Anda di halaman 1dari 25

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

Bab 2
KERANGKA TEORITIS

2.1

Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik


Gerakan ini adalah upaya untuk mengembangkan kepedulian kelompok

masyarakat dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, baik lahan dan
air, sehingga muncul aksi kolektif untuk mencegah atau menghentikan pemanfaatan
ruang yang bertentangan dengan norma atau aturan dan membantu pengendalian
pemanfaatan ruang. Dalam ilmu sosial, upaya mendorong munculnya aksi kolektif ini
disebut dengan perubahan sosial (social change) melalui perubahan sikap individu
(attitude).

2.2

Perubahan Sosial
Bagaimana cara mendorong perubahan sosial? Sebelum menjawabnya, terlebih

dahulu harus disepakati makna kata sosial. Kata ini adalah serapan dari bahasa Inggris
social yang bermakna : (1) masyarakat, atau (2) berhubungan dengan masyarakat.
Makna kata masyarakat adalah kumpulan individu yang menjalin kehidupan bersama
sebagai satu kesatuan yang besar dan saling membutuhkan serta memiliki ciri-ciri yang
sama sebagai kelompok (Badudu-Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar
Harapan, 1994). Hal utama yang dibahas adalah kumpulan individu dalam suatu
kelompok manusia. Untuk itu pewrlu dikenali terlebih dahulu siapa yang disebut manusia
itu.
Ada aksioma yang sering dipakai dalam pelaksanaan pendidikan sekolah, yaitu,
sudah menjadi fitrah-Nya, manusia adalah makhluk sosial. Baru kemudian banyak
orang yang menyadari bahwa biologi manusia bukan hanya sekedar fisik yang immanen
tetapi juga kenyataan yang transendental. Menurut Immanuel Kant Aksioma biologi
Aristoteles yang menyebut manusia sebagai makhluk sosial adalah tidak lengkap secara
komprehensif. Sifat sosial bukan ciri utama manusia, karena dalam perilaku sejumlah
spesies hewan juga dikenal sistem sosial yang tidak kalah rumit. Kera, lebah, dan

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-1

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

semut, termasuk binatang yang dikenali memiliki organisasi sosial karena terdapat
hirarki kekuasaan, wilayah teritori, serta pembagian kerja. Bahkan dalam konteks
kehidupan sosial, koloni semut dikenal jauh lebih ringkih dibandingkan dengan sistem
sosial manusia. Kawanan lebah dikenal jauh lebih modern daripada kelompok manusia
profesional konstruksi bangunan dalam membuat sarang. Lebah bekerja sempurna
sesuai bidang kerjanya maasing-masing tanpa mandor serta imbalan gaji yang tinggi. Ini
membuktikan bahwa hewan juga memiliki sistem koordinasi dan ikatan sosial. Begitu
juga dengan benda mati, seperti planet ternyata juga terikat sebuah sistem immanen
karena

masing-masing

memiliki

orbit,

kontinuitas

gerakan,

serta

kemampuan

regenerasi. hal ini terlihat pada saat ada salah satu galaksi mati, maka akan muncul
galaksi baru.
Apa hal yang benar-benar membedakan antara manusia dengan hewan atau
kumpulan materi dan energi seperti batu atau planet? Filsuf asal Uni Marburg Jerman,
Ernst Cassirer, mengutip penelitian sejawatnya Wolfgang Koehler terhadap kera-kera
yang diduga memiliki kecerdasan mirip manusia. Ia mengatakan bahwa kera-kera bisa
belajar tetapi tidak sanggup menurunkan pengetahuannya itu kepada kera lain. Mereka
hanya bisa meniru perilaku kera lain, atau perilaku yang dicontohkan kepadanya. Kera
tidak sanggup mengembangkan perilaku lain jika tidak ada contohnya. Meskipun
ditemukan adanya struktur emosi, kera tetap saja tidak dapat memperbaiki
pengetahuannya ketika menghadapi hambatan dalam memetik dan menguliti buah
pisang. Hal yang dilakukannya adalah meninggalkan pohon itu dan mencari pohon lain.
Hal inilah yang menjadi perbedaan antara manusia dengan makhluk lain. Mereka
sanggup mengembangkan pengetahuannya dan mewariskannya kepada generasi
berikutnya. Manusia juga memiliki kemampuan berpikir analisis yang disebut akal. Jadi
manusia dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dengan cepat. Manusia juga
sanggup menjawab tantangan lingkungan luar dengan mengembangkan teknologi
(Ernst Cassirer, Manusia dan Kebudayaan, Gramedia, 1990).
Kemampuan adaptif ini tidak hanya menjadi modal untuk bertahan hidup, tetapi
diperkirakan juga menjadi faktor penyebab kematian. Seorang Dokter sekaligus
Pemenang Hadiah Nobel tahun 1912 untuk Fisiologi dan Kedokteran, Alexis Carrel
mengatakan bahwa pada tahun 1799 (74 tahun sebelum Carrel lahir di kota Lyon
Prancis), warga Prancis dibuat geger oleh berita penangkapan makhluk aneh di kota
Aveyron. Waktu itu Kota Aveyron dihantui oleh sosok makhluk aneh seperti manusia
ukuran kecil dengan rambut panjang yang selalu datang bersama kawanan serigala

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-2

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

untuk mencuri hewan ternak. Pada musim dingin 1799 itu, makhluk tersebut berhasil
ditangkap dan ternyata sosok itu bukan kuntilanak, tuyul, atau sundelbolong, melainkan
seorang anak manusia biasa. Anak serigala dari Aveyron ini kemudian diserahkan
kepada seorang dokter bernama Jean-Marc-Gaspard-Itard dan diberi nama Victor. Itard
mengajari Victor dengan kegiatan dan perilaku yang biasa pada manusia, seperti
memakai celana dan baju, tidur di kasur, makan di atas piring menggunakan pisausendok-garpu dan berbicara. Tapi segala kehebatan manusia itu tidak membuatnya
bertahan karena Victor meninggal sebelum usianya 7 tahun. kejadian ini belum diketahui
penyebabnya sampai sekarang.
Ada juga cerita pada 4 abad sebelumnya tentang seorang raja dari Sicilia,
Frederick II. Frederick pernah melakukan percobaan biadab walaupun saat itu masih
menjaadi hal yang biasa. Mereka menggunakan manusia hidup untuk melakukan
percobaannya. Inti percobaannya adalah ingin mengetahui bahasa apa yang digunakan
seorang anak jika tidak pernah diajari bicara. Frederick memerintahkan sejumlah warga
untuk menyerahkan bayi-bayi mereka yang baru lahir untuk dipelihara di sebuah ruang
tertutup di kastilnya. Bayi-bayi itu dirawat oleh perempuan sehat yang bukan ibunya dan
diberi air susu yang cukup dan dijaga kehangatannya. Tapi para perawat dilarang
menyentuh terlalu lama dan mengeluarkan sepatah katapun di ruangan itu. hal yang
terjadi kemudian adalah Bayi-bayi itu tewas tanpa sebab yang jelas. Di kemudian hari,
baru diketahui, kenyataan itu membuktikan, manusia tidak mungkin bertahap hidup
tanpa rasa (sense) kehadiran manusia lain. Fisik manusia tidak akan bertahan lama jika
struktur emosi juga tidak dikembangkan. Kemampuan adaptif manusia melalui interaksi
dan kontak antar manusia menjadi salah satu kelemahannya. (Alexis Carrel, Misteri
Manusia, Remaja Karya, 1987).
Salah satu Keunikan lain dari manusia dibandingkan dengan makhluk lain adalah
konstruk perilaku yang berbeda-beda, karena manusia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan differensiasi kemampuan individual di tengah kelompoknya. Semut
atau lebah pekerja terlahir sebagai pekerja dengan warna dan organ tubuh yang
diperlukan sebagai pekerja. ini sangat berbeda dengan manusia dimana pembagian
kerja tidak dibuat berdasarkan hereditas. Bentuk tubuh dokter kandungan bernama A
dengan dokter kandungan bernama B sangat mungkin berbeda, begitu juga dengan
perangainya. Secara biologis, wadah manusia tidak menentukan fungsinya, meskipun
hingga sekarang masih ada praktek sosial seperti itu. Ada contoh-contoh yang terjaadi
di Indonesia seperti, dapur hanya menjadi urusan perempuan, orang kulit berwarna

