system
Achalasia
Dysphagia
Gastroesofageal reflux desease (GERD)
Chirrosis
Achalasia
Achalasia merupakan gangguan atau
kelainan yang jarang terjadi pada
kerongkongan, dimana otot esofagus
mengalami penyempitan dan kelemahan.
Otot kerongkongan tersebut berkontraksi
dan mengalami pengenduruan dalam
menggerakkan makanan menuju saluran
pencernaan.
Penyebab
Idiopatik
Sering terjadi pada usia >40 thn
Diperkirakan karena infeksi,
Faktor keturunan atau genetik,
sistim kekebalan tubuh yang menyebabkan
tubuh sendiri merusak esofagus (penyakit
autoimun)
GejalaAchalasia
kesulitan menelan dan terkadang juga
merasakan nyeri pada dada.
Sensasi makanan menyumbat dibawah
esofagus, spontan akan dimuntahkan
Nyeri dada dan ulu hati (pirosis)
kemungkinan krn aspirasi isi lambung
Pem diagnostik
X-ray: Penyempitan dipertemuan
gastroesofagus
Endoskopi: melihat area penyempitan
Manometri: mengukur tekanan esofagus
Penatalaksanaan
Makan minum pelan
Penyekat saluran kalsium dan nitrat utk
menurunkan tekanan esofagus dan
memperbaiki menelan, bila tak adekuat
harus operasi esofagotomi utk memisahkan
serat otot
Konservatif: meregangkan area esofagus yg
menyempit
Diagnosa kep.
Perubahan nutrisi kurang dr kebutuhan tbh
bd kesulitan menelan
Nyeri bd kesulitan menelan, mencerna,
episode refluks lambung yg sering
Kurang pengetahuan ttg ggn esofagus, studi
diagnostik, penatalaksanaan medis,
intervensi bedah, rehabilitasi.
Intervensi
Dorong masukan nutrisi adekuat: makan perlahan,
kunyah makanan seksama sampai lewat ke
lambung, makan sedikit & sering, hindari
tembakau & alkohol, kaji BB/hr
Kurangi nyeri: makan sedikit & sering, hindari
makan pedas & panas krn merangsang esofagus &
meningkatkan sekresi HCl. Hindari meregangkan
area torakal, tetap duduk sampai 4 jam stlh makan,
jgn makan sebelum waktunya.
Penkes
Pembedahan: persiapan fisik & mental
Konservatif: makan realistis, obat teratur,
disiplin, patuhi nasehat ahli, siapkan
makanan khusus
Post op: dukungan nutrisi, penanganan
nyeri, fungsi pernafasan, perawatan selang
NGT
Evaluasi
Mencapai nutrisi adekuat
Bebas nyeri/ mampu mengontrol nyeri
Meningkatkan pengetahuan ttg kondisi
esofagus, pengobatan, prognosis
Dyspagia
GEJALAKLINIS
disfagia mekanik, sulit menelan terjadi pada
makanan-makanan yang padat, makanan
tersebut kadang perlu dibantu dengan air untuk
menelan, bila keadaan ini terjadi semakin
parah, perlu dicurigai adanya keganasan atau
kanker.
PENATALAKSANAAN
Terapi terapi langsung pada penyebab disfagia itu
sendiri, spt obat pada gangguan disfagia akibat radang
pada esophagus.
Pada gangguan menelan akibat massa yang menekan
digunakan terapi bedah.
Konservatif: sedeatif dan nitrat utk menghilangkan
nyeri
Diet lunak
Bedah esofagomiomotomi bila nyeri tak tertoleransi
Makan sedikit dan cair
Dilatasi dgn alat karet dilator karet
PATOGENESIS/ETIOLOGI
Proses menelan merupakan suatu sistem yang
kompleks, faktor yang membantu proses
menelan :
Ukuran makanan yang ditelan
Diameter rongga esofagus
Kontraksi peristaltic esofagus
Fungsi sphincter esophagus
Kerja otot-otot rongga mulut dan lidah
Cerebrovascular Stroke,
Multiple Sclerosis
Myasthenia Gravis
Parkinson's disease & Parkinsonisme sindrom,
Amyotrophic Lateral Sclerosis,
Bell's Palsy
Yg berhubungan dgn bengkak Palsy & Pseudobulbar palsy,
Xerostomia,
Radiasi,
Keterpaparan leher,
Neurotoksin (misalnya bisa ular),
Esofagitis eosinophilic
faringitis, dll.
