Kelompok 1
Kelompok 1
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang PERANCANGAN SISTEM PRODUKSI,TATA CARA,DAN
PENGUKURAN KERJA dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih pada Ibu selaku Dosen mata kuliah PENGANTAR
TEKNIK INDUSTRI yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita perancangan system produksi,tata cara produksi,dan
pengukuran kerja.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................
I.1. Latar Belakang ......................................................................
I.2. Tujuan ...................................................................................
I.3. Permasalahan ........................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................
BAB III PENUTUP ...............................................................................
III.1. Kesimpulan ...........................................................................
III.2. Saran .....................................................................................
BAB I . PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Di zaman modern saat ini banyak pabrik-pabrik besar yang terus
mengembangkan kejayaannya dalam memproduksi sesuatu untuk lebih menarik
konsumen agar memakai barang atau jasa suatu perusahaan atau pabrik
tersebut.Untuk mengembangkan itu semua perusahaan-perusahaan atau khususnya
pabrik-pabrik di zaman modern ini banyak menggunakan strategi agar kualitas suatu
produk bagus,tidak memakan banyak biaya,dan dibuat dalam waktu yang relative
singkat.Ada beberapa contoh strategi tersebut yang akan kita bahas dalam makalah
ini yaitu perancangan system produksi,tata cara,dan fasilitas yang akan berguna
untuk memajukan suatu perusahaan atau pabrik-pabrik itu.
I.3. Tujuan
Agar kita bias mengetahui tentang system produksi,tata cara melakukan
pekerjaan,dan untuk mengetahui cara pengukuran kerja yang baik agar suatu
perusahaan atau pabrik bias menghasilkan produk yang mempunyai kualitas sangat
baik,dengan biaya murah,dan waktu pengerjaannya singkat atau cepat.
BAB II . PEMBAHASAN
II.1. Perancangan system produksi
Perancangan system produksi adalah perancangan suatu produk yang nantinya
akan di produksi, merancang produk merupakan salah satu syarat untuk produksi.
Hasil dari desain produk yang telah disetujui selanjutnya dilanjutkan ke bagian
operasi untuk dijadikan sebagai spesifikasi produksi. Desain produk merupakan hal
yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Kemajuan teknologi berdampak pada berkembang pesatnya desain-desain
produk yang secara terus menerus. Sebagian besar perusahaan secara kontinyu
melakukan perubahan, perbaikan dan pengembangan terhadap produk-produk lama
yang sudah ketinggalan jaman.
Hal-hal yang bisa di pelajari didalam perancangan system produksi adalah :
1. Melakukan penelitian dan pengembangan terhadap pasar.
bertujuan agar produk yang akan di produksi nantinya dapat sukses di pasaran
sehingga memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan.
2. Menyesuaikan Teknologi dengan Operasi
Fungsinya adalah agar produk yang dihasilkan sesuai antara desain dan
operasi, dan tidak menimbulkan masalah ketika proses produksi sudah mulai berjalan.
3. Menganalisa Metode kerja, penggunaan material dan waktu kerja
Tujuan pokoknya adalah memperbaiki proses, prosedur dan pelaksanaan
dalam menyelesaikan pekerjaan, melakukan penghematan penggunaan material, serta
memperbaiki tata ruang agar lebih efektif, efisien, aman dan nyaman. Berikut adalah
gambar yang menunjukkan proses urutan operasi, gunanya adalah untuk mengetahui
proses yang tidak produktif.
4.Mengembangkan teknologi
Di lihat dari segi produk, fungsi pengembangan teknologi bertujuan agar
produk tidak ketinggalan jaman dan tidak kalah bersaing di pasaran, serta
meningkatkan kualitas produk tersebut. Dan jika dilihat dari segi produksi, kontribusi
pengembangan teknologi dapat terlihat dari cara proses kerja lebih efektif, seperti
adanya tombol/saklar, adanya mesin convayor dan masih banyak lagi yang lainnya.
