Oleh : KELOMPOK 5
Oleh :
Luthfi Ramadhan
145080600111025
Abdullah Ammar
145080600111028
145080600111031
M. Syahidan F S
145080600111034
145080600111038
Nindya Fatimah A
145080600111039
M. Fathurrahma K
145080600111041
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM TENTANG ANALISIS KUALITAS PERAIRAN DAN KANDUNGAN LOGAM BERAT
(Pb DAN Cu)
DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS, JAWA TIMUR
Oleh :
KELOMPOK 5
telah dipertahankan di depan asisten praktikum pada tanggal 3 Mei 2016 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat
Menyetujui,
Asisten Pendamping
Koordinator Asisten
( Ahmad Didin K. )
NIM. 135080600111054
Mengetahui
Dosen Pengampu MK. Pencemaran Laut
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini kami menyatakan bahwa Laporan Praktikum Pencemaran Laut ini yang berjudul
Analisis Kualitas Perairan Dan Kandungan Logam Berat (Pb Dan Cu) Di Daerah Aliran Sungai (Das)
Brantas, Jawa Timur ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya kami sendiri dan kami tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, kami siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada kami
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa, yang telah
melimpahkan berkat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktikum Pencemaran Laut
materi Kandungan Logam Berat di DAS Brantas, Jawa Timur.
Tak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penulisan laporan Pencemaran laut ini, khususnya ibu Defri Yona, S.Pi.,M.Sc.Stud selaku
dosen pengampu mata kuliah Pencemaran Laut dan kakak-kakak asisten yang dengan tulus
mendampingi kami selama pelaksanaan praktikum, serta teman-teman yang
telah membantu
Malang,
Penulis
Analisis Kualitas Perairan Dan Kandungan Logam Berat (Pb Dan Cu) Di Daerah Aliran Sungai (Das)
Brantas, Jawa Timur.
M. Fathhurahman K, M. Aulia Ghafari, Luthfi Ramadhan, Nindya Fatmiah, Ariellya Rahma A, Abdullah
Ammar, Syahidan F.
Pemeriksa : Ahmad Didin K
RINGKASAN
Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria yang sama dengan logamlogam lain. Perbedaannya terletak pada pengaruh yang diakibatkan bila logam ini diberikan dan atau
masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Faktor yang menyebabkan logam tersebut dikelompokkan ke
dalam zat pencemar yaitu logam berat tidak dapat terurai melalui biodegradasi oleh mikroorganisme.
Keberadaan logam berat di perairan laut dapat berasal dari berbagai sumber,antara lain dari
kegiatan pertambangan, rumah tangga, limbah pertanian dan buangan industri. Selain itu, logam berat
juga biasanya masuk ke perairan laut melalui muara sungai. Limbah yang berasal dari sumbersumber tersebut dibuang ke sungai tanpa adanya pengolahan secara baik. Hal inilah yang
menyebabkan logam berat masuk dan semakin banyak masuk ke perairan.
Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, terdapat banyak pemukiman dan pabrik-pabrik
industri di sekitar DAS tersebut. Wilayah Muara Sungai Porong diduga berpotensi mengandung logam
berat Pb, Cu dan Zn yang berasal dari aktivitas antropogenik dan industri di sekitar Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur. Oleh karena itu diperlukan penelitian secara rutin terhadap kandungan logam
berat yang berada di perairan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode observasi lapang dan terdapat 4 titik pengambilan sampel
di sekitar Daerah Aliran Sungai Brantas, Jawa TImur. Kandungan logam berat dianalisis secara eksitu
atau didalam laboratorium menggunakan metode AAS (Atomic Absorpstion Spectometer). Dari hasil
analisis di laboratorium, dapat diketahui bahwa daerah aliran sungai Brantas dari 4 titik sampel dapat
dikategorikan tercemar oleh logam berat Pb. Hal ini dikarenakan, pada 4 titik pengambilan sampel,
logam berat Pb ditemukan dalam jumlah yang melebihi baku mutu.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
PERNYATAAN ORISINALITAS.............................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
UCAPAN TERIMA KASIH.....................................................................................iv
RINGKASAN.........................................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ix
1. PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................... 2
2. METODE.......................................................................................................... 3
2.1 Lokasi Praktikum.........................................................................................3
2.2 Waktu Praktikum.........................................................................................4
2.3 Prosedur Praktikum.....................................................................................4
3. HASIL PRAKTIKUM..........................................................................................5
3.1 Gambaran Umum Lokasi Praktikum............................................................5
3.1.1 Profil Lokasi..........................................................................................5
3.1.2 Kegiatan Partisipatif Aktif......................................................................7
3.1.3 Kendala dan Saran...............................................................................9
3.2 Pengambilan Data dan Analisa Kualitas Air...............................................10
3.2.1 Kondisi Lingkungan Stasiun................................................................10
3.2.2 Data Hasil Praktikum...........................................................................11
3.2.3 Analisa Parameter..............................................................................13
3.2.4 Pembahasan.......................................................................................13
3.3 Penutup.....................................................................................................15
3.3.1 Kesimpulan.........................................................................................15
3.3.2 Saran..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
LAMPIRAN......................................................................................................... 18
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Waktu Praktikum............................................................................4
Tabel 2. Tabel Hasil Pengukuran Parameter.......................................................11
Tabel 3. Tabel Hasil Pengukuran Logam Berat....................................................11
Tabel 4. Tabel Analisa Parameter dengan Baku Mutu.........................................13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Lokasi Titik Sampel....................................................................3
Gambar 2. Gambar Alur Prosedur Praktikum.......................................................4
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi lapang.......................................................................26
Lampiran 2. Baku Mutu Perairan........................................................................29
11
1. 1. PENDAHULUAN
2. 1.1 Latar Belakang
3.
akan
meninbulkan
dampak
terhadap
peubahan
beberapa
komponen
Sungai
brantas
merupakan
daerah
aliran
suangai
(DAS)
terpanjang kedua di jawatimur. Hulu dari sungai brantas berada di daerah desa
sumber brantas. Sedangkan hilirnya berada di porong Mojokerto. Sungai
brantas menjadi bagian penting bagi kehidupan di daerah jawa timur. Kondisi
kualitas DAS brantas dari hulu sampai dengan hilir memerlukan perhatian
serius, baik itu pengolahan limbah industi, pengolahan limbah pertanian, juga
pengolahan limbah rumah tangga. Karna semua limbah dari sungai akan
masuk ke perairan laut. Hal inilah yang menjadi landasan alasan mengapa
pada Praktikum Pencemaran Laut diambil wilayah pengambilan sampel di DAS
Brantas.
7. 1.2 Tujuan
8.
Tujuan
dilaksankannya
praktikum
pencemaran
laut
materi
15.
13
16. 2. METODE
17. 2.1 Lokasi Praktikum
18.
20.
Pengambilan sampel pada Praktikum Pencemaran Laut di
empat (4) lokasi berbeda pada Daerah Aliran Sungai Brantas (DAS) yang
mengalir dari Malang, Mojokerto dan Sidoarjo. Keempat daerah tersebut
adalah stasiun I yang terletak di kordinat S: 07.95766 dan E:112.60470
dengan alamat Mata Air Sungai Brantas, Desa Sumber Brantas, Batu.
14
15
28.
30. April
27.N
29. Kegiatan
33.
34.1
1
5
35.
36.
37.
38.
39.
40.
Simulasi
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
Preservasi
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
Pengambila
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
Preservasi
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
Analisa
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
o
41.42.
1 Praktikum
51.52.
2 Alat
61.62.
94.
Lapang
Preservasi
Alat
Bahan
16
b. Stasiun 2
102.
