat dalam proses produksipun juga berkurang. Sebagai contoh adalah untuk membatasi jumiah kendaraan, Amerika mengurangi jumlah mobil 20 % lebih kecil indingkan dengan akhir tahun 50-an dan awe! tahun 60-an. Hal ini mempengarshi pengurangan kebutufan akan baja dan pada gilirannya menyebabkan berkurangnya penambangan bijh besi untuk pembuatan baja. Dengan demikian sumber daya alam dapat dibatasi penggunaannya dan ekosistem tetap terjaga. 4.3, Pengurangan Jumlah Limbah Padat. Pengurangan jumlah limbah padat merupakan alternatif minimisasi limbah padat. Pengurangan jumlah limbah padat ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: a. Penurunan jumlah material yang digunakan di pabrik-pabrik produksi. b, Pemanfeatan produk ditingkatkan. c. Jumlah bahan untuk pengemasan dan pemasaran dikurangi. 44, —Penggunaan Kembali Material Limbah Padat. Materia! kertas bekas, botol plastik, botol kaca masih dapat dipergunakan kembali untuk keperiuan lzinnya. Contohnye kanlong kertas, koran bekes dapat digunakan kembali sebagai pembungkus barang-bareng tembikar, botol plastik digunakan sebagai tempat bibit tanaman. Botol 1X.- 1 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL + KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT eee aca bekas sirop, dil dapat dikembalikan ke pabrik untuk dimanfaatkan kembali.. Hai-hal tersebut dapat membantu meminimisasi limbah yang dihasilkan. 4.5. Pemulihan Material. Pemuflhan dan penggunaan Kembali material dilakukan pada bahan-bahan yang sukar terbakar dan berdekomposisi. Contohnya adalah taca, plastik dan logam. Kantong plastik dapat 1.1. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi timbulan sampah dan unit satuannya, ‘1.2. Menjelaskan berbagai metoda dalam memperkirakan produksi limbah padat. 1.3, Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi imbah padat. 2 Mahasiswa mampu : 2.1. Menjelasian proses penangan limbah padat rumah tangga dan industri dengan sistem setemnpat. 2.2. Menjelaskan berbagai tipe dan kapasitas wadah yang digunakan, dan lokasi wadah. 2,3. Menjelaskan prinsip pengolahan setempat. —— REKAYASA LINGKUNGAN MODULX : SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT —————=_————————————E 3 4 Mahasiswa mampu : BA, Menjelasken jenis pelayanan dan berbagai pota pengumpulan limbah Padat. 3.2, Menggambarkan pola rute pengumpulan limbah padat dan kapasitas wadah dan kendaraan pengumpul/pengangkut. 3.3, Menghitung waktu yang dibutuhkan selama perjalanan pengumputan bah padat. Mahasiswamampu : Menjelaskan persyaratan dalam mendesain stasiun pemindah dan tipe stasiun pemindah. ‘Menjelaskan persyaratan penempatan stasiun pemindah. Menjelaskan persyaratan peralatan dan metoda pemindahannya. Menjelaskan tujuan, faktor-faktor yang-harus dipestimbangkan dalam mengevaluasi peralatan dan berbagai jenis teknik dalam pengolahan limbah padat. Mahasiswa mampu : 5.1. Menjelaskan berbagai metoda dalam pembuangan akhir limbah padat dan pertimbangan di datam memilih lokasi pembuangan akhir. 5.2. Menjelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan di TPA berkaitan dengan proses dekomposisiimbah padat dan perangkat yang pertu dipersiapkan di TPA. 5.3. Menjelaskan cara menangani dan mengawasi gas dan lind! yang dihasilkan GiTPA. 5.4, Menjelaskan pertimbangan dalam desain TPA. 3. Pokok Bahasan Dan Sub Pokok Bahasan. Pokok Bahasan ‘Sub Pokok Bahasan 1. Sistem Pengolahan Limbah Padat ‘@._Hubungan nar elemen dan fungsinva. ZTimbulan Sampah. 2. aju pertumbutan. b. Perkiraan produksi REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT ee . Faktor yang mempengaruhi produkst limbah padat. i Penanganan Selempat, Penyimpanan dan | a. Penanganan Setempat, Pemrosesan. b. Penyimpanan setempat. c. Proses pengolahan limban padat. 4. Pengumpulan ‘a. Jenis pelayanan pengumpul. b. Jenis system pengumpul ¢. Perencanaan operesi pengumpulan.. - Penentuan tenaga kerja dan mesin. 5 = Penentuan rute, Pemindahan ‘@. Stasiun pemindahan. >, Kapasitas yang ditetapkan. ‘<._Perlengkapan dan peralatan. d. Lingkungan yang dibutuhkan. Lokasi stasium pemindah, . f. Peralatan pemindah dan metode yang digunakan. Teknik Pengolahan Limbah Padat. ‘a. Tuvan. b, Faktor yang dipertimbangkan, ¢. Teknik pengolahan, 7. Pembuangan Akhir. ‘2. _Landfiling dengan limbah padat. , Pengawasan tethadap atiran gas. c. Pengawasan terhadap aliran /eachate. dd. Desain dan operasional landfill e. Landfarming. 4. Bentuk Kegiatan. Kuliah = 2x50 menit, ‘Diskusi : 1x 50 menit, Media : OHP, Transparansi, Papan tulis, 5. Tugas Baca. Peavy, Rowe, Tehobanoglous, Environmental Engineering, Mc Graw Hil, Inc. New York, 1985. ee EES x-3 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X : SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT ———— SS 1B. URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Ts 1, __ Sistem Pengelolaan Limbah Padat (sampah). ‘Dalam system peengelolaan limbah padat ada enam elemen fungsional yang termasuk di dalamnya mulai dari terbentuk limbah sampai pembuangan akhir. Ke enam elemen fungsional tersebut adalal a. Penghasil imbah padat. b. Penanganan setempat, penyimpanan dan perrasesan. . Pengumpulan. d.Pemindahan dan pengangkutan. fe. Proses dan pemulihan, f. Pembuangan. Unatan proses penanganan limbah ditinjau dari keenam Komponen tersebut disajikan dalam gambar 10.1. Waste enenttion Disposal Gambar 10.1. unsan Proses Penanganan Uta Padat ‘Sumber : Environmental Engineering REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT Berikut ini pada tabiel 10.1. dideskrips! mengenai ke enam elemen dalam pengelolaan sampah yang dimaksud. ‘Tabel 10.1. Desicipsi Elemen Fungsional Sistem Pengelolaan Limbah Padat. Fungsi elemen Deskripsi Penghesit imbah ‘Aktivitas yang berhubungan dengan _pengidentifikast material yang dinilai sudah tidak terpakai lagi yang 5 kemudian dikumpulkan ke pembuangan. Penanganan selempat. ‘Aiivitas yang berhubungan dengan penanganan, penyimpanar, dan pemrosesan limbah padat pada atau sekitar sumber limba. Pengumpulan Kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan dan “| pengangkutan limbah padat seteiah pengumpulan ke lokasi dimana truk sampah dikosongkan, Pemindahan dn | Kegiatan yang berhubungan dengan : pengangkutan. 1, Pemindahan limbah dari truk pengumpul yang kecil ke peralatan pengumpulan Iain yang lebih besar, 2, Jadwal pengangkutan limbah,biasanya pada jarak jauh ke pembuangan terakhir. Pemrosesan dan pemulinan | Teknik, peralatan dan fasiltas yang digunakan untuk ‘meningkatkan efisiensi fungsi elemen yang lain dan untuk emutihan material, produk Konversi atal energi dari fimbah padat. Pembuangan akhir Kegiatan yang berhubungan dengan pembuangan limbah Padat, meliputi : 2.) Pembuangan dan pengangkuatan limbah ke landiit, b.) Limbah semipadat (lumpur) dari sistim pengolahan limbah, ¢) Sisa pembakaran 4.) Kompos .) Substansi lain dari proses-proses pengoiahan limbah. ‘Sumber Environmental Enginasring- REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT ee 2, Timbulan Limbah Padat Jumiah timibulan limbah padat yang dihasilkan suatu kota sangat tergantung dari jumtah penduduk dan aktivitas masyarakat yang ada di daerah tersebut. Sedangkan jumlah ttimbulan limbah padat yang dihasilken dari pasar atau pertokoan tergantung dari Iwas bangunan dan jenis komoditi yang di jual di pasar tersebut. Untuk menentukan timbulan limbah padat sampah umumnya dipakai ukuran volume yang dinyatakan dalam m? perhari (m?/hari) ateu dalam ukuran berat sampah yaitu ton per hari (ton/hari). Penetapan ukuran berat dan volume erat kaltannya dengan jenis angkutan yang di pakai serta kelvatan dai vadan jalan yang ditaluinya, Biasanya tukuran berat yang Sering digunakan dalam menentukan jumlah timbulan limbah padat, karena sangat berpengaruh dalam hal batas atau limit beban jalan raya. Limbah padat di TPA (tempat pembuangan akhir) pada umumnya lebih sedikit jumlahnya dari pada jumiah yang berasal daari sumbemiya. Hal ini dikerenakan adanya pemungut/pemulung sampah yang mengambil benda-benda yang masih dapat dimanfeatkan atau berilai ekonomis {kertas; kaca, botol) atau masih adanya tanah terbuka yaig mempunyai kemampuan menyerap sehingga terurai Secara alami. Dalam perencanaan periu diketahui produkst sampah untuk waktu mendatang. Perkiraan produksi sampah pada tahun — tahun mendatang, perlu disesuaikan dengan ‘tingkat aktivitas dan produktivitas industri serta pemasukan per kapita, Pengukuran sebaiknya cilakukan dengan jangka waktu yang lama dan berkesinambungan atau paling sedikit dilakukan dua Kall datam tahun contoh (musim kemarau dan hujan), sebingga dapat diketahui fluktuasi besamya sampah yang mendekati kebenaran. Dari hasii pengukuren secara sampling akan didapatkan rata-rata laju timbulan sampah kota, balk dalam jurlah satuan berat (kg/kapita/hari) atau dalam setuan volume (It/kapita/tari). Limbah padat terdiri atas zat padat atau semi padat yang diperkirakan tidak lagi di nilai ccukup balk untuk berada di sebuah lingkungan tertentu, Tetapi bisa saja limbah tersebut bemilai enting pada tempat lain. 2.4, Laju pertumbuhan limbah padat. Laju pertumbuhan limbah padat untuk daerah perkotean dan industri ditunjukan oleh tabel 10.2. REKAYASA LINGKUNGAN MODULX: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT ‘abel 10.2. Laju Pertumbuhan Limbah Padat Daerah Komersil Dan Indust. ‘Sumber nit Ukuran Gedung pestantoran a. Osta Restoran Ra/kongumen hart OnOe Makanan dingin dan kalengan | Ton/ton produk segar 0,040.06 Percatakan dan publishing | Ton/ton Kertas mentah 0,08-0,10 ‘Automotf "Ton/kendaraan diproduksi 06-08 Pengolahan minyak Ton/karyawan. fart 0,04-0,05 Karet Tonfton Karet meftah 0.0103 Sumber: Environmental Engineering . Data ini belum dapat dijaditan rujukan karena pada kenyateannya perubahan yang terjadi ‘sangat cepat. Tetapi dapat diguitalan untuk perkiraan perhitungan yang akan datang. 2.2. Perkiraan produksi limbah padat. Jumlah dan komposisi limbah digunakan sebagai salah satu informasi pokok dalam: perencanaan pengelolaan dan sistem pengoperasian limbah padat. Tetapi jumlah dan komposisl secara pasti sangat sulit ditentukan, disebabkan pengukuran dilakukan pada area pembuangan. Metode perhitungan yang cukup valid untuk dijadikan pedoman, yaitu : a. Analisa Load-Count. Pada metode ini, jumlah dan komposisi fimbah padat ditentukan berdasarkan perkiraan volume dan komposisi limbah secara gars besar yang di bawa ke area pembuangan atau stasiun pemindah pada jangka waktu tertentu. Total bobot dan pembagian berdasarkan komposisinya ditentukan dengan menggunakan data berat jenis rata-rata setiap kategor imbah. b. Analisa Mass-volume ‘Metode ini hampir sama dengan metode sebelumnya, hanya bobot setiap materialnya juga diukur. 