Anda di halaman 1dari 49

UVEITIS

ANTERIOR
Kepaniteraan Klinik Ilmu Mata

LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN

Nama lengkap : Ny. S R


Umur
: 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Bakalan 2/4 kemambang
No. CM : 000685

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Penglihatan buram


dan merah pada mata kanan sejak 1
minggu

Riwayat Penyakit Sekarang:


Sejak 1 minggu lalu, pasien mengeluh
penglihatannya buram dan nyeri pada mata
kanan. Selain itu, pasien juga mengeluh mata
kanan terasa mengganjal, sakit bila dipegang,
mata merah serta terasa perih. Adanya kepala
pusing berdenyut. Pasien juga mengaku mata
terasa silau bila melihat cahaya. Rasa mual,
muntah, riwayat trauma, mata gatal dan
berair disangkal. Mata kiri tidak ada keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat


Diabetes Melitus, Hipertensi, alergi dan
trauma pada mata disangkal. Terdapat
riwayat uveitis anterior OD
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
keluhan serupa sebelumnya di keluarga
Riwayat Sosial Ekonomi : sedang

STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital Tekanan Darah : 110/80mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Respiratory rate : 20 kali/menit
Suhu : 37C
Kepala : Normosefali, distribusi rambut merata
THT : Normotia, normosepta, sekret -/-, T1-T1 tenang, faring tidak
hiperemis
Thoraks Jantung : BJ 1-2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Suara nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Abdomen : Supel, datar, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Deformitas (-) dan tidak edema
KGB : Tidak teraba membesar

STATUS OFTALMOLOGI

OS

OD

OCULI

PEMERIKSAAN

OCULI

DEXTRA(OD)
6/7,5
Tidak dikoreksi
Gerak bola mata

Visus
Koreksi

SINISTRA(OS)
6/6
Tidak dikoreksi
Gerak bola mata

normal,

Bulbus okuli

normal,

enoftalmus (-),

enoftalmus (-),

eksoftalmus (-),

eksoftalmus (-),

strabismus (-)
Edema (-),

strabismus (-)
Edema (-),

hiperemis(-),
nyeri tekan (+),

hiperemis(-), nyeri
Palpebra

tekan (-),

blefarospasme

blefarospasme (-),

(-), lagoftalmus

lagoftalmus (-)

(-),

ektropion (-),

ektropion (-),

entropion (-)

Edema (-),

Edema (-),

injeksi

injeksi

konjungtiva (+),

konjungtiva (-),

injeksi siliar (+),

Konjungtiva

injeksi siliar (-),

bangunan

bangunan

patologis (-),

patologis (-),

infiltrat (-),

infiltrat (-),

hiperemis (-)
Warna merah

Sklera

hiperemis (-)
Warna putih dan

dan tidak ikterik


Bulat, edema (-),

tidak ikterik
Bulat, edema (-),

keratik

Kornea

keratik presipitat

presipitat (-)

(-)

infiltrat (-),

infiltrat (-),

sikatriks (-)

sikatriks (-)

Dangkal,

Camera Oculi Anterior

Jernih, hipopion

kedalaman

(COA)

(-),

cukup, hipopion
(-), hifema (-)
Sinekia

hifema (-),
Iris

posterior (+)

Kripta (+), warna


coklat, edema (-),
sinekia (-),

Ireguler, letak
sentral
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai

Pupil

atrofi (-)
Reguler, letak

Lensa
Vitreus
Retina

sentral,
Jernih
Jernih
Vaskularisasi
normal,
perdarahan (-),
rasio A/V: 2/3,

RESUME
Subjektif:
Pasien perempuan berusia 43 tahun
datang dengan keluhan mata kanan
buram dan nyeri sejak 1 minggu yang
lalu. Selain itu, pasien juga mengeluh
mata kanan terasa mengganjal, sakit
bila dipegang, mata merah serta terasa
perih. Adanya kepala pusing berdenyut
dan terasa silau bila melihat cahaya.

Objektif:

Pada pemeriksaan fisik mata,


diperoleh visus pada mata kanan 6/7,5,
nyeri tekan palpebra (+), sclera warna
merah, keratik presipitat kecil (+) di
inferior, COA dangkal, sinekia posterior
(+), pupil ireguler, letak sentral,reflex
pupil L/TL -/-, lensa sulit dinilai, vitreus
sulit dinilai

DIAGNOSA
DIFFERENSIAL

Uveitis anterior : dipertahankan karena pasien


merasa kemeng, mata merah (+), berair, (+),
injeksi siliar (+), keratik presipitat (+), tyndall
effect (+), sinekia posterior (+), pupil miosis (+).
Keratitis : disingkirkan karena tidak ditemukan
kelainan pada kornea, infiltrate (-).
Glaukoma akut : disingkirkan karena pusing (-),
melihat pelangi/halo (-), mual dan muntah (-), COA
dangkal (-), midriasis (-), TIO tidak meningkat.
Konjungtivitis akut : disingkirkan karena mata
lengket saat pagi (-), gatal (-), folikel (-),
membrane (-), injeksi konjungtiva (-).

