Anda di halaman 1dari 9

Unit Belajar 4 : Penatalaksanaan Fraktur

Mandibula
Judul

: Fraktur Tulang Mandibula

Seorang laki-laki 25 tahun datang ke IGD RSI Sultan


Agung mengeluh kesakitan pada rahang bawah, setelah
kecelakaan motor jam lalu. Pasien terlempar ke aspal,
namun tidak ada pusing, mual, muntah, ataupun pungsan.
Pemeriksaan ektra oral memperlihatkan wajah
asimetris, namun tidak ada diskontinuitas kulit maupun
oedema. Palpasi mendeteksi unstable mandibula, nyeri
tekan, step(+). Pemeriksaan intra oral memperlihatkan
laserasi mukosa sulcus bukal antara gigi insisif hingga
premolar satu dextra, hematoma sublingual, terjadi
maloklusi dan trismus. Palpasi mendeteksi nyeri tekan,
krepitasi dan sensibiliti.
Pemeriksaan radiografis panoramik
Dokter gigi spesialis bedah mulut kemudian
menyiapkan rencana perawatan sesuai dengan SOP dan
prinsipnya.

Step 1
Unstable mandibula, mandibula yang tidak
stabil
Laserasi, luka yg disebabkan karena robeka
seperti luka .

Pendarahan, mengenai subkutib dari jaringan


.
Kerobekan yang bersifat tidak teratur
Wajah asimetris, terdapat susunan dari
stuktur terjadi perubhan karena trauma .
Step (+),pemeriksaan palpasi dari diformitas
daari garis fraktur.
Step 2
1.Definisi dan klasifikasi fraktur mandibula?
Fraktur mandibula, putusnya kontunuitas
pada tulang mandibula yg dapat
disebabkan trauma langsung dan
patologis.
Klasifikasi:
Menurut tonew :
-freaktur yg tingginya atau pajangnya
>2mm dangan <10drajad. Penatalaksaan
close mouth(
-fraktur yg tingginya atau panjangnya 215 mm dengan drajad 10-35.
Penataksanaan opennreduction.
->15 dengan lebih dari 35 drajad
Fraktur traumatik : direk dan indirek
Fraktur fatik:
Fraktur patologis :
Terminologi
Tipe : simpel atau tertutup , jar.lunak
tidak terbuka

Terbuka, kulit atau mukosa terbuka


Green stick, praktur tidak sempurna
Patologis, dikarenakan karena penyakit
Lokasi : dentoalveolar 29,1 %
Midline, diantara insisi sentral
Parasimpisi, berada dibagian parasimpsis
berbatasaan dengan otos
Angel,berdekatan dengan m 3
Dikoronoid 1,3 %
Ramus 1,7 %
Angulus 24,5%
Korpus 16%
Simpisis dan parasimpisi 22 %
Polafraktur : unilateral, tunggal pada satu
sisi mandibula
Bilateral, kombinasi tauma langsung dan
tidak langsung
Multipel, garis fraktur lebih dari 2
Fatik, trauma berulang
1/3 atas wajah, tulang frontalis dan
orbital
1/3 tengah wajah, maksila, zigomatikus,
lakrimal, nasal, palatinul dan nasal konka
inperios
1/3 bawag wajah, mandibula
2.Gejala fraktur mandibula ?
3.Etiologi fraktur mandibula ?
4.Pemeriksaan pada kasus fraktur
mandibula ?

Inspeksi :melihat bagian biformitas


mandibula ada pembengkakan atau
kebirua
Palpasi : penekanan pada mandibula
Krepitasi : bunyi pada mandibula
Pemeriksaan trauma di tempat lain :
dibagian tulang yang lain
Pemeriksan penunjang :
Fotorongtan : arah garis fraktur, segmen
yang terkena.
MRI
Panoramik : mendignosis pada bagian
kondilar terjadi fraktur. (ocik)
5.Interpretasi gambaran radigrafi pada
skenario ?
Terlihat garis fraktur pada regio 3
diantara gigi insisip kedua dan c RB
Garis fraktur vertikal
Fraktur para simfisi,
Rahang regio 3 lbih naik
6.Proses penyebuhan fraktur mandibula ?
Primer : reposisi yang baik dengan
pendarahan minil
Tidak ada pembentukan softcallus
Perkembangan centarosification
kalsifikasipembentukan

radikularperkembangan periosteum,
spongebone dan tulang kompak
Sekunder :
1.Inisial stage haro 0-5, hematom respon
dari inflams proliperasi
selulerpembentukan fibroblasjar.
Colagen dan kapiler jar.
Granulasicartilago
2.Pembentukan soft callus (4-40 hari
setelah trauma)
3.Pembentukan bony callus
4.Remodeling (25-50 hari)
BMP + oateoklas growfactor
deferensiasi cell mesenkimtulang
Frakturhematommediator
inflasmsiproses remodeling
osteoblasfase pembentukan
callustransformin
growfactorangiogenesis
(mala)
Prinsip dan penatalaksanaan fraktur
mandibula ?
Emergensi : penyelamata jalan napas
Definitif : close rection atau open
reduction
Mobilisasi:
Terapi bedah, open redution indikasi:
fraktur multipel,