2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi limbah padat. Limbah padat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : eee REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT —————————— 8. Letak geograis b. Musim tahunan ¢.Frekueisi pengumputan d. Penggunaan dapur penggitingan limbah fe. Karakteristik populasi f. Tingkat penyelamatan dan daur wlang 9. Perilaku masyaraket umum h Perundang-undangan, 3. Penanganan Setempat, Penyimpanan dan Pemrosesan. Penanganan selempat, penyimpanan dan pemrosesan limbah padat dilakukan diarea sekitar sumber sampah, 3. . Penanganan Setempat Penariganan setempat yang dimaksudkan adalah penanganan limbah padat yang dilakukan dengan cara memindahkan wacah yang bermuatan ke titik pengumpul dan mengembalikan wadah kosong ketitik sernula. Lmbah Padat Rumah Tanga. Biasanya limbah padat rumah tangga yang tertimbun di dalam dan sekitar perumahan dengan kepadatan rendah dan sedang, diletakken pada tempat penyimpanan yang Iwas dan ‘menunggu agen pengumpul memindahkannya. Pada perumahan dengan tingkat kepadatan tinggi (rumah susun), limibah diketola dengan cara : = ditangani oleh bagian pemefharean gedung atau di angkut dari tiap-tiap lantai_yang kemudian dikumpulkan dilantai dasar. + Dikumpulkan di lantai dasar oleh penyewa. = Ditempatkan oleh penyewa pada tempat pengumpul yang di desain seperti peluncur dengan bukaan pada tiap lantalnya. Limbah Padat Industri Pada bangunan-bangunan industri dan perkantoren, biasanya limbah dikumpulkan dalam wadah yang cukup besar dan terlindung. Wadah ini dipindahkan oleh sebuah alat pemindah ‘dan dikosongkan menu: = Wadah penyimpanan yang lebih beser. = Pemadat yang dinubungkan dengan wadah penyimpanan. - _ Pemadat yang statis dan dapat mendorong limbah ke kantong atau wadah tertentu. ———— EEE x-8 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT EES = Peralatan lain seperti tempat pembataran sampah. Penyimpanan Setempat. Untuk penyimpanan setempat ini, faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah: 1. Macam wadah yang digunakan. 2. Lokas! wadah 3. Pusat kesehatan umum dan estetita 4. Metode pengumpulan yang digunakan Wadah (Container), Pada tingkat yang lebih Was, jenis dan Kapasitas wadah yang digunakan ditentukan berdasarkan karakteristik limbah, frekuensi pengumpulan dan jarek antara sumber dengan tempat diletakkannya_wadah tersebut. Tipe dan kapasitas dari masing-masing wadah yang digunakan sesvai kebutuhan dipertihatkan pada tabel 10.3. ‘Tabel 10.3 Data Jenis dan Ukuran Wadah Kapasitas Tipe wadah Unit. Rata-rata_| Tipikal Kapasitas wedi Plastik atau logam (tipe kantor) L 16-40 28 Plastik atau logam galvanized L 75-150 120 Barrel: plastik, aluminium atau fiber t 75-250 120 Wadah plastik L 300-380, 340 Kantong_kertas ukuran standar yang dapat dibuang dan v 75-210 120 tahan bocor. Kantong plastik yang dapat dibuang. L 50-150 120 Yapasitas sedara Side stau top loading mw 0,75-9 3 Kapasitas besar ‘Terbuka diatas, rol off Me 9-38 7 Digunakan dengan compaktor pemisah we 15-30 23 Dilengkapi dengan mesin compaksi otomatis ” 15-30 23 Trailer, terbuka atas w 1530 2 ‘Tertutup, dilengkapi dengan mesin pendorong otomatis me 15-30, 22. ‘Sumber : Environmental Engineering REKAYASA LINGKUNGAN MODULX : SISTEM REKAYASA PENGOLAAN LIMBAH PADAT —S— ——————— Lokasi Wadah Di daerah-daerah perumahan baru, tempat sampah biasanya diletakan berdekatan dengan rumah. Sedangkan’pada perumahan lama, tempat sampah terletak di lorong-lorong. Pada gedung berlantai rendah, sampah diletakkan pada lantai dasar atau bawah tanah. Lokasi wadah pada daerah industri biasanya diletakkan pada jarak yang terjangkau dan memiliki akses pelayanan agen ‘pengumpul yang baik, Wadah limbah pada daerah industri biasanya di kelola bersama olen pemilik industri dengan agen pengumpul. Gambar 10.2 menunjukkan contoh lokasi wadah di komplek apartemen. Gambar 10.2. Lokasi Penyimpanan Wadah di Komplek Apartemen 3.3. Proses Pengolahan Limbah Setempat. Pengolahan limbah setempat yang dimaksudkan adalah bahwa dilokasi tersebut limbah \padat diproses lebih lanjut. Proses setempat berupa memanfaatkan kembali material yang masih dapat dipakai dari limbah, mengurangi volume atau untuk mengubah bentuk fisiklimbah. Proses ‘operasinya meliputi: seleksi secara manual, pemadatan dan pembakaran sampah. Limbah padat tersebut diseleksi dan dikelompokkan menurut pemanfeaten dan jenis pemrosesan lanjut. Pemadatan ditakukan untuk mengurangi volume tumpukan limbah padat sehingga dapat disimpan Dalam Sistem Penggumpulan Limbah Padat Ciaran rata-rata Pengangkut Tipe wadah pengumapul dari kapasttas wadah, m? Hauled-coniziner sistem Tiberame ‘Terbuka biase, Gsebut debris Pores 340 Menggunakan ‘konjungsi ‘dengan 10-30 kompaktor statis Dilengkapi dengan mesin kompaktor 15-30 pengumpul Tk wakor TTerbuka basa 1030 ‘Trailer tertutup dilengkapi dengan mesin’ 15-30 kompaktor pengumput Sistem container statis ‘Kompaktor, “Terbuka biasa dan tertutup dan sisi beban 0,68 pembebanan mekanik Kompaitor, lasik Kec atau wadahlogam| 72008" pembebanan manuat | galvanizad, Kertes yang tahan bocor dan kantong plastik *iter # pembebanan mass dari wadah tidak boleh lebih dari 30 kg Sumber ; Environmental Engineering REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT Gambar 10.4, dan 10.5 masing-masing_mempertihatkan contoh wadah pengumpulan untuk daerah perumahan dan daerah komersial - Gamber 10.5. Pengumpulan Limbah Untuk Daerah Komersil (Environmental Engingering ) X-16 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X : SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT . Penentuan Tenaga Kerja Dan Mesin Yang Memenuhi Syarat. Aktivitas yang termasuk dalam pengumpulan limbah padat terbagi menjadi empat kategori, yettu : 1. Pengambilan. 