Anda di halaman 1dari 7

Beach City Hotel Di Teluk Manado

(Skyscraper Architecture)
Oleh : Israel P. Irmanto
110212054

A. PENDAHULUAN.
Indonesia yang pada dasarnya adalah Negara Kepulauan terbesar didunia yang terletak di garis
khatulistiwa1 memiliki Pariwisata Bahari yang sangat sangat kuat. Bali, Raja Ampat, dan Wakatobi
adalah Wisata Bahari Indonesia yang terkenal di mancanegara, tidak terkecuali Kota Manado
dengan Pulau Bunaken-nya.
Keindahan dari wisata bahari yang ada di Kota Manado, menjadi daya tarik bagi wisatawan
yang datang ke Kota Manado untuk berkunjung dan menikmati keindahan alam Kota Manado. akan
tetapi, seiring bertambahnya waktu jumlah wisatawan yang datang ke kota manado semakin sedikit 2
ini di kerenakan oleh kurang puasnya wisatawan akan pelayanan, dan juga kurangnya perhatian
pemerintah dan masyarakat terhadap lingkungan sekitar3.
Oleh kerena itu penulis mempunyai gagasan untuk menarik kembali wisatawan agar datang ke
kota manado dengan cara menciptakan magnet aritektural dikota manado dengan konsep Landmark
City sebagai karakter dari wisata bahari dari Kota Manado dengan fungsi bangunan Hotel Bintang
Lima dengan jenis HoteL City, sehingga mampu memuaskan para wisatawan untuk datang ke kota
manado.
Untuk menunjang konsep Landmark City maka dibutuhkan pula suatu tema perancangan
mendukung konsep tersebut, sehingga dipilih tema Skyscraper Architecture. Hubungan
Skyscraper Architecture dengan konsep Landmark City sangat kuat dari mempermudah wisatawan
dalam mengenali tempat berpijak, sebagai penunjuk arah, dan pembentuk skyline Kota Manado.
Untuk menerapakan konsep Skyscraper Architecture pada bangunan hotel bintang lima dikota
manado, maka diperlukan data Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Manado untuk dipelajari
sehingga objek rancangan akan bekerja secara maksimal dalam pertumbuhan ekononi dan pariwisata
bahari di Kota Manado.
Tapak terpilih di teluk kota Manado (sekitar kec.tuminting). Letak tapak di teluk Manado
sangat berkarakter dan mampu menunjang konsep Landmark City. Tapak tersebut dipilih berlatar
1 Portal Nasional Republik Indonesia, Geografi Indonesia, diakses dari
http://www.indonesia.go.id/in/sekilas-indonesia/geografi-indonesia, pada tanggal 27
april 2016.
2 Badan Pusat Statistik, Jumlah Wisatawan Mancanegara Masuk Melalui Bandara Sam
Ratulangi menurut Bulan 2008 2015, diakses dari
http://sulut.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/104, pada tanggal 27 april 2016.

3Tribun Manado, Tumpukan Sampah di Laut Manado Jadi Pemandangan Buruk,


diakses dari http://manado.tribunnews.com/2015/11/21/tumpukan-sampah-di-lautmanado-jadi-pemandangan-buruk, pada tanggal 27 april 2016.