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-3

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

hanya pantas jadi pelayan, orang cacat tak berguna, dan lain-lain. Kemampuan ini
menyebabkan manusia juga memiliki kehendak sendiri yang bebas (free will).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selain makhluk sosial, manusia juga
menjadi makhluk individual. Kapasitas ini menyebabkan spesies ini menjadi makhluk
superior di antara makhluk lain ciptaan Tuhan. Manusia secara terus menerus
memperbaiki pengetahuannya sekaligus memperbaiki kualitas hidupnya dengan
temuan-temuan baru. Tantangan lingkungan menyebabkan manusia menjadi makhluk
yang paling cepat melakukan perubahan (adaptasi) baik pada ide, teknik dan sistem
sosial. Manusia juga menjadi makhluk unggul karena masing-masing individu memiliki
kebebasan untuk mengembangkan kehendak sendiri sehingga menjadi motivasi yang
mendorong

produktivitas.

pada

jaman

dulu

inovasi

muncul

dengan

motivasi

mempertahankan diri dari tantangan alam, maka sekarang inovasi didasari pada motif
ekonomi.
Menurut seorang psikolog perkembangan asal AS, Abraham Maslow, motif
adalah pendorong kehidupan manusia. Ia membagi 4 motivasi utama manusia selama
hidupnya, yaitu Kasih sayang, kegembiraan, prestasi dan kedudukan. Jika motivasi ini
tidak terpenuhi, maka kesehatan jiwa individu manusia cenderung terganggu apalagi jika
yang bersangkutan tidak memiliki cara mengatasi frustrasinya. Apabila ini terjadi, maka
ia disebut memiliki masalah pribadi.
Sementara secara sosial, masyarakat juga memiliki motivasi yang menjadi daya
rekat (kohesi) sosial. Hal ini biasanya itu tertuang dalam visi dan misi terbentuknya
kelompok, termasuk juga tujuan berdirinya organisasi, AD/ART, atau Konstitusi. Untuk
bangsa Indonesia, motivasi sosialnya terbaca jelas dalam Pembukaan dan Batang
Tubuh UUD 45 dan Itu menjadi Das Sollen (keharusan) peri kehidupan bermasyarakat
di Indonesia. Jika Das Sollen (keharusan) berbeda dengan Das Sein (kenyataan), maka
muncullah masalah sosial. Cita-cita bangsa Indonesia adalah mewujudkan masyarakat
yang menghormati hukum, tapi setiap hari pula dapat dilihat banyak terjadi pungli,
pemerasan, copet, dan korupsi. manusia pada umumnya bercita-cita tinggal di
lingkungan kompleks perumahan yang asri dan tenang, namun ternyata sampah terus
menumpuk dan jalanan terus kebanjiran. Jika masalah sosial itu sedemikian buruk dan
luas, maka diperlukan collective action (poor condition susceptible to collective action),
baik berupa gerakan kepedulian publik (community based development), atau gerakan
masyarakat (social movement) hingga revolusi (Jalaluddin Rakhmat, Rekayasa Sosial,
Rosda, 1999).

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-4

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

2.3

Teori Perubahan Sosial


Perubahan sosial adalah suatu proses di mana terjadi perubahan struktur dan

fungsi suatu sistem sosial. Revolusi nasional, mengganti koteka dengan celana,
keikutsertaan dalam program keluarga berencana, adalah merupakan contoh-contoh
perubahan sosial.
Perubahan dapat terjadi pada level individual, di mana seseorang bertindak
untuk memutuskan menerima atau menolak inovasi. Perubahan pada level ini disebut
dengan bermacam-macam nama, antara lain difusi, adopsi, modernisasi, akulturasi,
belajar atau sosialisasi. Kami menggunakan istilah perubahan mikro. Perubahan terjadi
juga pada level sistem sosial. Ada berbagai istilah yang dipakai untuk perubahan
macam ini, misalnya pembangunan, internalisasi, integrasi, atau adaptasi. Kami
pergunakan istilah perubahan makro. Meski selalu saja ada perdebatan, mana yang
lebih dahulu yang mempengaruhi, perubahan mikro atau makro. Seperti debat kusir
tentang mana yang lebih dulu, telur atau ayam.
Untuk melihat perubahan dalam individu, dibutuhkan keahlian psikologi. Namun
secara garis besar, individu menyusun perilaku berdasarkan sensani (penginderaan),
Persepsi, Memori dan Berpikir (Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja
Karya, 1988). Dengan mengetahui mekanisme kerja itu, perubahan perilaku pada taraf
individu dapat diukur. Dengan memahami mekanisme itu pula, perubahan perilaku pada
level individu dapat didorong.
Salah satu cara dalam memahami perubahan pada level sosial adalah dengan
memahami sistem sosial itu sendiri. Sepanjang sejarah, terdapat dua aliran besar teori
sistem sosial. Yang pertama, structural-functional approach yang diusung oleh Auguste
Comte, Emile Durkheim dan Herbert Spencer. Kedua, conflict-approach yang diusung
oleh Hegel, Marx dan Dahrendorf.
Pada pendekatan struktur fungsionalis, perubahan berlangsung secara gradual
melalui : (1) penyesuaian (adjustment) terhadap nilai-nilai baru yang ditawarkan dari luar
sistem melalui agen pembaharu (agent of change), atau (2) dipaksakan melalui
perubahan struktur sosial (authority), dan (3) penemuan ide baru dari dalam masyarakat
(inventions). Perubahan dapat bersumber dari luar sistem atau dari dalam sistem, tapi
yang pasti perubahan itu bertujuan untuk menemukan kembali keajegan sosial
(equilibrium). Perubahan juga dapat bersifat : (1) spontan, atau (2) berencana, namun
keduanya harus berbasis konsensus.

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-5

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

Karena perubahan spontan tidak terarah dan tidak terukur, maka sebagian besar
negara di dunia menunjukkan kecenderungan untuk lebih meningkatkan taraf kehidupan
rakyatnya, melalui perubahanan terencana. Misalnya, ketika pemerintah RI merancang
dan melaksanakan program penyediaan air bersih untuk masyakarakat, di saat yang
sama memberi penghargaan pada Mak Eroh karena inisiatifnya membuat saluran air
bagi warga kampung. Jika warga lebih terdidik, maka inisiatif tentu lebih banyak muncul
dan perubahan akan jauh lebih cepat. Namun, pada kenyataannya banyak kelompok
masyarakat yang belum tahu apa kebutuhan mereka dan inovasi mana yang cocok
untuk kebutuhan tersebut, sehingga skenario perubahan yang lebih tepat adalah
perubahan terencana. Meski perubahan terencana tidak selalu identik dengan
keberhasilan, karena klien perubahan secara individual amat majemuk.
Sementara pada pendekatan konflik, perubahan diukur secara revolusioner
karena menggunakan struktur kekuasaan sebagai agen pembaharu. Perubahan
dilakukan

melalui

pemberian

otoritas

penuh

pada

agen

pambaharu

untuk

mengendalikan kepentingan yang berlawanan antar anggota masyarakat. Penganut


paham ini tidak yakin dengan adanya common interest atau pembentukan konsensus.
Perubahan datang dari apa yang mereka sebut dengan : (1) technical, (2) political, (3)
social conditions of organization, berupa ideologi dan sistem nilai kelompok, kebebasan
berserikat dan kebebasan informasi. Kondisi tadi akan memunculkan banyak kelompok
kepentingan yang akan saling mengawasi, sehingga skenario perubahan pada
pendekatan ini adalah adanya benturan kepentingan yang akan menghasilkan legitimasi
pada kepentingan dengan dukungan terbanyak (Nasikun, Sistem Sosial Indonesia,
Rajawali, 1988).