Mojokerto, Jawa Timur. Letak kordinat lintang dan bujur lokasi ini terletak
pada -7.450067 S dan 112.446095 E. Perairan pada aliran sungai ini
terlihat sudah mulai keruh. Hal ini dikarenakan adanya sampah sampah
dan limbah dari pemukiman di sekitar sungai tersebut. Sumber-sumber
17
limbah dan sampah pada aliran sungai ini berasal dari limbah domestik
dan industri yang berada disekitar kawasan tersebut.
103.
c. Stasiun 3
105.
Sidoarjo, Jawa Timur. Letak kordinat stasiun ini terletak pada titik kordinat
-7.563765 S dan 112.867979 E. Kondisi air di muara sungai porong ini
terlihat keruh. Lalu, di perairannya juga banyak terdapat sampah yang
mengapung yang mengalir ke arah laut. Namun ditepi muara sungai
porong ini juga banyak ditumbuhi vegetasi. Selain itu, di tepinya juga ada
beberapa proyek yang dilakukan oleh warga sekitar muara.
106.
yaitu saat kondisi menuju pasang dan pasang tertinggi, arus di muara
sungai porong bergerak ke arah hilir hal ini menyebabkan sedimen di
muara sungai porong cenderung tertahan dan mengendap di daera
muara namun pada koondisi menuju pasang dan surut terendah arus
bergerak ke arah yang berlawanan dimana arus bergerak ke arah hilir.
Hal ini menyebabkan angkautan sedimen yang keluar dari muara akan
maksimal. Dari pola ini dapat di golongkan bahwa muara sungai porong di
dominasi oleh debit sungai. Hal ini terbukti karena muara sungai porong
yang terletak di kecamatan jabon kabupaten sidoarjo jawa timur
merupakan muara sungai orong yang berasal dari percabangan dari
sungai. Akibat pembuangan ke sungai porong terjadi transpor sedimen
yang besar menuju muara porong (Liyani,2013).
107.
d. Stasiun 4
18
108.
e. Laboratorium Kimia UM
111.
skripsi/tugas
akhir
mahasiswa.
Peralatan
lengkap
dan
112.
FMIPA Universitas
Negeri
Malang
lebih
tinggi
jika
20
114.
115.
dan Cu)
117.
Hasil
118.
21
119.
Hasil
120.
22
121.
c. Pengukuran Suhu
122.
124.
123.
d. Pengukuran Salinitas
23
125.
24
127.
e. Pengukuran DO
128.
129.
f. Pengukuran Ph
25
130.
- Dimasukkan pH meter pada sampel air lau yang ada di dalam botol
- Dituggu selama 30 menit untuk mendapatkan hasil yang akurat (hing
- Dicatat angka yang tertera pada pH meter
Hasil
131.
132.
- Sebelum digunakan, rendam kertas saring dengan HCl selama satu ming
- Bilas beberapa kali dengan aquades
- Sampel air disaring dengan kertas saring
Hasil
133.
26
134.
f. Metode AAS
135.
- Sumber sinar yang berupa tabung katoda menghasilkan sinar yang mem
- Sampel diubah fasenya dari larutan menjadi uap atom bebas di dalam at
- cahaya dari tabung katoda akan terserap oleh sampel tertentu yang suda
- sampel yang terkena cahaya akan meneruskan cahaya dengan warna w
- cahaya akan diteruskan melalui monokromator yang akan mengisolasi ca
- warna warna yang dibaca oleh monokromator akan masuk ke fotoresep
Hasil
136.
138.
lagi koordinasi antara asisten dengan praktikan. Lebih jelas lagi apa saja
yang harus disiapkan dan diberi jeda waktu yang cukup agar
persiapannya berjalan dengan baik. Lalu koordinasi di angkatan praktikan
harus diperbaiki lagi agar berjalan selaras, jangan hanya orang yang itu
itu saja yang bekerja, mencari perlengkapan, atau mengurus segala
keperluan praktikum ini, karena jika hanya sedikit orang yang bekerja,
pasti akan memakan waktu yang cukup banyak untuk persiapannya saja
139.
