Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumor ginjal adalah pertumbuhan sel yang tidak normal dari sel jaringan ginjal.
Ginjal adalah organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem
kemih seseorang. Ini membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran
darah, membuat urin, yang pindah ke kandung kemih dan keluar dari tubuh. Manusia
dilahirkan dengan dua ginjal.
Banyak tumor renal tidak menimbulkan gejala dab baru diketahui sebagai massa
abdomen yang teraba setelah dilakukan pemeriksaan fisik yang rutin. Trias klasik
yang terjadi kemudian dalam perjalanan penyakitnya terdiri atas hematuria, rasa nyeri
dan massa di daerah pinggang. Tanda uang biasanya menjadi petunjuk pertama ke
arah tumor renal adalah hematuria tanpa rasa nyeri. Hematuria ini bisa interemitendan
mikroskopis atau kontinyu dan tampak nyata (makroskopis). Mungkin di daerah
punggung terasa pegal (nyeri yang tumpul) sebagai akibat dari tekanan balik yang
ditimbulkan oleh kompresi ureter, peluasan tumor ke darah perineral atau perdarahan
ke dalam jaringan ginjal. Nyeri yang bersifat kolik terjadi jika bekuan darah atau
massa sel tumor bergerak menurun melalui ureter. Gejala akibat metastasis dapat
menjadi manifestasi pertama tumor rewnal dan bisa mencakup penurunan berat badan
yang tidfak dapat dijelaskan penyebabnya, peningkatan perasaan lemah serta anemia.
Diagnosis tumor renal mungkin memerlukan pemeriksaan urogrofi intravena,
sistoskopi, nefrotomografi, angiografi renal, ultrasonografi atau pemindah CT. Semua
pemeriksaan ini mungkin melelahkan bagi pasien yang keadaan umumnya sudah
menurun akibat efek sistemik tumor, pasien berusia lanjut dan pasien yang merasa
khawatir akan memberikan bantuan fisik maupun mental kepada pasien dalam
mempersiapkan semua prosedur pemeriksaan dan memantau dengan cermat tandatanda dehidrasi serta kelelahan.
Tumor Buli-Buli atau juga bisa disebut tumor vesika urinaria (kandung kemih)
merupakan keganasan kedua setelah karsinoma prostat. Buli-buli atau Kandung kemih
adalah sebuah organ tubuh yang menyerupai sebuah kantung dalam pelvis yang
menyimpan urin yang diproduksi ginjal. Urin dialirkan ke kandung kemih melalui
saluran yang dikenal sebagai ureter.
Buli-buli memiliki beberapa lapisan yaitu epitelium, lamina propia, otot detrussor
dan jaringan perivesikal lembut (Gambar 1). Otot detrusor buli-buli terdiri dari 3 lapis
KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 1

otot yang saling beranyaman, di bagian dalam adalah otot longitudinal, di tengah otot
sirkuler, dan yang terluar otot longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri atas sel-sel
transisional yang sama seperti pada mukosa-mukosa pada pelvis renalis, ureter, dan
uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum
membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli.

1.2 Rumusan Masalah


- Bagaimana konsep medik Tumor Ginjal ?
- Bagaiman asuhan keperawatan Tumor Ginjal ?
- Bagaimana konsep medik Tumor Kandung Kemih ?
- Bagaimana asuhan keperawatan Tumor Kandung Kemih ?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui konsep medik Tumor Ginjal
- Untuk mengetahui asuhan keperawatan Tumor Ginjal
- Untuk mengetahui konsep medik Tumor Kandung Kemih
- Untuk mengetahui asuhan keperawatan Tumor Kandung Kemih

KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 2

BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIK TUMOR GINJAL
1. Definisi
Tumor ginjal adalah pertumbuhan sel yang tidak normal dari sel jaringan
ginjal. Ginjal adalah organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari
sistem kemih seseorang. Ini membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra
dari aliran darah, membuat urin, yang pindah ke kandung kemih dan keluar dari
tubuh. Manusia dilahirkan dengan dua ginjal.
Tumor Ginja terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya,
sel yang lebih tua mati dan diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau,
sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan,
membuat tumor.
Jauh lebih serius adalah tumor ganas ginjal, yang kanker dan dapat menyebar
ke area lain di tubuh seseorang. Bila seseorang memiliki karsinoma sel ginjal,
tumor ginjal berkembang dalam sel unit penyaringan ginjal itu, yang disebut
nefron. Sering kali, sel-sel kanker di daerah ini berkembang sebagai salah satu
massa dalam satu ginjal. Namun, dimungkinkan untuk lebih dari satu tumor ginjal
untuk mengembangkan hanya pada satu ginjal, dan kedua ginjal dapat
dipengaruhi oleh tumor pada saat yang sama.
2. Etiologi
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah
menemukan faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko
terjadinya kanker ginjal. Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat
dengan timbulnya kanker ginjal. Faktor resiko lainnya antara lain :
1. Kegemukan
2. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
3. Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko
tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes)
4. Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun
memiliki resiko tinggi)
5. faktor genetik.
6. Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus terjadi
secara sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi
perkembangan sel-sel di ginjal.
3. Klasifikasi
A. Tumor Jinak
KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 3