2.3.1 Keputusan Atas Perubahan


Namun pada intinya, perubahan sosial adalah sebuah kondisi ketika sebagian
atau seluruh anggota kelompok memutuskan untuk menerima dan menggunakan ide
atau gagasan atau teknik baru (inovasi) yang datang dari dalam maupun luar kelompok.
Sejumlah ahli menyebutnya proses keputusan inovasi yang terdiri dari beberapa tipe
keputusan inovasi, yaitu :
1. Keputusan otoritas, yaitu keputusan yang dipaksakan kepada seseorang oleh
individu yang berada dalam posisi atasan.
2. Keputusan individual, yaitu keputusan dimana individu yang bersangkutan ambil
peranan dalam pembuatannya. Keputusan individual ini ada dua macam, yaitu :
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-6

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

a. Keputusan opsional, yakni keputusan yang dibuat oleh seseorang, terlepas dari
keputusan yang diambil oleh anggota sistem.
b. Keputusan kolektif, yakni keputusan yang dibuat oleh individu-individu yang ada
dalam sistem sosial melalui konsensus.
Sebagai tambahan dari ketiga tipe keputusan di atas, ada keputusan yang disebut
keputusan kontingen, yakni pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi setelah
ada keputusan inovasi yang mendahuluinya. Misalnya keputusan untuk mengadopsi
metode mengajar baru dapat dilakukan setelah ada keputusan kolektif. Tetapi
keputusan kontingen itu bisa merupakan kombinasi dari dua atau lebih keputusan
inovasi.
Sejak lama para ahli mengetahui, keputusan seseorang untuk menerima atau
menolak inovasi bukanlah tindakan yang sekali jadi, melainkan proses yang terdiri dari
serangkaian tindakan dalam jangka waktu tertentu. Pandangan tradisional mengenai
proses keputusan inovasi, disebut proses adopsi, yang dikemukakan ahli-ahli sosiologi
pedesaan, terbagi dalam lima tahap :
1. TAHAP KESADARAN, di mana seseorang mengetahui adanya ide-ide baru tetapi
kekurangan informasi mengenai hal itu.
2. TAHAP MENARUH MINAT, di mana seseorang mulai menaruh minat terhadap
inovasi dan mulai mencari informasi lebih banyak mengenai inovasi itu.
3. TAHAP PENILAIAN, di mana seseorang mengadakan penilaian terhadap ide baru
itu dihubungkan dengan situasi dirinya sendiri saat ini dan masa mendatang dan
menentukan mencobanya atau tidak.
4. TAHAP PENCOBAAN, di mana seseorang menerapkan ide-ide baru itu dalam skala
kecil untuk menentukan kegunaannya, apakah sesuai dengan situasi dirinya.
5. TAHAP PENERIMAAN (ADOPSI), di mana seseorang menggunakan ide baru itu
secara tetap dalam skala yang luas.
Kami sendiri menyusun suatu model proses keputusan inovasi yang terdiri dari 4
tahap, yaitu :
1. Pengenalan, di mana seseorang mengetahui adanya inovasi dan memperoleh
beberapa pengertian tentang bagaimana inovasi itu berfungsi.
2. Persuasi, di mana seseorang membentuk sikap berkenan atau tidak berkenan
terhadap inovasi.

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-7

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

3. Keputusan, di mana seseorang terlibat dalam kegiatan yang membawanya pada


pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi.
4. Konfirmasi, di mana seseorang mencari penguat bagi keputusan inovasi yang telah
dibuatnya. Pada tahap ini mungkin terjadi seseorang merubah keputusannya jika ia
memperoleh informasi yang bertentangan.
Dari keempat tahap itu, nampak tergambar peranan sumber informasi dan
saluran komunikasi dalam memberi rangsangan kepada seseorang selama proses
keputusan inovasi itu berlangsung. Pada tahap persuasi, seseorang membentuk
persepsinya terhadap inovasi dari saluran komunikasi yang lebih dekat dan antar
pribadi. Seseorang biasanya mencari informasi lebih lanjut pada tahap konfirmasi,
karena ingin mencari penguat bagi keputusannya. Kadang-kadang seseorang
memperoleh informasi yang bertentangan (dengan keputusan yang ingin dibuatnya). Ini
menyebabkan terjadinya diskontinuasi atau keterlambatan adopsi.
Perubahan sikap memang tidak seperti membalik telapak tangan. Adanya
perubahan sikap tergantung pada kualitas interaksi sosial : (1) di dalam kelompok misal, seringnya kegiatan rembug warga, seringnya Bapak Lurah bertemu warga, dll, (2)
di luar kelpompok misalnya, seberapa sering mendengar radio, menyaksikan televisi,
membaca koran, mengikuti pendidikan, dll. Selain itu, perubahan sosial juga dipengaruhi
oleh faktor internal individu manusia. Yaitu, oleh status sosialnya, citra dirinya, minat
serta motivasi hidup.
Namun demikian, secara umum perubahan sosial dapat didorong melalui proses
komunikasi di dalam kelompok, di luar kelompok, dan komunikasi antarpribadi.

2.3.2 Pengertian Komunikasi


Komunikasi adalah kegiatan manusia untuk : (1) saling memahami, (2) saling
memberitahu, (3) saling mempengaruhi dengan perantaraan simbol-simbol budaya yang
disepakati bersama.
Ada pula yang menggambarkan dengan gamblang, komunikasi adalah proses di
mana

pesan-pesan

dioperkan

dari

sumber

kepada

penerima.

Kami

dapat

menggambarkan proses komunikasi dengan istilah yang sangat disederhanakan tapi


berguna yakni model S-M-C-R. Sumber (source=S) mengirim pesan (message=M)
melalui saluran (Channel=C) tentu kepada penerima (Receiver=R). Seseorang dengan
mudah dapat melihat bagaimana faktor-faktor komunikasi itu terlibat dalam aspek
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-8

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

proses pengambilan keputusan yang nantinya menghasilkan perubahan sosial.


Keputusan seorang petani untuk pindah ke kota atau berpartisipasi dalam program
pemerintah, seorang industriawan yang mengadopsi teknik-teknik perpabrikan baru atau
keputusan sepasang suami istri untuk ikut dalam program KB, pada masing-masing
kejadian itu meliputi adanya suau pesan (M) yang diberikan kepada seseorang (R)
melaui saluran komunikasi (C) dari seseorang yang bertindak sebagai sumber (S).
Penerimaan pesan itu mengakibatkan berubahnya pola tingkah lakunya.
Melalui komunikasi, individu memperoleh gambaran tentang lingkungan sekitar,
posisi individu di tengah lingkungan tersebut, dan membantu individu beradaptasi
dengan kondisi lingkungan itu (Hartley-Hartley, 1961). Sementara untuk masyarakat,
komunikasi berfungsi sebagai pembentuk kelompok (formation of the groups),
pemelihara kesinambungan kelompok (continued group existance), dan menjembatani
hubungan antarkelompok (interrelations among groups). Secara umum tujuan
komunikasi adalah memperoleh kesamaan pemahaman di antara peserta komunikasi
(Wilbur Schramm, The Process and Effect of Mass Communications,1977). Dari yang
tidak tahu menjadi tahu, yang tidak paham menjadi paham, yang tidak peduli menjadi
peduli. Menurut Santoso Sastropoetro, perubahan yang dapat terjadi akibat proses
komunikasi, atau disebut juga efek komunikasi, adalah :
o

perubahan pengetahuan

perubahan pendapat

perubahan sikap

dan perubahan tingkah laku

(Santoso Sastroputro, Komunikasi Sosial, Remaja Karya, 1989).


