Bab2 PDF
Bab2 PDF
Bab 2
KERANGKA TEORITIS
2.1
masyarakat dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, baik lahan dan
air, sehingga muncul aksi kolektif untuk mencegah atau menghentikan pemanfaatan
ruang yang bertentangan dengan norma atau aturan dan membantu pengendalian
pemanfaatan ruang. Dalam ilmu sosial, upaya mendorong munculnya aksi kolektif ini
disebut dengan perubahan sosial (social change) melalui perubahan sikap individu
(attitude).
2.2
Perubahan Sosial
Bagaimana cara mendorong perubahan sosial? Sebelum menjawabnya, terlebih
dahulu harus disepakati makna kata sosial. Kata ini adalah serapan dari bahasa Inggris
social yang bermakna : (1) masyarakat, atau (2) berhubungan dengan masyarakat.
Makna kata masyarakat adalah kumpulan individu yang menjalin kehidupan bersama
sebagai satu kesatuan yang besar dan saling membutuhkan serta memiliki ciri-ciri yang
sama sebagai kelompok (Badudu-Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar
Harapan, 1994). Hal utama yang dibahas adalah kumpulan individu dalam suatu
kelompok manusia. Untuk itu pewrlu dikenali terlebih dahulu siapa yang disebut manusia
itu.
Ada aksioma yang sering dipakai dalam pelaksanaan pendidikan sekolah, yaitu,
sudah menjadi fitrah-Nya, manusia adalah makhluk sosial. Baru kemudian banyak
orang yang menyadari bahwa biologi manusia bukan hanya sekedar fisik yang immanen
tetapi juga kenyataan yang transendental. Menurut Immanuel Kant Aksioma biologi
Aristoteles yang menyebut manusia sebagai makhluk sosial adalah tidak lengkap secara
komprehensif. Sifat sosial bukan ciri utama manusia, karena dalam perilaku sejumlah
spesies hewan juga dikenal sistem sosial yang tidak kalah rumit. Kera, lebah, dan
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-1
semut, termasuk binatang yang dikenali memiliki organisasi sosial karena terdapat
hirarki kekuasaan, wilayah teritori, serta pembagian kerja. Bahkan dalam konteks
kehidupan sosial, koloni semut dikenal jauh lebih ringkih dibandingkan dengan sistem
sosial manusia. Kawanan lebah dikenal jauh lebih modern daripada kelompok manusia
profesional konstruksi bangunan dalam membuat sarang. Lebah bekerja sempurna
sesuai bidang kerjanya maasing-masing tanpa mandor serta imbalan gaji yang tinggi. Ini
membuktikan bahwa hewan juga memiliki sistem koordinasi dan ikatan sosial. Begitu
juga dengan benda mati, seperti planet ternyata juga terikat sebuah sistem immanen
karena
masing-masing
memiliki
orbit,
kontinuitas
gerakan,
serta
kemampuan
regenerasi. hal ini terlihat pada saat ada salah satu galaksi mati, maka akan muncul
galaksi baru.
Apa hal yang benar-benar membedakan antara manusia dengan hewan atau
kumpulan materi dan energi seperti batu atau planet? Filsuf asal Uni Marburg Jerman,
Ernst Cassirer, mengutip penelitian sejawatnya Wolfgang Koehler terhadap kera-kera
yang diduga memiliki kecerdasan mirip manusia. Ia mengatakan bahwa kera-kera bisa
belajar tetapi tidak sanggup menurunkan pengetahuannya itu kepada kera lain. Mereka
hanya bisa meniru perilaku kera lain, atau perilaku yang dicontohkan kepadanya. Kera
tidak sanggup mengembangkan perilaku lain jika tidak ada contohnya. Meskipun
ditemukan adanya struktur emosi, kera tetap saja tidak dapat memperbaiki
pengetahuannya ketika menghadapi hambatan dalam memetik dan menguliti buah
pisang. Hal yang dilakukannya adalah meninggalkan pohon itu dan mencari pohon lain.
Hal inilah yang menjadi perbedaan antara manusia dengan makhluk lain. Mereka
sanggup mengembangkan pengetahuannya dan mewariskannya kepada generasi
berikutnya. Manusia juga memiliki kemampuan berpikir analisis yang disebut akal. Jadi
manusia dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dengan cepat. Manusia juga
sanggup menjawab tantangan lingkungan luar dengan mengembangkan teknologi
(Ernst Cassirer, Manusia dan Kebudayaan, Gramedia, 1990).