28
140.
141.
di daerah Batu, Jawa Timur. Kondisi lingkungan pada stasiun 1 ini, yaitu
warna airnya bening bersih. Di lingkungan sekitar perairannya banyak
terdapat pohon dan semak. Area kawasan arboretum dulunya adalah
tanah warga yang dibeli arboretum, luasnya 14 ha. Di kawasan arboretum
in terdapat timbunan barang-barang dari besi dibawah tanah yang
menyebabkan lapukan besi tersebut mencemari perairan sekitar. Pada
saat sebelum pengambilan sampel, kondisi cuaca mendung dan
berkabut. Namun pada saat pengambilan sampel, cahaya matahari mulai
nampak.
143.
muara sungai porong ini keruh. Lalu, di perairannya juga banyak terdapat
sampah yang mengapung. Ditepi muara sungai porong ini juga banyak
ditumbuhi vegetasi. Selain itu, di tepinya juga ada beberapa proyek yang
dilakukan oleh warga sekitar muara. Pada stasiun ini, pada saat sebelum
dan saat pengambilan sampel kondisi cuaca cerah dan cenderung panas.
145.
146.
30
147.
150.
151.
tasiun
155.
O (mg/l)
S
156.
15
tasiun 1
,1
161.
160.
26
tasiun 2
,9 (P1),
162.
29
,00 (P2)
166.
167.
tasiun 3
171.
tasiun 4
176.
177.
178.
N
2,
172.
152.
2 (P1),
1,7 (P2)
Suhu
Salinitas
pH ()
(oC
(ppt)
157.
158.
6,85
163.
159.
1
12,13
22
164.
(P1),
165.
1
11,08
31
(P2)
168.
169.
8,83
3,
154.
153.
170.
2
173.
32
174.
7,43
175.
1
31,3
Stasiun
185.
1
186.
Stasiun 1
189.
2
190.
Stasiun 2
193.
3
194.
Stasiun 3
197.
4
198.
Stasiun 4
Konsentrasi (ppm)
184.
P
Cu
b
183.
187.
0,2
188.
453
191.
1625
0,3
192.
379
195.
0,1
196.
0,
8017
0,2
325
0,
9473
665
199.
2,
200.
0,
5529
201.
31
202.
sebesar 1 ppt, pH 6,85, suhu 22oC, dan DO 15,1 mg/l. Menurut hasil
pengukuran parameter di stasiun 1 perairannya sedikit tercemar oleh
lapukan dari timbunan barang dari besi yang ada di bawah tanah seperti
yang sudah dijelaskan dipoint 3.2.1. Konsentrasi logam berat diukur
menggunakan metode AAS dan didapat hasil lab sampel pada stasiun 1
terdapat kandungan logam berat Pb 2,1625 ppm dan Cu 0,2453 ppm.
203.
dimana 25% diantaranya tidak memenuhi syarat, TDS rerata 187 mg/l
dan bau semuanya (100%) memenuhi syarat. Kualitas bakteriologis air
baku ditinjau dari parameter total bakteri coliform semuanya (100%)
memenuhi syarat. Kualitas kimia air baku ditinjau dari parameter pH
rerata 6,95 dan sisa khlor rerata 4,425 mg/l, semuanya (100%) memenuhi
syarat. Sementara itu kualitas air pelanggan PDAM Kota Mojokerto yang
bersumber dari sungai Brantas, pada 5 km untuk parameter warna rerata
14,5 TCU dimana 25% diantaranya tidak memenuhi syarat, kekeruhan
rerata 6,25 NTU dimana 75% diantaranya tidak memenuhi syarat, TDS
rerata 188 mg/l dan bau semuanya (100%) memenuhi syarat. Kualitas
bakteriologis air baku ditinjau dari parameter. Total bakteri coliform
semuanya (100%) memenuhi syarat. Kualitas kimia air baku ditinjau dari
parameter pH rerata 7,0 dan sisa khlor rerata 2,55 mg/l, semuanya
(100%) memenuhi syarat (Yudi, 2007).
