Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ANTERIOR
Kepaniteraan Klinik Ilmu Mata
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
ANAMNESIS
STATUS GENERALIS
STATUS OFTALMOLOGI
OS
OD
OCULI
PEMERIKSAAN
OCULI
DEXTRA(OD)
6/7,5
Tidak dikoreksi
Gerak bola mata
Visus
Koreksi
SINISTRA(OS)
6/6
Tidak dikoreksi
Gerak bola mata
normal,
Bulbus okuli
normal,
enoftalmus (-),
enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
strabismus (-)
Edema (-),
strabismus (-)
Edema (-),
hiperemis(-),
nyeri tekan (+),
hiperemis(-), nyeri
Palpebra
tekan (-),
blefarospasme
blefarospasme (-),
(-), lagoftalmus
lagoftalmus (-)
(-),
ektropion (-),
ektropion (-),
entropion (-)
Edema (-),
Edema (-),
injeksi
injeksi
konjungtiva (+),
konjungtiva (-),
Konjungtiva
bangunan
bangunan
patologis (-),
patologis (-),
infiltrat (-),
infiltrat (-),
hiperemis (-)
Warna merah
Sklera
hiperemis (-)
Warna putih dan
tidak ikterik
Bulat, edema (-),
keratik
Kornea
keratik presipitat
presipitat (-)
(-)
infiltrat (-),
infiltrat (-),
sikatriks (-)
sikatriks (-)
Dangkal,
Jernih, hipopion
kedalaman
(COA)
(-),
cukup, hipopion
(-), hifema (-)
Sinekia
hifema (-),
Iris
posterior (+)
Ireguler, letak
sentral
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Pupil
atrofi (-)
Reguler, letak
Lensa
Vitreus
Retina
sentral,
Jernih
Jernih
Vaskularisasi
normal,
perdarahan (-),
rasio A/V: 2/3,
RESUME
Subjektif:
Pasien perempuan berusia 43 tahun
datang dengan keluhan mata kanan
buram dan nyeri sejak 1 minggu yang
lalu. Selain itu, pasien juga mengeluh
mata kanan terasa mengganjal, sakit
bila dipegang, mata merah serta terasa
perih. Adanya kepala pusing berdenyut
dan terasa silau bila melihat cahaya.
Objektif:
DIAGNOSA
DIFFERENSIAL
DIAGNOSA KERJA
Uveitis anterior
VII. TERAPI
Medikamentosa:
Lameson 16 mg 3x1
Tropin ed 1% 2X1 tetes OD
Tobroson ed tiap 1 jam OD
Spiramicin 500mg 3x1 tab
Saran:
Edukasi pasien untuk mengistirahatkan
mata untuk beberapa hari.
Memakai obat secara teratur
Jangan mengucek mengucek mata
Jaga kebersihan mata
BAB I. PENDAHULUAN
Anatomi Uvea
Anatomi uvea
Definisi
Epidemiologi
15 : 100.000 penduduk
75 % uveitis anterior
usia 20 50 tahun
kebanyakan pada ras kaukasian
Etiologi
Berdasarkan spesifitas penyebab:
Penyebab spesifik (infeksi)
virus, bakteri, fungi, parasit spesifik (Sifilis,
Tuberkulosis, Herpes Zoster, Herpes simpleks,
Morbus Hansen, Adenovirus).
Berdasarkan asalnya:
Eksogen
karena trauma, operasi intra okuler,
ataupun iatrogenik.
Endogen
karena fokal infeksi di organ lain / reaksi
autoimun.
Residif
serangan terjadi lebih dari dua kali disertai
penyembuhan yang sempurna di antara
serangan-serangan tersebut.
Kronis
serangan terjadi berulang kali tanpa pernah
sembuh sempurna di antaranya.
Granulomatosa
Infiltrat yang terjadi terdiri dari sel epiteloid
dan makrofag.
Patofisiologi
Granulomatosa
- Terdapat invasi mikroba ke jaringan uvea oleh organisme
penyebab (Toxoplasma gondii, Mycobacterium tuberculosis).
- Reaksi seluler >> reaksi vaskular
- Injeksi silier tidak hebat iris bengkak dan gambaran
radiernya kabur
- Di tepi pupil dapat terbentuk Koeppe nodule (penimbunan sel
di tepi pupil)
- Keratik presipitat besar mutton fat deposit (makrofag dan
pigmen-pigmen) memberikan gambaran seperti berminyak.
-
Non granulomatosa
- Lebih sering pada uveitis anterior
- Penyebabnya diduga alergi
- Timbulnya akut
- Reaksi vaskular >> reaksi seluler
- Injeksinya hebat
- Badan kaca tidak keruh
- Cairan COA mengandung lebih banyak fibrin
daripada sel dapat terbentuk hipopion.
- Nyeri lebih hebat, fotofobia, dan visus lebih menurun
- Pemeriksaan PA sel plasma dan sel mononuklear
pada iris dan badan silier.
Manifestasi
Pemeriksaan Fisik
Sedang
Berat
Keluhan sedang
berat
Keluhan sedang
berat
Visus 20/30
20/100
Kemerahan
sirkumkorneal
superficial
Kemerahan
sirkumkorneal
dalam
Kemerahan
sirkumkorneal
dalam
Tampak KPs
Tampak Kps
TIO meningkat
Miosis, sluggish
pupil, sinekia
posterior ringan,
Pupil terfiksasi
(fibrous), tidak
tampak kripta pada
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Anamnesis
Mata sakit, merah, sekret (-), silau, pandangan
kabur/penurunan tajam penglihatan
Perlu ditanyakan mengenai riwayat penyakit sekarang
karena dapat menjadi faktor penyebab
Pemeriksaan Oftalmologi
- visus
- perubahan TIO
- injeksi silier
- keratik presipitat pada kornea
- flare pada COA
- sinekia
Pemeriksaan penunjang
Untuk mencari etiologi penyebabnya
apabila diagnosis uveitis anterior sudah
dapat ditegakkan. Contoh : skin test,
foto rontgen, ANA dan lain-lain.
Komplikasi
Terapi tidak
adekuat
UVEITIS
ANTERIOR
KOMPLIK
ASI
Penatalaksanaan
Topikal
Midriatikum/sikloplegik
untuk mengistirahatkan otot-otot iris dan badan silier, sehingga
dapat mengurangi nyeri dan mempercepat panyembuhan dan
mencegah terjadinya sinekia, atau melepaskan sinekia yang telah
ada.
Midriatikum yang biasa digunakan yaitu:
- Sulfas atropin 1% sehari 3 kali tetes
- Homatropin 2% sehari 3 kali tetes
- Scopolamin 0,2% sehari 3 kali tetes
Anti inflamasi
Kortikosteroid diberikan untuk mengurangi peradangan yang terjadi.
Kortikosteroid yang biasa digunakan ialah dexamethasone 0,1 %
atau prednisolone 1 %. Perlu diwaspadai komplikasi-komplikasi yang
mungkin terjadi pada pemberian kortikosteroid, yaitu glaukoma
sekunder pada penggunaan lokal selama lebih dari dua minggu.
Antibiotik
Sistemik
Antibiotik
Kortikosteroid oral
Dosis yang diberikan ialah 1 mg/ kg BB
yang kemudian dosis tersebut
diturunkan perlahan-lahan setiap 1
minggu.
Prognosis