ArcGIS 10.0 Disusun Oleh: KELTI NILAI HUTAN DAN JASA LINGKUNGAN PUSLITBANG KONSERVASI DAN REHABILITASI BALITBANG KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN Disampaikan Pada Acara Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM di Bidang Pemanfaatan Jasa Lingkungan Karbon Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung (PJLKKHL) Direktorat Jenderal PHKA Kementerian Kehutanan
I.
PENDAHULUAN
Dalam rangka mengatasi dampak perubahan iklim, REDD+
dipandang sebagai suatu mekanisme kebijakan yang berpotensi besar untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, konservasi, pengelolaan hutan lestari, dan peningkatan stok karbon hutan. Salah satu komponen penting untuk pelaksanaan REDD+ adalah penerapan sistem MRV (pengukuran, pelaporan dan verifikasi) yang transparan, komparabel, koheren, lengkap dan akurat. Informasi yang akurat mengenai karbon hutan yang tersimpan dalam biomassa sangat diperlukan untuk menggambarkan kondisi ekosistem hutan dalam rangka pengelolaan sumberdaya hutan yang berkelanjutan, memahami dinamika karbon dalam ekosistem hutan, dan menduga dampak yang terjadi dalam ekosistem akibat deforestasi, perubahan penggunaan lahan dan perubahan iklim (Eamus et al., 2000; Comley dan McGuiness, 2005; Soares dan Schaeffer-Novelli, 2005). Informasi ini juga sangat penting sebagai komponen dasar dalam sistem perhitungan (accounting) dan pemantauan (monitoring) karbon
nasional (Eamus et al., 2000; Snowdon et al., 2000; Keith et al.,
2000) yang merupakan input utama untuk mengembangkan strategi penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), terutama karbon dioksida (CO2) dari sektor lahan. Stok karbon yang tersimpan dalam biomassa hutan dan perubahannya (baik karbon yang hilang akibat deforestasi dan degradasi hutan, atau terjadinya akumulasi penambahan karbon dari pertumbuhan, regenerasi hutan alam maupun dari kegiatan aforestasi dan reforestasi) perlu diukur dan dipantau karena perubahan stok karbon akan berpengaruh terhadap konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Stok karbon dan perubahannya relatif sulit untuk diukur, dan dugaan nilainya mungkin masih tergantung pada tingkat ketidakpastian (uncertainty level) (Clark et al., 2001; Jenkins et al., 2003). Ketidakpastian ini dapat bersumber dari kesalahan dalam pengambilan contoh (sampling error), kesalahan dalam pengukuran (measurement error), dan kesalahan dalam pemilihan model regresi yang digunakan (regression model error) (MacDicken, 1997). Berbagai metode telah tersedia untuk melakukan pendugaan stok karbon. Masing-masing memiliki kekuatan, kelemahan, dan prakondisi yang berbeda. Pada modul ini penulis akan menyampaikan proses pendugaan stok karbon hutan dengan menggunakan cara yang lebih sederhana dan praktis agar lebih mudah dimengerti. II.
PENYIAPAN PERANGKAT DAN DATA
Perangkat atau alat yang diperlukan dalam pendugaan stok
karbon hutan akan sangat bergantung pada metode yang digunakan. Beberapa perangkat yang diperlukan dalam kegiatan ini antara lain 1. Software GIS/SIG : ArcGIS 10.0 2. Software Penginderaan Jauh (Remote Sensing): ER-Mapper, ENVI, dll; ( jika diperlukan)
3. Software Microsoft Office: MS Word dan MS Excel
4. Hardware: Personal Computer dengan sepesifikasi yang dianjurkan. Sedangkan data yang diperlukan dalam kegiatan ini, antara lain: 1. 2. 3. 4.
Data dijital Peta Areal Kerja/Administrasi/Batas Kawasan
Data dijital Peta Penutupan Lahan Data dijital Citra Satelit Data plot di lapangan (hasil pengolahan ) III. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. PERSIAPAN DATA 1. Siapkan seluruh perangkat dan data yang diperlukan sebagaimana dijelaskan di atas. Ikuti langkah-langkah sebagai berikut: a. Buka software ArcGIS dengan cara click pada ArcMap 10
b. Tampilan dilayar monitor akan seperti gambar di bawah
ini.
c. Buka semua file data yang diperlukan dengan cara click
pada toolbar standard kemudian Add Data seperti gambar di bawah ini.
d. Pilih data citra Landsat; Peta Penutupan Lahan; dan Batas
Kawasan yang akan dikaji, sehingga tampilan pada layar monitor akan seperti gambar di bawah ini.