belakangi pariwisata Kota Manado sebagai kota Trimatra4 yang memiliki elemen laut. Tapak objek
rancangan di teluk kota manado yang dimaksud berupa tapak Reklamasi : Pulau Rekaya. Dengan
konsep reklamasi pulau rekayasa di Kota Manado menjadi masalah yang perlu di perhitungkan.
Mulai dari kajian dampak lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya bagi masyarakat disekitar objek
rancangan.
Melalui Penerapan Konsep Landmark City pada Hotel Bintang di teluk Manado, diharapkan
dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Kota Manado, sehingga menciptakan
lapangan kerja bagi masyarakat yang ada disekitar objek rancanang. Juga dapat mendukung visi
Kota Manado Manado Kota Model Ekowisata dan Program Pemerintah Marijo Ka Manado5.
B. DESKRIPSI OBJEK RANCANGAN.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Hotel adalah bangunan berkamar banyak yang
disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan;
bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh
pelayanan, penginapan, makan dan minum6.
Tinjauan Umum Hotel.
Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini
sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, "tempat penampungan buat
pendatang" atau bisa juga "bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum". Jadi, pada
mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat, ini semakin berkembang dan
mencapai puncaknya pada masa Revolusi Industri di Inggris pada tahun 1750 hingga tahun 1790.
Tak aneh kalau di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dulunya mirip pegawai
negeri alias abdi masyarakat. Tapi, seiring perkembangan zaman dan bertambahnya pemakai jasa,
layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi sosialnya. Tamu pun dipungut bayaran. Sementara
bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun
demikian, bertahun-tahun standar layanan hotel tak banyak berubah.
Jenis Hotel Berdasarkan Lokasi.
jenis-jenis hotel berdasarkan lokasi atau area dimana hotel tersebut dibangun 7:
o City Hotel
4 Manado Kota, Topografi dan Morfografi Tanah di Kota Manado, diakses dari
http://www.manadokota.go.id/berita-1345-topografi-dan-morfologi-tanah-di-kota-manado.html.
pada tanggal 27 april 2016.

5 National Geographic, "Marijo ka Manado" Angkat Keterpurukan Pariwisata Sulut,


diakses dari http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/01/marijo-ka-manado-angkatketerpurukan-pariwisata-sulut, pada tanggal 27 april 2016.
6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hotel, diakses dari http://kbbi.web.id/hotel, pada
tanggal 27 april 2016.

City hotel adalah hotel yang terletak ditengah kota besar atau daerah perkotaan. City
hotel biasa disebut juga sebagai transit hotel karena masyarakat yang tinggal biasanya
dalam jangka waktu pendek (sementara).
Motel (Motor Hotel)
Motel hadir diperuntukan sebagai tempat persinggahan sementara bagi masyarakat
yang bepergian menggunakan kendaraan umum atau pribadi.
Resort Hotel
Resort hotel adalah hotel yang terletak jauh dari kota dan di peruntukan bagi
masyarakat yang ingin berekreasi atau berwisata. Hotel resort biasanya terletak didaerah
tujuan wisata. Resort hotel bermacam-macam berdasarkan letak lokasinya yakni ada
beach hotel terletak ditepi pantai, mountain hotel terletak di daerah pegunungan, Ravine
hotel terletak ditepi jurang, Jungle hotel terletak di area hutan, Lake hotel terletak ditepi
danau dan Riverside hotel terletak ditepi sungai.
Residential Hotel
Residential Hotel merupakan hotel yang diperuntukan bagi masyarakat yang ingin
tinggal cukup lama. Hotel ini berlokasi di daerah tenang yang jauh dari keramaian seperti
pinggiran kota, namun memiliki akses kemudahan dalam mencapai tempat-tempat
kegiatan bisnis. Hotel ini juga memiliki fasilitas yang lengkap untuk seluruh anggota
keluarga.
Down Town Hotel
Down Town hotel merupakan Hotel yang berlokasi di dekat lokasi perdagangan dan
perbelanjaan. Sasaran konsumen dari hotel ini adalah pengunjung yang ingin berwisata
belanja ataupun menjalin relasi dagang.