2. Pengangkutan 3. Pembuangan 4. Istirahat (off route) ‘Operasional dari /auled-container dan sistem stationary-container diperiinatkan pada gambar 10.6 Pick up loaded Deposit empty % container container Load contents from ‘container(a) at pickup tocation Solld wastes _imt# collection vehicle ue pickup Hocation Empty collection vehicle from dis- patch station, h Drive empty cole lection vehicle to beginning of next collection route for return to éis- patch station Gambar 10.6. Sketsa Definisi Untuk Sistem Pengumpulan Limbah, a)hauled-container den b)stationary-container. (Environmental Engineering ) REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT eel Hauled-Container System Waktu yang dibutuhkan selama perjalanan dan juga wakta yang dibutuhkan kontainer ‘untuk mengambil, membuang dan waktu pengangkutan dapat dihitung dengan rumus dibawah ini: The = (Pres + 5 + 8 + bx) (0-1) Dimana : Ths = waktu setiap perjalanan untuk HCS (jam/perjalanan) Pra = Waktu pengambilan setiap perjalanan untuk HCS (jam/perjatanan) 's = waktu pembuangan (jam/perjalanan) = konstanta pengangkutan (jam/perjalanan) b = konstanta pengangkutan (jann/km) x = jarak pengangkutan (km/perjalanan) Waktu pengambilan di perjalanan Pha adalah : Ph = PC + uC + doe (10-2) Dimana : pc = waktu yang dibutuhkan untuk mengisi wadah (jam/perjalanan) uc = walt yang diperlukan untuk membongkar muatan (jam/perjalanan) dbe = waktu rata-rata yang digunakan untuk mengendaral antar lokasi wilayah Gam/perjatanan) ‘abel 10.5. Nilai Koefisien Konstanta @ dan b Untuk Sistem Haul Dates kecopatan a Gg Keay Gla Hite ical ea w 5 Dar ‘Oi ais 7 oy mz oar To e = ‘0s O18) o0s @ B 0085 O05 ae Sumber? Enviranmantal Engineeriag REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAMAN LIMBAH PADAT Nee ee ee ee eee ee ene eee ee eee EEE Banyaknya perjalanan yang terjadi per hari ditentukan oleh persamaan berikut Na = [C-W)H~ (tr + te)] / (Pres +5 + @ + bx) (10-3) Dimanas ‘Ng = banyak perjalanan per hart, perjalananyhar W = faktor istiranat, antara 0,1 samgai 0,25 (yang sering dipskai 0,15) H = jam kerja ty = waitu dari tempat perhentian pertama ke lokasi wadah, jam te = waktu dari [okasi wadah ke perhentian pertama, Jam. Stationary-Containes System Untuk sistem yang menggunakan mesin kompaktor mekanik, waktu perjalanannya adalah : Tus = (Puc + $+. + Bx) : (10-4) Dimana : Tn = waktu setiap perjalanan untuk SCS, jamytrip Pg = waktu pengambilan setiap perjalanan untuk SCS, jam/tnp ‘Waktu pengambilan perjalanan adalah : Prg™ GUC + (My _ 1) (dc) Ges) Diana : = banyak pesjalanan wadah kosong setiap perjalanan, wadahy'trip uc = waktu yang dipertukan untuk membongkar muatan, jarm/trip dbc = waktu rata-rata yang digunakan untuk mengendarai antar tokasi wadah, Jamysip , = jumiah lokasi wadah pengambil setiap perjalanan, wadahytrip Banyak wadah Kosong setiap perjalanan dapat dikitung dengan persamaan berikut: SE aEEEEEEEEEnemmnmnmeeeeeeed X-19 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAMAN LIMBAH PADAT ————— Ctevrict (1-6) Dimana : v= volume kendaraan pengambil, m*/trip = rasio pemadatan = volume wadah, m?/container f = faktor efisiensi wadah Banyaknya perjalanan perhari dapat ditentukan sebagai berikut: Nd=Vd/vr (10-7) Dimana : Vé = volume limbah per hari Kombinasi perjalanan per hari dan ukuran kendaraan dapat ditentukan dalam hubungan analisa ekonomi, yaitu : He[(tL +2) +Ns Pa tstatbyy/(1-W) (10-8) Stationary-Container Systems (Pembebanan Manual) Dengan menggunakan sistem ini jumiah pengambilan di lokasi dapat dibawah ini = Dimana : Np = 60 Pace 1 / ty (10-9) Np 60 Pass a a = jumlah pengambilan di setiap setiap perjalanan, lokasi/trip faktor konversi dari jam ke menit, 60 menit/jam = waktu pengambilan setiap perfalanan, jam/trip = jumiah pengambifan =waktu — pengambilan —setiap~—okasi_—_pengambilan, pengumpulan.menit/lokasi ‘Sedangkan waktu pengambilan apabila ada 2 orang pekerja adalah : REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X : SISTEM REKAVASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT S=— —————— EEE tp = 0,72 + 0,18 Cn + 0,014 PRH (10-10) Dimana : tp = waktu pengambiian rata-rata setiap lokasi _pengambilan, pengumpulan.menit/lokasi. Ca = Jumlah rate-rata wadah setiap lokasi pengamibilan PRH = lokasi pengambilan rear-of-house (%) ‘Waktu ini tentenya sangat tergantung pada keadaan perumahan. Nila 1 pekerja juga harus memenuhi kondisi lapangan. Biasanya waktu pelayanan sekitar 0,9 menit/pelayanan dimana pelayanan tak terbatas yang diberikan. Volume kendaraan pengambil dapat dihitung sebagai berikut : (10-41) dirmana : v= volume kendaraan pengambil, m*/perjatanan \V, = volume limba setiap lokasi pengambilan, m?/lokasi Np = juriah iokasi pengambilan setiap perjalanan, lokasi/perjafanan = rasio pemadatan Perencanaan Rute. Untuk merencanaka rute yang tepat diperiukan empat langkeh, yait 1. penentuan peta lokasi 2. pengumpulan data 3. penentuan awal rute dimulai dari stasiun pengiriman atau lokasi tempat mesin engumpul 4. mengembangkan rute yang seimbang. 