Anda di halaman 1dari 16

TEORI INVESTASI

Kelas A
Nama Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.

Yonang Kurnia Gusti


Noer Muhammad H.
Stefani Yunita
Putri Dyant A
Pudjo Laksono

( 1312010118 )
( 1312010163 )
( 1312010167 )
( 1312010208 )
( 1312010210 )

Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jatim
Surabaya
2016

Page | i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan atas segala limpahan rahmat dan
karunia Allah SWT, karenaNya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, rasul penutup dan pemberi syafaat yang mulia. Makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan II, adapun judul
makalah ini adalah TEORI INVESTASI.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis

hadapi.

Namun

penulis

menyadari

bahwa

kelancaran

dalam

penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang
tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Surabaya, 23 Februari 2016

Page | ii

DAFTAR ISI
SAMPUL DEPANi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISI..................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang .. 1

B.

Tujuan . 2
BAB II PEMBAHASAN

A.

Bentuk Aset Yang Diinvestasikan .. 4

B.

Faktor-Faktor Penentu Investasi bagi Seorang Investor 4

C.

Rasio-rasio Keuangan . 5

D.

Tipe Investor Menurut Profil Resiko .. 5

E.

Jenis-Jenis Investasi .. 7

F.

Keunggulan dan Kekurangan Setiap Investasi ..10


BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan... 13

B.

Saran .... 13
DAFTAR PUSTAKA....14

Page | iii

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi diartikan
sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan
memproleh keuntungan.Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset
yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih
tinggi.
Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat
ini untuk konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang
merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan suatu
investasi yang dilakukan.
Menurut Sunariyah (2003:4): Investasi adalah penanaman modal untuk
satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Dewasa
ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk
meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan
oleh

pemerintah

sebab

kegiatan

investasi

akan

mendorong

pula

kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output


yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.
Menurut Husnan (1996:5) menyatakan

bahwa

proyek

investasi

merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik


proyek raksasa ataupun proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa
yang akan datang. Pada umumnya manfaat ini dalam bentuk nilai
uang.Sedang modal, bisa saja berbentuk bukan uang, misalnya tanah, mesin,
bangunan dan lain-lain. Namun baik sisi pengeluaran investasi ataupun
manfaat yang diperoleh, semua harus dikonversikan dalam nilai uang. Suatu
rencana investasi perlu dianalisis secara seksama.
Analisis rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitiantentang
dapat tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan
berhasil, atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis
tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut
dilaksanakan. Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar

Page | iv

dan akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu
dilakukan perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak terlanjur
menanamkan investasi pada proyek yang tidak menguntungkan.
Alasan melakukan investasi adalah sebagai berikut:
a. Produktivitas seseorang yang terus mengalami penurunan.
b. Tidak menentunya lingkungan perekonomian sehingga memungkinkan
suatu saat penghasilan jauh lebih kecil dari pengeluaran.
c. Kebutuhan-kebutuhan yang cenderung mengalami peningkatan.
Seseorang tentunya harus memikirkan masa depan dimana pada saat
kebutuhan hidup terus meningkat, kebutuhan yang dimaksud dapat berupa
pendidikan, sarana transportasi, kesehatan, tempat tinggal, kebutuhan untuk
rekreasi, ibadah, hingga kebutuhan untuk masa tidak produktif. Dengan berlatar
belakang

hal

tersebut

maka

seseorang

menyisihkan

sebagian

dari

pendapatannya di masa produktif dan meng-investasikannya untuk masa


dimana sudah kurang produktif.
Ada banyak pilihan dalam berinvestasi, diantaranya yaitu membuka
deposito, menabung, membeli tanah dan bangunan, obligasi, membeli emas,
saham, dan lain-lain.
B.

