STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Nomor 07
AKUNTANSI DANA
BERGULIR
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
1
2
3
5
6
1.
Pernyataan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) dapat dilengkapi dengan
D
e
20
Binsar H. Simanjuntak
21
22
I
l
Sonny Loho
23
24
25
26
Sugijanto
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Komite Standar
Hekinus Manao
Jan Hoesada
A.B. Triharta
Soepomo Prodjoharjono
Gatot Supiartono
DAFTAR ISI
1
2
3 BAB I
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
PENDAHULUAN ....
A. Latar Belakang ....
B. Permasalahn Dana Bergulir ...
C. Dasar Hukum dan Tujuan Bultek .....
PENGERTIAN DAN MEKANISME PENYALURAN DANA
BAB II BERGULIR
A. Pengertian Dana Bergulir ....
B. Mekanisme Penyaluran Dana Bergulir ...
BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN DANA BERGULIR ...
A. Akuntansi Anggaran Dana Bergulir ...
B. Akuntansi Realisasi Pengeluaran Anggaran dari
APBN/APBD ...
C. Akuntansi dan Pelaporan Penagihan Dana Bergulir ....
D. Akuntansi Pengguliran Kembali Dana Bergulir ....
BAB IV AKUNTANSI PIUTANG YANG DIPERSEPSIKAN SEBAGAI DANA
BERGULIR .......
A. Akuntansi Anggaran ....
B. Akuntansi Realisasi Anggaran ...
C. Akuntansi Penarikan Kembali Dana Bergulir ....
BAB V PENYAJIAN DAN PENGKUNGKAPAN DANA BERGULIR ....
A. Penyajian Dana Bergulir ....
B. Pengungkapan Dana Bergulir .......
BAB VI KESIMPULAN ......
ii
BABI
PENDAHULUAN
1
2
3
4
A. Latar Belakang
10 bank.
11
12 usaha menengah, kecil, mikro dan koperasi dimana pada tahun 2003
jumlah usaha
13
mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebesar 99,9% dari seluruh unit usaha.
Dari segi
14 manfaat, dana bergulir sangat membantu usaha kecil dan mikro di mana
sektor ini
15
16
17
18
19 juga dari besaran dana bergulir mempunyai jumlah yang sangat besar.
Kontribusi
20
UMKM dalam produk domestik bruto (PDB) nasional pada tahun 2003
sebesar 56,7%
sehingga
dilakukan
sesuai dengan praktek bisnis yang
transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan dana bergulir.
sehat
dengan
koperasi, usaha
meningkatkan
menengah pada
34
35
36
37
38
39
40
41
1. Kinerja pelayanan dan keuangan dana bergulir rendah dan tidak dapat
diukur
dengan jelas.
Tujuan dari program dana bergulir adalah penguatan modal UMKM
dan usaha
berskala besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan
2
3
4
5
6
7
8
9
13
belum
14
15
16
17
18
19
22
23
24
25
26
27
dapat
memberikan hasil yang maksimal. Hal ini juga menyebabkan dana
bergulir
tersebut tidak dapat dikembalikan oleh UMKM tersebut
sehingga dana
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38 dana
39
40
41
42
satker
di
lingkungan
pemerintah
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Dari uraian di atas, dana yang digulirkan oleh satker biasa tidak
memenuhi
13
14
15
tersebut
dialokasikan
sebagai
Pengeluaran
Pembiayaan.
Konsekuensi dari
pengeluaran pembiayaan tersebut, satker yang mengelola dana
ini, sesuai
dengan ketentuan perundangan adalah satker yang berada di
16
17
bawah
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
dalam
33
34
35
36
39
40
41
bergulir.
42
43
dana bergulir.
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
diluar pemerintah.
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
38
39
40
41
menyatakan bahwa
bantuan sosial merupakan pengeluaran yang tidak terusmenerus dan
selektif dalam bentuk uang/barang kepada masyarakat yang
bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Di samping itu, karakteristik dari belanja bantuan sosial
adalah
pengeluaran yang tidak menghasilkan aset untuk
pemerintah. Jika
pemerintah mengeluarkan anggaran untuk bantuan sosial,
maka
pemerintah tidak akan mencatat adanya perolehan aset.