Kemampuan adaptif ini tidak hanya menjadi modal untuk bertahan hidup, tetapi
diperkirakan juga menjadi faktor penyebab kematian. Seorang Dokter sekaligus
Pemenang Hadiah Nobel tahun 1912 untuk Fisiologi dan Kedokteran, Alexis Carrel
mengatakan bahwa pada tahun 1799 (74 tahun sebelum Carrel lahir di kota Lyon
Prancis), warga Prancis dibuat geger oleh berita penangkapan makhluk aneh di kota
Aveyron. Waktu itu Kota Aveyron dihantui oleh sosok makhluk aneh seperti manusia
ukuran kecil dengan rambut panjang yang selalu datang bersama kawanan serigala
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-2
untuk mencuri hewan ternak. Pada musim dingin 1799 itu, makhluk tersebut berhasil
ditangkap dan ternyata sosok itu bukan kuntilanak, tuyul, atau sundelbolong, melainkan
seorang anak manusia biasa. Anak serigala dari Aveyron ini kemudian diserahkan
kepada seorang dokter bernama Jean-Marc-Gaspard-Itard dan diberi nama Victor. Itard
mengajari Victor dengan kegiatan dan perilaku yang biasa pada manusia, seperti
memakai celana dan baju, tidur di kasur, makan di atas piring menggunakan pisausendok-garpu dan berbicara. Tapi segala kehebatan manusia itu tidak membuatnya
bertahan karena Victor meninggal sebelum usianya 7 tahun. kejadian ini belum diketahui
penyebabnya sampai sekarang.
Ada juga cerita pada 4 abad sebelumnya tentang seorang raja dari Sicilia,
Frederick II. Frederick pernah melakukan percobaan biadab walaupun saat itu masih
menjaadi hal yang biasa. Mereka menggunakan manusia hidup untuk melakukan
percobaannya. Inti percobaannya adalah ingin mengetahui bahasa apa yang digunakan
seorang anak jika tidak pernah diajari bicara. Frederick memerintahkan sejumlah warga
untuk menyerahkan bayi-bayi mereka yang baru lahir untuk dipelihara di sebuah ruang
tertutup di kastilnya. Bayi-bayi itu dirawat oleh perempuan sehat yang bukan ibunya dan
diberi air susu yang cukup dan dijaga kehangatannya. Tapi para perawat dilarang
menyentuh terlalu lama dan mengeluarkan sepatah katapun di ruangan itu. hal yang
terjadi kemudian adalah Bayi-bayi itu tewas tanpa sebab yang jelas. Di kemudian hari,
baru diketahui, kenyataan itu membuktikan, manusia tidak mungkin bertahap hidup
tanpa rasa (sense) kehadiran manusia lain. Fisik manusia tidak akan bertahan lama jika
struktur emosi juga tidak dikembangkan. Kemampuan adaptif manusia melalui interaksi
dan kontak antar manusia menjadi salah satu kelemahannya. (Alexis Carrel, Misteri
Manusia, Remaja Karya, 1987).
Salah satu Keunikan lain dari manusia dibandingkan dengan makhluk lain adalah
konstruk perilaku yang berbeda-beda, karena manusia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan differensiasi kemampuan individual di tengah kelompoknya. Semut
atau lebah pekerja terlahir sebagai pekerja dengan warna dan organ tubuh yang
diperlukan sebagai pekerja. ini sangat berbeda dengan manusia dimana pembagian
kerja tidak dibuat berdasarkan hereditas. Bentuk tubuh dokter kandungan bernama A
dengan dokter kandungan bernama B sangat mungkin berbeda, begitu juga dengan
perangainya. Secara biologis, wadah manusia tidak menentukan fungsinya, meskipun
hingga sekarang masih ada praktek sosial seperti itu. Ada contoh-contoh yang terjaadi
di Indonesia seperti, dapur hanya menjadi urusan perempuan, orang kulit berwarna
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-3
hanya pantas jadi pelayan, orang cacat tak berguna, dan lain-lain. Kemampuan ini
menyebabkan manusia juga memiliki kehendak sendiri yang bebas (free will).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selain makhluk sosial, manusia juga
menjadi makhluk individual. Kapasitas ini menyebabkan spesies ini menjadi makhluk
superior di antara makhluk lain ciptaan Tuhan. Manusia secara terus menerus
memperbaiki pengetahuannya sekaligus memperbaiki kualitas hidupnya dengan
temuan-temuan baru. Tantangan lingkungan menyebabkan manusia menjadi makhluk
yang paling cepat melakukan perubahan (adaptasi) baik pada ide, teknik dan sistem
sosial. Manusia juga menjadi makhluk unggul karena masing-masing individu memiliki
kebebasan untuk mengembangkan kehendak sendiri sehingga menjadi motivasi yang
mendorong
produktivitas.
pada
jaman
dulu
inovasi
muncul
dengan
motivasi
mempertahankan diri dari tantangan alam, maka sekarang inovasi didasari pada motif
ekonomi.