Saat komunikasi berlangsung, ia melibatkan sejumlah elemen, yaitu : pemberi
pesan (komunikator), isi pesan, saluran/media, penerima pesan (komunikan), dan
akibat/efek. Komunikasi yang dilakukan dapat bersifat tatap muka dalam bentuk
komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok, seperti ceramah, diskusi, seminar,
dll. Atau bermedia melalui media massa, seperti artikel, press release, public speaking,
pameran, iklan atau publikasi dalam bentuk selebaran dan buku. Teknik komunikasi
yang digunakan dapat bersifat informatif, persuasif, instruktif atau hubungan insani.

2.3.3 Proses Komunikasi


Komunikasi berjalan dengan gerakan melingkar, dimulai dari seseorang yang
menyampaikan pesan, menuju seseorang yang menerima pesan yang kemudian
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-9

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

memberi umpan balik ke pemberi pesan yang akan menerimanya sebagai stimulus lalu
kembali menyusun pesan berikutnya. Begitulah gerakan komunikasi berputar tanpa
henti. Daniel Spencer mengatakan, komunikasi adalah tindakan normatif, karena setiap
aksi manusia harus bertujuan mencari kualitas hidup yang lebih baik. Sehingga Spencer
menggambarkan gerakan komunikasi seperti sebuah spiral. Jika menuju ke bawah
berarti komunikasi berjalan negatif. Jika sebaliknya, komunikasi berjalan positif. Turning
point yang menentukan kualitas komunikasi adalah pada saat communications cycle
berada pada titik umpan balik (feedback).
Untuk itu, amat penting bagi pemberi pesan untuk memahami struktur feedback
ini. Wilbur Schramm menulis, ada 4 jenis feedback menurut sumbernya. Yang pertama,
inferential feedback yang datang dari kesimpulan yang dibuat oleh pemberi pesan
sendiri. Misalnya, seorang presenter acara TV memiliki asumsi sendiri tentang reaksi
audience pada saat acaranya ditayangkan live karena ia tidak dapat melihat langsung
pemirsanya. Yang kedua, immediate and delayed feedback adalah umpan balik yang
datang dari khalayak secara langsung atau tertunda, baik melalui telepon ke redaksi TV
atau surat pembaca. Yang ketiga, external feedback adalah umpan balik langsung dari
penerima pesan berkaitan dengan proses komunikasinya dan bukan tentang isi
pesannya. Yang keempat, internal feedback adalah umpan balik dari pesan itu sendiri.
Misalnya, seorang pembaca berita di TV mendengar ucapan sendiri yang salah lalu
mengoreksinya. Terakhir, Schramm menyebut normatif feedback yang merupakan
evaluasi kinerja proses komunikasi. Ada feedback positif, negatif, nol dan netral (lihat
Gambar 2.1).
GAMBAR 2.1
PROSES KOMUNIKASI

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-10

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

Secara teoritis, proses komunikasi nampak berjalan seperti sebuah lingkaran


mulus tanpa rintangan. Sebenarnya proses ini penuh Hambatan Gangguan Ancaman
dan Tantangan (HGAT) yang disebut Noise, baik bersifat teknis ataupun alamiah. HGAT
komunikasi muncul ketika elemen komunikasi tidak memperhitungkan kondisi alam pada
saat berkomunikasi menggunakan gelombang radio. Sebab gelombang ini rentan oleh
radiasi matahari atau gangguan dari pemancar radio lain. Komunikasi juga terhambat
ketika salah satu peserta komunikasi ternyata terganggu pendengarannya, karena
kebisingan lalu lintas. Komunikasi juga bisa macet karena pemberi pesan menggunakan
bahasa yang tidak dimengerti penerima pesan.

2.3.4 Komunikasi Efektif


Komunikasi secara normatif harus berjalan positif untuk disebut sebagai
komunikasi yang berhasil. Selain menimbang feedback, komunikasi juga harus
memperhitungkan kemungkinan noise. Santoso Sastropoetro menulis, komunikasi akan
berjalan efektif jika tercipta suasana komunikasi yang menguntungkan, menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti dan ditangkap, temanya menggugah perhatian dan
minat karena memberi gambaran akan adanya manfaat bagi penerima pesan
(Sastropoetro, dalam Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, Remaja Karya, 1989).
Keberhasilan komunikasi sendiri menurut Sastropoetro, dapat diukur dengan
melihat jumlah peserta komunikasi yang berhasil dicapai suatu pesan (audience
coverage), munculnya pendapat dari penerima pesan terhadap masalah yang
disodorkan (audience responce), pesan yang membekas pada diri penerima pesan
(communication impact). Sementara menurut Wright, yang dikutip Astrid, keberhasilan
komunikasi diukur dengan:
Indeks keberhasilan komunikasi =

Jumlah khalayak yang dipengaruhi


----------------------------------------------------Jumlah khalayak peserta komunikasi

(Profesor Astrid Soesanto, Komunikasi Pengendalian dan Pengawasan, Pustaka Sinar


Harapan, 1989)
Keberhasilan komunikasi juga dapat diukur dari efek komunikasi, yaitu:
1.Efek Individual : kognitif, afektif, konatif
2.Efek Sosial : difusi informasi, opini publik, akulturasi, perubahan sosial dan ekonomi

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-11

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

Pengukuran dapat dilakukan dengan metodologi analisis isi untuk mengukur opini
publik, survey komunikasi untuk mengukur feedback, riset difusi untuk mengukur
penyebaran pesan. (Jalaluddin Rakhmat, dalam Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi,
Remaja Karya, 1989)

2.3.5 Riset Difusi


Difusi merupakan proses di mana inovasi tersebar kepada anggota suatu sistem
sosial. Riset difusi adalah telaah tentang pesan-pesan yang berupa gagasan baru,
sedangkan pengkajian komunikasi, meliputi telaah terhadap semua bentuk pesan. (lihat
Gambar 2.2).

GAMBAR 2.2
Riset difusi merupakan bagian dari riset komunikasi yang
berkaitan dengan pengoperan gagasan baru.

Riset
Komunikasi
Riset
Difusi

Dalam riset difusi, dapat diukur apakah pesan yang berisi nilai baru mendorong
perbedaan tingkah laku. Sifat riset difusi berbeda dengan riset komunikasi lainnya.
Dalam riset komunikasi kita sering mengalihkan perhatian pada usaha-usaha untuk
merubah pengetahuan atau sikap dengan merubah bentuk sumber, pesan, saluran atau
penerima dalam proses komunikasi. Misalnya kita bisa menuntut agar sumber
komunikasi itu lebih dapat dipercaya oleh penerima, karena studi komunikasi
menunjukkan, jika hal ini dilakukan maka akan menghasilkan persuasi atau perubahan
sikap yang lebih besar penerimanya. Tetapi dalam riset difusi kita lebih memusatkan
perhatian pada terjadinya perubahan tingkah laku yang tampak (overt behavior) yaitu
menerima atau menolak ide-ide baru daripada hanya sekedar perubahan dalam
pengetahuan dan sikap saja.
Unsur-unsur difusi (penyebaran) ide-ide baru adalah : (1) inovasi yang (2)
dikomunikasikan melalui saluran tertentu (3) dalam jangka waktu tertentu kepada (4)
anggota suatu sistem sosial.