Dari uraian di atas maka pengeluaran untuk dana bergulir
tidak tepat
dimasukkan dalam klasifikasi Belanja Bantuan Sosial karena
karakteristik
Belanja Bantuan Sosial adalah sebagai berikut:
t Tidak diperuntukkan untuk memperoleh aset pemerintah
t Diperuntukkan untuk menanggulangi masalah sosial misalnya
bantuan
pendidikan, keagamaan dan bencana alam.
t Bersifat tidak terus-menerus dan selektif.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
belanja modal
(bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,
jaringan
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
1
2
5.
Entitas akuntansi dan pelaporan beberapa dana bergulir tidak
jelas.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
24
25
26
masyarakat
27
28
29
30
31
sebagai pengeluaran pembiayaan.
32 C. Dasar Hukum dan Tujuan Bultek
33
Penyusunan Buletin Teknis ini berpedoman
Nomor 24
35
1
2
3
4
5
6
7
8
BABII
Pengertian
Bergulir
dan
Mekanisme
penyaluran
Dana
digulirkan
kepada masyarakat oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna
Anggaran yang
bertujuan meningkatkan ekonomi rakyat dan tujuan lainnya. Adapun
karakteristik dari
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Perbendaharaan
negara/daerah
27
28
29
Negara
menyatakan
semua
pengeluaran
30
31
dalam
32
33
34
35
36
37
38
4.
Dana tersebut merupakan dana yang disalurkan kepada
masyarakat ditagih
kembali dari masyarakat dengan atau tanpa nilai tambah,
selanjutnya
dana
disalurkan
kembali
kepada
masyarakat/kelompok
masyarakat
demikian
seterusnya
(bergulir).
39
5.
1
2
3
4
C
o
n
t
o
h
d
a
n
a
7
8
9
10
15
23
16
24
17
25
18
1926
21
2027
p
u
1.
28
29
30
31
32
2
2
33
34
tanggungjawab
42
Pemerintahan
11
penagihan
dana
dari
masyarakat,
menyalurkan
kembali
dana
tersebut
kepada
masyarakat/kelompok
masyarakat,
melaporkan
dan
mempertanggungjawabkan
dana tersebut.
BAB III
Akuntansi dan Pelaporan Dana Bergulir
1
2
13
14
yang minimal terdiri dari 2 (dua) subsistem akuntansi yaitu sistem akuntansi
instansi
(akuntansi di PA/KPA) dan sistem akuntansi kas umum negara/kas daerah
(akuntansi
15 di BUN/BUD).
16
17
24
25
yang
menguasai
transaksi pembiayaan di mana transaksi pembiayaan tersebut harus
dikelola
tersendiri. Sistem Akuntansi Kas Umum Negara/Kas Daerah
merupakan sistem
akuntansi yang mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran
uang ke/dari
Rekening Kas Umum Negara/Kas Daerah. Sistem Akuntansi Kas Umum
Negara/Kas
Daerah akan menghasilkan Laporan Arus Kas. Laporan Keuangan
Pemerintah
Pusat/Daerah yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan
Arus Kas
dan Catatan atas Laporan Keuangan adalah gabungan laporan keuangan
seluruh PA
Realisasi
30
31
33
35
36
37 sebagai berikut:
38 Akuntansi anggaran pendapatan :
39
Estimasi Pendapatan
Rp. xxx
12
Rp. xxx
Rp. xxx
Allotment Belanja
Rp. xxx
Pembiayaan
Rp. xxx
Rp. xxx
Rp. xxx
Rp. xxx
8
9
10 Negara/Kas Daerah.
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Peraturan Standar
Pemerintahan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
, (PSAP) 6,
12
11
13
14
15
Akuntan
si
Akuntan
si
17
keuangan
24
25
26
27
29
13
dapat
dibentuk
Kuasa
kementerian/lembaga/SKPD. KPA
3
4
5
6
Pengguna
Anggaran
(KPA)
di
kepada BUN/BUD. KPA ini juga akan membantu melakukan sinkronisasi antara
program kementerian/lembaga/SKPD dengan dana yang disediakan oleh pemerintah.