DIAGNOSA KERJA
Uveitis anterior

VII. TERAPI
Medikamentosa:
Lameson 16 mg 3x1
Tropin ed 1% 2X1 tetes OD
Tobroson ed tiap 1 jam OD
Spiramicin 500mg 3x1 tab

Saran:
Edukasi pasien untuk mengistirahatkan
mata untuk beberapa hari.
Memakai obat secara teratur
Jangan mengucek mengucek mata
Jaga kebersihan mata

BAB I. PENDAHULUAN

Uveitis adalah radang pada uvea

Uveitis : 1. bagian anterior iritis,


siklitis atau
iridosiklitis
2. bagian posterior koroiditis

Uveitis anterior/iridosiklitis biasanya


terjadi mendadak (selama 6-8 minggu)

Penyebab uveitis reaksi imunologik,


infeksi, trauma, pascabedah, dll

Diagnosis tepat + penatalaksanaan


adekuat mencegah komplikasi seperti
glaukoma sekunder, sinekia, katarak,
dan ablasio retina.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Uvea

Uvea adalah lapis vaskular di dalam bola


mata yang terdiri dari iris, badan siliar dan
koroid. Dilindungi oleh kornea dan sklera.
Berfungsi untuk memberikan nutrisi ke
mata.
Uvea : - anterior iris dan badan siliar
- posterior koroid

Anatomi uvea

Iris terdiri atas bagian pupil dan


bagian tepi siliar.
Iris reaksi pupil (kemampuan
mengatur masuknya sinar ke dalam
bola mata ) indikator untuk fungsi
saraf simpatis (midriasis) dan fungsi
saraf parasimpatis (miosis) oleh
nerves kranialis III.
Iris sebagai pembatas antara
kamera anterior dari kamera

Korpus siliaris berbentuk seperti


segitiga
Terdiri dari : -pars korona (diliputi
oleh 2
lapisan epitel
sebagai
kelanjutan
dari epitel iris)
-pars plana
Memproduksi akuous humor sebagai
pemberi nutrisi
Dari processus siliar keluar serat

Koroid merupakan bagian dari


segmen posterior uvea, yang
terletak diantara retina dan sklera
Tersusun dari tiga lapis pembuluh
darah yang besar, sedang dan kecil
Semakin dalam letak pembuluh
darah, semakin lebar lumennya

Uveitis Anterior / Iridosiklitis

Definisi

Uveitis anterior adalah peradangan yang


mengenai iris dan badan siliaris yang disebut
juga iridosiklitis.

Epidemiologi

15 : 100.000 penduduk
75 % uveitis anterior
usia 20 50 tahun
kebanyakan pada ras kaukasian

Etiologi
Berdasarkan spesifitas penyebab:
Penyebab spesifik (infeksi)
virus, bakteri, fungi, parasit spesifik (Sifilis,
Tuberkulosis, Herpes Zoster, Herpes simpleks,
Morbus Hansen, Adenovirus).

Penyebab non spesifik (non infeksi)/reaksi


hipersensitivitas
reaksi hipersensitivitas terhadap
mikroorganisme atau antigen yang masuk
kedalam tubuh dan merangsang reaksi antigen
antibodi dengan predileksi pada traktus uvea.

Berdasarkan asalnya:
Eksogen
karena trauma, operasi intra okuler,
ataupun iatrogenik.

Endogen
karena fokal infeksi di organ lain / reaksi
autoimun.

Berdasarkan perjalanan penyakit:


Akut
serangan terjadi satu atau dua kali, dan penderita
sembuh sempurna diluar serangan tersebut.

Residif
serangan terjadi lebih dari dua kali disertai
penyembuhan yang sempurna di antara
serangan-serangan tersebut.
Kronis
serangan terjadi berulang kali tanpa pernah
sembuh sempurna di antaranya.

Berdasarkan reaksi radang yang


terjadi:
Non granulomatosa
Infiltrat yang terjadi terdiri dari sel plasma
dan limfosit.

Granulomatosa
Infiltrat yang terjadi terdiri dari sel epiteloid
dan makrofag.