Menurut seorang psikolog perkembangan asal AS, Abraham Maslow, motif
adalah pendorong kehidupan manusia. Ia membagi 4 motivasi utama manusia selama
hidupnya, yaitu Kasih sayang, kegembiraan, prestasi dan kedudukan. Jika motivasi ini
tidak terpenuhi, maka kesehatan jiwa individu manusia cenderung terganggu apalagi jika
yang bersangkutan tidak memiliki cara mengatasi frustrasinya. Apabila ini terjadi, maka
ia disebut memiliki masalah pribadi.
Sementara secara sosial, masyarakat juga memiliki motivasi yang menjadi daya
rekat (kohesi) sosial. Hal ini biasanya itu tertuang dalam visi dan misi terbentuknya
kelompok, termasuk juga tujuan berdirinya organisasi, AD/ART, atau Konstitusi. Untuk
bangsa Indonesia, motivasi sosialnya terbaca jelas dalam Pembukaan dan Batang
Tubuh UUD 45 dan Itu menjadi Das Sollen (keharusan) peri kehidupan bermasyarakat
di Indonesia. Jika Das Sollen (keharusan) berbeda dengan Das Sein (kenyataan), maka
muncullah masalah sosial. Cita-cita bangsa Indonesia adalah mewujudkan masyarakat
yang menghormati hukum, tapi setiap hari pula dapat dilihat banyak terjadi pungli,
pemerasan, copet, dan korupsi. manusia pada umumnya bercita-cita tinggal di
lingkungan kompleks perumahan yang asri dan tenang, namun ternyata sampah terus
menumpuk dan jalanan terus kebanjiran. Jika masalah sosial itu sedemikian buruk dan
luas, maka diperlukan collective action (poor condition susceptible to collective action),
baik berupa gerakan kepedulian publik (community based development), atau gerakan
masyarakat (social movement) hingga revolusi (Jalaluddin Rakhmat, Rekayasa Sosial,
Rosda, 1999).
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-4
2.3
fungsi suatu sistem sosial. Revolusi nasional, mengganti koteka dengan celana,
keikutsertaan dalam program keluarga berencana, adalah merupakan contoh-contoh
perubahan sosial.
Perubahan dapat terjadi pada level individual, di mana seseorang bertindak
untuk memutuskan menerima atau menolak inovasi. Perubahan pada level ini disebut
dengan bermacam-macam nama, antara lain difusi, adopsi, modernisasi, akulturasi,
belajar atau sosialisasi. Kami menggunakan istilah perubahan mikro. Perubahan terjadi
juga pada level sistem sosial. Ada berbagai istilah yang dipakai untuk perubahan
macam ini, misalnya pembangunan, internalisasi, integrasi, atau adaptasi. Kami
pergunakan istilah perubahan makro. Meski selalu saja ada perdebatan, mana yang
lebih dahulu yang mempengaruhi, perubahan mikro atau makro. Seperti debat kusir
tentang mana yang lebih dulu, telur atau ayam.
Untuk melihat perubahan dalam individu, dibutuhkan keahlian psikologi. Namun
secara garis besar, individu menyusun perilaku berdasarkan sensani (penginderaan),
Persepsi, Memori dan Berpikir (Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja
Karya, 1988). Dengan mengetahui mekanisme kerja itu, perubahan perilaku pada taraf
individu dapat diukur. Dengan memahami mekanisme itu pula, perubahan perilaku pada
level individu dapat didorong.
Salah satu cara dalam memahami perubahan pada level sosial adalah dengan
memahami sistem sosial itu sendiri. Sepanjang sejarah, terdapat dua aliran besar teori
sistem sosial. Yang pertama, structural-functional approach yang diusung oleh Auguste
Comte, Emile Durkheim dan Herbert Spencer. Kedua, conflict-approach yang diusung
oleh Hegel, Marx dan Dahrendorf.
Pada pendekatan struktur fungsionalis, perubahan berlangsung secara gradual
melalui : (1) penyesuaian (adjustment) terhadap nilai-nilai baru yang ditawarkan dari luar
sistem melalui agen pembaharu (agent of change), atau (2) dipaksakan melalui
perubahan struktur sosial (authority), dan (3) penemuan ide baru dari dalam masyarakat
(inventions). Perubahan dapat bersumber dari luar sistem atau dari dalam sistem, tapi
yang pasti perubahan itu bertujuan untuk menemukan kembali keajegan sosial
(equilibrium). Perubahan juga dapat bersifat : (1) spontan, atau (2) berencana, namun
keduanya harus berbasis konsensus.