11
12
15
16
mencatat
alokasi
anggaran
untuk
Rp. xxx
19
20
21 Negara/Kas Daerah.
22
2007
25
Adapun jurnal anggaran pengeluaran dana bergulir yang dibuat pada awal
tahun 2007
Rp. 5 miliar
29 Sistem akuntansi kas daerah tidak mencatat alokasi anggaran untuk dana
30 bergulir karena alokasi anggaran tersebut belum mempengaruhi kas
daerah 31 Kabupaten Tapsel.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
14
10
adalah
11 sebagai berikut:
12 Sistem akuntansi instansi/SKPD :
13
Pengeluaran Pembiayaan-Dana
Bergulir
Rp. xxx
Rp. xxx
14
15
dan
Dana Bergulir
Rp. xxx
16
17
Rp. xxx
Rp. xxx
(untuk mencatat pengeluaran untuk Dana Bergulir dari Rekening Kas Umum Negara/
Kas Daerah)
untuk dana bergulir sebesar Rp 150 miliar. Dana bergulir tersebut akan
dikelola oleh
Pengeluaran Pembiayaan-Dana
Bergulir
15
merupakan bagian dari Investasi Jangka Panjang Non Permanen dan dicatat
dengan
Dana Bergulir
Rp. 150 miliar
Diinvestasikan dalam Investasikan Jangka
Panjang
7
8
Rp. 150
miliar
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
(untuk mencatat pengeluaran untuk Dana Bergulir dari Rekening Kas Umum Negara)
Besaran
cicilan pokok yang dibayar oleh masyarakat adalah sebesar pinjaman
dana
yang diterima dengan memperhitungkan jangka waktu pengembalian. Sementara itu
besaran pendapatan yang dibayar kepada satker pengelola dana bergulir adalah
sebesar suku bunga atau bagi hasil yang disepakati antara penerima dana dengan
satker pengelola dana bergulir.
Perlakuan
akuntansi
untuk
penerimaan
cicilan
pokok
bergulir dan
penerimaan
pendapatan
dari
dana bergulir
berbeda,
oleh sebab
itudana
jika satker
pengelola dana bergulir menerima pengembalian dana bergulir dari masyarakat,
maka satker
cicilan pokok pinjaman dan
pendapatan
yangtersebut
diterima harus
berupadapat
bungamemisahkan
atau bagi hasil.
daerah, karena dana bergulir yang dikelola satker pengelola dana bergulir,
16
4
5
6
Rp. xxx
Rp. xxx
dan
7
8
Rp. 1 juta
(untuk mencatat penurunan dana bergulir karena penyetoran pokok dana bergulir)
14
15
16
17
Kas di BLU/BLUD
Rp. xxx
Rp. xxx
18 Sistem akuntansi
19 instansi/SKPD :
20 Akuntansi untuk penerimaan pendapatan dari dana bergulir
21
Hutang kepada KUN/BUD
Rp. xxx
22
Pendapatan
Rp. xxx
23
24
(untuk mencatat penerimaan pendapatan dari dana bergulir)
25
26
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
dan
17
Kas di BLU
1
2
Ekuitas Dana Lancar
3
(untuk mencatat penerimaan kas dari pendapatan)
54
Sistem akuntansi kas umum negara/BUD :
6
7
8
9
10
11
Rp. xxx
Kas di BLU/BLUD
Pendapatan
Rp. xxx
Rp. xxx
Sesuai dengan
ketentuan
12
13
14
15
16
Rp. xxx
BLU/BLUD, kas yang diterima baik yang berasal dari penagihan dana bergulir dan
penadapatan dari dana bergulir dapat dikelola langsung oleh BLU/BLUD tanpa perlu
disetor ke Rekening Kas Umum Negara/Kas Daerah. Dalam rangka pengesahan
penerimaan cicilan pokok dan pendapatan dari dana bergulir oleh BUN/BUD,
menagih dana
22
23
24
25
bergulir yang disalurkan kepada masyarakat, maka dana bergulir yang ditagih dari
masyarakat baik yang berupa pokok dana bergulir maupun pendapatan (bunga, bagi
hasil dan lain-lain) tidak akan disetor ke Rekening Kas Umum Negara/Kas Daerah
melainkan langsung dikelola oleh BLU/BLUD. Cicilan pokok dana bergulir dapat
28
29
30
31
dilakukan oleh satker BLU/BLUD yaitu berasal dari DIPA yang bukan Bagian
Anggaran
32
33
34
BLU/BLUD, penarikan pokok dana bergulir dan pendapatan dana bergulir (bunga,
Ada tiga sumber dana untuk pengguliran kembali dana bergulir yang
dapat
35
Bagian
36
37
38
39
40
41
42
Anggaran lain yang berbeda dengan Bagian Anggaran BLU/BLUD (tidak satu
Bagian
Anggaran dengan BLU/BLUD sebagai pengelola dana bergulir). Jika terdapat
kondisi
seperti itu, pengeluaran anggaran dan aset dana bergulir akan dicatat oleh Bagian
Anggaran yang menguasai anggaran tersebut. Untuk tujuan konsolidasi laporan
keuangan dengan laporan keuangan kementerian negara/lembaga/ pemerintah
daerah sesuai dengan SAP, BLU/ BLUD tidak mencatat dan melaporkan
pengeluaran
anggaran dan aset dana bergulir yang diperoleh. BLU/BLUD akan mencatat transaksi
18
1
2
3
Pada
tahun
2008,
BLU
di
lingkungan
Departemen
PU
mendapatkan
7
8
9
10
11
13
12
14
15
16
17
18
Rp. 20 miliar
Rp. 20 miliar
Jurnal
untuk mencatat perolehan investasi jangka panjang berupa dana
bergulir
adalah sebagai berikut:
Dana Bergulir
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka
Panjang
Rp. 20 miliar
Rp. 20 miliar
23
25
24
26
Rp. 20 miliar
Rp. 20 miliar
Sistem
karena Akuntansi Kas Umum Negara tidak mencatat perolehan Dana Bergulir
hanya mencatat penerimaan dan pengeluaran kas ke/dari Rekening Kas Umum
27 Negara.
Akuntansi
instansi di BLU
28
29
30
b
Tidak ada jurnal untuk mencatat e
pengeluaran anggaran untuk dana
32
33
34
Dana
bergulir
yang
diterima
oleh
satker
BLU/BLUD
dari
APBN/APBD tidak
dicatat
dan
dilaporkan
dalam
sistem
akuntansi
dan
pelaporan untuk tujuan
p
e
l
a
p
o
r
a
n
u
n
35
rgulir
31
dicatat di BA 99.
BLU/BLUD
tersebut tidak akan dilaporkan baik pada Bagian Anggaran yang
menguasai anggaran
41 dana bergulir maupun BLU/BLUD dalam laporan keuangan sesuai
SAP. Satker
40
42
K
o
3 tahun 2008 di
atas, pada tahun yang sama satker menggulirkan dana tersebut kepada
4 masyarakat
5 dana sebesar
6 Rp 15 miliar?
7 maupun aset
berupa dana bergulir tidak dicatat dan dilaporkan baik oleh BA 99 maupun
8 oleh satker
BLU, karena pengeluaran untuk dana bergulir dan aset dana bergulir
9 tersebut telah
10 APBN. Satker
11 berpedoman
pada SAK. Demikian juga Sistem Akuntansi Kas Umum Negara tidak akan
12 mencatat
13 dan melaporkan transaksi tersebut.
b. Dana bergulir yang bersumber dari tagihan pokok dana bergulir
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Satker BLU
melakukan
pencatatan dan
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
pelaporan
dalam sistem
akuntansi
yang berpedoman pada SAK.
Contoh: Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) A yang berstatus BLUD
dibawah BUD yaitu Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD), Provinsi
masyarakat sebesar Rp 1 miliar pada tahun 2008. Pada tahun yang sama,
UPTD tersebut menyalurkan kembali dana tersebut kepada KUKM lainnya.
Bagaimana akuntansi dan pelaporan pengguliran kembali dana sebesar Rp 1
miliar?
Jawaban: pengguliran kembali dana bergulir, yang berasal dari penerimaan
pokok dana bergulir, yang dilakukan oleh UPTD A tidak akan dicatat dan
dilaporkan BPKD (yang menguasai anggaran dana bergulir) maupun UPTD A
karena pengeluaran untuk dana bergulir dan aset dana bergulir tersebut telah
dicatat dan dilaporkan BPKD yang menguasai anggaran dana bergulir ketika
42
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
20
1
2
3
4
5
6
dan
pelaporan
dalam
sistem
D
a
apenerimadanaberg
u l i r s e s u a i d e n g a n
perjanjian/kesepakatan/aturan
yang berlaku antara kedua
belah pihak.
10
16
17
18
19
20
Pendapatan
dari
dana
tersebut bergulir
dapatd
dikelola
langsung
oleh
satker
berstatus
BLU/BLUDb
dan
dapatmembiayai
digunakan
untuk
e
operasional
BLU/BLUD
maupun
B
untuk
digulirkan
kembali. Jika
pendapatan
tersebut
digulirkan
kembali
maka
aset
k
13
penda
patan
dari
14
dana
berguli
r, dan
akan
digabu
ngkan
ke
15
dalam
lapora
n
keuangan
kementerian
negara/lemba
ga/pemerinta
h
daerah.