5. Pemindahan dan Pengangkutan. Pemindshan merupakan fase yang dapat melepas Ketergantungan antara fase pengumpulan dengan fase pengangkutan dengan tujuan meningkatkan efektvitas masing-masing fase. Fase pemindahan ini tidak dipertukan untuk pola pengumpulan langsung. REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT ———————————— a. Stasiun Pemindahan (Transfer) I: ‘Tempat pertemuan peralatan pengumpulan (gerobak) dengan peralatan pengangkutan dan dapat merupakan’ tempat penyimpanan alat kebersihan, bengkel sederhana dan kantor wilayah/pengendalian. Luas : 200 m? b Stasiun Pemindahan (Transfer) II: ‘Tempat pertemuan peralaten pengumpul gerobak dan peralatan pengangkutan. Dikarenakan sulit didapatnya lahan untuk stasiun transfer tipe T, maka hanya merupakan tempat parkir gerobak- gerobak saja. Luas SO~100 m?, ©. Stasiun Pemindahian (Transfer) £1: ‘Tempat pertemuan gerobak dengan kontainer besr (6-10 m1) atau lokasi penempatan container komunal (1-10 m*). Luas 2-10 m’, Di dalam stasiun pemindahan aktivitas di dalamnya adalah adanya kegiatan pemindahan dan pengangkutan). Perangkat yang diperiukan dalam stasiun pemindahan mencakup : peralatan, fasilitas, kelengkapan peralatan yang ada. Contohnya antara Iain gerobak sampah, kontainer, sekop, truk sampah, bak penampung sampah, dll. 5.1. Stasiun Pemindahan \Jotuk mendesain stasiun pemindahan ada empat faktor yang harus dipertimbangkan, veitu: a. Jenis operasi pemindakan yang digunakan, b. Persyaratan kapasitas Kapasitas operasional sebuah stasiun pemindahan harus dapat menampung kegiatan pemuatan dan pembongkaran limbah padat dalam waktu yang singkat. Dikarenakan meningkatnya biaya peralatan pengangkutan, analisais kapasitas operasional stasiun transfer ini harus diperhitungkan dengan cermat, termasuk peralatan yang mendukung dan tenaga kerja yang dipakal. c. Persyeratan peralatan dan perlengkapannya. \Neraca atau alat pengukur limbah padat harus disediakan pada semua stasiun pemindahan Untuk memenitor sistem operas! dan meningkatkan manajemen dan rekayasa data yang bermanfaat. di, Persyaratan lingkungan, REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X : SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT ——_——————————————— Pad stasiun pemindahan yang modem, material yang digunakan untuk konstruksinya. harus mudah dirawat dan dibersihkan. Alat-alat pelindung juga harus digunakan agar penimbunan limbah padat di tempat sekitar stasiun dapat dihitangkan. ‘Stasiun pemindahan di bagi menjadi tiga tipe, yaitu = 1. Penyalur langsung; limbah dari mesin pengumpul biasanya dikosongkan secara fangsung oleh mesin yang digunakan untuk memindahkan limbah ke pembuangan terakhir. Contohnya dapat dilihat pada gambar 10.7. Collection Truck with Discharge container i hopper Joaded position Nee vehicte Lange-capacity transfer container Gambar 10.7. Tipe Penyaluran tangsung (Environmental Engineering ) 2. Penyalur penyimpanan; limbah dikosongkan ke sebuah tubang penyimpanan atau iletakan ke atas platform dari tempat limbah di muat, lalu dimasukan ke sebuah mesin ‘yang dilengkapi dengan berbagai alat peribantu. Contohnya dapat dilihat pada gambar 10.8. 3. Penyalur kombinasi; metode ini paling sering digunakan. Biasanya mesin ini dibuat dengan multifungst untuk melayani daerah yang lebit luas. REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLANAN LIMBAH PADAT tem So esc o separ Se sete seta eding td eption “SE Shested std wane Sz Fenou meine Saye “Sa Sots ee 1 comprcter Gambar 10.8, Tipe Penyalur Dengan Penyimpanan (Environmental Engineering ) 5.2, Kapasitas Yang Ditetapkan. kriteria yang digunakan untuk menentukan kapasitas stasiun pemindahan adatah bahwa roses pemindahan dan pengangkutan dapat terjadi dengan leluasa dan memakan waktu yang tidak lama atau menuggu dalam waktu lama. Dalam banyak kasus, menangan| limbah pada jam uncak adalah tidak efektif untuk Keperiuan desain setasiun pemindahan. 5.3, Perlengkapan dan Perafatan Yang Ditetapkan. Tipe dan jumlah dari peralatan yang ditetapkan beragam dan disesuaikan dengan kapasitas stasiun pemindahan. Stasiun pemindahan ini juga berfungsi sebagal kantor pengelotaan limbah padat di mana kegiatan monitoring, peencatatan yang baik ada di sini. 5.4 Lingkungan Yang Dibutuhkan, Kebanyakan, stasiun pemindahan yang modern berupa lahan yang tertutup dan Konstruksi materiainya terawat dan bersih. Untuk transfer penyaluran langsung dengan area terbuka, perhatian khusus harus diberikan untuk masalah penumpukan Kertas. 5.5, Lokasi Stasiun Pemindah. Jika memungkinkan, stasiun pemindahan sebaiknya ditempatkan = sedekat mungkin dengan sumber limbah padat = memiliki akses yang baik - _ berdampak negatif minimum pada lingkungan dan masyarakat sekitar, = ekonomis. 5.6, Peralatan Pemindahan Dan Metode Yang Digunakan, Peralatan pemindahan yang digunakan antara tain + 1. Kendaraan bermotor, dengan kriteria : a. biaya rendah_ b. limbah hanus terlindung selama proses pengangkutan .kendaraan harus didesain untuk beroperasi di alan raya. d. Kapasitas kendaraan tidak boleh kurang dari batas berat yang ditentukan. 