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-5
Karena perubahan spontan tidak terarah dan tidak terukur, maka sebagian besar
negara di dunia menunjukkan kecenderungan untuk lebih meningkatkan taraf kehidupan
rakyatnya, melalui perubahanan terencana. Misalnya, ketika pemerintah RI merancang
dan melaksanakan program penyediaan air bersih untuk masyakarakat, di saat yang
sama memberi penghargaan pada Mak Eroh karena inisiatifnya membuat saluran air
bagi warga kampung. Jika warga lebih terdidik, maka inisiatif tentu lebih banyak muncul
dan perubahan akan jauh lebih cepat. Namun, pada kenyataannya banyak kelompok
masyarakat yang belum tahu apa kebutuhan mereka dan inovasi mana yang cocok
untuk kebutuhan tersebut, sehingga skenario perubahan yang lebih tepat adalah
perubahan terencana. Meski perubahan terencana tidak selalu identik dengan
keberhasilan, karena klien perubahan secara individual amat majemuk.
Sementara pada pendekatan konflik, perubahan diukur secara revolusioner
karena menggunakan struktur kekuasaan sebagai agen pembaharu. Perubahan
dilakukan
melalui
pemberian
otoritas
penuh
pada
agen
pambaharu
untuk
2-6
a. Keputusan opsional, yakni keputusan yang dibuat oleh seseorang, terlepas dari
keputusan yang diambil oleh anggota sistem.
b. Keputusan kolektif, yakni keputusan yang dibuat oleh individu-individu yang ada
dalam sistem sosial melalui konsensus.
Sebagai tambahan dari ketiga tipe keputusan di atas, ada keputusan yang disebut
keputusan kontingen, yakni pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi setelah
ada keputusan inovasi yang mendahuluinya. Misalnya keputusan untuk mengadopsi
metode mengajar baru dapat dilakukan setelah ada keputusan kolektif. Tetapi
keputusan kontingen itu bisa merupakan kombinasi dari dua atau lebih keputusan
inovasi.
Sejak lama para ahli mengetahui, keputusan seseorang untuk menerima atau
menolak inovasi bukanlah tindakan yang sekali jadi, melainkan proses yang terdiri dari
serangkaian tindakan dalam jangka waktu tertentu. Pandangan tradisional mengenai
proses keputusan inovasi, disebut proses adopsi, yang dikemukakan ahli-ahli sosiologi
pedesaan, terbagi dalam lima tahap :
1. TAHAP KESADARAN, di mana seseorang mengetahui adanya ide-ide baru tetapi
kekurangan informasi mengenai hal itu.
2. TAHAP MENARUH MINAT, di mana seseorang mulai menaruh minat terhadap
inovasi dan mulai mencari informasi lebih banyak mengenai inovasi itu.
3. TAHAP PENILAIAN, di mana seseorang mengadakan penilaian terhadap ide baru
itu dihubungkan dengan situasi dirinya sendiri saat ini dan masa mendatang dan
menentukan mencobanya atau tidak.
4. TAHAP PENCOBAAN, di mana seseorang menerapkan ide-ide baru itu dalam skala
kecil untuk menentukan kegunaannya, apakah sesuai dengan situasi dirinya.
5. TAHAP PENERIMAAN (ADOPSI), di mana seseorang menggunakan ide baru itu
secara tetap dalam skala yang luas.
Kami sendiri menyusun suatu model proses keputusan inovasi yang terdiri dari 4
tahap, yaitu :
1. Pengenalan, di mana seseorang mengetahui adanya inovasi dan memperoleh
beberapa pengertian tentang bagaimana inovasi itu berfungsi.
2. Persuasi, di mana seseorang membentuk sikap berkenan atau tidak berkenan
terhadap inovasi.
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-7
pesan-pesan
dioperkan
dari
sumber
kepada
penerima.
Kami
dapat
2-8
perubahan pengetahuan
perubahan pendapat
perubahan sikap
2-9
memberi umpan balik ke pemberi pesan yang akan menerimanya sebagai stimulus lalu
kembali menyusun pesan berikutnya. Begitulah gerakan komunikasi berputar tanpa
henti. Daniel Spencer mengatakan, komunikasi adalah tindakan normatif, karena setiap
aksi manusia harus bertujuan mencari kualitas hidup yang lebih baik. Sehingga Spencer
menggambarkan gerakan komunikasi seperti sebuah spiral. Jika menuju ke bawah
berarti komunikasi berjalan negatif. Jika sebaliknya, komunikasi berjalan positif. Turning
point yang menentukan kualitas komunikasi adalah pada saat communications cycle
berada pada titik umpan balik (feedback).
Untuk itu, amat penting bagi pemberi pesan untuk memahami struktur feedback
ini. Wilbur Schramm menulis, ada 4 jenis feedback menurut sumbernya. Yang pertama,
inferential feedback yang datang dari kesimpulan yang dibuat oleh pemberi pesan
sendiri. Misalnya, seorang presenter acara TV memiliki asumsi sendiri tentang reaksi
audience pada saat acaranya ditayangkan live karena ia tidak dapat melihat langsung
pemirsanya. Yang kedua, immediate and delayed feedback adalah umpan balik yang
datang dari khalayak secara langsung atau tertunda, baik melalui telepon ke redaksi TV
atau surat pembaca. Yang ketiga, external feedback adalah umpan balik langsung dari
penerima pesan berkaitan dengan proses komunikasinya dan bukan tentang isi
pesannya. Yang keempat, internal feedback adalah umpan balik dari pesan itu sendiri.