206.
DO 2,8 mg/l, dan pH 8,83. Dari hasil yang diperoleh pada stasiun 3,
muara sungai porong atau stasiun 3 ini tercemar. Konsentrasi logam berat
diukur menggunakan metode AAS dan didapat hasil lab sampel pada
stasiun 3 terdapat kandungan logam berat Pb 0,8017 ppm dan Cu 0,1665
ppm.
207.
dengan baik pada kisaran suhu berturut-turut 30C-35C dan 20C- 30C.
Suhu di perairan estuari lebih bervariasi daripada di perairan pantai di
dekatnya. Perairan dengan pH antara 6 9 merupakan perairan dengan
kesuburan yang tinggi dan tergolong produktif. Perairan estuari memiliki
salinitas yang berfluktuasi, suatu gradien salinitas akan tampak pada
suatu saat tertentu. Pola gradien bervariasi tergantung pada musim,
topografi estuaria, pasang-surut, dan jumlah air tawar (Wulandari, 2009).
208.
31,3oC, pH 7,43, DO 3,2 (P1) dan 1,7 (P2). Di stasiun 4 in sama dengan
stasiun 2 dan 3 yaitu perairannya tercemar. Konsentrasi logam berat
diukur menggunakan metode AAS dan didapat hasil lab sampel pada
33
muara Sungai Porong didapatkan suhu sekitar 29-32 oC. Lalu didapatkan
hasil pH sekitar 7,1-7,9. Sedangkan untuk pengukuran DO didapatkan
hasil sekitar 2,1-6,5 mg/L. Serta, yang terakhir pengukuran salinitas
didapatkan hasil 11-13. Konsentrasi unsur hara yang diperoleh selama
pengamatan antar stasiun menunjukkan fluktuasi berbeda pada tiap
waktu pengamatan (Abida, 2010).
210.
213.
n
Stasiu
220.
1
221.
(Arbor
etum Sumber
Brantas)
228.
2
229.
(Indus
tri Ajinomoto)
236.
3
237.
(Muar
a Sungai
Porong 1)
244.
4
245.
(Laut
Muara
Sungai
Porong 2)
252.
Baku
Mutu Air
Tawar (PP
214.
Sali
n
it
a
s
(
p
p
t)
222.
1
230.
1
238.
2
246.
1
253.
215.
p
223.
6
231.
1
239.
8
247.
7
254.
6
216.
Suh
u
(o
C
)
224.
22
232.
31
240.
32
248.
31,3
255.
Devi
a
217.
D
218.
Pb
219.
Cu
225.
15
226.
2,1
227.
0,2
234.
0,9
235.
0,3
241.
2,
242.
0,8
243.
0,1
249.
3,
250.
0,5
251.
0,2
256.
4
257.
0,0
258.
0,0
233.
29
34
No. 82 Tahun
2001)
259.
Baku
Mutu Air Laut
(Kepmen No.
51 Tahun
2004)
266.
267.
si
3
260.
333
4
261.
7
262.
283
2
263.
>
264.
0,0
265.
0,0
268.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
prosentase
tingkat
kelangsungan hidup benih ikan nila merah selama penelitian, maka dapat
dijelaskan bahwa rata-rata tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila
merah pada media percobaan dengan salinitas 10 menunjukkan angka
yang
paling
tinggi
bila
dibandingkan
dengan
rata-rata
tingkat
pH sesuai baku mutu air kelas III berdasarkan Perda Provinsi Jatim No. 2
Tahun 2008 yaitu berkisar antara 6 9. Maka kondisi kualitas air Sungai
Metro bila di lihat dari parameter pH air masih dalam batas baku mutu air
sesuai peruntukannya. Fluktuasi nilai pH dipengaruhi oleh adanya
buangan limbah organik dan anorganik ke sungai. Peningkatan nilai pH
air Sungai Metro dikarenakan adanya aktivitas pembuangan limbah
organik yang bersumber dari limbah domestik maupun limbah yang
berasal dari aktivitas pertanian di sekitar sungai yang masuk ke aliran
Sungai Metro. Nilai pH air yang tidak tercemar biasanya mendekati netral
36
Besar
kecilnya
nilai
pH
di
perairan
tawar
sangat
Suhu
berpengaruh
terhadap
proses
metabolisme
ideal bagi kehidupan ikan ialah tidak lebih besar dari 5C. Suhu optimum
untuk budidaya ikan gurame adalah berkisar antara 25-30C (Parlaungan,
2009).