1. Hemartoma
Hemartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri
atas komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos.Lesi ini bukan
merupakan tumor sejati, tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma.
Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong dan menyebabkan
terangkatnya simpai ginjal. Kadang tumor ini ditemukan juga pada lokasi
ektrarenal karena pertumbuhan yang multisentrik (De Jong, 2000).
Hamartoma ginjal sering tanpa menunjukkan gejala dan kadang-kadang
didapatkan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin dengan
ultrasonografi abdomen(Basuki, .Gejala klinis yang mungkin dikeluhkan
adalah : nyeri pinggang, hematuria, gejala obstruksi saluran kemih bagian
atas dan kadang kala terdapat gejala perdarahan rongga retroperitonial.
2. Fibroma Renalis
Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal keras, dengan
diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau papilla.
Tumor tersusun atas sel spindel dengan kecenderungan mengelilingi
tubulus di dekatnya.
Tumor ini biasanya ditemukan secara tidak sengaja sewaktu melakukan
autopsi, tanpa adanya tanda ataupun gejala klinis yang signifikan.
3. Adenoma Korteks Benigna
Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus
berwarna kuning kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm,
yang terletak dalam korteks ginjal.
4. Onkositoma
Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma
granulernya (tanda terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan
mengalami distorsi) banyak ditemukan. Onkositoma kadang-kadang dapat
begitu besar sehingga mudah dikacaukan dengan karsinoma sel renalis.
B. Tumor Ganas
1. Adenokarsinoma Ginjal
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal
dari tubulus proksimalis ginjal. Tumor ini merupakan 3% dari seluruh
keganasan pada orang dewasa. Tumor ini paling sering ditemukan pada
umur lebih dari 50 tahun. Tumor ini dikenal dengan nama lain sebagai :
tumor Grawitz, Hipernefroma, Karsinoma sel Ginjal atau Internist tumor.
Serupa dengan sel korteks adrenal tumor ini diberi nama hipernefroma
yang dipercaya berasal dari sisa kelenjar adrenal yang embrionik.
Klasifikasi stadium Robson
KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 4

Kini sudah jarang dipakai, tapi literatur yang melaporkan kasus di masa
lalu sering memakai sistem klasifikasi ini.
Stadium I

: tumor terlokalisasi dalam ginjal

Stadium II

: tumor menginvasi lemak perirenal, tapi belum menembus


fasia Gerota

Stadium III

: tumor telah menginvasi menembus fasia Gerota

IIIa : secara makroskopik tumor mengenai vena renal, vena


kava (supra dan subdiafragma serta atrium kanan)
IIIb : metastasis kelenjar limfe regional
IIIc : sekaligus terdapat invasi vena dan metastasis kelenjar
limfe
Stadium IV

: menginvasi organ sekitar atau metastasis jauh

IVa : menginvasi organ sekitar (kecuali kelenjar adrenal)


IVb :

metastasis jauh

Gambar 5. Stadium adenokarsinoma


2. Nefroblastoma (tumor Wilms)

KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 5

Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia


kurang dari 10 tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun.
Tumor ini merupakan tumor urogenitalia yang paling banyak menyerang
anak-anak. Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilm atau
karsinoma sel embrional. Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan
bawaan berupa: anridia, hemihipertrofi dan anomali organ urogenitalia.
NWTS (National Wilms Tumor Study) membagi tingkat penyebaran
tumor ini (setelah dilakukan nefrektomi) dalam 5 stadium :
a. Stadium I
Tumor terbatas pada ginjal dan dapat dieksisi sempurna, tidak ada
metastasis limfogen (N0).
b. Stadium II
Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal
dan sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis
dan kelenjar limfe para-aorta (N0).
c. Stadium III
Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya ke
hepar, peritoneum dan lain-lain (N+).
d. Stadium IV
Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paruparu,otak dan tulang (M+).
e. Satdium V
Tumor bilateral (Basuki, 2003)
3. Tumor Pelvis Renalis
Angka kejadian tumor ini sangat jarang. Sesuai dengan jenis
histopatologinya tumor ini dibedakan dalam dua jenis yaitu (1) karsinoma
sel transitional dan (2) karsinoma sel skuamosa. Karsinoma sel skuamosa
biasanya merupakan metaplasia sel-sel pelvis renalis karena adanya batu
yang menahun pada pelvis renalis.
Sebagian besar tumor renalis pada orang dewasa ialah karsinoma sel
renalis, dimana sisanya yang paling banyak (5-10%) karsinoma sel
transitional

yang

berasal

dari

urotelium

pelvis

renalis,

karena

pertumbuhannya ke dalam rongga kaliks pelvis, tumor ini secara dini akan
ditandai

dengan

adanya

hematuria

atau

obstruksi.

Tumor ini sering menginfiltrasi dinding pelvis dan dapat mengenai vena
renalis.

KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 6

Yang paling

sering dikeluhkan oleh

pasien adalah hematuria

(80%),kadang-kadang disertai dengan nyeri pinggang,dan terasa massa


pada pinggang keadaan tersebut disebabkan oleh massa tumor atau akibat
obtruksi oleh tumor yang menimbulkan hidronefrosis.
4. Manifestasi Klinik
Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah nyeri pinggang, jarang dilaporkan
adanya nyeri perut, namun nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang
menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena infasi tumor yang
menembus system velveo kalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis
tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah:
a. Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
b. Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
c. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluhpembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi
jaringan yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

mengeluarkan rennin
Anemia
Penurunan berat badan
Infeksi saluran kencing
Demam
Malaise
Anoreksia
Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran

kencing.
5. Patofisiologi
Tumor ini berasal dari sel tubulus ginjal yang dapat dimulai dari korteks
maupun daerah medulla. Tumor dari daerah korteks cenderung meluas kedarah
sekitar ginjal. Tumor ini mempunyai pseudo kapsul yang terdiri dari jaringan
parenkim yang tertekan serta jaringan fibrous dan sel-sel inflamasi. Infiltrasi
tumor ke daerah luar menyebabkan tonjolan yang dapat digunakan sebagai tanda
diagnostik

pada

pemeriksaan

USG

atau

CT

scan.