Tujuan
Pada umumnya, investor memiliki beberapa faktor pertimbangan ketika
mencari tempat yang tepat untuk menginfestasikan dananya. Faktor keamanan,
tingkat keuntungan, dan apresiasi modal, adalah beberapa faktor yang
mempengaruhi keputusan berinvestasi dan juga pertimbangan usia, kondisi
hidup, dan tingkat kesejahteraan. Janda berusia 75 tahun yang sudah
menjalani masa pensiunnya lebih tertarik memilih investasi yang lebih terjaga
nilai investasinya dibanding eksekutif pemuda yang berusia 30 tahun. Karena
janda ini membutuhkan pendapatan dari investasinya untuk bias survive, dia
tidak mau mengambil resiko kehilangan dananya.
Di sisi lain, eksekutif muda memiliki waktu yang lebih panjang.
Pendapatan investasinya saat ini barangkali belum cukup untuk memenuhi
kebutuhannya, dan dia dapat mencari strategiinvestasi yang lebih agresif.

Page | v

Posisi keuangan juga ikut mempengaruhi tujuan berinvestasi. Seorang


milyader tentu memiliki tujuan yang berbeda dibanding pasangan yang baru
saja menikah. Sebagai contoh, seorang milyader mungkin tidak masalah untuk
menyetorkan modal 100 milyar dalam investasinya di properti. Baginya,
keuntungan dalam jumlah sekian ribu bukanlah hal yang besar bagi
pendapatannya.
Sementara itu, pasangan suami istri lebih berkonsentrasi dalam
menabung untuk mengangsur rumahnya dan lebih menghindari resiko
kehilangan

dananya

dalam investasi yang

beresiko

tinggi.Terlepas

dari

besarnya potensi pengembalian modal, investasi yang sifatnya spekulasi belum


menjadi pilihan yang tepat bagi pasangan ini.
Singkatnya, semakin pendek usia anda, semakin konservatif dalam
memilih investasi. Tentukan dengan bijak media investasi apa yang tepat untuk
anda. Sebagai contoh, jika anda masih berusia 20 tahun dan berinvestasi untuk
tujuan agar supaya bisa lebih cepat pension dini, anda masih memiliki waktu
yang cukup panjang untuk bangkit lagi jika anda mengalami kerugian yang
mungkin terjadi seiring berjalannya investasi anda.
Sebaliknya, jika anda memulai investasi di usia tua, alangkah lebih
bijaksana jika anda memilih investasi yang lebih konservatif dengan tingkat
resiko kehilangan dana yang lebih kecil dibanding mereka yang jauh lebih
muda. Anda tidak ingin membiarkan dana anda dalam volatilitas yang tinggi,
dan anda tidak ingin kehilangan dana anda di pasar modal dengan tingkat
resiko yang lebih besar.

Page | vi

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Bentuk Aset Yang Diinvestasikan


Secara umum bentuk aset yang di Investasikan terbagi menjadi dua jenis
yaitu:
1. Riil Investment yaitu menginvestasikan sejumlah dan tertentu pada aset
berwujud, seperti halnya tanah, emas, bangunan, emas, dan lain-lain.
2. Financial Investment yaitu menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada
aset finansial, seperti halnya deposito, saham, obligasi, dan lain-lain.
Dalam hal ini surat berharga yang diperdagangkan atau yang sering
disebut dengan efek adalah berupa saham. Menurut Undang-Undang No.8
Tahun 1995 tentang pasar modal, definisi dari bursa efek adalah pihak yang
menyelenggarakan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantaranya. Di Indonesia, perdagangan saham
dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Tidak semua perusahaan dapat langsung
mengeluarkan suatu efek (saham), oleh sebab itu perusahaan yang ingin
menerbitkan efek harus memenuhi kriteria ataupun peraturan-peraturan yang
ada sebelum menerbitkan suatu efek.

B.