Gunanya untuk menjaga kondisi karyawan agar tidak mudah lelah dan tidak jenuh
Ada 2 faktor yang memengaruhi perencanaan system produksi yaitu :
1.Analisis kerja
Analisis kerja merupakan perancangan stasiun kerja yang dilakukan secara
terus menerus agar mendapatkan metode yang baik dan sistematis,gunanya untuk
meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan fleksibilitas sistem kerja.analisis
dapat dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:
a. Identifikasi operasi yang akan dipelajari, dan kumpulkan data yang relevan.
b. Diskusikan dengan operator dan supervisor untuk memperoleh masukan.
c. Pelajari dan dokumentasikan metode yang berlaku dengan menggunakan bagan
proses.
d. Lakukan analisis terhadap metode yang berlaku.
e. Usulkan metode baru apabila metode lama kurang sesuai.
f. Terapkan metode baru.
g. Pelihara dan lakukan penyesuaian jika perlu.
h. Pengukuran Kerja
2.Ergonomi
Ilmu ini mempelajari atau meneliti tentang keterkaitan antara manusia dengan
lingkungan kerja, karena manusia adalah sebagai pusat sistem,maka semua
perancangan sistem kerja diarahkan pada perancangan yang sesuai dengan manusia
itu sendiri. Tujuannya adalah meningkatkan efektifitas kerja yang dihasilkan oleh
sistem dengan tetap memandang manusia unsur pusat sistem untuk mempertahankan
dan meningkatkan kenyamanan dan kesehatan. Pada intinya, dalam mengembangkan
metode kerja dengan gerakan yang efisien, hal-hal yang perlu dilakukan, sebagai
berikut :
3. Assembly to order
4. Make to stoke
dimulai pada saat tangan mulai berpindah dan berakhir pada saat tangan berhenti
berpindah.
5) Membawa (move)
Elemen gerakan ini adalah gerakan tangan berpindah dengan membawa beban.
Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan memegang dan diikuti oleh gerakan
melepas atau mengarahkan. Gerakan ini dimulai pada saat tangan mulai berpindah
dan berakhir pada saat tangan berhenti berpindah.
6) Memegang untuk memakai (hold)
Elemen gerakan ini adalah gerakan memegang tanpa menggerakkan objek yang
dipegang. Elemen gerakan ini tidak diikuti oleh gerakan membawa.
7) Melepas (release load)
Elemen gerakan ini adalah gerakan melepaskan objek yang dipegang. Gerakan ini
didahului oleh gerakan membawa atau mengarahkan dan diikuti oleh gerakan
menjangkau. Gerakan ini dimulai pada saat melepaskan tangan dari objek dan
berakhir pada saat seluruh jari tidak menyentuh objek lagi.
8) Mengarahkan (position)
Elemen gerakan ini adalah gerakan mengarahkan objek pada suatu objek tertentu.
Gerakan ini didahului oleh gerakan membawa dan diikuti oleh gerakan merakit atau
memakai. Gerakan ini dimulai sejak tangan mengendalikan objek dan berakhir pada
saat gerakan memakai atau merakit dimulai.
9) Mengarahkan sementara (pre position)
Elemen gerakan ini adalah gerakan mengarahkan pada suatu tempat sementara.
Gerakan ini sering terjadi secara bersamaan dengan gerakan membawa atau melepas.
10) Memeriksa (inspection)
Elemen gerakan ini adalah gerakan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek
telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Gerakan ini dapat berupa gerakan melihat,
meraba, mencium, mendengarkan atau merasa dengan lidah.
11) Merakit (assemble)
Elemen gerakan ini adalah gerakan untuk menggabungkan satu objek dengan objek
lainnya. Gerakan ini didahului oleh gerakan membawa atau mengarahkan dan diikuti
oleh gerakan melepas. Gerakan ini dimulai jika objek siap dipasang (biasanya setelah
diarahkan) dan berakhir pada saat objek telah tergabung dengan sempurna.
12) Melepas rakit (disassemble)
Elemen gerakan ini adalah gerakan memisahkan dua bagian objek yang merupakan
satu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan memegang dan diikuti
oleh gerakan membawa atau melepas. Gerakan ini mulai setelah pemegangan selesai
dan berakhir pada saat kedua objek telah terpisah dengan sempurna.
3) Kelompok pembantu
Gerakan-gerakan yang termasuk dalam kelompok ini tidak memberikan nilai tambah.