Ukuran sangat bervariasi mulai dari yang berukuran kecil sampai ukuran 8-9 cm.
Secara makroskopik akan terlihat pewarnaan kekuningan atau orange oleh karena
mengandung banyak lemak. Permukaan tumor yang lebih kecil tampak homogen
sedang yang besar biasanya disertai kista sekunder di dalamnya dengan daerah
perdarahan dan daerah nekrosis serta kadang ditemukan kalsifikasi didaerah
perifer. (Afif, 2011)
Salah satu penyebab utama tumor ginjal adalah merokok, karena didalam
rokok terdapat zat karsinogen. Karsinogen itu akan menyebabkan kerusakan pada
KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 7

DNA atau bahasa kerennya mutasi DNA yang ada pada inti sel. Unit fungsional
DNA disebut gen yang terkenal sebagai pembawa sifat keturunan. Sebenarnya
fungsi DNA ini adalah pengatur semua kehidupan sel. DNA yang menentukan
struktur dan fungsi sel juga pembelahannya. Kerusakan-kerusakan pada DNA
akan diperbaiki oleh yang namanya DNA repair mechanism, bila repair ini gagal
maka sel akan mengalami Apoptosis. Apoptosis ini adalah kematian sel dengan
cara bunuh diri akibat terpapar asap rokok. (Erna. 2008)
Mutasi ini dapat mengaktivasi gen-gen yang diberi nama oncogenes
(dinamakan demikian karena aktivasi berlebihan dari gen ini menyebabkan sel
akan terus membelah dan menjadi kanker) seperti gen RAS atau menginkativasi
tumoursuppressor genes (gen yang menekan timbulnya tumor jadi kerjanya
berlawanan dengan oncogene). Nah banyak bukti telah didapatkan bahwa
carcinogen dapat secara langsung bereaksi dan menyebabkan perubahan pada
RAS. (Erna. 2008)
Karena oncogen seperti RAS teraktivasi akhirnya sel-sel jadi membelah gak
karu-karuan, dan membentuk sel-sel dengan struktur yang lebih primitif,
semaunya sendiri (otonom), tidak mematuhi aturan-aturan yang berlaku secara
alami, bahkan dengan gampang terlepas. Sel-sel yang terlepas paling sering
masuk aliran limfe dalam pembuluh limfe, juga darah dan kemudian bila dia
berhenti pada suatu tempat dia akan berkembang biak disitu menimbulkan yang
disebut dengan anak sebar (metastases). (Erna. 2008)
6. Pemeriksaan Diagnostic
1. CT Scan
Pemeriksaan ini mempunyai akurasi yang cukup tinggi dalam mengetahui
adanya penyebaran tumor pada vena renalis, vena cava, ekstensi perirenal dan
metastasis pada kelenjar limfe retroperitoneal.
2. Ultrasound abdominal
Alat ultrasoud bekerja dengan menggunakan gelombang gelombang suara
yang tidak dapat didengar oleh orang. Gelombang gelombang suara
memantul balik dari ginjal, dan komputer menggunakan gema gema untuk
menciptakan gambar yang disebut sonogram.
3. Biopsy
Biopsy adalah pengangkatan jaringan untuk mencari sel sel kanker.
4. USG
Dalam hal ini USG hanya dapat menerangkan bahwa ada massa solid atau
kistik. Pemeriksaan USG umumnya dapat membedakan karsinoma renal,
angioleiomiolipoma renal dan kista renal sederhana.
KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 8

5. MRI
MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor.
7. Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan tumor renal adalah untuk menghilangkan tumor tersebut
sebelum terjadi metastasis.
1. Operasi pembedahan
Nefrektomi radikal merupakan terapi pilihan jika tumor nya dapat diangkat.
Tindakan ini mencakup pengangkatan ginjal (serta tumornya), kelenjar
adrenal, lemak perirenal, disekitarnya serta fasia Gerota dan nodus limfatikus.
2. Arterial Embolization
Cara ini adalah terapi untuk menyusutkan tumor dnegan menyuntikkan suatu
senyawa ke dalam pembuluh darah untuk menghalangi aliran darah ke ginjal.
Halangan ini akan mencegah tumor menjadi tumbuh lebih besar.
3. Terapi radiasi
Pengobatan ini menggunakan sinar radiasi untuk membunuh sel kanker pada
ginjal.
4. Terapi biologi
Terapi ini adalah metode penyembuhan menggunakan kemampuan alami
tubuh manusia yakni sistem imunitas untuk melawan kanker. Hal ini
dilakukan dengan menambah sel imun sehingga dapat menyerang sel kanker.
5. Kemoterapi
Tumor renal termasuk tumor yang paling peka terhadap obat kemoterapi.
Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika yang
berkhasiat sitotoksik tinggi terhadap sel ganas dan mempunyai efek samping
yang rendah terhadap sel yang normal.Terapi sitostatika dapat diberikan pra
maupun pasca bedah didasarkan penelitian sekitar 16-32% dari tumor yang
mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah selama 4 8 minggu. Jadi,
tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko rupture intraoperatif
dan mengecilkan massa tumor sehingga lebih mudah di reseksi total.

KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 9

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR GINJAL


1. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
2. Identitas klien / pasien
- Keluhan utama
Pada pasien tumor ginjal biasanya akan mengalami nyeri pinggang dan

massa di daerah ginjal secara bersama-sama atau terpisah.


Riwayat kesehatan sekarang
Klien biasanya mengeluh :
Nyeri daerah pinggang
Terdapat benjolan pada pinggang
Kencing berwarna seperti cucian daging
Tidak nafsu makan, mual , muntah
Demam
Riwayat kesehatan dahulu
Umumnya pasien dengan tumor ginjal mempunyai riwayat penyakit nyeri
pinggang.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor
sebelumnya.
1. Pola-Pola Fungsi Keluarga
2. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada umumnya pasien tumor ginjal dapat meneuhi sebagian besar di
tata laksana kesehatannya karena tumor ginjal tak mengganggu persepsi
dan tata laksana hidup sehat.

Pola nutri dan metabolism


Terdapat gangguan dan penurunan absorbi lemak menyebabkan pasien
tumor ginjal mengalami gastroentestinal ringan seperti perasaan mual,

kadang-kadang muntah.
Pola eliminasi
Pada umumnya pasien tumor paru ginjal mengalami gangguan eliminasi
seperti hematuria, retensi urine dll.

Pola istirahat dan tidur


Akibat dari nyeri pinggang yang tiba-tiba muncul dapat menganggu
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur.
Pola aktifitas dan latihan
KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 10

Akibat dari nyeri, massa di ginjal, demam, dapat mengganggu aktivitas dan

latihan pasien karena butuh istirahat.


Pola persepsi dan konsep diri
Pada umumnya akan terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnta baik

oleh pasien itu sendiri maupun keluarga pasien.


Pola reproduksi seksual
Pada umumnya pola reproduksi seksual berpengaruh karena keadaan

penyakit pasien.
Pola penanggulangan stress
Pada umumnya pasien tumor ginjal cemas terhadap penyakitnya keadaan

penyakitnya.
3. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan TTV pada klien, melakukan pemeriksaan secara head
to toe yang harus diperhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan
pengukuran tekanan darah pada klien. Didapatkan saat klien waktu pengkajian
kriteria umum lemah, suhu tubuh tinggi (jika ada infeksi) dan nyeri pinggang
karena terdapat massa pada ginjal.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d spasme otot punggung dan abdomen, peregangan dari terminal saraf
skunder dari infasi tumor kedalam organ lain, sumbatan aliran urine, massa tumor
yang menyebabkan peregangan kapsula fibrosa ginjal, bekuan darah massal sel tumor
bergerak turun melaui ureter. (Muttaqin, 2011)
2. Gangguan eliminasi urine b.d retensi urine, efek sekunder dari obstruksi
saluran kemih dari tumor ginjal. (Muttaqin, 2011)
3. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.

KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 11

3. Intervensi Keperawatan
No
.
1.

DX
Nyeri

Tujuan
Setelah
tindakan

di

Intervensi
lakukan

keperawatan

selama 3 X 24 jam di
harapkan nyeri berkurang
dengan criteria hasil :
Pasien
mengatakan

Rasional

nyeri berkurang
Skala nyeri 0-1
Pasien tampak rileks

1. secara komprehensif tentang nyeri,

1. Petunjuk

nonverbal

ini

dapat

meliputi lokasi, karakteristik, dan

mengindikasikan adanya derajat

onset

nyeri yang dialami.

durasi,

frekuensi,

kualitas,

intensitas/beratnya nyeri dan faktor


2. Menurunkan gerakan yang dapat

faktor presipitas.

meningkatkan nyeri.
2. Anjurkan pasien untuk memonitor
3. Memungkinkan

nyeri sendiri.

pasien

untuk

berpartisipasi secara aktif dan


3. Anjurkan penggunaan keterampilan
manajemen

nyeri

(misal:

meningkatkan rasa kontrol.

teknik

relaksasi, dan bimbingan imajinasi)

4. Informasi memberikan data dasar


untuk mengevaluasi kebutuhan

4. Berikan informasi, seperti: penyebab,

atau keefektifan intervensi.

berapa lama terjadi, dan tingkatan


5. Obat analgetik dapat membantu

pencegahan.

menurunkan perasaan nyeri


5. Kolaborasi dengan tim dokter dalam
pemberian analgetik
KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 12

2.

Gangguan
eliminasi urin

Setelah

dilakukan

tindakan 1. Observasi dan catat jumlah/frekuensi 1. Menentukan apakah kantung kemih


keperawatan selama 3 x 24 jam
berkemih.
dikosongkan dan saat kapan intrvensi
pengeluaran urine normal.
itu diperlukan.
2.
Lakukan
palpasi
terhadap
adanya
Mengosongkan kandung kemih
secara teratur dan tuntas.
Mampu

3. Tingkatkan pemberian cairan.


mengosongkan

Mampu

3. Mempertahankan fungsi ginjal.


4. Berikan

kandung kemih.

2. Dapat menandakan adanya retensi


urine.

Kriteria hasil :

distensi kandung kemih.

mengontrol

pengeluaran urine.

pengosongan

stimulasi
urine

terhadap
dengan 4. Meningkatkan

mengalirkan air, letakkan air hangat

proses

perkemihan

dengan merelaksasikan sfingter urine.

dan dingin secara bergantian pada


daerah suprapubis, letakkan tangan
3.

dalam air hangat sesuai kebutuhan.


