Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ELEMEN MESIN I

POROS ENGKOL

Disusun Oleh :
HERU IRYANTO (121.03.1060)
FAJAR ALI BOURGAN (121.03.1180)
DIMAS ARYA KURNIAWAN (121.03.1048)
FANDI PIRDAOS (121.03.1058)

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
YOGYAKARTA
2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.


Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul Poros Engkol dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat
dan menjadikan refrensi bagi kita sehingga lebih mengetahui tentang Poros Engkol.
Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, umum khususnya pada
kelompok kami dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa dipergunakan dengan
semestinya.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Penjelasan Tentang Poros

2.2
Fungsi Poros
2.3
Jenis-jenis Poros
2.4
Bahan yang digunakan untuk membuat poros
2.5
Cara pembentukan/pembuatan poros
2.6
Gaya yang bekerja pada poros
2.7
Beban pada poros
2.8
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poros
2.9
Kerusakan pada poros engkol
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Saran :
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen
pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lentur, beban tarikan, beban tekan atau beban
puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward
Shigley, 1983).
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin.
Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol
kabel, roda jalan, dan roda gigi. Dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau
dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.
Adapun poros engkol yang dalam sejarah poros engkol ditemukan oleh insinyur muslim
yang bernama Al-Jazai ia dipanggil Al-jazari karena lahir di Al-Jazira, sebuah wilayah yang
terletak diantara Tigris dan Efrat, Irak. Sepeti ayahnya ia mengabdi pada raja-raja Urtuq atau
Artuqid di Diyar Bakir dari 1174 sampai 1200 sebagai ahli teknik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Penjelasan dan fungsi dari poros.
2. Jenis-jenis dan cara pembentukan/pembuatan dari poros.
3. Beban dan gaya yang bekerja pada poros.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poros.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari sebuah poros.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan cara pembentukan poros.
3. Untuk mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada poros.

4. Dapat memilih bahan yang akan dibuat poros.


1.4 Manfaat
1. Agar pembaca benar-benar memahami tentang poros.
2. Agar pembaca dapat memilih bahan yang akan digunakan dalam pembuatan poros.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penjelasan Tentang Poros
Poros adalah suatu bagian dari stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat
dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Poros biasanya menerima beban
lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa
gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983).
Poros adalah komponen mesin yang vital. Sebuah poros adalah bagian dari mesin yang
berputar yang digunakan untuk memindahkan daya dari satu tempat ke tempat yang lain.
Tenaga yang dipindahkan pada poros oleh sebuah gaya tangensial dan menghasilkan
momen putar yang dipasang dalam tenaga yang diijinkan untuk dipindahkan pada beberapa
mesin yang terhubung pada poros. Untuk memindahkan tenaga dari poros ke lainnya, berbagai
komponen seperti puli, roda gigi, dan lain-lain dipasang pada poros. Komponen yang dipasang
diporos, selain tenaga putar, ada beban lain yang harus diterima poros yaitu beban dukung.
Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros kereta api, as garden, dll.
2.2 Fungsi Poros
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakaran tali, puli sabuk mesin, piringan
kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi. Dipasang berputar terhadap poros dukung yang
tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros dukung
yang berputar, yaitu poros roda keran dan gerobak.

2.3 Jenis-jenis Poros


Adapun beberapa jenis-jenis poros, yaitu :

1. Poros transmisi
Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke
elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapatkan beban puntir murni atau puntir dan lentur
yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk, sprocket rantai dan
lain-lain. Poros ini memindahkan tenaga antara sumber dan mesin yang menyerap tenaga.
2. Poros mesin
Poros ini adalah bagian dari mesin itu sendiri. Poros engkol adalah contoh dari poros mesin.
3. Gandar
Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya hanya sebagai
penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti yang dipasang pada roda-roda kereta
barang, atau pada as truk bagian depan.
4. Spindle
Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban
utamanya berupa puntiran disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
5. Poros engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah gerakan naik turun dari
torak menjadi gerakan berputar. Poros engkol yang kecil sampai yang sedang biasanya dibuat
dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut, sedangkan yang besar-besar dibuat dari
beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara pengingsutan.
Didalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu :
a.

Poros Engkol Tunggal


Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah pen engkol. Kedua-duanya diikat menjadi
satu oleh pipi engkol yang pemasangannya menggunakan cara pengingsutan. Pipi engkol
biasanya dibuat daripada baja tuang, sedangkan pen engkolnya dari baja St 50 atau St 60. Jarak
antara sumbu pen enkol dengan sumbu poros engkol adalah setengah langkah torak.

Gambar Poros Engkol Tunggal


b. Poros Engkol Ganda
Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu bahan sedang pemasangan poros
engkolnya adalah dengan sambungan ingsutan. Poros-poros engkol ini bahannya dibuat dari besi
tuang khusus. Disamping harga pembuatannya lebih ringan, besi tuang itu mempunyai sifat dapat
menahan getaran-getaran.

