Anda di halaman 1dari 9

AMIL ALKOHOL

AMYL ALCOHOL
1. N a m a
Golongan
Alkohol (3)
Sinonim / Nama Dagang (1,3,5,6,8)
Amyl alcohol, normal; Alcohol C-5; N-amyl alcohol; N-butyl carbinol; N-butyl
carbinol; Pentan-1-ol;

N-pentan-1-ol; Pentanol;

Pentyl

alkcohol;

1-pentanol;

Pentanol-1; N-pentanol; Pentyl alcohol; 1-pentyl alcohol; N-pentyl alcohol;


Primary amyl alcohol.
Nomor Identifikasi
Nomor CAS

: 71-41-0 (2,3,4,5,6,8)

Nomor RTECS

: SB9800000 (2,4,5,8,9)

Nomor EC (EINECS)

: 200-752-1(3,6,8)

UN

: 1105 (2,4,6,8)

2. Sifat Fisika Kimia


Nama bahan
Amil alkohol
Deskripsi (1,2,4,5,6,9)
Cairan tidak berwarna. Beraroma seperti alkohol. Berat molekul 88,15; Rumus
molekul C5H12O; Titik nyala 33oC (91,40F); Titik didih 137-139 oC; Titik lebur 79oC (-110,2F); Berat jenis (air=1): 0,8146; Tekanan Uap 1,5 mm/Hg pada 20oC;
Sedikit larut dalam air (2,7 g/100 mL @ 27oC); Agak larut dalam air dingin, air
hangat; Larut dalam aseton, eter, alkohol, dan kebanyakan pelarut anorganik
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4) (4) :
Kesehatan 1

= Tingkat keparahan rendah

Kebakaran 3

= Sangat mudah terbakar

Reaktivitas 0
Klasifikasi EC

= Tidak reaktif
(4,6,8,11)

Xn

= Berbahaya

R10

= Mudah menyala

R20

= Berbahaya jika terhirup

R37

= Menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan

R66

= Paparan berulang dapat menyebabkan kulit kering dan


pecah-pecah.

R36/38

= Iritasi pada mata dan kulit

R37/38

= Iritasi pada sistem pernapasan dan kulit

S16

= Jauhkan dari sumber nyala dilarang merokok

S1/2

= Jaga agar pada posisi menghadap ke atas dan jauhkan


dari jangkauan anak-anak

S24/25

= Berbahaya terhadap kulit dan mata.

S46

= Jika

tertelan,

cari

segera

pertolongan

medis

dan

perlihatkan wadah ini atau labelnya


S36/37/39

= Pakai/kenakan pakaian pelindung, sarung tangan, dan


pelindung mata/wajah

3. Penggunaan
Sebagai pelarut pada sintesis senyawa organik

(1)

; sebagai bahan peningkat rasa

dan aroma pada pangan (3)


4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Mengiritasi mata, saluran napas

(1,4)

, kulit,

saluran cerna (4).


Organ sasaran: Paru-paru
sistem pernapasan

(11)

(6)

, sistem saraf pusat, mata, kulit

(6,11)

, ginjal, hati,

Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Berbahaya jika terhirup. Dapat menyebabkan iritasi saluran napas, rasa terbakar,
batuk, bersin, laringitis, napas pendek, sakit kepala, mual, muntah, dan
mempengaruhi sistem saraf pusat (11).
Kontak dengan kulit

Dapat menyebabkan iritasi kulit. Berbahaya jika bahan terserap ke kulit

(11)

Kontak dengan mata


Dapat menyebabkan iritasi mata (11).
Tertelan
Berbahaya jika tertelan. Dapat menyebabkan iritasi saluran cerna. Dapat
mempengaruhi sistem saraf pusat. Dapat menyebabkan rasa terbakar, batuk,
bersin, laringitis, napas pendek, dan sakit kepala

(11)

Paparan jangka panjang


Terhirup
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan edema paru, cedera
ginjal (4).
Kontak dengan kulit
Kontak berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan kulit menjadi kering
dan pecah-pecah (11).
Kontak dengan mata
Tidak terdapat informasi (11).
Tertelan
Tidak terdapat informasi (11).
5. Stabilitas dan reaktivitas
Reaktivitas

: Stabil pada suhu dan tekanan normal

(4)

. Bersifat

higroskopis: menyerap kelembaban atau air dari


udara (11)
Kondisi yang harus
dihindarkan

: Kontak dengan panas, nyala, percikan atau


sumber

nyala

lain

(5)

paparan

terhadap

kelembaban udara atau air (11)


Tidak

tercampurkan

Tancampurkan

/ : Bahan pengoksidasi, asam, hidrogen trisulfida,


asam anorganik kuat

(4)

, logam alkali, halogen,

asam sulfat pekat, asam nitrat pekat (5)


Bahaya dekomposisi

: Karbon monoksida, karbon dioksida (9)

Polimerisasi

: Tidak akan terpolimerisasi (4,5,9)

6. Penyimpanan

Simpan di tempat tertutup rapat dan bersegel hingga siap digunakan

Simpat di tempat sejuk dan berventilasi baik (4,5).