Kekurangan
Setelah
di
lakukan
1. Catat intake dan output makanan 1. Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh
nutrisi kurang tindakan
keperawatan
dari kebutuhan
secara akurat
selama 3 X 24 jam di
tubuh
2. Gangguan
nutrisi
dapat
harapkan nutrisi pasien
2. Kaji adanya tanda-tanda perubahan
terjadi secara berlahan. Diare
terpenuhi dengan kriteria
nutrisi
:
Anoreksi,
Letargi,
sebagai
reaksi
oedema
hasil :
hipoproteinemia.
intestine dapat memperburuk

Keadaan umum Pasien

status nutrisi
KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 13

Membaik.

Pasien
seperti
( 3x/hari )

3. Pantau hasil urinalisa pasien


bisa

makan

3. Mengetahui

ada

tidaknya

proeinuria

biasanya 4. Beri makanan dalam porsi kecil tapi


sering
4. Mencegah status nutrisi menjadi lebih

Tidak terjadi proteinuria

buruk
5. Beri suplemen vitamin dan besi
sesuai instruksi

5. Membantu

dalam

proses

metabolisme.

KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 14

4. Evaluasi
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri dapat teratasi
- Skala nyeri berkurang bahkan tidak ada nyeri
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan pengeluaran urine normal
- Klien mampu mengosongkan kandung kemih
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
- Keadaan umum klien membaik
- Klien bisa makan seperti biasanya
- Tidak terdapat proteinuria

KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 15

B. KONSEP MEDIK TUMOR KANDUNG KEMIH


1. Definisi
Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli (kandung
kemih). Tumor buli-buli adalah tumor yang dapat berbentuk papiler, tumor non
invasif (insitur), noduler (infiltrat), atau campuran antara bentuk papiler dan
infiltrat. Tumor ini merupakan tumor superfisial. Tumor ini lama-kelamaan dapat
mengadakan infiltrasi ke lamina phopria, otot, dan lemak perivesika yang
kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitar.

Gambar 1. Bentuk tumor buli-buli


Tumor Buli-Buli atau juga bisa disebut tumor vesika urinaria (kandung kemih)
merupakan keganasan kedua setelah karsinoma prostat. Kandung kemih adalah
sebuah organ tubuh yang menyerupai sebuah kantung dalam pelvis yang
menyimpan urin yang diproduksi ginjal. Urin dialirkan ke kandung kemih melalui
saluran yang dikenal sebagai ureter.
2. Etiologi
Penyebab-penyebab tumor buli semakin banyak dan rumit, dan beberapa
substansi-substansi dalam industri kimia diyakini bersifat karsinogenik (Hueper,
1942). Keganasan buli-buli terjadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak
terdapat disekitar kita. Beberapa faktor resiko yang mempermudah seseorang
menderita karsinoma buli-buli adalah :
1. Pekerjaan : pekerja dipabrik kimia, laboratorium (senyawa amin aromatik)
2. Perokok : rokok mengandung amin aromatik dan nitrosamin.
3. Infeksi saluran kemih : Escherichia Coli dan proteus yang menghasilkan
karsinogen.
3. Klasifikasi
1. Staging dan klasifikasi
Klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONGMARSHAL untuk menentukan operasi atau observasi :
a. T = pembesaran lokal tumor primer, ditentukan melalui :
KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 16

Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di bawah


anestesi umum dan biopsy atau transurethral reseksi.
Tis : Carsinoma insitu (pre invasive Ca)
Tx : Cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran tumor, tak dapat
To
T1
T2
T3

dilakukan
: Tanda-tanda tumor primer tidak ada
: Pada pemeriksaan bimanual didapatkan massa yang bergerak
: Pada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripada dinding buli-buli
: Pada pemeriksaan bimanual indurasi atau massa nodular yang

T3a
T3b
T4
T4a
T4b

bergerak bebas dapat diraba di buli-buli


: invasi otot yang lebih dalam
: Perluasan lewat dinding buli-buli
: Tumor sudah melewati struktur sebelahnya
: Tumor mengadakan invasi ke dalam prostat, uterus, vagina
: Tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau infiltrasi ke dalam
abdomen

b. N = Pembesaran secara klinis untuk pembesaran kelenjar limfe, pemeriksaan


klinis, lympography, urography, operatif
Nx : Minimal yang ditetapkan kelenjar limfe regional tidak dapat ditemukan
No : Tanpa tanda-tanda pembesaran kelenjar limfe regional
N1 : Pembesaran tunggal kelenjar limfe regional yang homolateral
N2 : Pembesaran kontralateral atau bilateral atau kelenjar linfe regional yang
multipel
N3 : Massa yang melekat pada dinding pelvis dengan rongga yang bebas
antaranya dan tumor
N4 : Pembesaran kelenjar limfe juxta regional
c. M = Metastase jauh termasuk pembesaran kelenjar limfe yang jauh,
pemeiksaan klinis, thorax foto, dan tes biokimia
Mx : Kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk menetapkan adanya
metastase jauh, tak dapat dilaksanakan.
M1 : Adanya metastase jauh
KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 17

M1a
M1b
M1c
M1d

: Adanya metastase yang tersembunyi pada tes-tes biokimia


: Metastase tunggal dalam satu organ yang tunggal
: Metastase multiple terdapat dalam satu organ yang multiple
: Metastase dalam organ yang multiple