Misalnya, seorang pembaca berita di TV mendengar ucapan sendiri yang salah lalu
mengoreksinya. Terakhir, Schramm menyebut normatif feedback yang merupakan
evaluasi kinerja proses komunikasi. Ada feedback positif, negatif, nol dan netral (lihat
Gambar 2.1).
GAMBAR 2.1
PROSES KOMUNIKASI
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-10
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-11
Pengukuran dapat dilakukan dengan metodologi analisis isi untuk mengukur opini
publik, survey komunikasi untuk mengukur feedback, riset difusi untuk mengukur
penyebaran pesan. (Jalaluddin Rakhmat, dalam Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi,
Remaja Karya, 1989)
GAMBAR 2.2
Riset difusi merupakan bagian dari riset komunikasi yang
berkaitan dengan pengoperan gagasan baru.
Riset
Komunikasi
Riset
Difusi
Dalam riset difusi, dapat diukur apakah pesan yang berisi nilai baru mendorong
perbedaan tingkah laku. Sifat riset difusi berbeda dengan riset komunikasi lainnya.
Dalam riset komunikasi kita sering mengalihkan perhatian pada usaha-usaha untuk
merubah pengetahuan atau sikap dengan merubah bentuk sumber, pesan, saluran atau
penerima dalam proses komunikasi. Misalnya kita bisa menuntut agar sumber
komunikasi itu lebih dapat dipercaya oleh penerima, karena studi komunikasi
menunjukkan, jika hal ini dilakukan maka akan menghasilkan persuasi atau perubahan
sikap yang lebih besar penerimanya. Tetapi dalam riset difusi kita lebih memusatkan
perhatian pada terjadinya perubahan tingkah laku yang tampak (overt behavior) yaitu
menerima atau menolak ide-ide baru daripada hanya sekedar perubahan dalam
pengetahuan dan sikap saja.
Unsur-unsur difusi (penyebaran) ide-ide baru adalah : (1) inovasi yang (2)
dikomunikasikan melalui saluran tertentu (3) dalam jangka waktu tertentu kepada (4)
anggota suatu sistem sosial.
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-12
2.3.5.1 Inovasi
Inovasi jelas adalah konsep tentang ide, gagasan atau teknik baru. Setiap ide,
gagasan dan teknik, pernah menjadi inovasi dan berubah menjadi sejarah seiring
berlalunya waktu. Komputer, pil KB, transplantasi jantung, sinar laser dan sebagainya,
masih dipandang sebagai inovasi di beberapa negara, tetapi di sebagian lain telah
menjadi barang usang. Ini pun menimpa pada gerakan sosial, ideologi, dan sebagainya
yang dikualifikasikan sebagai inovasi.
Sebagian inovasi hanya terdiri dari komponen ide, tetapi ada pula inovasi yang
terdiri dari komponen ide dan komponen fisik. Misalnya, traktor, insektisida, micro chip,
dan sebagainya. Inovasi ide diadopsi pada keputusan simbolis berupa kesepakatan atau
aturan baru. Sementara inovasi dengan komponen ide dan fisik, diadopsi dengan
keputusan aksi (tingkah laku nyata). Misalnya mengganti alat lama dengan alat baru,
memasang IUD, merombak rumah, dsb.
2.3.5.2 Proses Difusi
Inti
dari
proses
difusi
ialah
interaksi
manusia
di
mana
seseorang
mengkomunikasikan ide baru kepada seseorang atau beberapa orang lainnya. Pada
hakekatnya, difusi terdiri dari : (1) ide baru, (2) seorang A yang mempunyai
pengetahuan tentang inovasi, (3) seorang B yang belum tahu tentang ide baru itu, dan
(4) beberapa bentuk saluran komunikasi yangmenghubungkan dua orang itu. Sifat
hubungan antara A dan B ditentukan oleh kondisi apakah A berkehendak menceritakan
ide baru itu kepada B atau tidak. Hal ini akan mempengaruhi apakah cerita mengenai
ide baru itu akan dipunyai B atau tidak. Saluran komunikasi yang menyebabkan ide-ide
baru itu bisa sampai kepada B penting dalam menentukan keputusan B untuk menerima
atau menolak inovasi itu. Biasanya pemilihan saluran komunikasi terletak di tangan A, si
sumber, dan harus dilakukan dengan memperhatikan : (1) tujuan diadakannya
komunikasi, dan (2) khalayak dengan siapa saluran itu disambungkan. Jika A hanya
berkeinginan untuk memberitahu B mengenai suatu inovasi, lebih tepat kalau ia memilih
saluran media massa karena lebih cepat dan lebih efisien terutama jika pendengarnya
banyak dan tersebar di wilayah yang luas. Di lain pihak, jika tujuan A adalah untuk
mempengaruhi B agar setuju atau suka pada inovasi, maka saluran interpersonal lebih
tepat.