Pendapatan
yang
digulirkan
kembali
akan dicatat dan
dilaporkan dalam
laporan keuangan
BLU/BLUD untuk
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
S
i
p
e
ro
l
Akunt
ansi
instan
si/SKP
D (di
BLU/BL
UD) :
Pengeluaran Pembiyaan-Dana
Bergulir
Rp xxx
Rp. xxx
dan
Ekuitas Dana Lancar
Rp xxx
Kas di BLU
Rp. xxx
dan
Dana Bergulir
Rp xxx
Rp. xxx
Walaupun
tidak
terjadi
pengeluar
an
kasB
dari
Rekening
U
Kas
Umum
Negara/Ka
s
Daerah
untuk
perolehan
Dana
tetapi bergulir,
Sistem
Akuntansi
Kas
Umum
Negara/Ka
s Daerah
harus
mencatat
transaksi
tersebut
sehingga
transaksi
dimaksud
tercantum
dalam
Laporan
Arus
Kas
Pemerintah
Pusat/Peme
rintah
Daerah.
BLU/
BLU
Pr
ov 14
in
si
Su
m
ut,
m
e
m
pu
ny
ai
tu
ga 15
s
po
ko
k
da
n 16
fu
ng
si
m
en 17
ya
lur
Contoh:
Pada
Tahun
2007,
UPTD
A,
yang
berstatus
BLUD
dibawah
m kkan
pengguliran
18
e untuk
kembali
19
perjalana dana bergulir
20
n
dinasdilakukan
dan
pada bulan
21
pembelia Maret 2008.
n
alatBagaimana
tulis
akuntansi
kantor
dan
(ATK).
pelaporan
Pengelua pendapatan
ran untuksebesar Rp 1
operasionmiliar,
al
dan
kan
dana
bergul
ir
untuk
sektor
KUKM,
memp
eroleh
penda
patan
berup
a
bunga
dari
dana
bergulir
sebesar
Rp
1
miliar.
Pada
tahun
anggara
n 2008,
UPTD A
menggun
akan
pendapat
an
tersebut
untuk
keperlua
n
operasio
nalnya
sebesar
Rp
400
juta
dan
digulirkan
kembali
sebesar
Rp
600
juta
dengan
ju sebesar pendapatan
ta Rp
600UPTD A?
pengel
uaran
belanja
sebesa
r400 Rp
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
s
e
b
a
g
k
o
n
s
o
juta yang
berasal
Jawaban:
dari
n
da
ri
da
na
be
rg
uli
de
ng
an
as
u
ms
i
pe
nd
ap
at
an
S
i
H
u
Lainlain
Pend
apata
n
Daer
ah
Yang
Sah
Rp 1
miliar
P
e
n
e
r
d
ar
i
d
a
n
a
b
er
g
ul
ir
di
m
as
u
k
k
a
n
bunga
jurnal sebagai
dana
berguli
rdicatat
akan
sebag
ai
penda
patan
denga
berikut:
n
s di
BLU
Rp 1
miliar
dan
K
(men
a
catat
K
o
Buletin
Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Lanca
r
Rp 1
miliar
E(untuk
mencatat
kpenerimaan
ukas yang
i berasal dari
t pendapatan
aBLU)
s
D
a
n
a
15
16
Pengeluaran
operasional
yang
didanai dari pendapatan BLUD
untuk perjalanan dinas maupun
untuk pembelian ATK dicatat dan
dilaporkan
pengeluaran
untuk
belanja
operasional
yang
berasal
dari
17
pendapatan
BLUD
adalah
sebagai
berikut:
20
30
21
31
22
32
23 33
24
34
25
35
26
27
36
28 37
29
Daerah.
Belanja Barang dan
38 Pengeluaran
Jasa
untuk pengguliran kembali dana bergulir ya
39 pendapatan,
Kas di BLUD
dilaporkan
Pengeluara
(mencatan pengeluaranakan
untuk dicatat
operasional UPTD
yang didanai dari pendapatan
BLUD ) Pembia
dan
sebagai
n
dalam
40
Walaupun tidak terjadikeuangan
pengeluaran kasuntuk
dari Rekening
Daerah untuk
tujuan Kas
konsolidasi
la
pengeluaran
dengan
keu
41 BLUD
operasional, tetapi Sistem
Akuntansi
Kas Umum Daerah harus mencatat
Pengeluaran
tersebut juga
mengakibatkan aset berupa
dana bergulir bertambah.