2, metode pengosongan harus sederhana. ‘Transportasi dengan jalan rel, biasanya digunakan pada daerah yang terpencil di mana Jalan raya tidak ada. . ‘Transportasi air, berupa kapal, perahu dan kapal-kapal khusus digunakan untuk memindahkan limbah padat ke lokasi pemrosesan di daerah pinggir laut dan daerah pembuangan dekat perairan. “Transportasi dengan bantuan air. Sistem transportasi bertekanan udara rendah dan pipa hampa udara banyak digunakan pada pemukiman dengan kepadatan tinggi dan daereh- daerah komersial. Kawasan yang telah menggunakan sistem ini adalah Walt Disney Worid Amusement Park di Orlando, Florida. Teknik Pengolahan Limbah Padat. Pengolahan limbah padat bertujuan untuk : 2. Mengembangkan efisiensi dari sistem pembuangan, b. Untuk memulinkan sumber daya (materiai-material beryuna) c. Mempersiapkan material untuk pertindungan produksi dan energi. Faktor-faltor yang harus dipertimbangkan pada evaluasi peralatan pada proses setempat. antara lain + 2. Kemampuan alat. b. Ketahanan alat ‘c. Pelayanan yang diberikan dan kegunaannya REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT d. Keamanan @, Kemudahan penggunaan alat f.Efisiensi dari alat 9. Dampaknya terfiadap tingkungan h. Dampak terhadap Kesehatan, estetika dan ekonomis ‘Teknik pengolahan meliputi : .Pengurangan volume limbah secara mekanis. Mesin yang digunakan ditengkapi dengan mekanisme pemadatan. agar tidak memakan_ tempat pada lahan pembuangan. b. Pengurangan.wvolume dengan menggunakan panas. Dengan pembakaran, volume limbah dapat dikurangi sampai dengan 90 % ¢. Pemisahan Komponen limbah secara manual. Proses ini dilakukan pada stasiun pemindah, stasiun pusat pemrosesan atau pada lahan yembuangan. Cara ini baik ‘untuk mendapatkan material-material yang masih bisa digunakan. 7. Pembuangan Akhir. Pembuangan akhir dilakukan untuk menangani limbah dalam waktu yang cukup Jama, yaity : a. Limbah yang tidak memiliki kegunaan lagl. Material sisa fimbah padat setelah diproses, Material sisa setelah proses deur ulang dan energi yang ada sudah tidak tersisa. Landiiling adalah metode yang banyak digunakan untuk menangani limbah perkotaan, -sedangkan untuk limbah-limbah industri digunakan /andfarming dan deep-well injection. 7.1, Landfilting Dengan Limbah Padat. Landing meliputi pengawasan terhadap limbah pada ci atas atau di dalam lapisan tanah. Berbagei aspek yang harus dipertimbangkan dalam penerapan metode ini adalah : a. Faktor Pemilitian Lahan. Fakéor —faktor yang mempengaruhi pemilihian tokasi ditunjukan pada tabe! 10.6. REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT ————————————————— ‘Tabel 10.6, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Landffiling. Faktor Keterangan Kondisi Tahan Tahan farus bermanfaat untuk Kepentingan umum dan : lebih besar dari 1 yard. i Jarak pengangkutan Memiliki keuntungan yang berart! pada biaya operasi. Kondisi tana" dan | Material pelindung harus terjangkau dari Iokasi topoarafi Hidrologi air permukaan —_} Memenuhi persyaretan drainasi i Kondisi _geologis dan | Memenuhi persyaratan penting dalam pengadaan lahan hidrogeotogis enimbunan, terutama pada persiapan lahan. Kondist Kimatologt Pefigujan operasional harus dilakukan pada musi hujan Kondisi Tingkat Kebisingan, bau, debu, vector dan estetke harus setempat ‘memenuii persyaratan Kegunean _maksimum | Memperhitundkan efek dari manajemen jangka panjang Jahan bag! lahan, Sumber : Environmental Engineering Pemilinan akhir dari tokasi lahan pembuangan didasari oleh hasil penelitian pendahuluan, iciteria desain dan biaya serta dampaknya terhadep lingkungan. b. Metode operasional Metode ini terdiri dari tiga macam metode, yaitu = © area method. Digunaken jika lahan tidak cocok untuk dilakukan pengerukan. Operasi penimbunan biasanya di mulai dengan membangun bendurgan untuk tempat limbah dengan lapisan yang tipis dan dipadatkan. Metode area ini dapat di hat pada gambar 10.9. REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT “ Partially completed —e TT ond lite Portable fence Eartnen, tevee or berm oe fo eaten blowing ‘Sebris Compacted satie wastes {n'a completed eel Gambar 10.9, Area Method Landfiling Limbah Padat (Environmental Engineering). + Trench method Cocok untuk daerah di mana kedalaman material pelindung cukup tinggi dan air di bawah permukaan tanah. Pada metode ini yang dilakukan adalah penempatan limbah pada trench, diratakan dengan lapisan tipis dan kemudian dipadatkan. Gambar trench, rethod dapat dilinat pada gambar 10.10. maida the treme Tcompicted cel Gambar 10.10. Trench Method Lendfif imbah Padat.( Environmental Engineering ) REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT ————_—__[__ ‘+ Oeppression landtll method Dilakukan pada daerah yang secara alami memilki daerah cekungan (lebih dari daerah- daerah disekitamya). Masalah yang sering dinadapi jIka menggunakan metode penimbunan adalah masalah kontaminasi terhadap air tanah, penyabaran bau busuk dan stabilitas stuktur tenah. Daerah basah seperti rawa, daerah pasang surut, kolam atau daerah penambangan sering digunakan dan untuk itu pertu dilakukan perlindungan khusus untuk menghilangkan rembesan dari air limbah padat (/eachate) atau pelepasan gas, seperti penggunaan lapisan lempung atau lapisan dari bahan yang lain. c. Pelepasan gas-gas dan rembesan /eachate serta zat-zat di tanah. Hal-al yang terjadi pada saat timbah padat dimasukan ke dalam tanah adalah : + Pembusukan mateial organis secara biologis. + Peristiva oksidasi senyawa kimia yang terkandung datem Jimbah, ‘+ Pelepasan gas-gas dari dalam tanah, + Pengaliran zat calr yang disebabkan perbedaan ketinggian (level) + Pelarutan material organi dan non orgenik oleh air dan perembesan di dalam tanah, : + Pengaliran material yang telah terurai karena kemiringan tanah dan csmosa + Pergeseran yang tidak rata akibat tanah mengalami konsolidasi. 