Perbaikan kerja dilakukan dengan pengaturan kerja yang baik atau dengan
penggunaan alat bantu. Yang termasuk kedalam gerakan kelompok ini adalah :
a)
mencari (search)
b)
memilih (select)
c)
mengarahkan (position)
d)
memegang untuk memakai (hold)
e)
mengarahkan sementara (pre position)
f)
memeriksa (inspection)
4) Kelompok elemen gerakan luar
Gerakan-gerakan yang termasuk dalam kelompok ini sedapat mungkin dihilangkan.
Yang termasuk kedalam gerakan kelompok ini adalah :
a)
istirahat (rest)
b)
merencanakan (plan)
c)
keterlambatan yang tidak bisa dihindari (unavoidable delay)
d)
keterlambatan yang bisa dihindari (avoidable delay)
Ada beberapa peta yang telah dikembangkan menganalisis metode kerja operator
beberapa yang utama diantaranya adalah
1.Peta proses alir
Peta proses alir adalah sebuah peta yang menjelaskan semua jenis kegiatan
yang dilakukan operator secara bertahap untuk menyelesaikan suatu produk.dalam
penggambaran,setiap tipe kegiatan diberi symbol berbeda sebagai berikut:
= operasi yaitu benda kerja sedang dikenakan kegiatan perubahan
bentuk misalnya dibubut,digrinda,dan lain-lain
= transportasi yaitu kegiatan untuk memindahkan benda kerja antar
stasiun kerja atau ketempat penyimpanan.
= inspeksi yaitu benda kerja dalam keadaan diteliti
Part#1A digudang
part#2B digudang
part#3C digudang
Part#10dan#20
dirakit menjadi
sub-assembly #12
sub-assembly #12
dan part #30 dirakit menjadi
produk akhir #123
Produk akhir #123
disimpan di gudang
0,02
10
cut
0,04
10
cut
0,03
10 cut
0,04
0,03
20
plate
0,02
20
0.02
30
tap
plate
0,03
0,05
40
50
40
mill
assembly
0,04
DW
drill
20
drill
30
0,06
cut
inspect
0,04
0,05
50
60
70
0,02
mill
plate
assembly
allign
80
D.W
90
inspect
ST : NT + A,
n
Dimana , NT
( R F i x T i ) , i=1,2,3,4, , n
=
i=1
Fi
Namun menurut para ahli yang lain pengukuran waktu kerja terbagi 3 yaitu :
1.
Waktu Siklus
Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturutturut, asumsikan konstan untuk semua pertemuan.Dapat dikatakan waktu siklus
,merupakan hasil pengamatan secara langsung yang tertera dalam stopwatch.
Menurut Ballard, (2001) definisi waktu siklus (cycle time) adalah jumlah dari
durasi kegiatan, antara kegiatan yang tumpang tindih dan ditambah jumlah dari waktu
antrian. Sementara menurut Hult, (1998) waktu siklus (cycle time) didefinisikan
sebagai waktu yang diperlukan dari awal sampai akhir dari kegiatan yang terlibat di
dalam proses rantai pasok (supply chain).
Dari uraian definisi di atas bahwa waktu siklus (cycle time) tersebut merupakan suatu
total waktu dari awal hingga akhir dari proses kegiatan, termasuk waktu tunggu.
Begitu juga dengan waktu siklus pengecoran lantai, yang dimulai dengan kegiatan
pekerjaan kolom, balok dan lantai (termasuk pembesian dan bekisting) yang diakhiri
dengan pengecoran. Pada proses ini di dalamnya mencakup proses rantai pasok
(supply chain), seperti bahan-bahan struktur beton. Sebagai contoh, dalam
mempertimbangkan waktu siklus pengecoran lantai pada proyek konstruksi bangunan
gedung bertingkat, agar memenuhi aspek kecepatan dan kualitas melalui penerapan
dan pola supply chain. Pola yang diterapkan diantaranya adalah pengadaan material
besi beton, campuran beton,peralatan, dan pekerja pembesian dan beton diadakan
oleh kontraktor utama. Sedangkan untuk pengadaan bekisting dan pekerja bekisting
diadakan oleh subkontraktor. Penerapan dan pola supply chain seperti ini sering
diterapkan di lapangan, agar waktu siklus pengecoran lantai dapat memenuhi durasi
proyek dan memenuhi aspek biaya, kecepatan, keamanan dan kualitas.