276.
oksigen masuk ke dalam air melalui difusi langsung dari udara, aliranaliran air yang jatuh, hujan yang jatuh, dan proses asimilasi tumbuhan
hijau. Kadar oksigen terlarut dalam perairan ditentukan oleh suhu
perairan, kadar garam, dan tekanan parsial gas yang terlarut dalam air.
Tingginya suhu perairan, kadar garam dan tekanan parsiel gas dapat
menyebabkan berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam perairan.
Oksigen sangat penting untuk kehidupan ikan. Apabila oksigen yang
terlarut di suatu perairan sangat sedikit, maka perairan tersebut tidak baik
lagi bagi ikan karena akan mempengaruhi kecepatan makan ikan. Agar
ikan dapat hidup, perairan harus mengandung oksigen sekurang38
DO
atau
oksigen
terlarut
sangat
dibutuhkan
oleh
3.2.4 Pembahasan
281.
283.
Berdasarkan
hasil penelitian
diketahui fraksi Cu
bahan-bahan
bakar.
Meningkatnya
limbah
dari
industri
jauh di atas ambang batas dengan nilai konsentrasi timbal (Pb) yaitu
antara 0-0,490 mg/l. Secara umum pada muara sungai porong telah
tercemar oleh logam timbal (Pb) yang cukup berbahaya bagi kehidupan
biota. Selain itu kadar dari logam Pb ini berada jauh di atas ambang
batas. Hal ini dikarenakan pada minggu pertama pipa pembuangan
lumpur mengalir, minggu kedua telah terjadi hujan, perairan pasang, dan
40
minggu ketiga tidak terjadi hujan, perairan keruh. Sehingga perlu sangat
diwaspadai bahwa dari aliran lumpur tersebut kadar timbalnya sangat
besar yang dapat mempengaruhi pada pertumbuhan dan kehidupan biota
sehingga terjadi kepunahan biota yang memiliki peran penting dalam
menjaga keseimbangan rantai makanan ekosistem dan menjaga
kelestarian fungsi sungai (Parawita et al, 2009).
286.
pada masukan
material
permukaan
selalu
berubah
Logam
berat
Pb
penyebarannya
sangat
luas
dan
jumlahnya cukup besar diperairan dari pada Cu. Karena banyak industri
yang memanfaatkan Cu jadi jumlahnya juga banyak diperairan tawar.
Keduanya memiliki dampak buruk bagi organisme perairan tawar. Jumlah
yang masih diperbolehkan untuk Pb yaitu 0,01 mg/l dan Cu 0,02 mg/l.
Tingginya akumulasi PB dan Cu dapat menurunkan fungsi organ pada
organisme dan dapat meracuni serta membunuh organisme perairan.
42
290.
291.
3.3 Penutup
3.3.1 Kesimpulan
292.
Kesimpulan
yang
dapat
diambil
dari
Praktikum
dan
berdampak
buruk
terhadap
organisme.
Sumber
pencemaran berasal dari limbah limbah yang berasal dari daratan, seperti
limbah domestic, limbah industry, limbah pertanian dan peternakan dan
lain-lain. Pencemaran di laut ini akan berdampak dan mempengaruhi
menggunakan
metode
AAS
(Atomic
Absorption
293.
3.3.2 Saran
294.
pengerjaannya.