transaksi
tersebut sehingga42transaksi dimaksud tercantum dalam Laporan Arus Kas
Pemerintah
Komite Standar
Akuntansi
Pemerintahan
23
4
5
jurnal untuk mencatat pengeluaran untuk pengguliran kembali dana bergulir dan
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
S
Ekuitas Dana Lancar
i
Kas di BLU
s
t
(untuk mencatat pengeluaran perguliran d
e
m Jurnal untuk mencatat Dana Bergulir sebag
berikut:
a
Dana Bergulir
k
Diinvestasikan dalam Investasi Jan
u
Panjang
n
(mencatat penambahan dana bergulir
t
a
Sistem Akuntansi Kas Umum Daerah :
n
s
Pengeluaran Pembiayaan-Dana Bergulir
i
Kas di BLUD
i
n
s
t
a
n
s
i
(mencatat
pe
ng
el
ua
ra
n
pe
m
bi
ay
(
aa
B
n
L
un
tu
U
k
D
pe
)
ng
:
gu
lir
Pengeluaran Pembiayaan-Dana
Bergulir
an
da
na
be
rg
uli
r
ya
34
tersebut
Pengeluaran
Pembiayaan
tercantum
Laporan
Arus
ng
didan
ai
dari
penda
sehingga
tersebut
dalamK 37
a
3 38
6
39
K
o
patan
BLUD) tidak terjadi pengeluaran kas
laupun
BAB IV
Akuntansi Piutang yang dipersepsikan
Sebagai Dana Bergulir
1
2
3
4
7
8
9
10
11
12
13
14
Bab II, tetapi lebih tepat dikategorikan sebagai Piutang Jangka Pendek atau
Piutang
Jangka Panjang, sesuai dengan jangka waktu jatuh tempo piutang yang
bersangkutan.
Alasannyadan
adalah
dana yang
disalurkan
kepada
masyarakat
harus
ditagih
dari masyarakat
secepatnya
disetor
ke Rekening
Kas
Umum Negara/Kas
Daerah. Jika dana tersebut hendak disalurkan kembali kepada masyarakat, satker
15 penganggaran dan
16 memenuhi
17 langsung
18
20
19
21
22
Jika
dana bergulir
sebagaimana
harus
disalurkan
oleh
BLU/BLUD,
Piutang
diuraikan diatas, dapat disalurkan oleh satker biasa. Satker tersebut harus merupakan
satker di bawah BUN/BUD karena pengeluaran untuk piutang tersebut merupakan
25
26
27
28
Dalam
rangka
membentuk
Kuasaoperasional
dan
pengawasan,
BUN/BUD
dapat
33
34
akuntansi untuk mencatat transaksi dana dilakukan oleh KPA, sedangkan BUN/BUD
sebagai Pengguna Anggaran (PA) melakukan konsolidasi laporan keuangan yang
35 diterima dari KPA. Adapun akuntansi untuk dana yang disalurkan oleh
KPA sebagai
36 berikut :
37
38
39
A. Akuntansi Anggaran
Pasal 1 UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa
40 anggaran yang
42 menyatakan
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
25
2 anggaran yang
3 penganggaran
4 memanfaatkan
5 menyatakan
6 manfaat
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
B. Akuntansi Realisasi
26
Anggaran
Realisasi
pengeluaran untuk dana
27
y
a
d
29
P
UN/BUD
Rp xxx
i
Allotment
u
Pengeluaran
t
Pembiayaan-Piutang
a
Rp xxx
n
(Untuk mencatat
g
alokasi anggaran
K
pengeluaran Piutang)
e
p Sistem Akuntansi Kas Umum
a Negara/Kas Daerah:
d Tidak ada jurnal, karena anggaran
a tidak mempengaruhi kas di
K BUN/BUD.
untuk
mencatat
Pencairan Dana
realisasi pengeluaran
(SPM/SP2D).
Adapun
jurnal30 anggaran adalah sebagai
berikut:
31 Sistem
Akuntansii
n
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Pengeluaran PembiayaanPiutang
Piutang Kepada
KUN/BUD
Rp xxx
Rp xxx
dan
Piutang Dana
Rp xxx
Diinvestasikan dlm Investasikan Jk
Panjang
Rp xxx
Pemerintahan
26
1
2
piutang jangka pendek yang jatuh tempo kurang dari 12 bulan, jurnalnya
adalah
sebagai berikut:
3
Sistem Akuntansi instansi :
4
Piutang Dana
Rp xxx
5
Cadangan Piutang
Rp xxx
6
7
(Untuk mencatat perolehan piutang jangka pendek)
8
Sistem Akuntansi Kas Umum Negara/Kas Daerah :
9
10
11
12
13
Pengeluaran Pembiayaan
Rp xxx
Kas di Kas Negara/Kas di Kas Daerah
Rp xxx
15
17
16
18
Dana karena akuntansi kas umum negara/BUD hanya mencatat uang masuk atau
uang keluar dari Rekening Kas Umum Negara/Kas Daerah.