Patofisiologi

dilatasi pembuluh darah kecil , hiperemi perikorneal


(pericorneal
vascular injection)

Permeabilitas pembuluh darah

eksudasi, iris edema, pucat, pupil reflex sampai dgn


hilang,pupil miosis

Migrasi sel-sel radang dan fibrin ke COA, COA keruh, flare


(+)

Sel radang menumpuk di COA, hipopion (bila proses akut)

Migrasi eritrosit ke COA, hifema (bila proses akut)

Sel-sel radang, fibrin, fibroblast menyebabkan


iris melekat pada kapsul lensa anterior (sinekia
posterior)
dan pada endotel kornea (sinekia anterior)

Sel-sel radang, fibrin, fibroblas menutup pupil


(seklusio pupil / oklusio pupil)

Gangguan aliran aquous humor


dan peningkatan tekanan intra okuler dan terjadi
glaukoma sekunder

Gangguan metabolisme pada lensa, lensa jadi keruh,


katarak komplikata

Peradangan menyebar bisa menjadi endoftalmitis dan


panoftalmitis

Klasifikasi Secara Klinis

Granulomatosa
- Terdapat invasi mikroba ke jaringan uvea oleh organisme
penyebab (Toxoplasma gondii, Mycobacterium tuberculosis).
- Reaksi seluler >> reaksi vaskular
- Injeksi silier tidak hebat iris bengkak dan gambaran
radiernya kabur
- Di tepi pupil dapat terbentuk Koeppe nodule (penimbunan sel
di tepi pupil)
- Keratik presipitat besar mutton fat deposit (makrofag dan
pigmen-pigmen) memberikan gambaran seperti berminyak.
-

COA terlihat keruh, lebih banyak sel dibanding fibrin.

- Badan kaca keruh


- Visus media refrakta terganggu
- Rasa sakit sedang dan fotofobia sedikit

Non granulomatosa
- Lebih sering pada uveitis anterior
- Penyebabnya diduga alergi
- Timbulnya akut
- Reaksi vaskular >> reaksi seluler
- Injeksinya hebat
- Badan kaca tidak keruh
- Cairan COA mengandung lebih banyak fibrin
daripada sel dapat terbentuk hipopion.
- Nyeri lebih hebat, fotofobia, dan visus lebih menurun
- Pemeriksaan PA sel plasma dan sel mononuklear
pada iris dan badan silier.

Manifestasi

Keluhan subyektif : - nyeri, terutama di bulbus


okuli,
spontan
- sakit kepala di frontal yang
menjalar
ke temporal
- blefarospasme
- fotofobia (hebat pada keadaan
akut)
- lakrimasi
- gangguan visus, unilateral
Pada keadaan kronis gejala dapat minimal

Pemeriksaan Fisik

Edema palpebra disertai dengan ptosis ringan


Injeksi konjuntiva dan silier
COA: normal atau dangkal, bila terdapat iris
bombe. Jika terdapat sinekia posterior, maka
COA terlihat dalam. Pada pemeriksaan slit lamp,
menunjukkan efek Tyndal/flare positif sehingga
berkas sinar di COA menjadi tampak karena
dipantulkan oleh sel-sel radang yang ada di
COA.

Derajat berat ringannya flare


0 tidak ditemukan
1+ flare terlihat dengan pemeriksaan yang
teliti
2+ flare tingkat sedang, iris masih terlihat
bersih
3+ kekeruhan lebih berat, iris dan lensa
sudah keruh
4+ flare sangat berat, fibrin menggumpal
pada akuous humor

Iris terlihat suram, gambaran radier


menjadi tidak nyata karena pelebaran
pembuluh darah di iris, gambaran kripta
tidak nyata, edema dan warna dapat
berubah, terkadang didapatkan iris
bombe.
Pupil miosis, bentuknya irregular (sinekia
posterior), refleks pupil menurun sampai
tidak ada.

Lensa keruh katarak komplikata.