Timing, (priti)
Barton bandage
Gigi utuh pada garis praktur dibiarkan
kalau tidak terjadi inflamasi
Akar yg terlibat harus diambil
Close reduction:
(rozaq)
7.Post oprasi penatalaksaan fraktur
mandibula ?
Analgetik dan antibiotik dengan spectrum
luas dan evaluasi kebutuhan
nutrisi.pepperbanyak pemberian kalsium
Pembukan wire dilihat patahannya sudah
terambung atau belum.
8.Komplikasi fraktur mandibula ?
Infeksi,ketidak nyamanan pada sendri tmj
karena tidak stabil
Nyeri myofacial, pasien memaksakan
mengunyah terlalu keras
Delay healing, penyembuhan yang lama
karenang kurangnya nutrisi yag
dikonsmsi
Parastesi
Pulpitis
Kerusakan saraf, neuro facia
Perpindaha tempat pada gigi
Trismus

9.Kenapa tidak terjadi oedema pada fraktur


?
Belum terjadi implamasi
Mungkin karena indirek, tidak terjadi
robekan
10. Mengapa terjadi trismus pada
skenario?
Karena terjadi trauma berakibat nyeri
sehingga mengubah keseimbangan
sehingga terjadi trismus
Trauma merusak susuan saraf, otot dan
pembuluh darah
Trauma menekan persarafan sehingga
terjadi matirasa
Frakturdislokasi mandibulaotot
tertarik sehingga tegangtrismus
11. Mangapa pada saat palpasi terjadi
nyeri tekan krepitasi dan sesibilatas dari
skenario ?
Palpasi, terjadi kerusakan pada jaringan
Sensibilitas,
Nyeri tekan,mengetahui kerusakan
jaringan lunak
Krepitasi, adanya fraktur. Kerusakan pada
jaringan keras.
12. Mengapa perlu diketahui
adanyapusing mual dan muntah setelah
trauma ?
Untuk tindakan kegaawat daruratan
A irway, obtruksi jalan napas

C irculation, sirkulasi
B reathing
Pasien tauma

fraktur

io

klasifikasi

Pemeriksaan penujang

eo

etiologi

proses

pemeriksaan

penatalaksanaan

Kegawat daruratan

1.Gejala fraktur mandibula ?


Gejala klinis yang terjadi bervariasi dan termasuk adanya krepitasi
ketika dilakukan palpasi
Terasa sakit ketika mulut dibuka dan dagu dipegang.
Asymetri dari bentuk dagu.
Hidung atau mulut mengeluarkan darah.
Terjadi kerusakan pada bagian hidung.
rasa sakit pembengkaan, nyeri tekan, dan maloklusi. Patahnya gigi,
adanya gap, tidak ratanya gigi, tidak simetrisnya arcus dentalis,
adanya laserasi intra oral, gigi yang longgar dan krepitasi
menunujukkan kemungkinan adanya fraktur mandibula. Selain hal
itu mungkin juga terjadi trismus (nyeri waktu rahang digerakkan)
Gangguan jalan nafas pada fraktur mandibula juga dapat terjadi
akibat kerusakan hebat pada mandibula menyebabkan perubahan
posisi, trismus, hematom, edema pada jaringan lunak. Jika terjadi
obtruksi hebat saluran nafas harus segera dilakukan trakeostomi,
selain itu juga dapat terjadi anasthesi pada satu sisi bibir bawah,
pada gusi atau pada gigi dimana terjadi kerusakan pada nervus
alveolaris inferior.

2.Etiologi fraktur mandibula ?

a) Kecelakaan berkendara 43%.


b) Serangan/ kekerasan 34%.
c) Kecelakaan kerja 7%.
d) Trauma olahraga 7%.
e) Lain-lain 5%.
Anatomi mandibula yang menonjol dan mudah terkena trauma

3.Pemeriksaan pada kasus fraktur


mandibula ?
4.Interpretasi gambaran radigrafi pada
skenario ?
5.Proses penyebuhan fraktur mandibula ?
6.Kenapa tidak terjadi oedema pada fraktur
?
Secara umum edema nonradang akan terjadi pada keadaankeadaan sebagai berikut : 1. Peningkatan tekanan hidrostatik 2.
Penurunan tekanan onkotik plasma 3. Obstruksi saluran limfe. 4.
Peningkatan permeabilitas kapiler. Edema radang disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas kapiler. Edema juga dapat terjadi akibat
gangguan pertukaran natrium/keseimbangan elektrolit. Edema
dapat timbul akibat tekanan koloid osmotik plasma yang menurun
atau tekanan hidrostatik kapiler yang meningkat.
7.

Mengapa terjadi trismus pada skenario?

Anda mungkin juga menyukai