Symptoms
Gejala yang muncul
Acid regurgitation (retasting food after eating)
Difficulty or pain when swallowing/ osinofagia
Sudden excess of saliva
Chronic sore throat
Laryngitis or hoarseness
Inflammation of the gums
Cavities
Bad breath
Hipersaliva
Regurgitasi
Esofagitis
Chest pain (seek immediate medical help)
Diagnostictest
X-ray of the upper digestive system
Endoscopy (examines the inside of the
esophagus)
Ambulatory acid (pH) test (monitors the
amount of acid in the esophagus)
Esophageal impedance test (measures the
movement of substances in the esophagus)
Treatment&Management
Jika mempunyai sakit asma maka menejemen GERD akan
menolong utk mengontrol asma
Studi menunjukkan penderita GERD berkurang gejala asmanya
setelah terapi GERD
Modifikasi gaya hidup:
Elevate the head of the bed 6-8 inches
Lose weight
Stop smoking
Decrease alcohol intake
Limit meal size and avoid heavy evening meals
Do not lie down within two to three hours of eating
Decrease caffeine intake
Avoid theophylline (if possible)
Obat-obatan
Antasida
Penyekat reseptor histamin, penghambat
pompa asam
Agen prokinetik utk mpercepat
pengosongan lambung: domperidol,
betanekol, metoklopromid, propulsid
Fundoplikasi: membungkus fundus
lambung mengitari sfinter esofagus
Sirosis hepatis
Disebut juga Keganasan pada hati karena
pembentukan parut dalam hati
Ada tiga tipe sirosis yaitu:
1. sirosis portal laennec (alkoholik,
nutrisional) dimana jaringan parut secara
khas mengelilingi daerah portal. Sirosis ini
paling sering disebabkan alkoholisme
kronis & merupakan tipe sirosis paling
sering dinegara barat
2. Sirosis pascanekrotik
Terdapat pita jaringan parut yg lebar sebagai akibat lanjut
hepatuitis virus akut yg terjadi sebelumnya
3. sirosis bilier: dimana pembentukan jaringan parut terjadi
dalam hati di sekitar saluran empedu. Tipe ini biasanyan
terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis & infeksi
(kolangitis): insidennya lebih rendah daripada insidens
sirosis Laennec & poscanekrotik
Liver normal
Patofisiologi
Faktor penyebab utama : konsumsi alkohol
yg menimbulkan perlemakan hati,
defesiensi gizi dgn penurunan asupan
protein menimbulkan kerusakan hati pd
serosis, pajanan zat kimia tertentu (karbon
tetraklorida, naftalen, terklorinasi, arsen,
fosfor), infeksi skistosomiasis.
Penderita lelaki> perempuan
Mayoritas usia 40-60 thn
Sirosis laennec
Ditandai episode nekrosis yg melibatkan selsel hati & kadang berulang yg melibatkan selsel hati & kadang berulang sepanjang
perjalanan penyakit tsb. Sel hati yg
dihancurkan berangsur digantikan jaringan
parut, akhirnya jaringan parut melampaui
jumlah jaringan hati yg msh berfungsi
Pulau2 jaringan normal yg tersisa & jaringan
hati hasil regenerasi menonjol dr bagian yg
berkontriksi shg hati yg sirotik
memperlihatkan gambaran mirip paku sol
sepatu berkepala besar.
Manifestasi klinik
Hepatomegali: awalnya hati cenderung
membesar, sel-sel dipenuhi lemak, mjd
keras dgn tepi tajam yg terasa dgn palpasi.
Nyeri abdomen tjd krn pbesaran hati baru
saja tjd shg timbul regangan selubung
fibrosa hati. Tahab berikut ukuran hati
berkurang stlh jaringan parut menyebabkan
pengerutan jaringan hati. Saat palpasi terasa
benjol2/ nodular
Evaluasi diagnostik
Derajat penyakit hati & bentuk pengobatannya ditentukan
stlh menguji hsl pemeriksaan laboratorium.
Pada disfungsi parenkimal hati yg berat, kdr albumin
serum cenderung menurun sementara kadar globulin serum
meningkat. Kerusakan enzim hati : AST, SGOT, SGPT
meningkat & kadar kolinesterase menurun.
Pemeriksaan bilirubin utk mengukur ekskresi empedu,
retensi empedu
Laparoskopi
USG mengukur beda jaringan parut dgn sel parenkim hati
MRI memberi informasi besar hati & aliran darah hepatik
& obstruksi aliran
Analisa gas darah: ggn keseimbangan ventilasi-perfusi &
hipoksia
Penatalaksanaan
Antasid mengurangi distres lambung &
menimalisir perdarahan GIT
Vitamin & suplemen nutrisi meningkatkan
proses kesembuhan sel hati yg rusak &
mperbaiki status gizi
Diuretik: mptahankan kalium, mengurangi
asites,
Colchicine preparat anti inflamasi
mengobati gout
Proses keperawatan
Pengkajian
Pemakaian alkohol jangka lama, riwayat
kontak zat toksik, pajanan obat
hepatotoksik, anestesi umum.
Kaji status mental, orientasi W/T/O.
Periksa distensi abdomen,
meteorismus(kembung), perdarahan GIT,
memar, perubahan BB, kaji status nutrisi,
protein plasma, transferin, kreatinin.
Diagnosa kep.
Intoleransi aktifitas bd kelelahan, kemunduran keadaan
umum, atrofi otot, ggn rs nyaman
Perubahan status nutrisi bd gastritis kronis, penurunan
motilitis GIT & anoreksia
Ggn integrits kulit bd ggn status imunologi, edema &
nutrisi
Risiko cedera bd perubahan mekanisme pembekuan &
hipertensi portal
Masalah kolaborasi
Perdarahan & hemoragia
Ensefalopati hepatik
Intervensi kep
Istirahat: agar hati bs memperbaiki diri &
mningkatkan supli drh. Kaji BB/hr, ukur
input-output cairan, posisi semifowler bila
ada ascites, O2 utk mcegah obstruksi sel yg
rusak.
Cegah ggn pernafasan, sirkulasi & vaskuler,
pnemonia, tromboflebitis, dekubitus
Cegah perdarahan
Pdarahan tjd krn pnurunan produksi
protrombin & kmampuan hati mensintesis
zat pbekuan darah
Amati melena, pantau TTV, jauhkan benda
tajam, pelunak feses.
Bila tjd hemoragi beri terapi komponen
darah & tindak bedah
Ensefalopati hepatik: krn penumpukan
amonia darah. Terapi laktulosa & antibiotik
Penkes
Stop alkoholik
Batasi natrium
Ubah ADL: kebiasaan tidur, perubahan
gaya hidup, diet, kontrol teratur.