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-13
Oleh karena itu, sumber difusi harus memilih antara saluran media massa atau
interpersonal berdasarkan tahap di mana penerima berada dalam proses pengambilan
keputusan inovasi, apakah dalam tahap pengenalan ataukah dalam tahap persuasi.
2.3.5.3 Sumber Difusi
Sistem sosial dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan unit yang berbeda
secara fungsional dan terkait dalam kerjasama dalam memecahkan masalah, dalam
rangka mencapai tujuan bersama. Anggota atau unit-unit sistem sosial itu berupa
perorangan (individu), kelompok informal, organisasi modern atau sub sistem. Setiap
unit dalam sistem sosial dapat dibedakan secara fungsional dari anggota atau unit
lainnya. Semua anggota bekerjasama untuk memecahkan masalah umum (masalah
yang dihadapai sistem) atau untuk mencapai suatu tujuan timbal balik (antara sistem
dengan anggotanya atau antara anggota dengan anggota). Pencapaian tujuan bersama
yang timbal balik inilah yang mengikat sistem.
Di antara anggota sistem sosial, ada yang memegang peranan penting dalam
proses difusi, yakni mereka yang disebut sebagai pemuka pendapat dan agen pembaru.
Pemuka pendapat adalah seseorang yang relatif sering dapat mempengaruhi sikap dan
tingkah laku orang lain untuk bertindak dalam cara tertentu, secara informal. Mereka ini
sering diminta nasehatnya dan pendapatnya mengenai suatu perkara oleh anggota
sistem yang lainnya. Para pemuka pendapat ini mempunyai pengaruh terhadap proses
penyebaran inovasi; mereka bisa mempercepat diterimanya inovasi oleh anggota
masyarakat tetapi bisa pula mereka menghambat tersebarnya sesuatu inovasi ke dalam
sistem.
Adapun agen pembaru adalah orang yang aktif berusaha menyebarkan inovasi
ke dalam suatu sistem sosial. Dia adalah tenaga professional (petugas) yang mewakili
lembaga pembaruan, yakni instansi atau organisasi yang berusaha mengadakan
pembaruan masyarakat dengan jalan menyebarkan ide-ide baru. Seorang agen
pembaru adalah seorang petugas yang berusaha mempengaruhi keputusan anggota
sistem sosial dalam rangka melaksanakan program yang telah ditetapkan oleh lembaga
atau instansi di mana ia bekerja. Dia biasanya berusaha agar ide-ide baru itu diadopsi,
tetapi mereka kadang-kadang megurangi kecepatan difusi dan mencegah pengadopsian
ide yang ia yakini tak diinginkan. Seringkali agen pembaru adalah orang di luar sistem
yang beroperasi di dalam sistem. Mungkin dalam menjalankan operasinya itu ia tinggal
bersama anggota sistem lainnya, mungkin pula sesekali waktu saja ia berkunjung
kesana.
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-14
itu
sepenuhnya
(tahap
keputusan).
Adopsi
adalah
keputusan
untuk
menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai cara bertindak yang paling baik. Masa
pengambilan
keputusan
inovasi
adalah
jangka
waktu
yang
diperlukan
untuk
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-15
telah dibuatnya. Pada tahap ini masih bisa terjadi kemungkinan berbalik dari keputusan
semula jika memperoleh informasi yang bertentangan.
Perubahan yang terjadi pada individu Pak Arnasan (perubahan mikro)
bergantung pada seberapa percaya Pak Arnasan pada PPL, seberapa banyak informasi
yang diterima Pak Arnasan, seberapa sering Pak Arnasan mendiskusikannya.
Perubahan pada individu Pak Arnasan juga dapat menjadi pemicu perubahan
masyarakat (perubahan makro), tergantung pada seberapa kuat pengaruh Pak Arnasan
terhadap warga kampungnya, juga seberapa banyak orang seperti Pak Arnasan yang
dapat diraih oleh PPL.
Dengan kerangka berpikir tersebut, Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik
Terhadap Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang, dapat dilakukan
melalui sejumlah cara pengkomunikasian norma-norma pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang itu sendiri, untuk mendorong munculnya aksi kolektif.