Penyaluran dana melalui satker biasa tidak memenuhi karakteristik dana bergulir,
20
21
langsung kepada
masyarakat. Jika dana tersebut hendak digulirkan kembali, dana yang ditagih dari
masyarakat harus disetor terlebih dahulu ke Rekening Kas Umum Negara/Kas Daerah
Umum
25
Rp xxx
Rp xxx
dan
Diinvestasikan dlm Investasikan Jk
Panjang
Piutang Dana
Rp xxx
Rp xxx
37
Sistem Akuntansi Kas Umum Negara/Kas Daerah :
38
39
40
41
Rp xxx
Rp xxx
42
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
27
BAB V
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN DANA BERGULIR
1
2
3
4
5
6
7
10
12
Negara/Lembaga/Pemerintah
terhadap Dana
Daerah
harus
melakukan
penyesuaian
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value). Nilai yang dapat direalisasikan
ini dapat diperoleh jika satker pengelola dana bergulir melakukan penatausahaan
dana bergulir sesuai dengan jatuh temponya (aging scedule). Berdasarkan
penatausahaan tersebut, akan diketahui jumlah dana bergulir yang benarbenar tidak
dapat ditagih, dana bergulir yang masuk kategori diragukan dapat ditagih
dan dana
bergulir yang dapat ditagih.
Penyajian dana bergulir di neraca berdasarkan nilai yang dapat
direalisasikan
dilaksanakan dengan mengurangkan perkiraan Dana Bergulir Diragukan
Tertagih dari
Dana Bergulir yang dicatat sebesar harga perolehan, ditambah dengan
perguliran
dana yang berasal dari pendapatan dana bergulir. Dana Bergulir
Diragukan Tertagih
merupakan jumlah dana bergulir yang tidak dapat tertagih dan dana bergulir yang
diragukan tertagih. Dana bergulir dapat dihapuskan jika Dana Bergulir tersebut benar-
benar sudah tidak tertagih dan penghapusannya mengikuti ketentuan yang berlaku.
Akun lawan (contra account) dari Dana Bergulir Diragukan Tertagih adalah
27
Dalam
Investasi
Jangka Panjang.
28 Diinvestasikan
B. Pengungkapan
Dana
Bergulir
29
30
31
32
33
34
35
36
Pembiayaan
di Laporan
Realisasi
Anggaran
Laporan
Arus
Kas,
dan Dana
Bergulir
di Neraca, perlu
diungkapkan
informasi
lain dan
dalam
Catatan
atas
Laporan
Keuangan
(CaLK) antara lain:
n
n
37
38
39
40
41
42
28
BAB VI
KESIMPULAN
1
2
3
Dalam rangka
koperasi, dan
6
7
9
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
pergulirannya.
masyarakat,
selanjutnya
seutuhnya dana
masyarakat
yang
menggulirkan
t
e
masyarakat akan
tidak ada.
26
27
28
29
30
31
An
Peme
rintah
35
an.
Defini
si
belanj 36
a
sesua
i
deng 37
an PP
24
Tahun
2005
adala
h
semu 38
a
K
o
33
pembayarannya
kembaliitu
pemerintah.
Sementara
bergulir akan ditagih
oleh
dana
kembali
oleh
pemerintah.
Jika alokasi
anggaran
dana
bergulir dimasukkan
sebagai
34
dalam
periode yang
tahuntidakanggaran
bersangkutan
akan
diperoleh
lancar
42
negara/lembaga mengalokasikan
pengeluaran dana bergulir ke
belanja-belanja di
atas
maka
kementerian
negara/lembaga
tidak
akan
mencatat adanya perolehan aset
berupa dana bergulir. Jika alokasi
anggaran dana bergulir dimasukkan
sebagai Belanja
1
2
3
4
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Modal Fisik Lainnya, maka aset berupa dana bergulir harus masuk
sebagai Aset
Lainnya bukan sebagai sebagai bagian Investasi Jangka Panjang Non
Permanen.
