Anda di halaman 1dari 31

MOTOR LISTRIK

PRINSIP KERJA

BATANG PENGHANTAR YG
DIALIRI LISTRIK (A), BERADA
DALAM GARIS GAYA MAGNET
(B), PADA PENGHANTAR TIMBUL
GAYA (F)

GARIS GAYA MAGNET AKAN BERADA


DISEKELILING KONDUKTOR YANG
DIALIRI ARUS LISTRIK

1.

Kalau sebuah kawat berarus diletakkan


antara kutub magnet (U S),maka pada
kawat itu akan bekerja suatu gaya yang
menggerakan kawat itu

F = B I L (Newton)
B= kerapatan fluksi magnet
(Weber)
I = arus listrik (A)
L = Panjang penghantar (m)
Jika penghantarnya mempunya jumlah lilitan
kumparan N:

F =BILN

Arah gerak kawat itu dapat ditentukan


dengan KAIDAH TANGAN KIRI

3. Pasangan gaya menghasilkan


tenaga putar / torque untuk
memutar kumparan.
(Torsi : putaran dari suatu gaya
terhadap suatu poros)

Jika jari-jari rotor pada suatu pulley adalah r,


maka kopel /momen/torsi yang dibangkitkan
adalah:

T=Fr

= B I L r (Nm)

Perlu diingat bahwa saat gaya F dibangkitkan,


konduktor bergerak di dalam medan magnet dan
seperti diketahui akan menimbulkan gaya gerak listrik
yang merupakan reaksi (lawan) terhadap tegangan
penyebabnya. Agar proses konversi energi listrik
menjadi energi mekanik (motor) dapat berlangsung,
tegangan sumber harus lebih besar daripada gaya
gerak listrik lawan.
4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada
dinamonya untuk memberikan
tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan
magnetnya
dihasilkan
oleh
susunan
elektromagnetik yang
disebut kumparan
medan.

Hubungan torsi dengan daya


Usaha yang dilakukan gaya pada satu putaran:
Usaha = Gaya x jarak
= F x 2r Joule
Daya
= F x 2r x n Joule/detik
Daya = T.

Watt
Torsi (T) = F.r

= kecepatan sudut = 2.n (rad/detik)


P = T. Watt
Torsi Jangkar (Ta)
Ea.Ia = Ta. 2.n

C. n. m.Ia = Ta. 2.n


Ta = (C. m.Ia)/ 2
Ta = 0,159 C. m.Ia (Nm)

TORSI POROS (Tsh)


Tsh : Torsi yang berubah menjadi usaha
berguna ( tidak semua torsi jangkar
menjadi usaha berguna karena adanya
rugi besi dan gesek pada motor)
Tsh = Ta - Trugi
HP dari motor diperoleh dengan
menggunakan torsi poros yang disebut
Brake horse power (BHP) yaitu:
BHP = (Tsh . 2.n) / 735,5
Tsh = 735,5 . BHP / 2.n

GGL lawan
Proses terjadinya GGL lawan adalah :
1. Kumparan jangkar (terletak diantara kutubkutub magnit) diberi sumber DC.
2. Pada kumparan-kumparan jangkar timbul
torsi sehingga jangkar berputar (arahnya
sesuai dengan hukum tangan kiri).
3. Dalam hal ini jangkar berputar dalam
medan magnit sehingga timbul GGL (arah
GGL induksi tersebut sesuai dengan hukum
tangan kanan).
4. Arah GGL induksi tersebut berlawanan
dengan arah GGL sumber sehingga kita sebut

Jadi GGL lawan pada motor DC adalah GGL yang


terjadi pada jangkar motor DC (pada waktu motor
dioperasikan/berputar), yang disebabkan karena
jangkar tersebut berputar dalam medan magnit.
Arah GGL lawan menentang arah GGL sumber,
sehingga pada waktu motor beroperasi arus
jangkarnya menjadi :
Ia =( U E ) / Ra
E = U - IaRa
di mana U : tegangan jepit sumber
E : GGL lawan
Ra : tahanan jangkar

E = C. n. m

GGL lawan pada motor sama dengan GGL jamgkar


pada generator DC

MOTOR AC SINKRON
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada
kecepatan tetap pada sistim frekwensi
tertentu.
Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk
pembangkitan daya dan memiliki torque awal
yang rendah, dan oleh karena itu motor
sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan
beban
rendah, seperti kompresor udara, perubahan
frekwensi dan generator motor. Motor sinkron
mampu untuk memperbaiki faktor daya
sistem, sehingga sering digunakan pada sistim
yang

Komponen utama motor sinkron adalah


Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron
dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin
sinkron berjalan pada kecepatan yang sama
dengan perputaran medan magnet.
Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor
tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet
permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa
untuk mengunci padaposisi tertentu bila
dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
Stator. Stator menghasilkan medan magnet
berputar yang sebanding dengan frekwensi yang
dipasok. Motor ini berputar pada kecepatan
sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut
(Parekh,2003):

Ns = 120 f / P
Dimana: f = frekwensi (Hz),

P= jumlah kutub

MOTOR INDUKSI
Motor induksi sering juga disebut motor tidak
serempak atau motor asinkron.
Motor induksi adalah
suatu mesin listrik yang
merubah
energi
listrik menjadi energi
gerak
dengan
menggunakan
gandengan
medan
listrik dan mempunyai
slip antara
medan

Belitan stator yang dihubungkan dengan


suatu sumber tegangan tiga fasa akan
menghasilkan medan magnet yang berputar
dengan kecepatan sinkron (ns
= 120f/P). Medan putar pada
stator tersebut akan
memotong konduktorkonduktor pada rotor,
sehingga terinduksi arus, dan
sesuai dengan hukum Lentz.
Rotor pun akan turut berputar mengikuti
medan putar stator. Perbedaan putaran relatif
antara stator dan rotor disebut slip.