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-12

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

2.3.5.1 Inovasi
Inovasi jelas adalah konsep tentang ide, gagasan atau teknik baru. Setiap ide,
gagasan dan teknik, pernah menjadi inovasi dan berubah menjadi sejarah seiring
berlalunya waktu. Komputer, pil KB, transplantasi jantung, sinar laser dan sebagainya,
masih dipandang sebagai inovasi di beberapa negara, tetapi di sebagian lain telah
menjadi barang usang. Ini pun menimpa pada gerakan sosial, ideologi, dan sebagainya
yang dikualifikasikan sebagai inovasi.
Sebagian inovasi hanya terdiri dari komponen ide, tetapi ada pula inovasi yang
terdiri dari komponen ide dan komponen fisik. Misalnya, traktor, insektisida, micro chip,
dan sebagainya. Inovasi ide diadopsi pada keputusan simbolis berupa kesepakatan atau
aturan baru. Sementara inovasi dengan komponen ide dan fisik, diadopsi dengan
keputusan aksi (tingkah laku nyata). Misalnya mengganti alat lama dengan alat baru,
memasang IUD, merombak rumah, dsb.
2.3.5.2 Proses Difusi
Inti

dari

proses

difusi

ialah

interaksi

manusia

di

mana

seseorang

mengkomunikasikan ide baru kepada seseorang atau beberapa orang lainnya. Pada
hakekatnya, difusi terdiri dari : (1) ide baru, (2) seorang A yang mempunyai
pengetahuan tentang inovasi, (3) seorang B yang belum tahu tentang ide baru itu, dan
(4) beberapa bentuk saluran komunikasi yangmenghubungkan dua orang itu. Sifat
hubungan antara A dan B ditentukan oleh kondisi apakah A berkehendak menceritakan
ide baru itu kepada B atau tidak. Hal ini akan mempengaruhi apakah cerita mengenai
ide baru itu akan dipunyai B atau tidak. Saluran komunikasi yang menyebabkan ide-ide
baru itu bisa sampai kepada B penting dalam menentukan keputusan B untuk menerima
atau menolak inovasi itu. Biasanya pemilihan saluran komunikasi terletak di tangan A, si
sumber, dan harus dilakukan dengan memperhatikan : (1) tujuan diadakannya
komunikasi, dan (2) khalayak dengan siapa saluran itu disambungkan. Jika A hanya
berkeinginan untuk memberitahu B mengenai suatu inovasi, lebih tepat kalau ia memilih
saluran media massa karena lebih cepat dan lebih efisien terutama jika pendengarnya
banyak dan tersebar di wilayah yang luas. Di lain pihak, jika tujuan A adalah untuk
mempengaruhi B agar setuju atau suka pada inovasi, maka saluran interpersonal lebih
tepat.

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-13

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

Oleh karena itu, sumber difusi harus memilih antara saluran media massa atau
interpersonal berdasarkan tahap di mana penerima berada dalam proses pengambilan
keputusan inovasi, apakah dalam tahap pengenalan ataukah dalam tahap persuasi.
2.3.5.3 Sumber Difusi
Sistem sosial dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan unit yang berbeda
secara fungsional dan terkait dalam kerjasama dalam memecahkan masalah, dalam
rangka mencapai tujuan bersama. Anggota atau unit-unit sistem sosial itu berupa
perorangan (individu), kelompok informal, organisasi modern atau sub sistem. Setiap
unit dalam sistem sosial dapat dibedakan secara fungsional dari anggota atau unit
lainnya. Semua anggota bekerjasama untuk memecahkan masalah umum (masalah
yang dihadapai sistem) atau untuk mencapai suatu tujuan timbal balik (antara sistem
dengan anggotanya atau antara anggota dengan anggota). Pencapaian tujuan bersama
yang timbal balik inilah yang mengikat sistem.
Di antara anggota sistem sosial, ada yang memegang peranan penting dalam
proses difusi, yakni mereka yang disebut sebagai pemuka pendapat dan agen pembaru.
Pemuka pendapat adalah seseorang yang relatif sering dapat mempengaruhi sikap dan
tingkah laku orang lain untuk bertindak dalam cara tertentu, secara informal. Mereka ini
sering diminta nasehatnya dan pendapatnya mengenai suatu perkara oleh anggota
sistem yang lainnya. Para pemuka pendapat ini mempunyai pengaruh terhadap proses
penyebaran inovasi; mereka bisa mempercepat diterimanya inovasi oleh anggota
masyarakat tetapi bisa pula mereka menghambat tersebarnya sesuatu inovasi ke dalam
sistem.
Adapun agen pembaru adalah orang yang aktif berusaha menyebarkan inovasi
ke dalam suatu sistem sosial. Dia adalah tenaga professional (petugas) yang mewakili
lembaga pembaruan, yakni instansi atau organisasi yang berusaha mengadakan
pembaruan masyarakat dengan jalan menyebarkan ide-ide baru. Seorang agen
pembaru adalah seorang petugas yang berusaha mempengaruhi keputusan anggota
sistem sosial dalam rangka melaksanakan program yang telah ditetapkan oleh lembaga
atau instansi di mana ia bekerja. Dia biasanya berusaha agar ide-ide baru itu diadopsi,
tetapi mereka kadang-kadang megurangi kecepatan difusi dan mencegah pengadopsian
ide yang ia yakini tak diinginkan. Seringkali agen pembaru adalah orang di luar sistem
yang beroperasi di dalam sistem. Mungkin dalam menjalankan operasinya itu ia tinggal
bersama anggota sistem lainnya, mungkin pula sesekali waktu saja ia berkunjung
kesana.

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-14

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

Dalam usaha menyebarkan inovasi agen pembaru seringkali berkerja sama


dengan pemuka pendapat di dalam suatu sistem sosial. Pemuka pendapat sering
menjadi pembantu yang berjasa bagi agen pembaru. Tetapi bukti penelitian
menunjukkan bahwa para pemuka pendapat ini biasanya dibuang setelah usaha itu
berhasil.
2.3.5.4 Evolusi, Revolusi, Reformasi
Perubahan juga diukur oleh dimensi waktu relatif. Evolusi adalah perubahan total
secara lamban. Revolusi adalah perubahan radikal dengan cepat. Reformasi adalah
penyesuaian terhadap situasi dan kondisi baru secara bertahap. Namun ketiganya tidak
dapat diukur dalam waktu riil, 5 tahun Masehi atau 200 bulan Hijriyah. Perubahan bisa
saja nampak dalam hitungan detik, ketika seorang petani (klien perubahan) mendengar
penjelasan dari petugas penilik lapangan (agen pembaharu) tentang cara baru (inovasi)
bertanam jagung yang menguntungkan. Tapi proses mental sejak seseorang mulai
mengenal inovasi sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan
pengukuhan terhadap keputusan itu memerlukan waktu.
Contoh kasus yang terjaadi adalah Pak Arnasan, seorang petani Cijoho yang
pertama kali mengenal jagung hibrida (bibit unggul) dari PPL pada tahun 1985 (tahap
pengenalan). Dia tidak langsung menanami ladangnya dengan bibit baru itu. Pada tahun
1987 setelah mendiskusikan inovasi itu dengan beberapa tetangganya (tahap persuasi),
ia baru mulai mencoba menanam jagug hibrida untuk dicobakan pada sebagian
ladangnya. Bahkan baru pada tahun 1989 ia menanami seluruh areal ladangnya dengan
bibit baru itu.
Dari hal ini muncul pertanyaan, sejak kapan sebenarnya Pak Arnasan
mengadopsinya sampai pada tahun 1989 ketika ia memutuskan untuk menggunakan
inovasi

itu

sepenuhnya

(tahap

keputusan).