Waktu siklus dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana:
X = Waktu Siklus
x = Waktu pengamatan
n= Jumlah pengamatan yang dilakukan
Untuk Mengetahui apakah jumlah pengamatan yang dilakukan sudah memenuhi syarat
(mencukupi) atau masih kurang dapat ditentukan dengan rumus:
2.
Waktu Normal
Waktu normal merupakan waktu kerja yang telah mempertimbangkan factor
penyesuaian , yaitu waktu siklus rata-rata dikalikan dengan factor prnyesuaian. Waktu
normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa
seorang operator yang berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada
tempo kerja yang normal (Wignjosoebroto, 2000).
Didalam praktek pengukuran kerja maka metoda penerapan rating performance
kerja operator adalah didasarkan pada satu factor tunggal yaitu operator speed,space
atau tempo. Sistem ini dikenal sebagai performance Rating/speed Rating). Rating
Faktor ini umumnya dinyatakan dalam persentase persentase(%) atau angka
decimal ,Dimana Performance kerja normal akan sama dengan 100% atau 1,00.
Rating factor pada umumnya diaplikasikan untuk menormalkan waktu kerja
yang diperoleh dari pengukuran kerja akibat tempo atau pkecepatan kerja operator
yang berubah-ubah.Untuk maksud ini , maka waktu normal dapat diperoleh dari
rumus berikut:
Nilai waktu yang diperoleh disini masih belum bias kita tetapkan sebagai
waktu baku untuk penyelesaian suatu operasi kerja,karena disini factor-faktor yang
berkaitan dengan waktu kelonggaran (Allowance Time) agar operator bekerja sebaikbaiknya masih belum dikaitkan.
3. Waktu Baku/Standar
Waktu standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan operator untuk
memproduksi satu unit dari data jenis produk. Waktu standar untuk setiap part harus
dinyatakan termasuk toleransi untuk beristirahat untuk mengatasi kelelahan atau
untuk factor-faktor yang tidak dapat dihindarkan. Namun jangka waktu
penggunaannya waktu standard ada batasnya . Atau bisa dikatakan waktu yang
dibutuhkan untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu aktivitas atau pekerjaan
oleh tenaga kerja yang wajar pada situasi dan kondisi yang normal sehingga
didapatkan waktu baku atau waktu standar secara umum.
Ada dua cara untuk menentukan waktu baku antara lain :
a. Cara langsung
Cara langsung adalah suatu cara untuk menentukan waktu baku di mana pengamatan
data-data yang diperlukan langsung dilakukan di tempat berlangsungnya suatu
aktivitas atau pekerjaan yang akan ditemukan waktu bakunya.
menggunakan jam henti. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar akhirnya dapat
diperoleh waktu yang pantas untuk jumlah pengukuran dan lain-lain. Langkahlangkah sebelum melakukan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penetapan tujuan pengukuran
2. Melakukan penelitian pendahuluan
3. Memilih operator
4. Melatih Operator
5. Mengurai pekerjaan atas elemen pekerjaan
6. Menyiapkan alat-alat pengukuran.
b. Cara tak langsung
Cara tak langsung adalah suatu cara untuk menentukan waktu baku yang data-datanya
tidak langsung dilakukan di tempat berlangsungnya aktivitas/perkerjaan tetapi cukup
menggunakan data-data masa lampau yang telah dibukukan untuk pekerjaanpekerjaan yang sejenis.
Cara ini dapat dibagi dua cara, yaitu :
- Pengukuran waktu data waktu baku
- Pengukuran data waktu gerakan
Dengan demikian waktu baku tersebut dapat diperoleh dengan menagplikasikan
rumus berikut.
Rumus (1) Merupakan Rumus sera umum yang paling banyak dipakai
menghitung waktu baku, Meskipun sebenarnya rumus tersebut kurang teliti bilamana
dibandingkan dengan rumus (2).
(1) Wn = Ws x p
P adalah faktor penyesuaian
1 siklus rata-rata normal, p1 untuk bekerjanya terlalu lambat atau sebaliknya..
Dimana 1 adalah kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada pekerja untuk
menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal .
Pengukuran Waktu
Sistem pengukuran kerja praktis mencakup :
1. Pengukuran waktu aktual yang diobservasi
2. Penyesuaian waktu yang diobservasi untuk memperoleh waktu normal melalui
pemeringkatan kerja