2. Grade diferensiasi tumor


Pembagian Grade berdasarkan derajat diferensiasi sel tumor :
1. Tumor berbentuk papiler, masih berdiferensiasi baik, ukuran relatif kecil
dengan dasar yang sempit. Tumor hanya menyebar di jaringan di bawah
lamina propria, tidak ke dalam dinding otot kantung kemih atau lebih. Tidak
ada kelenjar limfe yang terlibat. Dapat diatasi dengan cara transuretral,
namun sudah radio-resistant.
2. Tumor berbentuk papiler, dengan diferensiasi yang kurang baik, cenderung
menginvasi lamina propria atau otot detrusor. Ukuran tumor lebih besar dari
Grade 1, dan berhubungan lebih luas dengan dinding vesika. Sering dapat
diatasi dengan reseksi transuretral. Kurang berespon dengan radio terapi.
3. Tumor cenderung berbentuk noduler dan invasif, menyebar sampai ke
dalam muscularis propria, yang melibatkan jaringan-jaringan lunak di
sekitar kantung kemih, prostat, uterus, atau vagina. Masih belum ada organ
limfe yang terpengaruh hingga tahap ini. Transuretral dan sistektomi tidak
terlalu berpengaruh, namun masih sensitif terhadap radio terapi.
4. Tumor telah menyerang pelvis atau dinding abdominal, atau telah
menyerang hingga jaringan limfe. Transuretral dan sistektomi tidak terlalu
berpengaruh, namun masih sensitif terhadap radio terapi.
3. Stage berdasarkan derajat invasi tumor
Pembagian Stage berdasarkan derajat invasi tumor :
Stage 0 : menunjukkan tumor papilar, namun belum menginvasi

lamina propria
Stage A : tumor sudah menginvasi lamina propria, namun belum

menembus otot dinding vesika.


Stage B1 : neoplasma sudah menyebar superficial sampai setengah dari

otot detrusor.
Stage B2 : tumor ditemukan jauh di dalam lapisan otot.
KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 18

Stage C

: tumor menyebar sampai lapisan lemak perivesikal atau ke

peritoneum.
Stage D : tumor sudah bermetastasis.
4. Manifestasi Klinik
Gejala pertama yang paling umum adalah adanya darah dalam urin
(hematuria). Hematuria dapat terlihat dengan mata telanjang, ataupun berada
dalam level mikroskopik. Gejala seperti adanya iritasi pada urinasi juga dapat
dihubungkan dengan kanker kandung kemih, seperti rasa sakit dan terbakar ketika
urinasi, rasa tidak tuntas ketika selesai urinasi, sering urinasi dalam jangka waktu
yang pendek. Iritabilitas vesikal dengan atau tanpa sakit biasanya menandakan
adanya infiltrasi, walaupun tidak dalam semua kasus.
Waspadai bila pasien datang dengan mengeluh hematuria yang bersifat:
1. Tanpa disertai rasa nyeri (painless).
2. Kambuhan (intermitten).
3. Terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total).
Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang
meminta pertolongan karena tidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit yang
telah lanjut berupa gejala obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema tungkai.
Edema tungkai ini disebabkan karena adanya penekanan aliran limfe oleh massa
tumor atau oleh kelenjar limfe yang membesar di daerah pelvis.terdapat nyeri
pinggang jika tumor menyumbat saluran kemih sehingga terjadi hidronefrosis.
5. Patofisiologi
Penampakan carsinoma vesika urinaria dapat berupa defek pengisian pada
vesika urinaria yang terisi kontras atau pola mukosa yang tidak teratur pada film
kandung kemih pascamiksi. Jika urogram intravena menunjukkan adanya
obstruksi ureter, hal tersebut lebih menekankan pada keterlibatan otot otot di
dekat orifisium ureter dibandingkan obstruksi akibat massa neoplasma yang
menekan ureter.
Hidronefrosis diartikan sebagai suatu kondisi dimana pelvis dan kalises ginjal
berdilatasi, sedangkan definisi hidroureter merupakan dilatasi atau pelebaran dari
ureter. Penyebab tersering dari kedua kondisi ini sebagian besar adalah obstruksi.
KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 19

Kelainan lain yang dapat menjadi penyebab adalah striktur, penyimpangan


pembuluh darah dan katup, tumor, batu, ataupun lesi di medulla spinalis.
Patofisiologi terjadinya hidronefrosis dan hiroureter diawali dengan adanya
hambatan aliran urin secara anatomik ataupun fisiologik. Hambatan ini dapat
terjadi dimana saja sepanjang ginjal sampai meatus uretra. Peningkatan tekanan
ureter menyebabkan perubahan dalam filtrasi glomerulus (GFR), fungsi tubulus,
dan aliran darah ginjal. GFR menurun dalam beberapa jam setelah terjadinya
hambatan. Kondisi ini dapat bertahan selama beberpa minggu. Fungsi tubulus juga
terganggu. Berat dan durasi kelainan ini tergantung pada berat dan durasi
hambatan aliran. Hambatan aliran yang singkat menyebabkan kelainan yang
reversibel sedangkan sumbatan kronis menyebabkan atrofi tubulus dan hilangnya
nefron secara permanen. Peningkatan tekanan ureter juga aliran balik pielovena
dan pielolimfatik. Dalam duktus kolektivus, dilatasi dibatasi oleh parenkim ginjal.
Namun komponen diluar ginjal dapat berdilatasi maksimal.
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium Rutin
Ditemukan kelainan hematuria. Anemia dapat dijumpai sebagai tanda
adanya perdarahan kronis atau pendesakan sel metastasis kesumsum
tulang. Uremia dapat dijumpai bila tumor menyumbat kedua muara ureter
baik karena obstruksi tumornya sendiri atau limfadenopati.
a. Sitologi urine, yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas
bersama urine.
b. Cell Survey antigen study, yaitu pemeriksaan lab. Untuk mencari sel
antigen terhadap kanker, bahan yang digunakan adalah darah vena.
c. Flow Cytometri, yaitu mendeteksi adanya kelainan kromosom sel-sel
urtelium.
2. Radiologi
a. Excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat menunjukkan
tumornya.
b. Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor
c. Fractionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-buli
d. Angiography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh
lymphe
3. Cystocopy dan biopsy
a. Cystoscopy hampir selalu menghasilkan tumor
b. Biopsi dari lesi selalu dikerjakan secara rutin
4. Cystology
Pengecatan pada sediment urine terdapat transionil cel dari tumor.
KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 20