Adopsi

adalah

keputusan

untuk

menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai cara bertindak yang paling baik. Masa
pengambilan

keputusan

inovasi

adalah

jangka

waktu

yang

diperlukan

untuk

menyelesaikan seluruh proses pengambilan keputusan inovasi; dalam contoh kasus di


atas, paling tidak diperlukan waktu 4 tahun. Keputusan inovasi juga dapat berbentuk
negatif yaitu berupa penolakan untuk tidak mengadopsi ide baru. Tahap terakhir dalam
proses keputusan inovasi adalah pengukuhan atau konfirmasi, suatu tahap di mana
penerima inovasi mencari penguat terhadap keputusan adopsi atau penolakan yang

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-15

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

telah dibuatnya. Pada tahap ini masih bisa terjadi kemungkinan berbalik dari keputusan
semula jika memperoleh informasi yang bertentangan.
Perubahan yang terjadi pada individu Pak Arnasan (perubahan mikro)
bergantung pada seberapa percaya Pak Arnasan pada PPL, seberapa banyak informasi
yang diterima Pak Arnasan, seberapa sering Pak Arnasan mendiskusikannya.
Perubahan pada individu Pak Arnasan juga dapat menjadi pemicu perubahan
masyarakat (perubahan makro), tergantung pada seberapa kuat pengaruh Pak Arnasan
terhadap warga kampungnya, juga seberapa banyak orang seperti Pak Arnasan yang
dapat diraih oleh PPL.
Dengan kerangka berpikir tersebut, Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik
Terhadap Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang, dapat dilakukan
melalui sejumlah cara pengkomunikasian norma-norma pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang itu sendiri, untuk mendorong munculnya aksi kolektif.

2.4

Norma dalam Kehidupan Sosial


Berbeda dengan struktur sosial hewan yang terbentuk karena sifat biologisnya,

ikatan sosial kelompok manusia terbentuk karena adanya kebutuhan, tujuan dan
kepentingan bersama (common needs, interest and goals). Sebut saja, KTKB. Semut
pekerja tidak mungkin kawin, karena ratu saja yang bertugas untuk itu. Secara biologis,
fisik mereka juga berbeda. Berbeda juga dengan hewan, manusia bekerja di dalam
kelompok karena adanya kemauan bersama (common will). Dokter, insinyur, jurnalis,
dapat saja bergabung ketika melakukan ronda malam. Di sinilah konflik khas manusia
muncul. Ketika kehendak pribadi bertentangan dengan kemauan bersama. Dan
karenanya, kelompok manusia mengembangkan sistem pengawasan melekat berupa
seperangkat ukuran tingkah laku (norma) dalam kehidupan kelompok, untuk mencegah
munculnya konflik karena ada anggota kelompok yang melenceng dari KTKB.
Norma

itu

dipelihara

(conserved),

diperkuat

(reinforced)

dan

dipelajari

(internalized) melalui berbagai upacara-upacara menghormati leluhur atau tokoh-tokoh


magi jadi-jadian, seperti Zandee Mbori pada masyarakat Azandee Suku Maori, atau
Dewi Sri pada masyarakat Pasundan. Mereka adalah simbol keluhuran budi yang patut
dicontoh anggota kelompok dengan mematuhi berbagai tabu, pamali dan setiap
pelanggaran

akan

mendapat

kutukan

dari

tokoh

magi

tadi

(kuwalat)

yang

mengakibatkan rasa sakit, bencana alam, kegagalan panen, penculikan oleh makhluk
LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-16

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

halus, dll. Untuk mencabut kutukan, harus ada pengakuan dosa melalui pengorbanan
(sacramento/tumbal) peng-arakan, pengasingan, penyembelihan, dll. Secara periodik,
upacara-upacara dilakukan untuk memelihara nilai kelompok, sehingga mendatangkan
rasa malu, ka era (shame culture) atau rasa bersalah, ka sieun (guilt culture) ketika
dilanggar (Raymond Firth, Ciri-ciri Dan Alam Hidup Manusia, Vorkink-Van Hoeve, 1956).
Nilai-nilai sosial tradisi itu secara garis besar masih menjadi dasar nilai-nilai sosial
masyarakat modern. Rasa bersalah dan rasa malu, masih merupakan konsep dasar
pengawasan sosial melalui perangkat yang sekarang disebut hukum (law and order).
Tokoh-tokoh magi berubah menjadi ideologi dan konstitusi, sedang kuwalat menjadi
Undang-undang, sacramen menjadi penjara. Upacara-upacara ritual beralih ke acaraacara di ruang sidang pengadilan, tempat orang berbicara tentang pelanggaran dan
pembelaan diri.
Hukum dan Undang-undang menjadi perangkat ukuran tingkah laku (norma)
dalam masyarakat modern. Misalnya, norma dalam menikahkan sepasang kekasih,
memberi nama anak, membangun rumah, membuang sampah, berbicara pada orang
lain, tidak lagi tunduk pada tabu atau pamali untuk menghindari kuwalat, melainkan
pada undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri, keputusan gubernur
atau peraturan daerah dan SK Walikota.
Norma masyarakat modern dibuat dengan perhitungan rasional berdasarkan visi
dan misi bersama yang menjadi konsensus kelompok masyarakat tersebut. Dalam
konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, visi misi itu tertuang dalam Pembukaan
dan Batang Tubuh UUD, Ideologi Pancasila, dan perangkat hukum di bawahnya. Dalam
pemanfaatan dan pengendalian ruang misalnya, terdapat sejumlah norma dasar yang
tertuang dalam berbagai aturan.

2.4.1 Norma Pemanfaatan Ruang


Terdapat beberapa norma yang mengatur pemanfaatan ruang di Indonesia.
Berikut diuraikan beberapa norma pemanfaatan ruang beserta tujuan rasionalnya.

TABEL 2.1
NORMA YANG MENGATUR PEMANFAATAN RUANG
Peraturan
Peraturan Pemerintah
No.80 Tahun 1999

Tentang
Kawasan siap bangun dan
lingkungan siap bangun

Tujuan
- Agar tersedia lisiba yang telah
dilengkapi dengan jaringan

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-17

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

Peraturan

Tentang
yang berdiri sendiri

Tujuan
primer dan sekunder
prasaraan lingkungan yang
memenuhi syarat dan sesuai
dengan rencana tata ruang
- Agar tersedia kavling tanah
matang beserta rumah
dengan pola hunian yang
berimbang, terencana, dan
bertujuan bagi seluruh lapisan
masyarakat

Peraturan Pemerintah
No.40 Tahun 1996

Hak guna usaha, hak guna


bangunan, guna hak pakai
atas tanah

- Agar semakin terjaminnya


tertib di bidang hukum
pertanahan, administrasi
pertanahan, penggunaan
tanah, ataupun pemeliharaan
tanah, dan lingkungan hidup

Keppres No.32 Tahun


1990

Pengelolaan kawasan
lindung

- Untuk menjamin
terselenggaranya kehidupan
dan pembangunan yang
berkelanjutan dan
terpeliharanya fungsi
pelestarian