Faktor-Faktor Penentu Investasi bagi Seorang Investor


Faktor-Faktor penentu investasi bagi seorang investor yang hendak
melakukan suatu investasi, harus melakukan suatu analisis terlebih dahulu
dalam menentukan keputusan investasinya. Untuk melakukan suatu analisis
investasi, setidaknya ada tiga faktor yang harus dianalisis, yaitu:
1. Analisis kondisi makroekonomi
2. Analisis pada jenis industry
3. Analisis fundamental suatu perusahaan
Tahap pertama yang dilakukan oleh seorang investor dalam berinvestasi
adalah melakukan analisis terhadap variabel-variabel makro, tahap analisis ini
dilakukan untuk menganalisis kondisi perekonomian suatu negara secara
makro dalam proses suatu investasi. Variabel-variabel ekonomi makro yang
dianalisis diantaranya adalah tingkat inflasi, transaksi berjalan, kurs/exchange

Page | vii

rate (nilai tukar suatu mata uang negara terhadap mata uang negara lain), suku
bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan lain-lain.
Pada tahap kedua, dilakukan analisis pada berbagai jenis industri.Pada
tahapan ini, kita memilih jenis industri yang paling memberikan prospek
keuntungan jika dilakukan invstasi. Sektor mana yang akan dijadikan suatu
investasi dapat dilihat dari pergerakan dalam indeks sektoral industri pada
suatu pasar modal. Sektor yang mempunyai indeks yang bagus untuk investasi
jangka panjang tentunya akan dipilih.
Pada tahap analisis ketiga, dilakukan analisis fundamental pada
perusahaan, dengan menggunakan rasio-rasio keuangan suatu perusahaan.
C.

Rasio-rasio Keuangan
Dalam rasio-rasio keuangan, terbagi lagi menjadi lima rasio, yaitu :
1. Rasio Likuiditas, menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.
2. Rasio Aktifitas, menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam
memanfaatkan aktifa yang dimiliki atau perputaran (turnover) aktifa-aktifa
suatu perusahaan.
3. Rasio Hutang, berfungsi untuk menunjukkan kemampun perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4. Rasio Profitabilitas, menunjukkan tingkat keberhasilan perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan.
5. Rasio Pasar, menggambarkan bagaimana pasar menghargai saham suatu
perusahaan.

D.

Tipe Investor Menurut Profil Resiko


Tipe-tipe investor menurut profil resiko dalam berinvestasi dapat
dideskripsikan berikut:
1. Defensive
Investor dengan tipe defensive, investor ini berusaha untuk mendapatkan
keuntungan dan menghindari resiko sekecil apapun dari investasi yang
dilakukan.Investor tipe ini tidak mempunyai keyakinan yang cukup dalam
hal spekulasi, dan lebih memilih untuk menunggu saat-saat yang tepat
dalam berinvestasi agar investasi yang dilakukan terbebas dari resiko.

Page | viii

2. Conservative
Investor dengan

tipe

conservative,

biasanya

berinvestasi

untuk

meningkatkan kualitas hidup keluarga dan dengan rentang waktu


investasi yang cukup panjang, misalnya, untuk pendidikan perguruan
tinggi anak atau biaya hidup di hari tua.Investor tipe ini memiliki
kecenderungan menanam investasi dengan keuntungan (yield) yang
layak saja dan tidak memiliki resiko besar, karena filosofi investasi
mereka untuk menghindari resiko. Walaupun investor conservative
sering berinvestasi, investor ini umumnya mengalokasikan sedikit waktu
untuk menganalisa dan mempelajari portofolio investasinya.
3. Balanced
Investor dengan

tipe

balanced,

merupakan

tipe

investor

yang

menginginkan resiko menengah. Investor tipe ini selalu mencari proporsi


yang seimbang antara resiko yang dimungkinkan terjadi dengan
pendapatan yang dapat diraih. Tipikal investor ini bahwa mereka akan
selalu berhati-hati dalam memilih jenis investasi, dan hanya investasi
yang proporsional antara resiko dan penghasilan yang bisa diperoleh
yang akan dipilih.
4. Moderately Aggressive
Moderately aggressive, merupakan tipe investor yang tenang atau tidak
ekstrim dalam menghadapi resiko. Investor ini cenderung memikirkan
kemungkinan terjadinya resiko dan kemungkinan bisa mendapatkan
keuntungan. Dalam hal ini, investor dengan tipe moderately aggressive
selalu tenang dalam mengambil keputusan investasi karena keputusan
yang ditetapkan sudah dipikirkan sebelumnya.
5. Aggressive Investor
Aggressive, atau biasa disebut 'pemain', adalah kebalikan dari investor
conservative. Mereka sangat teliti dalam menganalisa portofolio yang
dimiliki.
Semakin banyak angka-angka dan fakta yang bisa dianalisa adalah
semakin baik. Investor tipe ini umumnya berinvestasi dengan rentang waktu
relatif pendek karena mengharapkan adanya keuntungan yang besar dalam

