dipertahankan untuk beberapa hari. Jaringan yang terkena mempunyai
bentuk padat. Kemungkinan jejas merusak tidak hanya protein tetapi juga enzim. Sehingga tidakterjadi proteolisis sel mati; akibat sel menjadi eosinofilik tanpa nukleus dan bisa bertahan beberapa hari hingga beberapa minggu. Leukosit akan menuju tempat nekrosis dan sel mati akan dicerna oleh enzim lisosom dari leukosit. Sisa-sisasel akan dihilangkan melalui proses fagositosis. Nekrosisi koagulatif adalah karakteristik infark (daerah nekrosis iskemik) dan terjadi pada semua organ padat kecuali otak (Kumar, 2013). b) Nekrosis Liquefaktifa Dijumpai padainfeksi bakteri setempat atau kadang-kadang infeksi jamur, karena mikroba akat mengakibatkan akumulasi sel radang dan enzim leukosit yang mencerna (liquefy) jaringan. Karena alasan tertentu, kematian akibat hipoksia sel dalam sistem saraf pusat sering mengakibatkan nekrosis liquefaktifa . apapun patogenesisnya , sel mati seluruhnya akan dicerna sehngga jaringan berubah menjadi masa cair. Akhirnya jaringan tersebut akan dihilangkan oleh fagosit. Apabila proses ini terjadi pada radang akut, seperti pada infesi bakteri, terbentuk cairan berwarna kuning kental dan diseut nanah (Kumar, 2013). c) Nekrosis Gangrenosa Walaupun bkan merupakan gambaran sel yang mati, terminologi ini masihdipakai pada keadaan klinis sehari-hari. Kelainan tersebut terjadi pada tungkai terutama tungkai bawah yang mengalami kekurangan aliran darah dan terjadi nekrosis koagulatifa meliputi berbagai lapisan jaringan. Apabila kemudian diikuti infeksi bakteri, nekrosis koagulatifa aka berubah menjadi nekrosis liquefaktifa dan akan didatangi oleh leukosit (mengakibatkan keadaan yang disebut gangren basah) (Kumar, 2013). d) Nekrosis Kaseosa Sering dijmpaipda fokus infeksi tuberkulosa. Kaseosa berati mirip keju menyatakan gambaran putih kekuning-kuningan pada daerah
nekrosi yang rapuh.
Pada gambaran mikroskopik fokus nekrotik
menunjukan kumpulan sel yang berfragmentasi dan sel yang hancur
dengan gambaran merah muda granuler pada pewarnaan jaringan H & E. Bebeda dengan nekosis koagulatifa. Arsitektur jaringan dirusak secara menyeluruh dan gambaran sel tidak dapat dikenal lagi. Daerah kaseosa biasanya dikelilingi oleh jaringan radang; gambaran ini meurupakan gambaran khas dari fokus radang yang disebut granuloma (Kumar, 2013). e) Nekrosis Lemak Merupakan daerah setempat yang mengalami destruksi lemak, suatu kelinan khas akibat dalam jaringan pankreas dan rongga peritoneum. Hal ini terjadi padaa keadaan darurat abdomen dan dikenal sebagai pankreatitis akuta. Pada kelainan ini enzim pankreas yang keluar dari sel yang keluar dari sel asinus dan duktus akan mencairkan sel lemak peritonium, dan lipase akan memecah ester trigliserida pada sel lemak. Asam
lemak
yang
terbentuk
akan
mengikat
kaisisum
dan
menghasilkan daerha putih seperti kapu (saponifikasi lemak),
memudahkan dokter spesialis patologi untuk mengidentifikasi lesi tersebut (Kumar, 2013). f) Nekrosis Fibrinoid Merupakan nekrosis khusus, dampak dengan mikroskop cahaya, umumnya terjadi pada reaksi imun dimana kompleks antigen dan antibodi mengendap pada dinding arteri. Endapan kompleks imun bersama dengan fibrin yang keluar dari pembuluh, akan memberikan gambaran merah muda amorf yang mencolok pada sediaan H&E dan disebut fibrinoid (mirip fibin) oleh dokter spesialis patologi (misal : poliarteritis nodosa) (Kumar, 2013).
Gambar .Mekanisme nekrosis dan apoptosis (Kumar, 2013).
Dapus Kumar, Vinay. 2013. Buku Ajar Patologi Robbins. Elsevier. Singapore.