POROS ENGKOL
Disusun Oleh :
HERU IRYANTO (121.03.1060)
FAJAR ALI BOURGAN (121.03.1180)
DIMAS ARYA KURNIAWAN (121.03.1048)
FANDI PIRDAOS (121.03.1058)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Penjelasan Tentang Poros
2.2
Fungsi Poros
2.3
Jenis-jenis Poros
2.4
Bahan yang digunakan untuk membuat poros
2.5
Cara pembentukan/pembuatan poros
2.6
Gaya yang bekerja pada poros
2.7
Beban pada poros
2.8
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poros
2.9
Kerusakan pada poros engkol
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Saran :
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari sebuah poros.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan cara pembentukan poros.
3. Untuk mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada poros.
1. Poros transmisi
Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke
elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapatkan beban puntir murni atau puntir dan lentur
yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk, sprocket rantai dan
lain-lain. Poros ini memindahkan tenaga antara sumber dan mesin yang menyerap tenaga.
2. Poros mesin
Poros ini adalah bagian dari mesin itu sendiri. Poros engkol adalah contoh dari poros mesin.
3. Gandar
Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya hanya sebagai
penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti yang dipasang pada roda-roda kereta
barang, atau pada as truk bagian depan.
4. Spindle
Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban
utamanya berupa puntiran disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
5. Poros engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah gerakan naik turun dari
torak menjadi gerakan berputar. Poros engkol yang kecil sampai yang sedang biasanya dibuat
dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut, sedangkan yang besar-besar dibuat dari
beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara pengingsutan.
Didalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu :
a.
Poros umumnya dibentuk dengan pengerolan panas dan difinishing untuk mendapatkan
ukurannya dengan proses dingin atau pembubutan dan gerinda. Poros yang diroll dingin lebih
kuat daripada poros yang diroll panas tapi dengan tagengan sisa lebih tinggi.
2.6 Gaya yang bekerja pada poros
Didalam poros terdapat beberapa gaya antara lain : gaya dalam beratnya (W) yang selalu
berpusat pada titik gravitasinya. Gaya (F) merupaka gaya luar arahnya dapat sejajar dengan
permukaan benda ataupun membentuk sudut dengan permukaan benda. Gaya (f) dapat
menimbulkan tegangan pada poros, karena tegangan dapat timbul pada benda yang mengalami
gaya-gaya. Gaya yang timbul pada benda dapat berasal dari gaya dalam akibat berat benda
sendiri atau gaya luar yang mengenai benda tersebut. Baik gaya dalam maupun gaya luar akan
menimbulkan berbagai macam tegagan pada konstruksi tersebut.
2.7 Beban pada poros
Dalam poros terdapat beberapa beban diantaranya :
1. Poros dengan beban puntir
Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh poros ditentukan dengan
mengetahui garis tengah pada poros. Apabila gaya keliling (F) pada sepanjang lingkaran dengan
jari-jari (r) menempuh jarak melalui sudut titik tengah (dalam radial), maka jarak ini adalah (r),
dan kerja yang dilakukan adalah (F).
berat akan terjadi pada saat mulai atau sedang berputar. Selain itu beban puntir dan lentur juga
terjadi pada lengan arbor mesin frais, terutama pada saat pemakanan.
2.8 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poros
1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending moment)
ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Didalam perancangan poros perlu
memperhatikan beberapa factor, misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi
tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut.
Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan
tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian (pada
mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping
memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan
jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin tersebut.
Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang
menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor
bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu
mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya.
4. Korosi pada poros
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat mengakibatkan
korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan
bahan-bahan poros dari bahan yang tahan korosi perlu mendapatkan priorotas utama.
5. Bahan poros
Bahan poros umumnya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis, baja karbon
konstruksi mesin (s-c) yang dihasilkan dari ingot yang di kill. Meskipun demikian bahan ini
kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang
seimbang, misalnya bila diberi alur pasak, karena adanya tegangan sisa diterasnya. Poros-poros
yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja
paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan.
2.9 Kerusakan pada poros engkol
Adanya kerusakan pada poros engkol sebagi berikut :
1. Poros engkol aus
Akibatnya : Suara mesin berisik dari arah krug as, mesin cepat panas.
Perbaikan : Ganti krug as.
2. Pen krug as aus
Akibatnya : Suara motor berisik, mesin bisa macet.
Perbaikan : Ganti pen krug as.
3. Lagher krug as aus
Akibatnya : Suara mesin berisik, mesin macet.
Perbaikan : Ganti lagher krug as.
4. Seal krug as aus/rusak
Akibatnya : Bocor kompresi ckarter.
Perbaikan : Ganti seal krug as.
5. Lubang spi generator aus
Akibatnya : Generator berputar tidak normal.
Perbaikan : Lubang spi dilas & dibubut.
6. Drat ulir rotor rusak
Akibatnya : Generator kendor, motor hidup tidak normal.
Perbaikan : Perbaiki drat ditukang las/bubut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Poros bisa menerima beban lenturan, beban
tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu
dengan lainnya. Berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.
Saran :
Dalam proses pembuatan poros mahasiswa harus mengetahui tahapan-tahapan cara
pengerjaannya sehingga mendapatkan hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wordpress.com
http://PENGERTIAN.PERANCANGAN
http://Makalah.Poros_Elemen-MesinI_Kuliah