Praktikum Pencemaran diperlukan praktikum lab yang di lakukan oleh
praktikan.
43
44
295.
296.
297.
DAFTAR PUSTAKA
Fitoplankton
298.
Volume 3, No.1.
299.
Cemaran
300.
Fosfat Akibat
302.
Studi Kualitas
304.
Harlyan, L.I. dan Sari, S.H.J. 2015. Konsentrasi Logam Berat Pb, Cu
dan Zn
306. pada Air dan Sedimen Permukaan Ekosistem Mangrove di Muara
Sungai
307. Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 20
(1).
308.
Ika, Tahril Dan Irwan Said.2012. Analisis Logam Timbal (Pb) Dan
Besi (Fe)
309.
Li, H., Shi, A., Li, M. dan Zhang, X. 2013. Effect of Ph, Temperature,
Dissolved Oxygen, and Flow Rate of Overlying Water on Heavy Metals
Released from Storm Sewer Sediments. Journal of Chemistry: Hindawi
Publishing Corporation.
45
311.
313.
Puspasari, D.A., Suprihatin, I.E. dan Dewi, I.G. 2014. Spesiasi dan
314. Bioavailabilitas Logam Cu dan Zn Dalam Perairan dan Sedimen
Muara
315. Sungai Badung pada Jalur Taman Hutan Raya Ngurah Rai Denpasar
316. Bali. Jurnal Kimia Vol. 8 (2).
317.
318.
Sukarno,
mujahid,muh.yusuf.
2013.
Kondisi
Hidrodinamika
Dan
320.
Wulandari,
Dewi.
2009.
Keterikatan
Antara
Kelimpahan
Fitoplankton Dengan
321.
Timur. Bogor.
322.
Yudi W., Ririh Y., Dan Soedjajadi K,. Pengaruh Pengolahan Dan
Pendistribusian.
323.
171 182
324.
Karanganyar Dalam
325.
Semarang
46
326.
327.
47
328.
LAMPIRAN
329.
330.
331.
a. Stasiun 1
332.
333.
334.
335.
336.
337.
48
338.
339.
340.
341.
342.
49
343.
b. Stasiun 2
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350.
351.
c. Stasiun 3
50
352.
353.
354.
355.
356.
357.
358.
359.
360.
d. Stasiun 4
361.
362.
51
363.
364.
365.
366.
52
367.
53
369.
370.
371.
54
372.
373.
55
374.
56
375.
2. Kepmen LH No. 51 Tahun 2004
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
Catatan:
391.
1. Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan
(sesuai dengan metode yang digunakan)
392.
2. Metode analisa mengacu pada metode analisa untuk air laut yang telah
ada, baik internasional maupun nasional.
393.
3. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat (siang,
malam dan musim).
394.
4. Pengamatan oleh manusia (visual ).
395.
5. Pengamatan oleh manusia (visual ). Lapisan minyak yang diacu adalah
lapisan tipis (thin layer )
396.
dengan ketebalan 0,01mm
397.
6. Tidak bloom adalah tidak terjadi pertumbuhan yang berlebihan yang
dapat menyebabkan eutrofikasi. Pertumbuhan plankton yang
berlebihan
dipengaruhi oleh nutrien, cahaya, suhu, kecepatan arus, dan kestabilan plankton itu
sendiri.
398.
7. TBT adalah zat antifouling yang biasanya terdapat pada cat kapal
399.
a. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% kedalaman euphotic
400.
b. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10%
konsentrasi rata2 musiman c. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai
dengan <2oC dari suhu alami
401.
d. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <0,2 satuan pH
57
402.
e. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5% salinitas
rata-rata musiman f. Berbagai jenis pestisida seperti: DDT, Endrin,
Endosulfan dan Heptachlor
403.
g. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-rata
musim
58
404.
405.
406.
407.
408.
409.
410.
411.
412.
413.
414.
415.
416.
417.
418.
419.
420.
421.
422.
36
423.
36