Jenis Hotel Berdasarkan Bintang.


jenis-jenis Hotel berdasarkan Bintang dibagi dari Jumlah Kamar, Fasilitas dan perlatan yang
disediakan, Model sistem pengelolaan, Bermotto pelayanan. dengan mempertimbangkan aspekaspek tersebut maka hotel dibagi menjadi 5 tingkatan. Berikut Hotel Bintang di bagi berdasarkan
luas kamar, luas lantai bruto, dan jumlah minimal kamar.
Klarifikasi Hotel

Bintang 5
Bintang 4
Bintang 3
Bintang 2
Bintang 1

Luas Kamar
(m2)

Luas Lantai Bruto


Per Kamar (m2)

36 (4,5 x 8)
150
32 (4 x 8)
120
30 (4 x 7,5)
100
28 (4 x 7)
80
24 (4 x 6)
60
Tabel B.1 Ketentuan Dsara Hotel8

Jumlah Kamar
Minimal

500
400
300
200
100

C. DESKRIPSI TEMA RANCANGAN.


7 Jenis-Jenis Hotel, Jenis-Jenis Hotel Berdasarkan Lokasi, diakses dari
http://jenishotel.info/jenis-jenis-hotel-berdasarkan-lokasi, pada tanggal 27 april 2016.
8 Jimmy S. Juwana, Paduan Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit : Erlangga, Jakarta 2003,
hlm. 11.

Tinjauan Umum Tema Rancangan.


Diamerika serikat perkembangan bangunan tinggi dimulai pada akhir abad ke-19 dengan
sesuai di bangunannya gedung St. Joshep karya arsitek Gerge B. Post di Broadway yang tingginya
19 lantai, pada taun 1894, sebelumnya di philadelphia, boston, dan chicago bangunan-bangunan
tinggi hanya mencapai 10 lantai. Pada awal tahun 1900-an, selanjutnya didirikan bangunan dengan
gaya ghotic, gedung singer yang tingginya 21 lantai, menara times (tingginya 120 meter), gedung
flatiron (tinggi 95 meter) gedung trinity dengan gedung united stated yang berlantai 34. Setelah itu
dalam kurun waktu satu abad dibangunllah puluhan bangunan tinggi, gedung pencakar langit
(Skyscraper Building) yang tingginya mencapai lebih dari 100 lantai.
Akibat dari bertumbuhnya permintaan dan meningkatnya kebutuhan akan ruang untuk
melakukan aktivitas, baik berupa tempat kerja, hiburan maupun hunian. Kemajuan teknologi
tertutama di teknologi bahan, metode konstruksi dan informasi, serta tingginya harga lahan dipusat
kota, memicu orang untuk mendirikan bangunan tinggi9.
Penerapan Skyscraper arsitektur (Arsitektur Pencakar Langit) perlu melakukan beberapa
pertimbangan dalam penataan bangunan dan ruang luar, bentuk bangunan terhadap arah gerak angin
(aerodinamika) dan juga penataan sistem struktur dan utilitas bangunan untuk menjamin keamanan
dan kenyamanan terhadap objek rancangan.

Pengaruh Aerodinamika pada Bangunan Pencakar Langit.

Pergerakan angin sangat membantu dalam pembetukan bangunan horizontal rise diatasi
dengan solusi modifikasi bentuk atap bangunan, Sedangkan pada pada bangunan vertical rise
masalah gaya aliran udara biasanya diatasi dengan solusi modofikasi bentuk denah.

Pada bangunan Pencakar Langit dirancang dengan bentuk yang Aerodinasmis dikarenakan
bangunan yang aerodinamis akan meminimasi terjadinya turbulensi. Yaitu gaya aliran udara yang
tidak beraturan yang akan mengganggu aktifitas penerbangan aeromodelling.
Biasanya perubahan bentuk aerodinamis sangat berpengaruh pada ketinggian dan ukuran
bangunan, dengan pengubahan seperti chamfered, round corner, dan corner cuts pada bangunan
segiempat akan memberi sedikit pengaruh pada tekanan angin dan pola pergerakan angin.

9 Jimmy S. Juwana, Paduan Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit : Erlangga, Jakarta 2003, hlm. 3.

Tabel perbandingan sebelum modifikasi dan sesudah Geometri Bangunan 10

10 Bagus Priyantomo BANDUNG AEROMODELLING CENTRE. Akses dari elib.unikom.ac.id,


Juni 2015

Sistem Struktur dan Utilitas Bangunan Tinggi.