ns nr
slip
100%
ns
ns kecepatan sinkron medan stator (rpm)
f frekuensi (Hz)
nr kecepatan poros rotor (rpm)
slip selisih kecepatan stator dan rotor

Ketika tegangan phasa U


masuk ke belitan stator
menjadikan kutub S
(south = selatan), garisgaris gaya magnet
mengalir melalui stator,
sedangkan dua kutub
lainnya adalah N
(north = utara) untuk
phasa V dan phasa W.
Kompas akan saling
dengan
Berikutnya kutub S pindahtarik-menarik
ke phasa V, kompas
. pindah ke
berputar 120, dilanjutkankutub
kutubSS
phasa W, sehingga pada belitan stator timbul

Buktinya kompas akan


memutar lagi menjadi
240. Kejadian
berlangsung silih berganti
membentuk
medan magnet putar
sehingga kompas
berputar dalam satu
putaran penuh, proses ini
berlangsung terus
Dalam motor induksi kompas digantikan oleh
menerus.
rotor sangkar yang akan berputar pada
porosnya. Karena ada perbedaan putaran
antara medan
putar
stator
dengan
putaran
rotor,
maka disebut motor
induksi tidak serempak atau motor asinkron

Susunan belitan stator


motor induksi dengan dua
kutub, memiliki tiga belitan
yang masing-masing
berbeda sudut 120. Ujung
belitan phasa pertama
U1-U2, belitan phasa kedua
V1-V2 dan belitan phasa
ketigaW1-W2.Prinsip kerja
motor induksi dijelaskan
Dengan gelombang sinusoidal, terbentuknya
medan putar pada stator motor induksi.
Tampak stator dengan dua kutub, dapat
diterangkan dengan empat kondisi.

1. Saat sudut 0. Arus I1 bernilai positip dan


arus I2 dan arus I3 bernilai negatip dalam hal
ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang
(arus meninggalkan kita), dan belitan V1,U2
dan W1 bertanda titik (arus listrik menuju
kita). Terbentuk fluks magnet pada garis
horizontal sudut 0. Kutub S (south = selatan)
dan kutub N (north = utara).
2. Saat sudut 120. Arus I2 bernilai positip
sedangkan arus I1 dan arus I3 bernilai
negatip,dalam hal ini belitan W2, V1, dan U2
bertanda silang (arus meninggalkan kita),
dankawat W1, V2, dan U1 bertanda titik (arus
menuju kita). Garis fluks magnit kutub S dan
N bergeser 120 dari posisi awal.

3. Saat sudut 240. Arus I3 bernilai positip dan


I1 dan I2 bernilai negatip, belitan U2,
W1,dan V2 bertanda silang (arus
meninggalkan pembaca), dan kawat U1,
W2, dan V1 bertanda titik (arus menuju
pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N
bergeser 120 dari posisi kedua.
4. Saat sudut 360. posisi ini sama dengan
saat sudut 0, di mana kutub S dan N
kembali
keposisi
awal
sekali.
Dari
keempat
kondisi
di atas
saat sudut 0,
120, 240, dan 360, dapat dijelaskan
terbentuknya medan putar pada stator, medan
magnet putar stator akan memotong belitan
rotor.

Kecepatan medan putar stator ini sering


disebut kecepatan sinkron, tidak dapat diamati
dengan alat ukur tetapi dapat dihitung secara
teoritis besarnya

120 f
ns
P

Rotor ditempatkan di dalam rongga stator,


sehingga garis medan magnet putar stator
akan memotong belitan rotor. Rotor motor
induksi adalah beberapa batang penghantar
yang
ujung-ujungnya dihubungsingkatkan
menyerupai sangkar tupai, maka sering disebut
rotor

kejadian ini mengakibatkan pada rotor timbul


induksi
elektromagnetis. Medan magnet putar dari
stator saling berinteraksi dengan medan
magnet
rotor, terjadilah torsi putar yang berakibat
rotor berputar.

Prinsip kerja 3 Phasa


1. Bila sumber tegangan tiga phasa dipasang pada kumparan
stator, maka pada kumparan stator akan timbul medan putar
dengan kecepatan

120 f
ns
P

ns = kecepatan
sinkron
120 f
n
f = frekuensi
sumber
P
p = jumlah kutup
s

2. Medan putar stator akan memotong


konduktor yangterdapat pada sisi rotor, akibatnya
pada kumparan rotor akan timbul tegangan
induksi ( ggl ) sebesar:

E2 s 44,4 fN
E = tegangan induksi ggl
f = frekkuensi
N = banyak lilitan
= fluks

3. Karena

kumparan rotor merupakan


kumparan rangkaian tertutup, maka
tegangan induksi akan menghasilkan
arus ( I ).
4. Adanya arus dalam medan magnet akan
menimbulkan gaya ( F ) pada rotor.
5. Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya
F pada rotor cukup besar untuk memikul
torsi beban, maka rotor akan berputar
searah dengan arah medan putar stator.

6. Untuk membangkitkan tegangan induksi


E2s agar tetap ada, maka diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan
putar stator ( ns )dengan kecepatan putar
rotor ( nr ).
7.Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns
disebut dengan slip ( S ) yang dinyatakan
dengan persamaan:
ns nr
S
100%
ns

8.

Jika ns = nr tegangan akan


terinduksi dan arus tidak mengalir
pada rotor, dengan demikian tidak
ada torsi yang dapat dihasilkan. Torsi
suatu motor akan timbul apabila
ns > nr.
9.Dilihat dari cara kerjanya motor
tiga phasa disebut juga dengan
motor tak serempak atau asinkron.

KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI

Anda mungkin juga menyukai