2.4
ikatan sosial kelompok manusia terbentuk karena adanya kebutuhan, tujuan dan
kepentingan bersama (common needs, interest and goals). Sebut saja, KTKB. Semut
pekerja tidak mungkin kawin, karena ratu saja yang bertugas untuk itu. Secara biologis,
fisik mereka juga berbeda. Berbeda juga dengan hewan, manusia bekerja di dalam
kelompok karena adanya kemauan bersama (common will). Dokter, insinyur, jurnalis,
dapat saja bergabung ketika melakukan ronda malam. Di sinilah konflik khas manusia
muncul. Ketika kehendak pribadi bertentangan dengan kemauan bersama. Dan
karenanya, kelompok manusia mengembangkan sistem pengawasan melekat berupa
seperangkat ukuran tingkah laku (norma) dalam kehidupan kelompok, untuk mencegah
munculnya konflik karena ada anggota kelompok yang melenceng dari KTKB.
Norma
itu
dipelihara
(conserved),
diperkuat
(reinforced)
dan
dipelajari
akan
mendapat
kutukan
dari
tokoh
magi
tadi
(kuwalat)
yang
mengakibatkan rasa sakit, bencana alam, kegagalan panen, penculikan oleh makhluk
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-16
halus, dll. Untuk mencabut kutukan, harus ada pengakuan dosa melalui pengorbanan
(sacramento/tumbal) peng-arakan, pengasingan, penyembelihan, dll. Secara periodik,
upacara-upacara dilakukan untuk memelihara nilai kelompok, sehingga mendatangkan
rasa malu, ka era (shame culture) atau rasa bersalah, ka sieun (guilt culture) ketika
dilanggar (Raymond Firth, Ciri-ciri Dan Alam Hidup Manusia, Vorkink-Van Hoeve, 1956).
Nilai-nilai sosial tradisi itu secara garis besar masih menjadi dasar nilai-nilai sosial
masyarakat modern. Rasa bersalah dan rasa malu, masih merupakan konsep dasar
pengawasan sosial melalui perangkat yang sekarang disebut hukum (law and order).
Tokoh-tokoh magi berubah menjadi ideologi dan konstitusi, sedang kuwalat menjadi
Undang-undang, sacramen menjadi penjara. Upacara-upacara ritual beralih ke acaraacara di ruang sidang pengadilan, tempat orang berbicara tentang pelanggaran dan
pembelaan diri.
Hukum dan Undang-undang menjadi perangkat ukuran tingkah laku (norma)
dalam masyarakat modern. Misalnya, norma dalam menikahkan sepasang kekasih,
memberi nama anak, membangun rumah, membuang sampah, berbicara pada orang
lain, tidak lagi tunduk pada tabu atau pamali untuk menghindari kuwalat, melainkan
pada undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri, keputusan gubernur
atau peraturan daerah dan SK Walikota.
Norma masyarakat modern dibuat dengan perhitungan rasional berdasarkan visi
dan misi bersama yang menjadi konsensus kelompok masyarakat tersebut. Dalam
konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, visi misi itu tertuang dalam Pembukaan
dan Batang Tubuh UUD, Ideologi Pancasila, dan perangkat hukum di bawahnya. Dalam
pemanfaatan dan pengendalian ruang misalnya, terdapat sejumlah norma dasar yang
tertuang dalam berbagai aturan.
TABEL 2.1
NORMA YANG MENGATUR PEMANFAATAN RUANG
Peraturan
Peraturan Pemerintah
No.80 Tahun 1999
Tentang
Kawasan siap bangun dan
lingkungan siap bangun
Tujuan
- Agar tersedia lisiba yang telah
dilengkapi dengan jaringan
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-17
Peraturan
Tentang
yang berdiri sendiri
Tujuan
primer dan sekunder
prasaraan lingkungan yang
memenuhi syarat dan sesuai
dengan rencana tata ruang
- Agar tersedia kavling tanah
matang beserta rumah
dengan pola hunian yang
berimbang, terencana, dan
bertujuan bagi seluruh lapisan
masyarakat
Peraturan Pemerintah
No.40 Tahun 1996
Pengelolaan kawasan
lindung
- Untuk menjamin
terselenggaranya kehidupan
dan pembangunan yang
berkelanjutan dan
terpeliharanya fungsi
pelestarian
Pedoman pembangunan
perumahan dan permukiman
dengan lingkungan hunian
yang berimbang
Peremajaaan pemukiman
kumuh yang berada di atas
tanah negara
- Untuk mempercepat
peningkatan mutu kehidupan
masyarakat, terutama bagi
golongan masyarakat
berpenghasilan rendah yang
bertempat tinggal di kawasan
pemukiman kumuh yang
berada di atas tanah negara
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-18
Peraturan
Tentang
Tujuan
mempertahankan ekosistem
akibat pengambilan dan
pemanfaatan air bawah tanah
dan air permukaan
Undang-Undang No.7
Tahun 2002
- Untuk menghadapi
ketidakseimbangan antara
ketersediaan air yang
cenderung menurun dan
kebutuhan air yang semakin
meningkat
- Untuk mewujudkan sinergi
dan keterpaduan yang
harmonis antarwilayah,
antarsektor, dan
antargenerasi
- Untuk mengganti Undangundang Nomor 11 Tahun
1974 tentang Pengairan yang
sudah tidak sesuai dengan
keadaan masyarakat
Peraturan Pemerintah
No.22 Tahun 1982
Tentang
Pendaftaran tanah
Tujuan
- Untuk memberikan dukungan
jaminan kepastian hukum di
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-19
Peraturan
Tentang
Tujuan
bidang pertanahan
- Untuk menyempurnakan
Peraturan Pemerintah No.10
Tahun 1961
Penertiban dan
pendayagunaan tanah
terlantar
Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan
Untuk menyempurnakan
Keppres No.23 Tahun 1990
tentang Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan
Perhitungan dan
pelaporan serta informasi
indeks standar pencemar
udara
Panduan penyusunan
AMDAL kegiatan
pembangunan di daerah
lahan basah
Untuk memudahkan
penyusunan AMDAL bagi
berbagai usaha dan/atau
kegiatan (proyek) pembangunan
di daerah lahan basah.