Hindarkan dari sumber api (nyala dan percikan) (4,5).

(3,4)

7. Toksikologi
Data pada hewan
Data toksisitas (1,2,3,6,7,9):
LD50 oral-mencit 5660 g/kg; LD50 oral-mencit 370 mg/kg; LD50 oral-tikus 3030
mg/kg; LD50 oral-tikus 4613 mg/kg; LD50 oral-tikus 200 mg/kg; LD50 oral-tikus
3670 mg/kg; LD50 kulit-kelinci 2306 mg/kg; LD50 kulit-kelinci 2830 g/kg; LD50
oral-tikus 5660 L/kg; LD50 intraperitoneal-tikus 579 mg/kg; LD50 intraperitonealtikus 970 mg/kg; LD50 intravena-tikus 196 mg/kg; LD50 intravena-mencit 184
mg/kg; LD50 intraperitoneal-kelinci 140 mg/kg; LD50 intraperitoneal-marmut 615
mg/kg; LD50 intraperitoneal-hamster 626 mg/kg; LCL inhalasi-tikus 14000 mg/m3
selama 6 bulan.
Data karsinogenik
Berdasarkan

ACGIH, IARC, NTP, amil alkohol tidak terdaftar sebagai bahan

karsinogen (6).
Data mutagenik
Mutagenik terhadap bakteri dan/atau ragi (4).
Mutagenik: Paru-paru hamster 25 mmol/L (9).
Informasi Ekologi
Toksisitas pada ikan

LC50 (96 jam) ikan zebra 530 mg/L (3);


LC50 (96 jam) ikan trout 370 mg/L (4)

Toksisitas pada

EC50 (48 jam) kutu air (Dahnia magna) 341 mg/L (3)

invertebrata perairan
8. Efek Klinis
Keracunan akut
Terhirup
Iritasi saluran napas, sensasi pedih pada mata sehingga menimbulkan lakrimasi,
hiperemia konjungtiva tanpa disertai luka kornea yang bermakna, gangguan dan
rasa tidak nyaman pada hidung, nyeri dada, mual, muntah

(4)

Inhalasi uap berkonsentrasi tinggi dapat mempengaruhi otak, sistem saraf pusat,
sistem kardiovaskuler, penglihatan, pernapasan, hati, ginjal, menyebabkan
vertigo, delirium, ataksia, sedasi, pusing, mengantuk, sakit kepala, dispnea,
batuk, edema paru akut, depresi napas, hipotensi, disritmia jantung, pandangan
ganda, tuli, gagal ginjal akut, nekrosis tubuler akut

(4)

Kontak dengan kulit


Jika diserap kulit dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan akibat terpapar
bahan melalui jalur tertelan dan inhalasi. Dapat menyebabkan iritasi dan
dermatitis (6).
Kontak dengan mata
Uap bahan dapat menyebabkan iritasi mata. Kontak dengan mata dapat
menyebabkan iritasi mata, lakrimasi (berair), luka bakar, peradangan. Juga dapat
menyebabkan konjungtivitis dan kerusakan kornea (6).
Tertelan
Dapat menyebabkan iritasi saluran cerna disertai mual, muntah dan diare. Dapat
menyebabkan

efek

yang

mirip

seperti

pada

paparan

secara

inhalasi,

mempengaruhi hati, ginjal (ketidaknormalan fungsi ginjal, glisouria, mioglobinuria,


gagal ginjal akut, nekrosis tubuler akut) (4).
Keracunan kronik
Terhirup
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan edema paru, cedera
ginjal (4).
Kontak dengan kulit
Kontak berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan dermatitis (6,8).
Kontak dengan mata
Tidak terdapat informasi (11).
Tertelan
Tidak terdapat informasi (11).
9. Pertolongan Pertama
Terhirup (4,6)