TIO normal, menurun atau meningkat jika
telah terjadi glaukoma sekunder.
Kornea keratik presipitat (kumpulan selsel yang menempel pada endotel kornea,
biasanya di bagian bawah)

Pembagian Uveitis Anterior secara


klinis
Ringan

Sedang

Berat

Keluhan ringan sedang

Keluhan sedang
berat

Keluhan sedang
berat

Visus 20/20 20/30

Visus 20/30
20/100

Visus < 20/100

Kemerahan
sirkumkorneal
superficial

Kemerahan
sirkumkorneal
dalam

Kemerahan
sirkumkorneal
dalam

Tidak ada KPs

Tampak KPs

Tampak Kps

1 + sel dan flare

1-3 + sel dan flare

3-4 + sel dan flare

TIO berkurang < 4


mmHh

TIO berkurang 3-6


mmHg

TIO meningkat

Miosis, sluggish
pupil, sinekia
posterior ringan,

Pupil terfiksasi
(fibrous), tidak
tampak kripta pada

Pemeriksaan Penunjang

Umumnya tidak dilakukan terhadap pasien yang


responsif terhadap terapi, pemeriksaan dilakukan
untuk menentukan etiologi.
Contoh : - skin test Tuberkulosis
- hitung jenis, eosinofilia alergi, inf.
parasit
- foto rontgen Tuberkulosis,
sarkoidosis
- ANA autoimun
- TORCH
- IgG, IgM toxoplasma

Diagnosis

Anamnesis
Mata sakit, merah, sekret (-), silau, pandangan
kabur/penurunan tajam penglihatan
Perlu ditanyakan mengenai riwayat penyakit sekarang
karena dapat menjadi faktor penyebab
Pemeriksaan Oftalmologi
- visus
- perubahan TIO
- injeksi silier
- keratik presipitat pada kornea
- flare pada COA
- sinekia

Pemeriksaan penunjang
Untuk mencari etiologi penyebabnya
apabila diagnosis uveitis anterior sudah
dapat ditegakkan. Contoh : skin test,
foto rontgen, ANA dan lain-lain.

Komplikasi
Terapi tidak
adekuat

UVEITIS
ANTERIOR

KOMPLIK
ASI

Komplikasi yang sering


terjadi :

Sinekia posterior perlekatan antara


iris dengan kapsul lensa bagian anterior
akibat sel-sel radang, fibrin, dan
fibroblas.
Sinekia anterior perlekatan iris
dengan endotel kornea akibat sel-sel
radang, fibrin, dan fibroblas.
Seklusio pupil perlekatan pada bagian
tepi pupil
Oklusio pupil seluruh pupil tertutup
oleh sel-sel radang

Iris bombe akibat terjadinya perlekatanperlekatan dan tertutupnya trabekular oleh


sel-sel radang, maka aliran akuous humor
dari COP ke COA akan terhambat dan
mengakibatkan akuous humor terkumpul
di COP dan akan mendorong iris ke depan.
Glaukoma sekunder karena penimbunan
akuous humor dan menyebabkan
peningkatan tekanan bola mata.
Katarak komplikata akibat dari
gangguan metabolisme lensa

Endoftalmitis peradangan supuratif


berat dalam rongga mata dan struktur
di dalamnya dengan abses di dalam
badan kaca akibat dari peradangan
yang meluas.
Panoftalmitis peradangan pada
seluruh bola mata termasuk sklera dan
kapsul tenon sehingga bola mata
merupakan rongga abses.
Ablasio retina

Penatalaksanaan
Topikal
Midriatikum/sikloplegik
untuk mengistirahatkan otot-otot iris dan badan silier, sehingga
dapat mengurangi nyeri dan mempercepat panyembuhan dan
mencegah terjadinya sinekia, atau melepaskan sinekia yang telah
ada.
Midriatikum yang biasa digunakan yaitu:
- Sulfas atropin 1% sehari 3 kali tetes
- Homatropin 2% sehari 3 kali tetes
- Scopolamin 0,2% sehari 3 kali tetes
Anti inflamasi
Kortikosteroid diberikan untuk mengurangi peradangan yang terjadi.
Kortikosteroid yang biasa digunakan ialah dexamethasone 0,1 %
atau prednisolone 1 %. Perlu diwaspadai komplikasi-komplikasi yang
mungkin terjadi pada pemberian kortikosteroid, yaitu glaukoma
sekunder pada penggunaan lokal selama lebih dari dua minggu.
Antibiotik

Sistemik
Antibiotik

Kortikosteroid oral
Dosis yang diberikan ialah 1 mg/ kg BB
yang kemudian dosis tersebut
diturunkan perlahan-lahan setiap 1
minggu.

Prognosis

Pada umumnya pasien dengan uveitis


anterior akan berespon baik jika sudah
didiagnosis dari awal dan diberikan
pengobatan yang adekuat. Uveitis anterior
ini mungkin akan berulang, terutama jika ada
penyebab sistemik. Prognosis visual pada
iritis kebanyakan akan pulih dengan baik,
tanpa adanya katarak, glaukoma atau
posterior uveitis maupun komplikasi lainnya.
Apabila sudah terjadi komplikasi ablasio
retina maka prognosisnya akan menjadi
buruk.

Anda mungkin juga menyukai