Pengendalian kerusakan
dan atau pencemara
lingkungan hidup yang
berkaitan dengan
kebakaran hutan dan atau
lahan
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-20
Peraturan
Tentang
pencemaran air
Tujuan
kepentingan generasi sekarang
dan mendatang serta
keseimbangan ekologis
Umum,
dan
Menteri
Perumahan
Rakyat
No.648-384/1992,
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-21
standar,
kriteria dan
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-22
2.5
maupun air, dianggap perlu, karena ruang di atas planet bumi ini sangat terbatas,
sementara
masing-masing
manusia
memerlukan
ruang
untuk
beraktifitas
dan
melangsungkan kehidupannya.
Faktor utama dalam penentuan penggunaan ruang atau tujuan penggunaan
ruang adalah potensi ruang tersebut. Suatu ruang tertentu mungkin akan sangat cocok
untuk kegiatan pertanian, sedangkan ruang lain akan lebih tepat jika digunakan untuk
kegiatan industri atau pariwisata. Penggunaan ruang dapat pula ditentukan oleh tujuan
dari si pengguna. Karenanya, mungkin saja terjadi pada satu ruang dengan potensi
tertentu, terdapat pengguna dengan tujuan dan kepentingan yang berbeda. Perbedaan
kepentingan (conflict of interest) ini dapat menimbulkan persoalan dalam penggunaan
ruang tertentu.
Perkembangan jumlah penduduk dan penyebarannya semakin meningkatkan
kebutuhan akan ruang yang eksesif. Persoalan ketepatan lokasi (di mana kegiatan
dilaksanakan) dan besaran ruang atau potensi yang dapat digunakan, akan menjadi
masalah utama dalam kegiatan pemanfaatan ruang. Disinilah pentingnya norma
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, yaitu untuk mendapatkan
penggunaan ruang yang optimal (efisien dan efektif) sesuai dengan potensi yang dimiliki
dan dapat memenuhi kepentingan para penggunanya. Norma-norma tersebut, seperti
tercantum dalam pasal 1 Undang-Undang No.24 Tahun 1992 tentang penataan ruang
adalah norma perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-23
maupun tidak. Dalam pasal 13 dan 14, dijelaskan lebih jauh mengenai perencanaan
tata ruang ini.
Pasal 13
(1) Perencanaan tata ruang dilakukan melalui proses dan prosedur penyusunan serta penetapan
rencana tata ruang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Rencana tata ruang ditinjau kembali dan atau disempurnakan sesuai dengan jenis
perencanaannya secara berkala.
(3) Peninjauan kembali dan atau penyempurnaan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dilakukan dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 24 ayat (3).
(4) Ketentuan mengenai kriteria dan tata cara peninjauan kembali dan atau penyempurnaan
rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 14
(1) Perencanaan tata ruang dilakukan dengan mempertimbangkan :
a. Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan fungsi budi daya dan fungsi lindung, dimensi
waktu, teknologi, sosial budaya, serta fungsi pertahanan keamanan;
b. Aspek pengelolaan secara terpadu berbagai sumber daya, fungsi dan estetika lingkungan,
serta kualitas ruang.
(2) Perencanaan tata ruang mencakup perencanaan struktur dan pola pemanfaatan ruang, yang
meliputi tata guna air, tata guna udara, dan tata guna sumber daya alam lainnya.
(3) Perencanaan tata ruang yang berkaitan dengan fungsi pertahanan keamanan sebagai
subsistem perencanaan tata ruang, tata cara penyusunannya diatur dengan peraturan
perundang-undangan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-24
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang
2-25