Segera pindahkan dari tempat paparan ke tempat yang berudara segar. Jika
terjadi kesulitan bernapas dapat diberikan oksigen. Segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat.
Terhirup bahan yang serius: Segera pindahkan dari tempat paparan. Longgarkan
bagaian pakaian yang kencang, seperti kerah baju, dasi, ikat pinggang. Jika
terjadi kesulitan bernapas dapat diberikan oksigen. Jika korban tidak bernapas,
dapat diberikan resusitasi jantung paru (RJP). Peringatan: Kemungkinan timbul
bahaya pada penolong jika dilakukan RJP pada korban yang menghirup bahan
beracun, menginfeksi, atau korosif. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit (4)
Segera siram kulit dengan banyak air. Dapat digunakan air dingin. Tutup kulit
yang teriritasi dengan emolien. Lepas pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan
kembali. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak kulit yang serius: Cuci dengan sabun desinfektan dan tutupi kulit yang
terpapar dengan krim antibakteri. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata (4)
Lepaskan lensa kontak jika menggunakannya. Segera cuci mata dengan air yang
banyak (dapat digunakan air dingin) atau dengan larutan garam normal (NaCl
0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata
dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak
ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Tutup dengan kain kassa steril. Segera
bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan (4,6)
Dapat berpotensi aspirasi jika tertelan. Jangan merangsang muntah atau
memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Longgarkan bagian
pakaian yang melekat ketat, seperti kerah baju, dasi, atau ikat pinggang. Segera
bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Catatan untuk dokter: Berikan pengobatan simptomatik dan penunjang
Antidotum: Tidak terdapat antidotum spesifik (9)

(6)

10. Penatalaksanaan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin
diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 g/kg BB.
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
-

Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring
ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan
selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)


-

Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.

Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau


muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan


sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak
menghirupnya.

Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri (7)


Batas paparan amil alkohol:
TWA (Australia) = 100 ppm (4)
STEL (Perancis) = 150 ppm (4)
TWA (dari AIHA Amerika Serikat) = 100 ppm (4)
TWA (dari AIHA Amerika Serikat) = 360 mg/m3 (4)
STEL (Inggris) = 150 ppm (4)
TWA (Denmark) = 360 mg/m3 (9)
TWA (Denmark) = 100 ppm (9)
OEL (Jerman) = 360 mg/m3 (9)
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat atau sistem
pemantauan lain untuk menjaga konsentrasi uap di udara tidak melewati batas
yang ditentukan (4).
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran
pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan
area kerja (4).
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia

(6)

Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia

(3)

12. Manajemen Pemadam Kebakaran


Media pemadam kebakaran: Semprotan air, bahan kimia kering, karbon
dioksida, busa tahan alkohol (5).
Kebakaran kecil: Gunakan bahan kimia kering (4).
Kebakaran besar: Gunakan busa alkohol, semprotan air atau kabut (4).
13. Manajemen Tumpahan

Tumpahan kecil: Encerkan dengan air dan serap dengan bahan inert kering dan
tempatkan dalam wadah untuk pembuangan limbah yang sesuai (4).
Tumpahan besar: Cairan ini mudah terbakar. Jauhkan dari panas dan sumber
api. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Serap dengan tanah
kering, pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar. Jangan menyentuh
bahan yang tertumpah. Cegah masuknya bahan ke dalam selokan, ruang
bawah tanah atau daerah yang sempit; buat tanggul bila diperlukan. Berhatihatilah bila konsentrasi produk tidak berada di atas nilai ambang batas. Periksa
nilai ambang batas pada MSDS dan peraturan setempat (4)
14. Daftar Pustaka
1. Budavari, S. (Ed.). The Merck Index: An Encyclopedia of Chemicals, Drugs,
and Biologicals. Twelfth Edition. Merck & Co., Inc. New Jersey. 1996.
2. Sittig, M. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and Carcinogens.
Third Edition. Noyes Publications. New Jersey. 1991.
3. http://www.thegoodscentscompany.com/data/rw1003191.html

(diunduh

November 2011)
4. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9926423 (diunduh November
2011)
5. http://www.sciencestuff.com/msds/C1263.html (diunduh November 2011)
6. http://www.chemcas.org/drug/analytical/cas/71-41-0.asp (diunduh November
2011)
7. http://exporterlabchemicals.com/msds/AL2671.html (diunduh November 2011)
8. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0535.htm (diunduh November
2011)
9. http://www.chemcas.org/msds_archive/msds_01/cas/ga_msds/71-41-0.asp
(diunduh November 2011)
10. http://worldaccount.basf.com/wa/NAFTA/Catalog/ChemicalsNAFTA/doc4/BAS
F/PRD/30036709/.pdf?title=&asset_type=msds/pdf&language=EN&validArea=
US&urn=urn:documentum:ProductBase_EU:09007af8800907ac.pdf
11. http://www.chemdb-portal.cn/fisher_msds_pdf/71-41-0_EN.pdf
Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas)
Bidang Informasi Keracunan, Pusat Informasi Obat dan Makanan
Badan POM RI, Tahun 2011

Anda mungkin juga menyukai