5. CT scan atau MRI


7. Penatalaksanaan Medis
1. Operasi
a. Reseksi transuretral
1. Dilakukan pada tumor yang posisinya superfisial, tumor papiler,
inoperable tumor sebagai tindakan palliatif.
2. Bladder diakses melalui cystoscope yang dimasukkan melalui urethra.
3. Diikuti oleh kemoterapi untuk mencegah tumbuhnya kembali sel
kanker yang tidak terangkat
4. Hematuria keluhan yang umum timbul setelah prosedur reseksi
transurethra, dikontrol dengan kateter tiga cabang dan irigasi kandung
kemih
b. Cystectomy dan urine diversion
1. Prosedur pilihan untuk tumor stage B yang tidak bisa diatasi melalui
tindakan reseksi transurethra atau kemoterapi intravesika
2. Prosedur dilakukan jika tumor menginvasi dinding vesika, termasuk
trigone, atau saat tumor tidak dapat diatasi dengan metode pembedahan
yang lebih sederhana
3. Radical cystectomy pengangkatan kandung kemih, urethra, uterus,
tuba falopii, ovarium, segmen anterior vagina(wanita); kandung kemih,
urethra, dan prostat (pria). Hingga lemak perivesikal dan nodus limfe
pelvis.
c. Cystectomy partial
1. Dilakukan jika klien tidak dapat mentoleransi prosedur cystectomy
radical atau jika ada tumor yang tidak dapat diangkat melalui
transurethral cystectomy
2. Hingga setengah bagian dari kandung kemih diangkat
3. Kemungkinan sel kanker tumbuh kembali sangat tinggi
4. Setelah prosedur pembedahan kapasitas kandung kemih berkurang
hingga > 60 ml dan bertambah hingga 400 ml pada beberapa bulan post
pembedahan
2. Radioterapi
a. Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada
grade III-IV dan stage B2-C

KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 21

b. Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu , dosis 30004000 Rads. Penderita dievaluasi selama 2-4 minggu dengan interval
cystoscopy, foto toraks, dan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi
direncanakan operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads
selama 2-3 minggu.
3. Kemoterapi
Obat-obat anti kanker :
a. Citral, 5 fluoro urasil
b. Topical chemotherapy yaitu thic-TEPA, chemoteraphy merupakan
paliatif. 5-fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan
bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa dapat dimasukkan ke dalam
buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita
dehidrasi 8-12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat
dibiarkan dalam buli-buli selama 2 jam.

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR KANDUNG KEMIH


1. Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat keperawatan
Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah yang
intermitten, Merasa ingin kencing, pada fase selanjutnya sukar kencing,
nyeri suprapubik yang konstan, panas badan dan merasa lemah, nyeri
pinggang karena tekanan saraf, dan nyeri pada satu sisi karena
hydronephrosis.
c. Pengkajian fokus
a. Aktivitas dan Istirahat
Gejala : merasa lemah dan lelah
Tanda : perubahan kesadaran
b. Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah atau normal
Tanda : tekanan darah meningkat, bradikardia atau takikardia
c. Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku
Tanda : cemas, mudah tersinggung
d. Eliminasi
Gejala : Perubahan saat BAK
Tanda : Nyeri saat BAK, hematuria
e. Makanan dan Cairan
KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 22

Gejala : Mual, muntah


Tanda : mual
f. Nyeri/keamanan
Gejala : Sakit pada area abdomen
Tanda : wajah menyeringai, respon menarik diri dari stimulus nyeri
d. Pemeriksaan fisik
Inspeksi : tampak warna kencing campur darah, pembesaran

suprapubic bila tumor sudah besar.

Palpasi : teraba tumor masa suprapubic, pemeriksaan bimanual teraba


tumor pada dasar buli-buli dengan bantuan general anestesi baik waktu

VT atau RT
Lakukan inspeksi abdomen bagian bawah, kandung kemih adalah organ
berongga yang mampu membesar u/ mengumpulkan dan mengeluarkan

urin yang dibuat ginjal,


selanjutnya perkusi dengan cara pasien dalam posisi terlentang, perkusi
dilakukan dari arah depan, lakukan pengetukan pada daerah kandung

kemih, daerah suprapubik.


Kemudian
lakukan
palpasi

kandung

kemih

pada

daerah suprapubis dimana normalnya kandung kemih terletak di bawah


simfibis pubis tetapi setelah membesar meregang ini dapat terlihat

distensi pada area suprapubis.