Page | ix

waktu singkat. Walaupun tidak berharap untuk merugi, namun setiap investor
aggressive menyadari bahwa kerugian adalah bagian dari permainan.
E.

Jenis-Jenis Investasi
Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia
di pasaran antara lain:
a. Tabungan di bank
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku
bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk
tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita
inginkan.
b. Deposito di bank
Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya,
dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali
apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu
(tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat
bulan, tetapi ada juga yang harian).Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi
daripada suku bunga tabungan. Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang
tersebut tidak akan terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank.
c. Saham
Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut.Dengan
membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila
perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya
akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham juga
bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih
harganya disebut capital gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya
yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat
dari saham ada dua yaitu deviden dan capital gain.
d. Properti
Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau
rumah.
Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :

Page | x

1. Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang


sewa.
2. Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
e. Barang-barang koleksi
Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik,
dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang
koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain.
f. Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia
setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara
yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Inggris,
Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata
uang dari negara-negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing
tersebut, semakin tinggi pula harga emas.Selain itu harga emas biasanya juga
berbanding searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan
semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas
melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
g. Mata Uang Asing
Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi.
Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi
dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem
mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan
dan penawaran di pasaran.Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai
mata uang rupiah sangat fluktuatif.
h. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan
atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama
dengan deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga obligasi
biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti
saham kepemilikan obligasi dapat juga dijual kepada pihak lain baik dengan

Page | xi

harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada ketika membelinya.
Terdapat pengelompokkan jenis-jenis investasi, yaitu:
1. Deposito berjangka
Simpanan dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat suku bunga relatif
lebih tinggi dibandingkan jenis simpanan lainnya. Tersedia dalam jangka waktu
1,3, 6, 12, dan 24 bulan.
2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan bagian dari upaya BI untuk
meredam dan menstabilkan likuiditas yang ada di pasar.
3. Saham
Surat

bukti

pemilikan

bagian

modal

perseroan

terbatas

yang

memberikan berbagai hak menurut ketentuan anggaran dasar (shares, stock ).


4. Obligasi
Surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan bersuku
bunga tertentu, yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari
masyarakat, guna pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk
keperluan anggaran belanjanya (debenture bond).
5. Sekuritas Pasar Uang
Sekuritas pasar uang merupakan surat-surat berharga jangka pendek
yang diperjualbelikan di pasar uang.

6. Sertifikat HutangOobligasi
Merupakan bukti kepemilikan piutang kepada pihak lain. Sertifikat ini
dapat diperjualbelikan pada tingkat diskonto tertentu.Sertifikat hutang obligasi
ini merupakan bentuk investasi jangka panjang.
7. Tanah/bangunan
Investasi ini tergolong investasi dalam bentuk property, investasi ini
biasanya untuk jangka waktu panjang karena mengharapkan adanya kenaikan
dari nilai tanah/bangunan yang telah dibelinya.
8. Reksa dana

Page | xii

Wadah investasi yang berisi dana dari sejumlah investor dimana uang
didalamnya diinvestasikan ke dalam berbagai produk investasi oleh sebuah
Perusahaan Manajemen Investasi (Mutual Fund).
F.