4. Penanganan dan pengawasan terhadap gas-gas dan rembesan leachate. Gas-gas yang dapat ditemukan antara lain : udara, amonia, karbondioksida, karbon monoksida, hidregen, hidrigen sulfida, metana, nitrogen dan oksigen. Lebih dari 90% gas-gas yang Gilepaskan ke udara mengandung metana den karbon dioksida. Kurang febin 40 % nya ditemukan pada jarak 120 m dari permukaan tanah. Sika konsentrasinya melebihi bates, ‘metana dapat terakumulasi di sekitar permukaan tanah. Sedangkan kerbonioksida yang ‘memiliki berat jenis lebih besar akan bergerak melalui bawah tanah. Leachate didefinisikan ‘sebagai cairan yang dihasilkan dari limbah padat. Cairan yang berada dalam tanah di daerah enimbunan, berasal dari pembentukan kembali limbah padat dan sumber-sumber external, seperti : drainasi, hujan, air tanah, air dan mata air. Data kandungan bahan kimia yang terdapat dalam leachate ditunjukan pada tabel 10.7. REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X : SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT ————E—EE—— ‘Tabel 10.7. Komposisi Leachate Dari Landfill ‘Nila, Mg/t* Kandungan Tkaran? Tipikat BODS 72000-30.000 10.000 TOC 1500-26.000 ‘e000 CoD y 3000-45.000 18.000 135 7200-1000 ‘500 ‘Organik nitrogen 10-600 200 “Amonia nitrogen 10-600 200 Nitrate 540 3B Total phospor 170 30 ‘Oithophespor T50 0 ‘Aialinity, CaCO TO00-10.060 3000 PH 3385 6 Total Kebasaan, CaCO 300-10.000 3500 Calcium 200-3000 1000 ‘Magnesium 30-1500 250 Potassium 200-2000 500 Sodium 700-3000 500 Kiorida 00-3000 500 [ Sulfate 100-1500 300 Besi total 50-600 0 ‘Sumber : Environmental Engineering * kecvall ph + nilaf rata-rata yang ditunjuken, Nilai maksimum dilaporkan dalam fiteratur untuk beberepa kandungan, 7.2. Pengawasan Terhadap Aliran Gas. REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT ———————————————— Pergerakan gas dapat di Kontrol dengan mendirikan bangunan penghalang, lubang udara dan pelindung udara. Untuk mengawasi pergerakan udara secara lateral digunakan lubang udara yang terbuat dari taterial yang dapat di tembus air, cortohnya adalah batu kerikil, Untuk tanah yang berdekatan dengan saluran drainasi, digunakan bangunan penghalang yang terbuat dari material kedap air. Pada sistem yang menggunakan pelindung udara, Jeachate dikumpulkan dan di daur ulang ke permukaan tanah dan disalurkan Kembali Ke pipe-pipa penyaringan yang ditempatkan pada saluran-saluran drainasi. Compacted solid waste NEES SN S SE SS Si SSS SSS MW Impervious clay, Impervious ines (emanufactzzed) linee ‘Leachate coltection np (leachate is imped to nearby Sewer or to separate ceaimtent plant) Gambar 10.11. Landi Yang Didesain Untuk Mencegah Pergerakan Gas dan Leachate. (Environmental Engineering ) 7.3. Pengawasan Terhadap Aliron Leachate. Pada kondisi normal, /eachate ditemukan pada Jandfill Aliran diteruskan melalui lapisan bawah, kadang disertsi dengan aliran dari arah lateral, tergantung karakteristk material di sekitamya, Untuk menganalisa rembesan rata-rata dari /eachate digunakan Hukum Darcy's dengan mengasumsikan material di sekitamya jenuh sempuma. Aliran leachate yang di hitung dengan kondisi tersebut bernilai sama dengan koefisien permeabilitas leachate, dan nilal yang dapat digurakan untuk tyjuan desain. Zat-zat kimia dan biologi yang terkandung dalam /eachate ‘dapat dikurangi dan di serap oleh material yang membentuk lapisan bawah tanah, sehingga sangat ‘tergantung pada karalteristik tanah terutama kandungan lempungnya. Penggunaan lempung merupakan metode yang terbaik untuk mengurangi atau menggantikan fungsi_penyaring. Penggunaan membran juge sering digunakan tetapi membutuhkan biaya yang lebih mahal. REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT EEE 7.4. Desain Dan Operasional Landfill. Perimbangan yang penting dalam mendesain dan mengoperasikan /andtfif menyangkut : 3. persyaratan lahan. . denis imbah yang ditangani ¢. Evaluasi potensi perembesan 4d. Desain dranasi dan fasilitas pengawas perembesan . Pengembangan perencanaan umum operasional. f. Desain perencanaan pengisian limbah. 9. Penentuan persyaratan peralatan yang digunekan. Lokasi yang di pilih harus ditengkapi dengan : akses jalan, tempat perhentian peralatan, neraca atau timbangan (jika diperlukan), tempat penyimpanan untuk timbah Khusus, tempat tapisan tanah cadangan dan penanaman pohon. Rencana operasi dapat di lihat pada gambar 10.11. Active filling Compieted fill brea (Bry weather) pte Gay weaines) Permanent = Movabte propery, ZA prope ( tence Drainage y ‘To drainage: aiken Soon Atvweather deta rod Sone Gomory rope Active Peony tie \ wohkeo $ Commplersa Pants 2 wer ioe Hh, 2 Serine sertenine NOEs 020 0h oat ud a =e Recveling aca 5 employes and wrsktoem Holding srez Employer feates forspeciat equ wastes raved access route ‘Gambar 10.12. Tipe Operasional Rencana Landffi! (Environmental Engineering ). REKAYASA LINGKUNGAN MODUL x: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT ‘Aletalat yang digunakan adalah crawier dan traktor rubber-tried, scranper, Kompaktor, dragiine ‘dan motor grader, Gambar 10.13. Macam-macam Peralatan Yang Digunakan Pada Sanitary Landi! (Environmental Engineering ) Faktor individual yang penting dan harus dipertimbangkan dalam mendesain dan mengoperasikan /andiilfditunjukan pada tabel 10.8, REKAYASA LINGIUNGAN ‘SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT ‘Tabel 10.8. Faktor Penting Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Mendesain dan Mengoperasikan Landfill Limbah Padat. Faktor Gambaran ‘Akses desain ‘Akses Jalan ke landfill, jalan sementara Desein cel dan Konstruksi | Tergantung dari metode landfill dan gas yang kan dihasiixan. Penghalang material Kegunaan maksimal akan material alami, Kire-kira 1m? dari penghalang material akan dibutuhkan untuk setiap 4 ~ 6 m? limbah padat; Drainase » | Membuat drainase untuk melindungi air permukaan; perawatan 1-2 % dalam pencegahan perembesan. Peralatan yang dibutuhkan | Berukuran macam-macam sesual landfill Pencegahan kebakaran ‘ir setempat, ka Udak dapat, outlet harus di buat sejelas- jelasnya; pemisahan cell dapat mencegah merambatnya api jka terjadi pembakaran. “ Perlindungan air tanah_ Dilengkapi dengan lapisan kontrol Jeachate dan monitor untuk gas dan air tanah. ‘Area tanah "Area haruscokup Tuas untuk aenampung selurah limbah minimum 1 yrtetapi lebih balk 5 ~ 19 yr. Metode landfill Menyeleksi metode akan mendapatkan pelindung yang tepat. ‘Kontro! sampah ‘Menggunakan pagar untuk area yang berlebih: ‘Rencana operasi ‘Dengan atau tanpa pembuangan awal dari penolahan lumpur dan recovery gas Penyebaran dan pemadatan | Penyebaran dan pemadatan limbah untuk 0,6 m (2 ft) lapisan. ‘Area pembongkaran Dipertahankan kecil, dibawah 30 m (100 ft) ‘Operasi telekomunikasi Telepon untuk darurat. Wart dan operasi kena Biasanya 5 — 6 hari/minggu dan 6 — 10 jamjheri. Fasiitas karyawan Ruang istirahat dan air minum harus diberkan. Perawatan peralatan. Perfindungan fharus diberikan untuk perawatan alatalat ‘Catatan operasional Transaksi dan pembayaran Barang-barang yang | Tidak ada; barang-barang harus dijauhikan dari area; Gdak ada diselamatkan barang berharga dilokasi. Neraca, timbangan Penting untuk laporan. ‘Sumber : Environmental Engioeering . ee a X-34 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT 7.5. Landferming. Landffarming adalah metode pembuangan di mana proses biologi, kimia dan fisika yang terjadi di permukaan tanzh digunakan untuk material yang dapat dihancurkan (biodegradable) ‘pada limbah industri, Limbah-limbah organik yang ditambahkan ke dalam tanah mengalami proses- proses berikut : 1, Berdekomposisi secara kimia, 2, Melarut ke dalam air dan limbah aslinya. 3. Penguapan komponen-komponen tertentu dari limbah asi dan produk yang terdekomposisi. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam /andfarming adalah: 1. komposis! limbah. 2. Kesesuaian antara limbah dengan tumbuh-tumbubian kecil yang berada di alam tanah. 3. Persyaratan lingkungan meliput : kadar oksigen, temperatur, pH dan zat-zat non organik. 4. Kadar kelembaban pada limbah, Landfarming sangat cocok untuk limbah yang mengandung unsur-unsur organik dan. tidak mudah merembas pada saat perubahan biologis terjadi. Contoh limbah yang cocok untuk metode. ini adalah limbah minyak dan lumpur. 7.5.1. Deep-Well Injection, Deep-well injection adalah metode pengolahan limbah cair (limba yang mengandung bahan-bahan berbahaya) yang menggunakan cara penyuntikan limbah ke dalam lapisan batuan atau lubang dalam tanah. Untuk melindungi sumber air dalam tanah, casing tempat saluran limbah cair harus diletakkan di bawah sumber air dan dilapisi dengan semen pada dindingnya. ©. LATIHAN 1, Limbah padat dari area komersial dikumpulkan dengan menggunakan sistem pengumpulan ‘Stationary container dengan 4 kontainer, Tentukan kapasitas truk dengan kondisi = - ukuran kontainer = 4m? + faktor utilization kontainer 0,75 REKAYASA LINGKUNGAN MODUL. : SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT 3. = jumiah rata-rata kontainer masing-masing lokasi 2 ~ ratio pengumpulan-pemadatan = 2,5 ~ waktu intirahat kontainer 0,1 jam/kontainer ~angka perjalanan rata-rata antara lokasi kontainer O,d jam + jarak one-way hau! = 30 km = batas kecepatan 88 km/jam + walty dari garasi ke lokasi kontainer pertama 0,33 jam - waktu dari lokasi kontainer terakhir ke garasi 0,25 jam = jumlah perjatanan ke lokasi pembuangan per hari = 2 + waktu kerja 8 jam > Limbah padat dari area Industri dikumpulken datam kontainer yang besar (drop boks), beberapa diantaranye digunakan dalam konjungsi dengan kompaktor statis. Berdasarkan survey perjafanan, diperkirakan bahwa waktu rate-rata perjalanan dari garasi ke kontainer pertama (ty) dan dari kontainer terakhir (2) ke garasi setiap’hari antara 15 20 menit. Jika ‘waktu rate-rata yang dibutuhlan untuk perjalanan antara kontainer adalah 6 min dan jarak ‘one way ke lokasi pembuangan 25 km dengan batas kecepatan 88 km/jam, tentukan jumiah kontainer yang dapat dikosongkan per han, dengan waktu kerja 8 jam! Lay out rute untuk area pemukiman diperithatkan pada gambar di bawah ini. Asums! date adalah = Umum. ‘a, penghuni per pemukiman = 3,5 b, angka limibah padat = 1,6 kg/orang.hari c_pengumpulan berfrekuensi ¢._ tipe dari pelayanan pengumpulan = pinggir jalan €. jumlah pekerja pengumpul = J orang f._kapasitas dari pengumpulan = 20 m3 9. kepadatan dari limbah padat dalam pengumpulan = 325 kg/m? Arahan rate. a. tidak ada U-turns. b. pengumpulan dari masing-masing si ives Tentukan rute desain dari gambar dibawal Jalan dengan pengumputan standup right-tand- REKAYASA LINGKUNGAN, MODUL X: SISTEM REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT wae pp ne i 2 6 6 R12

Anda mungkin juga menyukai