Surat Keputusan Bersama


Menteri Dalam Negeri,
Menteri Pekerjaan Umum,
da Menteri Perumahan
Rakyat No.648-384/1992,
No.739/KPTS/1992,
No.09/KPTS/1992

Pedoman pembangunan
perumahan dan permukiman
dengan lingkungan hunian
yang berimbang

- Mewujudkan perumahan yang


layak dalam lingkungan yang
sehat, aman serasi dan
teratur, memberi arah pada
pertumbuhan wilayah, serta
menunjang pembangunan di
bidang ekonomi, sosbud, dan
bidang lainnya
- Mewujudkan lingkungan
perumahan yang penghuninya
terdiri dari berbagai profesi,
tingkat ekomi dan status
sosial yang saling
membutuhkan

Inpres RI No.5 Tahun


1990

Peremajaaan pemukiman
kumuh yang berada di atas
tanah negara

- Untuk mempercepat
peningkatan mutu kehidupan
masyarakat, terutama bagi
golongan masyarakat
berpenghasilan rendah yang
bertempat tinggal di kawasan
pemukiman kumuh yang
berada di atas tanah negara

Peraturan Daerah Propinsi


DKI Jakarta No.1 Tahun
2004

Pajak pengambilan dan


pemanfaatan air bawah
tanah daan air permukaan

- Dalam rangka peningkatan


pendapatan asli daerah, akan
tetapi lebih diutamakan lagi
untuk kepentingan
pengendalian lingkungan dan

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-18

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

Peraturan

Tentang

Tujuan
mempertahankan ekosistem
akibat pengambilan dan
pemanfaatan air bawah tanah
dan air permukaan

Undang-Undang No.7
Tahun 2002

Sumber daya air

- Untuk menghadapi
ketidakseimbangan antara
ketersediaan air yang
cenderung menurun dan
kebutuhan air yang semakin
meningkat
- Untuk mewujudkan sinergi
dan keterpaduan yang
harmonis antarwilayah,
antarsektor, dan
antargenerasi
- Untuk mengganti Undangundang Nomor 11 Tahun
1974 tentang Pengairan yang
sudah tidak sesuai dengan
keadaan masyarakat

Peraturan Pemerintah
No.22 Tahun 1982

Tata pengaturan air

- Untuk mengatur pembinaan


seperti pemilikan,
penguasaan, pengelolaan,
penggunaan, pengusahaan,
dan pengawasan atas air
beserta sumbernya, guna
mencapai manfaat yang
sebesar besarnya dalam
memenuhi hajat hidup dan
peri kehidupan rakyat
- Untuk mengatur lebih lanjut
tata cara pembinaan dalam
kegiatan pengairan menurut
bidangnya masing-masing
sesuai dengan fungsi dan
peranannya

2.4.2 Norma Pengendalian Pemanfaatan Ruang


TABEL 2.2
NORMA YANG MENGATUR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Peraturan
Peraturan Pemerintah No.24
Tahun 1997

Tentang
Pendaftaran tanah

Tujuan
- Untuk memberikan dukungan
jaminan kepastian hukum di

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-19

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

Peraturan

Tentang

Tujuan
bidang pertanahan
- Untuk menyempurnakan
Peraturan Pemerintah No.10
Tahun 1961

Peraturan Pemerintah No.40


Tahun 1996

Hak guna usaha, hak


guna bangunan, gan hak
pakai atas tanah

- Agar semakin terjaminnya


tertib di bidang hukum
pertanahan, administrasi
pertanahan, penggunaan
tanah, ataupun pemeliharaan
tanah, dan lingkungan hidup

Peraturan Pemerintah No.36


Tahun 1998

Penertiban dan
pendayagunaan tanah
terlantar

- Untuk mengatur penertiban


dan pendayagunaan tanah
terlantar sehingga berdaya
guna dan berhasil guna serta
bermanfaat bagi
kesejahteraan masyarakat

Keppres No.77 Tahun 1994

Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan

Untuk menyempurnakan
Keppres No.23 Tahun 1990
tentang Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan

Keputusan Kepala Badan


Pengendalian Dampak
Lingkungan No.107 Tahun
1997

Perhitungan dan
pelaporan serta informasi
indeks standar pencemar
udara

Sebagai pedoman teknis dalam


pelaksanaan perhitungan,
pelaporan dan sistem informasi
indeks standar pencemar udara
bagi:
a.instansi terkait
b.Gubernur Kepala Daerah
tingkat I, dan
Bupati/walikotamadya kepala
daerah tingkat II terkait

Keputusan Menteri Negara


Lingkungan Hidup No.5
Tahun 2000

Panduan penyusunan
AMDAL kegiatan
pembangunan di daerah
lahan basah

Untuk memudahkan
penyusunan AMDAL bagi
berbagai usaha dan/atau
kegiatan (proyek) pembangunan
di daerah lahan basah.

Peraturan Pemerintah No.4


Tahun 2001

Pengendalian kerusakan
dan atau pencemara
lingkungan hidup yang
berkaitan dengan
kebakaran hutan dan atau
lahan

Untuk menunjang kehidupan


manusia dan makhluk hidup
lainnya, sehingga diperlukan
pengendalian kerusakan dan
atau pencemaran lingkungan
hidup

Peraturan pemerintah No.82


Tahun 2001

Pengelolaan kulaitas air


dan pengendalian

Untuk melestarikan fungsi air


dengan memperhatikan

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-20

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

Peraturan

Tentang
pencemaran air

Tujuan
kepentingan generasi sekarang
dan mendatang serta
keseimbangan ekologis

Instrumen pengendalian sosial yang berfungsi memelihara norma-norma yang


ada, di jaman baheula,

diperankan oleh tetua adat, kuncen atau dukun, dengan

menceritakan kembali legenda-legenda, pamali, dan memimpin upacara-upacara ritual


menghormati roh baik dan roh jahat, serta menentukan treatment jika kuwalat dilanggar,
misalnya dengan memerintahkan upacara sacramento, atau mengasingkan pelanggar
norma, dsb untuk mencabut kutukan atau meredakan kemarahan dewa. Peran tersebut,
sesuai tata negara di jaman kiwari, diserahkan kepada aparatus negara yang disebut
TRIAS POLITICA yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Negara Kesatuan Republik
Indonesia sendiri memberi wewenang kepada masing-masing lembaga melalui
seperangkat Undang-Undang lembaga tinggi negara dan Undang-Undang teknis.
Sebagai contoh, dalam UU No.24 tahun 1997, pelaksana kewenangan terdiri dari
Menteri Agraria, Badan Pertanahan Nasional (BPN), kantor pertanahan yang melakukan
pendaftaran hak atas tanah dan pemeliharaan daftar umum pendaftaran tanah, dan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang berwenang untuk membuat akta-akta tanah
tertentu. Sedangkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri
Pekerjaan

Umum,

dan

Menteri

Perumahan

Rakyat

No.648-384/1992,

No.739/KPTS/1992, No.09/KPTS/1992, pelaksana kewenangan terdiri dari ketiga


menteri yang bersangkutan dengan Menteri Negara Perumahan Rakyat sebagai
koordinator, sedangkan kepala daerah (gubernur dan bupati/walikota) sebagai
pelaksana di daerah. Kemudian dalam Peraturan Pemerintah No.80 Tahun 1999
tentang kawasan siap bangun (kasiba) dan lingkungan siap bangun (lisiba) yang berdiri
sendiri, pelaksana kewenangan terdiri dari pemerintah daerah dengan kepala
daerahnya, menteri di bidang perumahan permukiman, sedangkan penyelenggaranya
adalah kelompok masyarakat atau badan usaha yang ditunjuk oleh badan pengelola
untuk membangun lisiba.
Sementara itu, untuk masing-masing elemen eksekutif diberi batas wewenang
sesuai Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Otonomi daerah
telah merubah berbagai kewenangan bidang penataan ruang baik ditingkat Pemerintah

