Di Susun Oleh:
BOY YUDHA B.
5.14.04.09.0.008
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yangtelah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapatdiselesaikan.Tugas
ini disusun sebagai tugas mata kuliah Proses Manufaktur dengan judul
Proses Manufaktur dan produk-produk Manufaktur
di Universitas Islam Majapahit. Teknik jurusan Teknik Industri.Terima kasih disampaikan
kepada Bapak Hari PurwantoST,MT selaku dosen mata kuliah Proses Manufaktur yang telah
membimbing dan memberikan kuliah demilancarnya tugas ini.Demikianlah makalah ini
disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugasmata kuliah Proses Manufaktur., 30
September 2015.
Penyusun
Boy YudhaB.
NIM. 5.14.04.09.0.008
DAFTAR ISI
BAB1. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
. 1
SASARAN
.1
MAKSUD DAN TUJUAN
. 1
BAB 2. PEMBAHASAN MATERI UTAMA
A. SEJARAH SINGKAT
. 2
B. PEMBAHASAN PROSES MANUFAKTUR
.. 3
C. PEMBENTUKAN (FORMING)
. 7
BAB 3. PENUTUP
A. KESIMPULAN
8
B. SARAN
.. 8
BAB I
Latar belakang
Memehami prinsip kerja dari las SMAW (Shileded Metal Arc Welding) dan fungsi bagianbagian dari peralatan las SMAW serta keselamatan kerja las SMAW dengan benar dan aman .
BAB 2.
2.1 SEJARAH SINGKAT PENGELASAN
Para ahli sejarah memperkirakan bahwa orang Mesir kuno mulai
menggunakanpengelasan dengan tekanan pada tahun 5500 SM (untuk
membuatpipa tembaga denganmemalu lembaran yang tepinya saling menutup).
Winterton menyebutkan bahwa bendaseni orang Mesir yang dibuat pada tahun
3000 SM terdiri dari bahan dasar tembaga dan emas hasil peleburan dan
pemukulan. Jenis pengelasan ini, yang disebut pengelasan tempa {forge
welding), merupakan usaha manusia yang pertama dalam menyambung dua
potong logam. Contoh pengelasan tempa kuno yang terkenal adalah pedang
Damascus yang dibuat dengan menempa lapisan-lapisan besi yang berbeda
sifatnya.
Pengelasan tempa telah berkembang dan penting bagi orang Romawi kuno
sehingga mereka menyebut salah satu dewanya sebagai Vulcan (dewa api dan
pengerjaan logam) untuk menyatakan seni tersebut. Sekarang kata Vulkanisir
dipakai untuk proses perlakuan karet dengan sulfur, tetapi dahulu kata ini berarti
mengeraskan. Dewasa ini pengelasan tempa secara praktis telah ditinggalkan
dan terakhir dilakukan oleh pandai besi. tahun 1901-1903 Fouche dan Picard
mengembangkan tangkai las yang dapat digunakandengan asetilen (gas karbit),
sehingga sejak itu dimulailah zaman pengelasan danpemotongan oksiasetilen
(gas karbit oksigen).Periode antara 1903 dan 1918 merupakan periode
pemakaian las yang terutamasebagai cara perbaikan, dan perkembangan yang
paling pesat terjadi selama Perang Dunia I (1914-1918). teknik pengelasan
terbukti dapat diterapkan terutama untuk memperbaiki kapal yang rusak.
Winterton melaporkan bahwa pada tahun 1917 terdapat 103 kapal musuh di
Amerika yang rusak dan jumlah buruh dalam operasi pengelasan meningkat dari
8000 sampai 33000 selama periode 1914-1918. Setelah tahun 1919, pemakaian
las sebagai teknik konstruksi dan pabrikasi mulai berkembang dengan pertama
mwnggunakan elektroda paduan (alloy) tembaga-wolfram untuk pengelasan titik
pada tahun 1920. Pada periode 1930-1950 terjadi banyak peningkatan dalam
perkembangan mesin las. Proses pengelasan busur nyala terbenam (submerged)
yang busur nyalanya tertutup di bawah bubuk fluks pertama dipakai secara
komersial pada tahun 1934 dan dipatenkan pada tahun 1935. Sekarang terdapat
lebih dari 50 macam proses pengelasan yang dapat digunakan untuk
menyambung pelbagai logam dan paduan.
Setiap logam yang dipanaskan mengalami pemuaian dan ketika pendinginan akan mengalami
penyusutan. Fenomena ini menyebabkan adanya ekspansi dan konstraksi pada logam yang dilas.
Ekspansi dan konstraksi pada logam yang dilas ini menurut istilah metalurgi dinamakan distorsi.
Distorsi dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu: 1) distorsi longitudinal, 2) distorsi transfersal,
dan 3) distorsi angular. Distorsi longitudinal terjadi akibat adanya ekspansi dan konstraksi deposit
logam las di sepanjang jalur las yang menyebabkan tarikan dan dorongan pada logam dasar yang
dilas. Distorsi transfersal terjadi tegak lurus terhadap jalur las yang dapat mengakibatkan tarikan
ke arah sumbu tegak jalur las.
Distorsi angular menyebabkan efek gerakan sayap burung yang biasanya terjadi karena
pengelasan di satu sisi logam dasar.
2.3 PEMBENTUKAN (FORMING)
Proses PembentukanProses pembentukan adalah Proses pembentukan logam
dengan mempergunakan gaya tekanuntuk mengubah bentuk dan atau ukuran
dari logam yang dikerjakan. Berdasarkan prosespengerjaan, dibagi 2 bagian :
1.HOT WORKING PROCESS2.COLD WORKING PROCESSA. Pengerjaan secara
panas (Hot Working)Pengerjaan panas adalah proses pembentukan logam yang
mana proses deformasinyadilakukan dibawah kondisi temperatur dan laju
regangan dimana proses rekritalisasi dandeformasi terjadi bersamaan.Proses
pengerjaan panas dapat didefinisikan sebagai proses pembentukan
yangdilakukan pada daerah temperatur rekristalisasi logam yang diproses. (agar
lebih singkatdaerah tamperatur diatas temperatur rekristalisasi untuk
selanjutnya disebut sebagai daerahtemperatur tinggi). Dalam proses deformasi
pada temperatur tinggi terjadi peritiwa pelunakanyang terus menerus,
khususnya akibat terjadinya rekristalisasi. Akibat yang konkret ialahbahwa logam
bersifat lunak pada temperatur tinggi. Kenyataan inilah yang
membawakeuntungan-keuntungan pada proses pengerjaan panas. Yaitu bahwa
deformasi yangdiberikan kepada benda kerja dapat relative besar. Hal ini
disebabkan karena sifat lunak dansifat ulet, sehingga gaya pembentukan yang
dibutuhkan relative kecil, serta benda kerjamampu menerima perubahaan
bentuk yang besar tanpa retak. Karena itulah keuntunganproses pengerjaan
panas biasanya digunakan pada proses-proses pembentukan primer yangdapat
memberikan deformasi yang besar, misalnya: proses pengerolan panas, tempa
danekstrusi.Akibatnya adalah kurva tegangan regangan sebenarnya secara
garis besar berupagaris mendatar pada regangan diatas titik luluh. Hal ini
merupakan perbadaan yang jelasapabila perbandingan dengan kurva tegangan
regangan sebenarnya yang naik keatas padadeformasi dibawah temperatur
rekristalisasi.