2. Lakukan Clip raster dengan cara click Arc Toolbox pilih
Data Management Tools lalu Raster pilih Raster Processing kemudian pilih Clip.
3. Hasil clip adalah seperti gambar di bawah ini.
4. Kemudian lakukan clip pada feature penutupan lahan
dengan cara click View kemudian Data Frame Properties kemudian pada tab Data Frame pilih Clip Options lalu Clip to Shape dan pada Specify Shape pilih shape file batas kawasan.
5. Hasil clip feature adalah sbb:
B. PENENTUAN PLOT CONTOH
Dalam kegiatan ini, penentuan plot contoh yang akan dijadikan sebagai training area dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu didasarkan pada analisis visual citra, kelas penutupan lahan dan nilai NDVI atau Normalized Difference
Vegetation Index yang merupakan metode standar yang
digunakan dalam membandingkan tingkat kehijauan vegetasi yang berasal dari citra satelit. Formula standar untuk menghitung nilai NDVI adalah sbb: NDVI = (NIR Red) / (NIR + Red) Nilai index NDVI ini mempunyai rentang dari -1.0 (minus 1) hingga 1.0 (positif 1). Nilai yang mewakili vegetasi berada pada rentang 0.1 hingga 0.7, diatas nilai ini menggambarkan tingkat kesehatan tutupan vegetasi. NDVI dapat digunakan untuk menghitung tingkat biomassa dan tingkat kehijauan (greenness) secara relatif pada berbagai skala, mulai dari skala plot hingga global. Saat ini analisis NDVI telah berada pada tingkat yang sangat advanced (sangat kompleks). Artinya hingga saat ini, kegiatan RS/GIS tidak hanya sekedar melihat nilai NDVI saja tetapi juga mencakup bagaimana perubahan NDVI terhadap kegiatan manusia di dalamnya. Perhitungan perbandingan sifat respon obyek terhadap pantulan sinar merah dan NIR dapat menghasilkan nilai dengan karakteristik khas yang dapat digunakan untuk memperkirakan kerapatan atau kondisi kanopi/kehijauan tanaman. Tanaman yang sehat berwarna hijau mempunyai nilai indeks vegetasi tinggi. Hal ini disebabkan oleh hubungan terbalik antara intensitas sinar yang dipantulkan vegetasi pada spektral sinar merah dan NIR. 1. Penentuan plot berdasarkan analisis visual citra a. Kembali pada software ArcMap 10
b. Buka file clip_img seperti gambar dibawah ini
c. Kemudian buka file shp penutupan lahan seperti gambar
dibawah ini
d. Tentukan letak plot berdasarkan analisis visual citra sesuai
dengan yang diinginkan. Dalam langkah ini, keteletian dan kecermatan kita sangat diperlukan dalam melakukan pemilihan plot-plot yang cukup representatif. Sebagai contoh, buka file sample seperti gambar dibawah ini.
e. Langkah selanjutnya, catat koordinat plot yang sudah
dibuat diatas untuk selanjutnya dilakukan pembuatan plot di lapangan dalam rangka pengumpulan data. f. Kemudian lakukan pengolahan data hasil lapangan secara tabular menggunakan MS Excel, hasil dari pengolahan tersebut akan dikombinasikan dengan hasil analisis citra untuk mengasilkan dugaan biomassa atau karbon di areal yang dikaji. 2. Penentuan plot contoh berdasarkan nilai NDVI. Adapun langkah-langkah membuat NDVI adalah sebagai berikut: a. Buka tab ArcCatalog kemudian pada folder Training_PHKA/Citra Landsat_12205 block clip_imgc2 dan clip_imgc3 ke dalam Table of Contents.
b. Buka tab Arc Toolbox kemudian Spatial Analyst Tool
kemudian Map Algebra lalu double click Raster Calculator. Lalu ketikkan formula ini : (("clip_imgc2"-"clip_imgc3")*1000)/ ("clip_imgc2" + "clip_imgc3"); untuk mendapatkan NDVI.
c. Hasil yang akan didapatkan berupa image seperti
gambar di bawah ini.
d. Kemudian click kanan NDVI_img kemudian properties
dan click tab symbiology kemudian click classified. Atus klas NDVI tersebut sehingga menghasilkan gambar seperti dibawah ini.
e. Kemudian lakukan penentuan plot berdasarkan hasil
NDVI tersebut seperti langkah diatas (butir 1.d.). 3. Penentuan plot contoh secara sistematis (systematic sampling). Bagian ini akan dijelaskan secara terpisah. C. PENDUGAAN BIOMASSA/KARBON 1. Siapkan data rekapitulasi biomassa/karbon yang sudah dikombinasi dalam file sample.shp. 2. Click tab Image Classification seperti gambar di bawah ini.