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-21

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

Pusat maupun Pemerintah Daerah. Kewenangan tersebut semakin menyempit di tingkat


pusat dan propinsi akan tetapi menjadi lebih besar di kabupaten/kota. Maka peran serta
masyarakat juga dituntut lebih besar dalam bidang penataan ruang dan lingkungan
hidup.
Pada era ini, pemerintah pusat tidak lagi menjadi pelaksana akan tetapi sebagai
penyusun kebijakan makro dan penetapan berbagai norma,

standar,

kriteria dan

prosedur. Kewenangan tersebut mencakup 5 ( lima) aspek meliputi:

Penetapan pedoman pengendalian pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian


fungsi lingkungan

Pengaturan pengelolaan lingkungan hidup dalam pemanfaatan sumber daya laut


diluar 12 mil

Penilaian analisis mengenai dampak lingkungan bagi kegiatan potensial berdampak


negatif pada masyarakat luas dan atau menyangkut hankam dengan lokasi lebih
satu propinsi, diwilayah sengketa dengan negara lain, diwilayah laut dibawah 12 mil
dan lokasi di lintas batas negara

Penetapan baku mutu lingkungan hidup dan penetapan pedoman tentang


pencemaran lingkungan hidup

Penetapan pedoman tentang konservasi sumber daya alam


Sementara itu, kewenangan propinsi sebagai daerah otonom meliputi :

Pengendalian lingkungan hidup lintas kabupaten/kota

Pengaturan pengelolaan lingkungan hidup dalam pemanfaatan sumber daya laut 4


mil sampai dengan 12 mil

Pengaturan tentang pengamanan dan pelestarian sumber daya airlalu lintas


kabupaten/kota

Penilaian Amdal bagi kegiatan-kegiatan yang potensial berdampak negatif pada


masyarakat luas yang berlokasi meliputi lebih dari satu kabupaten/kota

Pengawasan pelaksanaan konservasi lintas kabupaten/kota

Penetapan baku mutu lingkungan hidup nasional

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-22

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

2.5

Penataan Pemanfaatan Ruang


Norma pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, baik lahan

maupun air, dianggap perlu, karena ruang di atas planet bumi ini sangat terbatas,
sementara

masing-masing

manusia

memerlukan

ruang

untuk

beraktifitas

dan

melangsungkan kehidupannya.
Faktor utama dalam penentuan penggunaan ruang atau tujuan penggunaan
ruang adalah potensi ruang tersebut. Suatu ruang tertentu mungkin akan sangat cocok
untuk kegiatan pertanian, sedangkan ruang lain akan lebih tepat jika digunakan untuk
kegiatan industri atau pariwisata. Penggunaan ruang dapat pula ditentukan oleh tujuan
dari si pengguna. Karenanya, mungkin saja terjadi pada satu ruang dengan potensi
tertentu, terdapat pengguna dengan tujuan dan kepentingan yang berbeda. Perbedaan
kepentingan (conflict of interest) ini dapat menimbulkan persoalan dalam penggunaan
ruang tertentu.
Perkembangan jumlah penduduk dan penyebarannya semakin meningkatkan
kebutuhan akan ruang yang eksesif. Persoalan ketepatan lokasi (di mana kegiatan
dilaksanakan) dan besaran ruang atau potensi yang dapat digunakan, akan menjadi
masalah utama dalam kegiatan pemanfaatan ruang. Disinilah pentingnya norma
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, yaitu untuk mendapatkan
penggunaan ruang yang optimal (efisien dan efektif) sesuai dengan potensi yang dimiliki
dan dapat memenuhi kepentingan para penggunanya. Norma-norma tersebut, seperti
tercantum dalam pasal 1 Undang-Undang No.24 Tahun 1992 tentang penataan ruang
adalah norma perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.

2.5.1 Perencanaan Tata Ruang.


Adalah norma untuk menghasilkan rencana umum tata ruang kota yang akan
digunakan sebagai pedoman pemanfaatan ruang kota (penggunaan lahan dan
peruntukan ruang). Sedangkan menurut UU no 24 tahun 1992 pasal 1, pengertian tata
ruang sendiri adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-23

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG

maupun tidak. Dalam pasal 13 dan 14, dijelaskan lebih jauh mengenai perencanaan
tata ruang ini.
Pasal 13
(1) Perencanaan tata ruang dilakukan melalui proses dan prosedur penyusunan serta penetapan
rencana tata ruang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Rencana tata ruang ditinjau kembali dan atau disempurnakan sesuai dengan jenis
perencanaannya secara berkala.
(3) Peninjauan kembali dan atau penyempurnaan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dilakukan dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 24 ayat (3).
(4) Ketentuan mengenai kriteria dan tata cara peninjauan kembali dan atau penyempurnaan
rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 14
(1) Perencanaan tata ruang dilakukan dengan mempertimbangkan :
a. Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan fungsi budi daya dan fungsi lindung, dimensi
waktu, teknologi, sosial budaya, serta fungsi pertahanan keamanan;
b. Aspek pengelolaan secara terpadu berbagai sumber daya, fungsi dan estetika lingkungan,
serta kualitas ruang.
(2) Perencanaan tata ruang mencakup perencanaan struktur dan pola pemanfaatan ruang, yang
meliputi tata guna air, tata guna udara, dan tata guna sumber daya alam lainnya.
(3) Perencanaan tata ruang yang berkaitan dengan fungsi pertahanan keamanan sebagai
subsistem perencanaan tata ruang, tata cara penyusunannya diatur dengan peraturan
perundang-undangan.

2.5.2 Pemanfaatan Ruang.


Adalah norma untuk menggunakan rencana tata ruang yang sudah disusun
untuk mengarahkan penggunaan ruang secara optimal, lestari dan seimbang, sesuai
dengan kebutuhan dan potensi ruang (serta kendala-kendalanya) melalui program
pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam
rencana tata ruang. Dalam pasal 15 dan 16, dijelaskan lebih jauh mengenai
pemanfaaatan ruang ini.

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-24

PT STUDIO CILAKI 45 BANDUNG


Pasal 15
(1) Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta
pembiayaannya, yang didasarkan atas rencana tata ruang.
(2) Pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan secara bertahap
sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam rencana tata ruang.
Pasal 16
(1) Dalam pemanfaatan ruang dikembangkan :
a. pola pengelolaan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara, dan tata guna sumber
daya alam lainnya sesuai dengan asas penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2;
b. perangkat yang bersifat insentif dan disinsentif dengan menghormati hak penduduk
sebagai warganegara.
(2) Ketentuan mengenai pola pengelolaan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara dan
tata guna sumber daya alam lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) butir a, diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

2.5.3 Pengendalian Pemanfaatan Ruang.


Adalah norma untuk melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian
terhadap proses pembangunan, penggunaan lahan dan peruntukan ruang yang sesuai
dengan rencana tata ruang kota yang telah disusun. Dalam pasal 17 dan 18, dijelaskan
lebih jauh mengenai pengendalian pemanfaaatan ruang ini.
Pasal 17
Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban
tentang pemanfaatan ruang.
Pasal 18
(1) Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang diselenggarakan dalam bentuk pelaporan,
pemantauan, dan evaluasi.
(2) Penerbitan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
diselenggarakan dalam bentuk pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

LAPORAN PENDAHULUAN
Gerakan Peningkatan Kepedulian Publik dalam Penataan Ruang

2-25

Anda mungkin juga menyukai