Kondisi
di atas menyebabkan pelaporan dana bergulir menjadi tidak tepat,
tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan negara dan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Agar pelaporan pengelolaan dana bergulir sesuai dengan Standar
6 Akuntansi
7 Pemerintahan maka perlu dirumuskan karakteristik dana bergulir yaitu:
1.
Penerimaan Pembiayaan.
Sesuai dengan UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan, transaksi
menerapkan
(BLU/BLUD)
pengelolaan
keuangan
Badan
Layanan
Umum/Daerah
Kas Umum
Negara/Daerah.
35
36
37
38
39
40
41
42
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
30
1.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.
9.
J
e
n
d
e
r
a
l
B
i
n
a
Indonesia, Anggota
Komite Konsultatif
Komite Kerja :
1.
Dr.
Binsar
H.
Simanjuntak,
CMA,
Ketua
merangkap
Anggota
2.
3.
ota
So
Drs. Jan Hoesada,
nn
y
Ak., MM, Anggota
Lo
Drs. AB Triharta,
ho,
Ak., MM, Anggota
Ak.
,
Gatot Supiartono,
MP
Ak.,
M.Acc.,
M,
Anggota
Se
kreSekretariat :
tar
Mulat Handayani,
is
SE., Ak, Ketua
me
merangkap
ra
Anggota
ng
ka
Chalimah
p
Pujihastuti,
SE.,
An
Ak, MAFIS, Wakil
gg
Ketua merangkap
ot
Anggota
a
Rahayu
Dr
Puspasari,
SE,
s.
MBA, Anggota
Su
Hamim Mustofa,
gij
Ak., Anggota
an
to,
Joko Supriyanto,
Ak.
SST., Ak, Anggota
,
M
Yulia
Candra
M,
Kusumarini
SE,
An
S.Sos, Anggota
gg
Yusron
Kamal,
ot
SE., Anggota
a
7.
8.
9.
1.
2.
4.
3.
4.
5.
6.
7.
5.
8.
Andri
Fuadhy,
Dr.
SE., Anggota
So
ep
Zulfikar Aragani,
om
Anggota
o Kelompok Kerja :
Pro
djo
Yuniar
Yanuar
ha
Rasyid, Ak., MM,
rjo
Ketua merangkap
no,
Anggota
Ak.
Firmansyah
N.
,
Nazaroedin, Ak.,
M.
M.Sc, Wakil Ketua
So
merangkap
c.S
Anggota
c.,
An
Margustienny OA,
gg
Ak.,
MBA
,
ot
Anggota
a
Moh. Hatta, Ak.,
Dr.
MBA, Anggota
He
9.
1.
2.
3.
6.
4.
kin
us
Ma
na
o,
M.
Ac
c.
CG
FM
,
An
gg
5.
Amdi
Very
Dharma,
Ak.,
M.Acc , Anggota
6.
Bambang
Pamungkas, SE.,
Ak.,
MBA,
Anggota
7.
Sumiyati,
Ak.,
MFM, Anggota
8.
Drs.
M.
Kristianto,
Agus
Ak.,
MA
,
An
gg
ot
a
9.
Dr
s.
Sy
ah
ma
n
Sit
om
pul
,
SE.
,
Ak.
,
Ms
i.,
An
gg
ot
a
10.
C
hal
im
ah
Puj
iha
stu
ti,
SE.
,
Ak,
MA
FIS
,
An
gg
ot
a
11.
E
dw
ar
d
UP
Na
Komi
inggolan,
Anggota
Ak,
12.
Rahayu
Puspasari,
SE,
MBA, Anggota
13.
Yulia
Candra
Kusumarini
SE,
S.Sos, Anggota
14.
Mulat
Handayani,
Ak, Anggota
SE.,
15.
Jamason
Sinaga, Ak., SIP,
Anggota
16.
Farida Aryani,
Ak, Anggota
17.
18.
Joko
Supriyanto, SST.,
Ak, Anggota
19.
Dita
Yuvrita,
SE., Ak, Anggota
20.
21.
Hamim
Mustofa,
Anggota
Ak.,
22.
M. Rizal Faisol,
SST, Ak., Anggota
23.
Iwan
Kurniawan,
SE.,
Ak., Msi, Anggota
24.
Hasanudin, Ak.,
M. Ak., Anggota
25.
Heru Novandi,
SE., Ak., Anggota
26.
Muliani
Sulya
F., SE., Anggota
27.
te Standar
Akuntansi
Sugiyarto, SE,
Ak,
MSc.,
Anggota
Pemerintahan
31