Bila kandung kemih penuh akan terdengar dullness atau redup. Pada
kondisi yang berarti urin dapat dikeluarkan secara lengkap pada

kandung kemih.
Kandung kemih tidak teraba. Bila ada obstruksi urin normal maka urin
tidak dapat dikeluarkan dari kandung kemih maka akan terkumpul. Hal
ini mengakibatkan distensi kandung kemih yang bias di palpasi di
daerah suprapubis.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan eliminasi urine b/d dengan hematuria
2. Nyeri b/d adanya iritasi pada vesica urinaria
3. Gangguan pola tidur b/d nyeri pada vesika urinari

KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 23

4. Intervensi Keperawatan
No
.
1

DX
Gangguan
eliminasi urin

Tujuan
Setelah

Intervensi

Rasional

dilakukan

tindakan 1. Observasi dan catat jumlah/frekuensi 1. Menentukan apakah kantung kemih


keperawatan selama 3 x 24 jam
berkemih.
dikosongkan dan saat kapan intrvensi
2. Observasi dan catat warna urine .
pengeluaran urine normal.
itu diperlukan.
perhatikan
hematuria
dan
atau
2.
urine dapat agak kemerahmudaan
Mengosongkan kandung kemih
secara teratur dan tuntas.

perdarahan dari stoma


3. Lakukan palpasi terhadap adanya

Kriteria hasil :

,yang seharusnya jernih sampai 2-3


hari
3. Dapat menandakan adanya retensi

distensi kandung kemih.


mengosongkan 4. Tingkatkan pemberian cairan.
urine.
5. Berikan
stimulasi
terhadap
4.
Mempertahankan fungsi ginjal.
kandung kemih.
pengosongan
urine
dengan 5. Meningkatkan proses perkemihan
Mampu
mengontrol
mengalirkan air, letakkan air hangat
dengan merelaksasikan sfingter urine.
pengeluaran urine.
6. membantu potensi ureter dan
dan dingin secara bergantian pada
Bebas dari ISK
membantu penyumbatan anastomosis
daerah suprapubis, letakkan tangan
dengan mempertahankannya bebas
dalam air hangat sesuai kebutuhan.
6. Kolaborasi dengan dokter kateterisasi
urine .
Mampu

jika perlu
2

Nyeri

Setelah
tindakan

di

lakukan

keperawatan

selama 3 X 24 jam di
harapkan nyeri berkurang

1. secara komprehensif tentang nyeri, 2. Petunjuk


meliputi lokasi, karakteristik, dan
onset

durasi,

frekuensi,

kualitas,

nonverbal

ini

dapat

mengindikasikan adanya derajat nyeri


yang dialami.
3. Menurunkan gerakan yang dapat

KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 24

dengan criteria hasil :


Pasien
mengatakan

nyeri berkurang
Skala nyeri 0-1
Pasien tampak rileks

intensitas/beratnya nyeri dan faktor


faktor presipitas.
2. Anjurkan pasien untuk memonitor
nyeri sendiri.

berpartisipasi

secara

untuk

aktif

dan

meningkatkan rasa kontrol.


7. Informasi memberikan data dasar

3. Anjurkan penggunaan keterampilan


manajemen

meningkatkan nyeri.
4. Memungkinkan
pasien

nyeri

(misal:

teknik

untuk mengevaluasi kebutuhan atau


keefektifan intervensi.

relaksasi, dan bimbingan imajinasi)


4. Berikan informasi, seperti: penyebab, 6. Obat
berapa lama terjadi, dan tingkatan

analgetik

dapat

membantu

menurunkan perasaan nyeri

pencegahan.
5. Kolaborasi dengan tim dokter dalam
pemberian analgetik

KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 25

5. Evaluasi
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien menunjukan
-

eliminasi urine teratur/normal


Klien bebas dari ISK
Tidak ada spasme bladder
Balance cairan seimbang
Rasa nyeri klien berkurang bahkan hilang
Klien tampak rileks

KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 26

BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Organ ginjal merupakan salah satu bagian dari system saluran kemih yang
pada umumnya terserang tumor atau kanker. Jenis tumor atau kanker pada
ginjal sangat berpariasi, tetapi yang sering di jumpai adalah tumor grawitz dan
tumor wilm (nefroblastoma). Tumor grawitz di sebut juga nefrokaarsinoma,
hipernefroma, atau adenokarsinoma ginjal, tumor grawitz merupakan tumor
ganas yang sebagian besar terjadi pada pria dengan berbagai kalangan usia
termasuk menyerang bayi dan anak-anak umumnya, tumor ini menyerang
salah satu ginjal, tetapi dapat juga terjadi pada kedua ginjal. Tumor grawitz
mudah menyebar ke organ tubuh lainnya, seperti paru-paru, hati dan tulang.
Tumor buli-buli merupakan 2% dari seluruh keganasan dan merupakan
keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenital setelah karsinoma prostat.
Tumor ini dua kali lebih sering menyerang pria daripada wanita dan angka
kejadiannya meningkat pada daerah industri.
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan juga bagi kami
sebagai penyusun makalah. Kami juga mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini.

KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 27

DAFTAR PUSTAKA
Suddarth & Bruner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.EGC : Jakarta
Irianto Ko. 2014. Anatomi dan Fisiologi edisi revisi. Alfabeta : Bandung
Nuraif Huda Amin & Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid . MediAction
Publishing : Jogjakarta
https://id.scribd.com/doc/91704308/Lp-Tumor-Buli-buli (diakses tanggal 14 april
2016_pukul 10.15 wita)
https://id.scribd.com/doc/168283054/Referat-Tumor-Ginjal (diakses tanggal 14 april
2016_pukul 11.20 wita)
-

KMB II NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN | 28

Anda mungkin juga menyukai