Keunggulan dan Kekurangan Setiap Investasi


a. Produk Perbankan Tabungan
Digunakan untuk menyimpan dana nasabah. Dapat memberikan banyak
kemudahan, antara lain:
Likuiditas yang tinggi, dapat diambil kapan saja: counter bank dan ATM
Kemudahan bertransaksi: pengiriman uang, pembayaran (telepon, kartu
kredit, dan lain-lain), penukaran uang, dan lain-lain.
Dijamin pemerintah, sampai tahun 2006.
Kekurangan:
Suku bunga yang diberikan sangat rendah, di bawah tingkat inflasi.
Bunga kena pajak 20% untuk yang di atas Rp 7,5 juta.
b. Rekening koran (cheque/giro)
Dipergunakan secara luas oleh perusahaan dan perorangan, untuk
melakukan transaksi keuangan.
Kemudahan, antara lain:

Likuiditas tinggi, dapat diambil kapan saja: counter bank pencairan cek.
Kemudahan bertransaksi: pembayaran ke pihak lain tanpa menggunakan

uang tunai dan tanpa harus datang ke bank.


Dijamin oleh pemerintah.

Kekurangan:

Tidak ada bunga, hanya terdapat jasa giro yang sangat rendah
Bunga kena pajak 20%.

c. Deposito berjangka
Dipergunakan untuk menabung/menyimpan uang dalam jangka waktu
tertentu.

Page | xiii

Kemudahan, antara lain:

Suku bunga yang lebih tinggi, sekitar 6%.


Likuiditas tinggi, dapat diambil kapan saja, meskipun ada jangka waktu

tertentu.
Dapat dijaminkan: untuk mendapatkan hutang dari bank yang sama.
Dijamin oleh pemerintah, rate (%) x (# of Days/365) x Nominal x 0.80, 12% x
(31/365) x IDR 1,000,000 x 0.80.

Kekurangan:

Terkena penalti, bila diambil sebelum jatuh tempo


Bungakenapajak20%,diatasRp7,5juta.

Kesimpulan:
Dikarenakan sifatnya dan bunga yang diberikan dari suatu produk perbankan
berada di bawah rate inflasi, maka produk perbankan tidak sesuai untuk
dipakaisebagaialatinvestasi.
Kelebihan:

Akses yang cepat/likuiditas yang tinggi


Kemudahan bertransaksi
Jaminan pemerintah
Secara umum, bank idealnya digunakan sebagai tempat melakukan

transaksi.
Produk perbankan sangat ideal dipergunakan untuk penempatan dana darurat
(emergency fund).
d. Produk investasi Reksa Dana/Unit Trust
Keunggulan:

Diversifikasi
Pilihan investasi yang beragam
Transparansi
Peraturan yang ketat
Biaya yang rendah (subs, redeem, management fee)
Keuntungan pajak (untuk di Indonesia saat ini)
Minimum investasi yang rendah.

Page | xiv

BAB III
PENUTUP
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
bimbingan dan rahmatnya selama penulis menyusun makalah ini.Dengan
tersusunnya makalah ini, berarti telah terpenuhi sebagai tugas penulis dalam
rangka menambah nilai tugas Akuntansi Keuangan II.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum
sempurna dan masih banyak kekurangan.Namun berkat bimbingan dan
pengarahan Bapak dosen serta beberapa pihak maka penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.Untuk ini pada kesempatan ini tak lupa
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya bila dalam penyusunpenulisan
makalah ini masih belum sempurna.Dan akhirnya penulis berharap semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
A.

Kesimpulan

Page | xv

Dari berbagai uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan diatas


maka dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan mata kuliah
Akuntansi Keuangan II, para pembaca mampu mengerti apa yang dimaksud
dengan Investasi atau Laba ditahan sehingga dapat menambah wawasan
para pembaca.
B.

Saran
Sebagai penulis makalah ini sangat mengharapkan atas segala saransaran dan kritikan bagi para pembaca yang kami hormati guna untuk
membangun pula masa yang akan datang untuk menjadi lebih baik saat
penulisan makalah ini yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas makalah
yang kami kerjakan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Kertonegoro. Sentanoe, Analisa dan Manajemen Investasi, Widya Press
Jakarta, 1995
Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah, Erlangga, 2010
http://www.google.co.id/

Page | xvi

Anda mungkin juga menyukai