Gambar Poros Engkol Ganda


2.4 Bahan yang digunakan untuk membuat poros
Poros yang biasanya digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada
umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case hardening)
sehingga tahan terhadapt keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom
nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan
khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang
berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment
yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.
2.5 Cara pembentukan/pembuatan poros

Poros umumnya dibentuk dengan pengerolan panas dan difinishing untuk mendapatkan
ukurannya dengan proses dingin atau pembubutan dan gerinda. Poros yang diroll dingin lebih
kuat daripada poros yang diroll panas tapi dengan tagengan sisa lebih tinggi.
2.6 Gaya yang bekerja pada poros
Didalam poros terdapat beberapa gaya antara lain : gaya dalam beratnya (W) yang selalu
berpusat pada titik gravitasinya. Gaya (F) merupaka gaya luar arahnya dapat sejajar dengan
permukaan benda ataupun membentuk sudut dengan permukaan benda. Gaya (f) dapat
menimbulkan tegangan pada poros, karena tegangan dapat timbul pada benda yang mengalami
gaya-gaya. Gaya yang timbul pada benda dapat berasal dari gaya dalam akibat berat benda
sendiri atau gaya luar yang mengenai benda tersebut. Baik gaya dalam maupun gaya luar akan
menimbulkan berbagai macam tegagan pada konstruksi tersebut.
2.7 Beban pada poros
Dalam poros terdapat beberapa beban diantaranya :
1. Poros dengan beban puntir
Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh poros ditentukan dengan
mengetahui garis tengah pada poros. Apabila gaya keliling (F) pada sepanjang lingkaran dengan
jari-jari (r) menempuh jarak melalui sudut titik tengah (dalam radial), maka jarak ini adalah (r),
dan kerja yang dilakukan adalah (F).

2. Poros dengan beban lentur murni


Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari kereta tambang dan lengan
robot yang tidak dibebani dengan puntiran, melainkan diasumsikan mendapat pembebanan lentur
saja. Meskipun pada kenyataanya gandar ini tidak hanya mendapat beban statis, tetapi juga
mendapat beban dinamis.
3. Poros dengan beban puntir dan lentur
Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda gigi pada mesin untuk
meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai. Dengan demikian poros tersebut mendapat beban
puntir dan lentur akibat adanya beban. Beban yang bekerja pada poros umumnya adalah beban
berulang. Jika poros tersebut mempunyai roda gigi untuk meneruskan daya besar, maka kejutan

berat akan terjadi pada saat mulai atau sedang berputar. Selain itu beban puntir dan lentur juga
terjadi pada lengan arbor mesin frais, terutama pada saat pemakanan.
2.8 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poros
1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending moment)
ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Didalam perancangan poros perlu
memperhatikan beberapa factor, misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi
tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut.
Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan
tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian (pada
mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping
memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan
jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.

3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin tersebut.
Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang
menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor
bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu
mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya.
4. Korosi pada poros
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat mengakibatkan
korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan
bahan-bahan poros dari bahan yang tahan korosi perlu mendapatkan priorotas utama.
5. Bahan poros

Bahan poros umumnya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis, baja karbon
konstruksi mesin (s-c) yang dihasilkan dari ingot yang di kill. Meskipun demikian bahan ini
kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang
seimbang, misalnya bila diberi alur pasak, karena adanya tegangan sisa diterasnya. Poros-poros
yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja
paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan.
2.9 Kerusakan pada poros engkol
Adanya kerusakan pada poros engkol sebagi berikut :
1. Poros engkol aus
Akibatnya : Suara mesin berisik dari arah krug as, mesin cepat panas.
Perbaikan : Ganti krug as.
2. Pen krug as aus
Akibatnya : Suara motor berisik, mesin bisa macet.
Perbaikan : Ganti pen krug as.
3. Lagher krug as aus
Akibatnya : Suara mesin berisik, mesin macet.
Perbaikan : Ganti lagher krug as.
4. Seal krug as aus/rusak
Akibatnya : Bocor kompresi ckarter.
Perbaikan : Ganti seal krug as.
5. Lubang spi generator aus
Akibatnya : Generator berputar tidak normal.
Perbaikan : Lubang spi dilas & dibubut.
6. Drat ulir rotor rusak
Akibatnya : Generator kendor, motor hidup tidak normal.
Perbaikan : Perbaiki drat ditukang las/bubut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :

Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Poros bisa menerima beban lenturan, beban
tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu
dengan lainnya. Berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.

Saran :
Dalam proses pembuatan poros mahasiswa harus mengetahui tahapan-tahapan cara
pengerjaannya sehingga mendapatkan hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.wordpress.com
http://PENGERTIAN.PERANCANGAN
http://Makalah.Poros_Elemen-MesinI_Kuliah

Anda mungkin juga menyukai