Inti Bangunnan (Core).


Pada struktur bangunan pencakar langit umumnya menggunakan Inti Bangunan (Core) yang
berfungsi sebagai inti bangunana untuk menanggu beban vertikal dan digunakan sebagai
tempat sarana transportasi vertikal dan utilitas.
Dinding Geser (shear wall).
memberikan kekuatan lateral yang diperlukan untuk melawan kekuatan gempa horizontal.
Ketika dinding geser cukup kuat, mereka akan mentransfer gaya horizontal ini ke elemen
berikutnya dalam jalur beban di bawah merek
Sistem Rangka Kaku.
Sistem rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi teratur,terdiri dari balok horizontal
dan kolom vertikal yang dihubungkan disuatu bidang dengan menggunakan sambungan kaku
(rigid).
Transportasi Vertikal.
Transportasi Vertikal pada bangunan tinggi umumnya di bagi atas dua bagian yaitu
transportasi Mekanis seperti Lift dan Ekskalator maupun Manual berupa Tangga dan Ramps.
Skylobby
Pada prinsipnya sky lobby merupakan salah satu area bersama (lobby) yang digunakan
sebagai tempat perpindahan lift dari zona yang rendah ke yang lebih tinggi. Selain itu sky
lobby memiliki fungsi lain sebagai area evakuasi kebakaran maupun kompartement vertikal
saat terjadi kebakaran.

D. Asosiasi Logis.
Hotel Bintang Lima umumnya memiliki tipologi bangunan tinggi yang cocok dipadukan
dengan tema Skyscraper Architecture yang menjulang tinggi ke langit. Salah satu keuntungan yang
didapat dalam perpaduan antara tema dan fungsi bangunan adalah keuntungan Benefit yang
dirasakan oleh setiap penghuninya.
E. Prospek dan Visibilitas.
Prospek.
Visi dari Kota Manado Manado Kota Model Ekowisata yang membuat Beach City Hotel di
Teluk manado layak. Dengan konsep Landmark City diterapkan pada Beach City Hotel menjadi
magnet arsitektural bagi wisatawan untuk datang ke Kota Manado dan menunjang program
pemerinta Marijo Ka Manado sehingga tercipta lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat kota
manado, dan menambah penghasilan daerah Kota Manado.
Untuk menunjang bangunan Hotel Bintang Lima di Teluk Manado perlu di lakukan Analisa
Dampak Lingkungan dengan ditambahkan fungsi penunjang bangunan berupa Bandan Konservasi
Biota Laut dan Museum Laut pada objek rancangan.
Visibiitas
Semakin berkurangnya jumlah wisatawan yang datang datang ke kota manado 11, yang
dikerenakan kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah akan lingkungan 12, oleh kerena itu
penulis memiliki gagasan gagasan untuk menarik kembali wisatawan agar datang ke kota manado
11 Badan Pusat Statistik, Jumlah Wisatawan Mancanegara Masuk Melalui Bandara
Sam Ratulangi menurut Bulan 2008 2015, diakses dari
http://sulut.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/104, pada tanggal 27 april 2016.

dengan cara menciptakan magnet aritektural dikota manado dengan konsep Landmark City
sebagai karakter dari wisata bahari dari Kota Manado dengan fungsi bangunan Hotel Bintang Lima
dengan jenis HoteL City, sehingga mampu memuaskan para wisatawan untuk datang ke kota
manado.

12 Tribun Manado, Tumpukan Sampah di Laut Manado Jadi Pemandangan Buruk,


diakses dari http://manado.tribunnews.com/2015/11/21/tumpukan-sampah-di-lautmanado-jadi-pemandangan-buruk, pada tanggal 27 april 2016.

Anda mungkin juga menyukai